Anda di halaman 1dari 8

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 No. 14/02/94/Th.

XIII, 15 Februari 2021

BERITA
RESMI
STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK
PROVINSI PAPUA

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua


September 2020
• Persentase penduduk miskin di Papua selama enam bulan
Persentase terakhir mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen poin yaitu
dari 26,64 persen pada Maret 2020 menjadi 26,80 persen pada
Penduduk September 2020.

Miskin Maret • Persentase penduduk miskin di Papua untuk daerah perkotaan


mengalami peningkatan sebanyak 0,12 persen poin menjadi
2020 naik 4,59 persen (4,47 persen pada Maret 2020) serta perdesaan
menjadi naik sebanyak 0,19 persen poin menjadi 35,69 persen (35,50
persen pada Maret 2020).
26,80 persen • Peranan komodi� makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh
lebih besar dibandingkan peranan komodi� bukan makanan,
baik perkotaan maupun perdesaan. Pada September 2020,
sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis
Kemiskinan di perkotaan sebesar 67,40 persen, sedangkan
perdesaan sebesar 78,80 persen.
• Komodi� makanan yang berpengaruh besar terhadap GK
Provinsi Papua di daerah perkotaan adalah beras, rokok kretek
filter, ikan kembung, telur ayam ras, dan kue basah. Lalu,
komodi� makanan yang berpengaruh besar terhadap GK di
perdesaan adalah ketela rambat/ubi, beras, rokok kretek filter,
ketela pohon, dan daun singkong.
• Pada periode Maret 2020 - September 2020, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menunjukkan kecenderungan naik. Hal ini mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung
menjauhi garis kemiskinan dan ke�mpangan antar penduduk
miskin semakin bertambah dibanding periode sebelumnya.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 1


1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2019 - Maret 2020
Secara umum, pada periode Maret 2012 - September 2020 �ngkat kemiskinan mengalami
penurunan dari sisi persentase, namun dari sisi jumlah penduduk miskin cenderung fluktua�f.
Tercatat persentase penduduk miskin pada periode tersebut turun sebesar 4,31 persen poin,
yaitu dari 31,11 persen atau berjumlah 920,5 ribu jiwa pada Maret 2012 menjadi 26,80 persen
atau 912,2 ribu jiwa pada September 2020. Persentase penduduk miskin di Papua selama enam
bulan terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen poin yaitu dari 26,64 persen
pada Maret 2020 menjadi 26,80 persen pada September 2020. Sejalan bila dibandingkan dengan
September 2019, terjadi kenaikan 0,25 poin persen.

Gambar 1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Maret 2012- September 2020

960,6
960 39,00

939,6 37,00
940

924,4 926,4
920,5 35,00
916,4 917,6
920 914,9 915,2
911,3 910,4 911,4 912,2
33,00
901,0
898,2 897,7
900
31,00
31,52
31,11 31,13
880 30,66
30,05 29,00
28,17
864,1
859,2 28,40 28,54 28,40
860
27,80 27,62 27,76 27,74 27,00
27,43 27,53
26,55 26,64 26,80
840 25,00
Mar 12 Sep 12 Mar 13 Sep 13 Mar 14 Sep 14 Mar 15 Sep 15 Mar 16 Sep 16 Mar 17 Sep 17 Mar 18 Sep 18 Mar 19 Sep 19 Mar 20 Sep 20

Jumlah Penduduk Miskin (dalam ribu) Persentase Penduduk Miskin

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)


Catatan: Maret 2012-Maret 2020 merupakan backcas�ng dari penimbang proyeksi penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 ,
sedangkan kondisi September 2020 memakai penimbang proyeksi penduduk SUPAS 2015.

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan menurut Tipe Daerah


Dilihat menurut �pe daerahnya, penduduk miskin di Papua terkonsentrasi di daerah
perdesaan, di mana pada September 2020 terdapat 867,50 ribu jiwa atau 35,69 persen
penduduk miskin �nggal di perdesaan, sedangkan di perkotaan hanya sebesar 44,73 ribu jiwa
atau 4,59 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi pada periode sebelumnya (Maret 2020),
terdapat kenaikan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar 0,12 persen poin.
Sejalan dengan daerah perdesaan, persentase penduduk miskin naik sebesar 0,19 persen poin.

