Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Materi Persiapan Ujian MA1101 (iv) Gradien.

Kemiringan garis
Berikut ini adalah rangkuman terkait topik pendahuluan, 𝑦2 − 𝑦1
𝑚= .
limit, turunan, dan aplikasi turunan sebagai materi Ujian 𝑥2 − 𝑥1
Tengah Semester (UTS). Jangan membiasakan hanya
menghafalkan saja, melainkan cobalah memahaminya! Konsekuensinya, persamaan garis lurus.
a. Diketahui 𝑚 dan 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ):
1. Sifat Urutan. Misalkan 𝑥, 𝑦, 𝑧 ∈ ℝ. 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ).
a. Trikotomi : Terdapat tepat satu yang benar,
b. Diketahui 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan 𝑃(𝑥2 , 𝑦2 ):
𝑥 < 𝑦 atau 𝑥 = 𝑦 atau 𝑥 > 𝑦. 𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
= .
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
b. Transitif: 𝑥 < 𝑦 dan 𝑦 < 𝑧 ⟹ 𝑥 < 𝑧.

c. Penjumlahan: 𝑥 < 𝑦 ⟹ 𝑥 + 𝑧 < 𝑦 + 𝑧. 5. Hubungan Dua Garis. Misalkan 𝑘 dan 𝑙 garis yang
berturut-turut bergradien 𝑚𝑘 dan 𝑚𝑙 .
d. Perkalian: (i) 𝑘 sejajar 𝑙 ⇔ 𝑚1 = 𝑚2 ,
(i) 𝑧 positif, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 < 𝑦𝑧. (ii) 𝑘 tegak lurus 𝑙 ⇔ 𝑚1 . 𝑚2 = −1.
(ii) 𝑧 negatif, 𝑥 < 𝑦 ⇔ 𝑥𝑧 > 𝑦𝑧. Tipe garis khusus:
2. Notasi Selang. Ada tanda " = " pakai "[" atau "]". a. Garis vertikal/sejajar sumbu-𝑦: garis 𝑥 = 𝑘.
Jika tidak, gunakan simbol "(" atau ")". Contoh: b. Garis horizontal/sejajar sumbu-𝑥: garis 𝑦 = 𝑙.

(a) {𝑥: 𝑎 ≤ 𝑥 < 𝑏} dinotasikan [𝑎, 𝑏), 6. Transformasi Fungsi Dasar. Pandang fungsi
(b) {𝑥: 𝑥 ≥ 𝑎} dinotasikan [𝑎, ∞),
(c) {𝑥: 𝑥 < 𝑏} dinotasikan (−∞, 𝑏). 𝑦 = 𝑓(𝑥 + 𝑎) + 𝑐

(i) Translasi horizontal: 𝑎 > 0 (kiri), 𝑎 < 0 (kanan);


3. Nilai Mutlak. Definisikan
(ii) Translasi vertikal: 𝑐 > 0 (atas), 𝑐 < 0 (bawah).
𝑥, 𝑥≥0
|𝑥| = { 𝑦 = 𝑏𝑓(𝑑𝑥)
−𝑥, 𝑥<0
Beberapa sifat nilai mutlak: (iii) Vertikal: 𝑏 > 1 (stretch), 0 < 𝑏 < 1 (compress);
𝑎 |𝑎|
(i) |𝑎𝑏 | = |𝑎||𝑏|, konsekuensinya | | = . (iv) Horizontal: 𝑑 > 1 (stretch), 0 < 𝑑 < 1 (compress).
𝑏 |𝑏|
(ii) Pertidaksamaan segitiga: Konsep Kesimetrian Fungsi.
a. |𝑎 + 𝑏 | ≤ |𝑎| + |𝑏|,
b. |𝑎 − 𝑏 | ≥ ||𝑎| − |𝑏 ||. a. Simetri terhadap sumbu-𝑥 : (𝑥, 𝑦) dan (𝑥, −𝑦);
b. Simetri terhadap sumbu-𝑦 : (𝑥, 𝑦) dan (−𝑥, 𝑦);
(iii) |𝑎|2 = 𝑎2
c. Simetri terhadap titik asal : (𝑥, 𝑦) dan (−𝑥, −𝑦).
(iv) |𝑎| = √𝑎2
(v) |𝑎| < |𝑏 | ⇔ 𝑎2 < 𝑏 2 (termasuk untuk “>”)
7. Fungsi. Notasi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 merupakan pengaitan setiap
Masalah Pertidaksamaan Nilai Mutlak 𝑥 ∈ 𝐴 ke tepat satu 𝑓(𝑥) ∈ 𝐵. Himpunan 𝐴 disebut
(i) |𝑥| < 𝑎 ⇔ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎, daerah asal (domain) dan himpunan nilai 𝑓(𝑥)
(ii) |𝑥| > 𝑎 ⇔ 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎. disebut daerah hasil (range). Beberapa catatan:
(i) Domain beberapa fungsi khusus,
4. Koordinat Kartesian. Titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 absis dan
(a) 𝑔(𝑥) = √𝑓(𝑥) , 𝐷𝑔 = {𝑓(𝑥) ≥ 0},
𝑦 ordinat. Beberapa konsep di kartesian: 1
(b) ℎ(𝑥) = 𝑓(𝑥) , 𝐷ℎ = ℝ\{𝑓(𝑥) ≠ 0}.
(i) Jarak. 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) ke 𝑄(𝑥2 , 𝑦2) adalah

