Anda di halaman 1dari 8

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 No. 39/07/94/Th.

XIII, 15 Juli 2021

BERITA
RESMI
STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua


Maret 2021
• Persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan
Persentase terakhir mengalami peningkatan sebesar 0,06 persen poin yaitu
dari 26,80 persen pada September 2020 menjadi 26,86 persen
Penduduk pada Maret 2021.

Miskin Maret • Persentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan


mengalami peningkatan sebanyak 0,32 persen poin menjadi
2021 naik 4,91 persen (4,59 persen pada September 2020) sedangkan
menjadi perdesaan naik sebanyak 0,02 persen poin menjadi 35,71 persen
(35,69 persen pada September 2020).
26,86 persen • Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh
lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, baik
perkotaan maupun perdesaan. Pada Maret 2021, sumbangan
Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan di
perkotaan sebesar 67,45 persen, sedangkan perdesaan sebesar
78,72 persen.
• Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap GK Provinsi
Papua di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek filter,
daging ayam ras, telur ayam ras, dan tongkol/tuna/cakalang.
Sedangkan komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap
GK di perdesaan adalah ketela rambat/ubi, beras, rokok kretek
filter, daging babi, dan daging ayam ras.
• Pada periode September 2020 - Maret 2021, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menunjukkan kecenderungan turun. Hal ini mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan antar penduduk
miskin semakin berkurang dibanding periode sebelumnya.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 1


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2020 - Maret 2021
Secara umum, pada periode Maret 2012 - Maret 2021 tingkat kemiskinan mengalami
penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase. Tercatat persentase penduduk miskin
pada periode tersebut turun sebesar 4,25 persen poin, yaitu dari 31,11 persen atau berjumlah
920,52 ribu jiwa pada Maret 2012 menjadi 26,86 persen atau 920,44 ribu jiwa pada Maret 2021.
Persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan terakhir justru mengalami peningkatan
sebesar 0,06 persen poin yaitu dari 26,80 persen pada September 2020 menjadi 26,86 persen
pada Maret 2021. Begitu pula jika dibandingkan dengan Maret 2020, terjadi peningkatan 0,22
persen poin (26,64 pada Maret 2020).
Gambar 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2012- Maret 2020
960,56
42,00
939,56
920,52 916,36 924,41 926,36 920,44 950,00

911,33 914,87 910,42 917,63 915,22 911,37 912,23


40,00 898,21 897,69 900,95
900,00
864,11 859,15
38,00

850,00

36,00

800,00

34,00

31,52 750,00

32,00
31,11 31,13
30,66
30,05
700,00
30,00
28,40 28,54 28,40
28,17
27,80 27,62 27,76 27,74 27,53
27,43 650,00
28,00
26,64 26,80 26,86
26,55

600,00
26,00

24,00 550,00

22,00 500,00
Mar-12

Sep-12

Mar-13

Sep-13

Mar-14

Sep-14

Mar-15

Sep-15

Mar-16

Sep-16

Mar-17

Sep-17

Mar-18

Sep-18

Mar-19

Sep-19

Mar-20

Sep-20

Mar-21

Jumlah Penduduk Miskin (ribu jiwa) Persentase Penduduk Miskin

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Catatan: Maret 2012-Maret 2021 merupakan backcasting dari penimbang proyeksi penduduk hasil Sensus Penduduk 2010,
sedangkan mulai September 2020 memakai penimbang proyeksi penduduk SUPAS 2015

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Tipe Daerah


Dilihat menurut tipe daerahnya, penduduk miskin di Papua terkonsentrasi di daerah
perdesaan, dimana pada Maret 2021 terdapat 872,08 ribu jiwa atau 35,71 persen penduduk
miskin tinggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 48,36 ribu jiwa atau 4,91
persen. Jika dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya (September 2020), terdapat
peningkatan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 0,32 persen poin dan
untuk daerah perdesaan persentase penduduk miskin naik sebesar 0,02 persen poin.

2 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021


Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Papua menurut Daerah, Maret 2020 - Maret 2021
Tipe Daerah/ Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk
(Ribu Jiwa) Miskin
(1) (2) (3)
Perkotaan
Maret 2020 43,63 4,47
September 2020 44,73 4,59
Maret 2021 48,36 4,91
Perdesaan
Maret 2020 867,74 35,50
September 2020 867,50 35,69
Maret 2021 872,08 35,71
Perkotaan+Perdesaan
Maret 2020 911,37 26,64
September 2020 912,23 26,80
Maret 2021 920,44 26,86
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

3. Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi


Gambar 2 menunjukkan persentase penduduk miskin menurut provinsi se-Indonesia pada
Maret 2021. Dari gambar tersebut tampak bahwa 3 (tiga) provinsi di Kawasan Timur Indonesia
yaitu Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan
persentase penduduk miskin terbesar yaitu secara berurutan 26,86 persen, 21,84 persen dan
20,99 persen. Sedangkan 3 (tiga) provinsi dengan persentase penduduk miskin terendah berada
di Provinsi Bali sebesar 4,53 persen, diikuti oleh Provinsi DKI Jakarta sebesar 4,72 persen dan
Provinsi Kalimantan Selatan dengan persentase penduduk miskin sebesar 4,83 persen.
Gambar 2.
Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi
26,86
21,84
20,99
17,87
15,61
15,33
15,22
14,14
13,00
12,84
12,80
12,62
11,79
11,66
11,40
11,29
10,14
9,01
8,78
8,40
8,09
7,77
7,36
7,15
7,12
6,89
6,66
6,63
6,54
6,12
5,16
4,90
4,83
4,72
4,53

Banten

Sumatera Utara
Indonesia

Bengkulu

Papua
Bangka Belitung

Kepulauan Riau

Kalimantan Barat

Lampung
DI Yogyakarta

Nusa Tenggara Barat


Sulawesi Utara

Maluku
Bali

Kalimantan Selatan

Jawa Tengah

Nusa Tenggara Timur


DKI Jakarta

Kalimantan Timur
Sumatera Barat

Riau

Sulawesi Tengah
Kalimantan Utara

Jambi
Jawa Barat

Sulawesi Barat

Sumatera Selatan

Gorontalo

Papua Barat
Kalimantan Tengah

Maluku Utara

Sulawesi Selatan

Jawa Timur
Sulawesi Tenggara

Aceh

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 3


4. Perkembangan Garis Kemiskinan Maret 2020 - Maret 2021
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk
menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Seiring dengan kenaikan
harga (inflasi) yang terjadi dari tahun ke tahun, besarnya GK juga mengalami peningkatan.
Garis kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 adalah Rp 591.959,-. Selama September
2020 - Maret 2021 terjadi kenaikan GK, yaitu sebesar Rp 11.496,- atau sebesar 1,98 persen.
Tabel 2.
Garis Kemiskinan dan Perubahannya menurut Perkotaan dan Perdesaan
Maret 2020 - Maret 2021
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Tipe Daerah/ Tahun
Makanan Non Makanan Total
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Maret 2020 408.356 202.759 611.115
September 2020 419.488 202.858 622.346
Maret 2021 428.098 206.605 634.703
Perubahan Mar’20 - Mar’21 (%) 4,83 1,90 3,86
Perubahan Sep’20 - Mar’21 (%) 2,05 1,85 1,99
Perdesaan
Maret 2020 428.109 114.586 542.695
September 2020 443.201 119.210 562.412
Maret 2021 451.443 122.067 573.510
Perubahan Mar’20 - Mar’21 (%) 5,45 6,53 5,68
Perubahan Sep’20 - Mar’21 (%) 1,86 2,40 1,97
Perkotaan+Perdesaan
Maret 2020 423.243 139.749 562.992
September 2020 437.370 143.093 580.463
Maret 2021 445.607 146.352 591.959
Perubahan Mar’20 - Mar’21 (%) 5,28 4,72 5,15
Perubahan Sep’20 - Mar’21 (%) 1,88 2,28 1,98
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

Ditinjau menurut tipe daerahnya, GK daerah perkotaan pada Maret 2021 adalah sebesar
Rp634.703,- lebih tinggi dibanding GK perdesaan sebesar Rp 573.510,-. Hal ini berarti biaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) baik untuk makanan dan bukan
makanan lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat pada Tabel
3 bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan baik untuk tipe daerah perkotaan maupun perdesaan. Pada bulan Maret 2021,
sumbangan GKM perkotaan terhadap GK sebesar 67,45 persen dan GKM perdesaan sebesar
78,72 persen. Sedangkan sumbangan GKNM perkotaan dan GKNM perdesaan masing-masing
hanya menyumbang 32,55 persen dan 21,28 persen dari total GK Provinsi Papua.

4 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021


Tabel 3.
Daftar Komoditi Makanan yang Memberi Sumbangan Besar terhadap
Garis Kemiskinan serta Kontribusinya (%), Maret 2021
Jenis Komoditi Perkotaan Jenis Komoditi Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Makanan 67,45 78,72
Beras 14,38 Ketela rambat/ubi 17,86
Rokok kretek filter 9,37 Beras 11,26
Daging ayam ras 4,00 Rokok kretek filter 6,61
Telur ayam ras 3,67 Daging babi 4,12
Tongkol/tuna/cakalang 3,25 Daging ayam ras 3,97
Lainnya 32,78 Lainnya 34,90
Bukan Makanan 32,55 21,28
Perumahan 15,14 Perumahan 11,45
Listrik 3,46 Kayu bakar 2,46
Perlengkapan mandi 1,79 Perlengkapan mandi 1,11
Bensin 1,67 Listrik 0,79
Pendidikan 1,55 Sabun cuci 0,77
Lainnya 8,94 Lainnya 4,70
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021
Pada Maret 2021, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK
berbeda jenisnya antara daerah perkotaan dan perdesaan. Dari 5 (lima) komoditi makanan
terbesar yang memberi pengaruh terhadap kenaikan GK di perkotaan adalah beras (14,38
persen), rokok kretek filter (9,37 persen), daging ayam ras (4,00 persen), telur ayam ras (3,67
persen), dan tongkol/tuna/cakalang (3,25 persen). Sedangkan 5 (lima) jenis komoditi makanan
yang memberikan andil terbesar terhadap kenaikan GK di perdesaan adalah ketela rambat/ubi
(17,86 persen), beras (11,26 persen), rokok kretek filter (6,61 persen), daging babi (4,12 persen)
dan daging ayam ras (3,97 persen).
Untuk komoditi non makanan, perumahan memberikan sumbangan terbesar terhadap
GK di perkotaan yaitu sebesar 15,14 persen pada bulan Maret 2021. Selain perumahan, barang
kebutuhan bukan makanan yang berpengaruh cukup besar terhadap GK di perkotaan diantaranya
listrik (3,46 persen), perlengkapan mandi (1,79 persen), bensin (1,67 persen) dan pendidikan
(1,55 persen). Sedangkan untuk daerah perdesaan, barang kebutuhan non makanan yang
berpengaruh cukup besar terhadap GK diantaranya perumahan (11,45 persen), kayu bakar (2,46
persen), perlengkapan mandi (1,11 persen), listrik (0,79 persen), dan sabun cuci (0,77 persen).
5. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk
miskin.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 5


Selama periode September 2020 - Maret 2021 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Papua menunjukkan kecenderungan turun. Indeks
Kedalaman Kemiskinan turun dari 6,902 pada September 2020 menjadi 5,601 pada Maret 2021.
Demikian pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 2,350 menjadi 1,689 pada
periode yang sama (Tabel 4). Kenaikan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan
antar penduduk miskin semakin berkurang dibanding periode sebelumnya.
Tabel 4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menurut Daerah, Maret 2020 - Maret 2021
Tahun Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Maret 2020 0,623 8,369 6,157
September 2020 0,825 9,338 6,902
Maret 2021 0,850 7,517 5,601
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Maret 2020 0,144 2,849 2,077
September 2020 0,169 3,224 2,350
Maret 2021 0,254 2,267 1,689
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020, September 2020, dan Maret 2021

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah
perdesaan jauh lebih tinggi daripada perkotaan. Pada bulan Maret 2021, nilai Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,850 sementara di daerah perdesaan mencapai
7,517. Demikian juga untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di mana nilai Indeks untuk
perkotaan hanya 0,254 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,267. Dari nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan jauh lebih parah daripada daerah
perkotaan karena dari semua segi, baik jumlah, persentase, kedalaman maupun keparahan
kemiskinan.
6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September
2020 - Maret 2021 antara lain:
1. Ekonomi Papua Tanpa Pertambangan dan Penggalian triwulan I-2021 dibanding triwulan
I-2020 (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar negatif 3,76 persen. Angka
ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode triwulan I-2020 (y on y)
yang tumbuh 2,76 persen.
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi sebesar
negatif 4,72 persen (y-on-y).
3. Gabungan 3 kota IHK di Papua tercatat mengalami laju inflasi semesteran Maret 2021
sebesar 1,12 persen terhadap September 2020. Laju inflasi year on year sebesar 2,47
persen pada Maret 2021 terhadap Maret 2020.

6 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021


4. Pada periode September 2020 – Maret 2021, harga eceran beberapa komoditas pokok
mengalami kenaikan antara lain daging babi (49,62%), rokok kretek filter (38,07%),
ketela rambat (29,69%), dan ikan cakalang & tuna (2,07%).
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2021 sebesar 3,77 persen, naik jika
dibandingkan dengan kondisi Februari tahun sebelumnya.
6. Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Papua pada bulan Maret 2021 sebesar 102,90 turun
0,67 persen dibandingkan September 2020 dengan indeks NTP sebesar 103,59.
7. Persentase Rumah Tangga penerima Bantuan Sosial PKH/Sembako/Pemda pada Maret
2021 lebih rendah dibandingkan September 2020. Selain itu, progress penyaluran dan
pemanfaatan PKH Tahap I 2021 per 31 Maret 2021 di Provinsi Papua baru mencapai 89,6
persen, sedangkan provinsi lain di Indonesia sudah mencapai lebih dari 90 persen.
8. Terus meningkatnya kasus penyebaran COVID-19 di Provinsi Papua sehingga diterapkan
kebijakan berbagai pembatasan untuk mencegah penyebaran COVID-19 antara lain
pembatasan kegiatan yang mengumpulkan massa dalam jumlah banyak seperti kegiatan
peribadatan tatap muka yang dibatasi hanya 50 persen. Selain itu perayaan hari raya
keagamaan seperti Imlek, Hari Raya Injil masuk di Tanah Papua, dan Nyepi juga dibatasi
sehingga berdampak pada menurunnya konsumsi masyarakat.
7. Penjelasan Teknis dan Sumber Data
1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat
dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
2. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari
dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non
Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk
daerah perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
lemak, dll).
4. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komoditi baik di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
5. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
6. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2021
adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) bulan Maret 2021.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021 7


Kemiskinan Papua
Maret 2021
BRS No. 39/07/94/Th. XIII, 15 Juli 2021

Mar-19

26,86%
Mar-21
Sept-20
Mar-20
Sept-19 terjadi kenaikan

0,06% poin
35,71%
Persentase
Penduduk Miskin
di Perdesaan

4,91%
Persentase
Penduduk Miskin
di Perkotaan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA
https://papua.bps.go.id

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Statistik Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh


Provinsi Papua
Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II Undang-Undang, hak cipta melekat pada
Jayapura - Papua 99112 Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan,
mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
Sugiyanto, SST, M.Si. menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Koordinator Fungsi Statistik Sosial untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
E-mail: sugiy@bps.go.id
Website : http://papua.bps.go.id Pusat Statistik.

8 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai