Analisis Korelasi adalah sekumpulan teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel.
Fungsi utama analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara
dua variabel. Salah satu ukuran yang menyatakan keeratan hubungan adalah koefisien
korelasi. Koefisien korelasi ini bernilai -1 sampai dengan +1. Kita dapat menggunakan
ukuran ini pada data berskala selang dan rasio.
Sebuah langkah awal yang sangat bermanfaat dalam melihat hubungan antara dua variabel
adalah menampilkan informasi data ke dalam bentuk diagram pencar. Diagram pencar
adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua variabel yang diamati.
Koefisien korelasi pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson pada tahun 1900.
Dilambangkan dengan , koefisien korelasi sering juga disebut dengan r Pearson atau
koefisien korelasi produk-momen Pearson.
Jika secara mutlak tidak ada hubungan antara dua gugus variabel, r Pearson sama dengan
nol. Jika koefisien korelasi = -1 atau r = +1 menunjukkan korelasi sempurna.
Rumus
di mana :
Contoh 1 : Akan diuji apakah ada hubungan variabel tingkat partisipasi jemaat dalam
pengambilan keputusan (X) dan tingkat pertumbuhan gereja (Y).
Data yang diperoleh adalah skor-skor dari kedua variabel sebagai berikut:
SKOR
SAMPEL
X Y
Gereja A 9 3
Gereja B 7 6
Gereja C 3 7
Gereja D 9 9
Gereja E 6 5
Gereja F 3 3
Gereja G 5 6
Gereja H 4 5
Koefisien Determinasi ( r2) dari contoh tersebut di atas r2 = (0,205)2 = 0,0420 artinya : hanya
4, 20 % keragaman dari tingkat pertumbuhan jemaat ditentukan oleh keragaman tingkat
partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan.
Hasil Perhitungan pada contoh di atas memperlihatkan adanya hubungan linier antara
tingkat partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan dengan tingkat pertumbuhan
jemaat untuk sebuah sampel berukuan 8.
4. Aturan/kriteria penolakan/penerimaan:
H0 : ρ = 0 JIKA thitung > tα/2, ATAU thitung < -t α/2 , MAKA H0 ditolak
Ha : ρ # 0 JIKA - t α/2 thitung tα/2, MAKA H0 diterima
karena t hitung = 0,5133 < 2,447 maka terima H 0 .Tidak terdapat korelasi linier antara
tingkat partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan dengan tingkat pertumbuhan
jemaat.
Data yang akan di Analisis menggunakan data pada contoh 1 di atas yaitu :
Klik menu Tool, Data Analysis, maka muncul menu berikut ini:
Pada Input Range klik lalu sorot semua nilai variabel X dan Y sekaligus, pilih
Columns , pada output options pilih New Worksheet Ply , sbb:
Maka koefisien korelasi r = 0, 20535. (dengan excell ini sama dengan perhitungan
secara manual)
Data yang diperoleh adalah skor-skor dari kedua variabel X dan Y adalah sebagai berikut:
Ujilah tingkat signifikansi Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan
α 0,05 (5%).
r tabel N=30-2 = 0,306. dan t tabel = 2,048