Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TENGAH SEMESTER

(UTS)

PROPOSAL JUDUL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU

TERHADAP PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD

DI WILAYAH BLUD UPT PUSKESMAS MUARA WAHAU I

NAMA : SUREDA

NIM : P07224322049

ALJEN : KUTAI TIMUR

Mahasiswa Alih Jenjang Sarjana Terapan Kebidanan

Poltekkes Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur

Tahun 2022
BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih menjadi permasalahan utama bidang
kesehatan. Berdasatrkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
menyebutkan AKI 305/100.000 Kelahiran Hidup. Dalam menurunkan AKI, Pendekatan
Safe Motherhood yang banyak digunakan dan salah satu pilarnya adalah Keluarga
Berencana. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu upaya dalam menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan pada Wanita Usia Subur. Menurut WHO
( World Health Organizatio ) Expert Committee 1970 Keluarga Berencana adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu disaat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Program Keluarga Berencana dikelola oleh dua lembaga, yaitu BKKBN dari segi
permintaan (Demand Side) dan Kementerian Kesehatan dari segi penyediaan pelayanan
(Supply Side). Kegiatan Utam di Demand Side adalah penggerakan masyarakat melalui
promosi KB, serta pemberian informasi dan motivasi kepada masyarakat. Kementerian
Kesehatan di Supply Side menyediakan kesiapan fasyanke, tenaga kesehatan, jaminan
kesehatan, maupun obat dan alkes kecuali alat dan obat kontrasepsi (alokon) yang
disediakan oleh BKKBN.

Kontrasepsi merupakan salah satu kebutuhan hidup sehat, selain makanan yang sehat,
air bersih dan lingkungan yang sehat. Pasangan Usia Subur yang belum/tidak berencana
punya anak (lagi) dan tidak memakai kontrasepsi, termasuk kelompok yang beresiko
tinggi. Mereka termasuk kelompok dengan angka kesakitan dan angka kematian yang
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mereka memakai kontrasepsi. Salah satu
penyebab kelompok tersebut tidak menggunakan kontrasepsi adalah karena tidak tahu
dan tidak mengerti kontrasepsi apa yang cocok dan sesuai dengan kondisi fisik serta
kebutuhan diri mereka.

Angka Kelahiran Total / Total Fertilty Rate (TFR) masih tinggi, berada di 2,4 %
(SDKI 2017) dan 2,45 % (SKAP 2019) masih jauh dari target tahun 2024 yaitu sebesar
2,1 %. Pencapaian presentasi cakupan peserta KB Aktif dibandingkan dengan jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
( Contraceptive Prevalence Rate / CPR ) belum sesuai harapan. Kesertaan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) rendah. Prevalensi pemakaian MKJP menurut data
baseline SDKI tahun 2012, sebesar 18,3 %. Jika dilihat dari hasil Survey capaian tahun
2016 sudah meningkat menjadi 21,6 % dan menurun pada tahun 2019 menjadi 21,39 %
(Susenas). Sementara target RPJMN tahun 2024 adalah 28,39 %.

Data PWS KB di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara Wahau I Tahun 2021,
capaian PUS menggunakan MKJP sebesar 7,23 %, masih sangat rendah dan jauh dari
target RPJMN tahun 2024. Sampai saat ini, metode kontrasepsi Suntikan masih
menempati urutan pertama yang paling diminati. Data PWS KB Tahun 2021 penggunaan
metode kontrasepsi Suntikan sebesar 32,52%, Metkom PIL sebesar 15,7% , Implan
sebesar 6,23% dan IUD sebesar 1 %. Dari data ini terlihat belum optimalnya cakupan
program Keluarga Berencan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dilakukan upaya
yang lebih intensif lagi untuk mengatasi permasalahan yang ada sehingga dapat mencapai
targe-target program yang diharapkan.

Berdasarkan data tersebut diatas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah tugas akhir
yang berjudul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu terhadap
penggunaan metode kontrasepsi IUD”. Dalam tugas akhir ini, penulis membahas
mengenai apa yang menyebabkan penggunaan metode kontrasepsi IUD rendah di
wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Mjara Wahau I

B. RUMUSAN MASALAH
1. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya minat ibu terhadap penggunaan kontrasespsi
IUD.
2. Analisis faktor yang mempengaruhi minat ibu terhadap penggunaan konrasepsi IUD.

C. BATASAN MASALAH
1. Pengambilan data hanya dilakukan di wilayah kerja BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I
2. Analisis data dilakukan melalui survey dengan menggunakan kuisioner.

D. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui hal-hal yang menpengaruhi rendahnya minat ibu terhadap penggunaan
Metode Kontrasespsi IUD
2. Mengetahui seberapa besar faktor tersebut mempengaruhi minat Ibu.

