Anda di halaman 1dari 10

PROTOKOL PENELITIAN

1 Judul Penelitian :
Pengaruh Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap Kecemasan Pasien
Bedah Elektif Di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD R. Syamsudin, SH
Kota Sukabumi
2 Identitias Pengusul Penelitian :
Sigit Purnomo, AM,Kep
3 Daftar isi :
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................... ii
DAFTAR BAGAN ...................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM ................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................ 14
C. Tujuan Penelitian ................................................... 14
1. Tujuan Umum ................................................ 12
2. Tujuan Khusus ............................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................. 15
1. Bagi RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi
......................................................................... 15
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota
Sukabumi ........................................................ 15
3. Bagi Peneliti ................................................... 15
E. Kerangka Pemikiran .............................................. 16
F. Hipotesis Penelitian ............................................... 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Keperawatan ........................................ 19
1. Pengertian Pelayanan Keperawatan ............... 19
2. Peran Perawat Profesional .............................. 19
B. Keperawatan Perioperatif ...................................... 21
1. Pengertian Pembedahan ................................. 21
2. Etiologi ........................................................... 21
3. Klasifikasi Prosedur Pembedahan .................. 22
4. Definisi Keperawatan Perioperatif ................. 24
5. Definisi Keperawatan Preoperatif .................. 25
6. Proses Keperawatan Praoperatif .................... 25
C. Konsep Kecemasan ............................................... 41
1. Pengertian Kecemasan ................................... 41
2. Tanda dan Gejala Kecemasan ........................ 42
3. Rentang Respon Kecemasan .......................... 42
4. Tingkatan kecemasan ..................................... 43
5. Penatalaksanaan Kecemasan .......................... 56
6. Pengukuran Kecemasan ................................. 59

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ...................................................... 64
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 65
1. Lokasi Penelitian ............................................ 65
2. Waktu Penelitian ............................................ 65
C. Variabel Penelitian ................................................ 65
1. Variabel tak bebas (variabel dependen atau
variabel Y) ...................................................... 66
2. Variabel bebas (variabel independen atau
variabel X) ...................................................... 66
D. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ...... 67
1. Definisi Konseptual ........................................ 67
2. Definisi Operasional ....................................... 68
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................ 70
1. Populasi .......................................................... 70
2. Sampel ............................................................ 71
F. Teknik Pengumpulan Data .................................... 74
1. Jenis Data ....................................................... 74
2. Metode Pengumpulan Data ............................ 75
G. Instrumen Penelitian .............................................. 76
H. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................ 77
1. Uji Validitas ................................................... 77
2. Uji Validitas dan Reabilitas ........................... 79
I. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................... 80
1. Pengolahan Data ............................................. 80
2. Teknik Analisa Data ....................................... 82
a. Analisis Univariat (Analisis Deskriptif) . 82
b. Analisis Bivariat ...................................... 83
J. Prosedur Penelitian ................................................ 84
K. Etika Penelitian ..................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