𝑑(𝑃, 𝑄) = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2 . (ii) Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap, tips 𝑥 𝑘 .
(a) Fungsi ganjil: 𝑓(−𝑥) = −𝑓(𝑥);
(ii) Titik Tengah garis yang menghubungkan titik (b) Fungsi genap: 𝑓(−𝑥) = 𝑓(𝑥).
𝑃(𝑥1 , 𝑦1) dengan 𝑄(𝑥2 , 𝑦2 ) adalah
1 1 8. Fungsi Bilangan Bulat Terbesar artinya,
( (𝑥1 + 𝑥2 ), (𝑦1 + 𝑦2 )). ⋮
2 2
−1, −1 ≤ 𝑥 < 0
(iii) Lingkaran. Pusat (𝑎, 𝑏) dan berjari-jari 𝑟 adalah ⟦𝑥⟧ = 0, 0≤𝑥<1
1, 1≤𝑥<2
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 . { ⋮

1
9. Operasi Fungsi. Misalkan 𝑓 dan 𝑔 fungsi. (vi) Identitas Jumlahan
(i) Penjumlahan: 𝑓 + 𝑔; 𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
a. sin 𝑥 + sin 𝑦 = 2 sin ( ) cos ( );
(ii) Pengurangan: 𝑓 − 𝑔; 2
𝑥+𝑦
2
𝑥−𝑦
(iii) Perkalian: 𝑓. 𝑔; b. cos 𝑥 + cos 𝑦 = 2 cos ( ) cos ( );
2 2
𝑓 𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
(iv) Pembagian: , 𝑔 ≠ 0. c. sin 𝑥 − sin 𝑦 = 2 cos ( ) sin ( );
𝑔 2 2
𝑥+𝑦 𝑥−𝑦
Domain fungsi bila berlaku operasi aljabar di atas d. cos 𝑥 − cos 𝑦 = −2 sin ( ) sin ( ).
2 2
adalah irisan dari daerah asal 𝑓 dan 𝑔.
(vii) Identitas Hasil Kali
10. Komposisi Fungsi. 𝑓 dan 𝑔 fungsi yang dapat
a. 2 sin 𝑥 sin 𝑦 = cos(𝑥 + 𝑦) − cos(𝑥 − 𝑦);
dikomposisikan (𝑓 ∘ 𝑔) jika 𝐷𝑓 ∩ 𝑅𝑔 ≠ ∅. Bagaimana
b. 2 cos 𝑥 cos 𝑦 = cos(𝑥 + 𝑦) + cos(𝑥 − 𝑦);
syarat untuk 𝑔 ∘ 𝑓? Domain 𝑓 ∘ 𝑔 adalah himpunan
c. 2 sin 𝑥 cos 𝑦 = sin(𝑥 + 𝑦) + sin(𝑥 − 𝑦).
nilai-nilai 𝑥 yang memenuhi sifat berikut.
(i) 𝑥 berada di 𝐷𝑔 ; 13. Limit Intuitif. lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 berarti ketika 𝑥
𝑥→𝑐
(ii) 𝑔(𝑥) berada di 𝐷𝑓 . mendekati 𝑐 (𝑥 ≠ 𝑐), maka 𝑓(𝑥) dekat ke 𝐿.

11. Fungsi Trigonometri. Sifat unik fungsi trigonometri (a) Limit kanan: lim+ 𝑓(𝑥) = 𝐿;
𝑥→𝑐
adalah periodik. Misalkan (b) Limit kiri: lim− 𝑓(𝑥) = 𝐿;
𝑥→𝑐

𝑓(𝑥) = 𝐴(sin(𝑎𝑥 + 𝑏)) + 𝐶, (c) lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 ada ⟺ lim+ 𝑓(𝑥) = lim− 𝑓(𝑥) = 𝐿.
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
𝑔(𝑥) = 𝐴(cos(𝑎𝑥 + 𝑏)) + 𝐶,
14. Limit Secara Formal. lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 artinya
2𝜋 𝑥→𝑐
memiliki periode dan amplitudo 𝐴.
𝑎 ∀𝜖 > 0, ∃𝛿 > 0 ∋ 0 < |𝑥 − 𝑎| < 𝛿 ⟹ |𝑓(𝑥) − 𝐿| < 𝜖.
12. Beberapa identitas penting. (topik ini hanya dijadikan pengetahuan saja)
(i) Identitas Ganjil-Genap
15. Teorema Dasar Limit. Misalkan 𝑛 ∈ ℤ+ , 𝑘 suatu
a. sin(−𝑥) = − sin 𝑥; konstanta, dan 𝑓, 𝑔 suatu fungsi yang punya limit
b. cos(−𝑥) = cos 𝑥; di 𝑐, maka berlaku sifat-sifat berikut.
c. tan(−𝑥) = − tan 𝑥.
(i) lim 𝑘 = 𝑘;
𝑥→𝑐
(ii) Identitas Pythagoras (ii) lim 𝑥 = 𝑐;
𝑥→𝑐
a. sin 𝑥 + cos 𝑥 = 1;
2 2 (iii) lim 𝑘𝑓(𝑥) = 𝑘 lim 𝑓(𝑥);
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
b. 1 + tan2 𝑥 = sec 2 𝑥; (iv) lim(𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)) = lim 𝑓(𝑥) ± lim 𝑔(𝑥);
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
c. 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥. (v) lim(𝑓(𝑥). 𝑔(𝑥)) = lim 𝑓(𝑥) . lim 𝑔(𝑥);
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
𝑓(𝑥) lim 𝑓(𝑥)
(iii) Identitas Co-Fungsi (vi) lim (𝑔(𝑥)) = 𝑥→𝑐
, dengan lim 𝑔(𝑥) ≠ 0.
𝑥→𝑐 lim 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑐
𝑥→𝑐
𝜋
a. sin ( 2 − 𝑥) = cos 𝑥;
𝜋 16. Limit dari Fungsi Pangkat. Misalkan 𝑛 ∈ ℚ+ , maka
b. cos ( 2 − 𝑥) = sin 𝑥;
𝑛
c.
𝜋
tan ( 2 − 𝑥) = cot 𝑥. lim[𝑓(𝑥)]𝑛 = [lim 𝑓(𝑥)] .
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

(iv) Identitas Penjumlahan Untuk kondisi akar pangkat bilangan genap, maka
nilai lim 𝑓(𝑥) tidak boleh negatif.
a. sin(𝑥 ± 𝑦) = sin 𝑥 cos 𝑦 ± sin 𝑦 cos 𝑥; 𝑥→𝑐

b. cos(𝑥 ± 𝑦) = cos 𝑥 cos 𝑦 ∓ sin 𝑦 sin 𝑥;


tan 𝑥 ± tan 𝑦 17. Teorema Substitusi. Jika 𝑓 fungsi polinom atau
c. tan(𝑥 ± 𝑦) = 1∓tan 𝑥 tan 𝑦.
rasional, maka lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐) dengan syarat nilai
𝑥→𝑐
𝑔(𝑥)
(v) Identitas Sudut Ganda 𝑓(𝑐) terdefinisi. Untuk 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑥) , lim ℎ(𝑥) ≠ 0.
𝑥→𝑐
a. sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥;
b. cos 2𝑥 = cos2 𝑥 − sin2 𝑥. 18. Teorema Apit. Misalkan 𝑓, 𝑔, dan ℎ fungsi yang
memenuhi 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥) ≤ ℎ(𝑥), untuk semua 𝑥 dekat
Konsekuensinya, Sudut Setengahan: ke 𝑐 (di 𝑐 tidak harus ada). Jika
𝑥 1−cos 𝑥
a. sin 2 = ±√ 2
; lim 𝑓(𝑥) = lim ℎ(𝑥) = 𝐿,
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐
𝑥 1+cos 𝑥
b. cos = ±√ . maka lim 𝑔(𝑥) = 𝐿.
2 2 𝑥→𝑐

2
19. Limit Trigonometri. Beberapa limit bentuk dasar: 26. TNA Fungsional. Misalkan 𝑓 kontinu pada [𝑎, 𝑏]
sin 𝑥 sin 𝑥 dengan 𝑓(𝑎). 𝑓(𝑏) < 0 (artinya, beda tanda), maka
(i) lim = 1 (hati-hati lim = 0);
𝑥→0 𝑥 𝑥→∞ 𝑥 terdapat 𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏) sehingga 𝑓(𝑐) = 0.
1−cos 𝑥
(ii) lim 𝑥
= 0;
𝑥→0
sin 𝑎𝑥 𝑎 tan 𝑎𝑥 𝑎 27. Definisi Turunan.
(iii) lim 𝑏𝑥
= 𝑏 dan lim 𝑏𝑥
= 𝑏.
𝑥→0 𝑥→0
(i) Fungsi 𝑓 punya turunan atau terdiferensialkan
di titik 𝑥 jika limit berikut ada dan
20. Limit di tak hingga adalah lim 𝑓(𝑥) = 𝐿.
𝑥→±∞
Sedangkan limit tak hingga adalah limit yang 𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim .
nilainya ∞ atau −∞. Catatan penting: ℎ→0 ℎ
1 1 1
(i) lim ≠ ∞, karena lim− = −∞ dan lim+ = ∞. (ii) Dalam bentuk lain, kita punya
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥
1
(ii) Arti lim 𝑓(𝑥) = 𝐿 adalah lim± 𝑓 ( ) = 𝐿. Δ𝑦 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑐)
𝑥→±∞ 𝑦→0 𝑦 𝑓 ′ (𝑐) = lim = lim .
𝑥→𝑐 Δ𝑥 𝑥→𝑐 𝑥 −𝑐
21. Asimtot dapat dibagi menjadi tiga jenis: 𝑑
Notasi lain : 𝐷𝑥 atau 𝑑𝑥 𝑓(𝑥).
(i) Asimtot datar : 𝑦 = 𝑐 jika
lim 𝑓(𝑥) = 𝑐. 28. Teorema. Jika 𝑓′(𝑐) ada, maka 𝑓 kontinu di titik 𝑐.
𝑥→±∞
Kontrapositif 𝑝 ⟹ 𝑞 adalah ¬𝑞 ⟹ ¬𝑝.
(ii) Asimtot tegak : 𝑥 = 𝑐 jika
29. Jika 𝑓 dan 𝑔 fungsi yang terdiferensialkan di 𝑥,
lim 𝑓(𝑥) = ±∞ atau lim− 𝑓(𝑥) = ±∞. maka berlaku aturan-aturan sebagai berikut.
𝑥→𝑐 + 𝑥→𝑐

(iii) Asimtot miring : 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 jika (i) 𝑓(𝑥) = 𝑘 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = 0, untuk 𝑘 konstanta;


(ii) 𝑓(𝑥) = 𝑘𝑥 𝑛 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑘𝑛𝑥 𝑛−1 , untuk 𝑛 ∈ ℚ;
lim (𝑓(𝑥) − (𝑎𝑥 + 𝑏)) = 0. (iii) Aturan penjumlahan:
𝑥→±∞

(𝑓 ± 𝑔)′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) ± 𝑔 ′ (𝑥).


22. Fungsi Kontinu. Fungsi 𝑓 kontinu di 𝑐 ∈ 𝐷𝑓 jika
(iv) Aturan perkalian:
lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐).
𝑥→𝑐
(𝑓𝑔)′ (𝑥) = 𝑓′(𝑥)𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥)𝑔′(𝑥).
(i) Jika 𝑓 dan 𝑔 kontinu di 𝑐, maka 𝑘𝑓, 𝑓 ± 𝑔, 𝑓. 𝑔,
𝑓 (v) Aturan pembagian:
(𝑔(𝑐) ≠ 0), 𝑓 𝑛 , dan 𝑛√𝑓 (asalkan dijamin nilai
𝑔
dari 𝑓(𝑐) > 0, jika 𝑛 genap) juga kontinu di 𝑐. 𝑓 ′ 𝑓 ′ (𝑥)𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥)𝑔 ′ (𝑥)
( ) (𝑥) = .
𝑔 𝑔 2 (𝑥)
(ii) Fungsi 𝑓 dikatakan kontinu kanan di titik 𝑎
jika lim+ 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) dan dikatakan kontinu
𝑥→𝑎 30. Turunan Fungsi Trigonometri. Dapat ditunjukkan
kiri di titik 𝑏 jika lim− 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑏). dengan menggunakan definisi bahwa
𝑥→𝑏
(iii) Fungsi 𝑓 dikatakan kontinu di selang [𝑎, 𝑏] jika (i) 𝑓(𝑥) = sin 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = cos 𝑥;
𝑓 kontinu di (𝑎, 𝑏), kontinu kanan di 𝑎, dan (ii) 𝑓(𝑥) = cos 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = − sin 𝑥;
kontinu kiri di 𝑏. (iii) 𝑓(𝑥) = tan 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = sec 2 𝑥;
(iv) 𝑓(𝑥) = cot 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 2 𝑥;
23. Diskontinu. Jika lim 𝑓(𝑥) tidak ada, maka kita sebut (v) 𝑓(𝑥) = sec 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = sec 𝑥 tan 𝑥;
𝑥→𝑐
fungsi ini diskontinu di 𝑐. Lebih jauh, jika lim 𝑓(𝑥) (vi) 𝑓(𝑥) = csc 𝑥 ⟹ 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 𝑥 cot 𝑥.
𝑥→𝑐
ada, tetapi lim 𝑓(𝑥) ≠ 𝑓(𝑐), kita sebut
𝑥→𝑐 31. Aturan Rantai. Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑢) dan 𝑢 = 𝑔(𝑥).
kediskontinuan di titik 𝑥 = 𝑐 terhapuskan. Jika 𝑔 terdiferensialkan di 𝑥 dan 𝑓 punya turunan
di 𝑢 = 𝑔(𝑥), maka fungsi komposisi
24. Teorema Limit Komposit. Jika lim 𝑔(𝑥) = 𝐿 dan 𝑓
𝑥→𝑐 (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)),
kontinu di 𝐿, maka lim 𝑓(𝑔(𝑥)) = 𝑓 ( lim 𝑔(𝑥)).
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐 dapat didiferensialkan di 𝑥 dan
Lebih jauh, jika fungsi 𝑔 kontinu di 𝑐 dan 𝑓 kontinu
di 𝑔(𝑐), maka fungsi komposisi 𝑓 ∘ 𝑔 kontinu di 𝑐. (𝑓 ∘ 𝑔)′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑔(𝑥))𝑔 ′ (𝑥),
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
atau dalam bentuk sederhana 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢 𝑑𝑥.
25. Teorema Nilai Antara. Misalkan 𝑓 terdefinisi di
selang [𝑎, 𝑏] dan 𝑓(𝑎) < 𝑊 < 𝑓(𝑏). Jika 𝑓 kontinu
32. Turunan orde tinggi. Kita notasikan turunan ke-𝑛
di [𝑎, 𝑏], maka ∃𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏) sehingga 𝑓(𝑐) = 𝑊. 𝑑𝑛𝑦
dari 𝑦 = 𝑓(𝑥) sebagai 𝑓 (𝑛) (𝑥) = 𝑦 (𝑛) = 𝐷𝑥𝑛 = 𝑑𝑥 𝑛 .

