t r-:" '
.-:"
·:a"
WALIKOTATUAL
PROVINS! MALUKU
NOMOR 05 TAHUN 2 0 1 7
TENTANG
WALIKOTA TUAL, .
Nemer 4 7 4 7 ) ;
l.
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Nomor 5 1 8 8 ) ;
Indonesia N omor 5 2 3 4 ) ;
2
------------··-··--
'
� ).
I :·- '
Nomor 7096);
dan
WALIKOTA TUAL
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tual yaitu Walikota Tual dan
Kota Tual.
3
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kata Tual yang selanjutnya disingkat
sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang
layak huni.
penghidupan.
memenuhi syarat.
lingkungan hunian.
4
20. Lingkungan Siap Bangunan, yang selanjutnya disebut Lisiba adalah
24. Badan hukum adalah badan hukum yang didirikan oleh warga negara
kawasan permukiman. ·
dicapai bersama.
Pasal 2
Pasal 3
layak huni dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
Pasal 4
kumuh;
d. penyediaan tanah;
5
�- ,",
I BAB II
PERMUKIMAN KUMUH
Bagian Kesatu
Pasal 5
a. bangunan gedung;
b. jalan lingkungan;
d. drainase lingkungan;
g. proteksi kebakaran.
Pasal 6
a. ketidakteraturan bangunan;
permukiman:
(3). Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan
permukiman dengan:
R T B L ; d an
teknis
6
c. keselamatan bangunan gedung;
Pasal 7
Gedung (TABG).
Pasal 8
pada ayat (1) huruf b merupakan kondisi sebagian atau seluruh jalan
Pasal 9
Pasal 1 0
b. ketidaktersediaandrainase;
dalamnya; dan
7
· . 1 : :i
dengan tinggi lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi lebih
tersedia.
(5). Tidak dipelihara sehingga terjadi akumulasi limbah padat dan cair di
berupa:
b. pemeliharaan berkala
drainase buruk, karena berupa galian tanah tanpa material pelapis atau
Pasal 1 1
a. sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang
berlaku; dan
persyaratan teknis.
(2). Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis yang
Pasal 12
persyaratan teknis;
teknis; dan
8
\,
rumah tangga;
b. pengumpulan lingkungan;
c . p e n g an g la,i t an l i n g ku n g an ; d an
d. pengolahan lingkungan.
berupa:
b. pemeliharaan berkala.
Pasal 13
pemadam kebakaran;
b. mobil pompa;
Bagian Kedua
Pasal 14
9
.
....
kumuh:
a. di atas air;
b . di tepi air;
c . di dataran;
(5). Dalam hal rencana tata ruang tidak mengalokasikan keberadaan tipologi
yang sesuai.
BAB III
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 15
c. urbanisasi,
Bagian Kedua
Paragraf 1
Pasal 16
a. perizinan;
c . kelayakan fungsi.
dilaksanakan pada:
a. tahap perencanaan;
c. tahap pemanfaatan.
Paragraf 2
Pasal 17
a. izin prinsip;
b. izin lokasi;
10
c. izin penggunaan pemanfaatan tanah;
Pasal 1 8
terhadap:
a. bangunan gedung;
b. jalan lingkungan;
d. drainase lingkungan;
g. proteksi kebakaran.
yang berlaku.
Pasal 1 9
terhadap:
a. bangunan gedung;
b. jalan lingkungan;
d. drainase lingkungan;
g. proteksi ke bakaran.
11
.
�-
Pasal 20
perundang-undangan.
Paragraf 3
Pasal 2 1
a. pemantauan;
b. evaluasi; dan
c. pelaporan.
Pasal 22
a. langsung; dan
b . tidak langsung.
Pasal 2 3
12
(3). Pemerintah daerah dapat dibantu oleh ahli yang memiliki pengalaman
(4). Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan menilai
(5). Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan
Pasal 24
(3). Pemerintah daerah dapat dibantu oleh ahli yang memiliki pengalaman
Bagian Ketiga
Pemberdayaan Masyarakat
Paragraf 1
Umum
Pasal 25
permukiman melalui:
a. pendampingan; dan
b. pelayanan informasi.
Paragraf 2
Pendampingan
Pasal 2 6
swadaya masyarakat.
a. penyuluhan;
b. pembimbingan; dan
c. bantuan teknis.
13
Pasal 27
kumuh.
Pasal 28
Pasal 29
berupa:
a. fisik; dan
b. non-fisik.
huruf a meliputi:
mmum;
limbah; dan
persampahan.
Pasal 30
permukiman;
14
... .>
pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi yang telah dibuat baik secara
Paragraf 3
Pelayanan Informasi:
Pasal 3 1
pennukiman kumuh.
c. perizinan; dan
Pasal 32
Bagian Keempat
Urbanisasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 33
Kota Tual.
15
... )
.�
Paragraf 2
Strategi
Pasal 34
wilayah pesisir pantai dan daratan yang tidak sesuai dengan ketentuan
BAB IV
PERMUKIMAN KUMUH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 35
penanganan.
Bagian Kedua
Penetapan Lokasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 36
b. penilaian lokasi.
16
.
)>
Pasal 37
b. kondisi kekumuhan;
d. pertimbangan lain.
Pasal 38
warga.
kelurahan/ desa.
Pasal 3 9
pendukungnya.
kumuh.
Pasal 40
(2). Identifikasi legalitas lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
aspek:
17
(3). Kejelasan status penguasaan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
atau bentuk dokumen keterangan status tanah lainnya yang sah; atau
pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah
dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau
Pasal 4 1
meliputi aspek:
b.kependudukan;dan
(3). Nilai strategis lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
pada:
pembangunan;
Pasal 4 2
permukiman.
18
...
permukiman kumuh.
Pasal 43
(1). Penilaian lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b
terhadap aspek:
a. kondisi kekumuhan;
c. pertimbangan lain.
(5). Formulasi penilaian lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
Paragraf 2
Pasal 44
penanganan.
Pasal 4 5
dilengkapi dengan:
19
..
( 2 ) . Tabel daftar lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, berisi
(4). Peta sebaran lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf b, dibuat
Pasal 46
(2). Peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
(4). Hasil peninjauan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
Pasal 47
a. persiapan;
b. survei;
d, analisis;
Bagian Ketiga
Pola-Pola Penanganan
Paragraf 1
Umum
Pasal 4 8
a. pemugaran;
b. peremajaan; dan
c. pemukiman kembali.
20
..
Pasal 49
dengan ketentuan:
kembali.
kembali. '
Pasal 50
kelestarian tanah.
21
Paragraf 2
Pemugaran
Pasal 5 1
tahap:
a. pra konstruksi;
b. konstruksi; dan
c. pasca konstruksi.
Pasal 52
a. pemanfaatan; dan
Paragraf 3
Peremajaan
Pasal 53
masyarakat terdampak.
t ah a p :
a. pra konstruksi;
b. konstruksi; dan
c. pasca konstruksi.
22
•
Pasal 54
kesepakatan;
eksisting;
a. pemanfaatan; dan
Paragraf 4
Pemukiman Kembali
Pasal 55
melalui tahap:
a. pra konstruksi;
b. konstruksi; dan
c. pasca konstruksi.
Pasal 56
kembali; dan
kesepakatan;
23
•
permukiman baru;
kembali;
a. pemanfaatan; dan
Bagian Keempat
Pengelolaan
Paragraf 1
Umum
Pasal 57
konsultasi;
kebutuhan;
Paragraf 2
Pemeliharaan
Pasal 58
setiap orang.
(4). Pemeliharaan sarana dan utilitas umum untuk lingkungan hunian wajib
24
Paragraf 3
Perbaikan
Pasal 59
(3). Perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas umum untuk perumahan dan
(4). Perbaikan sarana dan utilitas umum untuk lingkungan hunian wajib
BABV
PENYEDIAAN TANAH
Pasal 60
Pasal 6 1
dilakukan melalui:
negara;
undangan; dan
BAB VI
Pasal 62
permukiman kumuh.
25
(3). Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat difasilitasi oleh
perundang-undangan,
BAB VII
Bagian Kesatu
Um urn
Pasal 63
pemerintah provinsi.