2 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020


Tabel 1.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Papua menurut Daerah, Maret 2019 - September 2020
Tipe Daerah/ Tahun Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk
(Ribu Jiwa) Miskin
(1) (2) (3)
Perkotaan
September 2019 43,93 4,53
Maret 2020 43,63 4,47
September 2020 44,73 4,59
Perdesaan
September 2019 857,02 35,36
Maret 2020 857,74 35,50
September 2020 867,50 35,69
Perkotaan+Perdesaan
September 2019 900,95 26,55
Maret 2020 911,37 26,64
September 2020 912,23 26,80
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2019, Maret 2020, dan September 2020

3. Tingkat Kemiskinan menurut Provinsi


Gambar 2 menunjukkan persentase penduduk miskin menurut provinsi se-Indonesia pada
September 2020. Dari gambar tersebut tampak bahwa �ga provinsi di Kawasan Timur Indonesia
yaitu Provinsi Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah dengan
persentase penduduk miskin terbesar yaitu secara berurutan 26,80 persen, 21,70 persen dan
21,21 persen. Tiga provinsi dengan persentase penduduk miskin terendah berada di Provinsi Bali
sebesar 4,45 persen, diiku� oleh DKI Jakarta 4,69 persen dan Kalimantan Selatan dengan
persentase penduduk miskin sebesar 4,83 persen.
26,80
Gambar 2.
Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi Kondisi September 2020

10,19

4,45
Aceh
Lampung
Riau

Maluku
Bali

Jambi

INDONESIA
Kepulauan Riau

Banten

Jawa Timur

Bengkulu
Bangka Belitung

Papua
DKI Jakarta

Kalimantan Timur

Sulawesi Barat

Gorontalo
Maluku Utara

Sulawesi Selatan

Papua Barat
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan

Sumatera Selatan
Sumatera Barat

Kalimantan Barat
Kalimantan Utara

Sumatera Utara

DI Yogyakarta

Nusa Tenggara Timur


Jawa Tengah

Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Kalimantan Tengah

Nusa Tenggara Barat

Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 3


4. Perkembangan Garis Kemiskinan Maret 2019 - Maret 2020
Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk
menjadi miskin atau �dak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-
rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Seiring dengan kenaikan
harga (inflasi) yang terjadi dari tahun ke tahun, besarnya GK juga mengalami peningkatan.
Garis kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 adalah Rp 580.463,-. Selama Maret
2020 - September 2020 terjadi kenaikan GK, yaitu sebesar Rp 17.471,- atau sebesar 3,10
persen.
Tabel 2.
Garis Kemiskinan dan Perubahannya menurut Perkotaan dan Perdesaan
September 2019 - September 2020
Tipe Daerah/ Tahun GK Makanan GK Non Makanan Garis Kemiskinan
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
September 2019 402.419 201.039 603.458
Maret 2020 408.356 202.759 611.115
September 2020 419.488 202.858 622.346
Perubahan Sept 2019 - Mar 2020 1,48 0,86 1,27
Perubahan Mar 2020 - Sep 2020 2,73 0,05 1,84
Perdesaan
September 2019 424.006 114.082 538.088
Maret 2020 428.109 114.586 542.695
September 2020 114.586 119.210 562.412
Perubahan Sept 2019 - Mar 2020 0,97 0,44 0,86
Perubahan Mar 2020 - Sep 2020 3,53 4,04 3,63
Perkotaan+Perdesaan
September 2019 418.367 138.869 557.236
Maret 2020 423.243 139.749 562.992
September 2020 437.370 143.093 580.463
Perubahan Sept 2019 - Mar 2020 1,17 0,63 1,03
Perubahan Mar 2020 - Sep 2020 3,34 2,39 3,10
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2019, Maret 2020, dan September 2020

Di�njau menurut �pe daerahnya, GK daerah perkotaan pada September 2020 adalah
sebesar Rp622.346,-. Nilai ini lebih �nggi dibanding GK perdesaan yang sebesar Rp562.412,-. Hal
ini berar� biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak (basic needs) untuk
makanan dan bukan makanan lebih besar di perkotaan daripada di perdesaan.
Dengan memperha�kan komponen Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis
Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat pada Tabel 3
bahwa peranan komodi� makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komodi� bukan
makanan baik untuk �pe daerah perkotaan maupun perdesaan. Pada bulan September 2020,
sumbangan GKM perkotaan terhadap GK sebesar 67,40 persen dan GKM perdesaan sebesar
78,80 persen. Namun, sumbangan GKNM perkotaan dan GKNM perdesaan masing-masing hanya

4 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020


menyumbang 32,60 persen dan 21,20 persen dari total GK Provinsi Papua.
Tabel 3.
Da�ar Komodi� Makanan yang Memberi Sumbangan Besar terhadap
Garis Kemiskinan serta Kontribusinya (%), September 2020
Jenis Komodi� Perkotaan Jenis Komodi� Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Makanan 67,40 78,80
Beras 14,24 Ketela rambat/ubi 13,71
Rokok kretek filter 10,55 Beras 13,18
Ikan Kembung 4,11 Rokok kretek filter 8,36
Telur ayam ras 3,79 Ketela pohon 5,32
Kue basah 3,70 Daun ketela pohon 2,85
Lainnya 31,54 Lainnya 35,38
Bukan Makanan 32,60 21,20
Perumahan 14,23 Perumahan 10,65
Listrik 2,89 Kayu bakar 1,53
Pendidikan 1,88 Angkutan 1,42
Angkutan 1,53 Perlengkapan Mandi 1,10
Bensin 1,52 Sabun cuci 0,88
Lainnya 10,54 Lainnya 5,62
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2020

Pada September 2020, komodi� makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK
berbeda jenisnya antara daerah perkotaan dan perdesaan. Dari 5 (lima) komodi� makanan
terbesar yang memberi pengaruh terhadap kenaikan GK di perkotaan adalah beras (14,24
persen), rokok kretek filter (10,55 persen), ikan kembung (4,11 persen), telur ayam ras (3,79
persen), dan kue basah (3,70 persen), sedangkan lima jenis komodi� makanan yang memberikan
andil terbesar terhadap kenaikan GK di perdesaan adalah ketela rambat/ubi (13,71 persen),
beras (13,18 persen), rokok kretek filter (8,36 persen), ketela pohon (5,32 persen) dan daun
ketela pohon (2,85 persen).
Untuk komodi� non makanan, perumahan memberikan sumbangan terbesar terhadap GK
di perkotaan yaitu sebesar 14,23 persen pada bulan September 2020. Selain perumahan, barang
kebutuhan bukan makanan yang berpengaruh cukup besar terhadap GK di perkotaan
diantaranya listrik (2,89 persen), pendidikan (1,88 persen), angkutan (1,53 persen), dan bensin
(1,52 persen). Untuk daerah perdesaan, barang kebutuhan non makanan yang berpengaruh
cukup besar terhadap GK diantaranya perumahan (10,65 persen), kayu bakar (1,53 persen),
angkutan (1,42 persen), perlengkapan mandi (1,10 persen), dan sabun cuci (0,88 persen).
5. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin. Dimensi lain yang perlu diperha�kan adalah �ngkat kedalaman dan keparahan dari
kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 5


Selama periode Maret 2020 - September 2020 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Papua menunjukkan kecenderungan naik. Indeks
Kedalaman Kemiskinan naik dari 6,157 pada Maret 2020 menjadi 6,902 pada September 2020.
Demikian pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 2,077 menjadi 2,350 pada periode
yang sama (Tabel 4). Kenaikan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi garis kemiskinan dan ke�mpangan
antar penduduk miskin semakin bertambah dibanding periode sebelumnya.
Tabel 4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
menurut Daerah, September 2019 - September 2020
Tahun Perkotaan Perdesaan Total
(1) (2) (3) (4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2019 0,592 8,262 6,070
Maret 2020 0,623 8,269 6,157
September 2020 0,825 9,338 6,902
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2019 0,134 2,724 1,984
Maret 2020 0,144 2,849 2,077
September 2020 0,169 3,224 2,350
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2019, September 2019, dan Maret 2020

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah
perdesaan jauh lebih �nggi daripada perkotaan. Pada bulan September 2020, nilai Indeks
Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,825 sementara di daerah perdesaan
mencapai 9,338. Demikian juga untuk nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di mana nilai
Indeks untuk perkotaan hanya 0,169 sementara di daerah perdesaan mencapai 3,224. Dari nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa �ngkat kemiskinan di daerah perdesaan jauh lebih parah
daripada daerah perkotaan karena dari semua segi (jumlah, persentase, kedalaman maupun
keparahan kemiskinan) daerah perdesaan jauh lebih mempriha�nkan dibanding daerah
perkotaan.
6. Faktor-Faktor Terkait Kemiskinan
Beberapa faktor yang terkait dengan �ngkat kemiskinan selama periode Maret 2020 -
September 2020 antara lain:
1. Ekonomi Papua pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,61 persen (y-on-
y).
2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020 sebesar 4,28 persen, naik
jika dibandingkan dengan kondisi Agustus tahun sebelumnya.
3. Menurut Bank Indonesia Provinsi Papua, terjadi penurunan daya beli masyarakat, yang
disebabkan oleh penurunan ak�vitas ekonomi di Provinsi Papua.
4. Realisasi Bantuan Sosial Tunai (BST) di Provinsi Papua baru 65,2 persen.
5. Penyaluran Dana Desa Tahap III tahun 2020 mengalami keterlambatan, di mana masih
13,05 persen desa yang telah menerima Dana Desa. Ini mengakibatkan penyaluran BLT-

6 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020


Dana Desa mengalami keterlambatan.
6. Penyaluran program sembako di Provinsi Papua baru mencapai 59,5 persen, sedangkan
provinsi lain di Indonesia sudah mencapai lebih dari 85 persen.
7. Penduduk Papua dengan pengeluaran desil satu dan �ga mengalami kenaikan. Hal ini
mungkin disebabkan penduduk dengan �ngkat pengeluaran terbawah selama pandemi
hanya membeli kebutuhan pokok secara eceran dengan harga yang jauh lebih �nggi, dan
kuan�tas yang lebih sedikit.
8. Pada awal bulan September 2020, Kota Jayapura menerapkan New Normal, akan tetapi
dalam waktu dua minggu selanjutnya kasus penduduk posi�f COVID-19 meningkat
pesat. Secara �dak langsung, ini berdampak pada ekonomi masyarakat di Kota Jayapura.
7. Penjelasan Teknis dan Sumber Data
1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ke�dakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat
dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
2. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua
komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan
(GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah
perkotaan dan perdesaan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komodi�
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komodi� (padi-padian, umbi-umbian,
ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
lemak, dll).
4. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komodi� kebutuhan dasar nonmakanan
diwakili oleh 51 jenis komodi� baik di perkotaan dan 47 jenis komodi� di perdesaan.
5. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah Garis Kemiskinan.
6. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung �ngkat kemiskinan September 2019
adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) bulan September 2019.

Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020 7


Kemiskinan Papua
kondisi September 2020
BRS no. 14/02/94/Th. XIII, 15 Februari 2021

Mar-19 Terjadi kenaikan


0,16% poin

Sep-18

Sep-19
Mar-20
Sep-20
26,80
persen

35,69 persen
Persentase
penduduk miskin
wilayah perdesaan

4,59 persen
Persentase
BADAN PUSAT STATISTIK penduduk miskin
PROVINSI PAPUA
http://papua.bps.go.id
wilayah perkotaan

Diterbitkan oleh:

Badan Pusat Sta�s�k Konten Berita Resmi Sta�s�k dilindungi oleh


Provinsi Papua
Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan
Jayapura - Papua 99112 Pusat Sta�s�k. Dilarang mengumumkan,
mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau
Tri Setyanto, S.ST menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini
Plt. Koordinator Fungsi Statistik Sosial untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan
E-mail: tsetyanto@bps.go.id
Website : h�p://papua.bps.go.id Pusat Sta�s�k.

8 Profil Kemiskinan di Provinsi Papua September 2020

Anda mungkin juga menyukai