Thermohygrometer Berbasis PC
Novella Lasdrei Anna L1, Andjar Pudji2, M. Ridha Makruf3
ABSTRAK
Tensimeter merupakan salah satu alat medis yang banyak digunakan untuk diagnosa
pasien. Alat ini digunakan untuk mengurkur tekanan darah pasien secara non invasive.
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran nilai suatu alat ukur atau
bahan ukur. Untuk menjaga keakuratan nilai tensimeter dibutuhkan kalibrasi secara
berkala. Alat untuk kalibrasir tensimeter adalah Digital Pressure Meter (DPM).
Dalam kalibrasi tensimeter harus diperhatikan suhu dan kelembaban ruangan karena
dapat mempengaruhi pengukuran tekanan pada tensimeter. Alat memantau suhu dan
kelembaban ruangan adalah thermohygrometer. Tujuan dibuatnya alat kalibrator
tensimeter dilengkapi thermohygrometer berbasis PC untuk memudahkan pengguna dan
mempercepat proses kalibrasi, selain itu juga mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam memasukkan data.
Pengukuran tekanan dengan menggukanan sensor MPX5050GP didapatkan selisih
nilai error yang terkecil 0,05% dan yang terbesar yaitu 1,8%, sedangkan pengukuran suhu
dengan sensor LM35 didapatkan selisih error yang terkecil yaitu 0% dan yang terbesar yaitu
2,3% dan pengukuran kelembaban dengan sensor H5V6 didapatkan selisih error terkecil
yaitu 0% dan terbesar yaitu 0,7%. Dilihat dari tingkat error tersebut modul ini sudah layak
untuk digunakan.
1
PENDAHULUAN normal manusia dewasa adalah 100-120
1.1 Latar Belakang Masalah mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90
mmHg untuk tekanan diastolik (Jurnal
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan
JNC7).
untuk menentukan kebenaran suatu alat
Saat ini tensimeter sudah
ukur / bahan ukur (PERMENKES RI
mangalami perkembangan mulai dari
NOMOR 54 TAHUN 2015). Tujuan
tensimeter air raksa, tensimeter jarum,
kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil
dan yang terbaru adalah tensimeter
pengukuran sesuai dengan standar
digital. Menurut pengamatan penulis
nasional maupun internasional. Salah
bahwa hasil ukur tekanan darah yang
satu alat medis yang perlu dilakukan
dilakukan dengan tensimeter air raksa
kalibrasi adalah tensimeter, sedangkan
dan tensimeter digital menghasilkan
alat untuk mengkalibrasi tensimeter
hasil ukur yang berbeda. Dengan adanya
(Sphygmomanometer) adalah Digital
perbedaan hasil ukur tersebut maka perlu
Pressure Meter. Digital Pressure Meter
dilakukan identifikasi terhadap alat ukur
merupakan perangkat yang dirancang
tekanan darah. Kesalahan dalam
untuk mengukur tekanan dari perangkat
pengukuran tekanan darah bisa
medis dalam bentuk cair atau gas untuk
disebabkan oleh beberapa faktor seperti
membantu mengkalibrasi alat medis,
human error, posisi pasien, keadaan
dalam hal ini kalibrasi
pasien atau pada fungsi alat itu sendiri
Sphygmomanometer (fluke biomedical).
yang akurasinya sudah melebihi batas
Sphygmomanometer atau tensimeter
ambang yang diperbolehkan (Standart
merupakan alat yang di gunakan untuk
error maksimal 3 mmhg). Hasil
mengukur tekanan darah. Alat ini dapat
pengukuran tekanan darah tersebut harus
bekerja secara manual ataupun otomatis
dilakukan dengan tepat, hal ini
saat memompa maupun mengurangi
dikarenakan menyangkut kesehatan dan
tekanan pada manset dengan sistem non
keselamatan pasien.
invasive. Tekanan darah ada dua macam,
Sebelumnya pernah dibuat alat
yaitu sistolik dan diastolik. Yang
kalibrator tensimeter oleh Heru Wahyu
dimaksud dengan tekanan darah di sini
Purnama tahun 2014 yang bernama
adalah tenaga yang dikeluarkan oleh
Portable Kalibrator Tensimeter berbasis
jantung pada darah untuk dapat mengalir
Atmega 8535, namun tingkat
melalui pembuluh darah. Tensi darah
keakurasiannya belum optimal dan
2
belum memiliki fasilitas tes kebocoran.
Selanjutnya Ika Yulistya Rahmawati 1.2 Batasan Masalah
tahun 2015 mengembangkan “Kalibrator
1.2.1. Menggunakan sensor tekanan
Tensimeter”, namun masih belum
MPX Series.
dilengkapi Thermohygrometer dan Tiar
1.2.2. Menggunakan sensor suhu
Prilian tahun 2015 membuat Digital
1.2.3. Menggunakan sensor
Pressure Meter Berbasis Arduino,
kelembaban
namun juga belum dilengkapi
1.2.4. Untuk suhu, dalam derajat
Thermohygrometer. Kalibrator
Celcius, dengan range 10-
Tensimeter Dilengkapi Dengan
60°C.
Pengukuran Suhu Dan Kelembaban
1.2.5. Untuk kelembaban, tampilan
dibuat oleh Gigih Arif Suheriyono tahun
dalam persen, dengan range
2016, namun alat tersebut menurut
20-85%.
penulis masih memiliki kelemahan
1.2.6. Untuk tekanan, tampilan
karena fakta di lapangan pada saat proses
dalam mmHg, dengan range
melakukan kalibrasi membutuhkan
0-300 mmHg dengan titik
waktu yang cukup lama karena harus
pengukuran
menulis atau memasukkan data terlebih
0,50,100,150,200,250 mmHg
dahulu ke lembar kerja kemudian
1.2.7. Resolusi pembacaan 0,1
memasukkan data ke PC secara manual
1.2.8. Menggunakan LCD karakter
untuk mengetahui hasilnya. Proses
2x16.
seperti ini, memungkinkan terjadinya
1.2.9. Terdapat indikator suhu dan
kesalahan yang disebabkan oleh human
kelembaban tidak standart
error pada waktu memasukkan data
1.2.10. Menggunakan Baterai.
secara manual. Dengan memandang
1.2.11. Pengiriman data
kronologis diatas maka penulis mencoba
menggunakan modul
membuat Kalibrator Tensimeter
bluetooth
Dilengkapi Dengan Thermohygrometer
1.2.12. Data juga ditampilkan dan
Berbasis PC. Alat yang akan dibuat
diolah pada PC
dilengkapi pengiriman data hasil
1.2.13. Pengolahan data pada PC
pengukuran secara otomatis ke PC,
hanya sampai pada analisa
kemudian di proses dan hasil
data terkoreksi
kalibrasinya dapat langsung diperoleh.