4 Ringkasan Penelitian :
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat komparatif yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk membandingkan yaitu pre dan
post pemberian informasi prabedah. Dalam penelitian ini akan
dilakukan pengukuran tingkat kecemasan pasien sebelum diberikan
informasi prabedah dan setelah diberikan informasi. Adakah pengaruh
pemberian informasi prabedah terhadap kecemasan pasien bedah elektif.
5 Latar Belakang :
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi-
tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan sebagai salah satu
unsur dari kesejahteraan rakyat juga mengandung arti terlindunginya
dan terlepasnya masyarakat dari segala macam gangguan yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Renstra Kemenkes RI,
2015).
Salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang
yang dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan
upaya peningkatan derajat kesehatan baik perseorangan, maupun
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan.yang memperngaruhi
derajat kesehatan adalah pelayanan kesehatan. Definisi pelayanan
kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2009 yang tertuang dalam Undang Undang Kesehatan adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Depkes RI,
2009).
Berdasarkan undang undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dengan karekteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan
teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap
mempu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setingi-tingginya.
Pembedahan merupakan trauma buatan yang akan menimbulkan
perubahan faal sebagai respon dari trauma itu sendiri (Jong, 2010).
Bedah telah menjadi salah satu bentuk keahlian sejak pertengahan
abad 19. Pembedahan merupakan cara dokter mengobati kondisi
yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-
obatan sederhana, pada awalnya dokter bedah hanya memiliki sedikit
pengetahuan tentang prinsip-prinsip aseptik dan teknik anastesi masih
sangat primitif serta tidak aman bagi pasien (Potter & Perry 2010).
Keperawatan perioperatif merupakan bidang yang berkembang
pesat, senantiasa berubah, dan memiliki berbagai kompleksitas dalam
perencanaan keperawatannya. Ada berbagai kondisi yang memberikan
motivasi pada keperawatan perioperatif untuk selalu melakukan inovasi
baru. Hal ini berdasarkan pada karakteristik penting dari keperawatan
perioperatif antara lain kerjasama tim yang berkualitas tinggi,
komunikasi yang efektif dan terapeutik dengan klien dan keluarga dan
tim bedah, pengkajian klien yang efektif dan efisien pada semua fase
serta advokasi untuk klien dan keluarga klien (Mutaqin, 2009).
Menurut Daniel (2012), selama periode perioperatif, peran
perawat bersifat inklusif diseluruh aspek perawatan klien dan keluarga.
Perawat mengkaji, memberikan intervensi dan mengevaluasi status
klien dan keluarga dalam hal fisiologis, psikososial dan spiritual.
Keseluruhan aktivitas perawat ditujukan untuk menempatkan klien dan
keluarga dalam kondisi terbaik disetiap fase operasi, mulai dari sebelum
waktu pembedahan (preoperatif) prosedur aktual pembedahan (intra
operatif) dan periode setelah dilakukannya pembedahan (post operatif)
(Wibisono, 2010).
Fase preoperatif merupakan tahap pertama dari perawatan
perioperatif yang dumulai ketika pasien mulai masuk ruang perawatan
dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan
tindakan pembedahan. Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yang meliputi persiapan diagnostik, persiapan
fisiologi, serta persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga. Pada
fase ini lingkup aktivitas keperawatan mencakup penetapan pengkajian
dasar klien, wawancara preoperatif dan menyiapkan pasien untuk
anestesi yang diberikan pada saat pembedahan.
Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial yang
mengancam dan membangkitkan reaksi stres fsiologis maupun
psikologis (Warsini, 2015). Pembedahan yang ditunggu akan
menyebabkan rasa takut dan ansietas (Potter & Perry, 2010). Ansietas
atau kecemasan dapat diakibatkan karena ketidaktahuan akan
prosedur pembedahan. Hal ini bisa berdampak terhadap kondisi fisik
maupun psikis klien yang akan menjalani pembedahan. Salah satu
faktor yang merupakan penyebab terjadinya pembatalan tindakan
pembedahan adalah kecemasan (pasien menyatakan belum siap untuk
menjalani pembedahan). Oleh karena itu sangat perlu bagi setiap klien
yang akan menjalani pembedahan untuk mendapatkan informasi
prabedah terkait dengan prosedur pembedahan yang akan dijalaninya.
Penyuluhan perioperatif merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kecemasan pra operatif. Hal ini sangat penting dalam
membantu pasien mengatasi kecemasannya sehingga perlu adanya
pelayanan keperawatan yang berkualitas, ini akan membantu
mengurangi rasa takut akibat ketidaktahuan pasien (Dayalon, 1994)
di kutip dari (Potter & Perry, 2010). Cara lain untuk mengatasi
kecemasan adalah dengan berdoa (Murpy, 2009).
Manfaat penyuluhan perioperatif yang terstruktur telah
terbukti (Potter & Perry, 2010). Salah satu bentuk penyuluhan
perioperatif diantaranya adalah penyuluhan/pemberian informasi Pra
bedah dimana hal ini bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan individu
tentang pengetahuan operasi, meningkatkan keamanan pasien,
meningkatkan kenyamanan psikologis dan fisiologis, meningkatkan
keikutsertaan pasien dan keluarga dalam perawatannya, dan
meningkatkan kepatuhan terhadap intruksi yang telah dijelaskan.
Informasi prabedah tersebut diberikan dalam bentuk penyuluhan
prabedah pada klien sebelum menjalani pembedahan, sehingga klien
akan merasa siap untuk menjalani pembedahan yang akan dijalaninya.
Riset menunjukkan bahwa penyuluhan perioperatif/pemberian
informasi prabedah dikaitkan dengan penurunan tingkat kecemasan,
ambulasi yang cepat, dan keikutsertaan dalam aktifitas perawatan diri
(Baradero, Dayrit & Siswadi, 2009).
Kecemasan adalah suatu yang menimpa hampir setiap orang
pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan
reaksi normal terhadap situasi yang menekan kehidupan seseorang, dan
karena itu berlangsung tidak lama. Penting sekali untuk mengingat
bahwa kecemasan bisa muncul sendiri atau bersama dengan gejala-
gejala lain berbagai gangguan emosi.
Kecemasan yang dialami pasien mempunyai bermacam-
macam alasan diantaranya adalah cemas menghadapi ruangan operasi
dan peralatan operasi, cemas menghadapi body image yang berupa
cacat anggota tubuh, cemas dan takut mati saat di bius, cemas bila
operasi gagal, cemas masalah biaya yang membengkak. Beberapa
pasien yang mengalami kecemasan berat terpaksa menunda jadwal
operasi karena pasien merasa belum siap mental menghadapi operasi
(Sawitri & Sudayanto, 2008).
Kecemasan tersebut dimanifestasikan secara langsung melalui
perubahan fisiologis seperti (gemetar, berkeringat, detak jantung
meningkat, nyeri abdomen, sesak nafas) dan perubahan perilaku seperti
(gelisah, bicara cepat, reaksi terkejut) dan secara tidak langsung melalui
timbulnya gejala sebagai upaya untuk melawan kecemasan (Stuart
2007). Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah
pandangan interpersonal yang beranggapan adanya ancaman terhadap
integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari
(Stuart, 2007).
Penelitian Sawitri dan Sudaryanto (2008) dengan judul
penelitian “Pengaruh Pemberian informasi pra bedah terhadap tingkat
kecemasan pada pasien bedah mayor di Bangsal Orthopedi RSUI
Kustati Surakarta” menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pemberian informasi pra bedah dengan penurunan
tingkat kecemasan pada pasien pra bedah mayor dan ada perbedaan
tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
pemberian informasi pra bedah yaitu ada penurunan tingkat
kecemasan dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan.
Hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 3
April 2018 terhadap 10 orang responden, didapatkan bahwa semua
responden menyatakan cemas, 3 orang responden mengalami cemas
ringan dan 7 orang responden mengalami kecemasan sedang.
Berdasarkan data dan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
mengambil penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Informasi Pra
Bedah Terhadap Kecemasan Pasien Bedah Elektif Di Ruang Rawat Inap
Bedah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi”.
6 Tujuan penelitian :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh pemberian informasi pra bedah terhadap
kecemasan pasien bedah elektif di ruang rawat inap bedah RSUD
R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pasien
preoperasi berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan pada pasien bedah elektif di ruang
rawat inap bedah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian informasi pra bedah
terhadap kecemasan pasien bedah elektif di ruang rawat inap
bedah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi
7 Manfaat Penelitian :
1. Bagi RSUD R. Syamsudin, SH
Sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan kualitas
layanan keperawatan perioperatif khususnya pada fase preoperatif
di ruang perawatan bedah.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan kepustakaan serta untuk
meningkatkan pengetahuan pembaca terkait dengan pengaruh
pemberian informasi prabedah terhadap kecemasan pada pasien
yang akan menjalani operasi.
3. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan wawasan serta pengalaman khususnya
dalam hal penelitian, yang selanjutnya dapat menerapkan teori teori
dan hasil penelitian yang telah didapatkan terutama yang
berhubungan dengan pelayanan keperawatan perioperatif.
8 Metoda Penelitian :
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
Experimental Research. Experiment Research adalah kegiatan
percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala
atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu
(Notoatmodjo, 2010).
Desain Experimental Research yang digunakan adalah pre
eksperimental design dengan rancangan One Group Pretest Posttest,
didalam rancangan ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu
sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Dalam rancangan ini
tidak ada kelompok pembanding (kontrol).
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD
R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi pada bulan Maret 2018 sampai
dengan bulan Juli 2018.
Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah pemberian
informasi pra bedah. Sedangkan variabel terikatnya adalah kecemasan
pasien bedah elektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dilakukan
pembedahan elektif di Ruang Rawat Inap Bedah kelas III RSUD R.
Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang
dilakukan pembedahan elektif di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD R.
Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
Cara pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan teknik nonprobability sampling dengan metode
consecutive sampling, dimana semua subjek yang memenuhi kriteria
pemilihan inklusi dimasukan penelitian sampai batas waktu, sehingga
jumlah sampel yang diperlukan terpenuhi (Hidayat, 2012).
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan
menurut Dempsey A.D dan Dempsey P.A (2008) sampel experiment
minimal 15 cukup representative. Namun untuk mengantisipasi apabila
terdapat data yang kurang lengkap atau responden yang tidak mau lagi
ikut berpastisipasi dalam penelitian maka jumlah sampel ditambah.
Koreksi atau penambahan jumlah sampel berdasarkan prediksi sampel
drop out dari penelitian.
Rumus yang digunakan untuk koreksi dalam penelitian yaitu :

Keterangan :
: besar sampel setelah dikoreksi
: jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya
: prediksi presentasi jumlah sampel drop out.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan


mengggunakan kuesioner.
Kuesioner dalam penelitiaan ini digunakan untuk mengetahui
karakteristik pasien yang akan menjalani pembedahan dengan sifat
pembedahan elektif serta tingkat kecemasan pasien terkait pembedahan
yang akan dijalaninya. Pada penelitian ini di gunakan kuesioner tertutup
dimana responden akan menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan
jawabannya sesuai dengan pertanyaan yang telah dibuat (Juanda, 2009).
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner kecemasan HARS
uang sudah dimodifikasi. Adapun skala kecemasan HARS tersebut
terdiri dari 14 item gejala yaitu: perasaan cemas, ketegangan,
ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi,
gejala somatic, gejala sensorik, gejala kardiovaskuler, gejala pernapasan,
gejala saluran pencernaan, gejala urogenital, gejala otonom
vegetative dan perilaku saat dilakukan wawancara.
Penyebaran kuesioner dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
pemberian informasi prabedah dan sesudah dilakukan pemberian
informasi prabedah yaitu dilakukan pagi hari sebelum pasien diantar ke
ruang operasi. Pemberian informasi prabedah yang pertama dilakukan 1
hari sebelum operasi dilaksanakan. Pemberian informasi dilakukan oleh
perawat yang sudah tersertifikasi untuk memberikan informasi dan
edukasi.
9 Pertimbangan Izin Penelitian :

10 Pertimbangan Etik Penelitian :

11 Daftar Kepustakaan :
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka


Cipta.
Asmadi. 2009. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Baradero, M, Dayrit, VM, Siswadi, Y. 2009. Prinsip dan Praktik
Keperawatan Perioperatif. Jakarta : ECG,
Budhiana, Johan. 2016. Modul Metode Penelitian dan Analisa Data.
Sukabumi : STIKes Sukabumi.
Cahya, Windi, A. 2013. Pengaruh Pemberian Informasi Prabedah
Terhadap Kecemasan Pasien Prabedah Terencana di IRNA
Bedah RS Muhamadiyah Palembang. Jurnal Keperawatan, Vol 1
Edisi 2 Nopember 2013
Depkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Hawari, D. 2008. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi Edisi 2. Jakarta
: FKUI
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta : Keputusan Menteri
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta :
Keputusan Menteri Kesehatan RI.
LeMone, Priscilla. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC
Murphy. J. 2009. Keajaiban Kekuatan Pikiran. Jakarta : Serambi
Muttaqin, A., & Sari, K. 2009. Asuhan Keperawatan Perioperatif
Konsep, Proses, dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam. 2008. Metodologi Penelitian Ilmu Keperwatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan
Praktik. Jakarta : Salemba medika
Nursalam dan Ferry Efendi. 2012. Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7.
Jakarta : Salemba Medika
PP Hipkabi. 2016. Buku Pelatihan Dasar Dasar Keterampilan Bagi
Perawat Kamar Bedah. Jakarta : HIPKABI Press
Rekam medik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi. SOP Pemberian
Informasi dan Edukasi
Rianse, Usman. 2012. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Teori dan
Aplikasi. Bandung : Alfabeta
RSUD R. Syamsudin, SH. Pedoman Pelayanan Instalasi Bedah Sentral
Ruslan, Endang. 2016. Analisis Kepuasan Pasien Bedah Elektif
Terhadap Pelayanan Keperawatan Preoperatif di Ruang
Perawatan Bedah RSUD R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi.
Sukabumi : STIKESMI
Sartika, R. (2013). Efektivitas Konseling Dan Musik Religi Kristen
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
Ruangan Irina BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Diakses 1 April 2018 http://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2233/1790

Sawitri, E., & Sudaryanto, A. (2008). Pengaruh Pemberian


Informasi Pra Bedah terhadap Tingkat Kecemasan pada
Pasien Pra Bedah Mayor di Bangsal Orthopedi RSUI
Kustati
Sumiati, dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta :
Trans Info Medika
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Stuart, W., G. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Warsini. 2015. Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre-Operasi di Ruang Instalasi
Bedah Sentral RSUD Saras Husada Purworejo. JNKI, Vol. 3,
No. 1, Tahun 2015, 96-102
Wibisono, Ahmad Hasyim. 2010. Aplikasi Sistem Informasi AORN
SYNTEGRITY Standarized Perioperatif Framework (SPF)
Sebagai Sarana Meningkatkan Kualitas Asuhan Keperawatan
Perioperatif. Jakarta : Universitas Indonesia. Di akses dari
http://pkko.fik.ac.id/ pada tanggal 1 April 2018 pukul 10.15 WIB

13 Jadwal Penelitian :
Pengambilan data dilakukan pada bulan Juli 2018
14 Rekapitulasi Biaya :

Anda mungkin juga menyukai