3
33. Turunan fungsi implisit. Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑥). 38. Nilai Ekstrim dari fungsi 𝑓 pada 𝑆 jika 𝑓(𝑐)
𝑑 merupakan nilai maksimum atau nilai minimum.
(i) (𝑓(𝑥)) : lakukan seperti biasa, dengan
𝑑𝑥
menggunakan aturan turunan yang ada. 39. Teorema Keberadaan Maks-Min. Jika 𝑓 kontinu
(ii)
𝑑
(𝑓(𝑦)) : lakukan dengan aturan rantai, di selang [𝑎, 𝑏], maka 𝑓 punya nilai maksimum dan
𝑑𝑥
𝑑 𝑑 𝑑𝑦 minimum pada selang tutup tersebut.
sehingga 𝑑𝑥 (𝑓(𝑦)) = 𝑑𝑦 (𝑓(𝑦)) 𝑑𝑥 .

(iii)
𝑑
(𝑓(𝑥, 𝑦)) : Bagaimana? bergantung masalah, 40. Teorema Titik Kritis. Misalkan 𝑓 terdefinisi di
𝑑𝑥 selang 𝐼 yang memuat titik 𝑐. Jika 𝑓(𝑐) nilai ekstrim,
ubah sehingga masalah menjadi satu peubah.
maka 𝑐 adalah salah satu dari
34. Laju Berkaitan. Beberapa langkah strategis: (i) titik ujung dari 𝐼;
(ii) titik stasioner : 𝑓(𝑐) = 0;
(i) Buatlah sketsa situasi yang dihadapi, kemudian
(iii) titik singular : 𝑓′(𝑐) tidak ada.
tuliskan variabel bebas, tak bebas, dan
konstantanya. Tuliskan dalam bentuk simbol
41. Kemonotonan. Misalkan 𝑓 terdefinisi di interval 𝐼.
dan tuliskan juga apa yang ditanyakan!
(i) Fungsi 𝑓 dikatakan naik pada 𝐼:
(ii) Carilah hubungan antar variabel yang telah
diperoleh di (i), misalnya dengan menggunakan 𝑥1 < 𝑥2 ⟹ 𝑓(𝑥1 ) < 𝑓(𝑥2 ).
Pythagoras, kesebangunan, trigonometri
segitiga, dan lain-lain (pelajari, kalau lupa) (ii) Fungsi 𝑓 dikatakan turun pada 𝐼:

(iii) Setelah diperoleh persamaan, perhatikan apa 𝑥1 < 𝑥2 ⟹ 𝑓(𝑥1 ) > 𝑓(𝑥2 ).
yang ditanya, lalu turunkan secara implisit
𝑑 (iii) Fungsi 𝑓 dikatakan monoton (murni) di 𝐼
(biasa terhadap variabel waktu 𝑑𝑡) agar jika 𝑓 monoton naik atau monoton turun.
diperoleh apa yang ditanya. Terakhir, tuliskan
Teorema. Misalkan 𝑓 kontinu di 𝐼 dan
hasilnya dalam kalimat “nyata”.
terdiferensialkan di titik interior di 𝐼.
Tips. Sering latihan soal, biar lebih dapat intuisi
a. 𝑓 ′ (𝑥) > 0, ∀𝑥 ∈ 𝐼 ⟹ 𝑓 monoton naik di 𝐼;
memodelkan, menyelesaikan, dan menuliskan
b. 𝑓 ′ (𝑥) < 0, ∀𝑥 ∈ 𝐼 ⟹ 𝑓 monoton turun di 𝐼.
kesimpulan dalam kalimat non matematika!
42. Kecekungan. Misalkan 𝑓′ ada di 𝐼 = (𝑎, 𝑏).
35. Diferensial. Misalkan 𝑦 fungsi yang
terdiferensialkan dengan 𝑥 variabel bebas, maka (i) 𝑓 cekung ke atas di 𝐼, jika 𝑓′ naik di 𝐼;
(ii) 𝑓 cekung ke bawah di 𝐼, jika 𝑓′ turun di 𝐼.
(i) 𝑑𝑥 = Δ𝑥 : differensial dari variabel 𝑥;
(ii) Δ𝑦 = 𝑓(𝑥 + Δ𝑥) − 𝑓(𝑥) : perubahan nilai 𝑦; Teorema. Misalkan fungsi 𝑓 dapat diturunkan
(iii) 𝑑𝑦 = 𝑓 ′ (𝑥)𝑑𝑥 : differensial dari variabel 𝑦. sampai dua kali di selang buka 𝐼 = (𝑎, 𝑏).
Hubungan 𝑑𝑦 dengan Δ𝑦 adalah Δ𝑦 ≈ 𝑑𝑦. a. 𝑓 ′′ (𝑥) > 0, ∀𝑥 ∈ 𝐼 ⟹ 𝑓 cekung ke atas di 𝐼;
Akibatnya, kita peroleh approksimasinya sebagai b. 𝑓 ′′ (𝑥) < 0, ∀𝑥 ∈ 𝐼 ⟹ 𝑓 cekung ke bawah di 𝐼.

