Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM DIAGNOSTIK
PERALATAN DIAGNOSTIK DASAR
SPHYGMANOMETER

Dosen Pembimbing:
M. Ridha Ma’ruf, ST, M.Si
Sumber, SST, MT

Disusun oleh :
Shofiyah (P27838016038)
Slamet Budi Utomo (P27838016038)
Caesar Febri Nugroho (P27838016042)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi sekarang ini telah berkembang sedemikian pesatnya


keberbagai kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tersebut juga merambah pada
bidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat pada jenis alat ukur kesehatan, dimana alat ukur
kesehatan tersebut dahulunya bekerja secara manual dan sekarang sudah bekerja secara
otomatis dan  menggunakan digital. Seperti halnya alat pengukur tekanan darah yang di
sebut tensimeter
Alat tensimeter ini telah bekerja secara otomatis dikendalikan oleh sensor pada
proses pengambilan data pengukuran tekanan darah, kemudian hasilnya akan
ditampilkan pada layar. Selain itu tensimeter ini akan menginformasikan hasil
pengukuran apakah tekanan darah yang terukur termasuk normal, tinggi atau rendah
dan juga alat ini dapat pula menyimpan data hasil pengukuran yang telah dilakukan.

1.2 Batasan Masalah


1. Mengetahui apa itu tensi meter.
2. Apakah fungsi dari tensi meter.
3. Mengetahui cara kerja dari rangkaian tensimeter.
4. Mengetahui penerapan pada tensimeter.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian tensimeter?
2. Bagaimana fungsi tensimeter ?
3. Bagaimana cara kerja tensimeter ?
4. Bagaimana penerapan tensimeter?

1.4 Tujuan
1. Tujuan Umum mampu menggunakan tensimeter.
2. Tujuan Khusus mampu mengetahui cara kerja tensimeter.
3. Mampu memperbaiki tensimeter.
4. Mampu maintenance tensimeter.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mengetahui pengertian tensimeter.
2. Mengetahui cara kerja dan fungsi tensimeter.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Mampu menggunakan tensimeter.
2. Mampu memperbaiki tensimeter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tensimeter

Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah
Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter adalah alat pengukuran tekanan darah
sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah
digunakan sebagai standar emas pengukuran tekanan darah oleh para dokter.
Tensimeter atau sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi
alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan
penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Tekanan darah adalah
suatu kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah yang diberikan oleh dinding
pembuluh darah dan merupakan salah satu bagian yang terpenting. Tekanan darah
dibagi 2 macam yaitu tekanan maksimum (sistolik) dan tekanan minimum (diastolik).
Istilah tekan darah yaitu tekanan yang terletak pada lengan atas seseorang, yakni pada
bagian dalam siku yaitu arteri brakialis.  Tensimeter atau sphygmomanometer pada
awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Kemudian berkembang dari
jarum sampai yang terbaru saat ini tensimeter digital.

2.2 Jenis Tensimeter


1. Tensimeter Aneroid

Gambar 2.2.1 Tensimeter Aneroid

Tensimeter Aneroid umumnya terdiri dari meteran pengukur tekanan, balon


pompa, serta selang yang tersambung ke manset. Hasil pengukuran dapat diketahui
dari angka yang ditunjukkan oleh jarum pada meteran. Kelebihan dari penggunaan
Tensimeter Aneroid adalah bentuknya yang ringkas, sehingga mudah untuk dibawa
bepergian.
A. Prinsip Kerja Tensimeter Aneroid :

Gambar 2.2.2 Prinsip Kerja Tensimeter Aneroid

Tekanan dalam bellow B didapat dari tekanan pompa udara sehingga


pin P bergerak, gerakan dari pin P menyebabkan gigi Gbergerak. Gerakan gigi
G ini akan menyebabkan jarum bergerak di seluruh muka manometer. Di
bawah jarum penunjuk terdapat pegas tipis yang berfungsi mengembalikan
posisi jarum ke nol kembali ketika katup dibuka perlahan–lahan (udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit). Dengan demikian pembacaan tekanan darah
dicatat oleh pengguna.