3
1.3 Rumusan Masalah 1.4.2.6 Membuat rangkaian display
LCD 2x16.
1.3.1 Dapatkah dibuat alat
1.4.2.7 Membuat program untuk
Kalibrator Tensimeter
menampilkan hasil
Dilengkapi
pengukuran tekanan, suhu,
Thermohygrometer berbasis
dan kelembaban.
PC?
1.4.2.8 Membuat pewaktu 60 s
1.4 Tujuan Penelitian untuk tes kebocoran.
1.4.2.9 Membuat program
1.4.1 Tujuan Umum
pengiriman data ke PC
Dibuatnya alat 1.4.2.10 Membuat program
Kalibrator Tensimeter pengolahan data pada PC
Dilengkapi 1.4.2.11 Melakukan uji fungsi alat
Thermohygrometer berbasis
PC.
1.5 Manfaat
4
1.5.2.3 Membantu mahasiswa orang terhadap orang yang lain ,
elektromedik mengenal tergantung faktor - faktor gizi,
prinsip kerja alat Digital obat/racun, atau penyakit (Ahmad,
Pressure Meter. Muhlisin. 2013).
Sphygmomanometer atau
Blood Pressure Meter adalah
2.1 Blood Pressure
instrument yang digunakan untuk
Tekanan darah merupakan mengukur tekanan darah arteri secara
tekanan yang terjadi pada pembuluh tidak langsung ( Non Invasive )
darah arteri ketika darah kita di dengan bantuan stetoskop (Booth,
pompa oleh jantung untuk di alirkan J.1977).
ke seluruh anggota tubuh. Ada dua
Kata sphygmus berasa dari
macam tekanan darah yaitu sistolik
Yunani yang berarti denyut nadi,
dan diastolik. Tekanan darah sistolik
dengan istilah ilmiah manometer
merupakan tekanan darah yang terjadi
atau pressure meter. Ditemukan
pada saat otot jantung berkontraksi
pertama kali oleh Dr Samuel Karl
(mengencang dan menekan). Tekanan
Siegfried Ritter von Basch Scipione
sistolik disebut juga tekanan arterial
Riva-Rocci, dari Italia, th 1896. Dan
maksimum saat terjadi kontraksi pada
dipopulerkan oleh Harvey Cushing th
lobus ventrikular kiri jantung.
1901 (Booth, J.1977).
Tekanan darah diastolik merupakan
tekanan yang terjadi pada saat otot
Ada dua jenis Sphygmomanometer :
jantung beristirahat atau tidak sedang
berkontraksi (melonggar). 1) Digital Sphygmomanometer
5
2) Manual Sphygmomanometer mekanis, pergerakan ini
menyebabkan berputarnya jarum
Sphygmomanometer air
penunjuk pada angka tertentu sesuai
raksa pada umumnya terdiri dari
tekanan yang diberikan.
suatu Inflatable Cuff yang dapat di
Pompa tensi, klep/regulator
gelembungkan, unit yang mengukur
tekanan, manset dan tabung air raksa
(Mercury Manometer), dan suatu
baik aneroid
tabung/container untuk
sphygmomanometer maupun
menghubungkan keduanya, berikut
Sphygmomanometer air
pump yang dilengkapi dengan klep
raksa mempunyai system
untuk mencegah kebocoran tekanan.
pemeliharaan yang sama. Manometer
Regulator tekanan digunakan sebagai
mempunyai perbedaan yang
pengatur dalam pembacaan.
mendasar dalam penggunaannya.
Ketika sistem tidak diberi
tekanan, level air raksa pada container a. Pengoperasian Tensimeter
dengan yang ada pada tabung gelas (University of Malata Faculty of
kaca/plastic menunjukkan posisi " 0" Medicine
pada skala tabung. Penekanan pada and Surgery Pharmacy
pompa mengakibatkan tekanan pada Departement )
manset dan container air raksa, 1. Mengkondisikan pasien
kemudian memaksa air raksa naik yang akan diperiksa
pada skala tertentu (mmHg). Udara (berbaring atau duduk).
yang dipindahkan oleh peningkatan 2. Pasang manset tensimeter pada
air raksa dibuang melalui ventilasi lengan
yang berisi suatu saringan yang bagian
berfungsi untuk menjaga atas (2
penumpahan air raksa keluar dan ruas jari dari siku bagian dalam).
menyaring udara yang masuk ke 3. Letakkan
dalam tabung gelas kaca/plastic. stetoskop pada
Untuk aneroid arteri brakhialis
sphygmomanometer, tekanan yang yang
diberikan akan melenturkan terletak pada lipatan
diafragma melalui suatu hubungan siku bagian dalam.
6
4. Dengarkan denyut nadi dengan mengkalibrasi tensimeter
seksama sambil naikkan tekanan (Sphygmomanometer) adalah
tensimeter sampai suara denyutan Digital Preassure Meter.
tidak terdengar lagi.
Menurut PERMENKES No
5. Lepaskan tekanan
363/Menkes/PER/IV/1998 tentang
tensimeter secara
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
perlahan-lahan.
pada sarana Pelayanan Kesehatan,
6. Ketika suara denyut
bahwa prosedur kalibrasi wajib
nadi terdengar kembali, baca
dilakukan secara terjadwal guna
tekanan darah pada batas
menjaga keselamatan user atau operator
permukaan tabung raksa pada
dan pasien sebagai pemakai. Berkaitan
tensimeter, tekanan ini disebut
dengan hal tersebut perlu dilakukan
sistolik.
kalibrasi untuk menentukan nilai
7. Ketika proses penurunan, akan
kebenaran suatu tensimeter dengan cara
terdengar suara terakhir sebelum
membandingkannya dengan standar
suara denyut nadi menghilang,
ukur yang tertelusur. Untuk melakukan
baca tekanan darah pada batas
kalibrasi tensimeter dapat dilakukan
permukaan tabung raksa, tekanan
menggunakan Digital Pressure Meter
ini disebut diastolik.
(DPM). Dengan adanya DPM ini
b. Kalibrasi Tensimeter
diharapkan mendapatkan nilai
Kalibrasi adalah kegiatan pengukuran sesuai tingkat akurasi dan
peneraan untuk menentukan presisi yang tinggi. Kondisi ini terkait
kebenaran suatu alat ukur / bahan dengan tuntutan global dalam
ukur (PERMENKES RI NOMOR meningkatkan mutu pelayanan
54 TAHUN 2015). Tujuan kesehatan (ISO 9000 dan Undang -
kalibrasi yaitu untuk menjamin Undang Nomor 8/99 tentang
hasil pengukuran sesuai dengan perlindungan konsumen).
standar nasional maupun Untuk melakukan kalibrasi pada
internasional. Salah satu tensimeter dibutuhkan suhu dan
alat medis yang perlu dilakukan kelembaban sesuai standart untuk
kalibrasi adalah tensimeter, mencegah terjadinya kesalahan dalam
sedangkan alat untuk pengukuran. Untuk tensimeter berjenis
7
air raksa rentan terhadap suhu karena 2. Pompa manset sampai 200 mmHg
apabila terlalu tinggi suhunya dapat kemudian tutup katup. Tunggu
menyebabkan air raksa menguap dan hingga 1 menit dan hitung penurunan
apabila terlalu rendah dapat membuat air tekanannya, pembacaan tidak boleh
raksa beku. Alat ukur sendiri juga turun lebih dari 15 mmHg. (ECRI
memiliki standart suhu dan kelembaban 424-2001-0301)
untuk menghasilkan nilai yang akurat. 3. Catat hasil pada lembar kerja
Sehingga untuk melakukan kalibrasi c) Pengukuran Tekanan
ditetapkan batas suhu dan kelembaban 1. Titik pengukuran yang akan
yaitu 15 ºC - 25ºC dan 20% - 85% sesuai diambil data yaitu tekanan 0
dengan OIML (Organisation mmHg, 50 mmHg, 100 mmHg,
Internationale De Metrologie Legale). 150 mmHg, 200 mmHg, dan 250
Dengan batasan suhu dan kelembaban mmHg
tersebut, maka ketetapan eror yang 2. Siapkan sphygmomanometer
diijinkan yaitu ±0,4kPa (±3mmHg). pada titik setting awal tanpa
1) Prosedur Kalibrasi tekanan (0 mmHg). Posisikan
permukaan air raksa pada titik
a) Persiapan
0 mmHg apabila perlu.
1. Lakukan pendataan administrasi
3. Catat nilai penunjukkan pada
meliputi: data alat yang akan
display digital pressure meter.
dikalibrasi, data alat-alat kalibrator
4. Naikkan tekanan sampai 50
yang digunakan dan data pelaksana
mmHg pada sphygmomanometer.
kalibrasi
5. Tunggu beberapa saat sampai
2. Catat kondisi awal lingkungan yang
posisi air raksa stabil.
meliputi suhu dan kelembaban pada
6. Catat nilai penunjukan air raksa
lembar kerja
pada sphygmomanometer dan
3. Lakukan pemeriksaan fisik dan
nilai yang terukur pada display
fungsi alat yang akan dikalibrasi
digital pressure meter pada
4. Catat pada lembar kerja
lembar kerja kalibrasi
b) Tes Kebocoran
7. Ulangi langkah d – f untuk
1. Sebelum dipakai, tensimeter harus
titik-titik setting lainnya sampai
selalu tetap berada pada angka nol
nilai 250 mmHg.
8
8. Beri tekanan pada 2. Koreksi = Pembacaan parameter
shygmomanometer sampai tester – pembacaan pada tensimeter
melewati 250 mmHg. 3. Ketidakpastian
9. Turunkan tekanan sampai 250 a. Ketidakpastian kemampuan daya
mmHg pada sphygmomanometer. ulang pembacaan/ repeability (Ua)
10. Catat nilai penunjukan air raksa Perhitungan nilai
pada sphygmomanometer dan ketidakpastian repeatability dari
nilai yang terukur pada display
sphygmomanometer dipisahkan
digital pressure meter pada
antara pengambilan data naik (N)
lembar kerja kalibrasi.
dan pengambilan data turun (T).
11. Ulangi langkah h – j untuk
Masing-masing memiliki kalkulasi
titik-titik setting lainnya sampai
nilai ketidakpastian sendiri yang
nilai 0 mmHg.
dirumuskan seperti berikut:
12. Ulangi kembali metode
pengukuran di atas sampai
diperoleh masing-masing 3 data
pengukuran naik dan turun pada
b. Histerisis
n = Banyak data
9
Kesalahan sistematik adalah Ketidakpastian kemampuan
kesalahan yang berhubungan dengan daya baca
sphygmomanometer
diestimasi mempunyai semi-
alat ukur.
range (a) sebesar setengah kali
resolusi: a = ½ x resolusi
sphygmomanometer. Dengan
menggunakan asumsi distribusi
d. Ketidakpastian alat kalibrator dari triangular, ketidakpastian readability
sertifikat parameter tester (Ub1) dari sphygmomanometer dapat
10
g. Ketidakpastian baku gabungan (Datasheet Sensor MPX series). Di
(Uc) dalam sensor ini dipatenkan transduser
11
Kurva perbandingan tegangan dan tekanan Current
at Full
Scale
Output
Warm-
Up - - 20 - Ms
Time
Warm
±0. %VF
Stabilit - - -
5 SS
y
12
Sumber : Datasheet Sensor 808 H5V6 Dapat beroperasi pada
Persamaan:
Vout = 10 mV/1ºC
Karakteristik :
13
ºC. Bekerja pada tegangan 4 microcontroller pada dasarnya
bekerja seperti sebuah
sampai 30 volt.
microprossesor pada komputer.
4) Memiliki arus rendah yaitu
Keduanya memiliki sebuah CPU
kurang dari 60 µA. yang menjalankan instruksi program,
melakukan logika dasar, dan
5) Memiliki pemanasan sendiri
pemindahan data.
yang rendah (low-heating)
Namun agar dapat digunakan,
yaitu kurang dari 0,1 ºC pada sebuah microprossesor memerlukan
tambahan komponen, seperti memori
udara diam.
untuk menyimpan program dan data,
6) Memiliki impedansi
juga interface input-output untuk
keluaran yang rendah yaitu berhubungan dengan dunia luar.