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengembangan serta dinamika Ilmu
Kesehatan, terutama yang berhubungan dengan penggunan IUD.
2. Menambah literature pada pendidikan, menambah referensi dan bacaan tambahan
yang menyajikan kenyataan dilapangan tentang hal-hal yang mempengaruhi minat
ibun terhadap penggunaan kontrasepsi IUD.
3. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penggunan IUD.
4. Peneliti mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang mempengaruhi minat ibu
terhadap penggunaan IUD.
BAB. II

TINJAUAN TEORI

A. LANDASAN TEORI
1. Faktor
a. Pengertian Faktor
Faktor adalah hal (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi)
terjadinya sesuatu. Faktor- faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, cukup
banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu.
b. Klasifikasi Faktor
Secara garis besar, factor dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Faktor internal
dan factor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal yang bersumber dari dalam diri
individu yang bersangkutan. Sedangkan, faktor eksternal berasal dari luar
mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat
Beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
1) Pekerjaan, artinya status pekerjaan seseorang yang berbeda satu sama lain,
dapat mempengaruhi minat dan keinginan seseorang terhadap sesuatu.
Perbedaan pekerjaan akan berpebgaruh terhadap tingkat pekerjaan yang ingin
dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan
lain-lain.
2) Sosial ekonomi, artinya semakin tinggi sosial ekonomi tinggi seseorang
semakin tinggu pula pencapaian yang ingin dituju, dan akan lebih mudah
mencapai apa yang diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi
rendah.
3) Sosial Budaya, artinya perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh kelompok
acuan, seperti pada perilaku, konsumsi, gaya hidup baru, konsep pribadi,
kebiasaan dan budaya yang ada disekitar.
4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria.
5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua akan
berbeda minatnya terhadap suatu barang, akivitas, benda, dan seseorang.

2. Minat
a. Pengertian Minat
Minat adalah keinginan seseorang terhadap sesuatu hal, dan merupakan kebutuhan
yang penting dalam kehidupan seseorang. Minat sifatnya persisten,  sikap gigih
yang terus menerus dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan tertentu. Semakin
kuat kebutuhan ini semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut. Semakin sering
minat diekspresikan dalam kegiatan, semakin kuat minat tersebut Minat akan
padam apabila tidak disalurkan (Hurlock, 2012). Minat diartikan sebagai
kecenderungan seseorang unruk bertindak sebelum membuat keputusan, sesiuatu
yang timbul setelah menerima dorongan terhadap suatiu hal yang dilihat kemudian
timbuk ketertarikan untuk memiliki atau menggunakannya.
b. Proses Minat
Menurut Purwanto (1998) proses minat terdiri dari :
1) Motif, yaitu alas an, dasar, dan pendorong.
2) Perjuangan motif, dimana sebelum mengambil keputusan didalam batin
terdapat beberapa motif yang bersifat luhur dan rendah serta harus dipilih.
3) Keputusan yaitu pemilihan motif-motif yang ada dan meninggalkan
kemungkinan yang lain, sebab tidak mungkin seseorang memiliki yang
bermacam-macam pada waktu yang sama.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat.
Menurut Sukardi (1993) terdapat factor-faktor yang dapat mempengaruhi
tumbuh kembangnya minat, antara lain :
1) Motivasi dan cita-cita
Dukungan dan cita-cita yang kuat yang ada dalam diri seseorang akan
mempengaruhi besarnya minat orang itu terhadap suatu obyek. Tampa cita-cita
dan motivasi yang kuat, maka akan sulit untuk menumbuhkan minat tersebut.
2) Persepsi terhadap suatu obyek
Persepsi terhadap suatu obyek sangat mempengaruhi besarnya minat terhadap
obyek tersebut. Jika seseorang sudah memiliki persepsi negative terhadap
obyek, maka akan memperkecil minat seseorang terhadap obyek tersebut,
begitupun sebaliknya.
3) Keluarga
Minat seseorang terhadap suatu obyek, sangat dipengaruhi oleh dukungan
keluarga, termasuk suami, orang tua dan keluarga dekat lainnya. Keadaan
sosial ekonomi dan pendidikan dalam keluarga sangat mempengaruhi minat
terhadap suatu obyek.
4) Fasilitas
Tersedianya fasilitas yang mendukung dan memadai, termasuk sarana
prasarana akan mempengaruhi besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu
obyek.

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim / Intra Uterina Device (IUD)


a. Pengertian AKDR / IUD
(IUD) adalah alat kontrasepsi modern yang dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), diletakkan didalam
kavum uteri asebagai usaha kontrasepsi, menghalagi fertilitas, dan menyulitkan
telur untuk berimplantasi dalam uterus ( Winkjosastro, 2008). Alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim
yang relatif lebih efektif dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom
(Sulistyawati, 2011).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterina Device (IUD) atau
Spiral dalam Bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakat adalah suatu alat atau
benda yang dimasukkan kedalam Rahim yang sangat efektif, reversible dan
berjangka Panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan isua reprodukstif untuk
tujuan kontrasepsi (Varney, 2006).

b. Jenis-jenis IUD
Jenis AKDR dibagi menjadi dua yakni AKDR hormonal dan non hormonal.
AKDR hormonal dibedakan menurut bentuk dan tambahan obat atau metal.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi bentuk terbuka (open device) misalnya
Lippes Loop, CU-T, Cu-7, Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T. Bentuk
tertutup (closed device) misalnya Ota ring, Antigon, Grafen Berg Ring. Menurut
tambahan obat atau metal dibagi menjadi medicated intrauterine device (IUD),
misalnya Cu-T-200, 220, 300, 380A; Cu-7, Nova-T, ML-Cu 250, 375, selain itu
ada Copper-T, Copper-7, Multi Load, dan Lippes Load.
AKDR hormonal ada dua jenis yaitu Progestasert-T dan LNG-20
(Setyaningrum, 2016). Jenis AKDR Cu T-380A adalah jenis AKDR yang beredar
di Indonesia. AKDR jenis ini memiliki bentuk yang kecil, kerangka dari plastik
yang fleksibel, berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari
tembaga (Cu) (Setyaningrum, 2016).
Menurut Hartanto (2008) IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini
adalah dari jenis ummedicated dan jenis Medicated.
1) Lippes Loop
IUD Lippes Loop terbuat dari bahan polietilen, berbentuk spiral, pada bagian
tubuhnya mengandung barium sulfat yang menjadikannya radio opaque pada
pemeriksaan dengan sinar X.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) jenis Lippes Loop (LL) adalah alat
kontrasepsi yang banyak digunakan pada awal pengembangan AKDR untuk
mendukung keluarga berencana karena murah dan dapat dipakai dalam jangka
waktu yang lama. Meskipun demikian, AKDR LL sulit dipasang dan mudah
terlepas kembali. Selain itu, karena faktor ekonomi, produksi AKDR LL
dihentikan dan diganti dengan produksi AKDR Copper T (CuT).

2) CU T380 A
IUD Cu – T 380 A terbuat dari bahan polietilen berbentuk huruf T dengan
tambahan bahan Barium Sulfat. Pada bagian tubuh yang tegak, dibalut
tembaga dan pada bagian tengahnya masing-masing mengandung 68,7 mg
tembaga, dengan luas permukaan 380 ± 23 mm. Ukuran bagian tegak 36 mm
dan bagian melintang 32 mm, dengan diameter 3 mm. Pada bagian ujung
bawah dikaitkan benang monofilamen polietilen sebagai control dan untuk
mengeluarkan IUD.

3) Multiload 375
IUD Multiload 375 (ML 375) terbuat dari poliprofilen dan mempunyai luas
permukaan 250 mm2 atau Panjang 375 mm2 kawat halus tembaga yang
membalut batang vertikalnya untuk menambah efektivitas. Ada tiga jenis
ukuran Multiload yaitu standar , small, dan mini. Bagian lengannya didesain
sedemikian rupa sehingga lebih fleksibel dan meminimalkan terjadinya
ekspulsi.

4) Nova T
IUD Nova T mempunyai 200 mm 2kawat halus tembaga dengan bagian lengan
fleksibel dan ujung tumpul sehingga tidak menimbulkan luka pada jaringan
setempat saat dipasang.

5) Cooper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertical 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yamg mempunyai luas permukaan 200 mm2
fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T
( Proverawati, 2010).

c. Keuntungan
Menurut Saifuddin (2010), keuntungan IUD yaitu :
1) Sangat Efektif
2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
3) Metode jangka Panjang (8-10 tahun proteksi)
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR ( CuT-380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus ( apabila tidak
terjadi infeksi)
10) Dapat digunakan sampai menopause ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

d. Kerugian
Menurut Saifudin (2010), kerugian IUD yaitu :
1) Efek samping yang mungkin terjadi :
a) Perubahan siklus haid (pada umumnya 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 Bulan)
b) Haid lebih lama dan banyak
c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d) Saat haid lebih sakit
2) Komlikasi Lain :
a) Merasa sakit selama 3-5 hari setelah pemasangan
b) Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
c) Perforasi dinding uterus ( sangat jarang apabila pemasangan benar)
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering bergonta ganti pasangan

e. Mekanisme kerja IUD


Cara kerja dari AKDR adalah sebagai berikut :
1) Menghambat kemampuan sperma masuk ke dalam tuba fallofi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

f. Indikasi / Persyaratan Pemakaian IUD


Menurut Arum (2011) yang dapat menggunakan IUD adalah sebagai berikut :
1) Usia reproduktif
2) Keadan multipara
3) Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka Panjang
4) Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Tidak menyusui bayinya
6) Setelah mengalami abortus dan tidak terllihat adanya infeksi
7) Tidak menghendaki metode hormonal
8) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi dalam Pemilihan IUD


Dalam buku Notoatmodjo (2012) berdasarkan teori Lawrence Green, factor-
faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam menggunakan IUD adalah
a. Faktor predisposisi ( Predisposing Factors)
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan,
dan nilai-nilai seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang dilakukan ,
misalnya perilaku ibu untuk menjadi akseptor akan dipermudah apabila ibu
tersebut tahu apa manfaat dari menjadi akseptor, tahu siapa dan dimana pelayanan
KB tersebut dilakukan.
b. Faktor pendukung atau pemungkin ( Enabling Factors )
Faktor pendukung atau factor pemungkin ( enabling ) perilaku adalah fasilitas,
sarana atau prasarana yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku
seseorang. Misalnya, untuk menjadi akseptor KB, maka diperlukan bidan atau
dokter, fasilitas pelayanan KB seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Klinil, Posyandu,
dan sebagainya. Pengetahuan dan sikap saja belum menjamin terjadinya perilaku,
maka masih diperlukan sarana atau fasilitas untuk memungkinkan atau mendukung
perilaku tersebut. Dari segi kesehatan masyarakat, agar masyarakat mempunyai
perilaku sehat harus terakses (terjangkau) sarana dan prasarana atai fasilitas
pelayanan Kesehatan.
c. Faktor pendorong ( Reinforcing Factors)
Pengetahuan, sikap/minat dan fasilitas yang tersedia kadang-kadang belum
menjamin terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Sikap dan perilaku
petugas Kesehatan atau petugas lainnya, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.

B. KERANGKA TEORI
Dalam sebuah tulisan ilmiah kerangka teori adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa
factor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka teori bertujuan untuk
mengidentifikasi jaringan hubungan antar variable yang dianggap penting bagi studi
terhadap situasi masalah apapun (Sekan, 2014).
Berdasarkan teori Lawrence Green menyebutkan, bahwa perilaku Kesehatan
dipengaruhi oleh 3 macam faktor yakni Faktor Predisposisi (Predisposing Factors),
Faktor Pendukung (Enabling Factors) dan Faktor Pendorong (Reinforcing Factors). Dari
faktor-faktor tersebut, peneliti tidak meneliti secara keseluruhan faktor yang ada, tetapi
hanya meneliti faktor predisposisi. Kerangka teori yang didapatkan adalah sebagai
berikut :
Faktor Predisposisi
Usia
Pendidikan
Pengetahuan
Pekerjaan
Paritas
Jumlah
Penghasilan

Keikutsertaan
Faktor Pendorong
Ibu dalam Minat ibu terhadap
Dukungan Keluarga penggunaan
menggunakan
Dukungan petugas kontrasepsi IUD
Kontrasepsi IUD
kesehatan

Faktor Pendukung

Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

- Ketersediaan
- Keterjangkauan
- Kualitas

Sosial Budaya

- Tradisi
- Agama

Gambar Bagan 2.1 Kerangka Teori


C. KERANGKA KONSEP
Menurut Notoatmojo (2012) Keranka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi
tentang huunganm atau kaitan antara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Menurut Hidayat (2017)
kerangka konsep menggambarkan hubungan-hubungan yang lebih terbatas dan spesifik
antara variable-variabel yang akan diteliti saja.
Kerangka konsep ini dijelaskan bahwa yang akan menjdi variable bebas dalam
penelitian ini adalah factor predisposisi yaitu pengetahuan, factor pendukung yaitu
dukungan keluarga, serta faktor pendorong yaitu tradisi dan agama, sedangkan untuk
variable terikat pada penelitian ini adalah Minat Ibu terhadap penggunaan kontrasepsi
IUD.

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

PENGETAHUAN

MINAT IBU TERHADAP


DUKUNGAN KELUARGA PENGGUNAAN
KONTRASEPSI IUD

TRADISI DAN AGAMA

GAMBAR BAGAN 2.2 KERANGKA KONSEP

D. HIPOTESIS
Menurut Arikunto (2010) Hipotesa adalah pernyataan awal dari peneliti mengenai
hubungan antar variable yang merupakan jawaban sementara peneliti tentang hasil
penelitian. Maka Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ha :
- Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I
- Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I
- Terdapat hubungan antara tradisi dan agama dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I

Ho :

- Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I
- Tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I
- Tidak terdapat hubungan antara tradisi dan agama dengan minat ibu terhadap
penggunaan kontrasepsi IUD di Wilayah BLUD UPT Puskesmas Muara
Wahau I

Anda mungkin juga menyukai