Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Aspek Keuangan dan Pelayanan terhadap Implementasi

Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Badan Layanan Umum


Daerah (BLUD)
(Studi pada RSUD di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister


Program Studi Pada Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Yayasan Keluarga Pahlawan Negara

Disusun Oleh:
FIERDA NADIA
NIM. 121600493

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH ASPEK KEUANGAN DAN PELAYANAN TERHADAP


IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PADA BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
(Studi pada RSUD di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Fierda Nadia
fierda.nadia@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh aspek keuangan dan pelayanan terhadap implementasi
Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Yogyakarta. BLUD diterapkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat bagi
masyarakat secara berkesinambungan berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah karyawan RSUD di Provinsi DIY yang
sudah menerapkan BLUD penuh. Variabel yang diukur adalah kepatuhan pengelolaan
keuangan BLUD, layanan, mutu dan manfaat kepada masyarakat sebagai variabel
independen dan SPM sebagai variabel dependen. Data yang digunakan pada penelitian
ini adalah data primer berupa kuesioner. Penelitian ini menggunakan dua langkah
metode analisis data. Pertama, menggunakan analisis deskriptif untuk menghitung nilai
maksimum, minimum, rata-rata, dan standar deviasi untuk semua variabel yang diteliti.
Sedangkan, untuk menguji hipotesisnya menggunakan SPSS. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD dan mutu dan manfaat
kepada masyarakat berpengaruh positif terhadap pencapaian SPM. Sedangkan, untuk
variabel layanan berpengaruh negatif terhadap pencapaian SPM.

Kata Kunci: Aspek Keuangan, Aspek Pelayanan, BLUD, Kepatuhan Pengelolaan


Keuangan BLUD, Layanan, Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat, dan SPM.

ABSTRACT

This study examines the influence of financial and service aspects on the
implementation of Minimum Service Standards (SPM) in the Local Public Service
Institution (BLUD) in Local Public Hospital (RSUD) DIY Province. BLUD is applied
to improve the quality of public service, financial performance, and sustainable
performance benefits for society based on good business practice. The Variable wich
is usedin this research consists of BLUD financial management, service, and quality
and benefits of the society are independet variables. Minimum Service Standards
(SPM) is a dependent variable. The sample is hospital employees in DIY Province who
have implemented BLUD. The data is primary data in the form of a questionnaire. This
research consists of two steps data analysis method. First, descriptive analysis which
is used to count the maximum, minimum, average, and deviation standard. Meanwhile
all hypotheses are analyzed by using SPSS. The results show that compliance with

101

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BLUD financial management and quality and benefits of the society have a positive
effect the achievement of SPM. Whilst, service variables have a negative effect the
achievement of SPM.

Keywords: financial aspect, service aspect, BLUD, compliance with BLUD financial
management, quality and benefits of the society, and SPM.

Pendahuluan

NPM yang dikembangkan oleh hoood 1991, merupakan sebuah konsep yang
mengadopsi manajemen sektor swasta ke sektor publik. Ada tujuh hal yang prinsipal
dalam implementasi NPM, salah satunya adalah mengenai akunanbilitas kinerja.
Konsep NPM ternyata membawa pengaruh bagi dunia sektor publik diberbagai negara
berkembang, salah satunya Indonesia. Implementasi NPM pada sektor publik di
Indonesia diawali dengan lahirya INPRES No 7 Tahun 1999 tentang Akuntanbilitas
Kinerja Instantsi Pemerintah sebagai bentuk reformasi terhadap manajemen sektor
publik. Pada perkembangannya terus melakukan reformasi diberbagai bidang,
sehingga terbit tiga undang-undang tentang keuangan negara yaitu UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara; UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara; UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan, dan
Tanggungjawab Keuangan Negara. Pergeseran pola penganggaran dari penganggaran
tradisional menjadi penganggaran berbasis kinerja merupakan salah satu bentuk
reformasi keuangan negara yang paling menonjol.
Bagi instansi pemerintah pemberi layanan pada masyarakat, khususnya pada
rumah sakit lahirnya PP No.74 Tahun 2012 membawa perubahan baik bagi konsep
pengelola keuangan, bagi instansi pemerintah pusat maupun pemda yang memberikan
layananan kepada masyarakat yaitu Konsep PPK-BLU/D. Konsep PPK-BLUD
memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan bagi Satuan Perangkat Kerja Daerah
(SKPD) yang mengimplementasikannya. Konsep tersebut menuntut adanya tata kelola
yang baik (good gevernance) agar dapat memberikan nilai tambah bagi stakeholder
BLUD tersebut (Waworuntu 2013). Bagi rumah sakit Pemda, implementasi PPK-
BLUD merupakan usaha rumah sakit untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
dalam pengelolaan keuangan daerah yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat yang diselenggarakan rumah sakit. Beberapa penelitian terdahulu yang
dilakukan diantaranya: Maharani dkk (2013), Jahra (2015), dan Priastuti (2017)
menjelaskan bahwa dalam pencapaian PPK-BLUD yang menggunakan indikator
kinerja keuangan dan non keuangan dengan menggunakan data sekunder. Hasilnya
menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan non keuangan mengalami peningkatan
setelah diterapkannya PPK-BLUD.
Namun, dari beberapa penelitian tersebut hanya menjelaskan hasil evaluasi dan
analisis dari kinerja keuangan dan non keuangan terhadap Cost Recovery Rate (CRR)
dan tingkat kemandirian saja. Sedangkan untuk penelitian yang menghubungkan
dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) di Indonesia sendiri masih
sangat jarang untuk diteliti. Padahal secara teoritis pencapaian SPM mempunyai
keterkaitan yang sangat kuat dengan penilaian kinerja dalam pencapaian PPK-BLUD.

102

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adapun penelitian yang meneliti tentang SPM, seperti penelitian Kuntjoro & Djasri
(2007), dengan pendekatan kualitatif menjelaskan bahwa rumah sakit yang
menerapkan BLUD dituntut untuk dapat menunjukkan akuntanbilitasnya dengan
senantiasa memenuhi standar dan SPM adalah salah satu standar yang harus dipenuhi
sebagai bagian dari pemenuhan kepuasan pelanggan. Selain itu SPM juga sebagai tolok
ukur yang beorientasi pada kinerja dalam menilai penerapan BLUD. Hal ini dapat
dikatakan bahwa penerapan BLUD pada rumah sakit dapat dilihat dari keberhasilan
SPM. Keberhasilan SPM dapat dilihat dengan melakukan evaluasi untuk setiap
indikatornya.
Selain penelitian terdahulu yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian
adalah data yang bersumber dari Asosiasi Rumah Sakit Daerah (2015), peningkatan
yang terjadi pada akhir tahun 2015 untuk rumah sakit yang berstatus BLUD penuh
mencapai 228 rumah sakit dan 81 rumah sakit dengan status BLUD. Peningkatan
tersebut berkisar 50% dari jumlah kesuluruhan Rumah Sakit Daerah yang ada di
Indonesia, tetapi pada prakteknya masih saja ada beberapa kasus tentang kinerja rumah
sakit yang telah berstatus BLU/BLUD tidak menunjukkan adanya perubahan kinerja
yang baik dari segi kuangan maupun pelayanan (Chrishartoyo, Rahayu dan Zutilisna
2017). Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk menguji secara empiris dan
memberikan bukti kuantitatif terhadap permasalahan yang terjadi. Penelitian ini
dianalisis berdasarkan pada teori institutional dengan mengembangkan konsep NPM
pada sektor publik.

Landasan Teori
Teori New Public Management
New Public Management (NPM) yang dikembangkan oleh Hood (1991) merupakan
isu penting bagi reformasi sektor publik. Konsep NPM merupakan metode alternatif
dalam pengelolaan organisasi sektor publik yang dianggap berhasil. Paradigma baru
atas permintaan masyarakat untuk transparansi dan akuntabilitas membuat organisasi
untuk mengadopsi konsep NPM (Ahyaruddin dan Akbar 2016). Prinsip utama NPM
adalah pengukuran kinerja karena NPM mempunyai keterkaitan dengan permasalahan
manajemen sektor publik. Pengukuran kinerja merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan organisasi sektor publik untuk mencapai tujuan mereka. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa melalui pengukuran dan pengelolaan kinerja yang
tepat, organisasi akan mendapatkan manfaat, antara lain: (1) memotivasi karyawan
disemua tingkatan organisasi; (2) menciptakan budaya sebagai peningkatan kinerja; (3)
perumusan, implementasi, dan peninjauan strategi; dan (4) meningkatkan kinerja
organisasi secara keseluruhan (Micheli dan Mari, 2014).

Teori Institutional
Teori institutional dikembangkan oleh DiMaggio dan Powell pada tahun 1983,
merupakan salah satu model kebijakan publik yang digunakan dalam model tradisional.
Teori ini melengkapi teori NPM yang merupakan salah satu ciri dari praktik
manajemen keuangan modern sektor publik. Teori institutional merupakan bagian dari
teori sosiologi yang menjelaskan tentang struktur organisasi (Scott 1995), dan telah
banyak digunakan untuk menjelaskan keadaan atau kondisi serta memberikan

103

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pandangan yang kompleks dan kaya pada lingkungan organisasi sektor publik (Van
Helden 2005; Gudono 2014). DiMaggio dan Powell (1983), isomorfisma dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu isomorfisma kompetitif dan isomorfisma
institutional. Isomorfisma kompetitif (Competitive Isomorphism), yaitu
mengasumsikan rasionalitas sistem yang memprioritaskan pada persaingan pasar,
perubahan yang bagus, dan kesesuaian pengukuran. Isomorfisma institutional
(Institutional Isomorphism), menjelaskan bahwa organisasi bersaing tidak hanya untuk
sumber daya dan pelanggan, melainkan untuk kekuasaan politik dan legitimasi
institutional, serta untuk kesesuaian sosial dan ekonomi (Sofyani dan Akbar 2013).

Badan Layanan Umum Daerah


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Perangkat Kerja Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di Lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya berdasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Konsep
PPK-BLUD memberikan fleksibilitas dalam menerapkan praktek bisnis yang sehat,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. PPK-BLUD-BLUD
diberikan fleksibilitas antara lain: (1) pengelolaan pendapatan dan biaya; (2)
pengelolaan kas; (3) pengelolaan utang; (4) pengelolaan piutang; (5) pengelolaan
investasi; (6) pengadaan barang dan/atau jasa; (7) pengelolaan barang; (8) penyusunan
akuntansi, pelaporan, dan pertanggungjawaban; (9) pengelolaan sisa kas diakhir tahun
anggaran dan defisit; (10) kerja sama dengan pihak lain; dan (11) pengelolaan dana
secara langsung; (12) perumusan standar, kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan
keuangan.

Standar Pelayanan Minimal


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008,
Rumah Sakit wajib menerapkan SPM. SPM merupakan ketentuan mengenai jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
secara minimal. Berdasarkan Permendagri No. 61 Tahun 2007, SPM merupakan
spesifikasi mengenai tolok ukur layanan minimal yang diberikan BLUD kepada
masyarakat. Lahirnya SPM di Indonesia merupakan peranan yang sangat penting,
karena menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan didaerah. Oleh karena
itu, masing-masing daerah harus paham betul dengan konsep SPM ini sehingga mampu
menciptakan strategi yang berkualitas dalam mencapainnya (USAID-KINERJA,
2014).

Kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD


Kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD merupakan bagian dari aspek keuangan yang
digunakan untuk menilai tingkat kepatuhan BLUD terhadap peraturan perundang-
undangan mengenai pengelolaan BLUD. Pengelolaan keuangan BLUD diberikan
fleksibilitas dalam mengelola keuangannya sendiri. Oleh karena itu, rumah sakit yang
menerapkan PPK-BLUD harus memenuhi: (1) penyusunan dan penyampaian Rencana
Bisnis Anggaran (RBA) definitif; (2) penyusunan dan penyampaian laporan kuangan

104

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BLU/D berdasarkan standar akuntansi keuangan; (3) penyampaian surat perintah


pengesahan pendapatan dan belanja BLUD; (4) persetujuan tarif layanan; (5)
penetapan sistem akuntansi; (6) persetujuan pembukaan rekening; (7) penyusunan
Standard Operating Procedurs (SOP) pengelolaan kas; (8) penyusunan SOP
pengelolaan piutang; (9) penyusunan SOP pengelolaan utang; (10) penyusunan SOP
pengadaan barang dan jasa; dan (11) penyusunan SOP pengelolaan inventaris.

Layanan
Kualitas layanan merupakan salah satu aspek dari kinerja non keuangann yang
digunakan untuk mengukur segala bentuk aktivitas pelayanan umum BLUD dibidang
layanan kesehatan guna memenuhi harapan pengguna barang dan jasa. Rumah sakit
yang mengimplementasikan PPK-BLUD harus memastikan dan mengontrol kualitas
layanan yang telah dibuat sudah berjalan sebagaimana mestinya. Kualitas layanan
tersebut meliputi pertumbuhan produktivitas, efektivitas pelayanan, dan pertumbuhan
pembelajaran.

Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat


Mutu dan manfaat kepada masyarakat merupakan bagian dari aspek kinerja non
keuangan yang ditunjukkan untuk mengukur upaya peningkatan kualitas pelayanan
umum dibidang layanan kesehatan dan kesesuaian terhadap persyaratan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Rumah sakit yang mengimplementasikan PPK-BLUD
harus memperhatikan mutu pelayanan, mutu klinik, dan kepedulian terhadap
masyarakat.

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menguji tentang bagaimana pengaruh aspek keuangan dan pelayanan
terhadap implementasi SPM pada BLUD, khususnya pada rumah sakit. Legitimasi
BLUD kedalam SKPD seharusnya mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja.
Namun, melalui analisis institutional isomorphisma dideteksi adanya indikasi sebagai
pemenuhan legitimasi semata. Institutional isomorphisma dapat dideteksi melalui
mekanisme koersif, normative, dan mimetik. Sebelum melakukan penelitian ini
peneliti melakukan analisis terlebih dahulu dengan observasi langsung yaitu dengan
melakukan instrumen penelitian berupa kuesioner. Setelah data diperoleh, kemudian
peneliti melihat bagaimana pengaruhnya asspek keuangan dan pelayanan terhadap
implementasi SPM pada BLUD.
Berdasarkan prinsip dan teorinya, seharusnya aspek keuangan dan pelayanan
mengalami peningkatan ketika rumah sakit menerapkan SPM pada BLUD. Tetapi, ada
beberapa penelitian menjelaskan bahwa kinerja kuangan memiliki pengaruh terhadap
implementasi PPK-BLUD, sedangkan kinerja pelayanan tidak berpengaruh terhadap
implementasi PPK-BLUD. Penelitian ini akan menguji implementasi SPM pada
BLUD dengan variabel bebasnya yaitu kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD,
kualitas layanan, dan mutu dan manfaat kepada masyarakat. Berdasarkan kerangka
pemikiran diatas, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Kepatuhan Pengelolaan
105
Keuangan BLUD
repository.stieykpn.ac.idSPM
Kualitas Layanan
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengembangan Hipotesis

Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLUD


Kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD digunakan untuk menilai tingkat kepatuhan
BLUD terhadap peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan BLUD. Rumah
sakit yang mengimplementasi BLUD harus patuh terhadap peraturan perundang-
undangan mengenai pengelolaan keuangan BLUD. Kelola keuangan yang baik
menunjukkan tercapainya SPM rumah sakit. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis
yang sesuai dengan penjelasan tersebut adalah:
H1: Kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD berpengaruh positif terhadap pencapaian
SPM.

Layanan
Kualitas layanan digunakan untuk mengukur segala bentuk aktvitas pelayanan umum
BLUD dibidang layanan kesehatan guna memenuhi harapan pengguna barang dan jasa.
Kualitas layanan yang baik menunjukan terpenuhinya SPM yang baik. Semakin tinggi
kualitas pelayanan maka kemungkinan terpenuhinya SPM dirumah sakit juga semakin
tinggi. SPM yang baik menunjukkan bahwa implementasi BLUD pada rumah sakit
berhasil. Hal ini dikarenakan SPM merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
oleh rumah sakit dalam mengimplementasikan PPK-BLUD. Berdasarkan uraian diatas,
maka hipotesis yang sesuai dengan penjelasan tersebut adalah:
H2: Kualitas layanan berpengaruh positif terhadap pencapaian SPM.

Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat


Mutu dan manfaat kepada masyarakat ditujukkan untuk mengukur upaya peningkatan
kualitas pelayanan umum dibidang layanan kesehatan dan kesesuaian terhadap
persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini menjelaskan bahwa
semakin tinggi mutu dan manfaat yang ditujukkan kepada masyarakat, maka semakin
tinggi pula pencapaian SPM yang diterapkan oleh rumah sakit. Dengan kata lain,
implementasi BLUD pada rumah sakit berhasil. Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis yang sesuai dengan penjelasan tersebut adalah:
H3: Mutu dan manfaat kepada masyarakat berpengaruh positif terhadap pencapaian
SPM.

106

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua rumah sakit di Provinsi Yogyakarta yang sudah
berstatus BLUD penuh. Berdasarkan situs resmi dari Permendagri dengan halaman
fortal (http://keuda.kemendagri.go.id/datin/index/3/2014) ada tiga Rumah Sakit
Daerah (RSUD) di Provinsi Yogyakarta yang berstatus BLUD penuh, yaitu RSUD
Yogyakarta, RSUD Sleman, dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Sedangkan
untuk sampel yang digunakan adalah sampel karyawan RSUD di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta yang sudah menerapkan PPK-BLUD dengan kriteria karyawan
yang berkerja dibagian keuangan dan SPM.

Sumber dan Pengumpulan Data


Sumber data pada penelitian ini adalah data primer dari kuesioner yang dibagikan
kepada seluruh karyawan Rumah Sakit Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini
menggunakan pendekatan metode kuantitatif deskriftif dengan data yang digunakan
berupa kuesioner. Pertanyaan dibuat dalam bentuk angket dengan menggunakan skala
likert 1-5 yang masing-masing mewakili pendapat responden dalam menjawab
pertanyaan.

Jenis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan cross-sectional study. Cross-
sectional study merupakan jenis penelitian yang datanya dikumpulkan atau diperoleh
hanya satu kali, bisa selama satu periode hari, minggu, atau bulan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Penelitian ini termasuk dalam cross-sectional study atau one-
shot study karena peneliti hanya memberikan kuesioner satu kali untuk setiap
responden (Sekaran, 2006).

Definisi Operasional Variabel


Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU/D
Variabel kepatuhan pengelolaan keuangan BLU/D diukur berdasarkan indikator yang
tercantum pada Peraturan Direktur Perbendaharaan Nomor 36/PB/2016 (selanjutnya
disingkat Perdirjen Perbendaharaan No. 36/PB/2016), yang meliputi (1) penyusunan
dan penyampaian Rencana Bisnis Anggaran (RBA) definitif; (2) penyusunan dan
penyampaian laporan kuangan BLUD berdasarkan standar akuntansi keuangan; (3)
penyampaian surat perintah pengesahan pendapatan dan belanja BLUD; (4)
persetujuan tarif layanan; (5) penetapan sistem akuntansi; (6) persetujuan pembukaan
rekening; (7) penyusunan Standard Operating Procedurs (SOP) pengelolaan kas; (8)
penyusunan SOP pengelolaan piutang; (9) penyusunan SOP pengelolaan utang; (10)
penyusunan SOP pengadaan barang dan jasa; dan (11) penyusunan SOP pengelolaan
inventaris.
Layanan
Variabel layanan diukur berdasarkan indikator Perdirjen Perbendaharaan No.
36/PB/2016, yang meliputi pertumbuhan produktivitas, efektivitas pelayanan, dan
pertumbuhan pembelajaran

107

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat


Variabel mutu dan manfaat kepada masyarakat diukur berdasarkan indikator Perdirjen
Perbendaharaan No. 36/PB/2016, yang meliputi mutu pelayanan, mutu klinik,
kepedulian terhadap masyarakat, kepuasan pelanggan, dan kepedulian terhadap
masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Variabel SPM diukur berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
129/Menkes/SK/II/2008 (selanjutnya disingkat Kepmenkes No. 129 Tahun 2008),
meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap,
pelayanan bedah, pelayanan persalinan dan perinatalogi, pelayanan intensif, pelayanan
radiologi, pelayanan laboratorium patologi klinik, pelayanan rehabilitas medik,
pelayanan farmasi, pelayanan gizi, pelayanan transfusi darah, pelayanan keluarga
miskin, pelayanan rekam medis, pengelolaan limbah, pelayanan administrasi
manajemen, pelayanan ambulans/kereta jenazah, pelayanan pemulasaran jenazah,
pelayanana laundry, pelayanan pemeliharaan sarana rumash sakit, dan pencegahan
pengendalian infeksi.

Hasil dan Analisis

Gambaran Objek
Kuesioner dikirimkan sebanyak 118 kuesioner kepada responden, yaitu instalasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang sudah berstatus BLUD Penuh di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang bekerja di bagian keuangan dan SPM. Ringkasan
pengiriman dan pengembalian kuesioner ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1
Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah %
Total kuesioner dikirim 118 100
Kuesioner tidak kembali 47 39,83
Kuesioner kembali 71 60,17
Total kuesioner dapat diolah 71
Sumber: Data primer yang diolah

108

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Data demografi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2
Data Demografi Responden

Keterangan Total %
Jenis Kelamin
Pria 17 25,37
Wanita 50 74,63
Total 67 100
Usia
20-30 tahun 26 38,81
31-40 tahun 13 19,40
41-50 tahun 20 29,85
> 50 tahun 8 11,94
Total 67 100
Pendidikan Terakhir
SMA 20 30,30
D3 14 21,21
S1 29 43,94
S2/S3 3 4,55
Total 66 100
Jabatan
Staf Keuangan 26 47,27
Staf Keuangan 7 12,73
KMKP 3 5,45
Lainnya 19 34,55
Total 55 100
Lama Bekerja
0 - 10 tahun 36 57,14
11-20 tahun 12 19,05
> 21 tahun 15 23,81
Total 63 100
Tempat Kerja
RSUD Yogyakarta 18 25,35
RSUD Sleman 17 23,94
RSUD Panembahan Senopati
36 50,70
Bantul
Total 71 100
Sumber: Data primer yang diolah

109

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Statistika Deskriptif
Berdasarkan jawaban responden dari 71 buah kuesioner, statistika deskriptif dapat
disajikan pada tabel 4.3. Dari hasil statistika deskriptif atas variabel-variabel penelitian
yang disajikan dapat diketahui informasi mengenai nilai minimum, maksimum, rata-
rata, dan standar deviasi.

Tabel 4.3
Ringkasan Hasil Statistika Deskriptif
Standa
Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata r
Deviasi
Kepatuhan Pengelolaan
71 1,45 5 3,83 0,86
Keuangan BLUD
Layanan 71 2 5 3,81 0,94
Mutu dan Manfaat
71 1,40 5 4,09 1,04
Kepada Masyarakat
Standar Pelayanan
71 1 5 4,21 1,19
Minimum
Total 71
Sumber: Data primer yang diolah

Uji Validitas
Validitas diuji dengan melihat korelasi antara skor masing-masing item dalam
kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan pearson correlation
yaitu dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Hasil uji validitas tersaji pada Tabel 4.4
sebagai berikut:

Tabel 4.4
Ringkasan Hasil Uji Validitas
No Indikator Pearson Correlation Status
1 KPK 1 0,908 Valid
2 KPK 2 0,948 Valid
3 KPK 3 0,891 Valid
4 KPK 4 0,872 Valid
5 KPK 5 0,909 Valid
6 KPK 6 0,867 Valid
7 KPK 7 0,916 Valid
8 KPK 8 0,910 Valid
9 KPK 9 0,833 Valid
10 KPK 10 0,927 Valid
11 KPK 11 0,910 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

110

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4
Lanjutan Ringkasan Hasil Uji Validitas
No Indikator Pearson Correlation Status
12 LAY 1 0,957 Valid
13 LAY 2 0,946 Valid
14 LAY 3 0,931 Valid
No Indikator Pearson Correlation Status
15 MUM 1 0,919 Valid
16 MUM 2 0,936 Valid
17 MUM 3 0,954 Valid
18 MUM 4 0,961 Valid
19 MUM 5 0,955 Valid
No Indikator Pearson Correlation Status
20 SPM 1 0,977 Valid
21 SPM 2 0,988 Valid
22 SPM 3 0,985 Valid
23 SPM 4 0,986 Valid
24 SPM 5 0,981 Valid
25 SPM 6 0,979 Valid
26 SPM 7 0,986 Valid
27 SPM 8 0,981 Valid
28 SPM 9 0,989 Valid
29 SPM 10 0,990 Valid
30 SPM 11 0,985 Valid
31 SPM 12 0,980 Valid
32 SPM 13 0,931 Valid
33 SPM 14 0,981 Valid
34 SPM 15 0,969 Valid
35 SPM 16 0,966 Valid
36 SPM 17 0,953 Valid
37 SPM 18 0,972 Valid
38 SPM 19 0,986 Valid
39 SPM 20 0,962 Valid
40 SPM 21 0,973 Valid
Sumber: Data primer yang diolah

111

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 4.5 seperti berikut:
Tabel 4.5
Ringkasan Hasil Uji Reabilitas
Cronbach's
No Variabel Status
Alpha
Kepatuhan Pengelolaan Keuangan
1 0,976 Reliabel
BLUD
2 Layanan 0,939 Reliabel
3 Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat 0,969 Reliabel
4 Standar Pelayanan Minimum 0,998 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Hasil uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Test tersaji pada
Tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Keterangan Nilai Residual (KM)
Signifikan 0,507513614
Sumber: Data primer yang diolah

2. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Test
tersaji pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel Signifikan
Kepatuhan Pengelolaan Keuangan
1 0,403
BLUD
2 Layanan 0,988
3 Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat 0,139
Sumber: Data primer yang diolah

3. Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas
Statistik Koliearitas
Model
Tolerance VIF
Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLUD 0,213 4,686

112

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layanan 0,261 3,838


Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat 0,141 7,117
Sumber: Data primer yang diolah

Uji Hipotesis dan Pembahasan


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis
regresi linear berganda. Analisis regresi pada umumnya menjelaskan mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen
(bebas) yang digunakan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau
nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai independen yang diketahui (Ghozali,
2005). Untuk menjawab hasil pengujian seluruh hipotesis dalam penelitian ini tersaji
pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Temua Keteranga
No Hipotesis Prediksi Beta Signifikan
n n
Kepatuhan
pengelolaan
keuangan BLUD
1 Positif Positif 0,210 0,014 Didukung
berpengaruh
positif terhadap
pencapaian SPM
Layanan BLUD
berpengaruh Tidak
2 Positif Negatif -0,087 0,250
positif terhadap Didukung
pencapaian SPM
Mutu dan
Manfaat Kepada
Masyarakat
3 Positif Positif 0,833 0,000 Didukung
berpengaruh
positif terhadap
pencapaian SPM
Sumber: Data primer yang diolah

Aspek Keuangan
Pengaruh Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLUD terhadap Pencapaian
Standar Pelayanan Minimal
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat untuk koefisien beta pengaruh kepatuhan
pengelolaan keuangan BLUD terhadap SPM sebesar 0,210 dan positif signifikan
menunjukkan angka 0,014. Hasil tersebut menjelaskan bahwa hipotesis 1 yang
diajukan dalam penelitian ini didukung. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa aspek
keuangan rumah sakit yang sudah menerapkan BLUD meningkat, dilihat dari Tabel
4.9. Hal ini menandakan bahwa tujuan BLUD untuk meningkatkan efisiensi,

113

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

efektivitas, dan produktivitas dapat tercapai dengan baik oleh pihak instansi khususnya
RSUD di Provinsi Yogyakarta.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuntjoro
& Djasri (2007), yang menjelaskan pentingnya dalam penyusunan SPM rumah sakit
dengan menggunakan empat sudut pandang, yaitu (1) sebagai persyaratan dari
perundang-undangan yang berlaku, (2) sebagai persyaratan pelanggan, (3) sebagai
persayaratan BLU, dan (4) sebagai alat tolok ukur antar rumah sakit. Penyusunan dan
penerapan SPM merupakan suatu kewajiban berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan sebagai bagian dari pemenuhan kepuasan pelanggan. Sebagai rumah sakit
dalam bentuk BLUD yang diberikan fleksibilitas dalam mengelola keuangannya,
rumah sakit dituntut untuk dapat menunjukkan akuntanbilitasnya dengan senantiasa
memenuhi standar. SPM merupakan jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit kepada masyarakat dengan tolok ukur kinerja yang jelas untuk tiap jenis
pelayanannya dan sebagai tolok ukur yang berfokus pada kinerja dalam penilaian
implementasi kinerja BLUD. Dengan kata lain, prinsip dari PPK-BLUD sudah
sepenuhnya dipahami dan hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan yang semakin
meningkat. Artinya, jika kinerja keuangan meningkat maka kemungkinan besar juga
kinerja pelayanan meningkat.
Bedasarkan pengamatan dalam mendapatkan obyek penelitian bahwa dalam
penerapan BLUD sudah sepenuhnya memahami tujuan dari konsep BLUD khusunya
pada indikator kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD. Sehingga, jika dilihat dengan
menggunakan teori isomorphism institusional bahwa penerapan BLUD tidak hanya
untuk mendapat legitimasi semata atau hanya sekedar perubahan semata karena ingin
mengejar remunerasi, fleksibilitas, dan menghindari peraturan perundang-undangan
dalam pengadaan barang dan jasa, tetapi penerapan BLUD ditujukkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat bagi
masyarakat secara berkesinambungan berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Hal ini
berarti dalam penerapan BLUD atas dasar praktik-praktik akuntansi manajemen pada
NPM dan Pemda sebagai pelaksana sudah menerapkan BLUD sebagai aturan yang
wajib dipatuhi karena sudah berkomitmen penuh untuk melakukan perubahan.

