Anda di halaman 1dari 6

KORELASI SEDERHANA

A. ANALISIS KORELASI SEDERHANA

Analisis Korelasi adalah sekumpulan teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
keeratan hubungan (korelasi) antara dua variabel.
Fungsi utama analisis korelasi adalah untuk menentukan seberapa erat hubungan antara
dua variabel. Salah satu ukuran yang menyatakan keeratan hubungan adalah koefisien
korelasi. Koefisien korelasi ini bernilai -1 sampai dengan +1. Kita dapat menggunakan
ukuran ini pada data berskala selang dan rasio.

Sebuah langkah awal yang sangat bermanfaat dalam melihat hubungan antara dua variabel
adalah menampilkan informasi data ke dalam bentuk diagram pencar. Diagram pencar
adalah suatu diagram yang menggambarkan hubungan antara dua variabel yang diamati.

Koefisien korelasi pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson pada tahun 1900.
Dilambangkan dengan , koefisien korelasi sering juga disebut dengan r Pearson atau
koefisien korelasi produk-momen Pearson.

Jika secara mutlak tidak ada hubungan antara dua gugus variabel, r Pearson sama dengan
nol. Jika koefisien korelasi = -1 atau r = +1 menunjukkan korelasi sempurna.

Rumus

di mana :

= banyaknya pasangan pengamatan


= jumlah pengamatan variabel X
= jumlah pengamatan variabel Y
= jumlah kuadrat pengamatan variabel X
= kuadrat jumlahan pengamatan variabel X
= jumlah pengamatan variabel Y
= kuadrat jumlahan pengamatan variabel Y
= jumlah hasil kali variabel X dan Y
Atau menggunakan rumus :

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 66


di mana :

Contoh 1 : Akan diuji apakah ada hubungan variabel tingkat partisipasi jemaat dalam
pengambilan keputusan (X) dan tingkat pertumbuhan gereja (Y).
Data yang diperoleh adalah skor-skor dari kedua variabel sebagai berikut:

SKOR
SAMPEL
X Y
Gereja A 9 3
Gereja B 7 6
Gereja C 3 7
Gereja D 9 9
Gereja E 6 5
Gereja F 3 3
Gereja G 5 6
Gereja H 4 5

Penyelesaiannya dengan menggunakan rumus dapat dilihat pada lembaran


outputMS.Excel…

Koefisien Determinasi ( r2) dari contoh tersebut di atas r2 = (0,205)2 = 0,0420 artinya : hanya
4, 20 % keragaman dari tingkat pertumbuhan jemaat ditentukan oleh keragaman tingkat
partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan.

B. UJI HIPOTESIS UNTUK r

Hasil Perhitungan pada contoh di atas memperlihatkan adanya hubungan linier antara
tingkat partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan dengan tingkat pertumbuhan
jemaat untuk sebuah sampel berukuan 8.

 Apakah ini tejadi secara kebetulan ?


 Apakah hal yang sama terjadi di dalam populasi ?
Langkah-langkah uji Hipotesis

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 67


1. Rumuskan Hipotesis
H0 : ρ =0 (Korelasi dalam populasi = 0, tidak terdapat hubungan linier dalam populasi)
Ha : ρ 0 (Korelasi dalam populasi tidak 0, terdapat hubungan linier dalam populasi))

2. Tentukan nilai α = taraf nyata (significant level) = probabilitas untuk melakukan


kesalahan (1%, 5 %, 10 %). Untuk contoh ini ditentukan taraf nyata = 5 %

3. Hitung t hitung sebagai kriteria pengujian

Dengan derajat kebebasan n-2

4. Aturan/kriteria penolakan/penerimaan:

H0 : ρ = 0 JIKA thitung > tα/2, ATAU thitung < -t α/2 , MAKA H0 ditolak
Ha : ρ # 0 JIKA - t α/2 thitung tα/2, MAKA H0 diterima

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi contoh di atas maka :

tα/2, n-2 =0,025 , 6 = 2,447

karena t hitung = 0,5133 < 2,447 maka terima H 0 .Tidak terdapat korelasi linier antara
tingkat partisipasi jemaat dalam pengambilan keputusan dengan tingkat pertumbuhan
jemaat.

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 68


C. Analisis Korelasi Sederhana dengan menggunakan MS.Excel

 Data yang akan di Analisis menggunakan data pada contoh 1 di atas yaitu :

 Klik menu ” Tool”, ”Data Analysis”, maka muncul menu berikut ini:

 Kemudian pilih ”Correlation”, akan muncul menu ini:

 Pada ”Input Range” klik lalu sorot semua nilai variabel X dan Y sekaligus, pilih
”Columns” , pada output options pilih ” New Worksheet Ply , sbb:

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 69


 Lalu klik OK, diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

 Maka koefisien korelasi r = 0, 20535. (dengan excell ini sama dengan perhitungan
secara manual)

SOAL UNTUK UTS: (Soal individual)


Data dibawah ini adalah nilai-nilai variabel Kepemimpinan Kepala sekolah (X) dan variabel
Kinerja Guru (Y).
Ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Kepemimpinan Kepala sekolah (X) dengan Kinerja Guru (Y) dengan menggunakan:
a. Rumus secara manual. (pilih rumus panjang atau rumus pendek)
b. Dengan menggunakan Ms.Excel atau dengan program SPSS

Data yang diperoleh adalah skor-skor dari kedua variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

SAMPEL/ RESPONDEN Kepemimpinan Kinerja


1 75 78
2 80 85
3 76 80
4 75 80
5 60 70
6 80 85
7 60 70
8 70 74
9 69 72
10 77 80

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 70


11 62 65
12 68 70
13 82 80
14 73 75
15 84 85
16 78 82
17 80 79
18 75 79
19 60 65
20 66 70
21 78 80
22 83 85
23 77 79
24 80 82
25 76 75
26 58 62
27 70 75
28 63 68
29 76 75
30 70 74

Ujilah tingkat signifikansi Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru dengan
α 0,05 (5%).
r tabel N=30-2 = 0,306. dan t tabel = 2,048

Modul Statistika IAKNN Tarutung; Dr.Marudut Situmorang, M.Pd 71

Anda mungkin juga menyukai