BERITA
RESMI
STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA
850,00
36,00
800,00
34,00
31,52 750,00
32,00
31,11 31,13
30,66
30,05
700,00
30,00
28,40 28,54 28,40
28,17
27,80 27,62 27,76 27,74 27,53
27,43 650,00
28,00
26,64 26,80 26,86
26,55
600,00
26,00
24,00 550,00
22,00 500,00
Mar-12
Sep-12
Mar-13
Sep-13
Mar-14
Sep-14
Mar-15
Sep-15
Mar-16
Sep-16
Mar-17
Sep-17
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
Mar-20
Sep-20
Mar-21
Banten
Sumatera Utara
Indonesia
Bengkulu
Papua
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Barat
Lampung
DI Yogyakarta
Maluku
Bali
Kalimantan Selatan
Jawa Tengah
Kalimantan Timur
Sumatera Barat
Riau
Sulawesi Tengah
Kalimantan Utara
Jambi
Jawa Barat
Sulawesi Barat
Sumatera Selatan
Gorontalo
Papua Barat
Kalimantan Tengah
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Aceh
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2021
Ditinjau menurut tipe daerahnya, GK daerah perkotaan pada Maret 2021 adalah sebesar
Rp634.703,- lebih tinggi dibanding GK perdesaan sebesar Rp 573.510,-. Hal ini berarti biaya untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) baik untuk makanan dan bukan
makanan lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat pada Tabel
3 bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan
makanan baik untuk tipe daerah perkotaan maupun perdesaan. Pada bulan Maret 2021,
sumbangan GKM perkotaan terhadap GK sebesar 67,45 persen dan GKM perdesaan sebesar
78,72 persen. Sedangkan sumbangan GKNM perkotaan dan GKNM perdesaan masing-masing
hanya menyumbang 32,55 persen dan 21,28 persen dari total GK Provinsi Papua.
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah
perdesaan jauh lebih tinggi daripada perkotaan. Pada bulan Maret 2021, nilai Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,850 sementara di daerah perdesaan mencapai
7,517. Demikian juga untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di mana nilai Indeks untuk
perkotaan hanya 0,254 sementara di daerah perdesaan mencapai 2,267. Dari nilai tersebut dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan jauh lebih parah daripada daerah
perkotaan karena dari semua segi, baik jumlah, persentase, kedalaman maupun keparahan
kemiskinan.
6. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September
2020 - Maret 2021 antara lain:
1. Ekonomi Papua Tanpa Pertambangan dan Penggalian triwulan I-2021 dibanding triwulan
I-2020 (y on y) mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar negatif 3,76 persen. Angka
ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode triwulan I-2020 (y on y)
yang tumbuh 2,76 persen.
2. Pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2021 mengalami kontraksi sebesar
negatif 4,72 persen (y-on-y).
3. Gabungan 3 kota IHK di Papua tercatat mengalami laju inflasi semesteran Maret 2021
sebesar 1,12 persen terhadap September 2020. Laju inflasi year on year sebesar 2,47
persen pada Maret 2021 terhadap Maret 2020.
Mar-19
26,86%
Mar-21
Sept-20
Mar-20
Sept-19 terjadi kenaikan
0,06% poin
35,71%
Persentase
Penduduk Miskin
di Perdesaan
4,91%
Persentase
Penduduk Miskin
di Perkotaan
BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA
https://papua.bps.go.id
Diterbitkan oleh: