Anda di halaman 1dari 88

PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT KALIBRASI

DIGITAL PRESSURE METER

Oleh:

YUSTY AZIIZIR ALIF

2004086

FAKULTAS KESEHATAN DAN KETEKNIKANMEDIK

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA

SEMARANG

2021

i
ABSTRAK
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan berkembang begitu pesat,
peralatan yang digunakan untuk mempermudah diagnose suatu penyakit atau
untuk menunjang pasien maka alat kesehatan harus kalibrasi. Kalibrasi merupakan
kegiatan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar nasional maupun internasional.
Contoh alat yang harus dikalibrasi adalah sphygmomanometer dan suction pump.
Digital Pressure Meter merupakan alat kalibrasi yang digunakan untuk
menentukan tekanan dari alat sphygmomanometer dan suction. Penelitian
terdahulu telah dibuat alat Digital Pressure Meter menggunakan sensor
MPXV4115V dan MPX5050 namun dengan 2 sensor yang mana dapat
mendeteksi tekanan – dan +, dengan penambahan sensor DHT 22 untuk
mendeteksi suhu ruangan.
Pada Tugas Akhir ini akan menggunakan sensor Autonic yang mana dapat
mendeteksi tekanan – maupun + secara bergantian dan menggunakan sensor DHT
21 untuk mendeteksi suhu ruangan. Tujuannya adalah untuk mengetahui keakurasian
sensor Autonic untuk mendeteksi tekanan tekanan – maupun + dan DHT 21 untuk
mendeteksi suhu ruangan. Data tersebut akan diolah dengan menggunakan
mikrokontroler Arduino Nano kemudian ditampilkan dalam LCD touchscreen dan
juga disertai charger untuk mensupply tegangan ke battery jika kehabisan daya.
Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang telah dilakukan tingkat
akurasi sensor Autonics pss-c01v, pengukuran positif naik terkecil memiliki
koreksi 0,38 dan positif turun terkecil memiliki koreksi 0,37 pada setting 50
mmHg. Tingkat akurasi sensor Autonics pss-c01v, pengukuran negatif naik
terkecil memiliki koreksi 0,75 pada setting -50 mmHg naik sedangkan
pengukuran negatif turun terkecil memiliki koreksi 0,78 pada setting -200 mmHg
turun. Tingkat akurasi sensor DHT22 untuk suhu memiliki koreksi 0,08
sedangkan untuk kelembaban memiliki koreksi 0,77.
Kata kunci : Kalibrasi, sphygmomanometer, suction, Digital Pressure Meter,
sensor Autonic, Thermohygro, Charger.

iv
ABSTRAK

Metode pengumpulan Data......................................................................26


3.1 Teknik Analisa Dat...................................................................................26
3.5.1 Rata-Rata (𝜒̅)...................................................................................27
3.5.2 Standar Deviasi (𝑺𝑺)............................................................................... 27
3.5.3 Koreksi.................................................................................................... 28
3.5.4 Persentase Error (%error)..............................................................28
BAB IV HASIL DAN PENGUJIAN.............................................................................30
4.1 Persiapan Alat Ukur...................................................................................30
4.2 Tahapan Pengujian....................................................................................31
4.3 Standart Operasional DPM........................................................................31
4.4 Hasil Pengukuran.......................................................................................32
4.4.1. Hasil Pengukuran TP1...................................................................32
4.4.2. Hasil Pengukuran TP2...................................................................40
4.4.3. Hasil Pengukuran TP3...................................................................51
4.4.4. Hasil Pengukuran TP4....................................................................52
BAB V KESIMPULAN.......................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................55

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konversi..............................................................................................6


Tabel 2.2 Nilai Tekanan Darah Dalam mmHg...................................................7
Tabel 4.1 Alat Ukur Yang Digunakan................................................................31
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (50 mmHg Naik)...............33
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (100 mmHg Naik).............33
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (150 mmHg Naik).............34
Tabel 4.5 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (200 mmHg Naik).............35
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (250 mmHg Naik)............35
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (50 mmHg Turun).............36
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positf (100 mmHg Turun)............37
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (150 mmHg Turun)...........37
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (200 mmHg Turun)........38
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (250 mmHg Turun).........39
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-50 mmHg Naik)..........40
Tabel 4.13 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-100 mmHg Naik)........41
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-200 mmHg Naik)........41
Tabel 4.15 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-300 mmHg Naik)........42
Tabel 4.16 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-400 mmHg Naik)........43
Tabel 4.17 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-500 mmHg Naik)........43
Tabel 4.18 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-600 mmHg Naik)........45
Tabel 4.19 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-50 mmHg Turun)........45
Tabel 4.20 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-100 mmHg Turun)......46
Tabel 4.21 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-200 mmHg Turun)......47
Tabel 4.22 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-300 mmHg Turun)......47
Tabel 4.23 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-400 mmHg Turun)......48
Tabel 4.24 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-500 mmHg Turun)......49
Tabel 4.25 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-600 mmHg Turun)......50
Tabel 4.26 Hasil Pengukuran Tes Kebocoran.....................................................51
Tabel 4.27 Hasil Pengukuran Thermohygro Suhu..............................................52
Tabel 4.28 Hasil Pengukuran Thermohygro Kelembaban..................................53

vi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan yang


bertujuan untuk mempermudah diagnose suatu penyakit atau untuk
menunjang perwatan dan penyembuhan pasien. Oleh karena itu semua
peralatan yang akan digunakan pasien harus selalu dalam keadaan yang siap
pakai, dengan kata lain alat yang digunakan tidak akan menimbulkan
kesalahan pembacaan, dan sudah dikalibrasi,. Sehingga dalam penggunaanya
memenuhi standar teknis pemakaian peralatan kedokteran. Peralatan
kedokteran yang tidak teruji tingkat kelaikannya, tentunya dapat
menyebabkan kesalahan diagnose, yang pada akhirnya dapat membahayakan
kondisi pasien. Salah satu alat kesehatan yang perlu dikalibrasi yaitu
sphygmomanometer dan suction pump.
Sphygmomanometer atau tensimeter merupakan alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah. Sistem kerja
sphygmomanometer manual dan otomatis adalah memompa maupun
mengurangi tekanan pada manset dengan sistem non invasive. Saat proses
pengukuran darah, terdapat 2 macam tekanan darah, yaitu sistol (batas atas)
dan diastol (batas bawah). Tekanan sistol sebesar 90 s/d 140 mmHg dan
tekanan diastol sebasar 60 s/d 90 mmHg. (Saca, 2019)
Suction pump berfungsi sebagai alat untuk menghisap cairan yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pada suction pump terdapat pompa
vakum yang merupakan inti dari alat tersebut. Sistem vakum harus dipilih
menurut beberapa kriteria sesuai dengan fungsinya. Sedangkan alat untuk
mengkalibrasi adalah Digital Pressure Meter (DPM).(Saca, 2019)
Digital Pressure Meter merupakan alat kalibrasi yang digunakan
untuk menentukan tekanan(Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Jakarta, 2001). Cara kerja alat ini adalah dengan
mengkonversikan nilai dari sensor tekanan diubah dan ditampilkan pada
display. Banyak sekali bentuk, jenis, dan fungsi Digital Pressure Meter.

1
2

Seperti yang berfungsi sebagai tekanan tiup, tekanan hisap, dan serta untuk
tekanan rendah maupun tekanan tinggi sekalipun yang disesuaikan dengan
kebutuhannya.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dibidang peralatan
medis, menurut pengamatan dirumah sakit bahwa alat sphygmomanometer air
raksa harus dikalibrasi agar dalam pengukuran tekanan darah tepat dan tidak
terjadi human error atau pada fungsi alat itu sendiri yang akurasinya sudah
melebihi batas ambang yang diperbolehkan (Standart error maksimal 5
mmHg)(Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
Jakarta, 2001). Dengan alasan tersebut maka perlu dilakukan kalibrasi
terhadap pengukuran hasil tekanan darah, hal ini dikarenakan menyangkut
pembacaan diagnosa pada pasien agar tepat. Sedangkan suction pump lebih
mengutamakan tekanan yang sesuai dengan spesifikasi, karena jika tekanan
suction pump kurang, berpengaruh pada saat digunakan untuk menghisap
cairan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Untuk mengetahui kelayakan
suction pump dapat dilakukan dengan menganalisa hasil kalibrasi yang akan
didapat nilai ketidakpastian dan nilai koreksi sesuai dengan ECRI No. 433-
0595 sehingga masih layak digunakan.
Dari latar belakang diatas sudah ada penelitian sebelum nya yang
telah dilakukan oleh Sacca Asdinuari dari Universitas Mercu Buana yang
mana membuat Digital Pressure Meter namun dengan 2 sensor tekanan – dan
+ maka penulis tertarik untuk membuat alat kalibrator sphygmomanometer
dan suction pump dengan 1 sensor tekanan(Saca, 2019). Maka melalui
penelitian tugas akhir yang berjudul Rancang Bangun Alat Kalibrasi Digital
Pressure Meter.
.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan diatas, maka
penulis dapat merumuskan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara membuat Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter?
2. Berapa tingkat akurasi pembacaan menggunakan sensor autonic dan
sensor DHT21?
3

3. Apakah Rancang Bangun Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter


dengan Thermohygro berbasis mikrokontroler Arduino Nano dengan
Charger bisa digunakan untuk mengkalibrasi alat sphygmomanometer
dan suction pump?

1.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis membatasi pokok-
pokok pembahasan dan masalah yang hanya berkaitan dengan :
1. Rancang Bangun Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter menggunakan
tekanan – 600 dan tekanan + 300.
2. Thermohygro diatur dengan suhu 16℃-40℃ dan kelembaban 25-
75 RH.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang pembuatan rancang bangun alat Kalibrasi Digital Pressure


Meter.
2. Mengetahui akurasi dari sensor autonic dan sensor DHT21.
3. Mengetahui rancang bangun alat Kalibrasi Digital Pressure Meter bisa
di gunakan untuk kalibrasi.

1.5 Manfaat
Manfaat dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah dapat
digunakan untuk mengkalibrasi alat sphygmomanometer dan suction pump
dengan baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai pembuatan alat


kalibrator Digital Pressure Meter (DPM).

Penelitian yang terkait telah dilakukan peneliti sebelumnya


Hredayantini (Hredayantini, 2017) melakukan penelitian “Digital Pressure
Meter Dengan Pemrosesan Data Otomatis”. Pada penelitian ini menggunakan
IC Mikrokontroler ATmega328 dan programnya untuk mengambil data dan
menyimpan pada memori card. Dalam tugas akhir ini penulis
mengembangkan Digital Pressure Meter sebagai alat kalibrator
Sphygmomanometer air raksa dengan pencatatan dan pengisian lembar kerja
kalibrasi sphygmomanometer secara otomatis yang dilengkapi dengan
kalkulasi, sehingga petugas kalibrasi tidak perlu mencatat hasil pengukuran
secara konvensional. Dari karya tulis yang sudah dibuat, penulis
menyarankan pengembangan penelitian dapat dilakukan dengan melakukan
convert data secara otomatis dengan menggunakan Bluetooth.

Siregar (Siregar, 2018) melakukan penelitian “Rancang Bangun


Alat Kalibrasi Sphyhmomanometer Berbasis PC”. Pada penelitian ini
menggunakan Arduino Nano untuk display ditampilkan menggunakan laptop
untuk menampilkan suhu, kelembaban dan satuan tekanan dalam satuan
mmHg. Dari karya tulis yangsudah dibuat, penulis menyarankan untuk
mengganti sensor MPX5050GP karena penulis merasa hasil pembacaan
masih kurang akurat sehingga diganti yang lebih akurat sehingga
mendapatkan hasil yang terbaik.

Saca (Saca, 2019) melakukan penelitian “Prototipe Digital


Pressure Meter Dua mode dengan Thermohygo berbasis Mikrokontroller
Arduino Nano. Pada penelitian ini menggunakan Arduino Uno untuk sensor
tekanan menggunakan dua sensor tekanan yaitu sensor MPX5100GP
(tekanan positif) dan sensor MPXV4115V (tekanan vakum). Dalam tugas

4
5

akhir ini penulis mengembangkan 2 mode setelah melihat beberapa tugas


akhir yang hanya bisa mengukur tekanan positif dan vakum saja. Dari karya
tulis yang sudah dibuat, penulis menyarankan menggunakan 1 sensor untuk
dua mode sekaligus karena sebelumnya menggunakan 2 sensor untuk dua
mode.

Berdasarkan dari beberapa referensi yang telah diuraikan dan


saran-saran dari penulis sebelumnya, maka penulisan mengembangkan
penelitian dengan menggunakan sensor autonic yang mana untuk tekanan
positif dan tekanan vakum (negative), dan menambahkan sensor DHT21
untuk mengukur suhu dan kelembapan lingkungan serta menambahkan
charger agar tidak perlu mengganti baterai jika habis.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Tekanan
Tekanan adalah sebuah istilah fisika yang digunakan untuk
menyatakan besarnya gaya per satuan luas. Perlu diperhatikan bahwa
gaya yang dimaksud disini adalah gaya yang tegak lurus dengan
permukaan dari suatu objek. Tekanan biasanya digunakan untuk
mengukur kekuatan dari suatu zat yang berupa cairan atau gas. Untuk
zat padat jarang digunakan istilah tekanan karena zat pada bentuk dan
volumenya tidak berubah-ubah. Tekanan juga sering dihubungkan
dengan volume dan suhu. Semakin tinggi tekanan di suatu tempat yang
volumenya sama, maka suhu pada tempat tersebut juga akan semakin
tinggi. Satuan Internasional (SI) untuk tekanan adalah Pascal (Pa),
pascal ini sama dengan newton per meter persegi (N/m2 ).
Tekanan udara adalah tekanan yang menggerakkan massa udara
dalam setiap satuan luas tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara disebut barometer. Satuan dari tekanan udara
adalah milibar (mb). Besarnya tekanan udara akan berbanding terbalik
dengan ketinggian suatu tempat, semakin tinggi tempat tersebut, maka
semakin rendah tekanan udaranya, demikian pula sebaliknya.(A. E. Art,
6

2013). Berikut ini adalah table 2.1 konversi dari Pa, Bar, kgf/cm, atm
dan mmHg.
Tabel 2.1 Konversi(P. A. Tipler, 1998)

2.2.2 Tekanan Darah


Tekanan darah adalah kondisi yang tidak berjalan secara pasti,
karena akan berubah-ubah. Ini karena tekanan darah akan bervariasi
setiap saat, tergantung pada aktivitas yang Anda lakukan. Olahraga,
perubahan postur (dari duduk ke berdiri), dan bahkan berbicara
sekalipun dapat menyebabkan tekanan pada darah Anda berubah.

Selain itu, tekanan darah umumnya berbeda sesuai waktu pagi,


siang atau malam. Menurut(Livescience, 2017), Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa tekanan darah yang diukur pada pagi hari dapat
melihat adanya masalah kesehatan lebih baik dibanding jika dilakukan
pada malam hari. Sebenarnya tekanan darah setiap orang akan selalu
berubah-ubah. Polanya akan mulai tinggi pada pagi hingga siang hari
kemudian mencapai puncaknya pada sore dan kemudian kembali turun
pada malam hari.

Pola perubahan tekanan pada darah ini sangat berkaitan dengan


jam biologis tubuh alias ritme sirkadian. Jam biologis tubuh mengatur
kerja setiap organ tubuh manusia berdasarkan jadwal tertentu dalam
rentang waktu 24 jam atau satu hari. Untuk menjaga tekanan darah tetap
terkontrol salah satu caranya mengetahui berapa tekanan darah di alat
pengukur yang bernama sphygmomanometer.
7

Pada alat pengukur tekanan darah akan muncul 2 jenis angka,


yaitu sistolik dan diastolic. Sistolik menunjukan tekanan ketika jantung
memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara diastolik menunjukkan
tekanan ketika jantung dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi
pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak). Berikut ini
adalah Tabel 2.2 nilai tekanan darah normal dalam satuan mmHg sesuai
dengan usia seseorang.

Tabel 2.2 Nilai Tekanan Darah Normal Dalam mmHg

(Saca, 2019)

Kondisi Diastol Sistol


Bayi 50 70 sampai 90
Anak-anak 60 80 sampai 100
Remaja 60 90 sampai 110
Dewasa muda 60 sampai 70 110 sampai 125
Umur lebih tua 80 sampai 90 130 sampai 150

2.2.3 Sphygmomanometer
Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan darah yang bekeja secara manual saat memompa
maupun mengurangi tekana pada manset dengan system non invasi.
(Riva-rocci, 1901)

Prinsip kerja alat pengukur tekanan darah (tensimeter) sama


dengan U-Tube Manometer. Manometer adalah alat pengukur tekanan
yang menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk
menentukan tekanan. Manset dipasang ‘mengikat’ mengelilingi lengan
dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan
(brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan.
Pembacaan tinggi mercuri dalam kolom (tabung manometer)
menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowest pressure (diastolic).
(Biomedical Engineering Elektromedik, 2013). Dibawah ini Gambar 2.1
Tensimeter Air Raksa.
8

Gambar 2.1 Tensimeter Air Raksa(Rahmafisika, 2016)

2.2.4 Suction Pump


Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan
untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan pada tubuh
manusia. Suction pump merupakan alat elektromedik yang terdiri
motor penggerak sistem hisap dan tabung vakum sebagai tempat
medium yang dihisap nantinya, dua buah lubang pada tutup tabung
ini masing-masing berfungsi sebagai hisap dan buang, selang hisap
dihubungkan langsung dengan pasien dan selang buang
dihubungkan dengan sistem hisap dari motor, sistem penghisap ini
ada dua macam yaitu menggunakan kipas dan piston. Tabung
berisi udara normal yang dihisap oleh motor akan mengakibatkan
kevakuman tabung sehingga udara akan masuk melalui selain yang
dihubungkan ke pasien dari sini akan terjadi penghisapan cairan
yang menutupi lubang selang.(PUSPASARI, 2015). Alat Suction
Pump dapat dilihat pada Gambar 2.2 Suction Pump portable.
9

(Manajemen, n.d.)

2.2 Suction Pump portable


(Sumber:
https://jurnalmanajemen.com/alat-
kesehatan/alat- kedokteran-suction-pump/ )
2.2.5 Thermohygro
Thermohygro adalah gabungan dari thermometer
(termometer) ruangan dan hygrometer (higrometer), yaitu alat untuk
mengukur suhu udara dan kelembapan, baik ruangan tertutup
maupun di luar ruangan.

Yang fungsi untuk pengukur suhu dan kelembapan udara


basah dan kering pada suatu ruangan / daerah secara digital.
(Amalia, 2017). Alat Thermohygro dapat dilihat pada Gambar 2.3
alat ini dapat dipakai untuk mengukur suhu udaradan kelembaban.

(alat alat laboratorium, 2016)

2.3 Thermohygro
(sumber:http://alatalat-laboratori.blogspot.com/2016/01/thermohygrometer.htm l)
10

2.2.6 Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan
cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional maupun internasional untuk satuan
ukuran dan/atau internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Kalibrasi menurut definisi Per-Menkes.No.45 Tahun 2015 adalah
kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan
alat ukur dan atau bahan ukur.(Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2015)
a. Tujuan Kalibrasi dan Ketentuan Kalibrasi
1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai penunjukan
suatu instrument ukur atau deviasi dimensi nasional yang
seharusnya untuk suatu bahan ukur.
2. Menjamin hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional
maupun internasional.
Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat kesehatan dengan
kriteria sebagai berikut.
1) Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian atau
kalibrasi.
2) Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus pengujian atau kalibrasi
telah habis.
3) Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan tanda
masih berlaku.
4) Diketahui penunjukan keluarannya atau kinerjanya
(performance) atau keamanannya (safety) tidak sesuai lagi,
walaupun sertifikat dantanda masih berlaku.
5) Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi, walaupun
sertifikat dan tanda masih berlaku. Atau jika tanda laik pakai
pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga tidak
dapat memberikan informasi yang sebenarnya.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2015)
11

b. Institusi Kalibrasi
Institusi kalibasi merupakan suatu instansi yang
menyediakan jasa kalibrasi. Terdapat dua jenis institusi dalam
kalibrasi, yaitu:
1. Institusi Kalibrasi Eksternal
Kalibrasi eksternal harus dilakukan oleh instansi teknik
pemerintah atau swasta yang berakreditasi untuk menjalankan
kegiatan kalibrasi. Untuk membuktikan kemampuan teknisnya,
laboratorium kalibrasi harus mengikuti persyaratan yang ada di
ISO/IEC17025-1999 yang sekarang menjadi SNI19-17025- 2000.
(ISO/IEC Guide 17025, 2015)
2. Institusi Kalibrasi Internal
Kalibrasi yang dilakukan oleh institusi kalibrasi internal
minimum harus mempunyai.
a) Alat kalibrasi yang mampu telusur.
b) Mempunyai teknisi kalibrasi yang berkualifikasi.
c) Mempunyai metode/prosedur kalibrasi.
d) Mempunyai kondisi akomodasi lingkungan yang memadai.

2.2.7 Ardiuno Nano


Arduino merupakan board sistem minimum mikrokontroler
yang mempunyai sifat open source. Board Arduino ini
menggunakan IC mikrokontroler AVR yang merupakan produk dari
Atmel. Pada penelitian ini penulis menggunakan ESP32 yang mana
adalah mikrokontroler yang dikenalkan oleh Espressif System
merupakan penerus dari mikrokontroler ESP8266.

Pada mikrokontroler ini sudah tersedia modul WiFi dalam


chip sehingga sangat mendukung untuk membuat sistem aplikasi
Internet of Things. terlihat pada gambar di atas merupakan pin out
dari ESP32. Pin tersebut dapat dijadikan input atau output untuk
menyalakan LCD, lampu, bahkan untuk menggerakan motor DC.
Berikut ini adalah Gambar 2.4 Pin out ESP32.
12

(Timur Learning, 2019)

Gambar 2.4 Pin out ESP32


Gambar 2.4 Pin out ESP32
(sumber:https://timur.ilearning.me/2019/04/19/mikrokontroler
-
esp32-apa-itu/)
a) Spesifikasi
Arduino Nano ini memiliki beberapa spesifikasi, antara lain:
 Menggunakan mikrokontroler Atmel ATmega 168 atau ATmega
328.
 Memiliki tegangan operasi sebesar 5 V.
 Tegangan input yang direkomendasikan sebesar 7 – 12 V.
 Limit tegangan input 6 – 20 V.
 Memiliki 14 pin digital I/O (6 diantaranya mendukung output
PWM).
 Memiliki 8 pin input analog.
 Arus DC per pin I/O 40 mA.

b) Power
Mikrokontroller dapat diberi power melalui koneksi , pada pin 56
dapat diberi sebesar 6-20 volt dan pada pin dapat diberi power 5 volt
yang mana power dapat diperoleh melalui koneksi USB, catu daya DC
atau baterai.

c) Input dan Output


Ada 24 pin digital pada Arduino Nano yang dapat digunakan
sebagai input ataupun output dengan menggunakan fungsi perintah
13

pinMode, digital Write, digital Read. Input/output ini bekerja pada


tegangan 5 V. Setiap pinnya dapat menghasilkan dan menerima arus
maksimal sebesar 40 mA.(ESP32-S2, 2019)

2.2.8 DHT 21
Sensor DHT 21 adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi kelembaban dan suhu udara dengan mengumpulkan
data sinyal digital dan menghasilkan keluaran berupan sinyal data
yang telah terkalibrasi, sehingga data yang dihasilkan realibel dan
stabil. Sensor ini bisa dihubungkan dengan single chip computer 8
bit sebagai pengontrolnya. Sensor model ini mempunyai data
temperature yang telah terkalibrasi dengan akurat pada ruang
kalibrasi dan koefisien untuk pengkalibrasian telah tersimpan pada
memori OTP pada sensor. Ketika sensor mendeteksi keadaan suhu
dan kelembaban, maka data yang terdeteksi akan dicocokkan sesuai
nilai koefisien kalibrasi yang terdapat pada memori.

Sensor DHT21 ini mempunyai kelebihan seperti ukurannya


yang kecil 22285mm, konsumsi listrik yang kecil serta jarak
transmisi yang jauh 20 m, sehingga membuat sensor ini cocok dan
mudah untuk diaplikasikan. Bisa dilihat bentuk sensor pada Gambar
2.5 DHT21.

(tokopedia,
n.d.)

Gambar 2.5 DHT21


(sumber: https://www.tokopedia.com/celectro/am2301-dht21-
digital- temperature-humidity-sensor)
Berikut spesifikasi yang dimiliki sensor DHT21:
 Tegangan Supply: 3.3-5 V DC
 Interface: Digital
 Kelembapan : 0-100% RH ± 3% RH error
14

 Kisaran suhu : -40-± 80℃ error ± 1℃


Pada sensor DHT21 ini menggunakan komunikasi single-
bus sebagai protokol komunikasinya, dimana hanya terdapat satu
sistem pertukaran data. Peralatan port terbuka atau tri-state
terhubung dengan jalur data agar perangkat tidak mengirimkan data
saat bus sedang digunakan oleh perangkat lain. Biasanya bus
tunggal membutuhkan resistor pull-up eksternal sekitar 5,1kΩ. Jadi
saat bus tidak beroperasi, statusnya akan tinggi. Karena struktur
single-bus yaitu master-slave, dimana hanya host yang memanggil
sensor dan sensor akan menjawab. Sehingga harus mengikuti urutan
single-bus saat mengakses sensor. Jika terdapat kesalahan pada
urutan tersebut maka sensor tidak akan merespon.

2.2.9 Sensor Pressure & Vacuum Autonic


Sensor Autonic adalah sensor yang dapat membaca
pressure dan vacuum pada pengukuran tekanan gas. Untuk nantinya
sensor autonic digunakan untuk mengkalibrasi suction pump dan
sphygmomanometer. Bentuk sensor di Gambar 2.6 Sensor Autonics
pss-c01v.

Gambar 2.6 Sensor Autonics pss-c01v


(Sumber: https://www.autonics.com/series/3000476)
Sensor pressure analog seri PSS memiliki fitur desain
persegi panjang dengan ukuran ringkas (L 11.8 mm x T 29.3 x P
24.8 mm, termasuk port tekanan). Pressure sensor tersedia dalam
model tegangan analog dan model arus analog dan dapat
dihubungkan secara langsung ke HMI, PC, dan PLC dari beragam
merk. Dengan kisaran tekanan yang luas, Sensor seri PSS dapat
15

diaplikasikan pada beragam aplikasi yang terkait dengan tekanan.


Prinsip kerja sensor Autonic ini menggunakan tranduser pressure
input yang mana tranduser dapat mengubah energi tekanan berupa
gas menjadi sinyal listrik ataupun resistansi yang kemudian
dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik.

Spesifikasi Sensor Autonics pss-c01v :

 Ukuran tekanan
-Tekanan negatif (0 kPa hingga -101.3 kPa)

- Tekanan positif (0 kPa hingga 100.0 kPa / 0 kPa hingga 1000 kPa)

- Tekanan majemuk (-101.3 kPa hingga 100 kPa)

 Desain ringkas : L 11.8 mm x T 29.3 mm x D 24.8 mm (dengan


port tekanan)
 Output : Tegangan analog (1~5V DC) / Arus analog (DC 4~20 mA)
 Catu daya : 12~24 V DC ±10%(Pss-c01v, n.d.)

2.2.10 LCD Touch Screen


Liquid Crystal Display (LCD) adalah sebuah peralatan
elektronik yang berfungsi untuk menampilkan output sebuah sistem
dengan cara membentuk suatu citra atau gambaran pada sebuah
layar. Secara garis besar komponen penyusun LCD terdiri dari
kristal cair (liquid crystal) yang diapit oleh 2 buah elektroda
transparan dan 2 buah filter polarisasi (polarizing filter).

TFT adalah singkatan atau kepanjangan dari Thin Film


Transistor, merupakan jenis layar LCD handphone atau smartphone
yang umum dari tipe lainnya. Selain itu TFT juga dapat diartikan
salah satu tipe layar Liquid Crystal Display (LCD) yang datar, di
mana tiap-tiap pixel dikontrol oleh satu hingga empat transistor.
Teknologi ini menyediakan resolusi terbaik dari teknik panel data.
TFT LCD sering disebut juga active-matrix LCD. Layar ini
menampilkan gambar yang kaya warna dan permukaannya sensitif
16

terhadap sentuhan(TFT SPI, n.d.). Touchscreen jenis TFT LCD


dapat dilihat pada Gambar 2.7 LCD Touch Screen dibawah ini :

(teknik elektronika, n.d.)

Gambar 2.7 LCD Touch Screen


(sumber:https://teknikelektronika.com/pengertian-lcd-liquid-crystal-
display-prinsip-kerja-lcd/)

Spesifikasi lcd touchscreen TFT SPI :


 Diagonal LCD : 2.8 inch
 Ukuran LCD : 49 x 68 mm
 Ukuran Module : 50 x 86mm
 Resolusi : 240 x 320 pixel
 IC Driver : ILI9341
 Interface : SPI Serial
 Touch Screen : YES (Bonus Pen)
 Backlight: White LED
 Viewing Direction: 6 o'clock
 Color Depth: 262K/65K
 Resolution (dots): 240RGB*320Dots
 5V compatible, use with 3.3V or 5V logic
 Need at least 9 IOs from your MCU
 With PCB plate (including power supply IC, SD),
compatible with 5110 interface(TFT SPI, n.d.)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan dalam melakukan


penelitian guna menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Metode penelitian juga sangat menentukan
kualitas hasil dari sebuah penelitian. Berikut ini merupakan hal-hal yang berkaitan
dengan metode penelitian yang dilakukan yaitu :

3.1 Metode Penelitian


Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
3.1.1 Perancangan Digital Pressure Meter dengan Thermohygro
Perancangan blok diagram pada Digital Pressure Meter dengan
Thermohygro dapat dilihat pada Gambar 3.1 Blok Diagram dibawah:

Tombol power LCD


ARDUINO

Toucscree n
Sensor Autonic

Sensor DHT21

Baterai Charger

Gambar 3.1 Blok Diagram


Keterangan :
a. Sensor DHT21
Untuk mengukur suhu dan kelembapan yang ada di ruangan.
b. Sensor Autonic
Untuk membaca tekanan positif pada pressure dan tekanan negative
padavacum

17
18

c. Tombol Power
Untuk menghidupkan power pada alat. Untuk menghidupkan power
pada alat.
d. Arduino Uno
Sebagai mikrokontroller yang mengolah data dari sensor kemudian
diolah sehingga data yang diolah dapat ditampilkan ke LCD.
e. LCD Touchscreen
Sebagai tombol pengatur dan penampil hasil pengolahan data dari
mikrokontroler, yang berupa hasil tekanan, kelembapan, suhu dan
lamanya waktu tes kebocoran.
f. Baterai
Sebagai supplay tegangan ke semua rangkaian.
g. Charger
Sebagai supplay tegangan ke battery jika kehabisan daya.
19

3.1.2 Skematic Rangkaian


Berikut dibawah ini adalah skematik rangkaian alat
Digital Pressure Meter dengan Thermohygro di Gambar 3.2
Skematik :
rangkaian

Gambar 3.2 Skematik rangkaian

Sumber Tegangan Battery akan Mensuplay ke seluruh bagian


rangkaian, saat tombol on/off ditekan rangkaian akan bekerja. Berikut
ini penjelasan rangkaian yang ada di gambar 3.2 Skematik rangkaian.
1) Perancangan Rangkaian Mikrokontroler Arduino Nano
Dalam perancangan rangkaian Arduino Nano dibutuhkan
mikrokontroler Arduino Nano yang digunakan untuk pengendali
utama pada setiap rangkaian. Mikrokontroler Arduino Nano
berfungsi utamanya adalah memproses masukan dan keluaran yang
terdapat pada rangkaian dan pengontrolannya dilakukan melalui
20

mengaktifkan masing-masing pin-pin pada mikrokontroler


tersebut, baik pengaktifan secara paralel maupun pin-pin
mikrokontroler tersendiri dalam satu port. Rangkaian ini akan aktif
apabila mendapat tegangan sebesar +3,6Vdc.
Adapun pin atau port yang terdapat pada rangkaian sistem
minimum untuk mengaktifkan beberapa rangkaian yang ada pada
modul yang penulis buat adalah sebagai berikut.
a. Port 2 digunakan untuk tegangan dari battery.
b. Port 8, port 10-14 dan port 16 digunakan untuk mengaktifkan
LCD SPL TFT touchscreen.
c. Port 23 digunakan untuk mengaktifkan sensor DHT 21.
d. Port 33 digunakan untuk mengaktifkan NIBP sensor module.
e. Port 36 digunakan untuk mengaktifkan ADC 16bit .
Rangkaian mikrokontroler Arduino Nano bisa dilihat pada gambar
3.3 dibawah ini.

Gambar 3.3 Rangkaian Mikrokontroler Arduino Nano


21

2) Perancangan Rangkaian NIBP Sensor Module pada Gambar 3.4


Rangkaian NIBP Sensor Module dibawah ini :

Port 33

Port 36

Gambar 3.4 Rangkaian NIBP Sensor Module


Rangkaian sensor ini berfungsi untuk mendeteksi tekanan
positif & tekanan negative yang mana tekanan positif untuk
sphygmomanometer dan tekanan negative untuk suction pump.
NIBP Sensor Module setiap kenaikan tegangan 1 kPa maka
tegangan keluarannya sebesar 90 mV. Karena satuan dari
sphygmomanometer dan suction pump adalah milimeter mercury
(mmHg) maka tekanan tersebut akan dikonfersikan ke nilai mmHg
(1 kPa = 7.500617 mmHg).
Sensor ini menggunakan metode diferensial untuk mengukur
tekanan udara dan menggunakan teknologi piezoresistive untuk
mengubah tekanan udara menjadi sinyal listrik. Sensor ini bekerja
pada tegangan sebesar 4,75 Vdc sampai 5,25 Vdc dan dapat
mengukur tekanan sebesar 0-50 kPa. Kaki 1 Vout pada sensor.

3) Perancangan Rangkaian Sensor Suhu dan Kelembaban

Port 23

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Suhu dan Kelembaban


22

Pada Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Suhu dan Kelembaban


menggunakan DHT21 sebagai pebacaan suhu dan kelembaban
ruangan hasil yang didapat akan di tampilkan di LCD. DHT21
merupakan salah satu sensor suhu dan kelembaban yang memiliki
kualitas yang baik yaitu memiliki ketelitian 0.5 dan dinilai dari
respon pembacaan yang cepat terhadap suhu dan kelembaban, dan
kemampuan. Rangkaian sensor suhu dan kelembaban DHT21.
4) Perancangan Rangkaian LCD Touchscreen

Port 16

Port 10-14

Port 8

Gambar 3.6 Rangkaian LCD Touchscreen


Pada Gambar 3.5 Rangkaian LCD Touchscreen
menggunakan SPI TFT Touch sebagai untuk menampilkan display
dan tombol pada alat saat digunakan.
5) Perancangan Rangkaian Battery

Gambar 3.7 Rangkaian Battery

Pada Gambar 3.7 Rangkaian Battery menggunakan battery


dengan tegangan 12VDC untuk sensor Autonics lalu di stepdown
menjadi 5VDC untuk adc ekternal dan tegangan 3.3 untuk
mikrokontroller, lcd dan sensor DHT21.
23

6) Perancangan Software
Pada perancangan software, aplikasi yang digunakan pada
perancangan alat kali ini yaitu software Arduino Uno. Arduino
dapat bekerja sesuai dengan deretan perintah (software) yang sudah
diisi ke dalam memori program Arduino, sehingga Arduino dapat
bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Untuk merancang software
Arduino, perangkat lunak yang digunakan adalah bahasa C yang
sudah terintegrasi di dalam software Arduino Ide. Gambar 3.7
adalah tampilan software Arduino Uno.

Gambar 3.8 Software Arduino Uno


Tampilan editor software ARDUINO IDE 1.05 dapat dilihat pada
Gambar 3.9 dibawah ini.

Gambar 3.9 Tampilan Editor Arduino Uno


24

3.1.3 Alur Penelitian


Flowchart pelaksanaan tugas akhir ada di Gambar 3.10 Flowchart
sebagai berikut:

Mulai

Inisialisasi

Tidak
Menu Tekan Hold

Tekan Leak Test


Ya

Ya

Atur mmHg Pengambilan Data

Ya
Monitoring
Tampil LCD
Atur Waktu Pengambilan data

Tekan Start

Tidak

Pengambilan data

Tampil LCD
Pengambilan data

Selesai

Gambar 3.10 Flowchart


Keterangan Flowchart :
Proses inisialisasi mikrokontroller yang digunakan untuk
mengirimkan sejumlah instruksi-instruksi ke dalam SRAM untuk
mengidentifikasi setiap port mikrokontroller. Setelah proses inisialisasi
selesai, kemudian akan masuk pada tampilan menu yang mana akan
menampilkan pengukuran pressure baik positif maupun negatif dan
Thermohygro. Jika memilih tombol hold akan memberhentikan display
25

untuk pengambilan data dan tekan release display akan kembali normal.
Jika memilih Leak Test maka LCD akan menempilkan tes kebocoran,
lalu setting tekanan berapa yang akan di tes kebocoran nya kemudian
setting detik untuk mengukur berapa lama kebocoran nya lalu tekan
start kemudian alat diberi tekanan sesuai yang setting dari
sphygmomanometer, tunggu sesuai waktu yang di setting kemudian
muncul data leak test (test kebocoran) di display dan proses selesai.

3.2 Perancangan Hardware


Desain alat yang dirancang pada tugas akhir ini menggunakan
akrilik dengan ukuran panjang 18 cm, tinggi 8 cm dan lebar 12 cm
dapat dilihat pada Gambar 3.11 Desain Alat dibawah ini.

2 4

3
5

Gambar 3.11 Casing alat

Keterangan :
1. Box Modul
Untuk menutup suatu modul rangkaian.
2. Sensor DHT21
Untuk mendeteksi suhu dan kelembaban.
3. Sensor Autonic
Untuk mengukur tekanan positif dan negative.
4. Layar
Untuk menampilkan hasil tekanan.
5. Tombol ON/OFF
Untuk menghidupkan atau mematikan alat.
6. Konektor charger
26

Untuk melepas atau menyambungkan kabel charger ke battry.

3.3 Alat dan Bahan


Dalam pembuatan DPM , adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1. Sensor Pressure & Vacuum Autonic
2. Sensor DHT 21
3. LCD Touchscreen SPI TFT
4. mikrokontroler ESP32
5. Battery
6. Arduino IDE untuk memprogram mikrokontroler ESP32

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara
sebagai berikut:
1. Titik pengukuran 1 (TP1)
Pengukuran Sensor Pressure & Vacuum Autonic meliputi akurasi, rata-
rata dan presentase tekanan pada alat Sphygmomanometer.
2. Titik Pengukuran 2 (TP2)
Pengukuran Sensor Pressure & Vacuum Autonic meliputi akurasi, rata-
rata dan presentase tekanan pada alat Suction.
3. Titik pengukuran 3 (TP3)
Pengukuran kebocoran untuk mengetahui akurasi nilai kebocoran rata-rata
kebocoran dan presentase kebocoran.
4. Titik pengukuran 4 (TP4)
Pengukuran sensor DHT21.

3.5 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan
membandingkan nilai parameter prototipe yang telah dibuat dengan
perangkat lain. Dalam hal ini peneliti membandingkan dengan Digital
Pressure Meter dan Thermohygro. Data yang diperoleh dari perbandingan
27

prototipe dengan alat pembanding. Uji Coba prototipe, akan dianalisa


menggunakan beberapa teknik statistika yang diolah dengan Microsoft Excel
yaitu, Rata-rata (𝜒̅), Standar Deviasi (𝑆), Koreksi, Persentase error (%error).
3.5.1 Rata-Rata (𝜒̅)
Rata-rata adalah hasil bagi penjumlahan seluruh data (∑𝜒) oleh
banyaknya data (n) . Berdasarkan pengertian diatas rumus rata-rata adalah
sebagai berikut:

dimana:
𝜒̅ = Rata-rata
𝝌𝒊 = Nilai data
𝑛 = Jumlah data

Rumus Excel Rata-rata = AVERAGE(A:B)


dimana:
A = sel data awal
B = sel data
akhir
3.5.2 Standar Deviasi (𝑺𝑺)
Standar deviasi merupakan nilai akar dari varian. Varian adalah nilai
rata-rata dari jumlah kuadrat selisih nilai data dengan nilai rata-rata data.
Berdasarkan pengertian tersebut rumus standar deviasi adalah sebagai
berikut:

dimana:
S = Standar deviasi
𝜒̅ = Rata-rata
𝑋𝑖 = Nilai data
𝑛 = Banyak data
Rumus Excel Standard Deviasi =STDEV.S(A:B)
Dimana:
28

A = sel data awal


B = sel data akhir

3.5.3 Koreksi
Koreksi adalah nilai selisih hasil standar (alat penguji) dengan hasil
Unit Under Test (alat yang diuji). Dalam hal ini standar adalah Digital
Pressure Meter dan Thermohygro sedangan Unit Under Test adalah prototipe
penulis. Berdasarkan hal tersebut maka rumus koreksi adalah sebagai berikut:
Koreksi = |Standar – UUT|
dimana:
Standar = Nilai pada alat penguji
UUT = Nilai pada alat yang diuji

3.5.4 Persentase Error (%error)


Persentase error adalah nilai absolut dari persentase koreksi terhadap
nilai Standar. Berdasarkan hal tersebut rumus persentase error adalah sebagai
berikut:

dimana:
% error = Persentase error (%)
#
Experimenta = Nilai Percobaan/Unit Under Test (satuan)
#
Theoritical = Nilai Teoritis/Standar (satuan)
Rumus Excel Persentase Error = =ABS((A-B)/B)
dimana:
A = sel nilai alat yang diuji
B = sel nilai alat penguji
29

Untuk mengetahui kinerja system secara keseluruhan, maka hal-hal


yang diamatai selama pengujian antar lain.

Hasil Hasil
pengukura Pengukuran
n DPM Prototipe

Tampilan
alat

Gambar 3.12 Skema Analisis Data


BAB IV

HASIL DAN PENGUJIAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai proses pengujian dan
analisa data yang telah penulis lakukan. Pengujian ini dilakukan untuk
membuktikan alat dapat bekerja sesuai dengan diagram blok, flowchart, dan
skema rangkaian yang telah dirancang di penjelasan sebelumnya dan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dalam percoban pengujian alat. Alat yang telah
diselesaikan penulis dapat dilihat pada Gambar 4.1 Alat Digital Pressure Meter
yang dirancang.

Gambar 4.1 Prototipe Digital Pressure Meter yang di rancang


Sebelum melakukan analisa data tersebut, perlu dilakukan juga pengujian
lalu hasilnya akan dianalisa untuk dibandingkan antara alat Digital Pressure
Meter (DPM) terhadap alat yang dibuat. Beberapa persiapan yang dapat
menunjukan proses pengujian dan analisa data yang mendukung akan dijelasakan
pada bab ini.

4.1 Persiapan Alat Ukur


Dalam melakukan pendataan dan pengerjaan alat yang telah dibuat, penulis
menggunakan alat ukur. Berikut ini Tabel 4.1. Alat Ukur Yang Digunakan untuk
melakukan pengukuran dan pengambilan data.

30
31

Tabel 4.1 Alat Ukur Yang Digunakan

No Nama Alat Ukur Merk Jumlah


1 Digital Pressure Meter Fluke 1
2 Sphygmomanometer air Riester 1
Raksa
3 Suction Pump Medease 1
4 Thermohygro - 1
5 Multimeter Fluke 1

4.2 Tahapan Pengujian


Tahapan Pengujian perangkat dilakukan untuk memperoleh data penelitian
yang ilmiah. Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji setiap sensor untuk
mengetahui keakurasian hasil pembacaan sensor. Pengujian kali ini akan dibagi
kedalam tiga tahap, yaitu:
1. Pengukuran sensor Pressure & Vacuum Autonic tekanan positif pada alat
Sphygmomanometer .
2. Pengukuran sensor Pressure & Vacuum Autonic tekanan negative pada alat
Suction Pump.
3. Pengukuran kebocoran.
4. Pengukuran sensor DHT22.

4.3 Standart Operasional Digital Pressure Meter


Berikut adalah standar operasional penggunakaan Digital Pressure Meter.

1. Hidupkan alat dengan cara menekan tombol on/off pada alat.


2. Apabila mengukur suction pump.
a. Atur tekanan Suction Pump sesuai pada lembar kerja.
b. Hasil pengukuran akan tertampil pada display, lalu tekan hold.
c. Catat hasil pengukuran
3. Apabila memilih menu Leak Test untuk pengukuran sphygmomanometer.
a. Pengukuran Leak (kebocoran).
b. Pilih tekanan yang di inginkan misal 100 mmHg.
32

c. Pilih waktu untuk mengukur kebocoran pada alat.


d. Tekan Start.
e. Kemudian naikan tekanan ke 100 mmHg setelah itu waktu akan
otomatis berjalan sesuai waktu yang diatur.
f. Catat hasil pengukuran Leak (kebocoran).

4.4 Hasil Pengukuran


Pengukuran yang penulis lakukan adalah membandingkan hasil nilai tekanan
(mmHg) alat kalibrasi ini dengan hasil nilai tekanan pengukuran
sphygmomanometer air raksa dengan menggunakan alat ukur Digital Pressure
Meter, dan penulis akan menganalisa data perbandingan antara hasil pengukuran
alat ukur Digital Pressure Meter dan modul Digital Pressure Meter yang penulis
buat. Titik yang dipilih penulis susuai lembar kerja kalibrasi sphygmomanometer
namun, untuk Thermohygro penulis menentukan titik 25℃.
4.4.1. Hasil Pengukuran TP1
Hasil pengukuran TP1 ialah perbandigan menggunakan DPM Sanfix dan
prototipe DPM yang dibuat penulis. Gambar 4.2 menunjukan pengujian tekanan
positif pada alat Sphygmomanometer.

Gambar 4.2 Pengujian Tekanan Positif

Hasil pengukuran menggunakan DPM Fluke dan hasil DPM dirancang


terlihat pada Tabel 4.2,Tabel 4.3,Tabel 4.4,Tabel 4.5,Tabel 4.6,Tabel 4.7,Tabel
4.8,Tabel 4.9, Tabel 4.10 dan Tabel 4.11.
33

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (50 mmHg Naik)
Setting 50 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 50,5 50,8 0,59% 3,05VDC

2 50,5 50,9 0,79% 3,05VDC

3 50,3 50,7 0,79% 3,04VDC

4 51 51,5 0,97% 3,12VDC

5 50,4 50,7 0,59% 3,05VDC

6 50,4 50,8 0,79% 3,06VDC

Rata-rata 50,52 50.90 0,75% 3,061VDC

Koreksi - 0,38 - -
Standar -
Deviasi 0,248328 0,303315 -

Hasil pengukuran Tabel 4.2 pada setting 50 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 50,52 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu 50,90
mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,061VDC. Nilai standar deviasi DPM
Fluke 0,248328 sedangkan DPM dirancang 0,303315 dengan koreksi 0,38.