Sebuah microcontroller telah
0,1 W untuk beban 1 mA.
memiliki memori dan interface input-
7) Memiliki ketidaklinieran
output di dalamnya, bahkan beberapa
hanya sekitar ± ¼ ºC.
microcontroller memiliki ADC yang
dapat menerima masukan sinyal
analog secara langsung. Karena
berukuran kecil, murah, dan
menyerap daya yang rendah,
Gambar 2.6 Sensor suhu LM35
mikrokontroller merupakan alat
Sumber : Datasheet LM35
kontrol yang paling tepat untuk
berukuran mikro atau sangat kecil industri dan riset saat ini. Hal ini
seperti mesin cuci hingga robot-robot komponen yang sangat sedikit. Ada
14
seperti ATmega8535, ATmega32 maupun output. Port B merupakan
dan ATmega8. sebuah 8 bit bi-directional I/O
Penggunaan microcontroller dengan internal pull-up resistor.
ini disesuaikan dengan kebutuhan Sebagai input, pin-pin yang terdapat
misalnya apabila hanya pada port B yang secara eksternal
membutuhkan input-output yang diturunkan, maka akan
sedikit maka sebaiknya mengeluarkan arus jika pull-up
menggunakan microcontroller resistor diaktifkan. Khusus port B
ATmega8 karena lebih irit biaya. bit 6 dapat digunakan sebagai input
Namun apabila membutuhkan input- Kristal (inverting oscillator amplifier)
output yang jumlahnya banyak maka dan input ke rangkaian clock internal,
sebaiknya menggunakan ATmega32 bergantung pada pengaturan fuse
atau ATmega8535. bit yang digunakan untuk memilih
Gambar 2.7 Konfigurasi pin Atmega 8 sumber clock. Sedangkan untuk port
B bit 7 dapat digunakan sebagai
output Kristal (output oscillator
amplifier) bergantung pada
pengaturan fuse bit yang digunakan
untuk memilih sumber clock. Jika
Sumber : Datasheet Atmega 8
sumber clock yang dipilih dari
1. VCC oscillator internal, PB7 dan PB6
Merupakan supply tegangan digital. dapat digunakan sebagai I/O atau
2. GND jika menggunakan Asyncronous
Merupakan ground untuk semua Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7
komponen yang membutuhkan (TOSC2 dan TOSC1) digunakan
grounding. untuk saluran input timer.
15
pinC.6. Sebagai keluaran/output port dengan VCC karena pin ini
C memiliki karakteristik yang sama digunakan untuk analog saja.
dalam hal menyerap arus (sink) Bahkan jika ADC pada AVR tidak
ataupun mengeluarkan arus (source). digunakan tetap saja di sarankan
5. RESET/PC6 untuk menghubungkannya secara
Jika RST DISBL Fuse di program, terpisah dengan VCC. Jika ADC
maka PC6 akan berfungsi sebagai pin digunakan, maka AVCC harus
I/O. Pin ini memiliki karakteristik dihubungkan ke VCC melalui low
yang berbeda dengan pin-pin yang pass filter.
terdapat pada port C lainnya. Namun 8. AREF
jika RST DISBL Fuse tidak di Merupakan pin referensi jika
program, maka pin ini akan menggunakan ADC
berfungsi sebagai input reset. Dan 9. ADC7
jika level tegangan yang masuk ke Berfungsi input analog ke A / D
pin ini rendah dan pulsa yang ada converter pin ini didukung dari
lebih pendek dari pulsa minimum, pasokan analog dan berfungsi sebagai
maka akan menghasilkan suatu saluran ADC 10-bit
kondisi reset meskipun clock-nya
2.7 LCD KARAKTER 2 X 16
tidak bekerja.
6. Port D (PD7…PD0) LCD Karakter adalah sebuah
Fungsi dari port ini sama dengan port- angka atau huruf sesuai dengan yang
port yang lain. Hanya saja pada port diinginkan (sesuai dengan program
Pin ini berfungsi sebagai supply kolom atau biasa disebut sebagai
tegangan untuk ADC. Untuk pin ini LCD karakter 2 x16, dengan 16 pin
16
konektor, yang di definisikan pada huruf “T” pada layar LCD maka RS
tabel. harus diatur pada logika high (1).
17
pengolahan tersebut akan diproses
Sensor Suhu
melalui Mikrokontroler kemudian
Sensor ditampilkan melalui LCD. Apabila
Kelembaban
Inisialisasi
LCD
Hapus Data
No
No Pilih Data Valid? No
Mode?
Yes
Yes 2. Tes
Kebocoran
1. Kalibrasi Yes
Yes
Berikan
Tekanan
200 mmHg Hitung
Interpolasi
No
Tekanan
Yes 200mmHg?
Pengukuran
Suhu / Analisa
Suhu, Tekanan
Kelembaban Yes
Data
Ruangan
dan
Sesuai? Kelembaban
Ruangan Timer 60 detik
Stop
No
Mengirim Mengirim
menampilkan pemilihan mode, yaitu
Yes
Data? Data
mode pengukuran meliputi suhu,
Stop kelembaban dan tekanan atau mode
tes kebocoran. ketika mode
Gambar 3.2 Diagram Alir Transmitter
pengukuran dipilih maka pada display
LCD akan menampilkan kondisi
suhu, kelembaban dan tekanan
tersebut kemudian apabila suhu dan
kelembapan tidak sesuai standar
maka indikator peringatan suhu dan
kelembapan tidak standar akan
menyala. Apabila tombol send
19
ditekan maka data akan dikirim pada
PC. Data yang diterima pada PC
3.5 DIAGRAM MEKANIS
meliputi suhu, tekanan dan
kelembapan. Apabila data ada yang
salah dapat dihapus dan mengambil
data kembali pada titik yang salah.
Data yang masuk pada PC akan
berurutan pada kolom naik I dengan
titik 0, 50, 100, 150, 200 dan 250,
pada turun I dengan titik 250, 200,
Gambar
150, 100, 50, 0 kemudian pada naik II 3.4
Diagram Mekanis
, turun II, naik III dan turun III dengan
urutan titik yang sama. Saat data
HASIL DAN ANALISA DATA
sudah lengkap maka akan
Hasil
menghitung interpolasi terlebih
1) Hasil Pengukuran dan Perhitungan DPM
dahulu. Setelah menghitung Modul dan DPM Pembanding
interpolasi maka data di analisa dan Tabel 1
Hasil Pengukuran Naik
hasilnya langsung muncul pada PC.
Jika mode tes kebocoran yang DP DPM Modul (mmHg)
Titi Rata-
M
k Rata- rata
dipilih, pompa terlebih dahulu hingga Pem
Aku X1 X2 X3 rata Error
band
rasi %
200mmHg. Pengukuran tekanan juga ing
0 0 0.0 0.0 0.0 0 0%
akan muncul pada display. Kemudian 50 50 50.0 50.0 50.0 49,6 0,8%
100 100 100.4 100.4 100.4 99,4 0,6%
jika tombol enter/start ditekan maka 150 150 149.9 149.9 149.9 150 0%
200 200 200.8 200.8 200.8 299,8 0,1%
timer akan menghitung selama 60 s 250 250 249.7 249.7 249.7 250 0%
dan memunculkan display kebocoran
Tabel 2
tekanan setalah timer sudah tercapai Hasil Pengukuran Turun
DP DPM Modul (mmHg)
Rata-
selama 60 s. Hasil laik atau tidak laik Titik M
Rata- rata
Akura Pem
X1 X2 X3 rata Error
pun akan muncul pada display LCD si ban
%
ding
saja. 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0%
50 50 51,0 51,0 51,3 51,1 2,2%
100 100 100,7 100,7 100,4 100,6 0,6%
150 150 150,7 151,0 150,6 150,7 0,47%
200 200 200,5 200,0 200,2 200,2 0,1%
250 250 250,0 249,7 249,7 249,8 0,8%
20
2) Hasil Pengukuran Suhu
D6
5 27,6 27,5 0,3
3,6V
VCC J14
R18 RH
C1 R1
J15 220 D7
3) Hasil Pengukuran Kelembaban 100nF 4K7
2
1
J1
HC LED
1
2
3
GND
LED 1
Tabel 4 Hasil Pengukuran Suhu RESET
J11
1
2
3
Error 1
RESET
VCC
% RH
Pengukuran Kelembaban
32
31
30
29
28
27
26
25
IC2
ke- J3
8 DB7
ATmega8-TQ32
PD2
PD1
PD0
PC6
PC5
PC4
PC3
PC2
7 DB6
6 DB5 1 24
Alat Pembanding 5 DB4 2 PD3
PD4
PC1
PC0
23
4 EN 3 22
3 RS 4 VCC ADC7 21
VCC GND AGND
2 5 20 R4 D5
1 C2 6 VCC AREF 19
1 44,7 45 0.67 7
8
GND
PB6
ADC6
AVCC
18
17
20k 4.4V
PB7 PB5
11.0592
C3 Q1
2 47 47 0 R15
10
11
12
13
14
15
16
220
9
22pF
RESET
3 47,9 48 0.2
1
2
3
4
5
RESET
Programmer VCC
J5
GND
4 51,4 51 0.7
5
4
3
2
1
5 51,9 52 0.2 J8
Switch
21
2. IC Mikrokontroller yang digunakan lcd_putsf("1.Kalibrasi");
adalah ATmega8 dengan fitur ADC delay_ms(200);
internal }
3. Membutuhkan sambungan MISO,
MOSI, SCK, dan RESET untuk dapat
memprogram ATmega8 else if (mode==1)
4. Menghubungkan modul Bluetooth {
pada PORTD.1 lcd_clear();
5. Menghubungkan PORTB 0,1 dan 2 lcd_gotoxy(2,0);
pada push button lcd_putsf("Enter Mode :");
6. Menggunakan PORTC.0 sebagai lcd_gotoxy(0,1);
input sensor tekanan, PORTC.1 lcd_putsf("2.Tes Kebocoran");
sebagai input sensor suhu dan delay_ms(200);
PORTC.2 sebagai input sensor }
kelembaban delay_ms(10);
}
Listing Program Pemilihan Mode :
while (1)
while (PINB.2==1) if (mode==0)
{ {
if(PINB.1==0) baca_tekanan();
{ baca_suhu();
if(mode==0){mode=1;} else if baca_humidity();
(mode==1) {mode=0;} hasiltekanan=tekanan;
} hasilsuhu=suhu;
baca_tekanan(); hasilhumidity=humidity;
baca_suhu();
baca_humidity();
if(mode==0)
{ if (hasilsuhu<15)
lcd_clear(); {
lcd_gotoxy(2,0); PORTC.5=0;
lcd_putsf("Enter Mode :"); delay_ms(50);
lcd_gotoxy(0,1); PORTC.5=1;
22
delay_ms(50); printf("e%2.1ff",hasilhumidity);
} delay_ms(400);
else if (hasilsuhu>25) }
{ }
PORTC.5=0; else if (mode==1)
delay_ms(50); {
PORTC.5=1; baca_tekanan();
delay_ms(50); tampil_press();
} delay_ms(1000);
else if (hasilhumidity>85) if (PINB.0==0)
{ {
PORTC.5=0; while(1)
delay_ms(50); {
PORTC.5=1; tes_k();
delay_ms(50); baca_tekanan();
} tampil_press();
}
}
else }
{ }
PORTC.5=1; Penjelasan Listing Program Pemilihan Mode
} :
tampil(); Pada saat alat on maka pertama kali akan
} muncul tulisan “Kalibrator Tensimeter
if (PINB.0==0) Berbasis PC By:Novella” setelah itu muncul
{ tulisan “Enter mode” dan masuk pada mode
lcd_clear(); 0 yaitu “1. Kalibrasi” ketika PINB.1==0
lcd_gotoxy(2,0); maka akan menyambungkan logika 0
lcd_putsf("Sending Data"); terhadap PORTB.1, maka akan masuk mode
lcd_gotoxy(4,1); 1 yakni “2. Tes Kebocoran”. Dan ketika
lcd_putsf("Success!"); PINB.1==0 lagi maka mode menjadi mode 0.
printf("a%3.1fb",hasiltekanan); Kemudian apabila PINB.2==0 maka akan
printf("c%2.1fd", hasilsuhu); memasuki mode yang dipilih.
23
Pada saat mode 0 dipilih, maka akan VCC
1
22K
atau pembacaan kelembaban <20% atau U3A
R7 R17
D4
POT
4
20K 2.4V
>85%RH maka PORTC.5 akan berlogika 0 1
- 2
LM358
+ 3 R8 20K U3B
dan 1 secara bergantian dimana akan
4
22K LM358 J10
56K 6
8
- T1
7
membuat LED berkedip menandakan suhu + 5
1
J7
VCC 1
8
ataupun kelembaban tidak sesuai. Pada saat 2
3
MPX
24
Listing Program ADC 0 : }
Penjelasan Program ADC (0):
void baca_tekanan()
{ 1) Buff_tekanan[p]=read_adc(0) adalah
for (p=0;p<50;p++) pembacaan ADC yang masuk pada pin
{ adc(0) dengan variable buff_tekanan[p]
buff_tekanan[p]=read_adc(0); 2) atekanan=(float)(jumlah/50); adalah
} jumlah 50 pembacaan data ADC
jumlah=0; pertama di rata-rata yaitu dengan dibagi
for (p=0;p<50;p++) 50
{ 3) btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023;
jumlah=jumlah+buff_tekanan[p]; adalah hasil dari rumus ADC yang
} dikali 4 (sebagai Vref) dan dibagi 1023
atekanan=(float)(jumlah/50); (menggunakan 10 bit)
btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023; 4) ctekanan= (float)(btekanan/ 1.05 );
ctekanan= (float)(btekanan/ 1.062 ); adalah pembagian tegangan oleh
dtekanan = (float )(ctekanan - penguatan
0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018* 5) dtekanan = (float )(ctekanan -
4.96); 0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018
tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85); *4.96);
} adalah hasil konversi rumus dengan
menggabungkan rumus ADC dan rumus
void tampil_press() konversi tekanan sensor (kiloPascal).
{ 6) tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85);
ftoa(tekanan,1,temp); adalah mengonversi tekanan dari kPa
lcd_clear(); menjadi mmHg dengan menggunakan
lcd_gotoxy(3,1); variable konversi
lcd_putsf("P:"); 7) ftoa(tekanan,1,temp); adalah merubah
lcd_gotoxy(6,1); tipe variabel tekanan float menjadi asci
lcd_puts(temp); untuk ditampilkan pada LCD
lcd_gotoxy(10,1);
Subprogram Mode Kebocoran
lcd_putsf("mmHg");
Berikut merupakan listing program mode
delay_ms(7);
kebocoran yang digunakan :
25
void baca_tekanan() TIMSK=0x04;
{ TCCR1B=0x03;
for (p=0;p<50;p++) lcd_gotoxy(0,0);
{ lcd_putsf("proses");
buff_tekanan[p]=read_adc(0); lcd_gotoxy(6,0);
} lcd_putsf("...");
jumlah=0; itoa(detik,temp);
for (p=0;p<50;p++) lcd_gotoxy(14,0);
{ lcd_puts(temp);
jumlah=jumlah+buff_tekanan[p]; delay_ms(500);
} if(detik==data)
atekanan=(float)(jumlah/50); {
btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023; while(1)
ctekanan= (float)(btekanan/ 1.05 ); {
dtekanan = (float )(ctekanan - TCCR1B=0x00;
0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018*4.96); detik=0;
tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85); lcd_clear();
} lcd_gotoxy(0,0);
void tampil_press() lcd_putsf("Leakage:");
{ if(tekanan>=200)
ftoa(tekanan,1,temp); {selisih=tekanan-200;}
lcd_clear(); else if (tekanan<200)
lcd_gotoxy(3,1); {selisih=200-tekanan;}
lcd_putsf("P:"); lcd_gotoxy(8,0);
lcd_gotoxy(6,1); itoa(selisih,temp);
lcd_puts(temp); lcd_puts(temp);
lcd_gotoxy(10,1); lcd_gotoxy(12,0);
lcd_putsf("mmHg"); lcd_putsf("mmHg");
delay_ms(7); if(selisih>15)
} { lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("TIDAK LAIK");
void tes_k() }
{ else if (selisih<15)
26
{ lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("LAIK PAKAI"); Spesifikasi modul rangkaian sensor
} 5V dan ground
27
Perhitungan Output Differensial for (p=0;p<50;p++)
Amplifier {
Penggunaan rangkaian Differensiaal jumlah=jumlah+buff_suhu[p];
amplifier digunakan untuk melakukan }
penguatan pada sensor dengan mengenolkan asuhu=(float)(jumlah/50);
tegangan referensi agar terbaca lebih bsuhu= (float)(asuhu * 3.90625);
sensitif oleh mikrokontroler karena tegangan csuhu= (float)(bsuhu/1000);
output LM35 sangat kecil Jadi didapatkan suhu= (float)(csuhu/0.08)+10; }
rangkaian seperti gambar dibawah ini : Penjelasan Program ADC (1) :
VCC
J9
T2
R6
220
1) Buff_suhu[p]=read_adc(1) adalah
R10
1
J17
PC.0 Ref T
56K
R7 pembacaan ADC yang masuk pada pin
1
R17
U3A D4
POT
4
63K 2.4V
LM358
- 2
1
+ 3 R8 63K U3B adc(1) dengan variable buff_suhu[p]
4
R9 LM358 J10
56K 6
8
- T1
7
5
J7
VCC 1
8
2
3
MPX
VCC
50 pembacaan data ADC pertama di
28
VCC jumlah=jumlah+buff_humidity[p];
R19 }
220
ahumidity=(float)(jumlah/50);
R5
10K bhumidity= (float)(ahumidity * 3.90625);
D6 volt= (float)(bhumidity/1000);
3,6V if (volt<=1.55)
J14 {
RH
humidity=(float)(volt/0.031);
}
1
2
3
else if (volt>1.55&&volt<=2.15)
J11
1 {
RH humidity=(float)50+((volt-1.55)/0.03);
Gambar 5.8 Skematik Rangkaian Sensor Kelembaban
H5V6 }
Output Sensor H5V6
else if (volt>2.15&&volt<=2.43)
{
Dari hasil perbandingan antara humidity=(float)70+((volt-2.15)/0.028);
perhitungan dan pengukuran , terdapat selisih }
tegangan maksimal sekitar 0,16 Volt. Hal ini else if (volt>2.43&&volt<=3)
disebabkan karena sensor memiliki {
presentese error maksimal ±4%RH humidity=(float)80+((volt-2.43)/0.0285);
sedangkan untuk pembandingnya sendiri }
memilihi presentase eror ±5%RH. }
Listing Program ADC 2 : Penjelasan Program ADC (2) :
29
4) volt= (float)(bhumidity/1000); adalah a. Pembahasan Program
rumus konversi ADC menjadi tegangan procedure
dimana resolusi ADC 3.90625 mV TForm1.File21Click(Sender:
procedure
TObject);
TForm1.Button5Click(Sender:
5) if (volt<=1.55) { TObject);
humidity=(float)(volt/0.031);} adalah begin begin
if (data1 < batas2 ) then begin
rumus konversi menjadi kelembapan Comport1.Port:='COM3';
rubah:=strtofloat(Form2.Label34.Caption);
dengan syarat 1%RH bernilai 0.031 volt rubah1:=strtofloat(Form2.Label35.Caption);
end elseComport1.Open;
begin
hingga hingga tegangan 1.55 volt rubah:=strtofloat(Form2.Label35.Caption);
end;
(50%RH) rubah1:=strtofloat(Form2.Label36.Caption);
end;
6) else if (volt>1.55&&volt<=2.15) suhu:=((data1-rubah)/(rubah1-rubah)*(rubah3-
{humidity=(float)50+((volt-1.55)/0.03);} rubah2)+rubah2);
a:=data1+suhu;
adalah rumus konversi menjadi rata2:=((strtofloat(Label26.Caption)+strtofloat(
kelembapan dengan syarat tegangan Label28.Caption))/2);
deviasi:=sqr(a-rata2)+sqr(b-rata2);
antara 1.55 – 2.15 volt nilai 1%RH yaitu Label40.Caption:=floattostr((strtofloat(Label34.
0.03 volt. Caption)+strtofloat(Form2.Label13.Caption)));
rata2:=((strtofloat(Label44.Caption)+strtofloat(
7) else if (volt>2.15&&volt<=2.43) Label68.Caption)+strtofloat(Label92.Caption))/
{humidity=(float)70+((volt- 3);
Label116.Caption:=floattostr(rata2);
procedure TForm1.TekananPacket(Sender:
2.15)/0.028);} adalah rumus konversi
TObject; const Str: String);
menjadi kelembapan dengan syarat
begin
tegangan antara 2.15 – 2.43 volt nilai
1%RH yaitu 0.028volt. if Label34.Caption = '' then begin
8) else if (volt>2.43&&volt<=3) Label34.Caption:=Str;
9) { humidity=(float)80+((volt-
end else if Label35.Caption = '' then begin
2.43)/0.0285);} adalah rumus konversi
Label35.Caption:=Str;
menjadi kelembapan dengan syarat
tegangan antara 2.43 - 3 volt nilai 1%RH end;
yaitu 0.0285 volt.
Penjelasan Program Pemilihan
10) Syarat / acuan tegangan tersebut
Comport:
terdapat pada datasheet sensor
1. Comport1.Port:='COM3'; pada
saat main menu file21 dipilih
5.2 Pembahasan Software PC (Delphi7)
maka memilih port com 3 ada
comport1
30
2. Comport1.Open; Dan juga jalur yaitu rumus untuk mencari
pada comport 1 dibuka sehingga interpolasi suhu
data sudah diterima oleh PC
3. a:=data1+suhu; rumus untuk
menghitung koreksi suhu
4. rata2:=((strtofloat(Label26.Caption)
+strtofloat(Label28.Caption))/2);
rumus untuk menghitung rata-rata
suhu
5. deviasi:=sqr(a-rata2)+sqr(b-rata2);
Penjelasan Program Pengambilan Data rumus untuk menghitung nila stdv
1. if Label34.Caption = '' then begin suhu
Label34.Caption:=Str; pada saat kosong 6. Label40.Caption:=floattostr((strtoflo
maka akan menerima data, begitu
sterusnya hingga data penuh at(Label34.Caption)+strtofloat(For
m2.Label13.Caption))); rumus
Penjelasan Program Analisa Data
untuk menghitung terkoreksi
1. if (data1 < batas2 ) then begin
tekanan
rubah:=strtofloat(Form2.Label34.Ca
7. rata2:=((strtofloat(Label44.Caption)
ption);
+strtofloat(Label68.Caption)+strtofl
rubah1:=strtofloat(Form2.Label35.C
oat(Label92.Caption))/3)
aption); end else begin
rubah:=strtofloat(Form2.Label35.Ca b. Pembahasan Program
ption);
Penjelasan Program Interpolasi
rubah1:=strtofloat(Form2.Label36.C
aption); end; if (titik0 < 50) then begin rubah:=0;
rubah1:=50;
Jika data suhu yang diterima kurang rubah2:=strtofloat(Label1.Caption);
dari data suhu yang telah diambil rubah3:=strtofloat(label1.Caption) end else
begin rubah := 50; rubah1:=100;
(terkoreksi data1) maka variabel rubah2:=strtofloat(label2.Caption);
rubah dan rubah1 maka nilainya rubah3:=strtofloat(label2.Caption);end;
naik1:=((titik0-rubah)/(rubah1-
sama dengan terkoreksi suhu data1 rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2);
selain itu maka nilainya terkoreksi
1. if (titik0 < 50) then begin rubah:=0;
suhu data2
rubah1:=50;
2. suhu:=((data1-rubah)/(rubah1-
rubah2:=strtofloat(Label1.Caption);
rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2);
rubah3:=strtofloat(label1.Caption) ;
31
apabila nilai tekanan <50 maka nilai maksimal 0,16 karena akurasi
rubah 0 dan rubah 1 50 dan rubah 3 sensor 4%.
sama dengan nilai koreksi titik 0 6.1.2. Setelah dilakukan perhitungan dan
2. end else begin rubah := 50; pengukuran pada rangkaian PSA
rubah1:=100; tekanan dan suhu terdapat
rubah2:=strtofloat(label2.Caption); perbedaan tegangan sekitar 0,11
rubah3:=strtofloat(label2.Caption); volt pada rangkaian differensial
end; selain itu maka nilai rubah 50 ampilifier, hal ini dikarenakan
dan rubah1 100 sedangkan nilai pengaruh toleransi LM358 dan
rubah3 sama dengan nilai koreksi nilai resistansi resistor yang
titik 50 digunakan pada rangkaian tidak
3. naik1:=((titik0-rubah)/(rubah1- persis sama.
rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2); 6.1.3. Setelah dilakukan pembuatan
konversi untuk mencari interpolasi minimum sistem penggunaan pin
data digital dan pin analog sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk
KESIMPULAN
display LCD, tombol, inputan
Secara menyeluruh penelitian ini ADC dan modul pengiriman
dapat menyimpulkan bahwa: bluetooth.
