Anda di halaman 1dari 54

PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN ANAK

PRESPEKTIF AL-QUR’AN
(Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah )

Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
(M. Pd) Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:
RABIATUL ADAWIYAH
NIM :219430274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1443 H/ 2022 M
PERAN AYAH DALAM PENDIDIKAN ANAK
PRESPEKTIF AL-QUR’AN
(Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah )

Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan (M. Pd) Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Rabiatul Adawaiyah
NIM: 219430274

Pembimbing:
Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag
Dr. H. Muh. Ubaidillah Al Ghifary S., Lc, M.P.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
1443 H/2022 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan judul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Prespektif Al-
Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah )” yang disusun
oleh Rabiatul Adawiyah dengan NIM 219043274 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing, telah memenuhi syarat
ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag Dr. H. Muh. Ubaidillah Al Ghifary S., Lc,
M.P. I
Tanggal: 4 September 2021 Tanggal: 28 November 2021
LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Tesis dengan judul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Prespektif Al-
Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah)” oleh Rabiatul
Adawiyah dengan NIM 219043274 telah diujikan di sidang munaqasyah
Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal :
Tesis tersebut telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M. Pd) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

No Nama Jabatan dalam Tim Tanda Tangan


1. Dr. H. Muhammad Ketua
Azizan Fitriana, MA
2. Dr. KH. Abdul Halim Sekretaris
Shaleh, M.M
3. Dr.KH Ahmad Munif Anggota/Penguji I
Suratmaputra MA
4. Dr. Syahida Rena MEd Anggota/Penguji II

5. Dr. Romlah Widayati, Anggota/Pembimbing I


M. Ag
6. Sr. Muh. Ubaidillah Anggota/Pembimbing
Alghifary Slamet, lc., II
M.P.I

Jakarta, 18 Januari 2022

Mengetahui,

Direktur Pascasarjana IIQ Jakarta

Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA


PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Rabiatul Adawiyah
NIM : 219043274
Tempat/Tgl Lahir : Purba Lamo, 11 Juli 1996
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak
Prespektif Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah)”
adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah
disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya.

Jakarta, 18 Januari 2022


Yang membuat pernyataan,
Materai 6000

Rabiatul Adawiyah
NIM: 219043274

iii
ABSTRAK

Rabiatul Adawiyah (NIM 219430274). Judul Tesis “Peran Ayah Dalam


Pendidikan Anak Presfektif Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir
Al-Mishbah)” Program Studi Pendidikan Agama Islam. Program Pascasarjana
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, tahun 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa akhlak ayah dalam
mendidik anak dalam tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâẖ, menganalisa
jenis pendidikan yang diajarkan ayah dalam tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâẖ, dan menganalisa peran ayah dalam pendidikan anak persfektif Al-
Qur’an telaah tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâẖ.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka (library research)
dengan menggunakan data primer tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâẖ.
Adapun langkah pokok analisis data dalam penelitian ini diawali dengan
inventarisasi teks berupa ayat-ayat, mengkaji teks, melihat historis ayat-ayat
dan melihat hadits-hadits. Selanjutnya diinterpretasikan secara objektif dan
dituangkan secara deskriptif kemudian ditarik beberapa kesimpulan secara
deduktif.
Hasil penelitian tesis ini menunjukkan bahwa 1) Akhlak ayah dalam
mendidik anak dalam tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâẖ adalah
berwasiat, kasih sayang kepada anak dengan panggilan yâ bunayya (wahai
anakku), bersyukur, tidak memberatkan anak dan calon menantu, dan berdo’a,
2). Jenis pendidikan yang diajarkan ayah dalam tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâẖ adalah pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, pendidikan
ibadah/muamalah, pendidikan komunikasi, dan pendidikan intelektual, dan 3).
Peran ayah dalam pendidikan anak persfektif Al-Qur’an telaah tafsir Ibnu
Katsîr dan tafsir al-Mishbâẖ adalah menjadi teladan yang baik bagi anak,
menjaga keluarganya dari api neraka dan mengajaknya masuk syurga, dan
mencarikan pendamping yang baik untuk anak dan menikahkannya.

Kata Kunci: Peran Ayah, Pendidian Anak, Al-Qur’an

iv
‫امللخص‬
‫ربيعة العدوية‪( ،‬رقم الطالبة‪ (219430274 :‬عنوان البحث" دور األب يف تربية األوالد‬
‫عند القرآن (دراسة يف تفسر ابن كثي وتفسر الصباح)‪ .‬برانمج دراسة الرتبية اإلسالمية‪ .‬برانمج‬
‫الدراسات العليا جامعة علوم القرآن جباكرات‪ ،‬سنة ‪.2021‬‬
‫والغرض يف هذا البحث هو حتليل أخالق األب يف تربية األوالد يف تفسر ابن كثي وتفسر‬
‫الصباح‪ ،‬وحتليل أنواع الرتبية اليت يعلمها األب يف يف تفسر ابن كثي وتفسر الصباح‪ ،‬وحتليل‬
‫معرفة دور األب يف تربية األوالد عند القرآن (دراسة يف تفسر ابن كثي وتفسر الصباح)‪.‬‬
‫يستخدم هذا البحث حبثا مكتبيا ابستخدام العلومات األوىل هي تفسي ابن كثي وتفسي‬
‫الصباح‪ .‬وأما اخلطوة األساسية هي حتليل العلومات يف هذا البحث يبدأ جبرد النصوص من‬
‫اآلايت العينة‪ ،‬ودراسة نصوصها‪ ،‬وبصر اتريخ اآلايت و األحاديث‪ .‬وبعد ذلك تفسرها‬
‫مبوضوعية‪ ،‬ومث تكتب بوصفي ويستخلص بعض االستنتاجات بشكل استنتاجي‪.‬‬
‫دلت نتائج هذا البحث على أن ‪.)1‬أخالق األب يف تربية األوالد يف تفسر ابن كثي‬
‫وتفسر الصباح هي الوصية‪ ،‬والرمحة إىل الولد بنداء "ايبين"‪ ،‬والشكر‪ ،‬وعدم إعطاء الشقة على‬
‫الولد والرشح لزوج بنته‪ ،‬والدعاء‪ ،‬و‪ .)2‬وأنواع الرتبية اليت يعلمها األب يف تفسر ابن كثي وتفسر‬
‫الصباح هي تربية التوحيد‪ ،‬وتربية األخالق‪ ،‬وتربية العبادة\العاملة‪ ،‬وتربية الواصالت‪ ،‬وتربية‬
‫العقل‪ ،‬و‪ .)3‬دور األب يف تربية األوالد عند القرآن (دراسة يف تلك يف تفسر ابن كثي وتفسر‬
‫الصباح) هو يكون قدوة حسنة للولد‪ ،‬ووقاية األهل من النار ودعوهتم إىل اجلنة‪ ،‬و حبث الرافق‬
‫احلسن للولد ونكاحه وتزوجيه‪.‬‬

‫الكلمات الرئيسية‪ :‬دور األب‪ ،‬تربية األوالد‪ ،‬القرآن‬

‫‪v‬‬
ABSTRACT

Rabiatul Adawiyah (NIM 219430274) Thesis title “The Role of Fathers in


Al-Qur’an Perspective Children’s Education (Study In Tafsir Ibn Kathir and
Tafsir Al-Mishbah) Islamic Religious Education Study Program. Postgraduate
Program of the Institute of Al-Qur’an Sciences (IIQ) Jakarta, 2021.
This study aims to analyze the morals of fathers in educating children
in Tafsir Ibn Kathir and Tafsir Al-Mishbah, analyze the type of education
taught by fathers in Tafsir Ibn Kathir and Tafsir Al-Mishbah, and analyze the
role of fathers in children’s education. The verse.
This research uses library research method using primary data of Ibnu
Katsr’s interpretation and al-Mishbah’s interpretation). The main steps of data
analysis in this study begin with an inventory of texts in the form of verses,
reviewing texts, looking at historical verses and looking at hadiths.
Furthermore, it is interpreted objectively and described descriptively and then
drawn some deductive conclusions
The results of this thesis research show that 1) Father’s morals in
educating children in Tafsir Ibn Kathir and Tafsir Al-Mishbah are wills, love
for children with the call yâ bunayya (O my son), grateful, not burdensome to
children and prospective in-laws, and pray, 2). The types of education taught
by the father in Tafsir Ibn Kathir and Tafsir Al-Mishbah are monotheism
education, moral education, worship/muamalah education, communication
education, and intellectual education, and 3). The role of fathers in children’s
education from the perspective of the Qur’an examining these In Tafsir Ibn
Kathir and Tafsir Al-Mishbah is to be a good role model for children, protect
their families from hellfire and invite them to go to heaven, and find a good
companion for children and marry them off.

Keywords: Father’s Role, Children’s Education, Al-Qur’an

vi
PERSEMBAHAN

Alẖamdulillâh hanya kepada Allah-lah lantunan puja dan puji syukur

penulis haturkan atas terselesaikannya penulisan karya tulis ini. Hanya tesis

inilah yang dapat penulis persembahkan untuk:

1. Ayahanda Muhammad Batubara (Alm) dan Ibunda Rosdiana Lubis

yang tanpa kenal lelah selalu mencurahkan do’a dan kasih sayangnya.

2. Bouk tersayang (Nur Bainah Batubara)

3. Kakak dan Abang tersayang (Nurani SP. d, Ahmad Ridhoan, Nur

Hayati, Ahmad Rifai (Alm), Ahmad Riadi MP. d, Nur Lela Sari SP.d.

I, Ahmad Sulaiman)

4. Adek tersayang (Syarif Hidayatullah Batubara), serta keluarga yang

telah memberikan support dan motivasi yang luar biasa.

5. Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag dan bapak Dr. H. Muh. Ubaidillah

Al Ghifary S., Lc, M.P.I selaku pembimbing, yang senantiasa bersabar,

ikhlas dan selalu mencurahkan pikiran, tenaga dan do’anya.

vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim. Rasanya tidak ada sesuatu yang layak
dilakukan dalam kesempatan ini selain memanjatkan puja dan puji serta rasa
syukur kehadirat Allah SWT atas maunah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak
Prespektif Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah)”
Shalawat dan salam semoga disampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya serta para pecinta Al-Qur’an.
Dalam penyelesaian tesis ini, tidak terlepas dari berbagai pihak yang
mendukung secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Pjs. Rektor IIQ Jakarta, Dr. Hj. Nadjematul Faizah, S.H., M. Hum.,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut
ilmu di kampus Pascasarjana IIQ Jakarta.
2. Direktur Pascasarjana IIQ Jakarta, Dr. Muhammad Azizan Fitriana,
M.A., yang telah meluangkan waktu dan tenaga kepada penulis untuk
memberikan surat keterangan dan dukungan selama penelitian
berlangsung.
3. Kepala program Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IIQ Jakarta
yang telah memberikan semangat, serta memberikan nasihat-nasihat
dalam menyempurnakan tesis ini.
4. Dosen pembimbing I Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag meluangkan
waktuya untuk bersedia membimbing penelitian ini dari perkuliahan
metodologi penelitian hingga akhir penulisan tesis ini.

viii
5. Dosen pembimbing II Dr. Muẖammad Ubaidillah Alghifary Slamet,
Lc, M. P. I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing
penulis hingga tahap akhir ini.
6. Perpustakaan IIQ Jakarta sebagai jantung kampus yang telah
memberikan berbagai fasilitas seperti reverensi buku, wifi, dan tempat
yang nyaman dalam penulisan tesis.
7. Seluruh dosen prodi program Pendidikan Agama Islam Pascasarjana
IIQ Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama
proses perkuliahan. Semoga ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat
dan menjadi amal jariyah.
8. Seluruh staf Pacasarjana IIQ Jakarta yang telah membantu penulis
dalam proses administrasi penyelesaian tesis ini.
9. Kepala Perputakaan Pascasarjana IIQ Jakarta beserta seluruh staf yang
telah membantu penulis dalam menemukan bahan yang dibutuhkan
dalam tesis ini.
10. Orang tua penulis, Ayah Muhammad Batubara dan Ibu Rosdiana Lubis
yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan penuh
baik berupa materil, moril, dan doa, sehingga penulis dapat
melanjutkan ke jenjang magister sampai lulus. Kemudian kepada
saudara-saudara peneliti, yaitu kakak Nur ‘Aini SP. d, abang Ahmad
Riduan, kakak Nur Hayati, abang Ahmad Rifai, abang Ahmad Riadi,
MA, kakak Nur Lela Sari, SP.d. I, abang Ahmad Sulaiman, dan adek
Syarif Hidayatullah, yang telah menjadi penyemangat peneliti dalam
menyelesaikan tugas.
11. Teman-teman Magister Pendidikan Agama Islam IIQ Jakarta
khususnya penulis terimakasih kepada kak Umi Walidah, kak Ridha
Rifani, kak Suci Nurmaya Sari, Ibu Wiguna Yuniarsih, pak Ikbar Fauzi
dan pak Riyad al-Aziz, dan teman-teman seperjuangan yang senantiasa

ix
memotivasi dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan penelitian
ini.
12. Seluruh pihak yang mendoakan dan mendukung peneliti dalam
menyelesaikan penelitian ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu
persatu, namun tidak mengurangi rasa Syukur dan terimakasih penulis
kepada semuanya. Semoga Allah SWT. membalas kebaikan semua.
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa keilmuan dan wawasan
penulis masih amat sedikit, sehingga penelitian ini ada kekurangan, namun
peneliti berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada untuk
menyelesaikan tesis ini. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik dari
pembaca untuk kesempurnaan tulian ini.
Penulis berharap penelitian ini dapat dilanjutkan dengan penelitian
berikutnya yang dapat menyempurnakan penelitian ini. Semoga penelitian ini
menjadi amal jariyah penulis dan seluruh elemen yang berkontribusi dalam
penelitian. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan sebaik-
baiknya balasan.

Jakarta, 18 Januari 2022

Rabiatul Adawaiyah

x
DAFTAR ISI

Persetujuan Pembimbing ................................................................................. i


Pengesahan Penguji ........................................................................................ ii
Pernyataan Penulis ......................................................................................... iii
Abstrak .......................................................................................................... iv
Persembahan .................................................................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................. viii
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xiv
Pedoman Transliterasi ...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1
B. Permasalahan .......................................................................................9
1. Identifikasi Masalah ........................................................................ 9
2. Pembatasan Masalah ....................................................................... 7
3. Perumusan Masalah ........................................................................7
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................10
D. Kegunaan Penelitian ..........................................................................10
E. Kajian Pustaka ...................................................................................12
F. Metodologi Penelitian ........................................................................17
G. Sistematika Penulisan ........................................................................22
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ayah Sebagai Pendidik Keluarga .....................................................24
1. Pengertian Pendidik ......................................................................24
2. Langkah-langkah Pendidikan Anak ..............................................29
3. Kedudukan Ayah Dalam Pendidikan Anak .................................35
a. Sebelum Kelahiran ...................................................................35
b. Sesudah Kelahiran ....................................................................43

xi
4. Landasan Pendidikan Islam ..........................................................51
B. Peran Ayah Dalam Prespektif Al-Qur’an ..........................................56
1. Pengertian Peran ...........................................................................56
2. Kedudukan Ayah Dalam Keluarga ...............................................57
3. Kedudukan Ayah Dalam Al-Qur’an .............................................65
4. Peran ayah Dalam Pendidikan Keluarga .......................................67
5. Pendidikan Anak Dalam Keluarga ................................................70
BAB III MENGENAL TAFSÎR IBNU KATSÎR DAN TAFSIR AL-
MISHBÂH

A. Mengenal Ibnu Katsîr ..........................................................................78


1. Mengenal Ibnu Katsîr.......................................................................78
a. Nasab dan Keturunannya ............................................................78
b. Riwayat Pendidikan, Guru dan Muritnya ...................................80
c. Pujian Para Ulama Terhadapya ..................................................81
d. Karya-karyanya........................................................................... 84
2. Mengenal Tafsîr Ibnu Katsîr ............................................................87
a. Penyebutan Tafsîr Ibnu Katsîr ....................................................87
b. Manhaj Tafsîr Ibnu Katsîr ..........................................................91
c. Corak Tafsîr Ibnu Katsîr ............................................................95
d. Kelebihan dan Kekurangannya .................................................103
3. 17 Ayat yang Terdapat Dalam Beberapa Surat dari Al-Qur’an ....106
4. Tafsir 17 Ayat Menurut Ibnu Katsîr .............................................109
B. Mengenal Tafsir al-Mishbâẖ ...............................................................150
1. Mengenal Prof. Dr. M. Quraisy Syihab .........................................150
a. Nasab dan Keturunannya ..........................................................150
b. Riwayat Pendidikan, Guru dan Muritnya ..................................151
c. Karya-karyanya..........................................................................154
2. Mengenal Tafsir al-Mishbâẖ ..........................................................157
a. Penyebutan Tafsir al-Mishbâẖ ...................................................157
b. Manhaj Tafsir al-Mishbâẖ .........................................................163
c. Corak Tafsir al-Mishbâẖ ............................................................165
d. Kelebihan dan Kekurangannya ..................................................169
3. Tafsir 17 Ayat Menurut M. Quraish Shihab...................................171
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

xii
A. Akhlak Ayah Mendidik Anak dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir
Al-Mishbah ..................................................................................198
1. Berwasiat ..................................................................................199
2. Kasih Sayang Kepada Anak Dengan Panggilan “Yabunayya”
.................................................................................................204
3. Bersyukur .................................................................................208
4. Tidak memberatkan anak dan calon menantu ..........................210
5. Berdo’a .....................................................................................211
B. Jenis Pendidikan yang Diajarkan Ayah dalam Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah ........................................................................213
1. Pendidikan Tauhid...................................................................213
2. Pendidikan Akhlak ..................................................................226
3. Pendidikan Ibadah/Muamalah .................................................233
4. Pendidikan Komunikasi ..........................................................240
5. Pendidikan Intelektual .............................................................245
C. Peran Ayah dalam Pendidikan Anak Prespektif Al-Qur’an Telaah
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah ...................................248
1. Menjadi Teladan yang Baik Untuk Anak ................................249
2. Menjauhkan Keluarga Dari Api Neraka Dan Mendidik Anak
Masuk Syurga ..........................................................................250
3. Mencarian Pendamping Hidup dan Menikahkan Anak .........252
BAB V
A. Kesimpulan ..................................................................................256
B. Saran ............................................................................................256
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LANPIRAN
CURRICULUM VITAE

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tafsîr Ibnu Katsîr .......................................................................103


Tabel 3.2 17 Ayat yang Terdapat Dalam Beberapa Surat Dari Al-Qur’an 106
Tabel 3.3 Tafsir al-Mishbâẖ .......................................................................169
Tabel 4.1 Akhlak Ayah Mendidik Anak Dalam dalam Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah .....................................................................212
Tabel 4.2 Jenis Pendidikan yang Diajarkan Ayah Dalam dalam Tafsir Ibnu
Katsir dan Tafsir Al-Mishbah ....................................................248
Tabel 4.3 Peran Ayah dalam Pendidikan Anak Prespektif Al-Qur’an Telaah
Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah .................................255

xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi adalah penggantian huruf atau abjad dari satu abjad ke
abjad lain. Berikut pedoman transliterasi penulisan tesis di Institut Ilmu Al-
Qur’an Jakarta dalam penulisan tesis di Program Pascasarjana IIQ Edisi Revisi
2020:

1. Konsonan

‫ا‬ :a ‫ط‬ : th

‫ب‬ :b ‫ظ‬ : zh

‫ت‬ :t ‫ع‬ :´

‫ث‬ : ts ‫غ‬ : gh

‫ج‬ :j ‫ف‬ :f

‫ح‬ :h ‫ق‬ :q

‫خ‬ : kh ‫ك‬ :k

‫د‬ :d ‫ل‬ :l

‫ذ‬ : dz ‫م‬ :m

‫ر‬ :r ‫ن‬ :n

‫ز‬ :z ‫و‬ :w

‫س‬ :s ‫ه‬ :h

‫ش‬ : sy ‫ء‬ :‘

‫ص‬ : sh ‫ي‬ :y

‫ض‬ : dh

xv
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah :a ‫ آ‬: â ‫ ي‬:ai

Kasrah :i ‫ي‬: î ‫ و‬: au

Dhammah : u ‫ و‬:û

3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif-lam (‫ )ا ل‬qamariyah, Kata
sandang yang diikuti oleh alif-lam qamariyah ditransliterasikan
dengan bunyinya. Contoh:
‫البقرة‬ : al-Baqarah ‫المدينه‬ : al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh alif-lam (‫ )ا ل‬Syamsiah. Kata


sandang yang diikuti oleh alif-lam syamsiah ditransliterasikan
sesuai dengan yang digariskan di depan dan sesuai dengan
bunyinya. Contoh:
‫الرجل‬ : ar-rajul ‫السيدة‬ : as-Sayyidah
‫الشمس‬ : asy-syams ‫الدارمي‬ : ad-Dârimî

c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau Tasydid dalam sistem aksara Arab digunakan
lambing ( ), sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang
bertanda tasydid. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydid
yang berada ditengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsyiyah.

xvi
Contoh:
ِ ‫آمنَّا ِبا‬
‫للا‬ : Âmannâ billâhi

‫آمن السُّفهاء‬ : Âmana as-Sufahâ’u

‫ِإ َّن الَّ ِذيْن‬ : Inna al-ladzîna

‫الر َّك ِع‬


ُّ ‫و‬ : wa ar-rukka’i

d. Ta Marbuthah (‫)ة‬

Ta Marbuthah (‫ )ة‬apabila berdiri sendiri, waqap atau diikuti


kata difat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi
huruf “h”. Contoh:
ِ‫كرامة ْاْل ْولِياء‬ : Karâmah al-auliyâ’

ِ ْ ‫ الجا مِ عة‬: al-Jâmi’ah al-Islâmiyyah


‫اْلسْلمِ يَّة‬

Sedangkan Ta Marbuthah (‫ )ة‬yang diikuti atau disambungkan


(di-wasl) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan
menjadi huruf “t”. Contoh:

ِ ‫عا مِ لةٌ ن‬
‫اصبة‬ : ‘Âmilatun Nâshibah

ْ ‫اآلية ْالكبر‬
‫ى‬ : al-Âyat al-Kubrâ

e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf capital, akan
tetapi apabila dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan
yang Disemburnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti
penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan,
nam diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD
berlaku pula pada alih aksara ini, seperti cetak miring (italic)
atau cetak tebal (bold) danketentuan lainnya. Adapun untuk

xvii
nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang
ditulis capital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya.
Contoh: ‘Alî Hasan al-‘Âridh, al- ‘Asqallânî, al-Farmawî dan
seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur’an dan nama
surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur’an, Al-
Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Rumah tangga adalah unit atau instistusi terkecil dalam masyarakat
yang berfungsi sebagai sarana kehidupan yang bahagia, nyaman, dan
melimpahkan kasih sayang sepenuh hati di dalam anggota keluarga.1
Satu keluarga terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak-anak. Program
pendidikan anak-anak harus dimulai dari lingkungan keluarga. Pendidikan
adalah pondasi awal kemajuan keluarga peradaban bangsa yang bermartabat.2
Pendidikan sebagai awal mula pembangunan harus dijadikan program yang
pertama untuk membangun sumber daya manusia unggul dan berdaya saing.3
Dalam rumah tangga, anak adalah anugrah terbesar yang diberikan
Allah SWT kepada suami istri, Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa anak
sebagai perhiasan hidup, dan kebahagiaan untuk ayah ibunya.4 Tetapi
terkadang anak juga menjadi lawan kepada orang tuanya. Sebab dipengaruhi
oleh banyak faktor dan tidak bisa lepas dari peran seorang ayah. Cara mendidik
anak-anak dirumah adalah salah satu penentu keberhasilan anak-anak.
Namun jika ayah ibunya tidak dapat mendidiknya dengan benar,
seorang anak bisa jadi penentang bahkan jadi lawan bagi mereka, kita ketahui
bahwa pengasuhan terhadap anak terkadang sering dibebankan hanya kepada
seorang ibu saja, keadaan tersebut disebabkan ibu yang telah bersusah payah

1
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang
Press, 2008), h. 37
2
Helmawati, Pendidikan Keluarga teoritis Dan Praktis, Cet. 2, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2016), h.1
3
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 11, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1991) 2012), h. 47
4
M. Quraish Shihab, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan (Bandung: Mizan,
1994), h. 261

1
2

mengandungnya sampai menyusuinya selama dua tahun. Oleh sebab itulah


seorang ibu sangat mengerti kondisi kebutuhan dan keadaan putra putri
mereka, bahkan dia mampu melihat dan cepat menanggapi apakah anaknya
hendak menangis, lapar atau gembira yang hanya dengan melihat gerak gerik
dari anak-anaknya.5
Hal di atas sesuai dengan kata seorang penyair di bawah ini, hafizh
Ibrâhîm berkata:
6 ٌ ‫(الل ُّم مدرسة ِإذا أعددتها أعددت شعبا ً ط ِيب االعر‬:‫ويقول حا ِفظ ِإبْرا ِهيم‬
)‫اق‬

“Hâfizh Ibrâḥîm berkata: “Seorang ibu adalah sekolah. Jika


seseorang mempersiapkannya, maka dia akan mempersiapkan orang-
orang yang baik dari berbagai ras”.
Juga syair dari Abû al-‘Alâ al-Ma’arrî
‫كرم وا ِلديك به واْل َّم أولى ِبإكراِم‬
ِ ‫(العيش ماض فأ‬:‫ويق ْول أبو العلء المع ِري‬
7
)‫حسان‬
ِ ‫و ِإ‬

“Abû al-‘Alâ al-Ma’arî berkata: “Hidup adalah masa lalu, jadi


hormati kedua orang tuamu dengannya dan ibu lebih pantas
mendapatkan kehormatan dan kebaikan.”

Keadaan ini dijadikan salah satu alasan agar seorang ayah tidak ikut
berperan dalam mendidik anak di dalam sebuah rumah tangga. Padahal
seorang ayah ditemukan sangat berperan penting dalam pendidikan anak dalam
ilmu psikologi modern. Maka anak akan mengalami ketidak sesuaian dalam
pertumbuhan dan perkembangan dikarenakan tidak adanya keperdulian atau
rasa kasih dari seorang ayah, dan juga dapat mempengaruhi kelemahan di

5
Save M. Dagun, Psikologi Keluarga (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 8
Muẖammad Alî Hasyîmi, Kepribadian Wanita Muslimah Menurut Al-Qur’an dan
6

as-Sunnah, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1997), h. 195


7
Muẖammad Alî Hasyîmi, Kepribadian Wanita Muslimah Menurut Al-Qur’an dan
as-Sunnah, h. 195
3

bidang pendidikan, tertundanya aktivitas bermasyarakat dan dapat menjadi


kabur dalam maskulin seorang anak laki-laki.8
Peran ayah pada tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak adalah
membantu ibu memberikan perawatan.9 Namun setelah itu ayah menjadi
kepala keluarga yang berwibawa dan mempertahankan serta melindungi
kehidupan keluarga, dan ayah harus bekerja mencari kebutuhan keluarganya,
tidak jarang seorang ayah menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk hal
tersebut, sehingga waktu ayah untuk bermain, membimbing, memotifasi, dan
mendidik anak-anaknya sangat sedikit.
Peran ayah mengalami pergeseran sejalan dengan perkembangan dan
perubahan masyarakat, perubahan yang terjadi di masyarakat, baik secara
demografi, sosial, ekonomi, dan juga budaya telah menyebabkan terjadinya
pergeseran peran dan tanggung jawab ayah dan ibu dalam keluarga. Pada abad
ke-17 dan 18 M, karakter dan peran yang dilekatkan padanya adalah sebagai
seorang guru dan pembimbing moral bagi anaknya. Pada era industrialisasi
semakin berkembang peran ayah bergeser menjadi pencari nafkah saja, dan
pada tahun 1930 dan 1940an peran ayah mengalami perubahan yang lebih
ditekankan pada ayah sebagai model atau contoh dalam kapasitasnya sebagai
laki-laki dengan segala karakter maskulin yang melekat padanya. Hal ini
disebabkan karena dunia saat itu mengalami guncangan secara ekonomi dan
sosial akibat terjadinya perang dan krisis ekonomi juga kemanusiaan. Dan
akhirnya, pada pertengahan 1970 an, peran ayah telah bergeser dengan lebih
ditekankan sebagai orang tua pengasuh yang terlibat aktif dan intensif dalam
perkembangan anak-anaknya.10

8
Save M. Dagun, Psikologi Keluarga, h. 13
9
Elia Heman, Peran Ayah Dalam Mendidik Anak, 2000, tth, h. 105
10
Bunyanul Arifin, Super Dad Zaman Now, Peran dan Tanggung Jawab Ayah dalam
Pendidikan, (Jakarta Aelatan: Al-Mawardi Prima, 2018), h. 11
4

Dengan berkembangnya dunia industri yang telah merambah ke


berbagai tempat hingga ke desa-desa, maka seorang ayah tidak saja harus
meninggalkan rumahnya, dalam perkembangannya lebih lanjut. Ternyata
bukan hanya laki-laki saja yang tidak harus meninggalkan keluarga dan anak-
anaknya, bahkan para ibu yang selama ini berperan dalam pengasuhan dan
pendidikan anak di rumah pun, kini juga harus ikut bekerja di pabrik-pabrik
ataupun di kantor-kantor. Pada kondisi ini, seorang ayah harus dapat berbagi
peran secara maksimal dengan ibu dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Untuk mencetak anak-anak yang shaleh membutuhkan pendidikan


terarah yang diajarkan dalam Al-Qur’an. Pendidikan agama, pendidikan
karakter, dan pendidikan moral perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin,
sehingga karakter anak dapat terbentuk. Ini jelas keinginan orang tua dan ibu
pertiwi, Negara dan agama. Pertumbuhan kepribadian seseorang terganggu,
yang dapat disebabkan oleh rusaknya kehidupan internal keluarga secara fisik
dan mental (keluarga yang terdiri dari suami/ayah, istri/ibu, dan anak-anak
yang belum menikah). Banyak keluarga yang terbentuk tanpa persiapan yang
matang sebelumnya telah menimbulkan banyak masalah yang tidak dapat
diatasi dan menimbulkan berbagai masalah dan dampak bagi masyarakat.
Islam sendiri sangat memperhatikan hak-hak anak. Sebagai orang
dewasa, anak-anak harus dihargai. Bahkan anak-anak lebih peka terhadap
berbagai masalah sosial di lingkungannya. Oleh karena itu, pendidikan,
bimbingan dan perhatian orang tua harus lebih gencar dilakukan agar anak
dapat diterima dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Untuk
membina anak yang shaleh perlu dilakukan pendidikan yang terarah seperti
yang diajarkan oleh guru.11

11
Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang
Press, 2008), h. 301
5

Orang tua tidak bisa mencuci tangan dalam mendidik anak-anaknya,


karena sudah menjadi kepercayaan umum bahwa contoh tumbuh kembang
pendidikan anak lebih berharga dari seribu keping nasehat, agar sebuah
bangunan kokoh tidak mudah goyah.12
Seorang ayah harus mampu memperkenalkan dan membimbing anak-
anaknya untuk mengarungi dunia luar atau kehidupan bermasyarakat, tentang
nafkah keluarga, berahklah mulia, dan berkomunikasi yang baik dengan orang
lain. Selain hal itu ayah juga memiliki kewajiban utama untuk anak-anaknya,
sebagaimana yang terdapat dalam hadist Rasulullah SAW:

‫ق ْالول ِد على‬
ِ ‫ ِإ َّن ِم ْن ح‬:‫ قال‬- ‫ّللا عل ْي ِه وسلَّم‬
َّ ‫ صلَّى‬- ‫ّللا‬
ِ َّ ‫ع ْن أ ِبي هريْرة أ َّن رسول‬
13
)‫( رواه ْالب َّزار‬.‫ وأ ْن يحْ سِن أدبه‬،‫ْالوا ِل ِد أ ْن يحْ سِن اسْمه‬

“Dari Abî Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW berkata:


Kewajiban orang tua terhadap anak adalah membanguskan namanya
dan mendidik adabnya.”(HR. al-Bazzâr)
‫ّللا عل ْي ِه وسلَّم مروا‬
َّ ‫ّللا صلَّى‬
ِ َّ ‫ع ْن ع ْم ِرو ب ِْن شعيْب ع ْن أبِي ِه ع ْن ج ِد ِه قال قال رسول‬
‫صلةِ وه ْم أبْناء سب ِْع ِسنِين واض ِْربوه ْم عليْها وه ْم ابْناء ع ْشر وف ِرقوا بيْنه ْم‬
َّ ‫أ ْوالدك ْم بِال‬
14
ِ ‫فِي ْالمض‬
)ْ‫اج ِع (رواه اب ْوداود‬

” Dari ‘Amar bin Syu’aib, dari ayahnya dari kakeknya RA, ia berkata:
Rasulullah SAW. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan
shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena
meninggalkan shalat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah tempat
tidur mereka (laki-laki dan perempuan)”. (HR. Abû Dâud)

12
Marijan, Metode Pendidikan Anak: Membangun Karakter Anak yang Berbudi
Mulia, Cerdas dan Berprestasi, h. 40
13
Abû Bakr Aẖmad bin Amr bin Abdu al-Khallad bin Ubaidillâh al-Atakî, Musnad
al-Bazzâr, juz 15, (Madinah: Library of Science, 2009), h. 176
14
Abû Dâwud Sulaimân bin ash-Ath bin Ishâ’ bin Bashir bin Shaddad bin Amr al-
Azdi al-Sijistâni, Sunan Abû Daûd, juz 1(Beirût: Dâr al-Arabiyah, 275 H), h. 133
6

Dari dua hadits tersebut peneliti menyimpulkan bahwa setidaknya ada


beberapa kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu:
1. Memberikan nama yang baik
2. Memberikan pendidikan akhlak yang baik
3. Memberikan pendidikan ibadah seperti melaksanakn shalat.
4. Memberikan pendidikan sosial seperti memisahkan tempat tidur bagi
anak laki-laki dan perempuan.
Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang membahas peran
seorang ayah dalam mendidik anaknya agar berpegang teguh pada tali agama
Allah SWT, seperti yang terdapat pada :
1. QS. Al-Baqarah ayat 130,133 dalam ayat ini terdapat kisah Ibrahim
dengan ayahnya dan Ya’kub dengan anaknya
2. QS. Al An’am ayat 74 dalam ayat ini terdapat kisah Ibrahim dengan
ayahnya
3. QS. Hud ayat 42, 43 ayat ini terdapat kisah Hud dengan anaknya.
4. QS. Yusuf ayat 4, 5 ayat ini terdapat kisah Yusuf dengan ayahnya.
5. QS. Yusuf ayat 1, 14 ayat ini terdapat kisah Ya'qub dengan anaknya.
6. QS. Yusuf ayat 1, 18 ayat ini terdapat kisah Ya'qub dengan anaknya.
7. QS. Yusuf ayat 63, 67 dayat ini terdapat kisah Ya'qub dengan anaknya.
8. QS. Yusuf ayat 81, 87 ayat ini terdapat kisah Ya'qub dengan anaknya.
9. QS. Yusuf ayat 94, 98 ayat ini terdapat kisah Ya'qub dengan anaknya.
10. QS. Yusuf ayat 99, 100 ayat ini terdapat kisah Yusuf dengan ayahnya.
11. QS. Maryam ayat 41, 8 ayat ini terdapat kisah Ibrahim dengan ayahnya.
12. QS. Al-Qashash ayat 26,27 ayat ini terdadat kisah Syaikh Madyan
dengan anak perempuannya
13. QS. Luqman ayat 13,19 ayat ini terdapat kisah Luqman dengan
anaknya.
7

14. QS. Ash-Shaffat ayat 100,100,102 ayat ini terdapat kisah Ibrahim
dengan Ismail.
15. QS. At-Tahrim ayat 6 ayat ini terdapat kisah ayah yang melindungi
anak dan keluarganya dari api neraka
16. QS. Al-Ahqaf ayat 17 ayat ini terdapat kisah kedua orang tua dengan
anaknya tanpa disebut namanya.
Dari banyaknya ayat yang berhubungan dengan peran ayah tersebut
penulis memilih untuk penelitian ini hanya pada beberapa ayat saja, yang akan
di gali melalui penafsiran ayat-ayat tersebut dengan tafsir Ibnu katsir dan tafsir
Al-Misbah, diantaranya:
1. QS. Al-Baqarah ayat 130,133
2. QS. Hud ayat 42, 43
3. QS. Al-Qashash ayat 26,27
4. QS. Luqman ayat 13,19
5. QS. Ash-Shaffat ayat 100,100,102
6. QS. At-Tahrim ayat 6
Karena dalam surah serta ayat di atas penulis melihat ayat-ayat tersebut
memiliki keunggulan dan keistimewaan dan dapat mewakili ayat yang lain.
Misalnya seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an:
َ َُ َ ّ ‫ي‬ ‫ي‬ ُ َ َ َ ُ ُ َ ُ َ ُ َ َ
ۡ ١٣ۡۡۡ‫كۡلظلۡمۡۡعظِيم‬
ۡ ‫لش‬
ۡ ِ ‫نۡٱ‬
ۡ ِ ‫للِهۡإ‬
ۡ ‫كۡۡب ِۡٱ‬
ۡ‫ش‬
ِۡ ‫لۡت‬ ۡ‫لبۡن ِ ۡهِۦۡ َوه َۡوۡيعِظ ۡهۥۡ ۡي ُب ي‬
ۡ ۡ‫ن‬ ُۡ ‫م‬
ِۡ ۡ‫ن‬ ۡ ۡ‫الۡلق‬
ۡ ‫ِإَوذۡۡق‬

“Dan janganlah engkau lupa sewaktu Luqman berkomunikasi dengan


anaknya, di saat dia berikan pembelajaran terhadapnya: “Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah SWT, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah SWT) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”. (QS. Luqmân [31]:13)

Kandungan ayat yang di atas terdapat bahwa Luqman mengenalkan


Allah SWT sebagai al-Khalik (pencipta) dan mengajarkan bagaimana akhlak
yang baik kepada buah hatinya, berawal dari bagaimana cara bertakwa kepada
8

Allah SWT, mengerjakan kewajiban seperti ibadah shalat, saling memberi


nasehat dan membantu satu sama lain, tetap bersabar, hingga tercerminkan
akhlak yang baik di saat berkomunikasi dengan teman dan masyarakat.15
Luqmân seorang laki-laki (ayah) yang ta’at kepada Tuhannya, yang
cerita hidupnya dituliskan di dalam Al-Qur’an. Luqmân sosok manusia yang
selalu bersyukur dalam hal apapun. Mendidik anak-anaknya agar tidak
mendurhakai Allah SWT, menyayangi orang tuanya jangan sampai
mendurhakainya, dan tetap istiqamah dalam bertingkah laku bagi manusia.
Luqmân memang bukan seorang Nabi, akan tetapi Luqmân memiliki
kedudukan yang tinggi. Maka ketika seseorang memiliki kedudukan yang
tinggi dia dapat diumpamakan seperti seseorang telah mempunyai
kesempurnaan dan dia juga dapat membantu orang lain menjadi sempurna,
kesempurnaan Luqmân telah dituliskan di dalam Al-Qur’an, ternyata dia salah
satu hamba Allah SWT yang diberikan hikmah padanya. Usaha yang dilakukan
Luqmân untuk membantu seseorang jadi sempurna bisa kita lihat bagaimana
dia memberikan pendidikan dan nasihat kepada anaknya. Sesungguhnya masih
banyak sosok ayah yang mempunyai akhlak dan peran penting dalam mendidik
anak yang dapat kita temui dalam Al-Qur’an.
Dari penjelasan ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
pendidikan yang ditanamkan seorang ayah kepada anaknya yaitu pendidikan
akhlak dan pendidikan tauhid. Sehingga anaknya dapat bertingkah laku sesuai
dengan ajaran agama.
Di sisi lain, ayah juga memiliki naluri untuk mencintai anak-anaknya.
Seperti Nuh, anak itu durhaka, dan Nuh tetap menyayangi anaknya, meski
anaknya sudah melupakan kebaikan dan kejujuran yang diberikan orang
tuanya kepadanya. Hal ini terlihat ketika Nuh mengajak anaknya dan beriman

15
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbâẖ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
Volume 11, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 127 dan 136-138
9

kepada Allah SWT. Sehingga dia memanggilnya dengan kata yâ bunayya,


sebagai bukti kasih sayangnya kepada putranya.16
Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
َ َ ‫َ َُي‬ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ
ۡ ‫ب ۡ يم َع َنۡا ۡ َو‬
ۡ‫ل‬ ۡ ‫ف ۡ َمعۡ ِزلۡ ۡ ۡيب‬
ۡ ‫ن ۡٱرۡك‬ ۡ ‫وح ۡٱبۡ َن ُۡهۥ ۡ َوَك‬
ِۡ ۡ‫ن‬ ۡ ‫ل َبا ِۡل ۡ َونادىۡ ۡن‬ ۡ ۡ ۡ‫ف ۡ َموۡج‬
ِۡ ‫ك ۡٱ‬ ۡ ِ ۡ ۡ‫ي ۡب ِ ِهم‬
ۡ ‫ت ِر‬
ۡ ۡ‫ه‬ِۡ‫و‬
َ ُ َ
ۡ ٤٢ۡۡ‫ين‬ َۡ ‫كف ِِر‬ ۡ ۡ‫نۡ يم َۡعۡۡٱل‬
ۡ ‫تك‬
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang
laksana gunung dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada
di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) dengan
kami dan janganlah engkau berada bersama orang-orang yang kafir”.
". (QS. Hûd [11]:42)

Karena faktor lingkungan, putra Nabi Nûh tidak mau mengikuti ajakan
ayahnya. Nabi Nûh melarang anaknya bermain dengan orang-orang kafir di
sekitarnya karena akan mempengaruhi mentalitas dan pendidikan anak.
Keterlibatan seorang ayah dapat memberikan hal yang positif untuk
anak-anaknya, mulai dari motoriknya, emosional, kognitif, dan sosialnya.17
Maka peran ayah sangat dibutuhkan dalam pendidikan anak, dalam 17 ayat
dalam beberapa surah dari Al-Qur’an yang akan diteliti oleh peneliti terdapat
peran seorang ayah dalam pendidikan anak yang pastinya memiliki keungulan
dan cakupan dengan nilai-nilai pendidikan. Peneliti tertarik mengetahui peran
ayah dalam pendidikan anak dalam ayat-ayat tersebut melalui kajian pustaka
analisis konten atas tafsîr Ibnu katsîr dan tafsir al-Misbâḥ.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa sifat seorang ayah
dalam mendidik anak-anaknya yaitu memiliki kesabaran, ikhlas, bijaksana,
tawakkal, intelektual dan lainnya, seorang ayah juga harus memiliki tauhid
yang kuat.

16
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbaẖ: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, h.
258
17
Enjang Wahyuningrum, “Peran Ayah (Fathering) pada Pengasuhan Anak Usia
Dini”, Psikowacana Vol 11 No 1, 2011, h. 1
10

Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mengadakan


penelitian yang berjudul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Prespektif Al-
Qur’an (Telaah surah Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah
Al-Qashash ayat 26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-
Shaffat ayat 100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu Katsir
dan Tafsir Al-Mishbah)”.

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah diatas peneliti
mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Sikap dan kedudukan seorang ayah.
b. Permasalahan ayah di era modern ini disebabkan kurang perhatian
pendidikan anaknya, sibuk kerja, tidak bisa membagi waktu, dan
menyerahkan pendididkan anaknya kepada istrinya.
c. Kurangnya ilmu pengetahuan seorang ayah dalam membimbing
anak-anaknya agar menjadi manusia yang berpendidikan.
d. Jenis pendidikan yang diajarkan ayah kepada anaknya dalam Tafsir
Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah.
e. Hal yang menjadikan pendidikan anak berhasil dalam Tafsir Ibnu
Katsir dan Tafsir Al-Mishbah.
f. Pentingnya dikaji peran ayah sebagai pendidik dalam prespektif Al-
Qur’an.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Akhlak ayah mendidik anak pada surah Al-Baqarah ayat 132,133
surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah Luqman
ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102
11

surah At-Tahrim ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-
Mishbah.
b. Jenis pendidikan yang diajarkan ayah pada surah Al-Baqarah ayat
132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah
Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100,
101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah
c. Peran ayah dalam pendidikan anak terdapat pada surah Al-Baqarah
ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27
surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat
100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah
3. Perumusan Masalah
Dari permasalahan masalah di atas, peneliti menyusun beberapa
perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana akhlak ayah mendidik anak dalam Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah?
b. Apa sajakah jenis pendidikan yang diajarkan ayah dalam Tafsir Ibnu
Katsir dan Tafsir Al-Mishbah?
c. Bagaimana peran ayah dalam pendidikan anak presfektif Al-Qur’an
telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah?

C. Tujuan Penulisan
Dilihat dari perumusan masalah di atas, peneliti menyusun tujuan
penulisan ini adalah untuk:
1. Untuk menganalisa akhlak ayah dalam mendidik anak dalam Tafsir
Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah
12

2. Untuk menganalisa jenis pendidikan yang di ajarkan ayah dalam


Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah
3. Untuk menganalisa peran ayah dalam pendidikan anak presfektif
Al-Qur’an telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian yang telah disusun peneliti ini antara lain berupa
kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
1. Kegunaan teoritis:
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan, terutama dalam
ilmu pendidikan agama dan pendidikan Islam lainnya khususnya
dalam pengetahuan tentang akhlak ayah dalam pendidikan anak
prespektif Al-Qur’an.
b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai refrensi
bagi penelitian yang akan datang dalam konteks yang berkaiatan
jenis pendidikan anak yang diajarkan pada surah Al-Baqarah ayat
132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27
surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat
ayat 100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam Tafsir Ibnu
Katsir dan Tafsir Al-Mishbah.
c. Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumber
pembelajaran pada peran ayah dalam pendidikan anak prespektif
Al-Qur’an.
2. Kegunaan praktis:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
dalam menerapan pengetahuan terhadap akhlak ayah dalam
mendidik anak Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah.
13

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berharga


bagi ayah dalam pendidikan anaknya dan dapat megetahui jenis
pendidikan apa saja yang harus diajarkan.
c. Penelitian ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya yang serupa
dan sedikit banyak penelitian ini akan memberikan kontribusi
bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang pendidikan,
terutama dalam peran ayah dalam pendidikan anak prespektif Al-
Qur’an.

E. Kajian Pustaka
Peneliti telah banyak mencari dan membaca hal-hal yang berhubungan
dengn penelitian yang dilakukan peneliti, mulai dari tesis, dan jurnal. Adapun
kajian pustaka tersebut adalah:
1. Tesis Taufiq Sa’bany IIQ Jakarta
TesisTaufiq yang berjudul “Pendidikan Keluarga Dalam
Pespektif Al-Qur’an” karya Taufiq Sa’bany NIM: 217430197 Pada
tahun 2018.18
Dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana pendidikan di
dalam sebuah keluarga dalam prespektif Al-Qur’an. Tesis ini
menjelaskan bahwa keluarga terutama orang tua memiliki kewajiban
untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab pendidikan
iman, ibadah, dan akhlak. Hakikat pendidikan keluarga dalam Al-
Qur’an adalah memberikan hak dan tanggung jawab kepada kepala
keluarga untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yaitu
dengan mengajarkan ilmu agama yang sesuai dengan Al-Qur’an.

18
Taufiq Sa’bany, “Pendidikan Keluarga Dalam Pespektif Al-Qur’an”, Tesis, IIQ
Jakarta, 2018
14

Persamaan tesis ini dengan peneliti adalah: sama menggunakan


metode penelitian kepustakaan (library research) dengan penelitian
objek melalui buku-buku kepustakaan dan literatur-literatur lainnya.
Perbedaan tesis ini dengan peneliti adalah dilihat dalam tesis ini
membahas tentang pendidikan keluarga, sedangkan peneliti sendiri
membahas tentang peran ayah dalam pendidikan anak.
2. Tesis Aini Indah Dwi Cahyani IIQ Jakarta
Tesis ini berjudul “Peran keluarga muslim dalam pendidikan
Islam terhadap remaja di era modern (Studi kasus kelas IX SMP al-
Azhar Syifa Budi Cibinong kelurahan sukahati kecamatan Cibinong
kabupaten Bogor)” Karya Aini Indah Dwi Cahyani NIM: 218430212
pada tahun 2020.19
Dalam penelitian ini menggambarkan Peran orang tua,
dilakukan dengan metode pembinaan dan pembiasaan, dialog, teladan,
targhîb wa tarhîb, metode kisah, Ibrah, dan mau’îdzah. Tesis ini
menjelaskan bahwa membuat aturan bersama dengan remaja tanpa
adanya faktor paksaan efektif untuk menumbuhkan kedisiplinan dan
demokrasi remaja. Selain itu, orang tua juga memberikan teknologi
kepada anak muda dengan cara yang benar, membantu anak muda
menggunakan smartphone, menjalin kerjasama keluarga, menjalin
hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, menyekolahkan anak
ke sekolah agama, dan membiarkan orang tua memahami
perkembangan teknologi. Peran orang tua dilakukan melalui metode
pengajaran dan kebiasaan, dialog, keteladanan, targhîb wa tarhb,

19
Aini Indah Dwi Cahyani, “Peran keluarga muslim dalam pendidikan Islam terhadap
remaja di era modern (Studi kasus kelas IX SMP Al-Azhar Syifa Budi Cibinong kelurahan
sukahati kecamatan Cibinong kabupaten Bogor)”. Tesis, IIQ Jakarta, 2020.
15

metode cerita, ibrah dan mau’îdzah, yang sesuai dengan metode


pendidikan Abdu ar-Raẖman al-Nahlawi.
Persamaan tesis ini dengan peneliti dengan tesis ini adalah sama
menggunakan pendekatan deskriftif analitis.
Perbedaan tesis ini dengan peneliti adalah dengan
menggunakan metode lapangan (field research) melalui wawancara.
Sedangkan penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan
(library research) dengan penelitian objek melalui buku-buku
kepustakaan dan literatur-literatur lainnya.
3. Tesis Siti Nurusholihah UIN Sunan Kalijaga
Tesis ini “berjudul Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama
Islam (PAI) Terhadap Anak Tunagrahita Sedang (Tunagrahita C1)
Tingkat SMALB di SML Negeri 1 Slemen Yogyakarta” karya Siti
Nurusholihah, S.Pd. I pada tahun 2016.20
Tesis ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
kualitatif melalui pengamatan lingkungan anak, wawancara orang tua,
dan percakapan anak maupun guru pengampu pendidikan agama Islam
lingkungan SMALB di SML Negeri 1 Slemen Yogyakarta. Tesis ini
menjelaskan bahwa pencapaian peran orang tua terhadap pendidikan
agama Islam khususnya pada anak tunagharita sedang (Tunagharita
C1) tingkat SMALB di SLB Negeri 1 Slemen Yogyakarta kurang
berjalan efektif karena proses pelajaran yang diberikan guru hanya satu
jam saja dan kurangnya evaluasi dari orang tua. Hal ini disebabkan
kurangnya pemahaman orang tua terhadap pendidikan agama Islam,
kontrol orang tua yang lemah, selain itu keterbatasan daya ingat dan

20
Siti Nurusholihah, Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)
Terhadap Anak Tunagrahita Sedang (Tunagrahita C1) Tingkat SMALB di SML Negeri 1
Slemen Yogyakarta, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2016
16

pemahaman peserta didik turut menjadi faktor penghambat, sehingga


perlunya kesadaran dalam peran aktif orang tua yang bertanggung
jawab dan selalu memotivasi anak.
Persamaan tesis ini dengan peneliti adalah sama menggunakan
metode kualitatif, mencoba untuk menggumpulkan literatur seperti
naskah, kitab kuning, dan buku, juga data lain berupa dokumen yang
berhubungan dengan penelian yang diteliti.
Perbedaan tesis ini dengan peneliti adalah dalam tesis ini
membahas peran orang tua dalam pendidikan agama Islam, sedangkan
penulis hanya pada peran ayah dalam pendidikan anak prespektif Al-
Qur’an.
4. Jurnal Mirna Wahyu Agustin
Artikel Jurnal Perempuan dan Anak yang berjudul “Usia,
Pendapatan dan Tingkat Keterlibatan Ayah Pada Pengasuhan Anak”
karya Mirna Wahyu Agustina tahun 2017.21
Artikel ini menggunakan jenis penelitian pustaka dengan
pendekatan kuantitatif, sebagai penelitian kuantitatif artikel ini
menggunakan pengumpulan data berupa kuesioner yang diberikan
kepada 80 ayah dengan rentang usia anak antara sekolah menengah atas
atau bawah. Penelitian ini menjelaskan bahwa proses pengasuhan ayah
terhadap anak sebenarnya sangat berkaitan dengan peran lain pada
dirinya sebagai seorang laki-laki yakni sebagai suami, anak,
penyokong ekonomi, ataupun anggota sebuah kelompok atau
komunitas.
Persamaan artikel ini dengan peneliti adalah sama
menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research),

21
Mirna Wahyu Agustina, “Usia, Pendapatan dan Tingkat Keterlibatan Ayah Pada
Pengasuhan Anak”, Jurnal, 2017
17

mencoba untuk menggumpulkan literatur seperti naskah, kitab kuning,


dan buku, juga data lain berupa dokumen yang berhubungan dengan
penelian yang diteliti.
Sedangkan perbedaannya adalah dalam artikel ini
menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan peneliti sendiri
menggunakan kualitatif digunakan dalam penelitian dengan menggali
makna pada objek alamiah dan hasil penelitian.
5. Jurnal Intelektualita Padjrin
Artikel Jurnal yang berjudul “Pola Asuh Anak dalam Perspektif
Pendidikan Islam” karya Padjrin tahun 2016.22
Artikel ini menggunakan metode deskriptif analitis bertujuan
untuk memaparkan peran orang tua dalam mengasuh dan mendidik
anak tanpa adanya otoriter kekerasan, pengekangan, dan pemaksaan
hal ini dapat dibandingkan dengan kajian penulis yang meneliti peran
orang tua dalam mendidik anak di era industri modern. Artikel ini
menjelaskan bahwa pola asuh orang tua seperti: otoriter, permisif, dan
penelantaran (acuh tak acuh). Islam sebagai agama yang solutif
menawarkan solusi ampuh yang berpedoman pada cara pendidikan
Rasulullah SAW, yakni pada usia 0-7 belajar sambil bermain, usia 7-
14 menanamkan sopan santun dan disiplin, pada usia 14-21 ajaklah
bertukar pikiran, dan sesudah itu lepaskan mereka agar mandiri.
Persamaan artikel ini dengan peneliti adalah sama
menggunakan pendekatan deskriptif analitis dan menggunakan metode
penelitian kepustakaan (library research) dengan mengacu pada buku-
buku di perpustakaan.

22
Padjrin, “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Islam”, dalam Jurnal Intelektualita,
2016, Vol. 5, No. 1, h. 12
18

Perbedaan artikel ini dengan peneliti adalah artikel ini


membahas tentang pola asuh anak dalam pendidikan Islam sedangkan
peneliti membahas peran ayah dalam mendidik anak prespektif Al-
Qur’an.
Penelitian di atas berbeda dengan tesis penelitian yang akan di tulis
peneliti, oleh karena itu tesis “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak Prespektif
Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah)” ini layak
dilanjutkan dalam sebuah penelitian ilmiyah.
F. Metodologi Penelitian
Menurut Supranto, penelitian adalah suatu kegiatan yang dimulai dari
memilih judul, merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis, dan
menyajikan data yang hasilnya berguna untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.23 Adapun metode merupakan sistematika yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.24 Jadi metodologi penelitian adalah ilmu yang
mempelajari konsep atau tatacara penelitian untuk mendapatkan suatu
informasi yang jelas. Metodologi penelitian juga disebut sebagai ilmu alat
dalam suatu penelitian.25 Dalam membahas metodologi penelitian ini, peneliti
akan membahas hal-hal berikut ini:

1. Jenis penelitian
Sebuah metode atau prosedur yang menghasilkan data deskriptif dan
diarahkan pada latar belakang induvidu secara utuh atau menyeluruh disebut
dengan kualitatif, metode ini yaitu desk research (penelitian pustaka), adalah
salah satu penelitian mencoba untuk menggumpulkan literatur seperti naskah,

23
Muh Fitrah dan Lutfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, dan
Studi Kasus, (Sukabumi: Tim CV Jejak, 2017), h. 24
24
Muh Fitrah dan Lutfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, dan
Studi Kasus, h. 26
25
Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Saasin, 2000),
h. 6
19

kitab kuning, dan buku, juga data lain berupa dokumen yang berhubungan
kepada peran ayah dalam pendidikan anak yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Richard Bud, dalam bukunya konten analisis ini communication
research mengemukakan analisis isi merupakan teknik sistematis untuk
menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk
mengobservasi dan menganalisis dokumen, perilaku komunikasi yang terbuka
dari komunikator yang dipilih.26
Krippendorf menambahkan bahwa analisis konten bukan sekedar
menjadikan isi pesan sebagai obyeknya, melainkan lebih dari itu, terkait
dengan konsep-konsep yang baru tentang gejala simbolik dalam dunia
komunikasi. Selanjutnya dalam pembahasan analisis konten terbagi dalam
beberapa hal.27 antara lain:
a. Ide tentang pesan
b. Ide tentang saluran
c. Ide tentang system komunikasi kesadaran
d. Ide tentang komunikasi yang bersifat global dan kompleks.
Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian
mengenai kehidupan masyarakat baik tingkah laku, sejarah, budaya, aktivitas
sosial, fungsional organisasi, dan lain-lain.
Metode penulisan yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif
yaitu metode penelitian yang didasarkan upaya yang dilakukan dalam
menyusun data berupa narasi lisan dari obyek yang diteliti.28 Sedangkan jenis
penelitian yang digunakan penulis adalah analisis isi (content analysis), yang

26
Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), h.71
27
Klaus Krippendorf, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologis. (Jakarta: CV.
Rajawali), h. 12
28
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), h. 4-6
20

artinya suatu model yang dipakai untuk meneliti dokumentasi yang data berupa
teks, gambar, symbol dan sebagainya.
Peneliti menggunakan kualitatif karena dengan menggunakan jenis
penelitian ini, penulis dapat bertindak sebagai alat utama riset dengan
mengamati objek kaji secara langsung menelusuri kebenaran dan pencarian
makna objek mendalam dengan menjelajah secara tour question, sehingga
masalah akan dapat ditemukan dengan jelas jawabannya.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan fenomena-fenomena yang
disajikan secara mendalam dan bermakna. Jadi penelitian ini memperdalam
kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. Selain itu, tujuan
penelitian ini adalah membangun teori, meneliti perkembangan suatu keadaan,
dan memiliki wawasan luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang
akan diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis berusaha untuk
menggali informasi secara mendalam mengenai peran ayah dalam pendidikan
anak prespektif Al-Qur’an (Telaah Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Mishbah).
2. Teknik Pengumpulan Data
Selanjutnya dalam penelitian ini, penelitian pengumpulan data dan
menginformasikan berdasarkan hasil dari telaah data primer dan data sekunder
yang penulis miliki.
a. Data primer
Data primer adalah suatu data yang didapat dari sumber asli.29
Hubungannya dengan penilitian ini adalah usaha dalam pencarian data
dengan penggalian tafsir dan nilai nilai pendidikan serta peran ayah
dalam pendidikan pada tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al- Misbâḥ.
b. Data skunder

29
Child Narbuko dan Abu Ahmad, Metode penelitan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
h. 43
21

Data skunder adalah data yang didapatkan dari sumber kedua,


seperti dari sumber-sumber yang telah ada sebelumnya seperti buku-
buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan objek yang dikaji.
3. Metode Analisis Data
Teknik analisa data dari penelitian ini menggunakan pendekatan
metode deskriptif-analisis. Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan
suatu gejala, peristiwa yang bertujuan untuk melukiskan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta serta hubungan antar fenoma yang
diselidiki.30
Jika semua data telah terkumpul, langkah berikutnya adalah mengolah
data melaui proses editing, yakni melakukan pemeriksaan terhadap data-data
yang terlah diperoleh agar dapat dipastikan apakah data tersebut cukup baik
serta dapat disiapkan untuk keperluan berikutnya. Kemudian data yang sudah
terkumpul dianalisa menggunakan metode maudhu’i penulis sampaikan
langkah-langkah dalam menerapkan metode maudhu’i sebagai berikut:
a. Menentukan masalah yang akan dikaji pada Tafsir Ibnu Katsir dan
Tafsir Al-Mishbah.
b. Menentukan ayat berdasarkan urutan surah Al-Baqarah ayat
132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah
Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100,
101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsir Ibnu Katsîr dan tafsir
al-Mishbâḥ.
c. Membuat sistematika penulisan dalam kerangka yang sistematis
disertai out line-nya.
d. Menjelaskan tafsir surah Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat
42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15,

30
Dadan Rusmana, Metode Penelitian Al-Quran dan Tafsir (Bandung: Pustaka Setia,
2015), h. 29
22

16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102 surah At-
Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ} yang
berkaitan dengan peran ayah dalam pendidikan anak.
e. Mempelajari ayat-ayat yang telah dikumpulkan, melihat, membaca,
menelaah dan mengambil nilai yang terdapat di dalam surah Al-
Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat
26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-
Shaffat ayat 100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr
Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ.
4. Langkah-langkah Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan prosedur penelitian
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, peneliti membuat proposal dengan melakukan
observasi awal terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian juga
bimbingan proposal kepada beberapa dosen mata kuliah metodologi penelitian
pada semester tiga dengan menentukan tema, rumusan masalah, melakukan
studi pustaka dan mendapatkan gambaran mengenai landasan teori yang
relevan dan mengunjungi beberapa perpustakaan dan toko-toko buku untuk
mencari bahan-bahan yang digunakan dalam proses penelitian, menyiapkan
kelengkapan alat penelitian seperti rekaman, kamera, buku catatan, alat tulis,
dan lain sebagainya, setelah itu penulis mengajukan proposal penelitian pada
Pebruari 2021.
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengumpulkan data setelah
mendapatkan data, kemudian data yang telah diperoleh dianalisis oleh peneliti
dengan cara pengumpulan data, kemudian diproses analisis agar menjadi data
23

yang siap disajikan untuk selanjutnya dibuat kesimpulan dan menulis laporan
hasil penelitian.
c. Tahap penyelesaian
Pada tahap penyelesaian, penulis menyimpulkan data yang telah
diolah, dianalisis, disusun, kemudian penulis sajikan hasil analisis data
penelitian melalui laporan penelitian secara sistematis. Selanjutnya peneliti
mengecek hasil penelitian agar tidak ada yang terlewatkan. Peneliti juga
melakukan pengecekan sistematika penulisan melalui buku pedoman
penulisan proposal, tesis, dan disertasi program pascasarjana institut ilmu Al-
Qur’an Jakarta31

G. Sistematika Penulisan
Penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, dalam setiap bab akan dibahas
beberapa subbab, seperti yang terdapat di bawah ini:
Bab I Pendahuluan. Bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
permasalahan: identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan
masalah; tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
teori dan metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori. Bab ini membahas tentang ayah sebagai
pendidik keluarga, pengertian pendidikan, langkah-langkah pendidikan anak,
kedudukan ayah dalam pendidikan anak, peran ayah dalam prespektif Al-
Qur’an, pengertian peran, tanggung jawab ayah dalam pendidikan keluarga,
peran ayah dalam pendidikan keluarga, peran ayah dalam pendidikan anak
prespektif Al-Qur’an.
Bab III Mengenal Tafsîr Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Mishbâḥ. Bab ini
membahas tentang mengenal Tafsîr Ibnu Katsîr: mengenal tafsîr Ibnu Katsîr,

31
Huzaemah T. Yanggo, dkk, Pedoman Penulisan Proposal, Tesis, dan Disertasi,
(Jakarta: IIQ Pres, 2020), cetakan 1
24

tafsir surah Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash
ayat 26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat
100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâḥ, nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya menurut Ibnu
Katsîr. Mengenal Tafsir al-Mishbâḥ: mengenal Prof. Dr, Quraisy Shihab, tafsir
surah Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat
26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100,
101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ
menurut Prof. Dr, Quraisy Shihab, nilai-nilai pendidikan yang terkandung di
dalamnya, perbandingan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam dua
tafsir tersebut; dan tokoh-tokoh pendidikan dalam surah Al-Baqarah ayat
132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah Luqman
ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102 surah At-
Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini membahas tentang
Akhlak ayah dalam pendidikan anak dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâḥ, jenis pendidikan yang diajarkan ayah tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâḥ, dan peran ayah dalam Pendidikan anak prespektif Al-Qur’an telaah
tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ.
Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tesis dengan judul “Peran Ayah Dalam Pendidikan Anak


Prespektif Al-Qur’an (Tafsîr Ibnu Katsîr dan Tafsir al-Mishbâḥ)” yang
peneliti telah membahasnya pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Akhlak ayah mendidik anak dalam surah Al-Baqarah ayat 132,133
surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah Luqman ayat
13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100, 101, 102 surah
At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-Mishbâḥ adalah
berwasiat, kasih sayang kepada anak dengan panggilan “Yâ bunayya”,
bersyukur, tidak memberatkan anak dan calon menantu, dan berdo’a
2. Jenis pendidikan yang diajarkan ayah dalam surah Al-Baqarah ayat
132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat 26,27 surah
Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat ayat 100,
101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan tafsir al-
Mishbâḥ adalah pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, pendidikan
ibadah/muamalah, pendidikan komunikasi, dan pendidikan
intelektual/berfikir.
3. Peran ayah dalam pendidikan anak prespektif Al-Qur’an telaah surah
Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat
26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat
ayat 100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan
tafsir al-Mishbâḥ adalah menjadi teladan yang baik bagi anak, menjaga
keluarga dari api neraka serta menyajaknnyya masuk syurga, dan
mencarikan pendamping kepada anak.

259
258

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diapatkan oleh
penulis pada penelitian ini, terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan,
diantaranya:
1. Hasil penelitian ini bersifat teori, maka diharapkan bagi masyarakat
khususnya Seorang ayah agar menerapakan teori ini dalam proses
pendidikan anak.
2. Sebagai ayah hendaknya memberikan pendidikan kepada anak dengan
tuntunan ajaran Islam, salah satunya seperti yang terdapat dalam surah
Al-Baqarah ayat 132,133 surah Hud ayat 42, 43 surah Al-Qashash ayat
26,27 surah Luqman ayat 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 surah Ash-Shaffat
ayat 100, 101, 102 surah At-Tahrim ayat 6 Dalam tafsîr Ibnu Katsîr dan
tafsir al-Mishbâḥ.
3. Memberikan pendidikan kepada anak hendaknya dilakukan dengan
penuh kasih sayang dan kelembutan agar anak mudah untuk memahami
apa yang disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Aẖmad, Sayyid al-Musayyar, Fiqih Cinta kasih Rahasia Kebahagiaan Rumah


Tangga, Terj, Habibu ar-Rahîm, Jakarta: Erlannga, 2008

Al-‘Asqalânî, Abû al-Fadl Aẖmad bin Ali bin Muẖammad bin Aẖmad bin
Hajar, Bulûq al-Marâm, Riyâdh Arab Saudi: al-Qabas, 1435 H-2014
M

Ali, Hasyîmi, Muhammad. Kepribadian Wanita Muslimah Menurut Al-Qur’an


da as-Sunnah, Jakarta: Akademika Pressindo, 1997

Amir, Yûsuf Faisal, Reorientasi pendidikan Islam Jakarta: Gema Insani


Press,1995

Andayani, Budi dan Koentjoro. Psikologi Keluarga Peran Ayah Menuju


Coparenting, Sidoarjo: Laros, t.th

Anwar, Hamdani, Telaah Kritis Tafsir al-Mishbâẖ, Jurnal Mimbar Agama dan
Budaya, Vol. XII, No. 2, 2001Anwar Mauluddin, dkk, Cahaya, Cinta
dan Canda Tanggerang: Lentera Hati, 2015

Arifin, Bunyanul. Super Dad Zaman Now, Peran dan Tanggung Jawab Ayah
dalam Pendidikan, Jakarta Aelatan: Al-Mawardi Prima, 2018

Arini, Budi Astuti, dkk, Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan


Penyesuaian Diri Perempuan pada Kehamilan Pertama, Jurnal
Psikologi No 2, Universitas Gadjah Mada, 2000

Al-Atakî, Abû Bakar Aẖmad bin Amr bin Abdu al-Khallad bin Ubaidillah,
Musnâd al-Bazzâr, Madînah: Library of Science, 2009

Baidan, Nashruddin, Metode Penafsiran Al-Qur’an: Kajian Kritis Terhadap


Ayat-Ayat Yang Beredaksi Mirip, Yogyakrta: Pustaka Pelajar, 2002

Barsihannor, Belajar Dari Luqmân al-Hakîm, Yogyakarta: Kota Kembang,


2009

Al-Bukhârî, Abû ‘Abdullah Muẖammad bin Ismâ’il, Shaẖîẖ al-Bukhârî, Juz 1,


Touq al-Najâd, 1422 H

Buseri, Kamrani, Pendidikan Keluarga dalam Islam dan Gagasan


Implementasi, Banjarmasin: Lanting Media Aksara, 2010

259
263

Dagun, Save, Psikologi Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 2013

Djaelani, Abdu al-Qadir, Keluarga Sakinah, Surabaya: PT. Bina Ilmu

Baẖruddin, Fannani Maẖmud al-Sabagh, Tuntunan Keluarga Bahagia


menurut Islam, terj., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, t.th.

Dapartemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi


Keempat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014

Dâwud, Abû Sulaimân bin ash-‘Ath bin Isẖâq bin Bashîr bin Shaddâd bin Amr
al-Azdi al-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud, Beirût: Dâr al-Arabiyah, 275
H

Daradjat, Zakiah, Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan, Jakarta: Bulan


Bintang, 1987

, 2011. Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Bayan Al-


Qur’an, 2012

Dwi Cahyani, Indah Aini, “Peran keluarga muslim dalam pendidikan Islam
terhadap remaja di era modern Studi kasus kelas IX SMP al-Azhar
Syifa Budi Cibinong kelurahan Sukahati kecamatan Cibinong
Kabupaten Bogor”. Tesis, IIQ Jakarta, 2020.

Elia, Heman, Peran Ayah dalam Pendidikan Anak, Jurnal Veritas 1/1, April
2000

Enjang, Wahyuningrum, “Peran Ayah (Fathering) pada Pengasuhan Anak


Usia Dini”, Psikowacana Vol 11 No 1, 2011,

Faizan, Nur Maswan, Kajian Deskriptif Tafsîr Ibnu Katsîr, Jakarta: Menara
Kudus, 2012

Fu’ad, Muẖammad bin Abdul Baqi bin Saleh bin Muẖammad, Lu’luu
Walmarjan, Kairo, Hous of revival of Arabic Book, 1986

Fitrah, Muh dan Lutfiyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas,


dan Studi Kasus, Sukabumi: Tim CV Jejak, 2017

Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutik Hingga


ideologi, cet, I, Jakarta: Teraju, 2003
263

Hamdani, Anwar, Telaah Kritis Terhadap Tafsir al-Mishbâẖ, Mimbar Agama


dan Budaya, t.k: Pebruari, 2002

Hasan, Adnan Shalih Bahârîts, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-
laki, Jakarta: Gema Insani Press, t.th

Helmawati, Pendidikan Keluarga teoritis Dan Praktis, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2016

Heman, Elia, Peran Ayah Dalam Mendidik Anak, 2000

Huda, Miftahul, Interaksi Pendidikan (10 Cara Qur’an Mendidik Anak),


Malang: UIN Malang Press, 2008

Al-Hayy, ‘Abd al-Firmâwî, al-Bidâyah fi al-Tafsîr al-Mawdhu’i, Kairo: Dâr


al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1976

Ibnû Taghri Bardi. al-Nujûm al-Zahîrah fî Mulûk Mishr wa al-Qahîrah, XI,


Kairo: Wijârah al-Tsaqâfah, t.t. h. 123. Bandingkan dengan Syams al-
Dîn al-Dzahâbi, Tadzkîrah al-Huffâdz, IV Hyderabad-Decan: The
Dairatul Ma’arifil Osmania, 1958 M

Imâm, Barnadib Sutan, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta:


Andi Ofset, 1993

Iman, Fauzul dkk, Al-Qalam Jurnak Keagamaan dan Kemasyarakatan, vol 21


Banten: 2004

Indra, Kunti Karmadewi, dkk, Ayah dan Peran Vitalnya Dalam Pengasuhan,
Bogor: Yayasan Bhakti Suratto, 2017

Khoiri, Mustamsikin, Aplikasi Kaidah-kaidah Tafsir dalam Perspektif M.


Quraish Shihab, Tulungagung: t, 2015

Krippendorf, Klaus, Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologis. Jakarta:


CV. Rajawali. t.th

Al-Khawarizmî Abî al-Qâsim Jâr Ibnu Maẖmud Ibn Umar al-Zamakhsyarî, al-
Kashaf ‘an Haqa’iq al Tanzîl wa ‘Uyun al-‘Aqâwil fi wujuh al-Ta’wil,
Mesir: Mustafa al Baby al-Halabî, t.th

Labib, Muẖsin, Jatuh Cinta Puncak Pengalaman Mistis, Jakarta: Lentera, 2004
263

Maẖmud, Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Mahmud Yunus


Wadzuriyah, cet. 8, 1990.

Marijan, Metode Pendidikan Anak: Membangun Karakter Anak yang Berbudi


Mulia, Cerdas dan Berprestasi, Yogyakarta: Sabda Mulia, 2012.

Masduki, Mahfuz, Tafsir al-Misbâẖ Kajian atas Amtsal Al-Qur’an.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya,


2002

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, Malang: UIN


Malang Press, 2008

Muhadjir, Noeng Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Saasin,


2000

Al-Ma’arif, Tak Sengaja Menjadi Guru: Kisah-kisah yang Menggugah dan


Sarat Hikmah tentang Pengalaman Pertama mengajar, Bandung:
Pearl, 2012

Al-Munawar, Saidhusin, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki.


Jakarta: Ciputat Press, 2003

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekolah,


Madrasah dan Perguruan Tinggi, Jakarta: RajaGrafil Persada, 2005

Munawwir, Kamus Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Yogyakarta:


Pondok Pesantren Al-Munawwir, t.th

Nafis, Fikih Keluarga Menuju Keluarga sakinah Mawatdah Warahmah,


Keluarga sehat, sejahtera dan Berkualitas. Jakarta: Mitra Abadi
Press, 2009

Narbuko, Child dan Abû Aẖmad, Metode penelitan, Jakarta: Bumi Aksara,
1997

An-Naẖlawî, Abdu ar-Raẖmân, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan


masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, t.th

Padjrin, “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Islam”, dalam Jurnal


Intelektualita, 2016
263

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakart: Balai Pustaka, 2012

Quthb, Sayyid, Di Bawah Naungan Al-Qur’an, As’ad Yasin, Jakarta, Gema


Insani Press, t.th.

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem


Pendidikan dan Pemikiran Para Tokohnya, Jakarta: Kalam Mulia,
cet. 3, 2011

Rozikin, Badiyatul, dkk, 101 Jejak Tokoh Islam di Nusantara, Yogyakarta:


2009

Rusli, Muẖammad Amin, Rasulullah Sang Pendidik, Cet-1, Jakarta: AMP


Press, 2013

Al-Rasyîdin, Falsafah Pendidikan Islami, Bandung: Citapustaka Media


Perintis, cet. 3, 2012

Rusmana, Dadan. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, Bandung: Pustaka


Setia, 2015

Sa’banî, Taufiq. “Pendidikan Keluarga Dalam Pespektif Al-Qur’an”, Tesis,


IIQ Jakarta, 2018

Ash-Shiddikî Hasbî, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tafsir Jakarta: Bulan


Bintang,1965

Save M. Dagun, Psikologi Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 2013

Shihab, Quraish, Ada Yang Hilang Dari Kita Akhlak, Tangerang: Lentera Hati
2016

, al-Lubab; Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari surah-surah Al-


Qur’an, Tanggerang, Lentera Hati, 2012

, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat


Ilmiah, dan pemberitaan Ghaib, Bandung: Mizan, 2014

, Studi Kritis Tafsir al-Manar karya Muẖammad Abdûh dan M. Rasyîd


Ridlo, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1994.

, Tafsir al-Misbâẖ Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:


Lentera Hati, 2002.
263

, Menabur Pesan Ilahi, Al-Qur’an dan Dinamika Kehidupan


Masyarakat, Jakarta Selatan: Mizan, 2014

, Tafsir al-Mishbâẖ: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an


(Volume 11), Jakarta: Lentera Hati, 2002.

, Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan, Bandung: Mizan,


1994.

Siti, Nurusholihah, Peran Orang Tua dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)
Terhadap Anak Tunagrahita Sedang (Tunagrahita C1) Tingkat
SMALB di SML Negeri 1 Slemen Yogyakarta, Tesis, UIN Sunan
Kalijaga, 2016.

Soejono, Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Fres, 2009.

Subroto, Suryo. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta: Ibna Aksara,


1983.

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Al-Fabeta, 2009.

, Metode Penelitian Pendidika Profil SMP Syifa Budi Cibinong


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Al-Fabeta,
2018.

Al-Sijistânî, Sulaiman Abû Dâwud bin Asy’ari, Sunan Abû Dâwut, Beirût:
Dârul Fikr, t.th.

Suprayogo, Imâm, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2001.

Syamsir, Torang, Organisasi dan Manajemen, Perilaku, Sturuktur, Budaya


dan Perubahan Organisasi, Bandung: Alfabeta, 2014.

Tafsir Aẖmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1992.

Tatik, Mukhoyyaroh, Psikologi Keluarga, Surabaya: UIN Sunan Ampel Press,


2014.

Ubes, Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan, Optimalisasi Potensi


Anak Sejak Dini, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
263

Yanggo, Huzaemah T, dkk, Pedoman Penulisan Proposal, Tesis, dan


Disertasi, Jakarta: IIQ Pres, 2020.

Yusuf Ali al-Subki, Fiqh Keluarga, terj. Nur Khozin, Jakarta: Amzah, 2010
CURRICULUM VITAE

Penulis dilahirkan di Purba Lamo kecamatan Lembah Sorok Marapi


Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatra Utara. Pada tanggal 11 Juli
1996. Oleh kedua orang tuanya, peneliti dianugerahi nama yang sangat indah
yaitu Rabiatul Adawiyah. Lahir sebagai anak ke 8 (putri ke empat) dari 9
bersaudara. Dari pasangan Bapak Muhammad Batubara (Alm) dan Ibu
Rosdiana Lubis.

Menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Purba Lamo (tahun 2008),


pendidikan lanjutan di Ponpes Musthafawiyah Purba Baru (tahun 2011), dan
dilanjutkan di Ma’had Darul Azhar Jambur Padang Matinggi (tahun 2014).
Ketiganya dijalani dan diselesaikan dengan lancar. Kemudian pada tahun 2014
melanjutkan ke STAIN Mandailing Natal Fakultas Tarbiyah dengan
mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 18 Januari 2022

RABIATUL ADAWIYAH
NIM: 219043274

259

Anda mungkin juga menyukai