𝑓(𝑥 + Δ𝑥) ≈ 𝑓(𝑥) + 𝑓 ′ (𝑥)Δ𝑥, 43. Titik Belok. Misalkan 𝑓 kontinu di (𝑎, 𝑏) yang
memuat 𝑐. Titik (𝑐, 𝑓(𝑐)) titik belok jika terjadi
dengan ruas kanan di substitusikan 𝑥 = 𝑎, kita tulis
perubahan kecekungan di (𝑎, 𝑐) dan (𝑐, 𝑏).
sebagai 𝐿(𝑥) disebut hampiran linear yang berupa
garis singgung 𝑓 di titik (𝑎, 𝑓(𝑎)).
44. Maksimum dan Minimum Lokal. Misalkan suatu
titik 𝑐 berada di 𝑆 yakni daerah definisi dari 𝑓.
36. Konsep Galat. Ada dua tipe galat, yakni
(i) Nilai 𝑓(𝑐) adalah nilai maksimum lokal dari 𝑓
(i) notasi Δ𝑦 disebut galat mutlak;
Δ𝑦 di 𝑆 jika ada selang (𝑎, 𝑏) yang memuat 𝑐 dan
(ii) notasi 𝑦 disebut galat relatif. 𝑓(𝑐) nilai maksimum 𝑓 pada (𝑎, 𝑏) ∩ 𝑆;
Catatan. Untuk galat relatif tidak berdimensi. (ii) Nilai 𝑓(𝑐) adalah nilai minimum lokal dari 𝑓
di 𝑆 jika ada selang (𝑎, 𝑏) yang memuat 𝑐 dan
37. Definisi Maksimum dan Minimum. Misalkan 𝑓(𝑐) nilai minimum 𝑓 pada (𝑎, 𝑏) ∩ 𝑆;
𝑆 daerah asal 𝑓 yang mengandung titik 𝑐, maka (iii) Nilai 𝑓(𝑐) adalah nilai ekstrim lokal dari 𝑓 di 𝑆
(i) 𝑓(𝑐) adalah nilai maksimum 𝑓 pada 𝑆 jika jika 𝑓(𝑐) nilai maksimum atau minimum lokal.
𝑓(𝑐) ≥ 𝑓(𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑆.
(ii) 𝑓(𝑐) adalah nilai minimum 𝑓 pada 𝑆 jika
𝑓(𝑐) ≤ 𝑓(𝑥), ∀𝑥 ∈ 𝑆.

4
45. Uji Turunan Pertama. Misalkan 𝑓 kontinu pada 48. Menggambar Grafik. Prosedur berikut akan
selang buka (𝑎, 𝑏) yang mengandung titik kritis 𝑐. memberikan pendekatan untuk menggambar grafik
(i) 𝑓(𝑐) adalah nilai maksimum lokal dari 𝑓, jika terutama ketika tidak ada alat bantu yang tersedia.
memenuhi 𝑓 ′ (𝑐) > 0 untuk semua 𝑥 di (𝑎, 𝑐) (i) Langkah Pra-Kalkulus
dan 𝑓 ′ (𝑐) < 0 untuk semua 𝑥 di (𝑐, 𝑏). a. Periksa domain dan range fungsinya;
(ii) 𝑓(𝑐) adalah nilai minimum lokal dari 𝑓, jika b. Uji kesimetrian, tipe paritas fungsi;
memenuhi 𝑓 ′ (𝑐) < 0 untuk semua 𝑥 di (𝑎, 𝑐) c. Cari perpotongan sumbu koordinat.
dan 𝑓 ′ (𝑐) > 0 untuk semua 𝑥 di (𝑐, 𝑏). (ii) Langkah Kalkulus
(iii) Jika tanda 𝑓 ′ (𝑐) sama di sebelah kanan atau a. Cari turunan pertama, identifikasi titik-titik
kiri 𝑐, maka 𝑓(𝑐) bukan nilai ekstrim lokal 𝑓. kritis dan selang kemonotonan fungsi;
b. Uji titik-titik kritisnya (maks/min);
46. Uji Turunan Kedua. Misalkan 𝑓 ′ dan 𝑓 ′′ ada di c. Cari turunan kedua, identifikasi selang
selang (𝑎, 𝑏). Jika 𝑓 ′ (𝑐) = 0 (titik stasioner) untuk kecekungan dan melokalisasi titik belok;
suatu 𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏), maka berlaku d. Dengan limit, cari asimtotnya (jika ada).
(i) 𝑓(𝑐) nilai maksimum lokal dari 𝑓, jika (iii) Gambarkan beberapa titik, gunakan titik kritis
dan titik belok yang diperoleh beserta titik
𝑓′′(𝑐) < 0. sembarang lain yang mudah dihitung.
(ii) 𝑓(𝑐) nilai minimum lokal dari 𝑓, jika (iv) Sketsakan grafiknya berdasarkan (i)-(iii).

𝑓 ′′ (𝑐) > 0. 49. Teorema Nilai Rata-rata Turunan. Jika 𝑓 kontinu


pada [𝑎, 𝑏] dan punya turunan di (𝑎, 𝑏), maka ada
(iii) Jika (𝑐, 𝑓(𝑐)) titik belok dari 𝑓(𝑥), maka
paling sedikit satu bilangan 𝑐 ∈ (𝑎, 𝑏) sehingga
𝑓 ′′ (𝑐) = 0.
𝑓(𝑏) − 𝑓(𝑎)
= 𝑓 ′ (𝑐).
Kebalikannya? TIDAK, Cek. 𝑓(𝑥) = 𝑥 . 4 𝑏−𝑎

47. Masalah Maksimum Minimum. Sistematika yang


dapat digunakan di masalah ini antara lain:
(i) Mulailah dengan menuliskan variabel yang
terlibat, bahkan jika diperlukan, sketsa dari
kondisi yang dihadapi (satuan penting juga).
(ii) Tinjau tipe masalah optimisasi: maksimum atau
minimum. Sesuaikan dengan yang diminta,
seperti meminimumkan biaya produksi,
memaksimumkan hasil produksi, menentukan
waktu tercepat atau jarak terpendek.
(iii) Carilah hubungan antar variabel. Lagi-lagi perlu
mengetahui hal-hal dasar seperti, konsep
Pythagoras, kesebangunan, trigonometri, luas
dan keliling bangun datar, volume dan luas
permukaan bangun ruang, dan lain-lain.
(iv) Dengan turunan pertama, carilah titik kritis.
Tentukan juga batasan dari masalah, misalnya
domain dari fungsinya. Untuk kasus jarak 𝑑(𝑥),
terkadang yang dimaksimumkan atau
diminimumkan adalah 𝑑2 (𝑥).
(v) Gunakan uji turunan (pertama atau kedua)
untuk memeriksa nilai fungsi pada titik kritis.
Hasilnya berupa nilai maksimum atau
minimum dikembalikan lagi ke soalnya.
Tips. Lagi-lagi latihan soal, biar lebih dapat intuisi
memodelkan, menyelesaikan, dan menuliskan
kesimpulan dalam kalimat non matematika!

Anda mungkin juga menyukai