6.1.4. Setelah dilakukan pengujian
6.1.1. Setelah dilakukan perhitungan dan
modul, modul sensor tekanan
pengukuran didapatkan output
dapat menerima tekanan dari 0 –
sensor hampir sesuai dengan
300 mmHg, pada titik pengukuran
perhitungan. Untuk tekanan
0 - 250 rata-rata error pada
terdapat selisih maksimal 0,03 volt
pengukuran naik 0,714% dan
antara pengukuran dan
0,69% pada pengukuran turun.
perhitungan, hal ini dikarenakan
6.1.5. Setelah dilakukan pengujian
sensor memiliki presentase error
modul, modul sensor suhu dapat
sekitar 1,25%. Untuk suhu selisih
menerima suhu 10-60°C, dengan
antara perhitungan dan
rata-rata error 0,92%.
pengukuran maksimal 0,02 karena
6.1.6. Setelah dilakukan pengujian
presentase error suhu 0,5°C dan
modul, modul sensor kelembaban
untuk kelembaban selisih
dapat menerima kelembaban 20-
perhitungan dan pengukuran
32
85%RH, dengan rata-rata error dapat dipertimbangkan untuk
0,35% penyempurnaan penelitian lebih lanjut.
6.1.7. Setelah modul dibandingkan
6.2.1 Meminimalkan persentasi nilai error
dengan DPM2 milik kampus,
agar hasil lebih akurat dengan
modul yang penulis buat layak
menggunakan komponen yang
digunakan meskipun nilai
memiliki toleransi kecil. Misal
ketidakpastian tinggi.
penggunaan resistor biasa dengan
Ketidakpastian modul tinggi
metal film dan menggunakan IC
disebabkan komponen
yang lebih berkualitas.
ketidakpastian sertifikat standart
DPM2 milik kampus tinggi. 6.2.2 Dikembangkan menjadi Digital
Dimana pada titik 0 memiliki Pressure Meter sehingga lebih
ketidakpastian naik dan turun efisien penggunaannya.
±1.160, pada titik 50
6.2.3 Menggunakan pembanding yang
ketidakpastian naik ± 0.71 dan
standart yaitu Digital Pressure
turun ±0.84, pada titik 100
Meter dengan resolusi dua angka
ketidakpastian naik ± 0.65 dan
dibelakang koma agar mendapat
turun ±0.72, pada titik 150
nilai yang lebih akurat dan juga
ketidakpastian naik ± 0.79 dan
dapat meminimalkan nilai
turun ±0.74, pada titik 200
ketidakpastian.
ketidakpastian naik ± 0.66 dan
turun ±0.62 dan pada titik 250 6.2.4 Dikembangkan untuk pengolahan
ketidakpastian naik ± 0.65 dan data pada PC hingga report dan
turun ±0.64 dilengkapi penyimpanan data serta
Secara umum dapat bahwa modul fasilitas cetak.
kalibrator tensimeter dilengkapi
pengukuran suhu dan kelembaban ini
dapat digunakan sebagai alat pembanding DAFTAR PUSTAKA
33
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR et al . United Nations Development Programme.
2003. Seventh report of the Joint National 2013. Guidance On Maintaining and
Committee on Prevention, Detection, Calibrating Non-Mercury Clinical
Evaluation, and Treatment of High Blood Thermometers and Sphygmomanometers.
Pressure United Kingdom.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/12 Wamngco Nicola. 2013. Standart Operating
06.long diakses 21 Oktober 2016 Prosedure Atsana Mercury
Fluke Corporation. DPM2 Plus Universal Sphygmomanometer. University of Malata
Pressure Meter, Faculty of Medicine and Surgery Pharmacy
http://www.flukebiomedical.com/biomedic Departement. Msida
al/usen/pressure-meters/dpm2plus-
universal-pressure-meter.htm?pid=55944
diakses pada Rabu, 09 September 2016, BIODATA PENULIS
jam 17.03 WIB
Freescale Semiconductor Inc. 2007. Datasheet Nama : Novella Lasdrei Anna Leediman
Sensor MPX series, NIM : P27838014023
http://www.motorola.com/semiconductors/ TTL : Surabaya, 18-11-1995
diakses pada tanggal 10 september 2016 Alamat : Jalan Tanjung Karang 1 no 7 Surabaya
jam 13.51 WIB No Hp : 081326905501
KEMENTRIAN KESEHATAN RI, 2015, Pendidikan : SMAN 3 Suraba
PERMENKES RI NOMOR 54 Tentang
Pengujian dan Kalibrasi Alat kesehatan
Kristioko L Danang,2010, DASAR-DASAR
TENTANG KALIBRASI SERTA
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN,
PT Calibrated, Semarang
Muhlisin, Ahmad. 2013. Tekanan Darah .
http://mediskus.com/penyakit/tekanan-
darah.html diakses pada tanggal 9
September 2016 jam 17.29 WIB
INTERNATIONAL ORGANIZATION
OF LEGAL METROLOGY RE 16-1
(OIML),2002, Non-invasive mechanical
sphygmomanometers, France di akses
tanggal 16 November 2016, jam 11.52
WIB
Moffat Neil.2002 – 2017. Delphi Basic.
http://www.delphibasics.co.uk/index.html
diakes pada tanggal 2 Februari 2017 jam
17.54 WIB
Sencera Co.,Ltd Datasheet Sensor 808H5V6
diakses pada tanggal 10 september 2016
jam 13.53 WIB
Soeprijatno Djoko. 2013. Sphygmomanometer
atau tensimeter ,
http://djokosoeprijanto.blogspot.com/2013/
04/sphygmomanometer-atau-
tensimeter.html ,diakses pada senin 9
September 2016, jam 17.38 WIB
Texas Instrument Inc. 1999. Datasheet LM35
www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf
diakses pada tanggal 10 september 2016
jam 13.54 WIB
34
35