Sugeng Priyanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Budi Luhur Jakarta
Email: sugeng.priyanto@budiluhur.ac.id
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang: Pengaruh
(1) Asset Growth terhadap Beta Saham, (2) Leverage terhadap Beta Saham, (3) Earning
Variability terhadap Beta Saham pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic
Indeks di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung
dalam Jakarta Islamic Indeks selama tahun 2011-2015 sebanyak 13 perusahaan.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan data yang dipergunakan,
data sekunder. Metode analisis adalah regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F
(Goodness Fit Test). Hasil pengujian menunjukkan Asset Growth dan Leverage tidak
berpengaruh terhadap beta saham, sedang Earning Variability berpengaruh signifikan
terhadap beta saham.
Kata Kunci : Beta Saham, Asset Growth, Leverage dan Earning Variability
ABSTRACT
This study aims to examine and provide empirical evidence about: Effect (1) Asset Growth
to Beta Shares, (2) Leverage against Beta Shares, (3) Earning Variability against Beta
Shares in companies belonging to the Jakarta Islamic Index in Indonesia Stock Exchange.
This study population is a company incorporated in the Jakarta Islamic Index for the years
2011-2015 as many as 13 companies. Sampling using purposive sampling techniques and
data used, the secondary data. The method is a multiple regression analysis using the t test
and F (Goodness Fit Test). The test results showed Asset Growth and Leverage no effect on
beta stocks, while Earnings Variability significant effect on beta stocks.
dengan harapan mendapatkan keuntungan. yang suka terhadap risiko bersikap agresif
Hal ini yang perlu di perhatikan dalam dan spekulatif dalam mengambil keputusan
investasi yaitu waktu atau lama dana investasi. 2) Risk Neutrality merupakan
tersebut diinvestasikan, tingkat investor yang akan meminta kenaikan
pengembalian yang diharapkan, dan tidak tingkat imbal hasil yang sama untuk setiap
adanya kepastian pembayaran di masa kenaikan risiko. Investor yang netral
depan. Salah satu bentuk investasi finansial umumnya fleksibel dan bersikap hati-hati
yang ada di pasar modal adalah saham dalam mengambil keputusan investasi. 3)
syariah, di mana saham ini tercermin dalam Risk Averter merupakan investor yang
Jakarta Islamic Indeks (JII). apabila dihadapan pada dua pilihan investasi
Tujuan investasi saham adalah untuk yang memberikan tingkat imbal hasil yang
mendapatkan keuntungan yang diperoleh sama dengan risiko yang berbeda, maka ia
dari investasi saham tersebut yang terdiri lebih suka mengambil investasi dengan
dari penerimaan kas dan kenaikan investasi. risiko yang lebih kecil. Investor yang tidak
Capital gain adalah selisih harga jual dan suka terhadap risiko cenderung selalu
harga beli saham. Karakteristik high risk and mempertimbangkan secara matang dan
high return pada investasi saham dinilai terencana atas keputusan investasi.
dapat memberikan peluang keuntungan yang Menurut Halim (2015) jenis risiko
tinggi tetapi mempunyai risiko yang tinggi dalam sekuritas dibedakan menjadi 2 yaitu
pula. risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.
Risiko merupakan hal yang sangat Risiko tidak sistematik merupakan risiko
diperhatikan investor dan merupakan aspek yang dapat dihilangkan dengan melakukan
yang sangat berkaitan dengan investasi di diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
pasar modal. Seperti diungkapkan Halim pada satu perusahaan. Sedangkan risiko
(2015) preferensi investor terhadap risiko, sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
risiko dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.) Risk dihilangkan dengan melakukan
Sekeer merupakan investor yang apabila diversifikasi, karena risiko dipengaruhi oleh
dihadapan pada dua pilihan investasi yang faktor-faktor makro yang dapat
memberikan tingkat imbal hasil yang sama mempengaruhi perusahaan secara
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan keseluruhan. Resiko sistematis
lebih suka mengambil investasi dengan dilambangkan dengan β (beta).
risiko yang lebih besar. Biasanya investor
3. Semua pelaku pasar dapat bebas risiko. Risiko selalu melekat pada tiap
memperoleh informasi pada saat investasi besar atau kecil. Risiko
yang sama dengan cara yang murah memberikan pengaruh yang berbeda untuk
dan mudah. setiap orang, tergantung pada konteks
4. Investor bereaksi secara cepat investasi dan bagaimana sikap mereka
terhadap informasi baru, sehingga dalam menghadapi dan memanfaatkan
harga sekuritas akan berubah sesuai kesempatan. Dalam konteks manajemen
dengan perubahan nilai sebenarnya investasi, risiko merupakan besarnya
akibat informasi tersebut. penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected return) dengan
Risiko Saham tingkat pengembalian aktual (actual return).
Menurut Van Horne dan Wachowicz Semakin besar penyimpangannya berarti
(2011), risiko sebagai penyimpangan semakin besar tingkat risikonya.
(variasi) dari hasil pengembalian yang Menurut Jogiyanto (2013), dalam investasi
diharapkan. Sedangkan menurut Tandelilin dikenal dua macam risiko :
(2011), risiko bisa diartikan sebagai (1) Risiko sistematik (risiko umum – risiko
kemungkinan return aktual yang berbeda pasar – risiko yang tidak
dengan return harapan. Pendapat lainnya terdiversifikasi), yaitu risiko yang tidak
menurut Fakhruddin (2012), risiko adalah dapat dikurangi dengan cara
peluang bahwa kemungkinan hasil yang diversifikasi (nondiversifiable risk).
diterima ternyata berbeda dari yang Risiko ini adalah risiko paling
diharapkan juga meliputi kemungkinan minimum yang harus diambil investor
mengalami kerugian dari sebagian atau dari investasi/portofolio yang
keseluruhan investasi awal. dilakukannya, seperti pasar lesu
Dari ketiga definisi, risiko (bearish).
mengandung pengertian tentang (2) Risiko tidak sistematis (risiko
penyimpangan dari hasil yang diharapkan, unik/spesifik – risiko perusahaan –
ketidak pastian hasil di masa datang dan risiko yang terdiversifikasi), yaitu risiko
hasil pengembalian sesungguhnya berbeda yang melekat pada perusahaan seperti
dengan hasil pengembalian yang kelalaian manajer, kerugian usaha,
diharapkan. pemogokan karyawan, dan lain-lain.
Semua jenis investasi selalu Risiko ini dapat diminimalkan melalui
mempunyai risiko, tidak ada investasi yang diversifikasi dalam investasi.
Hubungan antara risiko sistematis risiko yang berbeda, maka ia lebih suka
dengan risiko tidak sistematis dapat mengambil investasi dengan risiko
digambarkan sebagai berikut : yang lebih kecil. Investor yang tidak
Menurut Halim (2015) preferensi suka terhadap risiko cenderung selalu
investor terhadap risiko, risiko dibedakan mempertimbangkan secara matang dan
menjadi tiga yaitu : terencana atas keputusan investasi.
1. Risk Sekeer (investor yang suka
terhadap risiko). Beta Saham
Risk Sekeer merupakan investor Beta merupakan suatu pengukur
yang apabila dihadapan pada dua volatilitas return suatu sekuritas atau return
pilihan investasi yang memberikan portofolio terhadap return pasar. Beta
tingkat imbal hasil yang sama dengan sekuritas ke-i mengukur volatilitas return
risiko yang berbeda, maka ia akan lebih sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta
suka mengambil investasi dengan risiko portofolio mengukur volatilitas return
yang lebih besar. Biasanya investor portofolio dengan return pasar. Beta adalah
yang suka terhadap risiko bersikap pengukur risiko sistematik dari suatu
agrefsif dan spekulatif dalam sekuritas atau portofolio relatif terhadap
mengambil keputusan investasi. risiko pasar, Hartono (2013).
2. Risk Neutrality (investor yang netral
terhadap risiko) Asset Growth
Risk Neutrality merupakan Pertumbuhan aset menurut Fahmi
investor yang akan meminta kenaikan (2011), mengukur seberapa besar
tingkat imbal hasil yang sama untuk kemampuan aset perusahaan dalam
setiap kenaikan risiko. Investor yang mempertahankan posisinya di dalam
netral umumnya fleksibel dan bersikap industri dan dalam perkembangan ekonomi
hati-hati dalam mengambil keputusan secara umum. Rasio pertumbuhan aset
investasi. bertujuan mengukur kemampuan
3. Risk Averter (investor yang tidak suka perusahaan mempertahankan. Analisis
terhadap risiko) pertumbuhan (growth analysis), kita
Risk Averter merupakan membandingkan pos yang sama dalam dua
investor yang apabila dihadapan pada periode, di mana pos yang di dalam dua
dua pilihan investasi yang memberikan periode, di mana pos yang digunakan
tingkat imbal hasil yang sama dengan sebagai pembanding itu ikut bergerak.
𝑛
∑𝑡=1(Rit − ˉRit). (Rmt − ˉRmt) Asset Growth adalah rata-rata
𝛽= 𝑛
∑𝑡=1(Rmt − ˉRmt)² pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila
kekayaan perusahaan adalah tetap
keuntungan pasar (Rm) dapat dihitung aktiva (Asset Growth) juga dapat
Islamic Index yang terdapat di bursa selama pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
periode waktu tertentu. Persamaan yang Ratna dan Priyadi (2014) Asset Growth
dapat digunakan dalam menghitung return dihitung dapat dihitung dengan rumus :
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ
pasar adalah sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
JIIt – JIIt − 1 =
JII = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
JIIt − 1
Keterangan :
Menurut Margaretha (2014)
Rm =Return pasar
mengungkapkan sejauh mana perusahaan
JIIt =JII pada tahun t
dibiayai oleh hutang dan kemampuan
JIIt-1 =JII pada tahun t-1
perusahaan untuk melunasinya .
Menghitung return saham individual
dihitung dengan rumus:
Dari tabel 2 di atas dapat diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut :
Y_B Saham : 2,811 + 0,195_Asset Growth + 0,261_Leverage – 0,242_Earning
Variability 2,811, apabila variabel independen
Dari persamaan di atas dapat diketahui : sama dengan nol.
1. Koefisien konstanta berdasarkan 2. Koefisien regresi asset growth
hasil regresi adalah 2,811 dengan diperoleh sebesar 0,195. Hal ini
nilai positif, ini dapat diartikan menyatakan bahwa setiap kenaikan
bahwa Beta saham akan bernilai sebesar satu satuan asset growth,
Daftar Pustaka
Chairiyah, M. (2013). Pengaruh Asset
Growth, Return On Equity, Total Halim, Abdul. 2015.Analisis Investasi dan
Asset Turnover, dan Earning Per Aplikasinya Dalam Aset Keuangan
Share Terhadap Beta Saham. Skripsi dan Riil. Salemba Empat
Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang Hartono, Jogiyanto. (2013). Teori
. Padang. Portofolio dan Analisis Investasi,
Edisi Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
Chen, Ming. 2014. Analisis Pengaruh
Perekonomian Makro dan Mikro James, Van Horne Dan John M.
yang berpengaruh pada Risiko Wachowicz Jr., 2011, Prinsip-
Sistematis Saham. Prinsip Manajemen Keuangan. Jilid
Journal.uny.ac.id/index 1. Edisi Kedua Belas. Jakarta :
.php/nominal/article/view/2696. Salemba Empat
Fidiana. (2016). Nilai-nilai Fundamental Kustini, Sri dan Pratiwi, Sevi. 2011.
dan Pengaruhnya Terhadap Beta Pengaruh Dividen Payout Ratio,
Saham Syariah Pada Jakarta Islamic Return on Asset dan Earning
Index. Jurnal STIESIA . Variability Terhadap Beta Saham
Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi.
Fidiana. (2010). Pengaruh Tingkat Suku Vol. 3 No. 2
Bunga, TIngkat Inflasi, dan Rasio http://journal.unnes.ac.id/index.php/
Keuangan Terhadap Beta Saham. jda.
Jurnal Investasi , 31-46.
Margaretha, Farah.2014.Dasar Dasar
Gitman, Lawrence.J dan Zulter, Chad. J. Manajemen Keuangan.Dian Rakyat.
2014. Principles of Managerial Jakarta
Finance. Edisi 13. Pearson
Mulyani, Neny. 2014. “Pengaruh Inflasi, Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta.
Produk Domestik Bruto Terhadap
Jakarta Islamic Index”. Jurnal Bisnis Suseno, Y.B. 2009. Analisis Faktor-Faktor
dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No. yang Mempengaruhi Beta Saham
1. (Studi Kasus Perbandingan
Perusahaan Finance dan Manufaktur
Mutia,Evi. 2014. Analisis Risiko Saham yang Listing di BEI Pada tahun
Syariah dan Non Syariah di Bursa 2005-2007. Tesis tidak
Efek Indonesia dipublikasikan. Magister Sains
Akuntnais, Universitas Diponegoro.
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Semarang
Regresi, dan Multivariate dengan
SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Soviani, Rina. 2015. Pengaruh Financial
Leverage dan Pertumbuhan Aktiva
Ratna, Anggi Masita dan Priyadi, Maswar terhadap Risiko Sistematis (BETA).
Patuh. 2014. Pengaruh Faktor Skripsi Program Study Akuntansi
Fundamental dan Variabel Makro Fakultas Ekonomi Universitas
Ekonomi terhadap Beta Saham negeri Padang. Padang
syariah. Jurnal Ilmu & Riset
Akuntansi. Vol.3 no.7. 2014. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Riantani, Suskim. 2013. “Analisis Pertama. Yogyakarta: Kanisius
Pengaruh Variabel Makroekonomi
dan Indeks Global Terhadap Return Widhiarso, “Wahyu. 2011. Contoh
Saham”. Seminar Nasional Analisis Melalui Amos – Ketika
Teknologi dan Informasi Terapan. Mediator & Moderator dalam satu
Model”. Jurnal Fakultas Psikolog,
Said, Salmah. 2012. “Pemikiran Ekonomi UGM. Hal 1-5.
Muslim Terhadap Pasar Modal
Syariah”. Jurnal Ilmiah Al Fikr Vol Wulansari, Ida Nur dan Triyonowati. 2014.
16 No 2. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor
Fundamental Terhadap Beta Saham
www.idx.com