Bagian Kedua
Pasal 64
memiliki tugas:
berpenghasilan rendah;
26
Bagian Ketiga
Pasal 65
b. pemberdayaan masyarakat.
permukiman; dan
Pasal 66
a. penetapan lokasi;
b . p e n an g an a n ; d an
c. pengelolaan.
dan
pemukiman kembali.
27
�-
'i
Bagian Kedua
Peran Masyarakat
Paragraf 1
Pasal 69
b. pemberdayaan masyarakat. -
kumuh; dan
Pasal 70
permukiman di lingkungannya;
permukiman di lingkungannya. ·
Pasal 7 1
29
Paragraf 2 .
Pasal 72
permukiman kumuh;
kumuh; dan
Pasal 73
masyarakat dapat:
masyarakat dapat:
berupa dokurnen atau data dan informasi terkait yang telah diajukan
Pasal 74
b. pemukiman kembali;
30
d.membantu pemerintah daerah dalam upaya penyediaan lahan yang
peremajaan;
kembali;
lancar.
Pasal 75
berjalan lancar.
Paragraf 3
Pasal 76
31
(3). Pembentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak perlu
sejenis.
perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Kearifan Lokal
Pasal 77
(1). Kearifan lokal merupakan petuah atau ketentuan atau norma yang
undangan.
BAB IX
SANKS! ADMINISTRATIF
Bagian Kesatu
Paragraf 1
Ketentuan Lain
Pasal 78
ekologis.
(3). Perencanaan prasarana, sarana, dan utilitas umum dapat dilakukan oleh
setiap orang.
Pasal 79
32
. \
(4). Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh
Pasal 80
undangan;
c. kemudahan perizinan.
perundang-undangan;
b . pemberian kompensasi;
d. kemudahan perizinan.
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) diatur lebih lanjut
Paragraf 2
Larangan
Pasal 8 1
orang.
pernanfaatan ruang.
(7). Badan hukum yang belum menyelesaikan status hak atas tanah
(9). Badan hukum yang membangun Lisiba dilarang menjual kapling tanah
33
Bagian Kedua
Pasal 82
dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pasal 79
ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), Pasal 80 ayat (1), dan ayat (2),
Pasal 81 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7),
(2). Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
pembangunan;
tertentu;
n. pembatalan izin;
p. pencabutan insentif;
r. penutupan lokasi.
BAB XI
KETENTUAN PENYIDIKAN
P a s a1 8 3
laporan kejadian.
Perundang-undangan.
34
BABX
KETENTUAN PIDANA
Bagian Kesatu
Pasai84
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 85
(2). Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua ketentuan dan
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 86
Ditetapkan di Tual
Diundangk n di Tual
Pit. SEKRE
35
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
permukiman kumuh yang terukur, efektif dan tepat sasaran. Selain itu,
P a s a1 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
36
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 1 0
Cukup jelas.
Pasal 1 1
Cukup jelas.
Pasal 1 2
Ayat 2 Huruf :
a. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
Pasal 1 3
Cukup jelas.
Pasal 1 4
Cukup jelas.
Pasal 1 5
Cukup jelas.
Pasal 1 6
Cukup jelas.
Pasal 1 7
Ayat 1 :
Huruf a
37
Hurufb
Huruf c
Huruf d
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 1 8
Cukup jelas.
Pasal 1 9
Cukup jelas.
Pasal 20
Culrup jelas.
Pasal 2 1
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat5
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Culrup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup j elas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
38
Pasal 3 1
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
H u ru f b
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 4 1
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukupjelas
Pasal 46
Cukupjelas
Pasal47
Cukup jelas.
Pasal 48
Ayat3
Huruf a
39
Hurufb
urnum;
Huruf c
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 5 1
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 6 1
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
40
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 7 1
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 8 1
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Cukup jelas.
Pasal 84
Cukup j elas.
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Cukup jelas.
41
.,
' .
· L A M P I RA N P E R D A . .
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
NO MOR 05 TAHUN 2 0 1 7
1 . 1 . FORMAT ISIAN
A. DATA SURVEYOR
N ama Surveyor
Jabatan
Alamat
No. Telp.
Hari/Tanggal Survei
B. DATA RESPONDEN
N ama Responden
Jabatan
Alamat
No. Telp.
Hari/Tanggal Pengisian
N ama Lokasi
Luas Area
Koordinat
Demografis
JumlahJiwa
Jumlah Laki-Laki
Jumlah Perempuan
Jumlah Keluarga
Administratif
RW
Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
Permasalahan
Potensi
Tipologi
Peta Lokasi
132'43"JO"f 132'47'01: 132'50'30"E
I Tamedan �
TENTANG
Datum J Inrisental : WGS l 984 - Zone 52N i� . t
0 0.5 1 2 3 4 .)
. @�'·
PENETAPAN LOKASI PERUMAHAN KUMUH (��·
i-::::iii,,ic=::i..r-�=�-KM � · .
DAN PERMUKIMAN KUMUH .
. i/
,itala : l : 100.000
WALIKOTA TUAL
PETASEBARAN Legenda:
Caris Pantai
100
�
Sumber Peta: D l.okasi Kumuh 200
Kcdalaman
fl
- Peta RDTR Kawasan Pulau Dulla �:f;;(� Danau
·10-0
-SK. Walilwta TualTcntang Klwa<:in l(umuh
1. Ketidakteraturan Bangunan
keteraturan
keteraturan
penataan bangunan
rata
dengan arahan RDTR 25% - 50% kepadatan bangunan pada lokasi tidak
bangunan gedung
persyaratan teknis
bangunan
Lingkungan lingkungan
yangburuk
yang buruk
tidak berbau, dan 25% - 50% populasi tidak dapat mengakses air
minum minimalnya
Genangan yang lebih dari [tinggi 30 cm, selama 2 jam dan terjadi 2
terjadi x setahun)
D
kurang dari (tinggi 30 cm, selama 2 j am dan terjadi
2 x setahun]
Luas Genangan 76% - 100% area terjadi genangan >30cm, > 2 jam
2. Ketidaktersediaan Drai�ase
J enis pemeliharaan
saluran drainase
B Pemeliharaan ru tin
Pemeliharaan berkala
yang dilakukan
D
pad a 5 1 % - 7 5% area memiliki drainase lingkungan yang
Saluran Lokal
Saluran beton
tidak terhubung
25% - 50% area memiliki sistem pengelolaan air
dengan tangki
limbah yang tidak sesuai, standar teknis
septik / IPAL)
Mohan dapat dilampirkan 1 dokumen memperlihatkan j menjelaskan sistem
persyaratan teknis
persyaratan teknis
sarana pengolahan air limbah pada lokasi yang tidak memenuhi persyaratan
tenis.
skala Iingkungan
persyaratan teknis
persyaratan teknis
persyaratan teknis.
Prasarana
Pengelolaan
Persampahan yang
dilakukan
tidak terpelihara
kebakaran
kebakaran
ada
kebakaran
kebakaran
Mohon dapat dilampirkan 1 foto yang sumber pasokan air untuk pemadaman
di lokasi.
1 . 2 . PROSEDUR PENDATAAN
Kabupaten/Kota
. -������: }�:��;)
Kecamatan/Distrik
Penjelasan Forma:--·· . ·
,
1 j!J Rekapitulasi Tingkat
Kecamatan/Distrik
Pendataan i
...................................... _)'vi,$,·
Kelurahan/Desa
Kelurahan/Desa
Pendataan __ \t�tf�t•
RW
-�
Penjelasan &
Lokasi
WALIKOTA TUAL,
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA TUAL
NOMOR 05 TAHUN 2 0 1 7
TANGGAL 05 MEI 2 0 1 7
; . '; :
. : -INDIKATOR · PARAME',f�R'
.. . . ... , .... ; .
,.,,., ., ·.·
konsep identitas
lingkungan, konsep
orientasilingkungan,
unit/Ha
. '
.
rriiA:J , . ,SUMBER :
'PARAMETER ' .
.
' . . ,
· 'DJ\TA '
.···
prasarana/ sarana
umum
., keselamatan bangunan
gedung
• 25% - 50% bangunan
• kesehatan bangunan
pada lokasi tidak
gedung 1
memenuhi
• kenyamanan bangunan
persyaratan teknis
gedung
• kemudahan bangunan
gedung
terlayani oleh
1
jaringan jalan
2.
lingkungan
KONDISI JALAN
• 76% - 100% area
LINGKUNGAN
memiliki kualitas
5
permukaan jalan
memiliki kualitas
1
permukaan jalan
yang buruk
tidak dapat
5
mengakses air minum
Masyarakat pada lokasi
yangaman
perumahan dan ---------------------------- -------
a. • 5 1 % - 75% populasi Wawancara,
permukiman tidak dapat
Ketidaktersediaa tidak dapat Format
mengakses air minum yang 3
n AksesAman mengakses air minum Isian,
memiliki kualitas tidak
AirMinum yangaman Observasi
berwarna, tidak berbau, ---------------------------- -------
• 25% - 50% populasi
dan tidak berasa
tidak dapat
1
3. mengakses air minum
KONDISI yangaman
PENYEDIAAN AIR
• 76% - 100% populasi
minimalnya
"\·•,
·.·.' '.· ..
. · : . :PATA
· : ' . :·.· : ;t" ··,:. ' . . • . ' , .
terjadi genangan
5
Jaringan drainase >30cm, > 2 jam dan >
2 x setahun
tidak tersedia 5
Tidak tersed.ianya saluran
drainase lingkungan Wawancara,
drainase lingkungan pada
b. • 5 1 % - 75% area tidak Format
lingkungan perumahan
Ketidaktersediaan tersedia drainase 3 lsian, Peta
atau permukiman, yaitu
Drainase lingkungan RIS,
saluran tersier dan/atau
• 25% - 50% area tidak Observasi
saluran lokal
tersedia drainase 1
lingkungan
lingkungan tidak
5
terhubung dengan
Saluran drainase
hirarki di atasnya
lingkungan tidak Wawancara,
c.
• 5 1 % - 75% drainase
Ketidakterhubun terhubung dengan saluran Format
lingkungan tidak
gan dengan Sistem pada hirarki di atasnya 3 Isian, Peta
4. terhubung dengan
Drainase sehingga menyebabkan air RIS,
KONDISI hirarki di atasnya
Perkotaan
tidak dapat mengalir dan Observasi
DRAINASE
• 25% - 50% drainase
menimbulkan genangan
LINGKUNGAN
lingkungan tidak
1
terhubung dengan
hirarki di atasnya
memiliki drainase
5
Tidak dilaksanakannya lingkungan yang
memiliki kualitas
5
kontrsuksi drainase
lingkungan buruk
Kualitas konstruksi
• 5 1 % - 75% area Wawancara,
e. drainase buruk, karena
memiliki kualitas Format
Kualitas berupa galian tanah tanpa 3
kontrsuksi drainase Isian, Peta
Konstruksi material pelapis atau
lingkungan buruk RIS,
Drainase penutup maupun karena
----------------------------
• 25% - 50% area Observasi
telah terjadi kerusakan
memiliki kualitas
lingkungan buruk
•( .
.
' !..... " • ' " o .(. '. :
, I� . . .
SUMB�R·
: .. '\:�PEK·.
:INQ�T4:>R :
·•.· . . . . . ·� ; . . . � .·
iDATA
komunal maupun 1
5. lim bah yang tidak
terpusat.
KONDISI sesuai standar teknis
5
b. limbah pada lokasi lim bah tidak sesuai
3 Isian, Peta
Limbah Tidak tidak terhubung limbah tidak sesuai
RIS,
Sesuai dengan dengan tangki septik; persyaratan teknis
Observasi
Persyaratan • tidak tersedianya • 25% - 50% area
1
limbah setempat atau limbah tidak sesuai
sampah terpadu
lingk:ungan.
persampahan tidak
/
� ..
,·
' . ' ·
. ; '
,
.
··.'. -:
·Sill4BER
: : : :A.S P E � 'INDIKA'WR
PARAMETER
HIL AI .
l<f·
.··.:�TERIA
; i'
;� . .
·-1.
.. . :, . . '· , . . . .; DATA,
..··
l\:igkungan;
• pengolahan
lingkungan
memiliki sarpras
Tidak dilakukannya 5
persampahan yang
pemeliharaan sarana dan
c. tidak terpelihara
prasarana pengelolaan ---------------------------- ------- Wawancara,
Tidakterpelihara • 51% - 75% area
persampahan pada Iokasi Format
nya Sarana dan memiliki sarpras
perumahan atau 3 Isian, Peta
Prasarana persampahan yang
permukiman, baik: RIS,
Pengelolaan tidak terpelihara
• pemeliharaan rutin; Observasi
---------------------------- -------
Persampahan • 25% - 50% area
dan/atau
memiliki sarpras
• pemeliharaan berkala 1
persampahan yang
tidak terpelihara
yaitu: kebakaran
a. ---------------------------- ------- Wawancara,
• pasokan air; • 51% - 75% area tidak
Ketidaktersediaan Format
• jalan lingkungan; memiliki prasarana 3
Prasarana Isian, Peta
• sarana komunikasi; proteksi kebakaran
Proteksi ------- RIS,
----------------------------
• data sistem proteksi
Kebakaran Observasi
kebakaran • 25% - 50% area tidak
PROTEKSI kebakaran
KEBAKARAN
Tidak tersedianya sarana • 76% - 100% area
.. peralatan pendukung
proteksi kebakaran
lainnya
kabupaten/kota
1 5 1 - 200 Jiwa/Ha
---------------------------- -------
I
'i. .,
:sUM�iR
' , ·PARAMETER
.IN�IK.t\'.l'OR ·
. D A T A . ,
' · ;.
kepadatan penduduk
masyarakat dalam
mendukung
c. pembangunan; Wawancara,
warisan budaya
masyarakat setempat
9.
bentuk perjanjian
tanah dengan
• Keseluruhan lokasi
7 1 - 95 Kumuh Berat x x x x x x
45 - 70 Kumuh Sedang x x x x x x
1 9 - 44 Kumuh Ringan x x x x x x
Pertimbangan Lain
Le�tas Laban
NOMOR 05 TAHUN 2 0 1 7
TANGGAL 05 MEI 2 0 1 7
WALIKOTA TUAL
PROVINS! MALUKU
NOMOR TAHUN .
TENTANG
DI KOTATUAL
WALIKOTA TUAL,
dengan KeputusanWalikota.
Nomor 4 4 2 1 ) ;
Indonesia Nomor 4 7 3 9 ) ;
Nomor 4747);
11. Undang-Undang Nomor 31 · Tahun 2009 tentang
Indonesia Nomor 5 0 5 9 ) ;
Nomor 5 1 8 8 ) ;
"'
Nomor 1 0 1 4 ) ;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
di tetapkan.
Ditetapkan di Tual
pada tanggal .
WALIKOTA TUAL,
Tepi Air
2. Kiom Permukiman Kumuh Di 0.7 Berat Tinggi T. Legal l-C6 atau Legalisasi Lahan
Tepi Air
4. Masrum Permukiman Kumuh Di 1.9 Se dang Tinggi T. Legal 2-B6 atau Legalisasi Lahan
Tepi Air
Tepi Air
Tepi Air
8. Taar Lingk. 1&2 Permukiman Kumuh di 2.85 Berat Sedang T. Legal 4-C4 atau Legalisasi Lahan
Tepi Air
Tepi Air
12. Werhir Lingk. 1 Permukiman Kumuh di 1.8 Berat Tinggi T. Legal 1-C6 atau Legalisasi Lahan
13. Werhir Lingk. 2 Permukiman Kumuh di 1.46 Ringan Tinggi Legal 3-AS Peremajaan
Dataran Rendah
14. Fiditan Permukiman Kumuh di 44.8 Sedang Sedang Legal 5-83 Peremajaan
Tepi Air
15. Mangon Permukiman Kumuh di 25.7 Sedang Sedang Legal 5-83 Peremajaan
Tepi Air
16. Fair Permukiman Kumuh di 7.20 Sedang Sedang Legal 5-83 Peremajaan
Atas Air
Luas Total 1 4 1 . 0 9 Ha