B. Pengoperasian Tensimeter Aneroid :

Gambar 2.2.3 Langkah Pengoperasian Tensi

 Menempatkan manset di lengan atas (kiri) yang tidak tertutup, lilitkan


dengan selang yang mengarah ke telapak tangan, dan tanda arteri utama
berada di atas arteri utama. Tepi manset harus sekitar 1,5 sampai 2,5 cm di
atas bagian dalam engsel siku.

Gambar 2.2.4 Langkah Pengoperasian Tensi


 Dengan katup tertutup, tekan pompa dan tetap memompa sampai mencapai
nilai 30-40 mmHg di atas tekanan darah normal Anda.

Gambar 2.2.5 Langkah Pengoperasian Tensi

 Buka katup untuk mengeluarkan tekanan manset secara perlahan sebesar 2-


3 mmHg per detik.

Gambar 2.2.6 Langkah Pengoperasian Tensi

 Catat awal suara Korotkoff (Korotkoff sound) sebagai tekanan sistolik, dan
menghilangnya suara ini sebagai tekanan diastolic
 Setelah pengukuran selesai, buka katup secara penuh untuk melepas sisa
udara dalam manset

C. Perawatan Tensimeter Aneroid :


 Setelah pengukuran selesai, lilitkan manset dengan tensimeter dan pompa
serta simpan dalam kotaknya bersama dengan stetoskop. 
 Buang semua udara dalam manset sebelum disimpan. 
 Jangan pernah menyentuhkan manset atau komponennya dengan benda
tajam. 
 Akurasi tensimeter dapat diperiksa secara visual: pastikan agar jarum
berhenti dalam area garis merah di bawah "0" saat unit sudah benar-benar
kosong. Normalnya, kalibrasi harus dilakukan setiap 2 tahun.
2. Tensimeter Digital

Gambar 2.2.7 Tensimeter Digital

Tensimeter Digital Merupakan sebuah alat pengukur tensi darah secara


digital/ elektronis. Alat kesehatan tersebut gunanya untuk mengukur tensi
darah secara mudah dan langsung menunjukkan angka tensi darah dengan hasil
yang akurat. Pengukur tekanan darah digital ini beroperasi dengan
menggunakan tenaga Baterai, hasil pengukurannya pun dapat langsung terlihat
pada layar monitor yang memunculkan angka pengukuran tekanan darah.

A. Prinsip Kerja Tensimeter Digital :


Udara akan dipompa ke manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan
sistolik rata-rata (sekitar 120 mmHg untuk rata-rata). Setelah itu perlahan-
lahan udara akan dilepaskan dari manset dengan mengendorkan knop pada
tensimeter sehingga menyebabkan tekanan dalam manset akan menurun.
Secara perlahan manset akan mengempes, kita akan mengukur osilasi kecil
dalam tekanan udara dari manset lengan. Tekanan sistolik merupakan tekanan
di mana denyut nadi mulai terjadi atau bisa dikatakan sebagai batas bawah.
Kami akan menggunakan MCU  untuk mendeteksi titik di mana osilasi ini
terjadi dan kemudian merekam tekanan dalam manset. Kemudian tekanan
dalam manset akan menurun lebih lanjut. Tekanan diastolik akan diambil pada
titik di mana osilasi mulai menghilang.
B. Pengoperasian Tensimeter Digital :
 Pastikan tidak ada udara yang tersisa di dalam bladder pada manset. 
Kecuali untuk tipe advance yang memiliki sistem menguras udara residu
pemeriksaan sebelumnya.
 Ukuran manset juga harus sesuai dengan pemasangan yang benar. Walau
pun tipe automatis/digital bila manset yang digunakan tidak tepat, maka
hasil pengukurannya pun akan tidak tepat.
 Bila memakai model sphygmomanometer digital yang wrist (model di
pergelangan tangan), gunakanlah pergelangan tangan kiri, kecuali karena
ada kondisi yang tidak memungkinkannya.  Mengapa harus tangan kiri?
Model wrist ini sangat sensitif sehingga lebih baik menggunakan tangan
yang paling dekat dengan jantung.  Jangan lupa juga untuk melepaskan jam
tangan dan gelang. 
 Posisi pemasangan manset (tipe apa pun juga) harus memperhatikan artery
marking (penanda posisi arteri) yang ada pada manset. 
 Sebelum menekan tombolnya, pastikan tingginya manset sama dengan
jantung, sehingga disarankan diperiksa dalam keadaan duduk. Bila
memakai model wrist, tempelkan pergelangan tangan yang diperiksa ke
dada. 
 Tekan tombol pemompa, dan tunggulah dengan sabar sampai alat benar-
benar berhenti bekerja.  Jangan bergerak, jangan bicara, dan jangan banyak
bergoyang saat pemeriksaan; karena tensi meter digital terutama model
wrist sangat sensitif, sehingga getaran kecil dapat membuat salah
pembacaan. 
 Baca hasilnya pada layar dan jangan dibulatkan. Angka yang ditunjukkan
merupakan angka yang biasanya sampai ke 1-an mmHg. 
 Bila akan dilakukan pemeriksaan kedua, berilah jarak interval setidaknya 5
menit untuk memberikan sistem peredaran darah kembali normal setelah
tertekan saat pengukuran sebelumnya.  Kemudian ulangi proses dengan cara
yang sama.

C. Perawatan Tensimeter Digital :


 Hindarkan dari suhu dan kelembaban yang terlalu tinggi baik dalam
penggunaan atau penyimpanan.
 Hindarkan dari zat-zat kimia yang dapat merusak alat.
 Hindarkan dari benda-benda tajam.
 Jagalah agar manometer (tabung mercury, gauge, atau LCD) dari benturan
benda keras .
BAB III
ANALISIS dan KESIMPULAN

3.1 Blok Diagram Tensimeter Aneroid

Gambar 3.1 Block Diagram Tensimeter Aneroid

Cara Kerja Blok Rangkaian Tensimeter Aneroid


Saat bulb dipompa udara akan melewati selang lalu masuk ke diafragma, lalu
pegas tertarik sehingga jarum bergerak saaat denyut tidak lagi terasa itu adalah detak
sistolik dan bunyi selanjutnya detak terahir adalah seistolik.

3.2 Blok Diagram Tensimeter Digital

Gambar 3.2 Blok Diagram Tensimeter Digital

Cara kerja Blok Diagram Tensimeter Digital


Start button berfungsi untuk memulai pengukuran, saat start ditekan, maka
MCU akan mengeksekusi perintah untuk menggerakkan motor untuk memompa udara
ke cuff. Udara akan dipompa sampai mencapai tekanan 20 mmHg diatas tekanan
sistolik. —Sensor tekanan akan membaca dan mengeluarkan output yang diumpankan
ke rangkaian amplifier dan akan diinputkan ke MCU. —MCU akan menerima data
dari ADC dan mengeluarkannya dalam display LCD.
DAFTAR PUSTAKA

1. Noname.2010.”Makalah Tensimeter”.
http://makalahcentre.blogspot.com/2010/11/makalah-tensimeter.html
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.
2. Danu Zurdano.2010.”Makalah Tensimeter”.
http://danuzurdano.blogspot.com/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.
3. Noname.2014.”Pengertian Tensimeter”.
http://www.anakunhas.com/2011/12/tensimeter.html
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017
4. Triyanita.2010.”Tensimeter dan Cara Mengukur Tekanan”.
http://triyanita.blogspot.com/2010/07/tensimeter-dan-cara-mengukur-tekanan.html
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017
5. Noname.2011.”Tensimeter Digital”.
http://alatkesehatann.net/blog/tensimeter-digital
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.
6. Noname.2011.”Cara Kerja Alat Pengkuran Tekanan Darah”.
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/09/cara-kerja-alat-pengukur-tekanan-darah.html
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.
7. Agus.2013.” Tensimeter Spyghmomanometer”.
http://agus-tensimeterspyghmomanometer.blogspot.com
Diakses pada tanggal 31 oktober 2017.
8. Ernititis Prahesti.2011.”Cara Kerja Alat Pengkuran Tekanan Darah”.
http://ernititisprahesti.blogspot.com/2013/10/apa-itu-sphygnomanometer.html
Diakses pada tanggal 31 oktober 2017.
9. Fajar Ahmad Fauzi.2011.”Cara Kerja Alat Pengkuran Tekanan Darah”.
https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2014/05/26/sphygmomanometer-tensimeter/
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.
10. Noname.2011.”Cara Kerja Alat Pengkuran Tekanan Darah”.
http://alatkesehatanmurah.indonetwork.co.id/3110615/tensimeter-digital-microlife-bp-
3bj1-4d.htm \
Diakses pada tanggal 31 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai