Anda di halaman 1dari 35

Kalibrator Tensimeter Dilengkapai Dengan

Thermohygrometer Berbasis PC
Novella Lasdrei Anna L1, Andjar Pudji2, M. Ridha Makruf3

Jurusan Teknik Elektromedik


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRAK

Tensimeter merupakan salah satu alat medis yang banyak digunakan untuk diagnosa
pasien. Alat ini digunakan untuk mengurkur tekanan darah pasien secara non invasive.
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran nilai suatu alat ukur atau
bahan ukur. Untuk menjaga keakuratan nilai tensimeter dibutuhkan kalibrasi secara
berkala. Alat untuk kalibrasir tensimeter adalah Digital Pressure Meter (DPM).
Dalam kalibrasi tensimeter harus diperhatikan suhu dan kelembaban ruangan karena
dapat mempengaruhi pengukuran tekanan pada tensimeter. Alat memantau suhu dan
kelembaban ruangan adalah thermohygrometer. Tujuan dibuatnya alat kalibrator
tensimeter dilengkapi thermohygrometer berbasis PC untuk memudahkan pengguna dan
mempercepat proses kalibrasi, selain itu juga mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam memasukkan data.
Pengukuran tekanan dengan menggukanan sensor MPX5050GP didapatkan selisih
nilai error yang terkecil 0,05% dan yang terbesar yaitu 1,8%, sedangkan pengukuran suhu
dengan sensor LM35 didapatkan selisih error yang terkecil yaitu 0% dan yang terbesar yaitu
2,3% dan pengukuran kelembaban dengan sensor H5V6 didapatkan selisih error terkecil
yaitu 0% dan terbesar yaitu 0,7%. Dilihat dari tingkat error tersebut modul ini sudah layak
untuk digunakan.

Kata kunci: Tekanan, Suhu, Kelembaban, Tensimeter

1
PENDAHULUAN normal manusia dewasa adalah 100-120
1.1 Latar Belakang Masalah mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90
mmHg untuk tekanan diastolik (Jurnal
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan
JNC7).
untuk menentukan kebenaran suatu alat
Saat ini tensimeter sudah
ukur / bahan ukur (PERMENKES RI
mangalami perkembangan mulai dari
NOMOR 54 TAHUN 2015). Tujuan
tensimeter air raksa, tensimeter jarum,
kalibrasi yaitu untuk menjamin hasil
dan yang terbaru adalah tensimeter
pengukuran sesuai dengan standar
digital. Menurut pengamatan penulis
nasional maupun internasional. Salah
bahwa hasil ukur tekanan darah yang
satu alat medis yang perlu dilakukan
dilakukan dengan tensimeter air raksa
kalibrasi adalah tensimeter, sedangkan
dan tensimeter digital menghasilkan
alat untuk mengkalibrasi tensimeter
hasil ukur yang berbeda. Dengan adanya
(Sphygmomanometer) adalah Digital
perbedaan hasil ukur tersebut maka perlu
Pressure Meter. Digital Pressure Meter
dilakukan identifikasi terhadap alat ukur
merupakan perangkat yang dirancang
tekanan darah. Kesalahan dalam
untuk mengukur tekanan dari perangkat
pengukuran tekanan darah bisa
medis dalam bentuk cair atau gas untuk
disebabkan oleh beberapa faktor seperti
membantu mengkalibrasi alat medis,
human error, posisi pasien, keadaan
dalam hal ini kalibrasi
pasien atau pada fungsi alat itu sendiri
Sphygmomanometer (fluke biomedical).
yang akurasinya sudah melebihi batas
Sphygmomanometer atau tensimeter
ambang yang diperbolehkan (Standart
merupakan alat yang di gunakan untuk
error maksimal 3 mmhg). Hasil
mengukur tekanan darah. Alat ini dapat
pengukuran tekanan darah tersebut harus
bekerja secara manual ataupun otomatis
dilakukan dengan tepat, hal ini
saat memompa maupun mengurangi
dikarenakan menyangkut kesehatan dan
tekanan pada manset dengan sistem non
keselamatan pasien.
invasive. Tekanan darah ada dua macam,
Sebelumnya pernah dibuat alat
yaitu sistolik dan diastolik. Yang
kalibrator tensimeter oleh Heru Wahyu
dimaksud dengan tekanan darah di sini
Purnama tahun 2014 yang bernama
adalah tenaga yang dikeluarkan oleh
Portable Kalibrator Tensimeter berbasis
jantung pada darah untuk dapat mengalir
Atmega 8535, namun tingkat
melalui pembuluh darah. Tensi darah
keakurasiannya belum optimal dan

2
belum memiliki fasilitas tes kebocoran.
Selanjutnya Ika Yulistya Rahmawati 1.2 Batasan Masalah
tahun 2015 mengembangkan “Kalibrator
1.2.1. Menggunakan sensor tekanan
Tensimeter”, namun masih belum
MPX Series.
dilengkapi Thermohygrometer dan Tiar
1.2.2. Menggunakan sensor suhu
Prilian tahun 2015 membuat Digital
1.2.3. Menggunakan sensor
Pressure Meter Berbasis Arduino,
kelembaban
namun juga belum dilengkapi
1.2.4. Untuk suhu, dalam derajat
Thermohygrometer. Kalibrator
Celcius, dengan range 10-
Tensimeter Dilengkapi Dengan
60°C.
Pengukuran Suhu Dan Kelembaban
1.2.5. Untuk kelembaban, tampilan
dibuat oleh Gigih Arif Suheriyono tahun
dalam persen, dengan range
2016, namun alat tersebut menurut
20-85%.
penulis masih memiliki kelemahan
1.2.6. Untuk tekanan, tampilan
karena fakta di lapangan pada saat proses
dalam mmHg, dengan range
melakukan kalibrasi membutuhkan
0-300 mmHg dengan titik
waktu yang cukup lama karena harus
pengukuran
menulis atau memasukkan data terlebih
0,50,100,150,200,250 mmHg
dahulu ke lembar kerja kemudian
1.2.7. Resolusi pembacaan 0,1
memasukkan data ke PC secara manual
1.2.8. Menggunakan LCD karakter
untuk mengetahui hasilnya. Proses
2x16.
seperti ini, memungkinkan terjadinya
1.2.9. Terdapat indikator suhu dan
kesalahan yang disebabkan oleh human
kelembaban tidak standart
error pada waktu memasukkan data
1.2.10. Menggunakan Baterai.
secara manual. Dengan memandang
1.2.11. Pengiriman data
kronologis diatas maka penulis mencoba
menggunakan modul
membuat Kalibrator Tensimeter
bluetooth
Dilengkapi Dengan Thermohygrometer
1.2.12. Data juga ditampilkan dan
Berbasis PC. Alat yang akan dibuat
diolah pada PC
dilengkapi pengiriman data hasil
1.2.13. Pengolahan data pada PC
pengukuran secara otomatis ke PC,
hanya sampai pada analisa
kemudian di proses dan hasil
data terkoreksi
kalibrasinya dapat langsung diperoleh.

3
1.3 Rumusan Masalah 1.4.2.6 Membuat rangkaian display
LCD 2x16.
1.3.1 Dapatkah dibuat alat
1.4.2.7 Membuat program untuk
Kalibrator Tensimeter
menampilkan hasil
Dilengkapi
pengukuran tekanan, suhu,
Thermohygrometer berbasis
dan kelembaban.
PC?
1.4.2.8 Membuat pewaktu 60 s
1.4 Tujuan Penelitian untuk tes kebocoran.
1.4.2.9 Membuat program
1.4.1 Tujuan Umum
pengiriman data ke PC
Dibuatnya alat 1.4.2.10 Membuat program
Kalibrator Tensimeter pengolahan data pada PC
Dilengkapi 1.4.2.11 Melakukan uji fungsi alat
Thermohygrometer berbasis
PC.
1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan dan


1.4.2 Tujuan Khusus
wawasan bagi mahasiswa Teknik
1.4.2.1 Membuat rangkaian sensor
lektromedik tentang peralatan medik,
suhu untuk mendeteksi suhu
khususnya peralatan kalibrasi yaitu
ruang.
Digital Pressure Meter.
1.4.2.2 Membuat rangkaian sensor
kelembaban untuk 1.5.2 Manfaat Praktis
mendeteksi kelembaban
1.5.2.1 Dapat membantu operator
ruang.
dalam proses kalibrasi
1.4.2.3 Membuat rangkaian sensor
tensimeter
untuk mendeteksi tekanan
1.5.2.2 Bagi pasien diharapkan
saat memompa.
dapat memberikan manfaat
1.4.2.4 Membuat rangkaian
terhadap hasil pemeriksaan
pengkondisi sinyal analog.
yang akurat
1.4.2.5 Melakukan uji fungsi
rangkaian sensor

4
1.5.2.3 Membantu mahasiswa orang terhadap orang yang lain ,
elektromedik mengenal tergantung faktor - faktor gizi,
prinsip kerja alat Digital obat/racun, atau penyakit (Ahmad,
Pressure Meter. Muhlisin. 2013).

TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Sphygmomanometer

Sphygmomanometer atau
Blood Pressure Meter adalah
2.1 Blood Pressure
instrument yang digunakan untuk
Tekanan darah merupakan mengukur tekanan darah arteri secara
tekanan yang terjadi pada pembuluh tidak langsung ( Non Invasive )
darah arteri ketika darah kita di dengan bantuan stetoskop (Booth,
pompa oleh jantung untuk di alirkan J.1977).
ke seluruh anggota tubuh. Ada dua
Kata sphygmus berasa dari
macam tekanan darah yaitu sistolik
Yunani yang berarti denyut nadi,
dan diastolik. Tekanan darah sistolik
dengan istilah ilmiah manometer
merupakan tekanan darah yang terjadi
atau pressure meter. Ditemukan
pada saat otot jantung berkontraksi
pertama kali oleh Dr Samuel Karl
(mengencang dan menekan). Tekanan
Siegfried Ritter von Basch Scipione
sistolik disebut juga tekanan arterial
Riva-Rocci, dari Italia, th 1896. Dan
maksimum saat terjadi kontraksi pada
dipopulerkan oleh Harvey Cushing th
lobus ventrikular kiri jantung.
1901 (Booth, J.1977).
Tekanan darah diastolik merupakan
tekanan yang terjadi pada saat otot
Ada dua jenis Sphygmomanometer :
jantung beristirahat atau tidak sedang
berkontraksi (melonggar). 1) Digital Sphygmomanometer

Besarnya tekanan darah untuk


Mudah untuk dioperasikan dan
jantung yang beristirahat antara 120
praktis dalam penggunaannnya
mmHg sebagai systolic dan 80 mmHg
.Dalam penggunannya apabila
sebagai diastolic (yang ditulis seperti
digunakan dalam jumlah pasien yang
120/80 mmHg), Ukuran tekanan
cukup banyak hasil pembacaannya
darah ini tidaklah statis, tetapi
tidak valid dan tidak akurat .
mengalami variasi alami dari satu

5
2) Manual Sphygmomanometer mekanis, pergerakan ini
menyebabkan berputarnya jarum
Sphygmomanometer air
penunjuk pada angka tertentu sesuai
raksa pada umumnya terdiri dari
tekanan yang diberikan.
suatu Inflatable Cuff yang dapat di
Pompa tensi, klep/regulator
gelembungkan, unit yang mengukur
tekanan, manset dan tabung air raksa
(Mercury Manometer), dan suatu
baik aneroid
tabung/container untuk
sphygmomanometer maupun
menghubungkan keduanya, berikut
Sphygmomanometer air
pump yang dilengkapi dengan klep
raksa mempunyai system
untuk mencegah kebocoran tekanan.
pemeliharaan yang sama. Manometer
Regulator tekanan digunakan sebagai
mempunyai perbedaan yang
pengatur dalam pembacaan.
mendasar dalam penggunaannya.
Ketika sistem tidak diberi
tekanan, level air raksa pada container a. Pengoperasian Tensimeter
dengan yang ada pada tabung gelas (University of Malata Faculty of
kaca/plastic menunjukkan posisi " 0" Medicine
pada skala tabung. Penekanan pada and Surgery Pharmacy
pompa mengakibatkan tekanan pada Departement )
manset dan container air raksa, 1. Mengkondisikan pasien
kemudian memaksa air raksa naik yang akan diperiksa
pada skala tertentu (mmHg). Udara (berbaring atau duduk).
yang dipindahkan oleh peningkatan 2. Pasang manset tensimeter pada
air raksa dibuang melalui ventilasi lengan
yang berisi suatu saringan yang bagian
berfungsi untuk menjaga atas (2
penumpahan air raksa keluar dan ruas jari dari siku bagian dalam).
menyaring udara yang masuk ke 3. Letakkan
dalam tabung gelas kaca/plastic. stetoskop pada
Untuk aneroid arteri brakhialis
sphygmomanometer, tekanan yang yang
diberikan akan melenturkan terletak pada lipatan
diafragma melalui suatu hubungan siku bagian dalam.

6
4. Dengarkan denyut nadi dengan mengkalibrasi tensimeter
seksama sambil naikkan tekanan (Sphygmomanometer) adalah
tensimeter sampai suara denyutan Digital Preassure Meter.
tidak terdengar lagi.
Menurut PERMENKES No
5. Lepaskan tekanan
363/Menkes/PER/IV/1998 tentang
tensimeter secara
Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
perlahan-lahan.
pada sarana Pelayanan Kesehatan,
6. Ketika suara denyut
bahwa prosedur kalibrasi wajib
nadi terdengar kembali, baca
dilakukan secara terjadwal guna
tekanan darah pada batas
menjaga keselamatan user atau operator
permukaan tabung raksa pada
dan pasien sebagai pemakai. Berkaitan
tensimeter, tekanan ini disebut
dengan hal tersebut perlu dilakukan
sistolik.
kalibrasi untuk menentukan nilai
7. Ketika proses penurunan, akan
kebenaran suatu tensimeter dengan cara
terdengar suara terakhir sebelum
membandingkannya dengan standar
suara denyut nadi menghilang,
ukur yang tertelusur. Untuk melakukan
baca tekanan darah pada batas
kalibrasi tensimeter dapat dilakukan
permukaan tabung raksa, tekanan
menggunakan Digital Pressure Meter
ini disebut diastolik.
(DPM). Dengan adanya DPM ini
b. Kalibrasi Tensimeter
diharapkan mendapatkan nilai
Kalibrasi adalah kegiatan pengukuran sesuai tingkat akurasi dan
peneraan untuk menentukan presisi yang tinggi. Kondisi ini terkait
kebenaran suatu alat ukur / bahan dengan tuntutan global dalam
ukur (PERMENKES RI NOMOR meningkatkan mutu pelayanan
54 TAHUN 2015). Tujuan kesehatan (ISO 9000 dan Undang -
kalibrasi yaitu untuk menjamin Undang Nomor 8/99 tentang
hasil pengukuran sesuai dengan perlindungan konsumen).
standar nasional maupun Untuk melakukan kalibrasi pada
internasional. Salah satu tensimeter dibutuhkan suhu dan
alat medis yang perlu dilakukan kelembaban sesuai standart untuk
kalibrasi adalah tensimeter, mencegah terjadinya kesalahan dalam
sedangkan alat untuk pengukuran. Untuk tensimeter berjenis

7
air raksa rentan terhadap suhu karena 2. Pompa manset sampai 200 mmHg
apabila terlalu tinggi suhunya dapat kemudian tutup katup. Tunggu
menyebabkan air raksa menguap dan hingga 1 menit dan hitung penurunan
apabila terlalu rendah dapat membuat air tekanannya, pembacaan tidak boleh
raksa beku. Alat ukur sendiri juga turun lebih dari 15 mmHg. (ECRI
memiliki standart suhu dan kelembaban 424-2001-0301)
untuk menghasilkan nilai yang akurat. 3. Catat hasil pada lembar kerja
Sehingga untuk melakukan kalibrasi c) Pengukuran Tekanan
ditetapkan batas suhu dan kelembaban 1. Titik pengukuran yang akan
yaitu 15 ºC - 25ºC dan 20% - 85% sesuai diambil data yaitu tekanan 0
dengan OIML (Organisation mmHg, 50 mmHg, 100 mmHg,
Internationale De Metrologie Legale). 150 mmHg, 200 mmHg, dan 250
Dengan batasan suhu dan kelembaban mmHg
tersebut, maka ketetapan eror yang 2. Siapkan sphygmomanometer
diijinkan yaitu ±0,4kPa (±3mmHg). pada titik setting awal tanpa
1) Prosedur Kalibrasi tekanan (0 mmHg). Posisikan
permukaan air raksa pada titik
a) Persiapan
0 mmHg apabila perlu.
1. Lakukan pendataan administrasi
3. Catat nilai penunjukkan pada
meliputi: data alat yang akan
display digital pressure meter.
dikalibrasi, data alat-alat kalibrator
4. Naikkan tekanan sampai 50
yang digunakan dan data pelaksana
mmHg pada sphygmomanometer.
kalibrasi
5. Tunggu beberapa saat sampai
2. Catat kondisi awal lingkungan yang
posisi air raksa stabil.
meliputi suhu dan kelembaban pada
6. Catat nilai penunjukan air raksa
lembar kerja
pada sphygmomanometer dan
3. Lakukan pemeriksaan fisik dan
nilai yang terukur pada display
fungsi alat yang akan dikalibrasi
digital pressure meter pada
4. Catat pada lembar kerja
lembar kerja kalibrasi
b) Tes Kebocoran
7. Ulangi langkah d – f untuk
1. Sebelum dipakai, tensimeter harus
titik-titik setting lainnya sampai
selalu tetap berada pada angka nol
nilai 250 mmHg.

