Anda di halaman 1dari 19

Vol. 6 No.

1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Pengaruh Asset Growth, Leverage dan Earning Variability Terhadap


Beta Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Indeks
Di Bursa Efek Indonesia

Sugeng Priyanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Budi Luhur Jakarta
Email: sugeng.priyanto@budiluhur.ac.id

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang: Pengaruh
(1) Asset Growth terhadap Beta Saham, (2) Leverage terhadap Beta Saham, (3) Earning
Variability terhadap Beta Saham pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic
Indeks di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung
dalam Jakarta Islamic Indeks selama tahun 2011-2015 sebanyak 13 perusahaan.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan data yang dipergunakan,
data sekunder. Metode analisis adalah regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F
(Goodness Fit Test). Hasil pengujian menunjukkan Asset Growth dan Leverage tidak
berpengaruh terhadap beta saham, sedang Earning Variability berpengaruh signifikan
terhadap beta saham.

Kata Kunci : Beta Saham, Asset Growth, Leverage dan Earning Variability

ABSTRACT
This study aims to examine and provide empirical evidence about: Effect (1) Asset Growth
to Beta Shares, (2) Leverage against Beta Shares, (3) Earning Variability against Beta
Shares in companies belonging to the Jakarta Islamic Index in Indonesia Stock Exchange.
This study population is a company incorporated in the Jakarta Islamic Index for the years
2011-2015 as many as 13 companies. Sampling using purposive sampling techniques and
data used, the secondary data. The method is a multiple regression analysis using the t test
and F (Goodness Fit Test). The test results showed Asset Growth and Leverage no effect on
beta stocks, while Earnings Variability significant effect on beta stocks.

Keywords : Beta Stock, Asset Growth, Leverage and Earning Variability

PENDAHULUAN Indonesia. Meskipun perkembangan relatif


Indonesia salah satu negara muslim baru dibandingkan dengan perbankan
terbesar di dunia merupakan pasar yang syariah maupun asuransi syariah tetapi
sangat besar untuk perkembangan industri memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang
keuangan syariah. Investasi syariah di pasar signifikan di industri pasar modal Indonesia.
modal yang merupakan bagian dari industri (www.idx.com).
keuangan syariah, mempunyai peran yang Investasi merupakan penanaman
cukup penting untuk dapat meningkatkan modal untuk satu atau lebih aktiva yang
pangsa pasar industri keuangan syariah di dimiliki dan biasanya berjangka waktu

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 44


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

dengan harapan mendapatkan keuntungan. yang suka terhadap risiko bersikap agresif
Hal ini yang perlu di perhatikan dalam dan spekulatif dalam mengambil keputusan
investasi yaitu waktu atau lama dana investasi. 2) Risk Neutrality merupakan
tersebut diinvestasikan, tingkat investor yang akan meminta kenaikan
pengembalian yang diharapkan, dan tidak tingkat imbal hasil yang sama untuk setiap
adanya kepastian pembayaran di masa kenaikan risiko. Investor yang netral
depan. Salah satu bentuk investasi finansial umumnya fleksibel dan bersikap hati-hati
yang ada di pasar modal adalah saham dalam mengambil keputusan investasi. 3)
syariah, di mana saham ini tercermin dalam Risk Averter merupakan investor yang
Jakarta Islamic Indeks (JII). apabila dihadapan pada dua pilihan investasi
Tujuan investasi saham adalah untuk yang memberikan tingkat imbal hasil yang
mendapatkan keuntungan yang diperoleh sama dengan risiko yang berbeda, maka ia
dari investasi saham tersebut yang terdiri lebih suka mengambil investasi dengan
dari penerimaan kas dan kenaikan investasi. risiko yang lebih kecil. Investor yang tidak
Capital gain adalah selisih harga jual dan suka terhadap risiko cenderung selalu
harga beli saham. Karakteristik high risk and mempertimbangkan secara matang dan
high return pada investasi saham dinilai terencana atas keputusan investasi.
dapat memberikan peluang keuntungan yang Menurut Halim (2015) jenis risiko
tinggi tetapi mempunyai risiko yang tinggi dalam sekuritas dibedakan menjadi 2 yaitu
pula. risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.
Risiko merupakan hal yang sangat Risiko tidak sistematik merupakan risiko
diperhatikan investor dan merupakan aspek yang dapat dihilangkan dengan melakukan
yang sangat berkaitan dengan investasi di diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
pasar modal. Seperti diungkapkan Halim pada satu perusahaan. Sedangkan risiko
(2015) preferensi investor terhadap risiko, sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
risiko dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.) Risk dihilangkan dengan melakukan
Sekeer merupakan investor yang apabila diversifikasi, karena risiko dipengaruhi oleh
dihadapan pada dua pilihan investasi yang faktor-faktor makro yang dapat
memberikan tingkat imbal hasil yang sama mempengaruhi perusahaan secara
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan keseluruhan. Resiko sistematis
lebih suka mengambil investasi dengan dilambangkan dengan β (beta).
risiko yang lebih besar. Biasanya investor

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 45


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Menurut Hartono (2013) Beta terhadap beta saham hasil penelitian


merupakan suatu pengukuran volatilitas keduanya menunjukan variabel Leverage,
return suatu sekuritas atau return portofolio Earning Variability mempunyai pengaruh
terhadap return pasar. Risiko ini berasal dari positif dan signifikan terhadap beta saham.
beberapa faktor fundamental perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh
dan faktor karateristik pasar tentang saham Yulianto (2010) analisis pengaruh Asset
perusahaaan. Faktor-faktor yang Growth, Earning Per Share, Debt To Total
mempengaruhi risiko pasar atau risiko Asset, Return On Investment dan Dividend
sistematik diteliti Beaver,Ketter dan Scholes Yield terhadap beta saham. Hasil penelitian
yang dijelaskan dalam Hartono (2013) menunjukan Asset Growth, Debt To Total
Variabel yang digunakan yaitu : 1) Asset dan Return On Investment
Dividend Payout, 2) Asset Growth, 3) berpengaruh signifikan terhadap beta
Leverage, 4) Liquidity, 5) Asset Size, 6) saham, sedangkan Earning Per Share dan
Earning Variability, 7) Accounting Beta. Dividen Yield tidak berpengaruh terhadap
Hasil penelitian Beaver, Kettler dan Sholes beta saham. Chariyah (2013) meneliti
(1970) menunjukan bahwa dari tujuh tetntang pengaruh Asset Growth, Return On
variabel, empat variabel diantaranya yaitu ; Equity, Total Asset Turnover dan Earning
Asset Growth, Leverage, Earning Per Share terhadap beta saham. Hasil
Variability dan Accounting Beta terdapat penelitian menunjukan Asset Growth,
hubungan yang positif dengan beta saham, Return On Equity mempunyai pengaruh
sedangkan dua variabel lainnya yaitu positif dan signifikan terhadap beta saham,
Dividend Payout, Liquidity dan Asset Size Earning Per Share mempunyai pengaruh
terdapat hubungan yang negatif dengan beta negatif dan signifikan terhadap beta saham,
saham. sedangkan Total Asset Turnover tidak
Terdapat beberapa penelitian berpengaruh terhadap beta saham.
terdahulu yang meneliti tentang analisis Penelitian yang dilakukan oleh
variabel yang mempengaruhi beta saham Kustini dan Pratiwi (2011) pengaruh
selain Beaver, Kettler dan Sholes (1970) Dividend Payout Ratio, Return On Asset dan
antara lain; Fidiana (2006) yang meneliti Earning Variability terhadap beta saham
nilai-nilai fundamental dan pengaruhnya syariah menunjukan hasil penelitian
terhadap beta saham syariah dan Fidiana Dividend Payout Ratio mempunyai
(2010) meneliti pengaruh tingkat suku pengaruh negatif dan signifikan terhadap
bunga, tingkat inflasi dan rasio keuangan beta saham syariah, Return On Asset

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 46


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

dan Earning Variability mempunyai terhadap risiko sistematis, sedangkan


pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel tingkat inflasi, kurs, jumlah uang
beta saham. Mutia (2014) meneliti tentang yang beredar tidak berpengaruh terhadap
analisis risiko saham syariah dan non risiko siatematis.
syariah, variabel yang digunakan Dividend Penelitian yang dilakukan oleh Ratna
Payout Ratio, Return On Asset dan Earning dan Priyadi (2014) pengaruh faktor
Variability. Hasil penelitian menunjukan fundamental dan variabel makro ekonomi
untuk risiko saham syariah terhadap beta saham syariah. Hasil
variabel Dividend Payout Ratio penelitian menunjukan variabel Earning Per
mempunyai pengaruh positif dan signifikan Share, Asset Growth, Accounting Beta dan
terhadap beta saham syariah, variabel kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh
Return On Asset dan Earning Variability terhadap beta saham syariah, sedangkan
tidak berpengaruh terhadap beta saham variabel Leverage tidak berpengaruh
syariah. Sedangkan untuk non syariah terhadap beta saham syariah. Wulansari dan
variabel Earning Variability mempunyai Triyonowati (2014) meneliti tentang analisis
pengaruh positif dan signifikan terhadap pengaruh faktor-faktor fundamental
beta saham non syariah, variabel Dividend terhadap beta saham. Hasil penelitian
Payout Ratio dan Return On Asset tidak menunjukan variabel Curret Ratio,
berpengaruh terhadap beta saham non Leverage, Return On Equity dan Price
syariah. Earning Ratio mempunyai pengaruh positif
Penelitian yang dilakukan Chandra dan signifikan terhadap beta saham.
(2013) analisis variabel yang mempengaruhi Hasil dari semua penelitian ini
beta saham. Hasil penelitian menunjukan menemui research gap yaitu perbedaan
varaibel Leverage dan Dividend Payout hasil penelitian atau hasil yang tidak
Ratio mempunyai pengaruh positif dan konsisten, hal ini dapat terjadi karena
signifikan terhadap beta saham, sedangkan perbedaan dalam pengukuran variabel dan
variabel Aerning Variability dan Asset populasi penelitian. Oleh sebab itu
Growth tidak berpengaruh terhadap beta penelitian ini akan menguji kembali variabel
saham. Chen (2014) meneliti analisis Asset Growth, Leverage dan Earning
pengaruh perekonomian makro dan mikro Variability sebagai variabel independen
yang berpenagruh pada risiko sistematis. yang mempengaruhi beta saham syariah
Hasil penelitian menunjukan variabel Debt pada perusahaan yang terdaftar didalam
To Equity Ratio, Asset Growth berpengaruh Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 47


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Perumusan Masalah harapan aktiva tersebut akan membawa hasil


Berdasarkan uraian di atas dapat yang lebih dari apa yang dikorbankan di
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai awal investasi.
berikut :
1. Apakah Asset Growth berpengaruh Pasar Efisien
signifikan terhadap beta saham syariah Pasar yang efisien adalah pasar di
2. Apakah Leverage berpengaruh mana harga semua sekuritas yang
signifikan terhadap beta saham syariah diperdagangkan telah mencerminkan semua
3. Apakah Earning Variability informasi yang tersedia. Informasi tersebut
berpengaruh signifikan terhadap beta dapat meliputi semua informasi di masa lalu,
saham syariah maupun informasi saat ini, serta informasi
yang bersifat sebagai pendapat/opini
TINJAUAN TEORITIS DAN rasional yang beredar di pasar yang dapat
HIPOTESIS mempengaruhi perubahan harga
Investasi (Tandelilin, 2010). Jika pasar bereaksi
Tandelilin (2010) mengemukakan dengan cepat dan akurat untuk mencapai
definisi investasi adalah suatu komitmen harga keseimbangan baru yang sepenuhnya
atas sejumlah dana atau sumber daya mencerminkan informasi yang tersedia,
lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan maka kondisi pasar seperti ini disebut
tujuan memperoleh keuntungan di masa dengan pasar efisien (Jogiyanto, 2013).
yang akan datang. Definisi lain mengatakan Menurut Tandelilin (2010), ada
investasi merupakan penundaan konsumsi beberapa kondisi yang harus terpenuhi
sekarang untuk dimasukkan ke dalam aktiva untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu:
produktif selama periode waktu tertentu 1. Ada banyak investor yang rasional dan
(Hartono, 2013). Kesimpulan yang dapat berusaha untuk memaksimalkan profit
diambil dari definisi-definisi yang telah atau keuntungan dengan aktif
dipaparkan kedua ahli tersebut adalah berpartisipasi di pasar melalui cara
investasi merupakan kegiatan yang menganalisis, menilai, dan melakukan
mengorbankan sejumlah dana yang dapat perdagangan saham.
dikosumsikan saat ini untuk ditempatkan ke 2. Informasi yang terjadi bersifat random.
suatu aktiva/aset yang produktif, dengan

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 48


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

3. Semua pelaku pasar dapat bebas risiko. Risiko selalu melekat pada tiap
memperoleh informasi pada saat investasi besar atau kecil. Risiko
yang sama dengan cara yang murah memberikan pengaruh yang berbeda untuk
dan mudah. setiap orang, tergantung pada konteks
4. Investor bereaksi secara cepat investasi dan bagaimana sikap mereka
terhadap informasi baru, sehingga dalam menghadapi dan memanfaatkan
harga sekuritas akan berubah sesuai kesempatan. Dalam konteks manajemen
dengan perubahan nilai sebenarnya investasi, risiko merupakan besarnya
akibat informasi tersebut. penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected return) dengan
Risiko Saham tingkat pengembalian aktual (actual return).
Menurut Van Horne dan Wachowicz Semakin besar penyimpangannya berarti
(2011), risiko sebagai penyimpangan semakin besar tingkat risikonya.
(variasi) dari hasil pengembalian yang Menurut Jogiyanto (2013), dalam investasi
diharapkan. Sedangkan menurut Tandelilin dikenal dua macam risiko :
(2011), risiko bisa diartikan sebagai (1) Risiko sistematik (risiko umum – risiko
kemungkinan return aktual yang berbeda pasar – risiko yang tidak
dengan return harapan. Pendapat lainnya terdiversifikasi), yaitu risiko yang tidak
menurut Fakhruddin (2012), risiko adalah dapat dikurangi dengan cara
peluang bahwa kemungkinan hasil yang diversifikasi (nondiversifiable risk).
diterima ternyata berbeda dari yang Risiko ini adalah risiko paling
diharapkan juga meliputi kemungkinan minimum yang harus diambil investor
mengalami kerugian dari sebagian atau dari investasi/portofolio yang
keseluruhan investasi awal. dilakukannya, seperti pasar lesu
Dari ketiga definisi, risiko (bearish).
mengandung pengertian tentang (2) Risiko tidak sistematis (risiko
penyimpangan dari hasil yang diharapkan, unik/spesifik – risiko perusahaan –
ketidak pastian hasil di masa datang dan risiko yang terdiversifikasi), yaitu risiko
hasil pengembalian sesungguhnya berbeda yang melekat pada perusahaan seperti
dengan hasil pengembalian yang kelalaian manajer, kerugian usaha,
diharapkan. pemogokan karyawan, dan lain-lain.
Semua jenis investasi selalu Risiko ini dapat diminimalkan melalui
mempunyai risiko, tidak ada investasi yang diversifikasi dalam investasi.

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 49


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Hubungan antara risiko sistematis risiko yang berbeda, maka ia lebih suka
dengan risiko tidak sistematis dapat mengambil investasi dengan risiko
digambarkan sebagai berikut : yang lebih kecil. Investor yang tidak
Menurut Halim (2015) preferensi suka terhadap risiko cenderung selalu
investor terhadap risiko, risiko dibedakan mempertimbangkan secara matang dan
menjadi tiga yaitu : terencana atas keputusan investasi.
1. Risk Sekeer (investor yang suka
terhadap risiko). Beta Saham
Risk Sekeer merupakan investor Beta merupakan suatu pengukur
yang apabila dihadapan pada dua volatilitas return suatu sekuritas atau return
pilihan investasi yang memberikan portofolio terhadap return pasar. Beta
tingkat imbal hasil yang sama dengan sekuritas ke-i mengukur volatilitas return
risiko yang berbeda, maka ia akan lebih sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta
suka mengambil investasi dengan risiko portofolio mengukur volatilitas return
yang lebih besar. Biasanya investor portofolio dengan return pasar. Beta adalah
yang suka terhadap risiko bersikap pengukur risiko sistematik dari suatu
agrefsif dan spekulatif dalam sekuritas atau portofolio relatif terhadap
mengambil keputusan investasi. risiko pasar, Hartono (2013).
2. Risk Neutrality (investor yang netral
terhadap risiko) Asset Growth
Risk Neutrality merupakan Pertumbuhan aset menurut Fahmi
investor yang akan meminta kenaikan (2011), mengukur seberapa besar
tingkat imbal hasil yang sama untuk kemampuan aset perusahaan dalam
setiap kenaikan risiko. Investor yang mempertahankan posisinya di dalam
netral umumnya fleksibel dan bersikap industri dan dalam perkembangan ekonomi
hati-hati dalam mengambil keputusan secara umum. Rasio pertumbuhan aset
investasi. bertujuan mengukur kemampuan
3. Risk Averter (investor yang tidak suka perusahaan mempertahankan. Analisis
terhadap risiko) pertumbuhan (growth analysis), kita
Risk Averter merupakan membandingkan pos yang sama dalam dua
investor yang apabila dihadapan pada periode, di mana pos yang di dalam dua
dua pilihan investasi yang memberikan periode, di mana pos yang digunakan
tingkat imbal hasil yang sama dengan sebagai pembanding itu ikut bergerak.

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 50


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Leverage aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan


Menurut Margaretha (2014) akhir perusahaan tersebut semakin besar.
mengungkapkan sejauh mana perusahaan di Demikian pula sebaiknya, pada tingkat
biayai oleh hutang dan kemampuan pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila
perusahaan untuk melunasinya. Leverage besarnya kekayaan akhir tinggi berarti
merupakan cara untuk menghitung kekayaan akhir tinggi berati kekayaan
persentase total dana yang disediakan oleh awalnya rendah. Variabel pertumbuhan
kreditor, semakin tinggi rasio maka resiko aktiva (Asset Growth) juga dapat
akan makin tinggi. Rasio leverage didefinisikan sebagai perubahan (tingkat
mengukur proporsi dari total asset yang pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
dibiayai oleh kreditor. Semakin tinggi rasio H1 : Asset Growth berpengaruh
leverage semakin besar pula jumlah uang signifikan terhadap beta saham syariah
pihak lain yang di gunakan untuk
menghasilkan keuntungan, Gitman dan Pengaruh leverage terhadap beta saham
Zutter (2014). Leverage merupakan nilai total
Earning variability hutang dibagi dengan total aktiva,
Menurut Hartono (2013) Earning menujukan proporsi atas penggunaan
Variability merupakan variabilitas laba hutang untuk membiayai investasi.
diukur dengan nilai deviasi standar dari PER Perusahan mempunyai hutang semakin
(Price Earning Ratio) atau rasio P/E (harga maka semakin besar beban bunga dan
saham dengan laba perusahaan). Pada angsuran pokok pinjaman yang harus
tingkat rasio PER tinggi sementara harga dibayar. Pada dasarnya perusahaan yang
saham dalam posisi tetap, maka perlembar menggunakan leverage tujuannya agar
saham makin kecil dan juga sebaliknya jika keuntungan yang diperoleh lebih besar dari
rasio PER meningkat dan laba per lembar biaya tetapnya.
saham tetap, maka harga sahamnya akan Pengembangan Hipotesis
semakin besar. Earning Variability Pengaruh asset growth terhadap beta
menggambarkan variabilitas return suatu saham
perusahaan. Jika perusahaan ternyata mendapatkan
Asset Growth adalah rata-rata keuntungan lebih rendah dari biaya
pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila tetapnya, maka akibatnya dividen yang akan
kekayaan perusahaan adalah tetap diterima pemegang saham akan semakin
jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan kecil.

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 51


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Rasio leverage mengukur proporsi pada periode 2011-2015. Teknik


dari total asset yang dibiayai oleh kreditor. pengambilan sampel yang digunakan adalah
Semakin tinggi rasio leverage semakin purposive sampling. Kriteria yang
besar pula jumlah uang pihak lain yang di digunakan untuk memilih sampel adalah
gunakan untuk menghasilkan keuntungan. sebagai berikut: (1) Perusahaan tergabung
Gitman dan Zutter (2014), apabila leverage dalam Jakarta Islamic Index terdaftar di
semakin tinggi sementara jumlah aktiva Bursa Efek Indonesia selama periode
tidak berubah maka resiko kegagalan pengamatan, yaitu tahun 2011-2015 secara
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman berturut-turut, (2) Perusahaan tergabung
tinggi dan sebaliknya. dalam Jakarta Islamic Index yang secara
H2 : Leverage berpengaruh signifikan konsisten menerbitkan laporan keuangan
terhadap beta saham auditan yang berakhir pada tanggal 31
Desember selama periode 2011-2015.
Pengaruh Earning Variability terhadap
beta saham Definisi Operasional dan Pengukuran
Earning Variability menggambarkan Variabel
variabilitas return suatu perusahaan. Beta Saham
Besarnya Earning Variability suatu . Beta merupakan suatu pengukur
perusahaan diukur dengan besarnya volatilitas return dari suatu sekuritas atau
penyimpangan earning rasio. Darmadji dan return portofolio relatif terhadap return
Fakhruddin, 2008). Semakin besar standar pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari
deviasi dari PER menunjukkan semakin return-return suatu sekuritas atau
fluktuatif earning perusahaan tersebut, portofolio dalam suatu periode waktu
sehingga akan memperkecil kepastian tertentu. Beta bernilai positif
pengembalian investasi. menunjukkan pergerakan harganya selaras
H3 : Earning Variability berpengaruh dengan pasar. Beta bernilai negatif
signifikan terhadap beta saham menunjukkan pergerakan harganya
berlawanan dengan pasar. Beta bernilai 1
METODE PENELITIAN menunjukkan pergerakan harganya sama
Populasi dan Sampel Penelitian dengan pasar. Beta bernilai negatif tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah ada di dalam teori tetapi dalam realitas
adalah perusahaan manufaktur yang beta negatif ini terjadi karena adanya
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di BEI anomali pasar. Hartono (2013) Beta saham

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 52


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

dalam penelitian ini diukur dengan Pt – Pt − 1


Rit =
menggunakan pengukur volatilitas return Pt − 1
Keterangan :
dari suatu sekuritas atau return portofolio
Rit = return saham i perioda t
relatif terhadap return pasar. Pengukuran
Pt = harga penutunpan saham tahun ke t
Beta ini diukur dengan menggunakan
Pt-1 = harga penutupan saham tahun ke t- 1
persamaan sebagai berikut :

𝑛
∑𝑡=1(Rit − ˉRit). (Rmt − ˉRmt) Asset Growth adalah rata-rata
𝛽= 𝑛
∑𝑡=1(Rmt − ˉRmt)² pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila
kekayaan perusahaan adalah tetap

Keterangan : jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan

β = Beta Saham aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan

Rit = Return Saham akhir perusahaan tersebut semakin besar.

ˉRit = Return Saham rata-rata Demikian pula sebaiknya, pada tingkat

Rmt = Return Pasar pertumbuhan aktiva yang tinggi , bila

ˉRmt = Return Pasar rata-rata besarnya kekayaan akhir tinggi berarti


kekayaan akhir tinggi berati kekayaan

Sedangkan untuk menghitung tingkat awalnya rendah. Variabel pertumbuhan

keuntungan pasar (Rm) dapat dihitung aktiva (Asset Growth) juga dapat

dengan menggunakan data indeks Jakarta didefinisikan sebagai perubahan (tingkat

Islamic Index yang terdapat di bursa selama pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.

periode waktu tertentu. Persamaan yang Ratna dan Priyadi (2014) Asset Growth

dapat digunakan dalam menghitung return dihitung dapat dihitung dengan rumus :
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ
pasar adalah sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
JIIt – JIIt − 1 =
JII = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
JIIt − 1
Keterangan :
Menurut Margaretha (2014)
Rm =Return pasar
mengungkapkan sejauh mana perusahaan
JIIt =JII pada tahun t
dibiayai oleh hutang dan kemampuan
JIIt-1 =JII pada tahun t-1
perusahaan untuk melunasinya .
Menghitung return saham individual
dihitung dengan rumus:

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 53


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

cara untuk menghitung persentase meramalkan variabel dependen jika variabel


total dana yang disediakan oleh kreditor, independen dinaikkan atau diturunkan.
semakin tinggi rasio maka resiko akan Untuk melakukan peramalan maka dibuatlah
makin tinggi. Rasio leverage mengukur persamaan sebagai berikut:
proporsi dari total asset yang dibiayai oleh
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
kreditor. Semakin tinggi rasio leverage
+ ….+ e
semakin besar pula jumlah uang pihak lain Keterangan :
yang di gunakan untuk menghasilkan Y = Beta Saham
keuntungan. Gitman dan Zutter (2014). a = Konstanta
Leverage dapat dihitung dengan rumus :
X1 = Asset Growth
Total Hutang
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = X2 = Leverage
Total Aktiva
Earning artinya semua pendapatan X3 = Earning Variability
hasil usaha dalam jangka waktu tertentu, b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Variabel
sedangkan variability artinya kebenaran Independen

atau fakta dari suatu kejadian adanya suatu


perubahan baik ukuran atau bentuknya, HASIL PENELITIAN DAN
maka Earning Variability adalah PEMBAHASAN
pendapatan dalam jangka waktu tertentu Hasil Uji Asumsi Klasik
yang sifat nya berubah-ubah tergantung pada a. Uji Normalitas. Hasil uji normal plot
kondisinya.Earning Variability pola data menyebar di sekitar garis
menggambarkan variabilitas return suatu diagonal dan mengikuti arah garis
perusahaan. Besarnya Earning Variability diagonal, sehingga dapat dikatakan
suatu perusahaan diukur dengan besarnya bahwa variabel dalam penelitian ini
penyimpangan earning rasio. (Darmadji dan memenuhi uji normalitas. Di samping
Fakhruddin, 2008) dalam Mutia (2014). uji grafik dilengkapi dengan uji statistik,
Earning Variability dapat dihitung dengan yaitu kolmogorov-smirnov. Nilai KS Z
rumus Hartono (2013) : sebesar 0,770 dengan tingkat signifikan
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 dari PER
0,594 berarti menunjukkan bahwa
variabel penelitian terdistribusi normal
Pengujian hipotesis
karena tingkat signifikasinya 0,594 >
Untuk penelitian ini digunakan
0,05
model regresi linier berganda. Menurut
Priyano (2013) analisis ini untuk

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 54


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

d. Uji Heteroskedastisitas. Untuk


b. Uji Multikolinearitas.Nilai mendeteksi ada tidaknya
tolerancesemua variabel bebas lebih heteroskedastisitas dapat dilakukan
besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF dengan melihat grafik scaterplot. Hasil
semuanya kurang dari 10. Dengan uji heteroskedastisitas menunjukkan
demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa titik-titik menyebar secara acak,
model regresi bebas adanya tidak membentuk pola tertentu yang
multikolinieritas. jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di
c. Uji Autokorelasi.Hasil uji autokorelasi bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
menunjukkan nilai Durbin Watson dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
sebesar 1,769 terletak Antara -2 sampai masalah heteroskedastisitas dalam
+2, yang berarti tidak ada masalah model regresi.
autokorelasi.

Hasil Analisis Korelasi


Tabel 1
Correlations
Beta Asset Growth Leverage Earning
Variability
Beta 1.000 .156 .158 -.262
Asset Growth .156 1.000 .230 .168
Pearson Correlation
Leverage .158 .230 1.000 .096
Earning Variability -.262 .168 .096 1.000
Beta . .115 .112 .021
Asset Growth .115 . .037 .098
Sig. (1-tailed)
Leverage .112 .037 . .231
Earning Variability .021 .098 .231 .
Beta 61 61 61 61
Asset Growth 61 61 61 61
N
Leverage 61 61 61 61
Earning Variability 61 61 61 61

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 55


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Berdasarkan tabel dapat dilihat korelasi  Hubungan antara Leverage dengan


masing-masing variabel independen Beta Saham tidak signifikan karena
terhadap variabel dependen sebagai berikut: significant level yaitu 0,112 lebih
 Hubungan antara Asset Growth besar dari 0,05 (0,112 > 0,05).
dengan Beta Saham tidak signifikan  Hubungan anatara Earning
karena significant level yaitu 0,115 Variability dengan Beta signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,115 > 0,05). karena significant level yaitu 0,021
lebih kecil dari 0,05 (0,021 < 0,05). adalah pada earning variability turun
Hubungan antara variabel earning maka beta saham akan naik,
variability dengan beta saham adalah begitupun sebaliknya jika earning
-0,262, korelasi sangat rendah variability naik maka beta saham
dengan arah hubungan negatif. akan turun.
Artinya arah hubungan negatif di sini

Hasil Analisis Regresi linier


Tabel 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) 2.811 .575 4.887 .000
Asset Growth .195 .144 .173 1.349 .183 .926 1.080
1 Leverage .261 .226 .147 1.159 .251 .944 1.060
Earning -.242 .100 -.305 -2.429 .018 .968 1.033
Variability
a. Dependent Variable: Beta Saham

Dari tabel 2 di atas dapat diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut :
Y_B Saham : 2,811 + 0,195_Asset Growth + 0,261_Leverage – 0,242_Earning
Variability 2,811, apabila variabel independen
Dari persamaan di atas dapat diketahui : sama dengan nol.
1. Koefisien konstanta berdasarkan 2. Koefisien regresi asset growth
hasil regresi adalah 2,811 dengan diperoleh sebesar 0,195. Hal ini
nilai positif, ini dapat diartikan menyatakan bahwa setiap kenaikan
bahwa Beta saham akan bernilai sebesar satu satuan asset growth,

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 56


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

3. maka Beta saham akan mengalami Berdasarkan tabel 3 menunjukkan


kenaikan sebesar 0,195 satuan. bahwa nilai R Square sebesar 0,084 artinya
4. Koefisien regresi leverage diperoleh terdapat hubungan antara variabel
sebesar 0,261. Hal ini menyatakan independen dengan variabel dependen
bahwa setiap kenaikan sebesar satu sebesar 8,4 persen. Sedangkan untuk nilai
satuan leverage, maka Beta saham determinasi Adjusted R2 diperoleh sebesar
akan mengalami kenaikan sebesar 0,084. Hal ini berarti bahwa 8,4 persen Beta
0,261 satuan. saham dapat dijelaskan oleh variabel Asset
5. Koefisien regresi earning variability Growth, Leverage, dan Earning Variability.
diperoleh sebesar -0,242. Hal ini Sedangkan sisanya 91,6 persen Beta saham
menyatakan bahwa setiap penurunan dapat dijelaskan oleh variabel lain atau
sebesar satu satuan earning faktor-faktor lain yang belum dimasukkan
variability, maka Beta saham akan dalam penelitian ini.
mengalami penurunan sebesar -
0,242 satuan. Hasil Uji Hipotesis
Hasil Pengujian Statistik t (uji-t)
Hasil Koefisien Determinasi (R²) Berdasarkan hasil tabel 2,
Koefisien determinasi (R²) Coefficientsa menunjukkan bahwa pengaruh
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh antara variabel independen terhadap variabel
kemampuan model dalam menerangkan dependen sebagai berikut:
variasi variabel dependen. Nilai R² akan 1. Pengaruh Asset Growth terhadap
meningkat pada setiap penambahan satu Beta Saham
variabel tanpa memperhatikan signifikansi Berdasarkan tabel 2 hasil olah
variabel independen. Dalam penelitian ini data statistik hasil penelitian ini
digunakan adjusted R² karena nilai tersebut menyatakan bahwa Asset Growth tidak
dapat naik turun bila suatu variabel berpengaruh signifikan terhadap risiko
independen ditambahkan ke dalam model. sistematis (beta) karena nilai
Tabel 3 signifikansinya 0,183 > 0,05. Menurut
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error Brimigham dan Erhart (2005) dalam
Square of the
Estimate
Kusumaningrum (2010) Asset Growth
1 .361a .130 .084 .806790
a. Predictors: (Constant), Earning Variability, Leverage, tidak berpengaruh signifikan, karena
Growth
b. Dependent Variable: Beta
perusahaan dengan tingkat

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 57


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

pertumbuhan yang tinggi akan selalu mengeluarkan atau membutuhkan


bergantung pada dana dari luar biaya yang harus dikeluarkan untuk
perusahaan, hal ini disebabkan dana dari membiayai kebutuhan pertumbuhannya
dalam perusahaan tidak mencukupi (seperti penyusutan asset). Dapat
untuk mendukung tingkat pertumbuhan dikatakan pula bahwa sebagian besar
yang tinggi. Walaupun demikian perusahaan-perusahaan manufaktur
sebagian besar perusahaan dengan tersebut hanya memiliki beberapa asset
tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak yang membutuhkan biaya penyusutan.
.
2. Pengaruh Leverage terhadap Beta 3. Pengaruh Earning Variability
Saham terhadap Beta Saham
Berdasarkan tabel 2 hasil olah Berdasarkan tabel 2 hasil olah
data statistik hasil penelitian ini data statistik hasil penelitian ini
menyatakan bahwa leverage tidak menyatakan bahwa earning variability
berpengaruh signifikan terhadap risiko berpengaruh signifikan terhadap risiko
sistematis (beta) karena nilai sistematis (beta) karena nilai
signifikansinya 0,251 > 0,05 , hal ini signifikansinya 0,251 < 0,05 hal ini
disebabkan hutang merupakan salah disebabkan semakin tinggi Earning
satu sumber pembiayaan yang memiliki Variability menunjukan semakin tinggi
tingkat risiko yang tinggi. Risiko volatilitas laba, sehingga risiko
tersebut berhubungan dengan risiko perusahaan semakin tinggi. Dengan
pembayaran bunga yang umumnya tingginya volatilitas laba akan membuat
tidak dapat ditutupi perusahaan. para investor semakin sulit untuk
Dengan asumsi apabila perusahaan memprediksi dari pergerakan laba
menghasilkan laba, prioritas utama perusahaan di masa yang akan datang
adalah membayar hutang dari pada sehingga semakin tinggi risikonya
mensejahterakan kemakmuran karena berhubungan dengan peluang
pemegang saham, sehingga beta saham pembayaran dividen.
akan menurun.

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 58


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Hasil Pengujian Statistik F (Goodness Fit Test)


Tabel 4
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 5.548 3 1.849 2.841 .046b
1 Residual 37.102 57 .651
Total 42.650 60
a. Dependent Variable: Beta
b. Predictors: (Constant), Earning Variability, Leverage, Asset Growth

Berdasarkan tabel 4 ANOVAa nilai Variability, karena variabel tersebut


signifikansi sebesar 0,046 dimana 0.046 dapat mempengaruhi naik atau
< 0,05 yang berarti nilai dibawah nilai turunnya beta saham.
signifikan. Hal ini berarti model regresi 2) Untuk investor tentunya dengan
layak digunakan dalam penelitian (good hasil penelitian ini bisa dijadikan
fit model). acuan atau pedoman dalam
menganalisis laporan keuangan
Simpulan
dengan menggunakan earning
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
variability bisa digunakan untuk
pengujian hipotesis yang telah diajukan
mengetahui pergerakan atau
dapat disimpulkan bahwa:
perubahan beta saham suatu
1) Asset growth tidak berpengaruh
perusahaan.
terhadap beta saham.
3) Peneliti selanjutnya, sebaiknya
2) Leverage tidak berpengaruh terhadap
mengambil sampel dari
beta saham.
keseluruhan perusahaan terbuka di
3) Earning Variability berpengaruh
Indonesia, penelitian selanjutnya
terhadap beta saham.
dapat mengembangkan penelitian
Saran
ini dengan mengganti atau
Berdasarkan paparan disampaikan
menambahkan variabel-variabel
beberapa saran sebagai berikut :
lain dari faktor-faktor fundamental
1) Hendaknya perusahaan yang
yang mempengaruhi beta saham.
terdaftar dalam Jakarta Islamic
Index dapat lebih memperhatikan
pergerakan atau perubahan Earning

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 59


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Daftar Pustaka
Chairiyah, M. (2013). Pengaruh Asset
Growth, Return On Equity, Total Halim, Abdul. 2015.Analisis Investasi dan
Asset Turnover, dan Earning Per Aplikasinya Dalam Aset Keuangan
Share Terhadap Beta Saham. Skripsi dan Riil. Salemba Empat
Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang Hartono, Jogiyanto. (2013). Teori
. Padang. Portofolio dan Analisis Investasi,
Edisi Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
Chen, Ming. 2014. Analisis Pengaruh
Perekonomian Makro dan Mikro James, Van Horne Dan John M.
yang berpengaruh pada Risiko Wachowicz Jr., 2011, Prinsip-
Sistematis Saham. Prinsip Manajemen Keuangan. Jilid
Journal.uny.ac.id/index 1. Edisi Kedua Belas. Jakarta :
.php/nominal/article/view/2696. Salemba Empat

Fidiana. (2016). Nilai-nilai Fundamental Kustini, Sri dan Pratiwi, Sevi. 2011.
dan Pengaruhnya Terhadap Beta Pengaruh Dividen Payout Ratio,
Saham Syariah Pada Jakarta Islamic Return on Asset dan Earning
Index. Jurnal STIESIA . Variability Terhadap Beta Saham
Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi.
Fidiana. (2010). Pengaruh Tingkat Suku Vol. 3 No. 2
Bunga, TIngkat Inflasi, dan Rasio http://journal.unnes.ac.id/index.php/
Keuangan Terhadap Beta Saham. jda.
Jurnal Investasi , 31-46.
Margaretha, Farah.2014.Dasar Dasar
Gitman, Lawrence.J dan Zulter, Chad. J. Manajemen Keuangan.Dian Rakyat.
2014. Principles of Managerial Jakarta
Finance. Edisi 13. Pearson

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 60


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

Mulyani, Neny. 2014. “Pengaruh Inflasi, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta.
Produk Domestik Bruto Terhadap
Jakarta Islamic Index”. Jurnal Bisnis Suseno, Y.B. 2009. Analisis Faktor-Faktor
dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. yang Mempengaruhi Beta Saham
1. (Studi Kasus Perbandingan
Perusahaan Finance dan Manufaktur
Mutia,Evi. 2014. Analisis Risiko Saham yang Listing di BEI Pada tahun
Syariah dan Non Syariah di Bursa 2005-2007. Tesis tidak
Efek Indonesia dipublikasikan. Magister Sains
Akuntnais, Universitas Diponegoro.
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Semarang
Regresi, dan Multivariate dengan
SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Soviani, Rina. 2015. Pengaruh Financial
Leverage dan Pertumbuhan Aktiva
Ratna, Anggi Masita dan Priyadi, Maswar terhadap Risiko Sistematis (BETA).
Patuh. 2014. Pengaruh Faktor Skripsi Program Study Akuntansi
Fundamental dan Variabel Makro Fakultas Ekonomi Universitas
Ekonomi terhadap Beta Saham negeri Padang. Padang
syariah. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi. Vol.3 no.7. 2014. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Riantani, Suskim. 2013. “Analisis Pertama. Yogyakarta: Kanisius
Pengaruh Variabel Makroekonomi
dan Indeks Global Terhadap Return Widhiarso, “Wahyu. 2011. Contoh
Saham”. Seminar Nasional Analisis Melalui Amos – Ketika
Teknologi dan Informasi Terapan. Mediator & Moderator dalam satu
Model”. Jurnal Fakultas Psikolog,
Said, Salmah. 2012. “Pemikiran Ekonomi UGM. Hal 1-5.
Muslim Terhadap Pasar Modal
Syariah”. Jurnal Ilmiah Al Fikr Vol Wulansari, Ida Nur dan Triyonowati. 2014.
16 No 2. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor
Fundamental Terhadap Beta Saham

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 61


Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226

LQ-45. Jurnal Ilmu & Riset


Manajemen Vol.3 no. 6 .2014

www.idx.com

Yulius, Yulianto. 2010. “Analisis


Pengaruh Asset Growth, Earning
Pershare, Debt to Total Asset, Return
On Investment dan Dividen Yield
terhadap Beta Saham”. Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang

Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 62

Anda mungkin juga menyukai