Aspek Pelayanan
Pengaruh Layanan terhadap Pencapaian Standar Pelayanan Minimal
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat untuk koefisien beta pengaruh layanan
terhadap SPM sebesar -0,087 dan negatif signifikan menunjukkan angka 0,250, artinya
hasil tersebut menjelaskan bahwa hipotesis 2 yang diajukkan dalam penelitian ini tidak
didukung. Hasil penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zahra Nurul (2015), dan Priastuti dan Masdjojo (2017) yang
menyatakan bahwa kinerja non keuangan berpengaruh positif terhadap implementasi
PPK-BLUD. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kinerja non keuangan untuk
variabel layanan yang ditunjukkan untuk mengukur segala bentuk aktivitas pelayanan
umum BLUD dibidang layanan kesehatan guna memenuhi harapan pengguna barang
dan jasa belum tercapai.
Penyusunan dan penerapan SPM merupakan suatu kewajiban berdasarkan
peraturan dan perundang-undangan sebagai bagian dari pemenuhan kepuasan

114

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pelanggan. Sebagai rumah sakit dalam bentuk BLUD yang diberikan fleksibilitas
dalam mengelola keuangannya, rumah sakit dituntut untuk dapat menunjukkan
akuntanbilitasnya dengan senantiasa memenuhi standar. SPM adalah jenis-jenis
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat dengan tolok ukur
kinerja yang jelas untuk tiap jenis pelayanannya sebagai tolok ukur yang berfokus pada
kinerja dalam penilaian implementasi kinerja BLUD. Pada dasarnya BLUD diterapkan
dengan harapan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan, dan
kinerja manfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan berdasarkan praktik bisnis
yang sehat. Pada prinsipnya jika dilihat dari hasil hipotesis 2 dapat dikatakan bahwa
BLUD diterapkan hanya untuk perubahan format semata karena ingin mengejar
remunerasi, fleksibilitas, dan menghindari peraturan perundang-undangan dalam
pengadaan barang dan jasa. Hal ini berarti dalam penerapan BLUD atas dasar praktik-
praktik akuntansi manajemen pada NPM dan Pemda sebagai pelaksana harus
menerapkan BLUD sebagai aturan yang wajib dipatuhi karena berdasarkan
pendeteksian melalui tiga mekanisme isomorphis khususnya pada indikator layanan
terdapat unsur formalitas dalam penerapannya. Mekanisme tersebut lebih cenderung
kearah koersif isomorphisme. Hal ini terjadi karena adanya faktor kekuasaan yang
mengikat, misalnya negara. Keputusan RSUD untuk menerapkan BLUD secara jelas
dilakukan karena adanya desakan produk hukum baik berupa undang-undang,
peraturan pemerintah, sampai kepada perautan menteri (Amirya, Djamhuri dan
Ludigdo 2012). Peneliti juga meyakini bahwa perubahan-perubahan dalam organisasi
tersebut saling berhubungan dengan perilaku aktor-aktor didalamnya. Hal ini juga
dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Amirya, Djamhuri dan Ludigdo
2012), bahwa perubahan organisasi dalam perilaku aktor yang menjalankan merupan
dua hal yang salling berhubungan. Oleh karena itu, pola pikir yang terbangun oleh para
aktor hanya sebatas bagaimana program tersebut terlaksana, tanpa memandang
keberhasilan sesuai outcome yang sudah dirumuskan oleh SPM. Hal ini disebut dengan
unsur formalitas.

Pengaruh Mutu dan Manfaat Kepada Masyarakat terhadap Pencapaian Standar


Pelayanan Minimal
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas dapat dilihat utuk koefisien beta pengaruh layanan
terhadap SPM sebesar 0,833 dan positif signifikan menunjukkan angka 0,000, artinya
hasil tersebut menjelaskan bahwa hipotesis 3 yang diajukkan dalam penelitian ini
didukung Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahra
Nurul (2015), dan Priastuti dan Masdjojo (2017) yang menyatakan bahwa kinerja non
keuangan berpengarug positif terhadap Implementasi PPK-BLUD. Hal ini menjelaskan
bahwa kinerja pelayanan untuk variabel mutu dan manfaat kepada masyarakat yang
diitujukkan untuk mengukur upaya peningkatan kualitas pelayanan umum dibidang
layanan kesehatan dan kesesuaian terhadap persyaratan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat sudah tercapai. Pada prinsipinya jika dilihat dari hasil hipotesis 3 yang
menjelaskan bahwa kinerja non keuangan yang diukur dengan mutu dan manfaat
kepada masyarakat terhadap pencapaian SPM memiliki pengaruh. Penyusunan dan
penerapan SPM merupakan suatu kewajiban berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan sebagai bagian dari pemenuhan kepuasan pelanggan.

115

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebagai rumah sakit dalam bentuk BLUD yang diberikan fleksibilitas dalam
mengelola keuangannya, rumah sakit dituntut untuk dapat menunjukkan
akuntanbilitasnya dengan senantiasa memenuhi standar. SPM merupakan jenis-jenis
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada masyarakat dengan tolok ukur
kinerja yang jelas untuk tiap jenis pelayanannya sebagai tolok ukur yang berfokus pada
kinerja dalam penilaian implementasi kinerja BLUD. Hal ini dapat dikatakan bahwa
variabel mutu dan manfaat kepada masyarakat yang meliputi mutu pelayanan, mutu
klinik, kepedulian kepada masyarakat, kepuasan pelanggan, dan kepedulian terhadap
lingkungan sudah terpenuhi. Dengan kata lain prinsip dari BLUD sudah sepenuhnya
dipahami dan dilaksanakan.
Bedasarkan pengamatan dalam mendapatkan obyek penelitian bahwa penerapan
BLUD sudah sepenuhnya memahami tujuan dari konsep BLUD khusunya pada
indikator mutu dan manfaat kepada masyarakat. Sehingga, jika dilihat dengan
menggunakan teori isomorphism institusional bahwa penerapan BLUD tidak hanya
untuk mendapat legitimasi semata atau hanya sekedar perubahan format karena ingin
mengejar remunerasi, fleksibilitas, dan menghindari peraturan perundang-undangan
dalam pengadaan barang dan jasa, tetapi penerapan BLUD ditujukkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan, dan kinerja manfaat bagi
masyarakat secara berkesinambungan berdasarkan praktik bisnis yang sehat. Hal ini
berarti dalam penerapan BLUD atas dasar praktik-praktik akuntansi manajemen pada
NPM dan Pemda sebagai pelaksana sudah menerapkan BLUD sebagai aturan yang
wajib dipatuhi sudah siap berkomitmen untuk melakukan perubahan.

Penutup
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aspek keuangan dan pelayanan
terhadap implementasi SPM pada BLUD. Aspek keuangan yang diteliti dalam
penelitian ini adalah kepatuhan pengelolaan keuangan BLUD, sedangkan untuk aspek
pelayanan diteliti dengan menggunakan indikator layanan dan mutu dan manfaat
kepada masyarakat. Implementasi BLUD diteliti dengan melihat tingkat pencapaian
SPM. Hal ini disebabkan bahwa SPM merupakan faktor penting dalam penilaian
pelaksanaan BLUD karena SPM sebagai tolok ukur yang beorientasi pada kinerja.
Analisis ini menggunakan SPSS. Sampel yang digunakan adalah karyawan bagian
keuangan dan SPM yang berkerja di RSUD di Provinsi DIY yang berstatus BLUD
Penuh, antara lain RSUD Kota Yogyakarta, RSUD Sleman, dan RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini adalah terdapat
dua hipotesis yang didukung dan satu hipotesis yang tidak didukung oleh penelitian
ini. Hipotesis yang didukung oleh hasil penelitian adalah kepatuhan pengelolaan
keuangan BLUD berpengaruh positif terhadap pencapaian SPM, serta mutu dan
manfaat kepada masyarakat berpengaruh positif terhadap pencapaian SPM. Hipotesis
yang tidak didukung berdasarkan hasil penelitian ini adalah layanan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pencapaian SPM. Hal tersebut karena BLUD
diterapkan hanya legitimasi atau perubahan format semata untuk mengejar remunerasi,
fleksibilitas, dan menghindari peraturan perundang-undangan dalam pengadaan barang

116

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan jasa. Hal ini bearti dalam penerapan BLUD atas dasar praktik-praktik manajemen
pada NPM dan Pemda sebagai pelaksana harus menerapkan BLUD sebagai aturan yang
wajib dipatuhi karena prinsip teori institusional ada unsur formalitas semata dalam
penerapannya. Dengan kata lain, tujuan dari penerapan BLUD yang ditujukkan untuk
meningkatkan kualitas layanan publik belum tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian, semua RSUD di DIY yang sudah menerapkan
BLUD masih belum sepenuhnya memahami implementasi BLUD dan penerapan
tersebut dilakukan hanya untuk perubahan format semata. Hal ini bisa mengindikasikan
bahwa pelatihan dan pemahaman mengenai BLUD harus ditingkatkan lagi agar tujuan
dari penerapan BLUD yaitu meningkatnya kualitas pelayanan publik, kinerja keuangan
dan SPM dapat tercapai.

Batasan
Batasan dari penelitian ini adalah data yang digunakan dalam penelitian ini sangat
terbatas, yaitu terbatas pada Provinsi di DIY. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak
dapat digeneralisasi. Peneliti tidak melakukan kuesioner terbuka, sehingga peneliti
tidak dapat mengetahui faktor atau kendala apa saja yang menjadi penghambat dalam
pelaksanaan implementasi BLUD di rumah sakit daerah. Selain itu, peneliti hanya
mengunakan responden dari bagian keuangan dan SPM, tidak melibatkan semua
karyawan yang ada di rumah sakit. Padahal kuesioner yang dibuat, seharusnya dapat
melibatkan banyak divisi di rumah sakit, jadi 1 eksemplar kuesioner diisi oleh 1 rumah
sakit dan responden yang mengisi kuesioner tersebut berdasarkan divisinya masing-
masing sesuai dengan tanggungjawabnya.

Saran
Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan di atas, saran yang dapat
diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah peneliti dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak agar hasil penelitian lebihakurat, misalnya dengan menambah jumlah
rumah sakit. Jika penelitian selanjutnya mengguakan sampel seluruh indonesia, maka
hasil penelitian dapat digeneralisasi. Kedua, untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat
menggunakan kuesioner terbuka, sehingga kita dapat mengetahui faktor atau kendala
apa saja yang menjadi penghambat atau penghalang dalam pengimplementasian BLUD
di rumah sakit daerah. Ketiga, untuk peneliti selanjutnya menggunakan responden
disemua divisi yang ada dirumah sakit, jadi 1 eksemplar kuesioner diisi oleh 1 rumah
sakit dan responden yang mengisi kuesioner tersebut berdasarkan divisinya masing
sesuai dengan pertanyaan yang ada. Hal ini dikarenakan agar kuesioner yang dijawab
benar-benar dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

117

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ahyaruddin, Muhammad, dan Rusdi Akbar. “The Relationship Between The Use Of
A Performance Measurement System, Organizational Factors, Accountability,
and The Performance of Public Sector Organizations.” Journal of Indonesian
Economy and Business 31, no. 1 (2016): 1-22.

Akbar, R., R. Pilcher, and B. Perrin, 2012. “Performance Measurement in Indonesia:


The Case of Local Government.” Pacific Accounting Review, Vol. 24 (3), 262-
291.

Bawono, Icuk Rangga. “Penggunaan Ukuran Umum dan Unik Pada Pengukuran
Kinerja dan Rencana Alokasi Anggaran: Studi kasus Eksperimen PadaKonteks
Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud).” Disertasi Fakultas Ekonomika dan
Business UGM, 2015.

Creswell, J. W. 2014. “Reseacrh Design, Qualitative, Quantitative, and Mixed


Method Approaches” Fourth Edition. USA: Sage Publication.

Chrishartoyo, Khairana Amalia, Sri Rahayu, dan Djusnimar Zutilisna. “Analisis


Kinerja Keuangan dan Non Keuangan Rumah sakit Sebelum dan Sesudah
Badan Layanan Umum Daerah (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2004 – 2015).” Jurnal Ekonomi dan Perbankan
2, no. 1 (2017): 2579 – 5597.

DiMaggio, P. J., and W. W. Powell, 1983. “The Iron Cage Revisited: Institutional
Isomorphism and Collective Rationality in Organizational Fields.” American
Sociological Review, Vol. 48, 147-160.

Direktur Jenderal Perbendaharaan No PER-36/PB/2016 tentang Pedoman Penilaian


Kinerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan.

Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi
4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.
(edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.

Gudono. 2014. Teori Organisasi Edisi 3. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Handayani, Bestari Dwi. “Pengukuran Kinerja Organisasi Dengan Pendekatan Balance


Scorecard Pada RSUD Kabupaten Kebumen.” Jurnal Dinamika Manajemen
(JDM) 2, no. 1 (2011): 78-91.

118

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Horngren, Datar, Foster, Rajan, and ltner. 2009 Cost Accounting: A Manageriat
Emphasis. Pearson International Edition : Prentice Hall

Indiany, Debby Firoeza, Dien Noviany Rahmatika, dan Jaka Waskito. “Analisis
Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Penerapan PPK-BLUD RSUD
Kardinah.” Multiplier 1, no. 1 (2016): 43-56.

Jahra, Nurul. “Analisis Implementasi Pola pengelolaan Badan Layanan Umum Pada
Rumah Sakit Daerah Kalisat-Jember.” Arikel Ilmiah Mahasiswa, 2015.

Katuwo, Muh.Ali, Adam Idris, dan Aji Ratna Kusuma. “Evaluasi Kinerja BLUD
RSUD Taman Husada Kota Bontang.” eJournal Administrative Reform, 2014:
2068-2079.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan
Rumah sakit

Kuntjoro, Tjahjono, dan Hanevi Djasri. “Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Sebagai Persyaratan Badan Layanan Umum dan Sarana Peningkatan Kinerja.”
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 10, no. 01 (Maret 2007): 03-10.

Maharani, Anggit, Wahyu Adi, dan Muhtar. “Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.” Jupe
UNS 1, no. 3 (2013): 1-10.

March, J. G. and J. P. Olsen. 1976. Ambiguity and Choice in Organizations. Bergen,


Norway: Universitetsforlaget.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta:Andi

Mustoffa, Ardyan Firdausi. “Pengukuran Kinerja Keuangan Dengan Pendekatan


Economic (EVA) dan (MVA).” Jurnal Akuntansi dan Pajak 13, no. 2 (2014):
61-69.

Micheli, P., and L. Mari, 2014. “The Theory and Practice of Performance
Measurement.” Management Accounting Research 25, 147–156.

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan


Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum daerah

Priastuti, Wahyu Ali, dan Gregorius Nasiansenus Masdjojo. “Efektivitas Kinerja


Keuangan dan Non Keuangan Pada Pola Pengelolaan Keuangan Badan

119

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Ambarawa Kabupaten Semarang.”


Prosding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbang,
2017.

Sekaran, Umma. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Edisi 4. Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat.

Scott, W. R., 1995. “Institutions and Organizations.” Thousand Oaks, CA: Sage.

Sofyani, Hafiez, dan Rusdi Akbar. “Hubungan Faktor Internal Institusi dan
Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
Pmerintah Daerah.” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia 10, no. 2
(2013): 184-205.

Sufiati, Anis, Prasetyono, dan F.A. Kurniawan. “Analisis Dampka Implementasi


Standar Pelayanan Rumah Sakit Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada
RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep).” Jurnal InFestasi 9, no. 2 (Desember
2013): 103-114.

Sugiyono. (2001). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Surya, Sherly Kartika. “Analisis KInerja Keuangan dan Non Keuangan Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Haryoto Lumajang Sebelum dan Sesudah Implementasi
Badan Layanan Umum.” 2015.

Susandi, Nyoman Trio, Ketut Budiartha, dan Herkulanos Bambang Suprasto. “Kinerja
Keuangan dan Efisiensi Proses Internal Sebelum dan Sesudah Penerapan PPK-
BLUD Pada RSUD Kab.Klungkung.” E-journal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana 6.4, 2017: 1701-1730.

Syachbrani, Warka, dan Rusdi Akbar. “Faktor-Faktor Teknis dan Keorganisasian yang
Mempengaruhi Pengembangan Sistem Pengukuran Kinerja Pemerintah
Daerah.” Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan (JRAK) 3, no. 2 (Oktober
2013): 447-464.

Waworuntu, Tika Sari Sandra. “Evaluasi Penyusunan Anggaran Sebagai Alat


Pengendalian Manajemen BLU RSUP PROF.DR. R.D. Kandou Manado.”
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi 1, no. 3 (Juni 2013):
904-913.

Wijaya, A. H. C. and R. Akbar. 2013. The Influence of Information, Organizational


Objective and Targets, and External Pressure toward The Adoption of

120

repository.stieykpn.ac.id
PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Performance Measurement System in Public Sector. Journal of Indonesian


Economy and Business, 28, 62-83.

Wijayanti, Tri Handayani, dan Sriyanto. “Evaluasi Kinerja Pelayanan dan Keuangan
RSUD yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD di
SUBOSUKOWONOSRATEN.” Jurnal Ekonomi, Bisnis, & Perbankan I, no. 1
(Maret 2015).

121

repository.stieykpn.ac.id

Anda mungkin juga menyukai