8
8. Beri tekanan pada 2. Koreksi = Pembacaan parameter
shygmomanometer sampai tester – pembacaan pada tensimeter
melewati 250 mmHg. 3. Ketidakpastian
9. Turunkan tekanan sampai 250 a. Ketidakpastian kemampuan daya
mmHg pada sphygmomanometer. ulang pembacaan/ repeability (Ua)
10. Catat nilai penunjukan air raksa Perhitungan nilai
pada sphygmomanometer dan ketidakpastian repeatability dari
nilai yang terukur pada display
sphygmomanometer dipisahkan
digital pressure meter pada
antara pengambilan data naik (N)
lembar kerja kalibrasi.
dan pengambilan data turun (T).
11. Ulangi langkah h – j untuk
Masing-masing memiliki kalkulasi
titik-titik setting lainnya sampai
nilai ketidakpastian sendiri yang
nilai 0 mmHg.
dirumuskan seperti berikut:
12. Ulangi kembali metode
pengukuran di atas sampai
diperoleh masing-masing 3 data
pengukuran naik dan turun pada

b. Histerisis

Gejala hysterisis muncul


berupa perbedaan hasil-hasil
tiap titik setting tekanan. pengukuran yang dilakukan secara
naik turun. Hysterisis dinyatakan
d) Perhitungan
Xi sebagai perbedaan terbesar hasil
Mean ( X ) =
1. n pengukuran yang naik dan yang
turun.
Dimana : X = rata-rata

∑Xi = Jumlah nilai


data c. Zero Error

n = Banyak data

9
Kesalahan sistematik adalah Ketidakpastian kemampuan
kesalahan yang berhubungan dengan daya baca

sphygmomanometer
diestimasi mempunyai semi-
alat ukur.
range (a) sebesar setengah kali
resolusi: a = ½ x resolusi
sphygmomanometer. Dengan
menggunakan asumsi distribusi
d. Ketidakpastian alat kalibrator dari triangular, ketidakpastian readability
sertifikat parameter tester (Ub1) dari sphygmomanometer dapat

Nilai ketidakpastian alat diformulasikan sebagai berikut:

kalibrator adalah nilai


f. Ketidakpastian drift kalibrator
ketidakpastian bentangan yang
(Ub3)
terlapor pada sertifikat kalibrator
(Usertifikat) dibagi oleh nilai Untuk kalibrator yang belum

faktor cakupan (k) yang pernah direkalibrasi, laboratorium

digunakan pada sertifikat melakukan estimasi nilai

kalibrator tersebut: ketidakpastian drift dengan asumsi


distribusi rectangular sebagai berikut:

Ub1 = U Sertifikat/k Untuk kalibrator yang sudah


pernah direkalibrasi, laboratorium
Nilai ketidakpastian alat
kalibrator pada sertifikat adalah
berdasarkan nilai k = 2. Dari tabel
melakukan estimasi nilai
t-student, maka dapat diestimasi
ketidakpastian drift dengan asumsi
nilai derajat kebebasannya
distribusi rectangular sebagai berikut:
sebesar: vi=60
Dengan menggunakan asumsi
e. Ketidakpastian kemampuan
tingkat ketidakpercayaan maksimum
daya baca
sebesar 10%, diperoleh nilai derajat
sphygmomanometer/readability
kebebasan ketidakpastian drift
(Ub2)
kalibrator sebesar: vi=50

10
g. Ketidakpastian baku gabungan (Datasheet Sensor MPX series). Di
(Uc) dalam sensor ini dipatenkan transduser

Merupakan gabungan dari elemen tunggal yang menggabungkan


teknik micromachining canggih, film
komponen ketidakpastian dengan
tipis metallization, dan bipolar
rumus sebagai berikut:
pengolahan untuk memberikan analog,
Uc=
tingkat akurasi tinggi sinyal output yang
√𝑈 2 ℎ𝑖𝑠𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑠 + 𝑈 2 𝑟𝑒𝑝𝑒𝑎𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 + 𝑈 2 𝑍𝐸 + 𝑈 2 𝑏1 + 𝑈 2 𝑏2 + 𝑈 2 𝑏3
sebanding dengan tekanan yang
diterapkan.

Sensor MPX5050 mempunyai


spesifikasi dan karakteristik sebagai
berikut :

h. Ketidakpastian bentang (Uexp)


U exp = k x Uc
Dimana k merupakan faktor
cakupan.

2.3 Sensor Tekanan MPX Gambar 2.2 Blok Diagram Sensor


MPX5050(datasheet MPX5050)
Sumber : Datasheet MPX5050

Gambar 2.1 Sensor MPX (datasheeet MPX5050)


Sumber : Datasheet MPX5050
Sensor MPX 5050 adalah
sensor tekanan dengan kompensasi
suhu, pengkondisi sinyal, dan telah
terkalibrasi. Sensor tekanan ini adalah
monolitik silicon sensor tekanan yang
dirancang untuk berbagai aplikasi,
terutama mereka yang menggunakan
sebuah mikrokontroller atau
mikroprosessor dengan input A / D

11
Kurva perbandingan tegangan dan tekanan Current
at Full
Scale
Output
Warm-
Up - - 20 - Ms
Time
Warm
±0. %VF
Stabilit - - -
5 SS
y

2.4 Sensor Kelembaban 808 H5V6


Sensor kelembaban 808

H5V6 adalah sensor kelembaban

berbasis kapasitif yabg merubah

besaran kelembaban menjadi tegangan.


Gambar 2.3 Kurva Perbandingan Tegangan
dan Tekanan Sensor ini dapat mengukur kelembaban
Sumber : Datasheet MPX5050

Tabel 2.1 Karakteristik MPX5050GP


Sumber: (Datasheet MPX5050) Sensor ini berisi substrat thin
Karakte Sim Mi Ty Ma
Unit
ristik bol n p x film dari polimer atau metal ocide yang
Pressur - dipasang diantara dua elektroda
Pop 0 50 kPa
e range -

Supply 4.7 5.2 konduktif. Permukaan sensor ditutup


Vs 5.0 VDC
Voltage 5 5
Supply mAd menggunakan elektroda metal untuk
Io - 7.0 10
Current c
Minimu
m melindungi sensor tersebut dari
Pressur VOF 0.0 0.2 0.3
VDC
e Offset F 88 0 13 kontaminasi lingkungan disekitarnya.
@Vs =
5.0 V Substrat pada umumnya terbuat
Full
VFS 4.5 4.7 4.8
Scale VDC
O 87 00 13 dari glass, keramik atau silikon.
Output
Full
VFS 4.5
Scale - - VDC Perubahan dielektrik dari sensor
S 00
Span
Accura ±2. %VF
cy
- - -
5
kelembaban kapasitif proposional
SS
Sensitiv mV/
V/P - 90 - terhadap perubahan kelembaban relatif
ity kPa
Respon
tR - 1.0 - Ms
se Time dilingkungan sekitar sensor.
Output Mad
IO+ - 0.1 -
Source c Tabel 2.2 Spesifikasi Sensor Kelembaban 808 H5V6

12
Sumber : Datasheet Sensor 808 H5V6 Dapat beroperasi pada

tegangan 4 volt sampai 30 volt.

Setiap suhu 1 derajat Celcius akan

menunjukan tegangan 10 mV.

Persamaan:

Vout = 10 mV/1ºC

Artinya, jika terbaca


Gambar 2.4 Sensor Kelembaban 808 H5V6
Sumber : Datasheet Sensor 808 H5V6 tegangan Vout = 500 mV, maka
temperaturnya =
Tabel 2.3 Respon Kelembaban 808 H5V6
500mV/10mV= 50ºC.

Karakteristik :

1) Memiliki sensitivitas suhu,

dengan faktor skala linier

antara tegangan dan suhu 10

mVolt/ºC, sehingga dapat


Gambar 2.5 Grafik Kelembaban 808 H5V6
Sumber : Datasheet Sensor 808 H5V6 dikalibrasi langsung dalam
2.5 LM35
Sensor Suhu LM35 adalah celcius.

salah satu jenis sensor yang 2) Memiliki ketepatan atau

merubah besaran suhu ke besaran akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC

listrik dalam bentuk tegangan. pada suhu 25 ºC.

LM35 memiliki 3 buah pin kaki, 3) Memiliki jangkauan

pin1 untuk INPUT tegangan positif maksimal operasi suhu

(+), pin2 OUTPUT, pin3 INPUT antara -55 ºC sampai +150

tegangan negatif/GND (-).

13
ºC. Bekerja pada tegangan 4 microcontroller pada dasarnya
bekerja seperti sebuah
sampai 30 volt.
microprossesor pada komputer.
4) Memiliki arus rendah yaitu
Keduanya memiliki sebuah CPU
kurang dari 60 µA. yang menjalankan instruksi program,
melakukan logika dasar, dan
5) Memiliki pemanasan sendiri
pemindahan data.
yang rendah (low-heating)
Namun agar dapat digunakan,
yaitu kurang dari 0,1 ºC pada sebuah microprossesor memerlukan
tambahan komponen, seperti memori
udara diam.
untuk menyimpan program dan data,
6) Memiliki impedansi
juga interface input-output untuk
keluaran yang rendah yaitu berhubungan dengan dunia luar.
Sebuah microcontroller telah
0,1 W untuk beban 1 mA.
memiliki memori dan interface input-
7) Memiliki ketidaklinieran
output di dalamnya, bahkan beberapa
hanya sekitar ± ¼ ºC.
microcontroller memiliki ADC yang
dapat menerima masukan sinyal
analog secara langsung. Karena
berukuran kecil, murah, dan
menyerap daya yang rendah,
Gambar 2.6 Sensor suhu LM35
mikrokontroller merupakan alat
Sumber : Datasheet LM35
kontrol yang paling tepat untuk

2.6 IC Mikrokontroler Atmega 8 “ditanamkan” dari berbagai peralatan.

Microcontroler adalah sebuah Microcontroller AVR

alat pengendali (controller) merupakan pengontrol utama standar

berukuran mikro atau sangat kecil industri dan riset saat ini. Hal ini

yang dikemas dalam bentuk chip2. dikarenakan berbagai kelebihan yang

Microcontroller data dijumpai dalam dimilikinya yaitu murah, dukungan

hampir semua alat elektronik yang software dan dokumentasi yang

kompleks. Dari alat rumah tangga memadai, dan memerlukan

seperti mesin cuci hingga robot-robot komponen yang sangat sedikit. Ada

mainan cerdas. Sebuah banyak jenis microcontroller lain

14
seperti ATmega8535, ATmega32 maupun output. Port B merupakan
dan ATmega8. sebuah 8 bit bi-directional I/O
Penggunaan microcontroller dengan internal pull-up resistor.
ini disesuaikan dengan kebutuhan Sebagai input, pin-pin yang terdapat
misalnya apabila hanya pada port B yang secara eksternal
membutuhkan input-output yang diturunkan, maka akan
sedikit maka sebaiknya mengeluarkan arus jika pull-up
menggunakan microcontroller resistor diaktifkan. Khusus port B
ATmega8 karena lebih irit biaya. bit 6 dapat digunakan sebagai input
Namun apabila membutuhkan input- Kristal (inverting oscillator amplifier)
output yang jumlahnya banyak maka dan input ke rangkaian clock internal,
sebaiknya menggunakan ATmega32 bergantung pada pengaturan fuse
atau ATmega8535. bit yang digunakan untuk memilih
Gambar 2.7 Konfigurasi pin Atmega 8 sumber clock. Sedangkan untuk port
B bit 7 dapat digunakan sebagai
output Kristal (output oscillator
amplifier) bergantung pada
pengaturan fuse bit yang digunakan
untuk memilih sumber clock. Jika
Sumber : Datasheet Atmega 8
sumber clock yang dipilih dari
1. VCC oscillator internal, PB7 dan PB6
Merupakan supply tegangan digital. dapat digunakan sebagai I/O atau
2. GND jika menggunakan Asyncronous
Merupakan ground untuk semua Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7
komponen yang membutuhkan (TOSC2 dan TOSC1) digunakan
grounding. untuk saluran input timer.

3. Port B (PB7...PB0) 4. Port C (PC5…PC0)


Di dalam Port B terdapat XTAL1, Port C merupakan sebuah 7-bit bi-
XTAL2, TOSC1, TOSC2. Jumlah directional I/O port yang di dalam
Port B adalah 8 buah pin, mulai masing-masing pin terdapat pull-up
dari bit sampai dengan bit 7. Tiap resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah
pin dapat digunakan sebagai input mulai dari pin C.0 sampai dengan

15
pinC.6. Sebagai keluaran/output port dengan VCC karena pin ini
C memiliki karakteristik yang sama digunakan untuk analog saja.
dalam hal menyerap arus (sink) Bahkan jika ADC pada AVR tidak
ataupun mengeluarkan arus (source). digunakan tetap saja di sarankan
5. RESET/PC6 untuk menghubungkannya secara
Jika RST DISBL Fuse di program, terpisah dengan VCC. Jika ADC
maka PC6 akan berfungsi sebagai pin digunakan, maka AVCC harus
I/O. Pin ini memiliki karakteristik dihubungkan ke VCC melalui low
yang berbeda dengan pin-pin yang pass filter.
terdapat pada port C lainnya. Namun 8. AREF
jika RST DISBL Fuse tidak di Merupakan pin referensi jika
program, maka pin ini akan menggunakan ADC
berfungsi sebagai input reset. Dan 9. ADC7
jika level tegangan yang masuk ke Berfungsi input analog ke A / D
pin ini rendah dan pulsa yang ada converter pin ini didukung dari
lebih pendek dari pulsa minimum, pasokan analog dan berfungsi sebagai
maka akan menghasilkan suatu saluran ADC 10-bit
kondisi reset meskipun clock-nya
2.7 LCD KARAKTER 2 X 16
tidak bekerja.
6. Port D (PD7…PD0) LCD Karakter adalah sebuah

Port D merupakan 8-bit bi-directional display dot matrix yang difungsikan

I/O dengan internal pull-up resistor. untuk menampilkan tulisan berupa

Fungsi dari port ini sama dengan port- angka atau huruf sesuai dengan yang

port yang lain. Hanya saja pada port diinginkan (sesuai dengan program

ini tidak terdapat kegunaan- yang digunakan untuk

kegunaan yang lain. Pada port ini mengontrolnya). Modul LCD

hanya berfungsi sebagai masukan karakter dapat dengan mudah

dan keluaran saja atau biasa disebut dihubungkan dengan mikrokontroler.

dengan I/O. LCD yang akan digunakan ini

7. AVCC mempunyai lebar tampilan 2 baris 16

Pin ini berfungsi sebagai supply kolom atau biasa disebut sebagai

tegangan untuk ADC. Untuk pin ini LCD karakter 2 x16, dengan 16 pin

harus dihubungkan secara terpisah

16
konektor, yang di definisikan pada huruf “T” pada layar LCD maka RS
tabel. harus diatur pada logika high (1).

Gambar 2.8 LCD karakter 2 x 16 Jalur RW adalah jalur kontrol


Sumber :
https://bekoy.wordpress.com/2012/02/15/pemrogram Read/ Write. Ketika RW berlogika
an-lcd-karakter-2x16-menggunakan-cv-avr/
low (0), maka informasi pada bus data
akan dituliskan pada layar LCD.
Ketika RW berlogika high ”1”, maka
program akan melakukan pembacaan
Gambar 2.9 Rangkaian LCD Karakter memori dari LCD. Sedangkan pada
Sumber : http://www.mytutorialcafe.com/
(Triwiyanto) aplikasi umum pin RW selalu diberi
Jalur EN dinamakan Enable. logika low ”0” .
Jalur ini digunakan untuk memberitahu
Tabel 2.4 Pin dan fungsi LCD
LCD sedang mengirimkan sebuah data. PIN NAMA FUNGSI
1 Vss Ground Voltage
Untuk mengirimkan data ke LCD, 2 Vcc +5V
maka melalui program EN harus dibuat 3 VEE Contrast Voltage
4 RS Register Select
logika low (0) dan diatur pada dua jalur 0 = Instruction Register
1 = Data Register
kontrol yang lain RS dan RW. Ketika
5 R/W Read / Write
dua jalur yang lain telah siap, mengatur 0 = write mode
1 = read mode
EN dengan logika (1) dan tunggu untuk
6 E Enable
sejumlah waktu tertentu (sesuai dengan 0 = start to lacht data to
LCD character
datasheet dari LCD tersebut ) dan 1 = disable
berikutnya mengatur EN ke logika low 7 DB0 LSB
8 DB1 -
(0) lagi.
9 DB2 -
10 DB3 -
Jalur RS adalah jalur Register 11 DB4 -
Select. Ketika RS berlogika low (0), 12 DB5 -
13 DB6 -
data akan dianggap sebagai sebuah 14 DB7 MSB
perintah atau instruksi khusus ( seperti 15 BPL Back Plane Light
16 GND Ground Voltage
clear screen, posisi kursor dll ). Ketika Sumber : http://www.mytutorialcafe.com/
(Triwiyanto)
RS berlogika high (1), data yang
METODOLOGI PENELITIAN
dikirim adalah data teks yang akan
ditampilkan pada tampilan LCD. 3.1 DIAGRAM BLOK
Sebagai contoh, untuk menampilkan

17
pengolahan tersebut akan diproses
Sensor Suhu
melalui Mikrokontroler kemudian
Sensor ditampilkan melalui LCD. Apabila
Kelembaban

Modul suhu dan kelembapan tidak sesuai


Sensor Bluetooth
Tekanan PSA Bluetooth
standar kalibrasi maka akan ada
Battery

`Manset Bulb Tombol


µc indikator untuk mengingatkan bahwa
Pemilihan LCD
PC
suhu dan kelembapan tidak sesuai.
Tombol
Enter
Untuk memulai proses tes kebocoran
Tombol
Reset
pada tensimeter, pilih mode tes
kebocoran. Setelah itu tekan enter.
Gambar 3.1 Diagram Blok
Sebelum ada tekanan display
3.2 CARA KERJA DIAGRAM BLOK menunjukkan nilai 0 mmHg. Tekanan
yang masuk akan diterima oleh sensor
Saat alat dinyalakan, tegangan
tekanan, kemudian dikonversi
dari baterai menyuplai rangkaian
menjadi tegangan analog. Tegangan
mikrokontroller, sensor suhu, sensor
tersebut kemudian akan diproses oleh
kelembaban, termasuk sensor tekanan
rangkaian pengkondisi sinyal analog
dan juga modul bluetooth sehingga
sebelum masuk ke ADC internal yang
alat dalam keadaan siap untuk
telah tersedia dalam IC
beroperasi. Kemudian dilakukan
Mikrokontroler. Setelah tegangan
pemilihan mode kalibrasi dengan
masuk ADC, tegangan analog akan
menekan tombol up/down. Setelah itu
dikonversi menjadi tegangan digital
tekan enter. Suhu dan tekanan yang
untuk diproses oleh mikrokontroler.
diterima oleh sensor di konversikan
Data hasil dari pengolahan tersebut
menjadi tegangan analog. Tegangan
akan diproses melalui
tersebut kemudian diproses oleh
Mikrokontroler, kemudian
rangkaian pengkondisi sinyal analog
ditampilkan melalui LCD. Pada saat
sebelum masuk pada ADC internal
display menunjukkan tekanan 200
Mikrokontroler. Setelah tegangan
mmHg tekan tombol enter untuk
dari pengkondisi sinyal dan sensor
memulai timer. Ketika timer sudah
kelembapan masuk ADC, tegangan
mencapai 60s maka pembacaan
analog akan dikonversi menjadi
tekanan kemudian di konversikan
tegangan digital untuk diproses oleh
sehingga nilai kebocoran muncul
mikrokontroler. Data hasil dari
18
kemudian akan diketahui tensimeter Start

tersebut laik atau tidak laik. Menerima


Data

3.3 DIAGRAM ALIR


Start Data Masuk pada
Kolom Berurutan

Inisialisasi
LCD
Hapus Data

No
No Pilih Data Valid? No
Mode?

Yes
Yes 2. Tes
Kebocoran
1. Kalibrasi Yes
Yes

Berikan
Tekanan
200 mmHg Hitung
Interpolasi
No

Tekanan
Yes 200mmHg?
Pengukuran
Suhu / Analisa
Suhu, Tekanan
Kelembaban Yes
Data
Ruangan
dan
Sesuai? Kelembaban
Ruangan Timer 60 detik
Stop
No

Indikator Kebocoran Gambar 3.3 Diagram Alir Receiver


Peringatan <15mmHg?
Suhu dan No
Kelembaban
Yes 3.4 CARA KERJA DIAGRAM ALIR
ON Tidak
Laik
Laik
Saat start alat dalam keadaan
No Tampil LCD
ready, display LCD akan

Mengirim Mengirim
menampilkan pemilihan mode, yaitu
Yes
Data? Data
mode pengukuran meliputi suhu,
Stop kelembaban dan tekanan atau mode
tes kebocoran. ketika mode
Gambar 3.2 Diagram Alir Transmitter
pengukuran dipilih maka pada display
LCD akan menampilkan kondisi
suhu, kelembaban dan tekanan
tersebut kemudian apabila suhu dan
kelembapan tidak sesuai standar
maka indikator peringatan suhu dan
kelembapan tidak standar akan
menyala. Apabila tombol send

19
ditekan maka data akan dikirim pada
PC. Data yang diterima pada PC
3.5 DIAGRAM MEKANIS
meliputi suhu, tekanan dan
kelembapan. Apabila data ada yang
salah dapat dihapus dan mengambil
data kembali pada titik yang salah.
Data yang masuk pada PC akan
berurutan pada kolom naik I dengan
titik 0, 50, 100, 150, 200 dan 250,
pada turun I dengan titik 250, 200,
Gambar
150, 100, 50, 0 kemudian pada naik II 3.4
Diagram Mekanis
, turun II, naik III dan turun III dengan
urutan titik yang sama. Saat data
HASIL DAN ANALISA DATA
sudah lengkap maka akan
Hasil
menghitung interpolasi terlebih
1) Hasil Pengukuran dan Perhitungan DPM
dahulu. Setelah menghitung Modul dan DPM Pembanding
interpolasi maka data di analisa dan Tabel 1
Hasil Pengukuran Naik
hasilnya langsung muncul pada PC.
Jika mode tes kebocoran yang DP DPM Modul (mmHg)
Titi Rata-
M
k Rata- rata
dipilih, pompa terlebih dahulu hingga Pem
Aku X1 X2 X3 rata Error
band
rasi %
200mmHg. Pengukuran tekanan juga ing
0 0 0.0 0.0 0.0 0 0%
akan muncul pada display. Kemudian 50 50 50.0 50.0 50.0 49,6 0,8%
100 100 100.4 100.4 100.4 99,4 0,6%
jika tombol enter/start ditekan maka 150 150 149.9 149.9 149.9 150 0%
200 200 200.8 200.8 200.8 299,8 0,1%
timer akan menghitung selama 60 s 250 250 249.7 249.7 249.7 250 0%
dan memunculkan display kebocoran
Tabel 2
tekanan setalah timer sudah tercapai Hasil Pengukuran Turun
DP DPM Modul (mmHg)
Rata-
selama 60 s. Hasil laik atau tidak laik Titik M
Rata- rata
Akura Pem
X1 X2 X3 rata Error
pun akan muncul pada display LCD si ban
%
ding
saja. 0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0%
50 50 51,0 51,0 51,3 51,1 2,2%
100 100 100,7 100,7 100,4 100,6 0,6%
150 150 150,7 151,0 150,6 150,7 0,47%
200 200 200,5 200,0 200,2 200,2 0,1%
250 250 250,0 249,7 249,7 249,8 0,8%

20
2) Hasil Pengukuran Suhu

Tabel 3 Hasil Pengukuran Suhu


Suhu PEMBAHASAN
Pengukuran Error
ke- %
Alat Pembanding
5.1 Pembahasan Rangkaian
1 24,7 25,2 2
5.1.1 Rangkaian Mikrokontroler
2 24,9 25,3 2
Atmega 8
VCC
3 25,5 25,5 0
R19
220

4 26,9 26,8 0,3 VCC R5


10K

D6
5 27,6 27,5 0,3
3,6V

VCC J14
R18 RH
C1 R1
J15 220 D7
3) Hasil Pengukuran Kelembaban 100nF 4K7
2
1
J1

HC LED

1
2
3
GND

LED 1
Tabel 4 Hasil Pengukuran Suhu RESET
J11

1
2
3
Error 1

RESET
VCC
% RH

Pengukuran Kelembaban
32
31
30
29
28
27
26
25
IC2
ke- J3
8 DB7
ATmega8-TQ32
PD2
PD1
PD0
PC6
PC5
PC4
PC3
PC2
7 DB6
6 DB5 1 24
Alat Pembanding 5 DB4 2 PD3
PD4
PC1
PC0
23
4 EN 3 22
3 RS 4 VCC ADC7 21
VCC GND AGND
2 5 20 R4 D5
1 C2 6 VCC AREF 19
1 44,7 45 0.67 7
8
GND
PB6
ADC6
AVCC
18
17
20k 4.4V

PB7 PB5
11.0592

CON8 VCC 22pF


PD5
PD6
PD7
PB0
PB1
PB2
PB3
PB4

C3 Q1
2 47 47 0 R15
10
11
12
13
14
15
16

220
9

22pF
RESET

3 47,9 48 0.2
1
2
3
4
5
RESET

Programmer VCC
J5
GND

4 51,4 51 0.7
5
4
3
2
1

5 51,9 52 0.2 J8
Switch

Gambar 5.1 Rangkaian Mikrokontroller Atmega 8

Analisa Data Spesifikasi modul rangkaian

Berdasarkan data-data dan perhitungan, minimum sistem Atmega 8 yang


maka didapati rata- rata error paling besar antara diperlukan adalah:
DPM Pembanding dengan Modul adalah 0,8%
pada tekanan naik dan 2,2% pada tekanan turun.
Selisih pengambilan data menggunakan 1. Minimum sistem dapat bekerja
pembanding DPM mulai dari pengukuran ke-1 dengan syarat telah terhubung dengan
sampai ke-3
catu daya 5 VDC dan ground

21
2. IC Mikrokontroller yang digunakan lcd_putsf("1.Kalibrasi");
adalah ATmega8 dengan fitur ADC delay_ms(200);
internal }
3. Membutuhkan sambungan MISO,
MOSI, SCK, dan RESET untuk dapat
memprogram ATmega8 else if (mode==1)
4. Menghubungkan modul Bluetooth {
pada PORTD.1 lcd_clear();
5. Menghubungkan PORTB 0,1 dan 2 lcd_gotoxy(2,0);
pada push button lcd_putsf("Enter Mode :");
6. Menggunakan PORTC.0 sebagai lcd_gotoxy(0,1);
input sensor tekanan, PORTC.1 lcd_putsf("2.Tes Kebocoran");
sebagai input sensor suhu dan delay_ms(200);
PORTC.2 sebagai input sensor }
kelembaban delay_ms(10);
}
Listing Program Pemilihan Mode :
while (1)
while (PINB.2==1) if (mode==0)
{ {
if(PINB.1==0) baca_tekanan();
{ baca_suhu();
if(mode==0){mode=1;} else if baca_humidity();
(mode==1) {mode=0;} hasiltekanan=tekanan;
} hasilsuhu=suhu;
baca_tekanan(); hasilhumidity=humidity;
baca_suhu();
baca_humidity();
if(mode==0)
{ if (hasilsuhu<15)
lcd_clear(); {
lcd_gotoxy(2,0); PORTC.5=0;
lcd_putsf("Enter Mode :"); delay_ms(50);
lcd_gotoxy(0,1); PORTC.5=1;

22
delay_ms(50); printf("e%2.1ff",hasilhumidity);
} delay_ms(400);
else if (hasilsuhu>25) }
{ }
PORTC.5=0; else if (mode==1)
delay_ms(50); {
PORTC.5=1; baca_tekanan();
delay_ms(50); tampil_press();
} delay_ms(1000);
else if (hasilhumidity>85) if (PINB.0==0)
{ {
PORTC.5=0; while(1)
delay_ms(50); {
PORTC.5=1; tes_k();
delay_ms(50); baca_tekanan();
} tampil_press();
}
}
else }
{ }
PORTC.5=1; Penjelasan Listing Program Pemilihan Mode
} :
tampil(); Pada saat alat on maka pertama kali akan
} muncul tulisan “Kalibrator Tensimeter
if (PINB.0==0) Berbasis PC By:Novella” setelah itu muncul
{ tulisan “Enter mode” dan masuk pada mode
lcd_clear(); 0 yaitu “1. Kalibrasi” ketika PINB.1==0
lcd_gotoxy(2,0); maka akan menyambungkan logika 0
lcd_putsf("Sending Data"); terhadap PORTB.1, maka akan masuk mode
lcd_gotoxy(4,1); 1 yakni “2. Tes Kebocoran”. Dan ketika
lcd_putsf("Success!"); PINB.1==0 lagi maka mode menjadi mode 0.
printf("a%3.1fb",hasiltekanan); Kemudian apabila PINB.2==0 maka akan
printf("c%2.1fd", hasilsuhu); memasuki mode yang dipilih.

23
Pada saat mode 0 dipilih, maka akan VCC

membaca tekanan, suhu dan kelembapan. J9


T2
R6
220

Apabila pembacaan suhu <15C atau >25C R10

1
22K
atau pembacaan kelembaban <20% atau U3A
R7 R17
D4
POT

4
20K 2.4V
>85%RH maka PORTC.5 akan berlogika 0 1
- 2
LM358

+ 3 R8 20K U3B
dan 1 secara bergantian dimana akan

4
22K LM358 J10
56K 6

8
- T1
7
membuat LED berkedip menandakan suhu + 5

1
J7

VCC 1

8
ataupun kelembaban tidak sesuai. Pada saat 2
3
MPX

PINB.0 berlogika 0 (ditekan) maka data VCC

4) Ketelitian tekanan dapat diatur dengan


suhu, kelembaban dan tekanan akan dikirim
multiturn yang terhubung pin AREF
ke modul bluetooth dan pada LCD akan
5) Menggunakan PORTC.0 sebagai
muncul “Sending Data Succes!” saat data
pengambilan data atau input adc
sukses dikirim ke modul bluetooth.
6) MPX5050GP diberi tekanan yang
Pada saat mode 1 dipilih, maka akan
kemudian diinputkan pada PORTC.0
membaca tekanan. Saat PINB.0 berlogika 0
untuk ditampilkan ke LCD dan data
maka timer akan aktif dan menghitung 60
dikirim pada PC.
detik. Saat telah 60 detik maka hasil
pengukuran kebocoran tekanan akan muncul differensial amplifier dengan
dan menampilkan alat tersebut laik atau tidak tegangan pengurang 0,22 volt menurut
laik. pengukuran pada kaki inverting.
5.1.2 Modul Rangkaian Sensor MPX
Gambar
PC1 5.3 Skematik Rangkaian Sensor MPX 5050
5050 GP
GP
Spesifikasi modul rangkaian Dari hasil perbandingan antara
MPX5050 GP yang diperlukan sebagai perhitungan dan pengukuran output
berikut : rangkaian differensial amplifier, terdapat
1) Tegangan input MPX5050 GP adalah selisih tegangan sekitar 0,1 Volt. Hal ini
5V dan Ground disebabkan karena pengaruh toleransi pada
2) Sensor MPX5050 GP untuk LM358 dan nilai resistansi yang pada
mendeteksi tekanan dengan satuan rangkaian differensial amplifier. Meskipun
kPa. memakai resistansi yang memiliki toleransi
3) IC LM358 untuk pengkondisi sinyal 1% tetap saja resistansi antar resistor tidak
analog dari output sensor (terdiri dari persis sama.
rangkaian differential amplifier)

24
Listing Program ADC 0 : }
Penjelasan Program ADC (0):
void baca_tekanan()
{ 1) Buff_tekanan[p]=read_adc(0) adalah
for (p=0;p<50;p++) pembacaan ADC yang masuk pada pin
{ adc(0) dengan variable buff_tekanan[p]
buff_tekanan[p]=read_adc(0); 2) atekanan=(float)(jumlah/50); adalah
} jumlah 50 pembacaan data ADC
jumlah=0; pertama di rata-rata yaitu dengan dibagi
for (p=0;p<50;p++) 50
{ 3) btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023;
jumlah=jumlah+buff_tekanan[p]; adalah hasil dari rumus ADC yang
} dikali 4 (sebagai Vref) dan dibagi 1023
atekanan=(float)(jumlah/50); (menggunakan 10 bit)
btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023; 4) ctekanan= (float)(btekanan/ 1.05 );
ctekanan= (float)(btekanan/ 1.062 ); adalah pembagian tegangan oleh
dtekanan = (float )(ctekanan - penguatan
0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018* 5) dtekanan = (float )(ctekanan -
4.96); 0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018
tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85); *4.96);
} adalah hasil konversi rumus dengan
menggabungkan rumus ADC dan rumus
void tampil_press() konversi tekanan sensor (kiloPascal).
{ 6) tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85);
ftoa(tekanan,1,temp); adalah mengonversi tekanan dari kPa
lcd_clear(); menjadi mmHg dengan menggunakan
lcd_gotoxy(3,1); variable konversi
lcd_putsf("P:"); 7) ftoa(tekanan,1,temp); adalah merubah
lcd_gotoxy(6,1); tipe variabel tekanan float menjadi asci
lcd_puts(temp); untuk ditampilkan pada LCD
lcd_gotoxy(10,1);
Subprogram Mode Kebocoran
lcd_putsf("mmHg");
Berikut merupakan listing program mode
delay_ms(7);
kebocoran yang digunakan :

25
void baca_tekanan() TIMSK=0x04;
{ TCCR1B=0x03;
for (p=0;p<50;p++) lcd_gotoxy(0,0);
{ lcd_putsf("proses");
buff_tekanan[p]=read_adc(0); lcd_gotoxy(6,0);
} lcd_putsf("...");
jumlah=0; itoa(detik,temp);
for (p=0;p<50;p++) lcd_gotoxy(14,0);
{ lcd_puts(temp);
jumlah=jumlah+buff_tekanan[p]; delay_ms(500);
} if(detik==data)
atekanan=(float)(jumlah/50); {
btekanan= (float)(atekanan * 4)/1023; while(1)
ctekanan= (float)(btekanan/ 1.05 ); {
dtekanan = (float )(ctekanan - TCCR1B=0x00;
0.04*4.96)/(0.018*4.96)+(1.25*1*0.018*4.96); detik=0;
tekanan= (float)(dtekanan*7.5+15.85); lcd_clear();
} lcd_gotoxy(0,0);
void tampil_press() lcd_putsf("Leakage:");
{ if(tekanan>=200)
ftoa(tekanan,1,temp); {selisih=tekanan-200;}
lcd_clear(); else if (tekanan<200)
lcd_gotoxy(3,1); {selisih=200-tekanan;}
lcd_putsf("P:"); lcd_gotoxy(8,0);
lcd_gotoxy(6,1); itoa(selisih,temp);
lcd_puts(temp); lcd_puts(temp);
lcd_gotoxy(10,1); lcd_gotoxy(12,0);
lcd_putsf("mmHg"); lcd_putsf("mmHg");
delay_ms(7); if(selisih>15)
} { lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("TIDAK LAIK");
void tes_k() }
{ else if (selisih<15)

26
{ lcd_gotoxy(3,1);
lcd_putsf("LAIK PAKAI"); Spesifikasi modul rangkaian sensor

} suhu yang diperlukan sebagai berikut :

delay_ms(500); 1) Tegangan supply sensor LM35 adalah

} 5V dan ground

} 2) Sensor LM35 untuk mendeteksi suhu

} dengan satuan °C. IC LM358 untuk


pengkondisi sinyal analog dari output
sensor (terdiri dari rangkaian
Penjelasan Program Mode Kebocoran :
differential amplifier)Ketelitian
1) TIMSK=0x00; untuk
tekanan dapat diatur dengan multiturn
mengkondisikan timer stop dalam
yang terhubung pin AREF
kondisi awal sebelum di enter ketika
3) Menggunakan PORTC.1 sebagai
masih menempatkan tekanan pada
pengambilan data atau input ADC
200 mmHg.
4) LM35 mendeteksi suhu ruang yang
2) TIMSK=0x04; TCCR1B=0x04; kemudian diinputkan pada PORTC.1
mengaktifkan interupsi timer dengan untuk ditampilkan ke LCD dan data
menggunakan prescaler timer 64. dikirim pada PC.
5) IC LM358 sebagai pengkondisi sinyal
3) if (detik>=data); TCCR1B=0x00;
analog dengan tegangan supply +5V
untuk menghentikan timer ketika
dan ground
setelah 60 detik. Untuk mengeksekusi
hasil kebocoran.
Menampilkan suhu pada LCD dari sensor
4) if(selisih>15); lcd_putsf("TIDAK
menggunakan rumus yang terdapat pada
LAIK"); // jika hasil eksekusi
datasheet LM35. Berikut rumus konversi
kebocoran lebih dari 15 mmHg akan
suhu:
muncul keterangan TIDAK LAIK.
Setiap kenaikan 1°C = 10mV
5) elseif(selisih>=0&&selisih<=15)lcd_
Dari hasil perbandingan antara
putsf("LAIK PAKAI"); // jika hasil
perhitungan dan pengukuran , terdapat selisih
eksekusi kebocoran antara 0 – 15
tegangan maksimal sekitar 0,03 Volt atau
mmHg, maka akan terdapat
eror sebesar maksimal 1%. Hal ini
keterangan LAIK PAKAI.
disebabkan karena sensor memiliki
5.1.3 Rangkaian Sensor Suhu Ruangan presentese error maksimal 1°C

27
Perhitungan Output Differensial for (p=0;p<50;p++)
Amplifier {
Penggunaan rangkaian Differensiaal jumlah=jumlah+buff_suhu[p];
amplifier digunakan untuk melakukan }
penguatan pada sensor dengan mengenolkan asuhu=(float)(jumlah/50);
tegangan referensi agar terbaca lebih bsuhu= (float)(asuhu * 3.90625);
sensitif oleh mikrokontroler karena tegangan csuhu= (float)(bsuhu/1000);
output LM35 sangat kecil Jadi didapatkan suhu= (float)(csuhu/0.08)+10; }
rangkaian seperti gambar dibawah ini : Penjelasan Program ADC (1) :
VCC

J9
T2
R6
220
1) Buff_suhu[p]=read_adc(1) adalah
R10
1

J17
PC.0 Ref T
56K
R7 pembacaan ADC yang masuk pada pin
1

R17
U3A D4
POT
4

63K 2.4V
LM358
- 2
1
+ 3 R8 63K U3B adc(1) dengan variable buff_suhu[p]
4

R9 LM358 J10
56K 6
8

- T1
7
5

2) asuhu=(float)(jumlah/50); adalah jumlah


+
1

J7

VCC 1
8

2
3
MPX

VCC
50 pembacaan data ADC pertama di

Gambar 5.6 Skematik Rangkaian Sensor Suhu LM35


rata-rata yaitu dengan dibagi 50
3) bsuhu= (float)(asuhu * 3.90625);
Dari hasil perbandingan antara
csuhu= (float)(bsuhu/1000); adalah
perhitungan dan pengukuran output
rumus konversi ADC menjadi tegangan
rangkaian differensial amplifier, terdapat
dimana resolusi ADC 3.90625 mV
selisih tegangan sekitar 0,03 Volt. Hal ini
4) ctekanan= (float)(btekanan/ 0.08 )+10;
dapat disebabkan karena beberapa faktor
adalah konversi tegangan menjadi suhu
seperti: pengaruh toleransi pada LM358, nilai
resistansi masing-masing resistor maupun
5.1.5 Modul Rangkaian Sensor
akurasi dan eror pada sensor itu sendiri. Kelembaban Ruangan

Listing Program ADC 1 : Spesifikasi modul rangkaian H5V6


void baca_suhu() yang diperlukan sebagai berikut :
{ 1) Tegangan input H5V6 adalah 3,3V
for (p=0;p<50;p++) dan Ground
{ 2) Range 0-100% RH
buff_suhu[p]=read_adc(1); 3) Respon dari sensor <15 s
} Jadi didapatkan rangkaian seperti
jumlah=0; gambar dibawah ini :

28
VCC jumlah=jumlah+buff_humidity[p];
R19 }
220
ahumidity=(float)(jumlah/50);
R5
10K bhumidity= (float)(ahumidity * 3.90625);
D6 volt= (float)(bhumidity/1000);
3,6V if (volt<=1.55)
J14 {
RH
humidity=(float)(volt/0.031);
}
1
2
3

else if (volt>1.55&&volt<=2.15)
J11

1 {
RH humidity=(float)50+((volt-1.55)/0.03);
Gambar 5.8 Skematik Rangkaian Sensor Kelembaban
H5V6 }
Output Sensor H5V6
else if (volt>2.15&&volt<=2.43)
{
Dari hasil perbandingan antara humidity=(float)70+((volt-2.15)/0.028);
perhitungan dan pengukuran , terdapat selisih }
tegangan maksimal sekitar 0,16 Volt. Hal ini else if (volt>2.43&&volt<=3)
disebabkan karena sensor memiliki {
presentese error maksimal ±4%RH humidity=(float)80+((volt-2.43)/0.0285);
sedangkan untuk pembandingnya sendiri }
memilihi presentase eror ±5%RH. }
Listing Program ADC 2 : Penjelasan Program ADC (2) :

void baca_humidity() 1) Buff_humidity[p]=read_adc(2) adalah


{ pembacaan ADC yang masuk pada pin
for (p=0;p<50;p++) adc(2) dengan variable buff_humidity[p]
{ 2) ahumidity=(float)(jumlah/50); adalah
buff_humidity[p]=read_adc(2); jumlah 50 pembacaan data ADC
} pertama di rata-rata yaitu dengan dibagi
jumlah=0; 50
for (p=0;p<50;p++) 3) bhumidity= (float)(ahumidity *
{ 3.90625);

29
4) volt= (float)(bhumidity/1000); adalah a. Pembahasan Program
rumus konversi ADC menjadi tegangan procedure
dimana resolusi ADC 3.90625 mV TForm1.File21Click(Sender:
procedure
TObject);
TForm1.Button5Click(Sender:
5) if (volt<=1.55) { TObject);
humidity=(float)(volt/0.031);} adalah begin begin
if (data1 < batas2 ) then begin
rumus konversi menjadi kelembapan Comport1.Port:='COM3';
rubah:=strtofloat(Form2.Label34.Caption);
dengan syarat 1%RH bernilai 0.031 volt rubah1:=strtofloat(Form2.Label35.Caption);
end elseComport1.Open;
begin
hingga hingga tegangan 1.55 volt rubah:=strtofloat(Form2.Label35.Caption);
end;
(50%RH) rubah1:=strtofloat(Form2.Label36.Caption);
end;
6) else if (volt>1.55&&volt<=2.15) suhu:=((data1-rubah)/(rubah1-rubah)*(rubah3-
{humidity=(float)50+((volt-1.55)/0.03);} rubah2)+rubah2);
a:=data1+suhu;
adalah rumus konversi menjadi rata2:=((strtofloat(Label26.Caption)+strtofloat(
kelembapan dengan syarat tegangan Label28.Caption))/2);
deviasi:=sqr(a-rata2)+sqr(b-rata2);
antara 1.55 – 2.15 volt nilai 1%RH yaitu Label40.Caption:=floattostr((strtofloat(Label34.
0.03 volt. Caption)+strtofloat(Form2.Label13.Caption)));
rata2:=((strtofloat(Label44.Caption)+strtofloat(
7) else if (volt>2.15&&volt<=2.43) Label68.Caption)+strtofloat(Label92.Caption))/
{humidity=(float)70+((volt- 3);
Label116.Caption:=floattostr(rata2);
procedure TForm1.TekananPacket(Sender:
2.15)/0.028);} adalah rumus konversi
TObject; const Str: String);
menjadi kelembapan dengan syarat
begin
tegangan antara 2.15 – 2.43 volt nilai
1%RH yaitu 0.028volt. if Label34.Caption = '' then begin
8) else if (volt>2.43&&volt<=3) Label34.Caption:=Str;
9) { humidity=(float)80+((volt-
end else if Label35.Caption = '' then begin
2.43)/0.0285);} adalah rumus konversi
Label35.Caption:=Str;
menjadi kelembapan dengan syarat
tegangan antara 2.43 - 3 volt nilai 1%RH end;
yaitu 0.0285 volt.
Penjelasan Program Pemilihan
10) Syarat / acuan tegangan tersebut
Comport:
terdapat pada datasheet sensor
1. Comport1.Port:='COM3'; pada
saat main menu file21 dipilih
5.2 Pembahasan Software PC (Delphi7)
maka memilih port com 3 ada
comport1

30
2. Comport1.Open; Dan juga jalur yaitu rumus untuk mencari
pada comport 1 dibuka sehingga interpolasi suhu
data sudah diterima oleh PC
3. a:=data1+suhu; rumus untuk
menghitung koreksi suhu
4. rata2:=((strtofloat(Label26.Caption)
+strtofloat(Label28.Caption))/2);
rumus untuk menghitung rata-rata
suhu
5. deviasi:=sqr(a-rata2)+sqr(b-rata2);
Penjelasan Program Pengambilan Data rumus untuk menghitung nila stdv
1. if Label34.Caption = '' then begin suhu
Label34.Caption:=Str; pada saat kosong 6. Label40.Caption:=floattostr((strtoflo
maka akan menerima data, begitu
sterusnya hingga data penuh at(Label34.Caption)+strtofloat(For
m2.Label13.Caption))); rumus
Penjelasan Program Analisa Data
untuk menghitung terkoreksi
1. if (data1 < batas2 ) then begin
tekanan
rubah:=strtofloat(Form2.Label34.Ca
7. rata2:=((strtofloat(Label44.Caption)
ption);
+strtofloat(Label68.Caption)+strtofl
rubah1:=strtofloat(Form2.Label35.C
oat(Label92.Caption))/3)
aption); end else begin
rubah:=strtofloat(Form2.Label35.Ca b. Pembahasan Program
ption);
Penjelasan Program Interpolasi
rubah1:=strtofloat(Form2.Label36.C
aption); end; if (titik0 < 50) then begin rubah:=0;
rubah1:=50;
Jika data suhu yang diterima kurang rubah2:=strtofloat(Label1.Caption);
dari data suhu yang telah diambil rubah3:=strtofloat(label1.Caption) end else
begin rubah := 50; rubah1:=100;
(terkoreksi data1) maka variabel rubah2:=strtofloat(label2.Caption);
rubah dan rubah1 maka nilainya rubah3:=strtofloat(label2.Caption);end;
naik1:=((titik0-rubah)/(rubah1-
sama dengan terkoreksi suhu data1 rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2);
selain itu maka nilainya terkoreksi
1. if (titik0 < 50) then begin rubah:=0;
suhu data2
rubah1:=50;
2. suhu:=((data1-rubah)/(rubah1-
rubah2:=strtofloat(Label1.Caption);
rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2);
rubah3:=strtofloat(label1.Caption) ;

31
apabila nilai tekanan <50 maka nilai maksimal 0,16 karena akurasi
rubah 0 dan rubah 1 50 dan rubah 3 sensor 4%.
sama dengan nilai koreksi titik 0 6.1.2. Setelah dilakukan perhitungan dan
2. end else begin rubah := 50; pengukuran pada rangkaian PSA
rubah1:=100; tekanan dan suhu terdapat
rubah2:=strtofloat(label2.Caption); perbedaan tegangan sekitar 0,11
rubah3:=strtofloat(label2.Caption); volt pada rangkaian differensial
end; selain itu maka nilai rubah 50 ampilifier, hal ini dikarenakan
dan rubah1 100 sedangkan nilai pengaruh toleransi LM358 dan
rubah3 sama dengan nilai koreksi nilai resistansi resistor yang
titik 50 digunakan pada rangkaian tidak
3. naik1:=((titik0-rubah)/(rubah1- persis sama.
rubah)*(rubah3-rubah2)+rubah2); 6.1.3. Setelah dilakukan pembuatan
konversi untuk mencari interpolasi minimum sistem penggunaan pin
data digital dan pin analog sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk
KESIMPULAN
display LCD, tombol, inputan
Secara menyeluruh penelitian ini ADC dan modul pengiriman
dapat menyimpulkan bahwa: bluetooth.
6.1.4. Setelah dilakukan pengujian
6.1.1. Setelah dilakukan perhitungan dan
modul, modul sensor tekanan
pengukuran didapatkan output
dapat menerima tekanan dari 0 –
sensor hampir sesuai dengan
300 mmHg, pada titik pengukuran
perhitungan. Untuk tekanan
0 - 250 rata-rata error pada
terdapat selisih maksimal 0,03 volt
pengukuran naik 0,714% dan
antara pengukuran dan
0,69% pada pengukuran turun.
perhitungan, hal ini dikarenakan
6.1.5. Setelah dilakukan pengujian
sensor memiliki presentase error
modul, modul sensor suhu dapat
sekitar 1,25%. Untuk suhu selisih
menerima suhu 10-60°C, dengan
antara perhitungan dan
rata-rata error 0,92%.
pengukuran maksimal 0,02 karena
6.1.6. Setelah dilakukan pengujian
presentase error suhu 0,5°C dan
modul, modul sensor kelembaban
untuk kelembaban selisih
dapat menerima kelembaban 20-
perhitungan dan pengukuran

32
85%RH, dengan rata-rata error dapat dipertimbangkan untuk
0,35% penyempurnaan penelitian lebih lanjut.
6.1.7. Setelah modul dibandingkan
6.2.1 Meminimalkan persentasi nilai error
dengan DPM2 milik kampus,
agar hasil lebih akurat dengan
modul yang penulis buat layak
menggunakan komponen yang
digunakan meskipun nilai
memiliki toleransi kecil. Misal
ketidakpastian tinggi.
penggunaan resistor biasa dengan
Ketidakpastian modul tinggi
metal film dan menggunakan IC
disebabkan komponen
yang lebih berkualitas.
ketidakpastian sertifikat standart
DPM2 milik kampus tinggi. 6.2.2 Dikembangkan menjadi Digital
Dimana pada titik 0 memiliki Pressure Meter sehingga lebih
ketidakpastian naik dan turun efisien penggunaannya.
±1.160, pada titik 50
6.2.3 Menggunakan pembanding yang
ketidakpastian naik ± 0.71 dan
standart yaitu Digital Pressure
turun ±0.84, pada titik 100
Meter dengan resolusi dua angka
ketidakpastian naik ± 0.65 dan
dibelakang koma agar mendapat
turun ±0.72, pada titik 150
nilai yang lebih akurat dan juga
ketidakpastian naik ± 0.79 dan
dapat meminimalkan nilai
turun ±0.74, pada titik 200
ketidakpastian.
ketidakpastian naik ± 0.66 dan
turun ±0.62 dan pada titik 250 6.2.4 Dikembangkan untuk pengolahan
ketidakpastian naik ± 0.65 dan data pada PC hingga report dan
turun ±0.64 dilengkapi penyimpanan data serta
Secara umum dapat bahwa modul fasilitas cetak.
kalibrator tensimeter dilengkapi
pengukuran suhu dan kelembaban ini
dapat digunakan sebagai alat pembanding DAFTAR PUSTAKA

sphygmomanometer. Abd.Nasir, Abdul Muhith, 2011. Metodologi


Penelitian Kesehatan. Nuha Medika.
Dari hasil penelitian, dapat dianalisa
Yogyakarta
kekurangan dari alat yang penulis buat. Bauer Jason, 2015. AVR and Printf.
http://efundies.com/avr-and-printf/ diakses
Berikut ini adalah beberapa saran yang pada Jum’at, 27 Januari 2017, jam 16.46
WIB

33
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR et al . United Nations Development Programme.
2003. Seventh report of the Joint National 2013. Guidance On Maintaining and
Committee on Prevention, Detection, Calibrating Non-Mercury Clinical
Evaluation, and Treatment of High Blood Thermometers and Sphygmomanometers.
Pressure United Kingdom.
http://hyper.ahajournals.org/content/42/6/12 Wamngco Nicola. 2013. Standart Operating
06.long diakses 21 Oktober 2016 Prosedure Atsana Mercury
Fluke Corporation. DPM2 Plus Universal Sphygmomanometer. University of Malata
Pressure Meter, Faculty of Medicine and Surgery Pharmacy
http://www.flukebiomedical.com/biomedic Departement. Msida
al/usen/pressure-meters/dpm2plus-
universal-pressure-meter.htm?pid=55944
diakses pada Rabu, 09 September 2016, BIODATA PENULIS
jam 17.03 WIB
Freescale Semiconductor Inc. 2007. Datasheet Nama : Novella Lasdrei Anna Leediman
Sensor MPX series, NIM : P27838014023
http://www.motorola.com/semiconductors/ TTL : Surabaya, 18-11-1995
diakses pada tanggal 10 september 2016 Alamat : Jalan Tanjung Karang 1 no 7 Surabaya
jam 13.51 WIB No Hp : 081326905501
KEMENTRIAN KESEHATAN RI, 2015, Pendidikan : SMAN 3 Suraba
PERMENKES RI NOMOR 54 Tentang
Pengujian dan Kalibrasi Alat kesehatan
Kristioko L Danang,2010, DASAR-DASAR
TENTANG KALIBRASI SERTA
KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN,
PT Calibrated, Semarang
Muhlisin, Ahmad. 2013. Tekanan Darah .
http://mediskus.com/penyakit/tekanan-
darah.html diakses pada tanggal 9
September 2016 jam 17.29 WIB
INTERNATIONAL ORGANIZATION
OF LEGAL METROLOGY RE 16-1
(OIML),2002, Non-invasive mechanical
sphygmomanometers, France di akses
tanggal 16 November 2016, jam 11.52
WIB
Moffat Neil.2002 – 2017. Delphi Basic.
http://www.delphibasics.co.uk/index.html
diakes pada tanggal 2 Februari 2017 jam
17.54 WIB
Sencera Co.,Ltd Datasheet Sensor 808H5V6
diakses pada tanggal 10 september 2016
jam 13.53 WIB
Soeprijatno Djoko. 2013. Sphygmomanometer
atau tensimeter ,
http://djokosoeprijanto.blogspot.com/2013/
04/sphygmomanometer-atau-
tensimeter.html ,diakses pada senin 9
September 2016, jam 17.38 WIB
Texas Instrument Inc. 1999. Datasheet LM35
www.ti.com/lit/ds/symlink/lm35.pdf
diakses pada tanggal 10 september 2016
jam 13.54 WIB

34
35

Anda mungkin juga menyukai