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (100 mmHg


Naik)Setting 100 mmHg naik

Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor


Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 100,4 101 0,59% 3,31VDC

2 100,3 100,8 0,50% 3,28VDC

3 100,2 100,7 0,50% 3,26VDC


34

4 100,4 100,8 0,40% 3,29VDC

5 100,3 100,9 0,59% 3,28VDC

6 100,3 100,6 0,30% 3,27VDC

Rata-rata 100,32 100,80 0,48% 3,28VDC

Koreksi - 0,48 - -
Standar -
Deviasi 0,075277 0,141421 -

Hasil pengukuran Tabel 4.3 pada setting 100 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 100,32 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
100,80 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,28VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,075277 sedangkan DPM dirancang 0,141421 dengan koreksi 0,48.

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (150 mmHg Naik)
Setting 150 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 149,9 150,4 0,33% 3,53VDC

2 149,7 150,3 0,40% 3,53VDC


3 149,8 150,3 0,33% 3,52VDC

4 150 150,5 0,33% 3,53VDC

5 149,5 150 0,33% 3,51VDC

6 149,6 150,2 0,40% 3,52VDC

Rata-rata 149,75 150,28 0,35% 3,52VDC

Koreksi - 0.53 - -
Standar -
Deviasi 0,187083 0.172240 -

Hasil pengukuran Tabel 4.4 pada setting 150 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
35

rata-rata 149,75 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
150,28 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,52VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,187083 sedangkan DPM dirancang 0,172240 dengan koreksi 0,53.

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (200 mmHg Naik)
Setting 200 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 199,7 200,7 0,50% 3,76VDC

2 199,4 200,7 0,65% 3,76VDC

3 199,7 200,3 0,30% 3,75VDC

4 199 200,5 0,75% 3,75VDC

5 199,7 201 0,65% 3,79VDC

6 199,8 201,2 0,70% 3,8VDC

Rata-rata 199,55 200,73 0,59% 3,77VDC

Koreksi - 1.18 - -
Standar -
Deviasi 0,301662 0,326599 -

Hasil pengukuran Tabel 4.5 pada setting 200 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 199,55 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
200,73 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,77VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,301662 sedangkan DPM dirancang 0,326599 dengan koreksi 1,18.
Tabel 4.6 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (250 mmHg Naik)
Setting 250 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 249 250,6 0,64% 4.11VDC
36

2 249,5 250,8 0,52% 4.12VDC

3 249,7 250,6 0,36% 4.12VDC

4 249,8 250,9 0,44% 4.12VDC

5 249,4 250,8 0,56% 4.13VDC

6 249 250,5 0,60% 4.11VDC

Rata-rata 249,40 250,70 0,52% 4.12VDC

Koreksi - 1.30 - -
Standar -
Deviasi 0,340588 0,154919 -

Hasil pengukuran Tabel 4.6 pada setting 250 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 249,40 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
250,70mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 4,12VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,340588 sedangkan DPM dirancang 0,154919 dengan koreksi 1,30.

Tabel 4.7 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (50 mmHg Turun)
Setting 50 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 50,8 51,2 0,78% 3,11VDC

2 50,6 51 0,78% 3,11VDC

3 50,5 51,4 1,75% 3,13VDC

4 50,6 50,8 0,39% 3,09VDC

5 50,6 50,8 0,39% 3,1VDC

6 50,9 51 0,20% 3,1VDC

Rata-rata 50,67 51,03 0,72% 3,11VDC

Koreksi - 0,37 - -
Standar -
Deviasi 0,150555 0,233809 -
37

Hasil pengukuran Tabel 4.7 pada setting 50 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 50,67 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu 51,03
mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,11VDC. Nilai standar deviasi DPM
Fluke 0,150555 sedangkan DPM dirancang 0,233809 dengan koreksi 0,37.

Tabel 4.8 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (100 mmHg Turun)
Setting 100 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 100,4 100,8 0,40% 3,28VDC

2 100,2 100,5 0,30% 3,28VDC

3 100,5 101,2 0,69% 3,29VDC

4 100 100,9 0,89% 3,29VDC

5 100,2 101,4 1,18% 3,3VDC

6 100,3 100,8 0,50% 3,27VDC

Rata-rata 100,27 100,93 0,66% 3,29VDC

Koreksi - 0,67 - -
Standar -
Deviasi 0,175119 0,320416 -

Hasil pengukuran Tabel 4.8 pada setting 100 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 100,27 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
100,93 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,29VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,175119 sedangkan DPM dirancang 0,320416 dengan koreksi 0,67.
38

Tabel 4.9 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (150 mmHg Turun)
Setting 150 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 150,5 151,4 0,59% 3,53VDC

2 150,7 151,2 0,33% 3,52VDC

3 150,4 151,3 0,59% 3,53VDC

4 150,3 151,2 0,60% 3,53VDC

5 150,4 150,7 0,20% 3,51VDC

6 150,8 151,5 0,46% 3,53VDC

Rata-rata 150,52 151,22 0,46% 3,53VDC

Koreksi - 0.70 - -
Standar -
Deviasi 0,194079 0,278687 -

Hasil pengukuran Tabel 4.9 pada setting 150 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata 150,52 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
151,22 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,53VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,194079 sedangkan DPM dirancang 0,278687 dengan koreksi 0,70.

Tabel 4.10 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (200 mmHg Turun)
Setting 200 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 199,9 200,7 0,40% 3,76VDC

2 199,8 200,6 0,40% 3,76VDC

3 199,5 200,1 0,30% 3,76VDC

4 199,7 200,5 0,40% 3,75VDC


39

5 199,8 200,9 0,55% 3,76VDC

6 199,6 200,3 0,35% 3,75VDC

Rata-rata 199,72 200,52 0,40% 3,76VDC

Koreksi - 0,80 - -
Standar -
Deviasi 0,147196 0,285774 -

Hasil pengukuran Tabel 4.10 pada setting 200 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata 199,72 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu 200,52 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,76VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,147196 sedangkan DPM dirancang 0,285774
dengan koreksi 0,80.

Tabel 4.11 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Positif (250 mmHg Turun)
Setting 250 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 249,2 250,6 0,56% 4,12VDC

2 249,6 250,5 0,36% 4,12VDC

3 249,5 250,3 0,32% 4,12VDC

4 249,3 250,2 0,36% 4,11VDC

5 249,4 250,7 0,52% 4,12VDC

6 249,8 250,5 0,28% 4,12VDC

Rata-rata 249,47 250,47 0,40% 4,12VDC

Koreksi - 1,00 - -
Standar -
Deviasi 0,216025 0,186190 -
Hasil pengukuran Tabel 4.11 pada setting 250 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
40

rata-rata 249,47 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu
250,47 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 3,76VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,216025 sedangkan DPM dirancang 0,186190 dengan koreksi 1,00.
4.4.2. Hasil Pengukuran TP2
Hasil pengukuran TP2 ialah perbandigan menggunakan DPM Fluke dan
prototipe DPM yang dibuat penulis. Gambar 4.3 menunjukan pengujian tekanan
negative pada Suction Pump.

Gambar 4.3 Pengujian Tekanan Negative

Hasil pengukuran menggunakan DPM Fluke dan hasil DPM dirancang terlihat
pada Tebel 4.12, Tabel 4.13,Tabel 4.14,Tabel 4.15,Tabel 4.16,Tabel 4.17,Tabel
4.18,Tabel 4.19,Tabel 4.20,Tabel 4.21,Tabel 4.22,Tabel 4.23,Tabel 4.14 dan
Tabel 4.25.

Tabel 4.12 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-50 mmHg Naik)
Setting -50 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -50,4 -50,8 0,79% 2,98VDC
2 -50,2 -51 1,57% 2.97VDC
3 -50,2 -51,3 2,14% 2.97VDC
41

4 -50,5 -51 0,98% 2,98VDC


5 -50,4 -51,4 1,95% 2,98VDC
6 -50,8 -51,5 1,36% 2,97VDC
Rata-rata -50,42 -51,17 1,46% 2,98VDC
Koreksi - 0,75 - -
Standar -
Deviasi 0,222860 0,273252 -

Hasil pengukuran Tabel 4.12 pada setting -50 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata -50,42 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu -51,17
mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,98VDC . Nilai standar deviasi DPM Fluke
0,222860 sedangkan DPM dirancang 0,273252 dengan koreksi 0,75.

Tabel 4.13 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-100 mmHg Naik)
Setting -100 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -100,5 -102 1,47% 2,94VDC
2 -100,6 -101,5 0,89% 2,95VDC
3 -100,4 -101,4 0,99% 2,95VDC
4 -100,7 -101,8 1,08% 2,94VDC
5 -100,5 -101,6 1,08% 2,95VDC
6 -100,3 -101,5 1,18% 2,95VDC
Rata-rata -100,50 -101,63 1,11% 2,95VDC
Koreksi - 1,13 - -
Standar -
Deviasi 0,141421 0,225093 -

Hasil pengukuran Tabel 4.13 pada setting -100 mmHg naik yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -100,50 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
42

dirancang yaitu -101,63 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,95VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,141421 sedangkan DPM dirancang 0,225093
dengan koreksi 1,13.
Tabel 4.14 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-200 mmHg Naik)
Setting -200 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -201,3 -201,9 0,30% 2,88VDC
2 -200,9 -201,5 0,30% 2,88VDC
3 -201 -202 0,50% 2,87VDC
4 -201,4 -202,2 0,40% 2,87VDC
5 -200,8 -201,6 0,40% 2,88VDC
6 -201,2 -202 0,40% 2,88VDC
Rata-rata -201,10 -201,87 0,38% 2,88VDC
Koreksi - 0,77 - -
Standar -
Deviasi 0,236643 0,265832 -
Hasil pengukuran Tabel 4.14 pada setting -200 mmHg naik yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata -201,10 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu -
201,87 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,88VDC . Nilai standar deviasi DPM
Fluke 0,236643 sedangkan DPM dirancang 0,265832 dengan koreksi 0,77.
Tabel 4.15 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-300 mmHg Naik)
Setting -300 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -301,3 -301,8 0,17% 2,82VDC
2 -301,5 -302,3 0,26% 2.8VDC
3 -301,3 -302,1 0,26% 2,82VDC
43

4 -301,2 -302,3 0,36% 2,81VDC


5 -301,7 -302,5 0,26% 2,82VDC
6 -301,2 -302,6 0,46% 2,82VDC
Rata-rata -301,37 -302,27 0,30% 2.82VDC
Koreksi - 0,90 - -
Standar -
Deviasi 0,196638 0,287518 -

Hasil pengukuran Tabel 4.15 pada setting -300 mmHg naik yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -301,37 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -302,27 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,82VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,196638 sedangkan DPM dirancang 0,287518
dengan koreksi 0,90.

Tabel 4.16 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-400 mmHg Naik)

Setting -400 mmHg naik.

Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor


Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -401,4 -402,5 0,27% 2,75VDC
2 -401,7 -402,4 0,17% 2,76VDC
3 -401,2 -402,4 0,30% 2,75VDC
4 -401,3 -402,6 0,32% 2,75VDC
5 -401,2 -402,2 0,25% 2,76VDC
6 -401,5 -402,3 0,20% 2,76VDC
Rata-rata -401,38 -402,40 0,25% 2,76VDC
Koreksi - 1,02 - -
Standar -
Deviasi 0,194079 0,141421 -
44

Hasil pengukuran Tabel 4.16 pada setting -400 mmHg naik yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -401,38 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -402,40 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,76VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,194079 sedangkan DPM dirancang 0,141421
dengan koreksi 1,02.

Tabel 4.17 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-500 mmHg Naik)
Setting -500 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -508,3 -509,5 0,24% 2,68VDC
2 -508,7 -510,2 0,29% 2,68VDC
3 -508,5 -509,4 0,18% 2,69VDC
4 -508,5 -509,7 0,24% 2,68VDC
5 -508,3 -509,6 0,26% 2,69VDC
6 -508,4 -509,8 0,27% 2,68VDC
Rata-rata -508,45 -509,70 0,25% 2,68VDC
Koreksi - 1,25 - -
Standar -
Deviasi 0,151658 0,282843 0,04%

Hasil pengukuran Tabel 4.17 pada setting -500 mmHg naik yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -508,45 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -509,70 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,68VDC. Nilai
standar deviasi DPM Smart 0,151658 sedangkan DPM dirancang 0,282843
dengan koreksi 1,25.
45

Tabel 4.18 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-600 mmHg Naik)
Setting -600 mmHg naik
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Smart Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -611,2 -612,3 0,18% 2,58VDC
2 -611,5 -612,4 0,15% 2,58VDC
3 -611,3 -612,7 0,23% 2,57VDC
4 -611,2 -612,5 0,21% 2,58VDC
5 -611,4 -612,3 0,15% 2,58VDC
6 -611,7 -612,8 0,18% 2,57VDC
Rata-rata -611,38 -612,50 0,18% 2,58VDC
Koreksi - 1,12 - -
Standar -
Deviasi 0,194079 0,209762 0,03%

Hasil pengukuran Tabel 4.18 pada setting -600 mmHg naik yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata -611,38 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang
yaitu -612,50 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,58VDC. Nilai standar
deviasi DPM Fluke 0,194079 sedangkan DPM dirancang 0,209762 dengan
koreksi 1,12.

Tabel 4.19 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-50 mmHg Turun)
Setting -50 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -50,5 -51,2 1,37% 2,98VDC
2 -50,4 -51,5 2,14% 2,97VDC
3 -50,5 -51,4 1,75% 2,98VDC
4 -50,3 -51,4 2,14% 2,98VDC
46

5 -50,4 -51,6 2,33% 2,97VDC


6 -50,4 -51,3 1,75% 2,98VDC
Rata-rata -50,42 -51,40 1,91% 2,98VDC
Koreksi - 0,98 -
Standar
Deviasi 0,075277 0,141421 -

Hasil pengukuran Tabel 4.19 pada setting -50 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata -50,42 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu -51,40
mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,98VDC . Nilai standar deviasi DPM Fluke
0,075277 sedangkan DPM dirancang 0,141421 dengan koreksi 0,98.

Tabel 4.20 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-100 mmHg Turun)
Setting -100 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -100,5 -101,9 1,37% 2,94VDC
2 -100,6 -101,8 0,89% 2,94VDC
3 -100,4 -101,4 0,99% 2,95VDC
4 -100,7 -101,5 1,08% 2,95VDC
5 -100,5 -101,6 1,08% 2,95VDC
6 -100,3 -101,5 1,18% 2,95VDC
Rata-rata -100,50 -101,62 1,10% 2,95VDC
Koreksi - 1,12 - -
Standar -
Deviasi 0,141421 0,194079 -

Hasil pengukuran Tabel 4.20 pada setting -100 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata -100,50 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang
yaitu -101,62 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,95VDC. Nilai standar
47

deviasi DPM Fluke 0,141421 sedangkan DPM dirancang 0,194079 dengan


koreksi 1,12.

Tabel 4.21 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-200 mmHg Turun)
Setting -200 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -201,4 -202.3 0,44% 2,87VDC
2 -201,9 -202.4 0,25% 2,87VDC
3 -201,7 -202.3 0,30% 2,87VDC
4 -201,5 -202.7 0,59% 2,87VDC
5 -201,4 -201.6 0,10% 2,88VDC
6 -201,2 -202.5 0,64% 2,87VDC
Rata-rata -201,52 -202.30 0,39% 2,87VDC
Koreksi - 0,78 - -
Standar -
Deviasi 0.248328 0.374166 -

Hasil pengukuran Tabel 4.21 pada setting -200 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -201,52 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -202,30 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,87VDC. Nilai
standar deviasi DPM Smart 0,248328 sedangkan DPM dirancang 0,374166
dengan koreksi 0,78.

Tabel 4.22 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-300 mmHg Turun)
Setting -300 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -301,6 -302,7 0,36% 2,8VDC
2 -301,4 -302,3 0,30% 2,81VDC
48

3 -301,6 -302,1 0,17% 2,81VDC


4 -301,7 -302,3 0,20% 2,81VDC
5 -301,4 -302,5 0,36% 2,81VDC
6 -301,5 -302,6 0,36% 2,8VDC
Rata-rata -301,53 -302,42 0,29% 2,81VDC
Koreksi - 0,88 - -
Standar -
Deviasi 0,121106 0,222860 -

Hasil pengukuran Tabel 4.22 pada setting -300 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -301,53 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -302,42 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,81VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,121106 sedangkan DPM dirancang 0,222860
dengan koreksi 0,88.

Tabel 4.23 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-400 mmHg Turun)
Setting -400 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran SMART Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -401,8 -402,7 0,22% 2,76VDC
2 -402,1 -403,4 0,32% 2,74VDC
3 -401,5 -402,6 0,27% 2,75VDC
4 -401,6 -402,8 0,30% 2,75VDC
5 -401,7 -402,4 0,17% 2,75VDC
6 -401,4 -402,5 0,27% 2,75VDC
Rata-rata -401,68 -402,73 0,26% 2,75VDC
Koreksi - 1,05 - -
Standar -
Deviasi 0,248328 0,355903 -
49

Hasil pengukuran Tabel 4.23 pada setting -400 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata -401,68 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang
yaitu -402,73 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,75VDC. Nilai standar
deviasi DPM Fluke 0,248328 sedangkan DPM dirancang 0,355903 dengan
koreksi 1,05.

Tabel 4.24 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-500 mmHg Turun)
Setting -500 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Fluke Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -508,5 -509,7 0,24% 2,68VDC
2 -508,9 -510,4 0,29% 2,67VDC
3 -508,7 -509,6 0,18% 2,68VDC
4 -508,7 -509,9 0,24% 2,68VDC
5 -508,5 -509,8 0,26% 2,69VDC
6 -508,6 -509,7 0,22% 2,68VDC
Rata-rata -508,65 -509,85 0,24% 2,68VDC
Koreksi - 1,20 -
Standar
Deviasi 0,151658 0,288097 -

Hasil pengukuran Tabel 4.24 pada setting -400 mmHg turun yang
dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke
dengan nilai rata-rata -508,65 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM
dirancang yaitu -509,85 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,68VDC. Nilai
standar deviasi DPM Fluke 0,151658 sedangkan DPM dirancang 0,288097
dengan koreksi 1,20.
50

Tabel 4.25 Hasil Pengukuran DPM Tekanan Negatif (-600 mmHg Turun)
Setting -600 mmHg turun
Hasil DPM Hasil DPM Dirancang Tegangan Sensor
Pengukuran Smart Pada DPM
Tekanan(mmHg) %error
(mmHg) dirancang
1 -611,7 -612,8 0,18% 2,57VDC
2 -611,6 -612,7 0,18% 2,57VDC
3 -611,5 -612,5 0,16% 2,58VDC
4 -611,4 -612,6 0,20% 2,58VDC
5 -611,8 -613,2 0,23% 2,57VDC
6 -611,6 -613,4 0,29% 2,56VDC
Rata-rata -611,60 -612,87 0,21% 2,57VDC
Koreksi - 1,27 -
Standar
Deviasi 0,141421 0,355903 -
Hasil pengukuran Tabel 4.25 pada setting -600 mmHg turun yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM Fluke dengan nilai
rata-rata -611,60 mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang yaitu -
612,87 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,57VDC. Nilai standar deviasi
DPM Fluke 0,141421 sedangkan DPM dirancang 0,355903 dengan koreksi 1,27.
51

4.4.3. Hasil Pengukuran TP3

Hasil pengukuran TP3 ialah pengukuran tes kebocoran spygmomanometer


menggunakan prototipe DPM yang dibuat penulis. Gambar 4.4 menunjukan
pengukuran tes kebocoran.

Gambar 4.4 Pengukuran Tes Kebocoran

Hasil pengukuran kebocoran untuk mengetahui akurasi nilai rata-rata kebocoran


dan presentase kebocoran dengan mengatur tekanan pada tensi 200 mmHg selama
60 detik dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Tabel 4.26 Hasil Pengukuran Tes Kebocoran


Hasil Kebocoran Tegangan Sensor
DPM Pada DPM
Pengukuran Prototipe DPM
Fluke %error dirancang
(mmHg)
(mmHg)
1 7,3 8,8 17,05% 3,76VDC
2 7,4 9 17,78% 3,75VDC
3 7,3 8,7 16,09% 3,75VDC
4 7,3 8,8 17,05% 3,75VDC
5 7,5 8,6 12,79% 3,76VDC
6 7,3 8,8 17,05% 3,76VDC
Rata-rata 7,35 8,78 16,30% 3,76VDC
52

Koreksi - 1,43 - -
Standar -
Deviasi 0,083666 0,132916 -
Hasil pengukuran Tabel 4.26 kebocoran dengan setting -200 mmHg dengan waktu 60
detik yang dilakukan sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan pada alat DPM
Fluke dengan nilai rata-rata 7,35mmHg, sedangkan nilai rata-rata dari DPM dirancang
yaitu 8,78 mmHg dengan tegangan sensor rata-rata 2,76VDC. Nilai standar deviasi DPM
Fluke 0,083666 sedangkan DPM dirancang 0,132916 dengan koreksi 1,43.

4.4.4. Hasil Pengukuran TP4

Hasil pengukuran TP4 ialah perbandigan Thermohygro HTC-2 dan


Thermohygro terlihat yang dibuat penulis. Gambar 4.5 Pengujian Thermohygro.

Gambar 4.5 Pengujian Thermohygro

Hasil pengukuran menggunakan Thermohygro HTC-2 dan Thermohygro


yang dibuat penulis dapat dilihat pada Tabel 4.27 dan Tabel 4.28.
Tabel 4.27 Hasil Pengukuran Thermohygro Suhu

Hasil Standar Hasil Thermohygro Dirancang Tegangan Sensor Pada


Pengukuran
Thermohygro(℃ Suhu (℃) %error DPM dirancang
)
1 28,4 28,4 0,00% 3,23VDC
2 28,3 28,5 0,70% 3,23VDC
3 28,5 28,5 0,00% 3,23VDC
4 28,4 28,4 0,00% 3,23VDC
5 28,4 28,6 0,70% 3,22VDC
6 28,3 28,4 0,35% 3,23VDC
Rata-rata 28,38 28,47 0,29% 3,23VDC
53

Koreksi - 0,08 - -
Standar -
Deviasi 0,075277 0,081650 -

Hasil pengukuran Tabel 4.27 suhu pada setting 28℃ yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan suhu pada alat Thermohygro HTC-
2 dengan nilai rata-rata 28,38 ℃, sedangkan nilai rata-rata dari Thermohygro
dirancang yaitu 28,47 ℃. Nilai standar deviasi Thermohygro HTC-2 0,075277
sedangkan Thermohygro dirancang 0,081650 dengan koreksi 0,08.
Tabel 4.28 Hasil Pengukuran Thermohygro Kelembaban

Hasil Standar Hasil Thermohygro Dirancang Tegangan Sensor


Pengukuran Kelembaban Kelembaban Pada DPM dirancang
%error
( %) (%)
1 43 42 2,38% 3,23VDC
2 43,2 42 2,86% 3,23VDC
3 43,1 42 2,62% 3,23VDC
4 43,2 43 0,47% 3,23VDC
5 43 42 2,38% 3,22VDC
6 43,1 43 0,23% 3,23VDC
Rata-rata 43,10 42,33 1,82% 3,23VDC
Koreksi - 0,77 - -
Standar -
Deviasi 0,089443 0,516398 -
Hasil pengukuran Tabel 4.28 suhu pada setting 28℃ yang dilakukan
sebanyak 6 kali mendapatkan hasil pembacaan kelembaban pada alat
Thermohygro HTC-2 dengan nilai rata-rata 43,10% sedangkan nilai rata-rata dari
Thermohygro dirancang yaitu 42,33%. Nilai standar deviasi Thermohygro HTC-2
0,089443 sedangkan Thermohygro dirancang 0,516398 dengan koreksi 0,77.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan didapatkan
beberapa kesimpulan yaitu :

1. Rancang Bangun Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter dirancang dan


direalisasikan.
2. Tingkat akurasi sensor Autonics pss-c01v, pengukuran positif naik terkecil
memiliki koreksi 0,38 dan positif turun terkecil memiliki koreksi 0,37
pada setting 50 mmHg. Tingkat akurasi sensor Autonics pss-c01v,
pengukuran negatif naik terkecil memiliki koreksi 0,75 pada setting -50
mmHg naik sedangkan pengukuran negatif turun terkecil memiliki koreksi
0,78 pada setting -200 mmHg turun. Tingkat akurasi sensor DHT21 untuk
suhu memiliki koreksi 0,08 sedangkan untuk kelembaban memiliki
koreksi 0,77.
3. Rancang Bangun Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter bisa digunakan
untuk kalibrasi.

5.2 Saran
Dalam pembuatan karya tulis ini masih terdapat berbagai kekurangan
dari segala aspek. Untuk itu penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Pada saat pengambilan data Sphygmomanometer dan Suction Pump


disarankan untuk mengikuti SOP kalibrasi yang berlaku.
2. Menambahkan satuan tekanan yang dapat dipilih saat pengukuran (tidak
terbatas hanya mmHg).

54
DAFTAR PUSTAKA

A. E. Art. (2013). Tekanan. Pressure Gauge.


alat alat laboratorium. (2016). Thermohygrometer Pengukur Suhu dan
Kelembaban. Diakses 14 Maret 2020 Pukul 20:15. http://alatalat-
laboratori.blogspot.com/2016/01/thermohygrometer-pengukur-suhu-dan.html
Amalia, A. (2017). THERMOHYGROMETER WITH DATA STORAGE FOR
MONITORING OPERATIE KAMER. THERMOHYGROMETER WITH
DATA STORAGE FOR MONITORING OPERATIE KAMER.
Biomedical Engineering Elektromedik. (2013). Sphygmomanometer atau
Tensimeter. Sphygmomanometer Atau Tensimeter.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Jakarta. (2001).
Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Kesehatan. 105.
ESP32-S2. (2019).
Hredayantini. (2017). Digital Pressure Meter dengan Pemrosesan data otomatis.
Digital Pressure Meter Dengan Pemrosesan Data Otomatis.
ISO/IEC Guide 17025. (2015). ISO/IEC Guide 17025. ISO/IEC Guide 17025.
Livescience. (2017). blood pressure. Blood Pressure Meter.
Manajemen, J. (n.d.). Alat kedokteran Suction Pump. Diakses 14 Maret 2020
Pukul 19:45. https://jurnalmanajemen.com/alat-kesehatan/alat-kedokteran-
suction-pump/
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan. Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan.
P. A. Tipler. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Fisika Untuk
Sains Dan Teknik Jilid 1.
Pss-c01v, S. autonic. (n.d.). Autonics. Diakses 27 Mei 2020 Pukul 20:03.
https://www.autonics.com/series/3000476
PUSPASARI, V. M. (2015). MODIFIKASI SUCTION PUMP DILENGKAPI
SAFETY CAIRAN. MODIFIKASI SUCTION PUMP DILENGKAPI
SAFETY CAIRAN.
Rahmafisika, N. (2016). Penerapan Fisika pada Tensimeter. Diakses 14 Maret
2020 Pukul 19:30. http://niarahmafisika.blogspot.com/2016/11/penerapan-

55
fisika-pada-tensimeter.html
Riva-rocci, S. (1901). blood pressure meter. Blood Pressure Meter, 1–4.
Saca, A. (2019). Prototipe Digital Pressure Meter dua mode dengan Thermohygro.
Prototipe Digital Pressure Meter Dua Mode Dengan Thermohygro.
Siregar. (2018). Rancang Bangun Alat Kalibrasi Sphyhmomanometer Berbasis
PC. Rancang Bangun Alat Kalibrasi Sphyhmomanometer Berbasis PC.
teknik elektronika. (n.d.). Pengertian lcd liquid. Diakses 15 Maret 2020 Pukul
19:07. https://teknikelektronika.com/pengertian-lcd-liquid-crystal-display-
prinsip-kerja-lcd/
TFT SPI. (n.d.). lcd touchscreen TFT SPI. Lcd Touchscreen TFT SPI.
Timur Learning. (2019). Mikrokontroller eps32. Diakses 14 Maret 2020 Pukul
20:30. https://timur.ilearning.me/2019/04/19/mikrokontroler-esp32-apa-itu/
tokopedia. (n.d.). am2301 dht21 digital temperature humidity sensor. Diakses 15
Maret 2020 Pukul 18:30. https://www.tokopedia.com/celectro/am2301-
dht21-digital-temperature-humidity-sensor

56
LAMPIRAN
57
Rangkaian Keseluruhan Alat Kalibrasi Digital Pressure Meter

LAMPIRAN

57
LAMPIRAN
58
Script Program
#include <TFT_eSPI.h> // Hardware-specific library
#include <SPI.h>
#include <Wire.h>
#include <Adafruit_ADS1015.h>
#include "DHT.h"
#define DHTPIN 15 // modify to the pin we connected

#define DHTTYPE DHT21 // AM2301

DHT dht(DHTPIN, DHTTYPE);

Adafruit_ADS1115 ads; /* Use this for the 16-bit version */

TFT_eSPI tft = TFT_eSPI(); // Invoke custom library

#define TFT_GREY 0x5AEB

#define LOOP_PERIOD 35 // Display updates every 35 ms


#define CALIBRATION_FILE "/TouchCalData1"

#define REPEAT_CAL false

boolean SwitchOn = false;

// Comment out to stop drawing black spots


#define BLACK_SPOT

58
// Switch position and size
#define FRAME_X 200
#define FRAME_Y 210
#define FRAME_W 120
#define FRAME_H 30

// Red zone size


#define REDBUTTON_X FRAME_X
#define REDBUTTON_Y FRAME_Y
#define REDBUTTON_W
(FRAME_W/2) #define REDBUTTON_H
FRAME_H

// Green zone size


#define GREENBUTTON_X (REDBUTTON_X + REDBUTTON_W)
#define GREENBUTTON_Y FRAME_Y
#define GREENBUTTON_W
(FRAME_W/2) #define GREENBUTTON_H
FRAME_H

#define KPA 1
#define PSI 0.145038
#define MMHG 7.50062
#define BAR 0.01

unsigned char halaman = 1;

float suhu = 0.0;


float tekanan = 0.0;
float kelembaban = 0.0;

59
long calib;

60
long read_avg(int ul){
long jumlah=0;
long avg=0;
for (int ulang = 0; ulang<ul;ulang++){
jumlah=jumlah+ads.readADC_SingleEnded(0);
}
avg= jumlah/ul;
return avg;
}

void setup() {
ads.setGain(GAIN_TWOTHIRDS); // 1x gain +/- 4.096V 1 bit = 2mV
0.125mV
ads.begin();
tft.init();
dht.begin();
tft.setRotation(1);
// touch_calibrate();
Serial.begin(57600); // For debug
tft.fillScreen(TFT_BLACK);

delay(5000);
calib=read_avg(100);
Monitor();
halaman = 1;
}
uint16_t x = 0, y = 0;
unsigned int t = 10;
unsigned int hg=50;
long nkpa=0;

61
unsigned int tset=0;
unsigned char proses =0;
unsigned char prs=1;
float hasil,nkpa1=0,nkpa2=29,hh,ttmp,nnilai;
void loop() {
float h = dht.readHumidity();
float tmp = dht.readTemperature();
int16_t adc0;
float nilai;
float konversi;
adc0 = read_avg(10);//ads.readADC_SingleEnded(0);//10;//y = 0.0469x - 1125.1
nilai = (float)(adc0 - calib) * 0.0703183125;// ((float)adc0 * 0.469) - 1125.1;

//per bit mewkili


//nilai = adc0;

if(halaman==1){//set monitoring

if(prs==1){
bacaSensor(nilai,tmp,h);

}
else if(prs==2){
bacaSensor(nnilai,ttmp,hh);

62
if(tft.getTouch(&x, &y)){ Serial.print(x);Serial.print("\
t");Serial.println(y);
if((x>110)&&(x<205)&&(y<62)&&(y>30)){
tft.setTextSize(2);
delay(200);
Serial.println("HOLD");//hold
if (prs==2)prs++;
else if(prs==1){
tft.fillRoundRect(120,200-20,80,20,2,TFT_BLACK);
tft.drawRoundRect(120,200-
20,80,20,2,TFT_YELLOW);tft.setTextColor(TFT_GREEN);tft.drawString("REL
ESE", 126, 202-20, 1);
prs++;hh=h;ttmp=tmp;nnilai=nilai;}
if(prs>2){
tft.fillRoundRect(120,200-20,80,20,2,TFT_BLACK);
tft.drawRoundRect(120,200-
20,80,20,2,TFT_BLUE);tft.setTextColor(TFT_YELLOW);tft.drawString("
HOLD", 126, 202-20, 1);
prs=1;}
Serial.println(prs);//hold

}
else if((x>212)&&(x<310)&&(y<31)&&(y>0)){//leak
delay(300);
Serial.println("LEAK TEST");
halaman=2;
tft.fillRoundRect(120,200-20,80,20,2,TFT_BLACK);
LEAK(t,hg);
}
}
}

63
else if(halaman==2){//set leak
test char buff[3]={};
char buff2[3]={};

bacaSensor(0,tmp,h);

if(tft.getTouch(&x, &y)){

Serial.print(x);Serial.print("\t");Serial.println(y);
if((x>110)&&(x<205)&&(y<40)&&(y>5)){//start
delay(200);
tft.fillRoundRect(30-10,168,80,20,2,TFT_BLACK);
Serial.println("START");//start
halaman=3;
proses=1;
tft.setTextSize(2);
tft.fillRoundRect(230-10,205,80,30,2,TFT_BLACK);//blok tulisan
monitoring
tft.drawRect(5,5,310,230,TFT_GREEN);
tft.fillRoundRect(30-10,205-3,80,20,2,TFT_BLACK);// blok
timer tft.drawRoundRect(30-10,205-3,80,20,2,TFT_BLUE);

tft.drawRoundRect(120,200,80,25,2,TFT_YELLOW);tft.setTextColor(TFT_WHI
TE,TFT_BLACK);tft.drawString(" STOP", 132, 205, 1);//menulis stop
tft.setTextSize(1);
sprintf(buff,"%03d",t);
tft.setTextColor(TFT_WHITE);tft.drawString(buff, 50, 210-3, 1);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY);tft.drawString("STARTING :
SETTING TEKANAN SAMPAI mmHg", 21, 170, 1);
if(hg>99)tft.drawNumber(hg, 21+204, 170, 1);

64
if(hg<100)tft.drawNumber(hg, 21+210, 170, 1);
}
else if((x>10)&&(x<106)&&(y<35)&&(y>2)){//timer
BT tft.fillRoundRect(30-10,205-
3,80,20,2,TFT_YELLOW); delay(200);
Serial.println("Timer");//timer
//timer();
t=t+10;
if(t>100)t=10;
tft.setTextSize(1);
tft.fillRoundRect(30-10,205-3,80,20,2,TFT_BLUE);
tft.setTextColor(TFT_WHITE,TFT_BLUE);
if(t<100)tft.drawNumber(t, 32+6, 210-3, 1);
if(t>99)tft.drawNumber(t, 32, 210-3, 1);
tft.drawString("DETIK", 62, 210-3, 1);
}
else if((x>15)&&(x<100)&&(y<70)&&(y>40)){//mmhg
BT tft.fillRoundRect(30-10,168,80,20,2,TFT_YELLOW);
delay(200);
Serial.println("Timer");//timer
//timer();
hg=hg+50;
if(hg>600)hg=50;
tft.setTextSize(1);
tft.fillRoundRect(30-10,168,80,20,2,TFT_GREEN);
tft.setTextColor(TFT_BLACK);
if(hg<100)tft.drawNumber(hg, 32+6, 170+3, 1);
else if(hg>99)tft.drawNumber(hg, 32, 170+3, 1);
tft.drawString("mmHg ", 62, 170+3, 1);

65
}
else if((x>212)&&(x<310)&&(y<31)&&(y>0)){//monitoring
//monitoring
delay(300);
Serial.println("MONITORING");
halaman=1;
tft.fillRoundRect(30-10,168,80,20,2,TFT_BLACK);
tft.fillRoundRect(120,200,80,25,2,TFT_BLACK);
tft.fillRoundRect(30-10,185-3,80,40,2,TFT_BLACK);
//tft.drawString("STANDBY", 21, 170, 1);
tft.fillRoundRect(21, 170,80,25,2,TFT_BLACK);
Monitor();
}
}
}

else if (halaman==3){//run leak

if(tft.getTouch(&x, &y)){ Serial.print(x);Serial.print("\


t");Serial.println(y);
if((x>110)&&(x<205)&&(y<40)&&(y>5))
{
delay(300);
halaman=2;
if(proses==3){
tft.fillRoundRect(20,45,300,200,2,TFT_BLACK);
tft.fillRoundRect(100,205,130,25,2,TFT_BLACK);
}
tft.setTextSize(1);

66
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.drawString(" ", 21, 170,
1); Serial.println("LEAK TEST");
halaman=2;
tft.fillRoundRect(120,200-20,80,20,2,TFT_BLACK);
LEAK(t,hg);

}
}
if(proses==1){
bacaSensor(nilai,tmp,h);
Serial.println(nilai);
if(nilai>hg){
nkpa1=nilai;
nkpa=0;
proses=2;
tset=t;
tft.setTextSize(1);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.drawString(" ", 21, 170, 1);
tft.drawString("PROSES : LEAKING TEST", 21, 170, 1);
}
}
else if(proses==2){

bacaSensor(nilai,tmp,h);
nkpa++;
if(nkpa>10){
tset--;nkpa=0;

67
TM(tset);
if(tset==0){
nkpa2=nilai;
proses=3;
hasil = nkpa1-nkpa2;
tft.setTextSize(1);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.drawString(" ", 21, 170, 1);
tft.drawString(" FINISH", 21, 170, 1);
delay(2000);
hasilLeakTest(nkpa1,nkpa2,hasil,tmp,h,t);

tft.drawRoundRect(100,205,130,25,2,TFT_GREEN);tft.setTextColor(TFT_WHIT
E,TFT_BLACK);tft.drawString("LEAK TEST", 112, 210, 1);//menulis stop

}
}
}
}
//tft.fillScreen(TFT_BLACK);
//Monitor();delay(3000);
//tft.fillScreen(TFT_BLACK);
//LEAK();delay(3000);

}
void timer(){
t=t+10;
if(t>300)t=10;
}

68
void bacaSensor(float nilai,float suhu,float hm){
suhu = suhu;
tekanan = nilai;
kelembaban = hm;

tft.setTextSize(3);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.setCursor(20, 95);
if (suhu>0&&suhu<10){tft.print(" ");}
else if (suhu>9&&suhu<100)
{tft.print("");} else if (suhu<0)
{tft.print("");}
else if (suhu>99){tft.print(" ");}
tft.print(suhu,1);
tft.setCursor(105, 95);
if (tekanan>-1000&&tekanan<-99){ tft.print("");}
else if (tekanan>-100&&tekanan<-9){ tft.print(" ");}
else if (tekanan>-10&&tekanan<0){ tft.print(" ");}
else if (tekanan>=0&&tekanan<10){ tft.print(" ");}
else if (tekanan>9&&tekanan<100){ tft.print(" ");}
else if (tekanan>99&&tekanan<1000){ tft.print(" ");}
tft.print(tekanan,1);
tft.setCursor(247, 95);
if (kelembaban>0&&kelembaban<10){tft.print(" ");}
else if (kelembaban>9&&kelembaban<100){tft.print(" ");}
else if (kelembaban>99&&kelembaban<1000){tft.print("");}
tft.print(kelembaban,0);

// if(tekanan<10)tft.drawFloat(tekanan, 1, 125+34, 95);


// else if(tekanan<100)tft.drawFloat(tekanan, 1, 125+17, 95);

69
// else if(tekanan>99.9)tft.drawFloat(tekanan,1, 125, 95);
//
// if(kelembaban<100)tft.drawFloat(kelembaban, 1, 227, 95);
// else if(kelembaban>99.9)tft.drawString("?",50, 235+45, 2);

}
void TM(unsigned int tm){
char buff[3]={};
tft.setTextSize(1);
sprintf(buff,"%03d",tm);
tft.setTextColor(TFT_WHITE,TFT_BLACK);tft.drawString(buff, 50, 210-3, 1);

}
void Monitor(){
//parameter yang di tampilkan Tekanan,Suhu,Kelembaban dan tombol Hold
tft.setTextSize(1);
//tft.fillScreen(TFT_BLACK);
tft.drawRect(1,1,319,239,TFT_GREEN);//BINGKAI
tft.drawRect(5,5,310,230,TFT_BLUE);//BINGKAI
tft.fillRect(5,5,310,30,TFT_BLUE);//BINGKAI

tft.drawRect(10,47,300,110,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastHLine(10,70,300,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastHLine(10,135,300,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastVLine(105-10,47,110,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastVLine(220+10,47,110,TFT_WHITE);//TABEL

tft.setTextSize(2);
tft.drawRoundRect(120,200-20,80,20,2,TFT_BLUE

70
);tft.setTextColor(TFT_YELLOW);tft.drawString(" HOLD", 126, 202-20, 1);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY,
TFT_BLUE);tft.drawString("MONITORING", 100, 15, 1);
tft.setTextSize(1);
tft.fillRoundRect(230-
10,205,80,30,2,TFT_BLUE);tft.setTextColor(TFT_WHITE);tft.drawString("LEA
K TEST", 242-10, 210, 1);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.drawString(" TEMP", 27, 51, 2);
tft.drawString("PRESSURE", 135, 51, 2);
tft.drawString("RH", 265, 51, 2);
tft.drawString(" C", 25, 137, 2);
tft.drawString(" mmHg", 135, 137, 2);
tft.drawString(" %", 258, 137, 2);
// tft.setTextSize(2);
// tft.drawString("34.5", 30, 90, 2);
// tft.drawString("28.9", 235, 90, 2);
// tft.drawString("000.0", 125, 90, 2);

}
void LEAK(unsigned int tmr,unsigned int mhg){
unsigned int timer=tmr;
unsigned int mmhg=mhg;
//parameter yang di tampilkan Tekanan,Suhu,Kelembaban dan tombol Hold
tft.setTextSize(1);
//tft.fillScreen(TFT_BLACK);
tft.drawRect(1,1,319,239,TFT_BLUE);
tft.drawRect(5,5,310,230,TFT_GREEN);
tft.fillRect(5,5,310,30,TFT_GREEN);//BINGKAI

71
tft.drawRect(10,47,300,110,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastHLine(10,70,300,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastHLine(10,135,300,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastVLine(105-10,47,110,TFT_WHITE);//TABEL
tft.drawFastVLine(220+10,47,110,TFT_WHITE);//TABEL

tft.setTextSize(2);

tft.drawRoundRect(120,200,80,25,2,TFT_GREEN);tft.setTextColor(TFT_WHIT
E,TFT_BLACK);tft.drawString("START", 132, 205, 1);
tft.setTextColor(TFT_BLACK, TFT_GREEN);tft.drawString(" LEAK TEST ",
100, 15, 1);
tft.setTextSize(1);
tft.fillRoundRect(230-
10,205,80,30,2,TFT_GREEN);tft.setTextColor(TFT_BLACK);tft.drawString("M
ONITORING", 242-10, 210, 1);
tft.fillRoundRect(30-
10,168,80,20,2,TFT_GREEN);tft.setTextColor(TFT_BLACK);tft.drawString("m
mHg ", 62, 170+3, 1);
if(mmhg<100)tft.drawNumber(mmhg, 32+6, 170+3, 1);
else if(mmhg>99)tft.drawNumber(mmhg, 32, 170+3, 1);
tft.fillRoundRect(30-10,205-
3,80,20,2,TFT_BLUE);tft.setTextColor(TFT_WHITE);tft.drawString("DETIK",
62, 210-3, 1);
if(timer<100)tft.drawNumber(timer, 32+6, 210-3, 1);
else if(timer>99)tft.drawNumber(timer, 32, 210-3, 1);

tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
tft.drawString(" TEMP", 27, 51, 2);
tft.drawString("PRESSURE", 135, 51, 2);
tft.drawString("RH", 265, 51, 2);
tft.drawString(" C", 25, 137, 2);

72
tft.drawString(" mmHg", 135, 137, 2);
tft.drawString(" %", 258, 137, 2);
//tft.drawString("STANDBY", 21, 170, 1);

// tft.setTextSize(2);
// tft.drawString("34.5", 30, 90, 2);
// tft.drawString("28.9", 235, 90, 2);
// tft.drawString("000.0", 125, 90, 2);

}
void hasilLeakTest(float PresAwal, float PresAkhir, float hasil,float TEMP,int
humiditi,int tm ){
char buff[4]={};
char buff1[4]={};
char buff2[4]={};
char buff3[4]={};
char buff4[4]={};
char buff5[4]={};
tft.fillRect(10,40,300,190,TFT_BLACK);
tft.setTextSize(2);
tft.setTextColor(TFT_LIGHTGREY, TFT_BLACK);
dtostrf(PresAwal,2,1,buff);
tft.drawString("PRES AWAL =", 30, 51, 1); tft.drawString(buff, 210-20, 51,
1); tft.drawString("mmHg", 265, 51, 1);
dtostrf(PresAkhir,2,1,buff1);
tft.drawString("PRES AKHIR =", 30, 51+(25*1), 1);tft.drawString(buff1, 210-
20, 51+(25*1), 1); tft.drawString("mmHg", 265, 51+(25*1), 1);
dtostrf(hasil,2,1,buff2);
tft.drawString("LEAK TEST =", 30, 51+(25*2), 1);tft.drawString(buff2, 210-
20, 51+(25*2), 1); tft.drawString("mmHg", 265, 51+(25*2), 1);
dtostrf(TEMP,2,1,buff3);

73
tft.drawString("TEMP =", 30, 51+(25*3), 1);tft.drawString(buff3, 210-20,
51+(25*3), 1); tft.drawString(" C", 265, 51+(25*3), 1);
sprintf(buff4,"%03d",humiditi);
tft.drawString("RH =", 30, 51+(25*4), 1);tft.drawString(buff4, 210-20,
51+(25*4), 1); tft.drawString(" %", 265, 51+(25*4), 1);
sprintf(buff5,"%03d",tm);
tft.drawString("TIMER =", 30, 51+(25*5), 1);tft.drawString(buff5, 210-20,
51+(25*5), 1); tft.drawString(" s", 265, 51+(25*5), 1);
}

74
LAMPIRAN 3
CARA KERJA DHT21

Sensor DHT21 merupakan serangkaian komponen senor dan IC kontroller yang


dikemas dalam satu paket. Sensor ini memiliki 3 pin. Didalam bodi sensor yang
berwarna hitam terdapat sebuah Resistor dengan tipe NTC (Negative Temperature
Coefficient).

Resistor jenis ini memiliki karakteristik dimana nilai resistansinya berbanding


terbalik dengan kenaikan suhu. Artinya, semakin tinggi suhu ruangan maka nilai
resistansi NTC akan semakin kecil. Sebaliknya nilai resistansi akan meningkat
ketika suhu disekitar sensor menurun.

Selain itu didalamnya terdapat sebuah sensor kelembapan dengan karkteristik


resistif terhadap perubahan kadar air di udara. Data dari kedua sensor ini diolah
didalam IC kontroller. IC kontroller ini akan mengeluarkan output data dalam
bentuk single wire bi-directional.

75
LAMPIRAN 4 SERTIFIKAT KALIBRASI DPM

76
LAMPIRAN 5
ALAT

77
78
79
80
81
Andi Kurniawan Nugroho, ST, MT

82
83
84

Anda mungkin juga menyukai