Anda di halaman 1dari 39
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 371/limu Keperawatan LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT NYT Pekan Keluarga Berencana Dengan Pemilihan Alat Kontra Sepsi Setelah Melahirkan Pada Mamud (Mama Muda) Di Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Oleh : Ns. Murwati, S.Kep..M.Kes (Ketua) Indra Iswari, SKM.,MM (Anggota) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU 2019 2 HALAMAN PENGESAHAN Judul Pengabdian Bidang Kajian Nama Mitra Program I ‘Nama Mitra Program I Ketua Tim Pengusul a, Nama b. NIDN ¢. Jabatan/Golongan/Jurusan/Fkults/Pr ‘ogram Studi d. Bidang Keahlian ¢, Alamat Kantor/Telp/HP/email Alamat Rumah/Hp/email Anggota Tim Pengusul Jumlah Anggota b. Nama Anggota/Bidang Keahlian Mahasiswa Yang Terlibat Lokasi Kegiatan/Mitra (1) a. Wilayah Mitra (Desa/kecamatan) b. Kabupaten/Kota ©. Provinsi d. Jarak PT Ke Lokasi Pekan Keluarga Berencana Dengan Pemilihan Alat Kontra Sepsi Setelah Melahirkan Pada Mamud (Mama Muda) Di Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang, Timu Keperawatan Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan BKKBN Kota Bengkulu Ns. Murwati, S.Kep..M.Kes 0221098001 Lektor/IIIC/Iimu Keperawatan/Keperawatan imu Keperawatan Jl. Merapi Raya No. 42 Kebun Tebeng/(0736) 2197 V/FIKES UNIVED Bengkulu Perum.villa danau indah I Blooo B Surabaya Kota Bengkulw08127190521 |/murstikes@yahoo.co.id 1 orang Indra Iswari, SKM,.MM_ 3 Orang Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kepahiang Bengkulu £83,9 Km 8. Lokasi Kegiatan/Mitra (2) eth a, Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) JI. Pembangunan No.10, Jemb. Kecil, Singaran Pati, Kota Bengkulu, Bengkulu Kode Pos 38224. Fax. (0736) 21144. b. Kabupaten/Kota : Kota Bengkulu c. Provinsi : Bengkulu 4. Jarak PT ke lokasi Mitra (KM) 2 483,9Km 9, Luaran yang dihasilkan 10, Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 Bulan 11. Biaya Total a. Bantuan FIKES UNIVED : 3 b. Sumber Lain + 6.000.000 Mengetabui, Bengkulu , 30 Juli 2019 FIKES Dehasen Ketua Pengabdian é Fase .Kep.MKes ’idah, SKp, M.Kes ‘Ns, Murws (00-1009-6602) (02-2109-8001) Menyetujui, RINGKASAN EKSEKUTIF Perkawinan yang sehat memenuhi kriteria umur calon pasangan suami istri adalah memenuhi umur kurun waktu reproduksi schat yaittu umur 20-35 tahun karena berkaitan dengan keschatan reproduksi wanitaSecara biologis organ reproduksi lebih matang apabila terjadi proses reproduksi, secara psikososial kisaran umur tersebut wanita mempunyai kematangan mental yang cukup memadai, secara sosial demografi wanita telah menyelesaikan proses pendidikan. ‘yang sehat mememnuhi kaidah kesiapan pasangan suami istri dalam i {1 (Wahyuningsih dkk, 2009). banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dengan berbagai latar belakang. Telah menjadi perhatian komunitas intemasional yang timbul akibat pernikahan yang dipaksakan, hubungan ia dini, kehamilan pada usia muda, dan infeksi penyakit menular an bukantah satu-satunya faktor penting yang berperan dalam ini, Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu risiko komplikasi di saat kehamilan’ dan saat persalinan pada usia muda, schingga berperan meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Selain itu, pemikahan di usia dini juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan Kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan berisiko adap kejadian kekerasan dan keterlantaran, Masalah pernikahan usia dini ini merupakan kegagalan dalam Masalah pernikahan usia dini ini merupakan kegagalan dalam perlindungan hak anak (Eddy dan Shinta, 2009). Keluarga Berencana merupakan pilar pertama dari safe motherhood yang diharapkan dapat mengurangi risiko kematian ibu pada waktu melahirkan yang disebabkan Karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara kelahiran yang terlalu pendek. Upaya ini juga untuk mencegsh terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada pasangan usia subur (PUS) yang berpotensi menimbulkan ‘masalah sosial baru di masyarakat (Prawiroharjo, 2005). Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan bukan hanya oleh terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga Karena ketidaktahuan ibu tentang persyaratan dan keamanan metode Kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 2003). Desa Bandung Baru adalah salah satu desa yang berada dibawah wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari berada di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang merupakan orang transmigran dari pulau jawa yang telah lama menetap yang masih memiliki adat kebiasaan untuk menikahkan anak perempuan sebelum berusia 21 tahun, Telah dilakukan pendstaan dalam kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata ) mahasiswa di desa Bandung Baru pernikahan di berjumtah 76 persen yang melakukan pemikahan dini disebabkan pengetahuan, ekonomi dan budaya yang masih kental sehingga banyak anak muda yang bethenti sekolah. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. DAFTAR ISL. RINGKASAN EKSEKUTIF... BABI PENDAHULUAN ws a, Latar Belakang, . Perumusan Masalah c. Manfaat Kegiatan. 4. Khalayak Sasaran BAB I TINJAUAN PUSTAKA.... a. Konsep Keluarga Berencana (KB). b. Jenis Kontrasepsi BABII METODE PENGABDIAN..... a, Keterkaitan Kegiatan... b. Rancangan Evaluasi 7 7 7 18 cc. Jadwal Pelaksanaan, 4, Rancangan Anggaran Belanja. BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil pengabdian masyarakat b. Pembahasan.... 28 BABV KESIMPULAN DAN SARAN a, Kesimpulan.. 30 BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Perkawinan yang schat memenuhi kriteria umur calon pasangan suami istri adalah memenuhi umur kurun waktu reproduksi sehat yaittu umur 20-35 tahun Karena berkaitan dengan kesehatan reproduksi wanitaSecara biologis ‘organ reproduksi lebih matang apabila terjadi proses reproduksi, secara psikososial kisaran umur tersebut wanita mempunyai kematangan mental yang cukup memadai, secara sosial demografi wanita telah menyelesaikan proses pendidikan. Perkawinan yang schat mememnuhi kaidah kesiapan pasangan suami istri dalam aspek biopsikososial, ekonomi dan spiritual (Wahyuningsih dkk, 2009). Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia dengan berbagai Iatar belakang. Telah menjadi perhatian komunitas internasional_mengingat risiko yang timbul akibat pernikahan yang dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, Kehamilan pada usia muda, dan infeksi penyakit menular seksual. Kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor penting yang berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu risiko komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan saat persalinan pada usia muda, sehingga berperan meningkatkan angka kematian bu dan bayi. Selain itu, pemikahan di usia dini juga dapat menyebabkan ‘gangguan perkembangan kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan berisiko terhadap kejadian kekerasan dan keterlantaran. Masalah pernikahan uusia dini ini merupakan kegagatan dalam Masalah pernikahan usia dini ini merupakan kegagalan dalam perlindungan hak anak (Eddy dan Shinta, 2009). Menurut Rafidah dkk (2009) fenomena kawin usia dini masih sering ijumpai pada masyarakat Timur Tengah dan Asia Selatan dan pada beberapa kelompok Sub Sahara Affika. Asia Selatan terdapat 9,7 jta anak perempuan 48% menikah umur dibawah 18 tahun, Afrika sebesar 42% dan Amerika Latin sebesar 29%. Penelitian di Banghladesh cerhadap 3.362 remaja putri terdapat 25,9% menikah usia muda dan faktor yang menyebabkan pernikahan usia muda adalah pendidikan. Penelitian di Jeddah Saudi Arabia tentang menikah usia muda dan konsekuensi kehamilan menunjukkan 27,2% remaja yangmenikah sebetum usia 16 tahun adalah buta huruf (57,1%) atau pekerja rumah tangga (92.4%) yang beresiko 2 kali untuk mengalami keguguran dan 4 kali resiko mengalami kematian janin dan kematian bayi. Hal serupa juga dikemukakan oleh Indiarti (2012) bahwa kehamilan dibawah usia 18 tahun mempunyai resiko yang tinggi seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau gangguan keschatan lainnya. Biasanya hal itu terjadi karena ibu muda kurang memperhatikan suplemen gizi selama hamil khususnya zat besi, kalsium dan vitamin A. Bukan itu saja tetapi bayi setelah lahir sering terjadi kekurangan atau salah gizi pada bayinya. Di Indonesia terutama di daerah-daerah pedesaan masih terdapat banyak perkawinan dibawah usia. Pengasuhan dan pendidikan yang salah ini digambarkan sebagai lingkungan yang khas untuk anak-anak yang memberi pengaruh khusus pula. Lingkungan yang khas ini dikenal dengan isltilah World Of Abnormal Rearing (WAR), dimana salah satu cirinya adalah anak disalah gunakan secara seksual misalnya dipaksakan kawin pada usia masih kana-kanak. Keadaan di Indonesia sendiri tentu tidak bisa disamakan dengan di Amerika Serikat, akan tetapi beberapa kecendrungan memang terjadi juga ditndonesia misalnya faktor sosial ekonomi dan faktor pendidikan, baik karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi maupun karena ketidaktahuan orang ‘tua yang bersangkutan (Sarlito, 2011). Menikah pada usia muda, merupakan salah satu masalah keluarga yang belum terpecahkan dan sampai saat ini angkanya cukup mengejutkan karena secara nasional ada 47 persen penduduk Indonesia yang menikah di bawah umur. Data menunjukkan dari angka rata-rata nasional ada 4,8 persen penduduk yang menikah pada usia 10-15 tahun, Sedangkan penduduk yang menikah pada usia 15-20 tahun tercatat 42 persen. Padahal Undang- UndangPerkawinan menetapkan 16 tahun sebagai usia dewasa seorang perempuan dan 19 tahun bagi scorang Ielaki, untuk menikah. Pada kenyataannya, kematangan seseorang banyak juga tergantung pada perkembangan emosi, latar belakang pendidikan, sosial, dan lain sebagainya (Kartila, 2007). Sementara menurut Rukmomini (2009) sebanyak 34,5 persen dari sekitar 120.000 pernikahan di Indonesia dilakukan oleh remaja usia dini. Mayoritas dari mereka berada dalam rentang usia 12-18 tahun. Sedangkan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), ‘SugiriSyarief (2012) menyatakan angka usia menikah pertama penduduk Indonesia yang berusia di bawah 20 tahun masih tinggi, yakni mencapai 20 persen, Kondisi ini menghambat pencapaian program keluarga berencana (KB), sebab usia menikah yang rendah berbanding terbalik dengan angka fertlisasi. Populasi penduduk usia remaja (16-24) mencapai 27,6 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau 64 juta jiwa. Jumlah tersebut merupakan sasaran potensial untuk mendorong kesuksesan program KB. Salah satu instrumen untuk mendorong generasi muda menunda usia pernikahan adalah pendidikan. Sebab semakin tinggi usia menikah, fertilitasnya akan turun. Umur perkawinan pertama merupakan salah satu i kependudukan terkait dengan fertilitas. Umur perkawinan pertama adalah tor indikator dimulainya seorang perempuan berpeluang untuk hamil dan melahirkan. Dengan demikian perkawinan pada usia muda akan mempunyai rentang waktu untuk hamil dan melahirkan dalam waktu yang lebih panjang. Di Provinsi Acch Persentase Perempuan 10-59 tahun menurut Umur Perkawinan Pertama adalah sebagai berikut: umur 10-14 tahun (2,3%), urnur 15-19 tahun (36,9%), umur 20-24 tahun (35,6%), umur 25-29 tahun (5,1%), umur 30-34 tahun (2,5%) dan umur >35 tahun (1,2%). Dari data tersebut menunjukkan persentase umur pertama kawin yang tertinggi adalah pada golongan umur 15-19 tahun. Perkawinan usia sangat muda (10-14 tahun) banyak terjadi pada perempuan di daerah perdesaan, pendidikan rendah, status ekonomi termiskin, dan kelompok petani/nelayar/buruh. Semakin tinggi pendidikan persentase usia perkawinan pertama pada usia dini semakin kecil, Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan dapat menunda usia perkawinan pertama pada usia dini (Riskesdas, 2010). Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk, Kontribusi tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan Program Making Pregnancy Saver (MPS) dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Keluarga Berencana merupakan pilar pertama dari safe motherhood yang diharapkan dapat mengurangi risiko kematian ibu pada waktu melahirkan yang disebabkan karena terlalu sering melahirkan dan jarak antara kelahiran yang terlalu pendek. Upaya ini juga untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan pada pasangan usia subur (PUS) yang berpotensi menimbulkan masalah sosial bara di masyarakat (Prawiroharjo, 2005). Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini discbabkan bukan hanya oleh terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga karena ketidaktahuan ibu tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 2003). Desa Bandung Baru adalah salah satu desa yang berada dibawah wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari berada di Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang merupakan orang transmigran dari pulau jawa yang telah lama menetap yang masih memiliki adat kebiasaan untuk menikahkan anak perempuan sebelum berusia 21 tahun Telah dilakukan pendataan dalam kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata ) mahasiswa di desa Bandung Baru pemikahan dini berjumlah 76 persen yang melakukan pemikahan dini isebabkan pengetahuan, ckonomi dan budaya yang masih kental sehingga banyak anak muda yang berhenti sekolah. Berdasarkan data diatas, pemikahan dini merupakan bahaya yang ‘mengancam kelangsungan bagi penerus bangsa baik secara regional maupun pat terjadi di daerah, nasional bahkan internasional sehingga perlu dikaji lebih mendalam terhadap remaja putri. Maka sejauh ini belum terdapat informasi mengenai nasional. Pernikahan dini dapat terjadi dimana-mana seperti pernikahan dini di Bengkulu. Maka hal ini bisa dijadikan model untuk dampak pernikahan dini bagi remaja putri di Desa Bandung Baru Kabupaten Kepahiang dengan memberikan penyuluhan tentang keluarga berencana. . Perumusan Masalah Undang Undang No. 1/1974 tentang perkawinan mengizinkan anak perempuan di Indonesia untuk menikah pada usia 16 tahun dan anak laki-laki sudah diizinkan membina rumah tangga pada usia 19 tahun, Desa Bandung. Baru adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Kepahiang masih memiliki adat kebiasaan untuk menikahkan anak perempuan sebelum berusia 21 tahun. Di dapatkan data dengan hasil 76 persen remaja telah melakukan pemikahan dini disebabkan budaya yang masih kental schingga banyak anak ‘muda yang berhenti sekolah dan melakukan pernikahan dini. Pernikahan dini mengakibatkan kepada ibu yang hamil juga masih berusia muda, dengan adanya kehamilan pada usia muda maka akan banyak masalah yang akan dibadapi dalam kehamilan, persalinan dan nifas bahkan untuk bayi yang lahir dari ibu yang masih berusia muda, pengetahuan tentang kesehatan repodul dan tentang pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Hal ini sangat perlu menjadi perhatian untuk mengetahui kehamitan yang berat dilalui oleh para ibu muda. Berdasarkan data pendahuluan tersebut, maka ingin memberikan Pengetahuan keluarga berencana dengan pemilihan alat kontrasepsi setelah ‘melahirkan pada Mama Muda di Desa Bandung Baru. . Manfaat Kegiatan 1. Meningkatkan pengetahuan mama muda dalam pemilihan alat kontrasepsi setelah melahirkan di Desa Bandung Baru. 2. Meningkatkan kepedulian mamud dalam pemilihan alat kontrasepsi yang tepat di Desa Bandung Baru. 3. Meningkatkan upaya keluarga sehat dan sejatera di Desa Bandung Baru 10 D. Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan ini adalah bagi para mama muda mempunyai waktu dalam mengikuti penyuluhan ini. u BABI ‘TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga Berencana (KB) a. Pengertian Keluarga Berencana (KB) Pengertian KB menurut WHO adalah upaya untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan dengan mengatur interval diantara kelahiran dan mengontro! waktu kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri sehingga dapat menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004). Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak yang diinginkan (Fitri, 2009) Antisipasi persoalan kependudukan dan keluarga berencana menjadi terabaikan di era otonomi daerah, oleh karena itu DPR berencana mengamandemen Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Kependudukan dan Keluarga Berencana. Pertimbangan utama amandemen adalah UU No 10/1992 tidak mengakomodasi perubahan zaman, termasuk penanganan kependudukan dan Keluarga Berencana (KB) di era otonomi daerah dan globalisasi (Bappenas, 2004). Keluarga berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan dengan risiko tinggi. Keluarga berencana tidak dapat menjamin keschatan ibu dan anak, tetapi dengan melindungi keluarga terhadap kehamilan risiko tinggi, dapat menyelamatkan jiwa dan . mengurangi angka morbiditas dan mortalitas ibu. Kehamilan risiko tinggi dapat timbul pada kehamilan dengan usia ibu terlalu muda (kurang dari 18 tahun), terlalu tua (lebih dari 35 tahun), terlalu sering (kehamilan setelah 4 kelahiran) dan terlalu dekat (kehamilan dengan jarak kurang dari 4 tahun), sehingga dikenal dengan “empat terlalu”, Risiko Kehamilan pada ibu setelah 4 kali metahirkan atau jarak kelahiran kurang dari 2 tahun antara : 1) Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2) Lebih sering terpapar penyakit 3) Nutrisi kurang 12 4) Waktu atau lama menyusui pada bayi baru lahir kurang 5) Tumbuh kembang lebih lambat 6) Kompetisi dalam sumber-sumber keluarga 7) Pendidikan/ intelegensia dan pendidikan akademis lebih rendah. (Hartanto, 2004) Dalam usaha menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua, perlu dibuat suatu perencanaan keluarga menuju keluarga yang berkualitas. Perencanaan keluarga menuju keluarga yang berkualitas dibagi atas tiga masa dari usia reproduksi perempuan. Pembagian ini didasarkan pada data epidemiologi bahwa risiko kehamilan dan persalinan baik bagi ‘maupun bagi anak angka tertinggi pada usia kurang dari 20 tahun, terendah pada usia 20-35 tahun dan meningkat lagi secara tajam setelah usia lebih dari 35 tahun, Jenis kontrasepsi yang dipakai sebaiknya juga disusuaikan dengan tahapan masa reproduksi. Ketiga masa tersebut adalah : 1) Masa menunda/ mencegah kehamilan Bagi Pasangan Usia Subur (PUS), masa ini ditandai dengan umur istri kurang dari 20 tahun. Pada usia dahulu karena berbagai alasan, Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu : tas yang tinggi b. Efektivitas yang relatif tinggi sebaiknya jangan mempunyai anak a, Reversi Kontrasepsi yang sesuai dengan prioritas yaitu pil KB dan cara sederhana, 2) Masa mengatur kesuburary/ menjarangkan kehamilan Masa ini ditandai dengan usia istri antara 20-30 tahun, periode ini merupakan periode usia paling baik untuk melshirkan dan dengan jumlah anak 2 orang juga jarak antara kelahiran adalah 2 — 4 tahun. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan yaitu : a. Reversibilitas cukup tinggi 1B b. Bfektivitas cukup tinggi c. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun d. Tidak menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI) Kontrasepsi yang sesuai dengan prioritas yaitu AKDR, suntikan, susuk KB (implant) dan pil KB. 3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) istri diatas 30 tahun, terutama untuk usia ‘Masa ini ditandai dengan usi 35 tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak. c a. Efektivitas sangat tinggi . Dapat dipakai dalam jangka panjang ¢. Tidak menambah kelainan yang sudah ada iri kontrasepsi yang diperlukan yaitu: Kontrasepsi yang sesuai dengan prioritas yaitu kontrasepsi mantap, AKDR, susuk KB (implant) dan suntikan. (Hartanto, 2004) Oleh karena itu dalam melakukan pemilihan alat kontrasepsi harus memperhatikan efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk Kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan (klikdokter, 2008) Pelayanan KB dapat diperoleh di Bidan Prakick Swasta, Klin kesehatan atau langsung di Rumah Sakit. Program KB di Rumah Sakit (PKBRS) telah dikembangkan sejak tahun 1968 dan sudah mengalami mi pada pasien paska persalinan dan keguguran yang dilayani di Unit Kebidanan-Kandungan, tetapi seluruh pasien rawat-tinggal maupun rawat- kasi sampai saat ini. Sasaran pelayanannya tidak hanya diarahkan jalan beserta keluarganya, serta pengunjung dan pengantar pasien. Ruang Tingkup kegiatan yang awalnya bertumpu di Unit Kebidanan-Kandungan 4 dengan demikian diperlukan kescluruhan Unit lainnya yang ada di Rumah Sakit. ». Jenis alat kontrasepsi, antara lain: 1. Metode Kontrasepsi Mantap a. Tubektomi Metode ini dilakukan melalui tindakan operasi kecil dengan cara mengikat atau memotong saluran telur wanita, Keuntungan : aman, mudah dan hospitalisasi hanya sckali saja. Kerugian : risiko komplikasi, kejadian infeksi luka operasi b. Vasektomi ‘Metode ini dilakukan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat atau memotong saluran sperma pria. Keuntungan : efektif, aman, sederhana dan cepat. Kerugian : memerlukan tindakan operasi, kadang menyebabkan Komplikasi dan biasanya timbul masalah psikologis. 2. Metode Kontrasepsi Efektif Terpitih a, Kontrasepsi Pil Kontrasepsi oral (Pil) adalah cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil di dalam stip yang beri estrogen dan progesteron atau hanya terdiri dari hormon progesteron gabungan dari hormon saja, Macam-macam kontrasepsi pi a) Pil Kombinasi Merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dan hormon progesteron. Jenis dari pil kombinasi ada 3 macam, yaitu: 1).Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen! progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 2). Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/ progestin dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 15 3). Trifasi: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet ‘mengandung hormon aktif estrogen/ progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Keuntungan: dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat, siklus haid menjadi teratur, tidak mengganggu hubungan seksual dan ‘mudah dihentikan setiap saat. Kerugian: mahal, akseptor jenuh Karena harus setiap hari mengkonsumsi, mengganggu masa laktasi dan tidak dapat mencegah infeksi menular seksual. Efek samping: jerawat, tidak haid(amenorrhoe), perdarahan bercak, mual, sakit kepala, payudara nyeri dan berat badan bertambah. adalah: 1) Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak sedang dalam keadaan hamil. 2) Hari pertama sampai hari ke- 7 siklus haid. 3) Boleh menggunakan pada hari ke- 8, tetapi perlu menggunakan ‘Waktu mulai menggunakan pil kombin ‘metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke- 8 sampai hari ke- 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai ibu telah menghabiskan paket pil tersebut, 4) Setelah metahirkan, yaitu: 4). Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif »). Setelah 3 bulan dan tidak menyusui ¢). Pascakeguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) 5) Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu datang haid ») Pil Progestin (Pil Mini) Berupa pil yang mengandung progesteron sintetik dengan dosis, rendah. Jenis dari mini pil ada 2 macam, yaitu 16 1) Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ~ g levonorgestrel atau 350 “1g noretindron. 2) Kemasan dengan Keuntungan: mengurangi nyeri haid, dapat mengurangi keluhan 8 pil: 75 - g norgestrel. premenstruasi sindrome, mencegah kanker endometrium, efek samping sedikit dan tidak mempengaruhi ASI. penurunan berat badan dan tidak melindungi dari infeksi menular seksual. Efek samping: terjadi perdarahan bereak, lama dan volume darah haid berubah dan panjang siklus haid bervariasi. Waktu mulai menggunakan Minipil adalah: 1) Mulai hari pertama sampai hari ke- 5 sikius haid, Tidak diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain, 2) Dapat digunakan setiap saat, asal tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelsh hari ke- 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja. 3) Bila ibu tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan: scksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi Jain untuk 2 hari saja. 4) Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan. 5) Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan ibu telah mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 ~ $ siklus 6) Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran 7) Bila ibu sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain, I dapat dan ingin mengganti dengan minipil, maka mi segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya. 8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, diberikan pada jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang lain. 9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan minipil, maka ‘minipil dapat diberikan pada hari | — 5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain. 10) Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari | — $ siklus haid. Dilakukan pengangkatan AKDR b. Kontrasepsi Suntik Pada kontrasepsi suntik terdapat dua senyawa yaitu: a) DMPA (Depo Medroxyprogesterone Asetat) = Depo Provera Mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan, Keuntungan: efektif, tidak berpengaruh pada ASI, tidak mengganggu hubungan seksual dan dipakai dalam jangka panjang. Kerugian: tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya dan tidak dapat mencegah/ melindungi dari infeksi menular seksual Efek samping: jerawat, terjadi gangguan haid dan peningkatan berat badan. ) Depo Noretisteron (Norethindrone Enanthate) = Noristerat Mengandung 200 mg noretindron enantat, yang diberikan setiap 2 bulan, Keuntungan: kemungkinan amenorrhoe kecil, siklus haid menjadi teratur, perdarahan bercak sedikit dan efek samping lebih cepat menghilang setelah suntikan dihentikan. Kerugian: biaya keseluruhan lebih tinggi, penyuntikan lebih sering dan tidak dapat melindungi dari infeksi menular seksual Efek samping: sakit kepala dan berat badan bertambah, c. Kontrasepsi Implan Kontrasepsi ini terdiri dari: a) Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dan diameter 2,4 mm. Berisi 36 mg hormon Levonorgestrel dengan daya kerja 5 tahun b) Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter 2,4 mm. Berisi 68 mg 3-keto-desogestre! dengan daya kerja 3 tahun. ©) Indoplant, terdiri dari 2 batang, Berisi 75 mg hormon Levonorgestrel, daya kerja 3 tahun. Keuntungan: efektivitas tinggi, tanpa kontrasepsi sementara selama pemakaian, jangka waktu pemakaian lama dan efek samping segera berakhir setelah implant dikeluarkan. Kenigian: membutuhkan tindakan medis, tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu dan kadang keluar nanah (pus) atau implant tampak keluar bila terjadi infeksi. Efek samping: siklus menstruasi terganggu, terjadi perubahan pola haid dan timbul perdarahan bercak. c. Alat Kotrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Terdapat dua macam penggolongan AKDR atau yang sering disebut IUD (intra Uterine Devices) yaitu yang mengandung logam (Cu IUD) dan yang mengandung hormon (progesterone atau levonorgestrel). 19 Keuntungan Cu IUD: efektivitas tinggi, kontrasepsi jangka panjang, dapat dipakai sampai menopause dan tidak menggangeu produksi ASI. Kerugian Cu IUD: perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun dan lebih mahal dari pada metode yang lainnya, Keuntungan IUD hormonal: efektivitas tinggi, berjangka panjang ‘dan membantu mencegah kehamilan ektopik. JUD hormonal: jauh lebih mahal dibanding Cu IUD, lebih sering menimbulkan perdarahan dan bercak darah. Efek samping: pada saat pemasangan terasa nyeri, mual muntah, Ken bisa terjadi infeksi dan penyakit radang panggul pada perempuan yang menderita infeksi menular seksual, 3. Metode Kontrasepsi Sederhana a. Kondom Kerja dari kondom adalah menghalangi spermatozoa masuk ke dalam traktus genetalia interna wanita. Keuntungan: murah, mudah didapat, tidak membutubkan tindakan medis dan dapat mencegah dari penyakit menular seksual, Kerugian: angka kegagalan relatif tinggi, harus selalu tersedia, perlu menghentikan spontanitas seksual sementara untuk pemasangan, Efek samping: risiko kondom bocor, pada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan karet dapat menimbulkan infeksi dan risiko kondom tertinggal di dalam vagina, b. Spermisid Spermisid adalah zat-zat_kimia yang kerjanya melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam trakius genetalia interna, 20 Keuntungan: aman, tidak membutuhkan tindakan medis dan dapat digunakan sebagai kontrasepsi cadangan untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian alat kontrasepsi hormonal. Keragian: angka kegagalan relatif tinggi, harus digunakan segera sebelum senggama dan pada wanita yang memiliki riwayat alergi Efek samping: terjadi reaksi alergi, sediaan tidak meleleh atau tidak membentuk busa dalam vagina. . Diafragma Merupakan kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan ‘seksual sehingga menutup serviks. Keuntungan: efektif bila sesuai prosedur pemakaian dan tidak mengganggu produksi ASI. Kerugian: angka kegagalan tinggi, risiko infeksi tinggi dan kepatuhan pasien menentukan keberhasilan, Efek samping: reaksi alergi diafragma, infeksi saluran uretra dan rasa nyeri terhadap tekanan kandung kemih dan rektum 4, Metode Kontrasepsi Alamiah a. Senggama Terputus ‘Adalah mengeluarkan kemaluan pria dari alat kelamin wanita menjelang ejakulasi. Keuntungan: murah, tidak menggunakan zat kimia, tidak membutuhkan tindakan apapun, tersedia setiap saat dan tidak memil i efek samping. Kerugian: angka kegagalan cukup tinggi, mempengaruhi sensasi seksual dan tidak dapat diterapkan pada pria dengan disfungsi seksual b, Pantang Berkala 21 ‘Adalah tidak melakukan hubungan seksual saat istri sedang dalam masa subur. Keuntungan: murah, aman, dapat diterima berbagai kalangan dan menambeh komunikasi pasangan suami-istr. Kurang efektif, stres _psikologis, - menghambat Kerugi spontanitas seksual dan tidak dapat dilakukan pada wanita dengan gangguan siklus menstruasi. ©. Metode Lendir Servik Adalah metode kontrasepsi dengan melihat lendir dalam vagina untuk mengetahui masa subur pada seorang wanita. Keuntungan: murah atau tanpa biaya Kerugian: angka kegagalan cukup tinggi, -membutuhkan pengetahuan tentang alat reproduksi, perlu pencatatan setiap hari dan infeksi vagina akan mengganggu penilaian lendir, 22 A BAB III METODE PENGABDIAN Keterkaitan Kegiatan Kegiatan penyuluhan suatu kegiatan untuk memberikan pengetahuan pada mama muda yang nanti a mampu menjarangkan kehamilan Penyuluhan ini sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja saat ini dan kinerja mendatang. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan para peserta ibu-ibu muda di Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang dipandang sangat penting sehingga para peserta mampu memilih alat kontrasepsi. 1. Persiapan Kegiatan (1 Bulan). a, Penjajakan lokasi ». Identifikasi pengetahuan ¢. Persiapan alat dan bahan juga kuesioner 2. Petaksanaan (1 bulan) a. Koordinasi dengan pihak Nara sumber b, Mempersiapkan materi pembelajaran c. Pelaksanaan penyuluhan keluarga berencana (KB) 3. Evaluasi Kegiatan (1 bulan) a, Monitoring kegiatan para peserta b. Identifikasi mitra kerja sama B. Rancangan Evaluasi 1. Teridentifikasi kegiatan penyuluhan keluarga berencana (KB) C. Jadwal Pelaksanaan No Kegiatan ‘Tempat Waktu 1 | Penyusunan proposal Fikes Universitas | Februari Dehasen Bengkulu 2 | Seminar proposal Fikes Universitas | Maret Dehasen Bengkulu 3 _| Perbaikan proposal Fikes Universitas | Maret Dehasen Bengkulu 24 4_| Penjajakan lokasi Kecamatan Kabawetan | April Kepahiang 3 | Pengurusan izin Kades Bandung Bara | April 6 |Identifikasi Khalayak |Kecamatan Kabawetan | Mei sasaran Kepahiang 7 | Pelaksanaan kegiatan Desa Bandung Baru | Mei a. Menjalin mitra Keamatan Kabawetan b, Menyusun materi | penyuluhan | c. Pelaksanaan | penyuluhan | [® | Evaluasi kegiatan Kecamatan Kabawetan | Juni Kepahiang 9 | Penyusunan laporan Fikes Universitas | Tunt ee Dehasen Bengkulu i 10 | Publikasi Fikes Universitas | Juli fete Dehasen Bengkulu D. Rancangan Anggaran Belanja Rencana anggaran kegiatan (RAB) pengabdian kepada masyarakat Pada Kelompok Masyarakat di Desa Bandung Baru Kecamatan adalah sebagai berikut: No Rincian Biaya 1 Alat Tulis (Kertas dan Pena) Rp 450,000,00 2 | Spanduk Rp 350.000,00 3 Foto Copy Materi Rp 300.000,00 4] Buku panduan (Buklet) Rp 700.000,00 3 | Konsumsi Khalayak Sasaran Rp _950.000,00 6 Konsumsi Rapat Persiapan Rp 550.000,00 7 ‘Transport Kegiatan Rp1.100.000,00 8 | Alat Tensi | Rp 500.000,00 9 | Teafleat Rp 100.000,00 0 | Sewa Proyektor Rp 500.000,00 1 Sewa LCD “| Rp 500.000,00 Jamia Rp. 6.000.000,- 25 BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengabdian Pada Masyarakat Pengabdian pada masyarakat dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2019. Khalayak sasaran yang strategis dalam kegiatan ini adalah mama muda. Penentuan khalayak sasaran dilakukan berdasarkan hasil ‘wawancara dengan kader masyarakat setempat dan para perangkat desa, dan ditentukan sebanyak 20 anggota. Dalam pelaksanaan Pengabdian pada masyarakat ini digunakan beberapa dokumen diantaranya : 1, Lembar Persetujuan (Informed Consent) Lembar Persetujuan merupakan bukti tertulis kesepakatan bersama antara Khalayak sasaran dan pelaksanan pengabdian masyarakat untuk bersama_ sama menyelesaikan program Kegiatan pengabdian pada msyarakat. 2. Lembar Absensi Lembar Absensi merupakan bukti kehadiran peserta pelatihan peningkatan masyarakat tentang keluarga berencana dengan pemilihan alat kontrasepsi setelah melahirkan, nara sumber dan pelaksana kegiatan pengabdian pada masyarakat. 3. Instrumen Kuesioner Intrumen berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan tentang keluarga berencana. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan selama empat minggu. Minggu pertama dilakukan pertemuan dengan perangkat desa untuk mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan. Minggu kedua melakukan persiapan penyuluhan dengan cara melaksanakan pre test, minggu ketiga dilakukan pelatihan selama 2 hari. Minggu ke empat melakukan evaluasi dan post test. Analisis statistik diperoleh dengan perangkat komputer menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan derajat kemaknaan p<0,05 dan uji statistik Mann Whitney test dengan derajat kemaknaan p<0,05. Adapun rincian hasil kegiatan berdasarkan metoda pengabdian pada masyarakat adalah sebagai berikut : 26 1. Karakteritik Khalayak Sasaran Khalayak sasaran sebanyak 20 orang. Usia khalayak sasaran berkisar antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun. Sebagian besar khlayak sasaran sudah ulus Sekolah menengah umum. Selama pelaksanaan penyuluan seluruh peserta penyuluhan selalu hadir dan berpartisipasi aktif. Begitu juga dengan mitra yaitu dari Nara Sumber dan perangkat desa semua hadir dan memberikan kontribusi untuk terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan baik dan lancar. 2. Pengetahuan Khalayak Sasaran Tentang Keluarga Berencana ‘Tabel 4.1 Distribusi Frekwensi Pengetahuan Khalayak Sasaran tentang Keluarga Berencana Sebelum dan sesudah Intervensi (n=10) “Waktu Pengamatan == _—TingkatPengetahuan Baik Cuky Kura Pre Intervensi 12 60) 5 25) 3 (15) Post Intervensi 18 (90) 16) 16) Perubahan 6 G0) 4 (20) 220) Setelah difakukan intervensi metafui penyuluhan selama 2 hari yang dilengkapi dengan modul, pendampingan pengetahuan khalayak sasaran tentang tanggap keluarga berencana rata rata meningkat. Artinya penyuluhan dengan dilengkapi modul dapat digunakan untuk ‘meningkatkan pengetahuan khalayak sasaran dalam meningkatkan pengetahuan mengenai keluarga berencana terutama pada mama muda, sehingga dalam pemilihan alat kontrasepsi dapat sesuai yang diharapkan pada ibu muda.. Evaluasi pengetahuan khalayak sasaran dilakukan dengan ‘menggunakan kuesioner, yang menyediakan pertanyaan seputar tentang keluarga berencana . 27 B. Pembahasan Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan_terjadi melalui panca indera manusia, yakni ; indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan sescorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu, Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui maka menimbulkan sikap makin positifterhadap aspek tersebut. Manfaat dari penyuluhan ini antara lain adalah untuk memperolch pengetahuan dan pemahaman pentingnya keluarga berencana untuk tercapainya perilaku Kesehatan schingga dapat _meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Dengan peningkatan pengetahuan diharapkan khalayak sasaran mampu memahami tentang keluarga berencana. Tujuan_penyuluhan adalah mengubah perilaku individu dan masyarakat terutama di bidang Kesehatan, serta tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku schat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dengan mengikuti program keluarga berencana dengan pemilihan yang tepat. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyuluhan, antara lain tingkat pendidikan, tingkat social eknomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu dari masyarakat (Potter&Perry, 2009), Pendidikan dalam pelayanan Kesehatan yang dalam hal ini dilakukan ‘melalui penyuluhan mengacu juga pada edukasi pada para peserta sebagai Kader posyandu (Potter&Perry, 2009). Tempat penyclenggaraan pendidikan Kesehatan dapat dilakuakan di pelayanan antara lain puskesmas, Rumah Sakit, Klinik, Sekolah ataupun pada masayarakat berupa keluarga binaan (Rocahdi, 2011). 28 Materi yang ditanyakan adalah mengenai definisi pengertian keluarga berencana, jenis alat kontrasepsi, efek samping, keuntungan dan kerugian dalam menggunakan alat kontrasepsi, Berdasarkan hasil dari kegiatan pengabdian ini didapatkan bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan tentang keluarga berencana dan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat. Dilihat dari tabel 4.1 pengetahuan baik tentang keluarga berencana dan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dari 12 orang sebelum pre intervensi menjadi 18 orang setelah post intervensi, hal ini bisa dikarenakan oleh penyuluhan yang sudah dilakukan. Pendidikan Kesehatan melalui pentuluhan merupakan proses pemberian informasi yang bertujuan untuk merubah perilaku individu, kelompok, atau masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan aktif’ dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Perawat professional ataupun tim kesehatan lainnya harus dapat memberikan edukasi kesehatan dimanapun dan dengan teknik komunikasi baik sehingga tujuan dari edukasi itu sendiri tercapai dan terlaksana Menurut Notoatmodjo (2007) apabita terjadi suatu inovasi atau_program- program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi sangat lambat_ untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness 10 change) yang berbeda- beda, Setiap orang di dalam suatu masyarakat mempunyai kesediaan yang berubah yang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama 29 BABY KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Para peserta yang telah mengikuti penyuluhan mampu memahami tentang Keluarga berencana dan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat di Desa Bandung Baru 2. Setelah dilakukan intervensi didapatkan peningkatan pengetahuan tentang Keluarga berencana dan pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dari yang cukup menjadi baik, dari yang kurang menjadi cukup 3. Para peserta peduli dengan pemilihan alat kontrsepsi di Desa Bandung Baru 4. Menjadi keluarga sehat dan sejatera di Besa Bandung Banu Saran 1. Secara teoritis ‘Agar dapat memberikan sumbangan kajian berbagai disiplin ilmu dalam membantu memberikan pengetahuan tentang keluarga berencana 2. Secara praktis a, Para kader dapat sikap tanggung jawab dapat dipercaya dan mentalitas yang bisa diandalkan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat seria bemnegara b. Para kader dapat memiliki kecerdasan hati (Heart Intellegence). yang ‘mampu mensinergikan kecerdasan intelehtual (IQ), kecerdasan emosi (El) dan kecerdasan spiritual (S1) dan kecerdasan fisik (PI), & Para mama muda yang telah mengikuti penyuluhan mampu ‘memberikan pengetahuan yang komprehensif 30 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta: Jakarta. Bazaid, A., 2002, Kontrasepsi Hormonal, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Close, S., 1998, Kehidupan Seks Selama Kehamilan dan Setelah Melahirkan, ARCAN: Jakarta. Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Spesialistik., Depkes RI., 2005, Penguatan dan Pemantapan Pelayanan KB di RS. Dolto, C., Schiffman, A., Bello, P., 1997, Mencegah dan Merencanakan Kehamilan, ARCAN: Jakarta Fitri, H., 2009, Pendidikan Kesehatan Keluarga __Berencana, hhttp:/Fitri050688. blogspot.com, diakses tanggal 25 Februari 2017. Ganiswama, S., 1995, Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi FKUL- Jakarta Hartanto, H., 2004, KB dan Kontrasepsi, Sinat Harapan: Jakarta, Klik dokter., 2008, Keluarga Berencana (KB), hitp:/iklikdokter.com, diakses tanggal 25 Februari 2017. Manuaba, 1.B.G., 1998, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB, EGC: Jakarta, Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta, +2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta: Jakarta, +2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta: Jakarta. Prawirohardjo, S., 2002, Iimu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Prawirohardjo, S., 2005, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta, Prawirohardjo, S., 2005, Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Rubiyantoro, Y., 2009, Indonesia Harus Mengerem Laju Pertumbuhan Penduduk, http://akuinginhijau.org diakses tanggal 27 Februari 2017. Saifuddin, A. Enriquito R. Lu, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. Saifuddin, A. Enriquito R. Lu, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG KELUARGA BERENCANA No Pertanyaan Benar Salah T_ | Keluarga berencana (KB) adalah cara untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval (jarak) diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga 7 | Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan sendi oleh ibu tanpa memerlukan bantuan dari tenaga medis (Bidan/Dokter) 3° | Senggama terputus adalah metode kontrasepsi sederhana yang dapat dilakukan sendiri Kondom tidak dapat dipakai,perlu ‘memasangnnya (Bidan/Dokter) 3 | Metode kontrasepsi sederhana mengeluarkan biaya banyak 6 | Metode kontrasepsi modern adalah suatu cara yang tidak dapat dikerjakan sendiri oleh ibu perlu bantuan tenaga medis (Bidan/Dokter) 7 _| Steril adalah metode kontrasepsi permanen 8 | Implan dapat digunakan selama maksimal 3 tahun 9 IUD/AKDR dapat dipasang sendi tanpa memerlukan bantuan medis (Bidan/Dokter) TO | Tujuan dari keluarga berencana (KB) adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu anak serta keluarga aT ar BERITA ACARA FLD. telah Tahun Akademik Pada Hari YOSS......Tanggal %.....Bulan 2 Tahun dilaksanakan 2018/2019: 1. Waktu 2. Tempat 3. Jumlah peserta yang hadir 4, Jumlah peserta yang tidak hadir Kejadian - kejadian penting selama pelaksanaan : Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar ~ benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bengkulu, Juni 2019 Mengetahui, _zKepala Camat Desa Bandung Baru Dosen Pelaksana IE NEN Fal’ S55 YS: N8GN 5 keg. MET DAFTAR HADIR PENGABDIAN MASYARAKAT TAHUN AKADEMIK 2018/2019 Hari/Tanggal seat Tempat 1 an eevling bats ese Katawetan NO. NAMA PARAF 1. Ble 1 ahg— 2 | Ageng 2 he 3 | Muhanad Kickror 3 Uf 4. * | yimas frestid_ Dimas trradany Ss. Bed S| Agung i Age 7 7 Mutia Me > Bere thean °REF & 9 . Dia ayy AG eas 10. ase 0 Le. 1 |7inda ini. Le 2) Sandi 2 Coat 1B. Bag 1s Ed 14 | Wing Whe © | Yoga SY 7 16. 16. Rarea tae ™ | piavi 7 eh 18. 18. Atiando Aw. i193. es - Bevan 20. 20.) Ditaini i dow 1. A f Avtia, 2h s+ 3. 3. f Sandi ree 24.) pido P Bae =p a7 6. 6.) Ghai Kas 27) Amar canis 28. ae maces 30. 2 Rin ao 3 Ranma = 32. B3. 33. : 34, BS. al 36. 36. B7. = 38. 38. Bo. 39. . 40. #1. . 42. 42. 44, #3. 46. 45. 48. 47. #9. 50. 43, 44, 45. 46. 47. 48. 49. 50. UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (LPM) Jalan Meranti Raya Nomor 32 Kota Bengkulu 38228 Telpon (0736) 22027, 26957 Fax. (0736) 341139 SURAT TUGAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ‘Nomor:LT/265/UNIVED/1.1/A-1/111/2019 Bahwa untuk menunjang Kinerja Dosen dalam kegiatan Tri dharma Perguruan Tinggi Bidang Penelitian sebagai bentuk pengamalan bidang ilmu sesuai dengan yang ditekuni,serta sebagai Kewajiban bagi dosen untuk melakukan penelitian. Maka perlu diterbitkan surat tugas bagi dosen yang namanya tercantum di bawah ini, yakni: ‘No. [ NIDNINPM NamaDosen/Mahasiswa Program Studi 1_| 0221098001 Ns. Murwati, SKep.M.Kes. Tima Keperawatan(S1) 2_| 0222085801 _|indra Iswari, SST,SKM..MM Timu Keperawatan(S1) 3_| 18230065 [Ado Saputra : Timu Keperawatan(S1) 4_[ 18230066 __[Aisyah Aprielia Lupti Timu Keperawatan(S1) ‘5_|18230067__|Wiwik Septerian Elyandari Timu Keperawatan(S1) Untuk melaksanakan penelitian pada lokasi yang telah ditetapkan sesuai dengan tempat penelitian yang tertuang dalam usulan penelitian yang telah disetujui, yakni: Nama Mitra: Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Alamat : Desa Bandung Baru Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Kabupaten/Kota : Kabupaten Kepahiang Tanggal 25 Maret 2019 ~ 25 Juli 2019 Periode Semester : Genap 2018/2019 Skema : Pengabdian Kepada Masyarakat Judul : Pekan Keluarga Berencana Dengan Pemilihan Alat Kontra Sepsi Setelah Melahirkan Pada Mamud (Mama Muda) Di Desa Bandung Bara Kecamatan Kabawetan Kabupaten Kepahiang Keperluan : Penugasan Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Dana: BKKBN Kota Bengkulu Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan melaporkan hasilnya kepada Ketua Program Studi masing-masing dosen setelah mendapatkan pengesahan pelaksanaannya dari LPPM Universitas Dehasen Bengkulu. NIK.1703004 Tembusan: 1. Bapak Rektor Unived (sebagai laporan) 2. Masing-masing dosen untuk dilaksanakan 3. Pertinggal

Anda mungkin juga menyukai