Anda di halaman 1dari 12

1.

Jelakan keunggulan sampel pelepah lontar sebagai

karbon aktif beserta ayat yang menjelaskan tentang

ayat tersebut!

Pohon lontar yang memiliki nama latin Borassus

flabellifer adalah sejenis palma yang tumbu di Asia

Tenggara dan Asia Selatan. Pohon siwalan (Borassus

flabellifer) memiliki beberapa ciri khas, yaitu seperti

diameter batang sekitar 60 cm, setiap helai dauinnya

serupa kipas dengan diameter mencapai 150 cm, tangkai

daun mencapai panjang 100 cm, daging buah muda warna

putih kaca/transparan. Selama ini lontar dianggap

sebagai buah yang hanya dapat dikonsumsi sebagai

makanan. Masyarakat belum menyadari bahwa pelepah buah

lontar yang bertekstur kasar, berwarna coklat kehitaman

dan halus permukaanya dapat dimanfaatkan. Selama ini

pelepah buah lontar hanya menjadi limbah dan tidak

dimanfaatkan. Pelepah buah lontar tersusun atas

permukaan sedikit halus berwama coklat kehitaman

(Muamar, 2021: 15).

Keunggulan dari sampel pelepah lontar dalam

pembuatan karbon aktif adalah pelepah lontar mengandung

banyak unsur nitrogen (N). Nitrogen (N) ini membantu

dalam proses laju pembakaran. Nitrogen (N) berinteraksi

dengan oksigen (O) sehingga membentuk gas

karbondioksida (CO2) sebagai hasil dari laju pembakaran

setelah teroksidasi dengan oksigen (O). Proses


pembuatan karbon aktif dari pelepah lontar menggunakan

alat karbonisasi harus dilakukan dengan merata agar

karbon yang dihasilkan memiliki kualitas yang

tinggi (Purnomo dan Wilyanto, 2018: 7).

Ayat yang berkaitan dengan percobaan terdapat

dalam Qs. Yaasin/36: 80 yang berbunyi:

        


  

Terjemahnya:
Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang
hijau, Maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu
itu".
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt.

menghidupkan api dari kayu yang hijau. Hal ini

mengandung dalil atas keesaan Allah Swt. sekaligus

sebagai pelajaran bagi seluruh umat manusia di muka

bumi agar mereka dapat memanfaatkan segala sesuatu yang


telah Allah turunkan ke bumi seperti tumbuh-tumbuhan.

Kayu dapat dijadikan sebagai bahan bakar untuk

menyalakan api. Kandungan kayu atau biomassa dapat

mempengaruhi nyala api.

Ayat ini berkaitan dengan percobaan yaitu

pemanfaatan pelepah lontar menjadi karbon aktif untuk

dijadikan bahan bakar merupakan salah satu bentuk

implementasi dari ayat tersebut. Pelepah daun lontar

merupakan salah satu biomassa yang seharusnya

dimanfaatkan oleh manusia. hal ini bertujuan agar


sampah dari pelepah lontar tidak menumpuk dan sekaligus

pengalihan sumber energi bahan bakar minyak ke sumber

energi terbarukan yang diharapkan dapat mengurangi

tingkat ketergantungan kepada minyak bumi yang semakin

menipis.

2. Jelaskan apa itu metode karbonisasi dan carilah

jurnal pada suhu berapa menjadi suhu optimum untuk

pelepah lontar?

Proses karbonisasi adalah proses mengubah bahan

baku asal menjadi karbon bewarna hitam melalui

pembakaran dalam ruang tertutup dengan udara terbatas

atau seminimal mungkin. Proses karbonisasi atau

pengarangan dilakukan dengan memasukkan bahan organik

kedalam lubang atau ruangan yang dindingnya tertutup

seperti didalam tanah atau tangki yang terbuat dari

plat baja dan nyala api dikontrol. Tujuan pengendalian


tersebut agar bahan yang dibakar tidak menjadi abu,

tetapi menjadi arang yang masih terdapat energi

didalamnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

bakar. Bahan tersbut masih terdapat sisa energi yang

dimanfaatkan untuk keperluan, seperti memasak,

memanggang, dan mengeringkan. Bahan organik yang sudah

menjadi arang akan mengeluarkan sedikit asap daripada

dibakar menjadi abu (Ridhuan dan Joko, 2016: 52).

Waktu dalam proses karbonisasi ditentukan oleh

jumlah atau volume bahan organik, ukuran parsial bahan,


kerapatan bahan, tingkat kekeringan bahan, jumlah

oksigen yang masuk dan asap yang keluar dari ruang

pembakaran. Proses pembakaran dikatakan sempurna jika

seluruh energi di dalam bahan organik dibebaskan. Namun

dalam pengarangan energi pada bahan akan dibebaskan

secara perlahan. Apabila proses pembakaran dihentikan

secara tiba - tiba ketika bahan masih membara, bahan

tersebut akan menjadi arang yang berwarna kehitaman.

Pada bahan masih terdapat sisa energi yang dapat

dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti memasak,

memanggang dan mengeringkan. Bahan organik yang sudah

menjadi arang tersebut akan mengeluarkan sedikit asap

dibandingkan dibakar langsung menjadi abu (Muamar,

2021: 26).

Prinsip proses karbonisasi adalah pembakaran

biomassa tanpa adanya kehadiran oksigen sehingga yang

terlepas hanya bagian volatile matter sedangkan

karbonnya tetap tinggal di dalamnya. Temperatur

karbonisasi akan sangat berpengaruh terhadap arang yang

dihasilkan sehingga penentuan temperatur yang tepat

akan menentukan kualitas arang. Menurut Muamar (2021:

29), suhu pemanasan optimum karbon aktif pelepah

lontar berada pada kisaran suhu 300ºC-600ºC sedangkan

waktu karbonisasi optimum berada pada kisaran

1-1,5 jam (Muamar, 2021: 27).


3. Jelaskan apa saja syarat-syarat karbon aktif
secara lengkap!
Syarat karbon aktif diatur dalam SNI 06-3730-1995

diantaranya kadar air, kadar zat mudah menguap, kadar

abu, kadar karbon dan daya serap iodin. Syarat karbon

aktif adalah karbon aktif berbentuk serbuk yang

berkualitas baik dan memiliki kadar air maksimal

sebesar 15%, kadar zat mudah menguap maksimal 25%,

kadar abu maksimal 10% dan kadar karbon minimal 65%.

Karbon aktif juga harus memiliki daya serap terhadap I2

minimal sebesar 750 mg/g dan daya serap terhadap

metilen biru minimal sebesar 120 mg/g (Sahara, dkk.,

2017: 2).

4. Jelaskan metode aktivasi fisik!


Aktivasi fisik merupakan proses pemutusan rantai

karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap

dan karbondiksida (CO2). Metode aktivasi secara fisika

antara lain dengan menggunakan uap air, gas karbon

dioksida, oksigen, dan nitrogen. Gas-gas tersebut

berfungsi untuk mengembangkan struktur rongga yang ada

pada arang sehingga memperluas permukaannya,

menghilangkan konstituen yang mudah menguap dan

membuang produksi tar atau hidrokarbon-hidrokarbon

pengotor pada arang. Aktivasi fisika dapat mengubah

material yang telah dikarbonisasi dalam sebuah produk

yang memiliki luas permukaan yang luar biasa dan

struktur pori. Tujuan dari proses ini adalah


mempertinggi volume, memperluas diameter pori yang

terbentuk selama karbonisasi dan dapat menimbulkan

beberapa pori yang baru. Fluidized bed reactor dapat

digunakan untuk proses aktivasi fisika. Tipe reaktor

ini telah digunakan untuk pembuatan karbon aktif dari

batu (Muamar, 2021: 8).

Penggunaan gas nitrogen selama proses aktivasi

fisik karena nitrogen merupakan gas yang inert

sehingga pembakaran karbon menjadi abu dan oksidasi

oleh pamanasan lebih lanjut dapat dikurangi, selain

itu dengan aktivasi gas akan mengembangkan struktur

rongga yang ada pada arang sehingga memperluas

permukaannya. Kenaikan temperatur aktivasi pada

kisaran 450°C -700°C dapat meningkatkan luas permukaan

karbon aktif (Purnomo dan Wilyanto, 2018: 6).

Menurut Soolany (2016: 78), berdasarkan proses

oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua

jenis antara lain sebagai berikut.

a. L-Karbon (L-AC)

Karbon aktif yang dibuat dengan oksidari pada suhu

300-400⁰C dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia

L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari

logam berat basa seperti Pb2+, Cn2+, Cd2+, karakter

permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi

dengan logan basa. Regenerasi dari L-AC dapat


dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl

yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion.

b. H-Karbon (H-AC)

Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan

pada suhu 800-1000⁰C kemudian didinginkan pada

atmosfer inersial. H–AC memiliki permukaan yang

bersifat basa sehingga tidak efektif didalam

mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air

tetapi sangat lebih efisien dalam mengadsorbsi kimia

organik, partikulat hidrolit dan senyawa kimia yang

mempunyai kelarutan yang rendah dalam air, akan tetapi

H-AC dapat dimodifikassi dengan menaikkan angka

asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan

tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi

kimia.

5. Jelaskan fungsi perlakuan dan penambahan bahan!

Pembuatan karbon dengan metode aktivasi fisik

dilakukan dengan mengeringkan sampel terlebih dahulu.

Pengeringan ini berfungsi untuk menghilangkan atau

meminimalisir kadar air dalam sampel. Setelah itu,


sampel dipotong-potong kecil agar muat dalam alat

karbonisasi serta sampel juga dapat terbakar secara

menyeluruh atau merata. Sampel dibakar dengan teknik

drum klin yang berfungsi agar pembakaran berlangsung

dengan jumlah udara yang sedikit (terbatas). Hal ini

karena ruang dalam drum klin kecil sehingga

memungkinkan udara yang masuk juga sedikit. Sampel

diayak menggunakan alat shieve shaker berfungsi untuk

memisahkan padatan dengan cairan dalam sampel. Setelah

diayak, sampel dipanaskan pada suhu 100ºC-105ºC selama

1 jam yang berfungsi untuk menghilangkan zat-zat yang

mudah menguap (volatile matter) yang terkandung pada

sampel karbon pelepah lontar (Sahara, dkk., 2017: 5).


LAMPIRAN REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai