Anda di halaman 1dari 145

kementerian

pendidikan dan
kebudayaan
2020
kemdikbud.go.id

laporan kinerja
kementerian pendidikan dan kebudayaan

Kemdikbud.RI kemdikbud.ri kemdikbud ri kemdikbud-ri kemdikbud ri


ii LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA iii
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kata Pengantar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, “Laporan
Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020” dapat diselesaikan dengan tepat
waktu.

Laporan Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan program
dan kegiatan dan penggunaan anggaran dalam rangka mewujudkan tata kelola pendidikan dan
kebudayaan yang berkualitas, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Tahun 2020, Kemendikbud menetapkan lima sasaran strategis dengan 26 indikator kinerja sasaran
Strategis yang dilaksanakan oleh sembilan unit Eselon I dan 344 Unit Pelaksana Teknis/Satuan Kerja
sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Kinerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2020.

Laporan Kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020 ini diharapkan dapat memberikan
gambaran objektif tentang kinerja yang dihasilkan Kemendikbud serta rencana aksi ke depan untuk
mengatasi permasalahan dan kendala yang telah diidentifikasi selama tahun 2020.

Semoga Laporan Kinerja ini bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan serta menjadi bahan
evaluasi dalam perencanaan program dan anggaran, peningkatan tata kelola Kemendikbud, serta
peningkatan kinerja pada tahun mendatang.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Laporan Kinerja Kemendikbud Tahun 2020.

Jakarta, Februari 2021


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nadiem Anwar Makarim

Kemdikbud.go.id
iv LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Daftar Isi

Kata Pengantar
iii
• Daftar Isi iv
• Daftar Singkatan v
• Ikhtisar Eksekutif xi
Bab 1. Pendahulan
1

Bab 2. Perencanaan Kerja


7
121
Bab 3. Akuntabilitas Kinerja
123 15

Bab 4. Penutup
117

Lampiran
121

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA v
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Daftar Singkatan
#
3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan/Daerah Perbatasan)

A
ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi)

AKM (Asemen Kompetensi Minimum)

APE (Alat Peraga Edukatif)

APK (Angka Partisipasi Kasar)

APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)

APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara)

ATS (Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah)

B
BA (Bustanul Athfal)

BBPPMPV (Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi)

BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

BMN (Barang Milik Negara)

BALITBANGBUK (Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan)

BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)

BKK (Bursa Kerja Kursus)

BOP (Bantuan Operasional Penyelenggaraan)

BOS (Bantuan Operasional Sekolah)

BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)

BPS (Badan Pusat Statistik)

BPP BAHASA (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)

Kemdikbud.go.id
vi LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

BPNB (Balai Pelestarian Nilai dan Budaya)

BB (Belum Berkembang)

BSB (Berkembang Sangat Baik)

BSH (Berkembang Sesuai Harapan)

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

BP PAUD DIKMAS (Badan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Masyarakat)

C
CaLK (Catatan atas Laporan Keuangan)

CB (Cagar Budaya)

COVID (Coronavirus Disease)

CEO (Chief Executive Officer)

CDIs (Culture Development Indicators)

CSR (Corporate Social Responsibility)

COE (Center of Excellence)

D
DAK (Dana Alokasi Khusus)

DIPA (Daftar Isian Pelaksana Anggaran)

DITJEN VOKASI (Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi)

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)

DAPODIK (Data Pokok Pendidikan)

G
GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan)

GSMS (Gerakan Seniman Masuk Sekolah)

I
IKK (Indikator Kinerja Kegiatan)

ILM (Iklan Layanan Masyarakat)

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA vii
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

IKSS (Indikator Kinerja Sasaran Strategis)

INAP (Indonesia National Assesment Program)

IT (Information Technology)

ITJEN (Inspektorat Jenderal)

IPK (Indeks Pembangunan Kebudayaan)

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

KIP (Kartu Indonesia Pintar)

KEMENDIKBUD (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

KemenPAN dan RB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi)

KEPMENDIKBUD (Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)

LKE (Lembar Kerja Evaluasi)

LMS (Learning Management System)

LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan)

MB (Mulai Berkembang)

MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)

MI (Madrasah Ibtidaiyah)

MA (Madrasah Aliyah)

MTS (Madrasah Tsanawiyah)

MoLK (Monitoring Laporan Keuangan)

MOOC (Massive Open Online Course)

Kemdikbud.go.id
viii LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional)

OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development)

PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

PGB (Program Guru Belajar)

PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)

PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri)

PISA (Programme for Intenational Student Assessment)

PIP (Program Indonesia Pintar)

PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)

PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)

PNS (Pegawai Negeri Sipil)

PNSD (Pegawai Negeri Sipil Daerah)

PT (Perguruan Tinggi)

PTN (Perguruan Tinggi Negeri)

PT VOKASI (Perguruan Tinggi Vokasi)

PUSAKA (Pekan untuk Sahabat Karakter)

P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

PIPK (Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan)

PKG (Pengukuran Kompetensi Guru)

PKN (Pekan Kebudayaan Nasional)

PKK (Pendidikan Kecakapan Kerja)

PKW (Pendidikan Kecakapan Wirausaha)

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA ix
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

PMZI (Penilaian Mandiri Pelaksanaan Zona Integritas)

PMPRB (Pedoman Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi)

PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru)

PPG (Pendidikan Profesi Guru)

PP-PAUD DIKMAS (Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Masyarakat)

PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)

R
RA (Raudatul Athfal)

RBI (Reformasi Birokrasi Internal)

RENSTRA (Rencana Strategis)

RKB (Ruang Kelas Baru)

RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional)

S
SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan)

SBSN (Surat Berharga Syariah Nasional)

SD (Sekolah Dasar)

SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa)

SDM (Sumber Daya Manusia)

SIMKeu (Sistem Informasi Monitoring Keuangan)

SKM (Survei Kepuasan Masyarakat)

SMP (Sekolah Menengah Pertama)

SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa)

SMA (Sekolah Menengah Atas)

SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa)

SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)

Kemdikbud.go.id
x LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri)

SPI (Satuan Pengawasan Internal)

SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

SPM (Standar Pelayanan Minimal)

SS (Sasaran Strategis)

T
TEFA (Teaching Factory)

TK (Taman Kanak-Kanak)

TPA (Tes Prestasi Akademik)

U
UAPPA/B-E1 (Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I)

UAPA/B (Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang)

UKBI (Uji Kemampuan Berbahasa Indonesia)

UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

ULT (Unit Layanan Terpadu)

UKT (Uang Kuliah Tunggal)

UN (Ujian Nasional)

USB (Unit Sekolah Baru)

W
WBTB (Warisan Budaya Tak Benda)

WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)

Z
ZI-WBK/WBBM (Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani)

Kemdikbud.go.id
PORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020
Eksekutif
LAPORAN KINERJA xi
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Capaian KinerjaIkhtisar Penyerapan Anggaran


Ikhtisar Eksekutif
11,54%
(3 IKSS)
Eksekutif
Penyerapan Anggaran
Capaian Kinerja
Capaian Kinerja42,31% Penyerapan Anggaran
92% (11 IKSS)
Rp.86.384.669.909.000
Rp86.384.669.909.000
11,54%
38,46%
(10 (3 IKSS)
IKSS) 11,54%
(3 IKSS)
Rp79.060.422.961.243

7,69%
42,31% 42,31% 91,52%
(2 IKSS) Rp86.384.669.909.000
(11 IKSS) (11 IKSS)
38,46%
(10 IKSS) 26 IKSS
Capaian >100% Capaian =100% Rp79.060.422.961.243
Capaian <100% Dilaksanakan 2021 Pagu Realisasi
38,46% 7,69%
(2 IKSS)
(10 IKSS)
Capaian >100% Capaian =100%
7,69%
Capaian <100% Dilaksanakan 2021 Pagu Realisasi
(2 IKSS)
Sasaran Strategis 1
Capaian > 100% Capaian < 100%
Capaian=100% Dilaksanakan 2021
Meningkatnya Pemerataan Layanan Pagu Realisasi Rp.79.060.422.961.243
Pendidikan
Sasaran Bermutu
Strategis 1di Seluruh Jenjang
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya Pemerataan Layanan
Meningkatnya Pemerataan Layanan Pendidikan
Realisasi IKSS Bermutu di Seluruh Jenjang
Pendidikan Bermutu di Seluruh Jenjang

Dini IKSS
Realisasi
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Realisasi
Usia IKSS 37,52%
(PAUD) 3-6 Tahun 40,20%
Angka Angka Partisipasi
Partisipasi KasarKasar
(APK)(APK) Pendidikan
Pendidikan AnakUsia
Anak UsiaDini
Dini 37,52%
(PAUD) 3-6 Tahun (PAUD) 3-6 Tahun 40,20% 106,32%
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/SDLB/Sederajat
105,97%
Angka Angka Partisipasi
Partisipasi KasarKasar
(APK)(APK) SD/MI/SDLB/Sederajat
SD/MI/SDLB/Sederajat 106,32%
105,97%
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTS/SMPLB/Sederajat 92,06%
92,46%
Angka Angka Partisipasi
Partisipasi KasarKasar
(APK)(APK) SMP/MTS/SMPLB/Sederajat
SMP/MTS/SMPLB/Sederajat 92,06%
92,46%
Angka Partisipasi Kasar (APK) 84,53%
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat 84,53%86,18%
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat 86,18%

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi 30,85%


30,85%
Angka Angka Partisipasi
Partisipasi KasarKasar
(APK)(APK) Pendidikan
Pendidikan Tinggi
Tinggi 33,47%
33,47%

Realisasi
Realisasi Target
Target

Kemdikbud.go.id
Sasaran Strategis 2
Sasaran StrategisKualitas
Meningkatnya 2 Pembelajaran dan Relevansi LAPORAN KINERJA
Meningkatnya
xii Kualitas
Pendidikan di SeluruhPembelajaran
Jenjang dan Relevansi KEMENDIKBUD
LAPORAN KINERJA
Pendidikan
K E M E N T E R di
I A N PSeluruh
E N D I D I D K A N D AJenjang
N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
2020
Realisasi IKSS
Sasaran Strategis 2 Realisasi IKSS
Sasaran Strategis 2 Kualitas Pembelajaran dan Relevansi
Meningkatnya
Meningkatnya
Nilai Rata-Rata Pendidikan
Tingkat Kualitas
Pencapaian Pembelajaran
di Seluruh
Perkembangan 5-6 Tahundan Relevansi
Anak Jenjang 3
3 Pendidikan di Seluruh
Nilai Rata-Rata
Jenjang
Tingkat Siswa
Persentase Pencapaian
denganPerkembangan (Literasi) 3
Anak 5-6 Tahun
Nilai Asesmen Kompetensi 75,80%
Memenuhi Kompetensi Minimum Realisasi IKSS
3
57,20%
Persentase SiswaSiswa
dengan NilaiNilai
Asesmen Kompetensi Realisasi IKSS
(Literasi) 75,80%
Persentase dengan Asesmen Kompetensi (Numerasi) 17,43%
Memenuhi Kompetensi Minimum
Memenuhi Kompetensi Minimum 26,50% 57,20%
Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 5-6 Tahun
Nilai Rata-Ratadengan
Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 5-6 Tahun 3
Persentase
PersentaseSiswa NilaiVokasi
Lulusan Pendidikan Asesmen
yangKompetensi
Mendapatkan(Numerasi)
Pekerjaan 3 17,43% 40,46%
Memenuhi Kompetensi
dalam 1 Persentase Minimum
Tahun Setelah Kelulusan
Siswa dengan Nilai Asesmen
26,50% 47,10%
Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen Kompetensi (Literasi) 75,80%
Kompetensi (Numerasi) Memenuhi Kompetensi Minimum
Memenuhi Kompetensi Minimum
Persentase Lulusan
Persentase Pendidikan
Lulusan
dalam
PT yang
1
Vokasi
Tahun
Tahun
Persentase
yang
Langsung
Setelah
Setelah
Siswa
Mendapatkan
Bekerja
Kelulusan
Kelulusan
dengan Nilai Asesmen
Pekerjaan
dalam Jangka Waktu 1
Kompetensi
Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen Kompetensi (Numerasi) 17,43%
57,20%
40,46%
47,10% 64,77%L75,40%
APORAN K
(Numerasi)Kompetensi
Memenuhi MemenuhiMinimum
Kompetensi Minimum 26,50% KEMENDIK
ersentase Lulusan PT yang Langsung Bekerja dalam Jangka Waktu 1 46,01% 75,40%
Persentase
Persentase
Persentase
Tahun
Lulusan
Guru dan Tenaga
Lulusan
SetelahPendidikan
Pendidikan Kelulusan
Vokasi yang
Kependidikan
Vokasi
Mendapatkan
Profesional
yang Mendapatkan
Pekerjaan 40,46% 47,43% 64,77% 2020
dalamPekerjaan dalam 1Kelulusan
1 Tahun Setelah Tahun Setelah Kelulusan 47,10%
Persentase Guru Kejuruan SMK yang Mempunyai Pengalaman Kerja di 12,31% 46,01%
Persentase
Persentase LulusanGuru
Persentase dan
Lulusan PTTenaga Kependidikan
yang Langsung Bekerja Profesional
dalam Jangka 1
Sasaran PT
TahunStrategis
yang
Industri/Sertifikasi Langsung
Kompetensi yang
Waktu
Setelah 1 Tahun 2
Bekerja dalam
Diakui
Kelulusan
Jangka
oleh Waktu
Industri
Setelah Kelulusan
12%
47,43%
64,77%
75,40%

Persentase Dosen yang Memiliki Pengalaman Bekerja atau


Meningkatnya
ersentase Guru Kejuruan SMK
Persentase
Persentase
yang
Guru TenagaKualitas
Mempunyai
Guru dan
Tersertifikasi
dan Tenaga di
Pengalaman
Kependidikan
Industri
Kependidikan
Industri/Sertifikasi Kompetensi yang Diakui oleh Industri
Pembelajaran
Kerja di
Profesional
Profesional
12,31%dan Relevansi
12%
46,01%
47,43%
68,74%
69%
Persentase Guru Kejuruan SMK yang Mempunyai
Pendidikan
Persentase Pengalaman
Guru
Persentase Kejuruan
Dosen Kerja
SMK
yang diyangdi
Memiliki Seluruh
Industri/Sertifikasi
Mempunyai
Pengalaman BekerjaJenjang
Kompetensi
Pengalaman yang
Kerja
ataudi 12,31% 68,74%
Industri/Sertifikasi Kompetensidi
Tersertifikasi yang DiakuiDiakui
Industri oleh Industri
oleh Industri 12% 69%
Realisasi Target
Persentase
PersentaseDosen
Dosen yang
yangMemiliki
MemilikiPengalaman Realisasi IKSS
PengalamanBekerja
Bekerjaatau
atau
Tersertifikasi di Industri
Tersertifikasi di Industri
68,74%
69%

Realisasi Target
Realisasi Target
3
Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 5-6 Tahun 3
PersentaseSasaran Strategis
Siswa dengan 3 Kompetensi (Literasi)
Nilai Asesmen 75,80%
Sasaran Strategis 3
Menguatnya Karakter
Memenuhi Kompetensi Peserta Didik
Minimum 57,20%
Menguatnya
Persentase Siswa dengan Nilai AsesmenKarakter Peserta Didik
Kompetensi (Numerasi) 17,43%
26,50%
Memenuhi Kompetensi Minimum
Sasaran Strategis 3
Sasaran
Persentase Lulusan Pendidikan Strategis
Vokasi 3 Pekerjaan
yang Mendapatkan 40,46%
Realisasi IKSS
Menguatnya KarakterRealisasi
Menguatnya
dalam Peserta Didik
IKSS
Karakter Peserta
1 Tahun Setelah Kelulusan Didik 47,10%
ersentase Lulusan PT yang Langsung Bekerja dalam Jangka Waktu 1 75,40%
Tahun Setelah
Persentase Kelulusanyang Memiliki Lingkungan
Satuan Pendidikan
64,77%
Persentase Satuan Pendidikan yang Memiliki Realisasi
Lingkungan IKSS 36,73%
Kondusif dalamKondusif
Pembangunan Realisasi
dalam Pembangunan
Karakter Karakter
Persentase Guru dan Tenaga Kependidikan Profesional
IKSS 46,01% 30%
47,43%
Persentase Satuan Pendidikan yang Memiliki Lingkungan 36,73%
ersentase GuruSatuan
Persentase Kejuruan SMK
Kondusif
Persentase yang
Pendidikan
dalam
Persentase
Tingkat Mempunyai
yang
Pembangunan
Tingkat
Pengamalan Pengalaman
Memiliki Lingkungan
Karakter
Pengamalan Nilai-Nilai
Nilai-Nilai Kerja di
Pancasila
Pancasila 12,31% 12,80% 30% 36,73%
Industri/Sertifikasi Kompetensi yang
Kondusif dalam Pembangunan Karakter Diakui oleh Industri 12% 10% 30%
Persentase Dosen
Persentase yangPengamalan
Tingkat Memiliki Pengalaman Bekerja atau
Nilai-Nilai Pancasila 12,80% 68,74%
Tersertifikasi di Industri 10% 10,60% 69%
Persentase Persentase Tingkat Pemahaman Konsep Merdeka Belajar
Tingkat Pemahaman Konsep Merdeka Belajar 12,80%
Persentase
Tingkat Pengamalan Nilai-Nilai Pancasila 10%
10%
Persentase Tingkat Pemahaman Konsep Merdeka Belajar 10,60%
Realisasi Target 10%
Realisasi Target
Persentase Tingkat Pemahaman Konsep Merdeka Belajar 10,60%
Realisasi Target 10%

Realisasi Target

Kemdikbud.go.id
Sasaran Strategis 3
Menguatnya Karakter Peserta Didik
ORAN KINERJA Sasaran Strategis 4
ORAN
NilaiKINERJ A Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak 5-6 Tahun 3
Rata-Rata
EMENDIKBUD
EMENDIKBUD Meningkatnya Pemajuan dan3Pelestarian
xiii
2020
2020PersentaseBahasa dan
Siswa dengan Nilai Kebudayaan
Asesmen KompetensiK E(Literasi)
LAPORAN KINERJA
75,80%
MENTERIAN P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
Memenuhi Kompetensi Minimum 57,20%

Sasaran
Persentase Siswa dengan Strategis
Nilai Asesmen
Sasaran
Kompetensi4
Strategis Realisasi IKSS
(Numerasi)
4
17,43%
Sasaran Strategis 4
Memenuhi Kompetensi
Meningkatnya
Minimum
Pemajuan dan Pelestarian
26,50%
Meningkatnya
Rata-Rata Skor Kemahiran
Pendidikan
Berbahasa
Persentase Lulusan Meningkatnya Pemajuan
Vokasi yang Pemajuan
551
danPekerjaan
Mendapatkan danBahasa
Pelestarian
510
Pelestarian
dan Kebudayaan
40,46%
Bahasa
Indonesia dan
Bahasa dan Kebudayaan Kebudayaan
dalam 1 Tahun Setelah Kelulusan 47,10%
Persentase Lulusan PT yang Langsung Bekerja dalam Jangka Waktu 1 75,40%
Jumlah Penutur Muda Bahasa Kelulusan
Tahun Setelah Daerah Realisasi
Realisasi
RealisasiIKSSIKSS
IKSS
25651
64,77%
34000

Rata-Rata Skor Kemahiran Berbahasa 551 46,01%
LAPORAN
Rata-RataSkor
Rata-Rata
Persentase Skor
Guru Kemahiran
Kemahiran
dan Tenaga
Indonesia Berbahasa
Berbahasa
Kependidikan Profesional 551
510 KEMEND
Indeks Pembangunan Indonesia
Kebudayaan Indonesia55,91 510 47,43%
55,50
Persentase Guru Kejuruan SMK yang Mempunyai Pengalaman Kerja di 12,31%
202
Jumlah 25651
JumlahPenutur
Industri/Sertifikasi
Jumlah Penutur
Penutur
Muda
MudaBahasa
Kompetensi
Muda yang
Bahasa
Bahasa
Daerah
Diakui oleh IndustriRealisasi
Daerah
Daerah Target 12% 25651 34000
34000
Sasaran Strategis 2
Persentase Dosen yang Memiliki Pengalaman Bekerja atau 68,74%
Tersertifikasi di Industri 55,91 69%
Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Relevansi
Indeks Pembangunan
IndeksPembangunan
Indeks Pembangunan
Kebudayaan
Kebudayaan
Kebudayaan 55,91
55,50
55,50
Pendidikan di Seluruh Jenjang
Realisasi
Realisasi
Target
Target
Realisasi Target
Sasaran Strategis 5 Realisasi IKSS
Meningkatnya Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan
Sasaran Strategis 5
yang Partisipatif,
Meningkatnya Tata Transparan,
Kelola Pendidikan dan dan Akuntabel
3 Kebudayaan yang Partisipatif,
Nilai Rata-Rata Tingkat Sasaran Strategis
Pencapaian Perkembangan
Sasaran
Anak5 5-6 Tahun
danStrategis
Akuntabel5
3
Transparan, Realisasi IKSS
Persentase Siswa Meningkatnya
Meningkatnya Tata Kelola
Kelola Pendidikan
Tata(Literasi) Pendidikan dandan Kebudayaan
Kebudayaan
Sasaran Strategis
Memenuhi Kompetensi 3
dengan Nilai Asesmen Kompetensi
yang Partisipatif,
Minimum Transparan, dan Akuntabel 57,20%
75,80%

Menguatnya yang Partisipatif,


Karakter Transparan,
Peserta dan Akuntabel
Didik17,43% WTP (2019)
Persentase Opini Nilai
Siswa dengan Laporan Keuangan
Asesmen Kemendikbud
Kompetensi (Numerasi)
Realisasi IKSS
Memenuhi Kompetensi Minimum Realisasi
Realisasi IKSS
IKSS
WTP 26,50%
Persentase
Indeks Lulusan Pendidikan
Efektifitas VokasiDana
Pengelolaan yang Alokasi
Mendapatkan
KhususPekerjaan
Bidang 40,46%
dalam 1 TahunOpiniSetelah
Pendidikan Opini
dan
Kelulusan
OpiniKebudayaan Realisasi IKSS
Laporan Keuangan Kemendikbud
Laporan Kemendikbud 71,50
90,70WTP (2019)
47,10%
WTP (2019)
WTP
Laporan Keuangan Kemendikbud WTP
Persentase Lulusan PT yang Langsung Bekerja dalam Jangka Waktu 1 75,40%
Tahun SetelahyangKelulusan 64,77%
Persentase Satuan
Indeks Pendidikan
Indeks Efektifitas
Efektifitas PengelolaanMemiliki
Pengelolaan Lingkungan
Dana
Dana AlokasiAlokasi Khusus
Khusus Bidang 82,3090,70 36,73%
Indeks Kepuasan
Indeks Pemangku
Efektifitas Kepentingan
Pengelolaan Dana Kemendikbud
Alokasi Khusus Bidang 90,70
Kondusif dalam Pembangunan Bidang
Pendidikan Karakter
dan Pendidikan
Kebudayaan dan Kebudayaan 8146,01%
71,50 30%
Persentase GuruPendidikan
dan Tenaga dan KebudayaanProfesional
Kependidikan 71,50
47,43%
Indeks
Indeks Kepuasan
Persentase Guru Kejuruan SMK yang
Kepuasan
Indeks Pemangku
Mempunyai
Pemangku
Reformasi Kepentingan
Pengalaman
Kepentingan
Birokrasi Kemendikbud
Kerja di
Kemendikbud
Kemendikbud 12,80%
12,31% 74,3982,30
(2019)
Persentase Tingkat Pengamalan 82,30
Indeks Kepuasan
Industri/Sertifikasi Kompetensi yangNilai-Nilai
PemangkuDiakui olehPancasila
Kepentingan Kemendikbud
Industri 10%
12% 78 81
81
Persentase Dosen yang Memiliki Pengalaman Bekerja atau 68,74%
Indeks
IndeksReformasi 74,39 (2019)
di IndustriBirokrasi
Reformasi
Tersertifikasi Kemendikbud
Birokrasi Kemendikbud
Realisasi Target 74,39
78 (2019) 69%
Indeks Reformasi Birokrasi Kemendikbud
Persentase Tingkat Pemahaman Konsep Merdeka Belajar 10,60% 78
10%
Realisasi Target
Realisasi
Realisasi
Realisasi Target Target
Target

Sasaran Strategis 3
Menguatnya Karakter Peserta Didik
Kemdikbud.go.id
Realisasi IKSS
xiv LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Permasalahan Umum
1. pandemi Covid-19 menyebabkan banyak 7. belum optimalnya koordinasi dan kolaborasi
perubahan yang dilakukan dalam baik di internal Kemendikbud maupun antara
melaksanakan layanan pendidikan pemerintah pusat dan daerah, swasta,
dan kebudayaan baik dari sisi mekanisme serta masyarakat dalam meningkatkan
pelaksanaan program dan kegiatan, kualitas pendidikan dan kebudayaan;
anggaran, maupun kebijakan yang sudah
8. belum optimalnya tata kelola pendidikan
direncanakan sehingga capaian kinerja
sehingga mempengaruhi hasil pembelajaran
yang sudah ditetapkan kurang optimal;
peserta didik;
2. angka partisipasi PAUD dan pendidikan
9. belum optimalnya partisipasi dunia kerja
tinggi yang masih relatif rendah diband-
dalam penyusunan kurikulum pada pen-
ingkan dengan angka partisipasi jenjang
didikan vokasi sehingga berdampak pada
lainnya;
kurang relevannya kompetensi lulusan
3. belum optimalnya sarana dan prasarana dengan kebutuhan dunia kerja;
pada satuan pendidikan, serta infrastruktur
10. belum optimalnya kompetensi pendidik
yang mendukung proses pembelajaran
dalam mendukung pembelajaran berkualitas
berkualitas, termasuk yang terdampak
sesuai kebutuhan;
oleh bencana;
11. belum optimalnya kesadaran dan pema-
4. belum optimalnya hasil pembelajaran pen-
haman akan pembangunan kebudayaan
didikan dasar dan menengah, khususnya bila
sehingga nilai pemanfaatan ekonomi dari
dibandingkan dengan salah satu hasil
berbagai cagar budaya serta fasilitas dan
asesmen internasional, yakni Programme
infrastruktur kebudayaan yang telah ada
for International Student Assessment
belum berdampak pada kesejahteraan
(PISA);
masyarakat;
5. belum optimalnya keterserapan lulusan
12. belum optimalnya upaya pemetaan bahasa
pendidikan tinggi di dunia kerja atau
daerah guna menghindari kepunahannya,
berwirausaha;
sehingga menyebabkan bahasa dan sastra
6. masih terdapatnya persepsi masyarakat daerah terus kehilangan penutur dan
terkait kurikulum yang dianggap kaku dan pembaca.
lebih terfokus pada konten;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA xv
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi
1. melakukan realokasi dan refocusing anggaran 6. mengoptimalkan peran serta dunia kerja pada
untuk mengakomodir kebutuhan layanan pendidikan vokasi melalui program link and
pendidikan dan kebudayan pada masa pandemi match, program teaching factory, dan pelatihan
Covid-19 sehingga layanan pendidikan dan tenaga pendidikan vokasi pada industri.
kebudayaan tetap dapat dilaksanakan secara 7. membangun platform pendidikan nasional
optimal; berbasis digital untuk mendorong partisipasi
2. melakukan inovasi dalam kebijakan BOS seluruh pemangku kepentingan, baik pe-
dengan mengubah mekanisme penyaluran serta didik, guru, dosen, pelaku industri,
langsung melalui satuan pendidikan, serta serta pemangku kepentingan lainnya dalam
memberikan fleksibilitas dalam penggunaan meningkatkan kualitas pendidikan;
dana BOS dalam rangka mengantisipasi ke- 8. mewujudkan terciptanya kerja sama dan ko-
lancaran proses belajar mengajar di masa laborasi yang erat antar unit kerja di Kemen-
pandemi Covid-19 termasuk peningkatan dikbud, dan pemangku kepentingan pendi-
sarana prasarana pendukung pembelajaran; dikan dan kebudayaan baik pemerintah pusat,
3 mendorong kerja sama secara berkesinam- pemerintah daerah, swasta, masyarakat, dan
bungan dengan pemerintah daerah dan keluarga, melalui penguatan sistem tata kelola
seluruh pemangku kepentingan agar setiap pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif,
desa di Indonesia memiliki Lembaga PAUD, transparan, dan akuntabel;
serta melakukan pemutakhiran data agar 9. mendorong perguruan tinggi menjadi pergu-
alokasi BOP PAUD tepat sasaran. Selain itu, ruan tinggi berbadan hukum untuk memberikan
Kemendikbud terus melakukan sosialisasi fleksibilas dalam pengelolaan manajemen
kepada masyarakat terkait pentingnya pendi- perguruan tinggi sesuai kebutuhan perguruan
dikan anak usia dini bagi tumbuh kembang tinggi tersebut;
anak pada masa emasnya (golden years); 10. memberikan bantuan peningkatan kompetensi
4. mengoptimalkan pemberian bantuan bagi pendidikan sesuai kebutuhan, antara lain
pendidikan tinggi melalui program Kartu melalui program Guru Penggerak, pelatihan di
Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Afirmasi industri, penguatan keahlian dalam melakukan
Pendidikan Tinggi (ADiK), serta bantuan penelitian, serta peningkatan kompetensi
sarana prasarana kepada perguruan tinggi. lainnya;
Selain itu, Kemendikbud juga mendorong 11. mengoptimalkan peran serta masyarakat
parstisipasi swasta dalam meningkatkan dalam event kebudayaan agar memberikan
akses pendidikan tinggi; manfaat bagi kesejahteraan masyarakat;
5. mendorong pendidik melakukan inovasi 12. mengoptimalkan peran pemerintah daerah
dalam pembelajaran yang berfokus pada dalam menyosialisasikan penggunaan bahasa
kebutuhan peserta didik serta memberikan Indonesia di ruang publik serta mendorong
kesempatan kepada profesional untuk peran serta pemerintah daerah dalam program
mengajar pada satuan pendidikan melalui revitalisasi bahasa dan sastra daerah untuk
kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus meminimalisir kepunahannya.
Merdeka;

Kemdikbud.go.id
xvi LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 1
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

BAB 1
PENDAHULUAN
• Dasar Hukum
• Tugas Fungsi
• Struktur Organisasi
• Isu Strategis
• Peran Strategis

Kemdikbud.go.id
2 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Latar Belakang

T
ahun 2020 merupakan tahun awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2020-2024 dan Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Tahun 2020-2024. Salah satu prioritas nasional pada pembangunan di lima tahun
mendatang adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga terwujud SDM Indonesia
yang berkualitas dan berdaya saing.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Kemendikbud yang memiliki mandat menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan sesuai Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
2019, terus berinovasi dan berupaya agar sistem pendidikan yang ada dapat menghasilkan SDM
yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan di masa depan, yakni yang memiliki kompetensi global dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, selaras dengan visi Kemendikbud, yakni menciptakan Pelajar
Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

Sebagai lembaga publik, Kemendikbud berkewajiban menyampaikan laporan atas penyelenggaraan


pendidikan dan kebudayaan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik yang berlandaskan
asas akuntabilitas sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 3
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

PERATURAN PRESIDEN
No 82 TAHUN 2019
TUGAS
Menyelenggaraka
pemerintah di bida
pendidikan dan ke
n urusan
ng FUNGSI
budayaan
untuk membantu
Presiden
dalam menyeleng
garakan
Pemerintahan Neg
ara.
7. pelaksanaan kebijakan di bidang
1. perumusan dan penetapan
pelestarian cagar budaya dan pemajuan
kebijakan di bidang pendidik dan tenaga
kebudayaan;
kependidikan, pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, 8. pelaksanaan kebijakan di bidang
pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan pembinaan perfilman nasional;
pengelolaan kebudayaan; 9. pelaksanaan pengembangan, pembinaan,
2. pelaksanaan kebijakan di bidang dan pelindungan bahasa dan sastra
pengendalian formasi pendidik, Indonesia;
pemindahan pendidik, dan pengembangan 10. pelaksanaan pengelolaan sistem
karir pendidik, serta pemindahan perbukuan;
pendidik dan tenaga kependidikan lintas 11. pelaksanaan bimbingan teknis dan
daerah provinsi; supervisi atas pelaksanaan urusan
3. penetapan standar nasional pendidikan Kementerian di daerah;
dan kurikulum nasional pendidikan 12. koordinasi pelaksanaan tugas,
menengah, pendidikan dasar, pendidikan pembinaan, dan pemberian dukun-
anak usia dini, dan pendidikan nonformal; gan administrasi kepada seluruh unsur
4. pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi di lingkungan Kementerian;
pendidikan tinggi; 13. pengelolaan barang milik/kekayaan
5. pelaksanaan fasilitasi pendi- negara yang menjadi tanggung jawab
dik dan tenaga kependidikan dan Kementerian;
penyelenggaraan pendidikan anak 14. pengawasan atas pelaksanaan tugas di
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan lingkungan Kementerian dan pelaksanaan
menengah, pendidikan vokasi, dan dukungan substantif untuk mendukung
pendidikan tinggi, serta pengelolaan pencapaian tujuan dan sasaran strategis
kebudayaan; Kementerian;
6. pelaksanaan penelitian dan pengem- 15. melakukan pengembangan Sistem
bangan di bidang pendidik dan tenaga Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
kependidikan, pendidikan anak usia dini, (SAKIP) serta penyiapan bahan Reformasi
pendidikan dasar, pendidikan menengah, Birokrasi Internal (RBI) pada lingkup
pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan Kementerian.
pengelolaan kebudayaan;
Kemdikbud.go.id
4LAPORAN KINERJA
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
KEMENTERIAN P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
2020

Sebagai penjabaran dari Peraturan Presiden tersebut dan untuk memastikan


seluruh tugas dan fungsi tersebut terdistribusikan dengan baik, Kemendikbud
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Struktur
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Organisasi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal

Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal

Direktorat Jenderal Guru Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Pengembangan dan
dan Kependidikan Tinggi Pendidikan Vokasi Kebudayaan Pembinaan Bahasa

Direktorat Jenderal Guru Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Pengemba


dan Kependidikan Tinggi Pendidikan Vokasi Kebudayaan dan Pembinaan Bah
Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Direktorat Jenderal Pendidikan Badan Penelitian dan
Anak Usia Dini, Pendidikan Pengembangan dan
Dasar, dan Menengah Perbukuan
Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Badan Penelitian dan
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Tinggi Pengembangan dan
Pendidikan Dasar, dan Perbukuan
Menengah

9 Unit
Utama

9 344 Satker344
UPT/
Total Pegawai Kemendikbud per 31 Desember 2020 Unit UPT/

124.178 orang
Utama Satker
Total Pegawai Kemendikbud
per 31 Desember 2020

124.178 orang
Kemdikbud.go.id

BAB I Pendahuluan | 4
LAPORAN KINERJA 5
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Isu STRATEGIS

1. pandemi Covid-19 yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan layanan


pendidikan dan kebudayaan;
2. kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini bagi
tumbuh kembang anak pada masa emasnya (golden years) masih rendah;
3. akses layanan PAUD dan pendidikan tinggi masih terbatas;
4. keterbatasan kemampuan masyarakat, khususnya yang berpendapatan
rendah, untuk membiayai pendidikan tinggi.
5. masih terdapatnya disparitas mutu pendidikan secara geografis, yang salah
satunya dipengaruhi oleh keadaan sosio-ekonomi peserta didik dan kondisi
geografis.
6. pedagogi dan efektivitas pengajaran pendidik masih kurang optimal untuk
mendorong terciptanya pembelajaran berkualitas;
7. sarana dan prasarana pada satuan pendidikan serta infrastruktur pendukung
lainnya termasuk yang diakibatkan oleh bencana masih kurang memadai untuk
mendukung proses pembelajaran berkualitas;
8. tata kelola pendidikan belum sepenuhnya mendukung optimalisasi hasil
pembelajaran peserta didik;
9. belum optimalnya keselarasan antara pendidikan tinggi dengan dunia kerja,
yang antara lain disebabkan oleh terbatasnya keterlibatan dunia kerja dalam
proses pembelajaran, misalnya dalam penyelarasan kurikulum, pengajaran,
serta dalam menghadirkan dunia kerja pada lembaga pendidikan;
10. belum optimalnya pengembangan kompetensi dan potensi pendidik untuk
mendukung pembelajaran berkualitas;
11. belum optimalnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya
pembangunan kebudayaan;
12. tingkat kemahiran membaca aksara daerah semakin menurun.

Kemdikbud.go.id
6 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemendikbud berperan penting dalam:


1. menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas dan
berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila;
2. mewujudkan perluasan dan pemerataan pendidikan
bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan inklusif;
3. mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan yang
berpusat pada pengembangan kompetensi peserta didik;
4. mendorong pelestarian dan pemajuan budaya, bahasa
dan sastra serta pengarusutamaannya dalam pendidikan;
5. memastikan terciptanya kerja sama dan kolaborasi
yang erat antar pemangku kepentingan pendidikan dan
kebudayaan baik pemerintah pusat, pemerintah daerah,
swasta, masyarakat, dan keluarga, melalui penguatan
sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang
partisipatif, transparan, dan akuntabel.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 7
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

BAB 2
PERENCANAAN
KINERJA
• Visi
• Misi
• Tujuan Strategis
• Rencana Kerja Jangka
Menengah
• Perjanjian Kinerja

Kemdikbud.go.id
8 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Visi Kemendikbud 2020-2024


Visi Kemendikbud 2020-2024
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang
Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melal
bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
bergotong royong, dan berkebhinekaan global
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
dan berkebhinek

Beriman, Bertaqwa

1 kepada Tuhan Yang Maha


Esa & Berakhlak Mulia

2 Berkebhinekaan
Global

3 Bergotong Royong

Misi
4 Mandiri

5 Bernalar Kritis

LAPORAN KINERJA
6 Kreatif

KEMENDIKBUD
2020

1. Perluasan akses pendidikan bermutu bagi p


dan inklusif;
K e m d i k b 2.
u d . gPenguatan
o.id mutu dan relevansi pendid
perkembangan peserta didik;
dan berkebhinekaan global

LAPORAN KINERJA 9
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
a

Mewujudkan pendidikan yang relevan


dan berkualitas tinggi, merata dan
berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur
dan teknologi

Mewujudkan pelestarian dan pemajuan


kebudayaan serta pengembangan
bahasa dan sastra

Misi Mengoptimalkan peran serta seluruh


pemangku kepentingan untuk mendukung
transformasi dan reformasi pengelolaan
pendidikan dan kebudayaan

Tujuan Strategis
1. Perluasan akses pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan
inklusif; Tujuan Strategis
2. Penguatan mutu dan relevansi pendidikan yang berpusat pada perkembangan
peserta didik;
kses pendidikan3. bermutu
Pengembangan
bagipotensi pesertadidik
peserta didik yang
yangberkarakter;
berkeadilan
4. Pelestarian dan pemajuan budaya, bahasa, dan sastra serta pengarus-utamaannya
dalam pendidikan.

mutu dan relevansi pendidikan yang berpusat pada


gan peserta didik;
gan potensi peserta didik yang berkarakter;
dan pemajuan budaya, bahasa, dan sastra serta pengarus-
a dalam pendidikan.

Kemdikbud.go.id

BAB II Perencanaan Kinerja | 8


10 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Rencana Kinerja
Jangka Menengah

Satuan Target
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024

SS 1 Meningkatnya Pemerataan Layanan Pendidikan Bermutu di Seluruh Jenjang

Angka Partisipasi Kasar (APK)


IKSS 1.1 Pendidikan Anak Usia Dini % 40,20 42,62 45,21 47,81 53,10
(PAUD) 3-6 Tahun
Angka Partisipasi Kasar (APK)
IKSS 1.2 % 105,97 104,48 102,98 101,49 100
SD/MI/SDLB/Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMP/MTs/SMPLB/
IKSS 1.3 % 92,46 94,34 96,23 98,11 100
Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK)
IKSS 1.4 SMA/SMK/MA/SMLB/ % 86,18 88,39 90,59 92,80 95
Sederajat
Angka Partisipasi Kasar (APK)
IKSS 1.5 % 33,47 34,56 35,62 36,64 37,63
Pendidikan Tinggi
SS 2 Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan Relevansi Pendidikan di Seluruh Jenjang
Nilai Rata-Rata Tingkat
IKSS 2.1 Pencapaian Perkembangan Nilai 3 3,25 3,50 3,70 4
Anak (5-6 Tahun)
Persentase Siswa dengan Nilai
Asesmen Kompetensi
IKSS 2.2 % 57,20 58,20 59,20 60,20 61,20
(Literasi) Memenuhi
Kompetensi Minimum
Persentase Siswa dengan Nilai
Asesmen Kompetensi
IKSS 2.3 % 26,50 27,40 28,30 29,20 30,10
(Numerasi) Memenuhi
Kompetensi Minimum
Nilai Rata-Rata Hasil PISA:
IKSS 2.4 Nilai - 394 - - 396
Membaca

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 11
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Satuan Target
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024

Nilai Rata-Rata Hasil PISA:


IKSS 2.5 Nilai - 385 - - 388
Matematika
Nilai Rata-Rata Hasil PISA:
IKSS 2.6 Nilai - 399 - - 402
Sains
Persentase Lulusan
Pendidikan Vokasi yang
IKSS 2.7 % 47,10 48,30 49,70 51,10 52,60
Mendapatkan Pekerjaan dalam
1 Tahun Setelah Kelulusan
Persentase Lulusan PT yang
Langsung Bekerja dalam
IKSS 2.8 % 64,77 65,25 65,72 66,20 66,70
Jangka Waktu 1 Tahun Setelah
Kelulusan
Persentase Guru dan Tenaga
IKSS 2.9 % 47,43 48,33 49,22 50,11 51
Kependidikan Profesional
Persentase Guru-Guru
Kejuruan SMK yang Mempunyai
IKSS 2.10 Pengalaman Kerja di Industri % 12 18 23 31 40
atau Sertifikasi Kompetensi
yang Diakui Oleh Industri
Persentase Dosen yang
IKSS 2.11 Memiliki Pengalaman Bekerja % 69 71,80 74,60 77,40 80
atau Tersertifikasi di Industri
SS 3 Menguatnya Karakter Peserta Didik

Persentase Satuan Pendidikan


yang Memiliki Lingkungan
IKSS 3.1 % 30 35 40 45 50
Kondusif dalam Pembangunan
Karakter
Persentase Tingkat
IKSS 3.2 Pengamalan Nilai-Nilai % 10 15 22,50 31 40
Pancasila
Persentase Tingkat Pemahaman
IKSS 3.3 % 10 15 22,50 31 40
Konsep Merdeka Belajar

SS 4 Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian Bahasa dan Kebudayaan

Rata-Rata Skor Kemahiran


IKSS 4.1 Skor 510 515 520 525 530
Berbahasa Indonesia
Jumlah Penutur Muda Bahasa
IKSS 4.2 Orang 34.000 50.000 66.000 82.000 98.000
Daerah
Indeks Pembangunan
IKSS 4.3 Indeks 55,50 57,30 59,10 60,90 62,70
Kebudayaan

Kemdikbud.go.id
12 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Satuan Target
Sasaran Strategis/Indikator Kinerja
Sasaran Strategis 2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatnya Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan yang Partisipatif, Transparan, dan
SS 5
Akuntabel
Opini Laporan Keuangan
IKSS 5.1 Opini WTP WTP WTP WTP WTP
Kemendikbud
Indeks Efektifitas Pengelolaan
IKSS 5.2 Dana Alokasi Khusus Bidang Indeks 71.50 73 74,50 76 77,50
Pendidikan dan Kebudayaan
Indeks Kepuasan Pemangku
IKSS 5.3 Indeks 81 82 82 83 84
Kepentingan Kemendikbud
Indeks Reformasi Birokrasi
IKSS 5.4 Indeks 78 81 85 87 91
Kemendikbud

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 13
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Perjanjian Kinerja
Tahun 2020

Sasaran
No Indikator Kinerja Sasaran Strategis Satuan Target
Strategis

1 Meningkatnya 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak


% 40,20
Pemerataan Usia Dini (PAUD) 3-6 Tahun
Layanan
Pendidikan 2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/SDLB/
% 105,97
Bermutu di Sederajat
Seluruh Jenjang 3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/SMPLB/
% 92,46
Sederajat
4 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/
% 86,18
SMLB/Sederajat
5 Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi % 33,47
2 Meningkatnya 1 Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Perkemban-
Nilai 3
Kualitas gan Anak (5-6 Tahun)
Pembelajaran dan
Relevansi 2 Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen
Pendidikan di Kompetensi (Literasi) Memenuhi Kompetensi % 57,20
Seluruh Jenjang Minimum
3 Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen
Kompetensi (Numerasi) Memenuhi Kompetensi % 26,50
Minimum
4 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Membaca Nilai -
5 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Matematika Nilai -
6 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Sains Nilai -
7 Persentase Lulusan Pendidikan Vokasi yang
Mendapatkan Pekerjaan dalam 1 Tahun Setelah % 47,10
Kelulusan
8 Persentase Lulusan PT yang Langsung Bekerja
% 64,77
dalam Jangka Waktu 1 Tahun Setelah Kelulusan
9 Persentase Guru dan Tenaga Kependidikan
% 47,43
Profesional
10 Persentase Guru-Guru Kejuruan SMK yang
Mempunyai Pengalaman Kerja di Industri atau % 12
Sertifikasi Kompetensi yang Diakui oleh Industri
11 Persentase Dosen yang Memiliki Pengalaman
Bekerja atau Tersertifikasi di Industri % 69

Kemdikbud.go.id
14 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Sasaran
No Indikator Kinerja Sasaran Strategis Satuan Target
Strategis

3 Menguatnya 1 Persentase Satuan Pendidikan yang Memiliki


Karakter Peserta Lingkungan Kondusif dalam Pembangunan % 30
Didik Karakter
2 Persentase Tingkat Pengamalan Nilai-Nilai
% 10
Pancasila
3 Persentase Tingkat Pemahaman Konsep
% 10
Merdeka Belajar
4 Meningkatnya 1 Rata-Rata Skor Kemahiran Berbahasa Indonesia Skor 510
Pemajuan dan Pe-
lestarian Bahasa 2 Jumlah Penutur Muda Bahasa Daerah Orang 34.000
dan Kebudayaan 3 Indeks Pembangunan Kebudayaan Indeks 55,50

5 Meningkatnya Tata 1 Opini Laporan Keuangan Kemendikbud Opini WTP


Kelola Pendidikan
dan Kebudayaan 2 Indeks Efektifitas Pengelolaan Dana Alokasi
Indeks 71.50
yang Partisipatif, Khusus Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Transparan, dan 3 Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan
Akuntabel Indeks 81
Kemendikbud
4 Indeks Reformasi Birokrasi Kemendikbud Indeks 78

Alokasi Anggaran
Tahun 2020
No Nama Program Anggaran (Rp)
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemend-
1 34.145.468.261.000
ikbud
2 Guru dan Tenaga Kependidikan 2.236.061.732.000

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat


3 144.673.267.000
(Likuidasi)

4 Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah 4.812.589.293.000
5 Pendidikan Vokasi 6.627.898.632.000
6 Pendidikan Tinggi 35.886.689.898.000
7 Pelestarian dan Pemajuan Kebudayaan 1.327.431.152.000
8 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kemendikbud 185.402.955.000
9 Pembinaan dan Pengembangan Bahasa 385.162.160.000
10 Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud 633.292.559.000

*) Sumber: SatuDJA, Kemenkeu, Februari 2021

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 15
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

BAB 3
AKUNTABILITAS
KINERJA
• Capaian Kiinerja
• Realisasi Anggaran

Kemdikbud.go.id
2020

16 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

A. Capaian Kinerja
Capaian
A Kinerja

Capaian
A Kinerja
Pengoptimalan
Perluasan Cakupan
Program Guru
Dana BOS Afirmasi
Berbagi dan Portal
dan BOS Kinerja
Rumah Belajar

Capaian
Perluasan Cakupan Kebijakan Pengoptimalan
Program GuruUKT untuk
di Masa Pandemi
Dana
Bantuan BOS Afirmasi
Subsidi Bantuan
BerbagiPTN
dandan
Portal
Swasta dan
danPendidik
Upah bagi BOS Kinerja
Rumah Belajar
Kebijakan
dan Tenaga
Pendidik Non-PNS Covid-19 Keringanan UKT bagi
Mahasiswa PTN

Capaian
Tahun 2020
Kebijakan
di Masa Pandemi
Bantuan Subsidi Bantuan UKT untuk
Meningkatkan Peran
PTN dan Swasta dan
Upah bagi Pendidik Budaya dan Bahasa Kebijakan
Kurikulum Darurat
dan Tenaga
dan Modul
Pendidik Non-PNS
Pembelajaran
Covid-19 dalam Sosialisasi
Keringanan UKT bagi
Pencegahan Mahasiswa PTN
Penyebaran dan
Penanganan Covid-19

Tahun 2020
Meningkatkan Peran
Kurikulum Darurat Budaya dan Bahasa
dalam Sosialisasi
dan Modul
Sesuai Sesuai Perjanjian
Pembelajaran Kinerja (PK) tahun 2020, Kemendikbud menetapkan 5 (lima) Sasaran
Pencegahan
Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2020, Kemendikbud menetapkan 5 (lima) SasaranPenyebaran
Strategis dan(SS)
Penanganan Covid-19
Strategis
dengan (SS) dengan
26 (dua 26 (dua
puluh enam) puluh Kinerja
Indikator enam) Sasaran
IndikatorStrategis
Kinerja Sasaran Strategis
(IKSS). Tingkat (IKSS). Tingkat
ketercapaian SS dan
IKSS tersebut sampai
ketercapaian SS dantahun
IKSS 2020 adalah
tersebut sebagai
sampai berikut:
tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Meningkatnya Pemerataan Layanan


SS 1 Pendidikan Bermutu di Seluruh Jenjang
Sesuai Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2020, Kemendikbud menetapkan 5 (lima) Sasaran
Strategis (SS) dengan 26 (dua puluh enam) Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).
BAB III Akuntabilitas KinerjaTingkat
| 14

ketercapaian SS dan IKSS tersebut sampai tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Peningkatan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang, serta percepatan pelaksanaan
wajib belajar 12 tahun masih menjadi salah satu prioritas nasional pada RPJMN tahun 2020-2024,

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 14

Kemdikbud.go.id
Peningkatan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang, serta percepatan
pelaksanaan wajib belajar 12 tahun masih menjadi salah satu prioritas nasional pada RPJMN
tahun 2020-2024, yang juga menjadi salah satu prioritas L yang
A P O R Atermuat
N K I N E R Jdalam
A 17
kebijakan
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
Merdeka Belajar pada Renstra Kemendikbud. Sampai dengan tahun 2020, pemerataan layanan
pendidikan bermutu diseluruh jenjang mengalami peningkatan dari tahun 2019 untuk semua
yang juga menjadi salah satu prioritas yang termuat dalam kebijakan Merdeka Belajar pada Renstra
jenjang. Capaian
Kemendikbud. Sasaran
Sampai Strategis
dengan (SS) ini
tahun 2020, ditandai dengan
pemerataan meningkatnya
layanan pendidikan Angka
bermutu Partisipasi
diseluruh
jenjang mengalami peningkatan dari tahun 2019 untuk semua jenjang. Capaian Sasaran Strategis (SS)
Kasar (APK) diseluruh jenjang mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan
ini ditandai dengan meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) diseluruh jenjang mulai dari
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Anak (PT).
Usia Dini (PAUD) sampai dengan Pendidikan Tinggi (PT).

Angka Partisipasi Kasar 2019-2020

APK PAUD 37,52


36,93

APK SD/MI/SDLB/Sederajat 106,32


107,46

APK SMP/MTS/SMPLB/Sederajat 92,06


90,57

APK SMA/SMK/MA/SMALB/Sederajat 84,53


83,98

APK Pendidikan Tinggi 30,85


30,19

2020 2019
* Sumber : Badan Pusat Statistik, 2020

Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi peningkatan APK pada tahun
Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan tahun 2019, terjadi peningkatan APK
2020 di hampir seluruh jenjang, kecuali jenjang SD/Sederajat mengalami penurunan dari 107,46% di
pada
tahun tahun 2020 106,32%
2019 menjadi di hampir seluruh
di tahun jenjang,APK
2020. Idealnya, kecuali jenjang
seharusnya SD/Sederajat
maksimal mengalami
sebesar 100%, yang
menandakandari
penurunan bahwa semua peserta
107,46% didik yang
di tahun 2019ada pada jenjang
menjadi SD/Sederajat
106,32% tersebut
di tahun berusia
2020. sesuai APK
Idealnya,
dengan jenjangnya yaitu usia 7-12 tahun. APK yang melebihi 100% mengindikasikan bahwa masih ada
seharusnya
peserta didikmaksimal sebesar
yang usianya di luar100%,
kelompokyang
umurmenandakan bahwa
7-12 tahun tetapi semua
masih pesertapada
bersekolah didik yang ada
jenjang
pada jenjang SD/Sederajat tersebut berusia sesuai dengan jenjangnya yaitu usia 7-12 tahun.
SD/Sederajat.

APK yang
Secara melebihi
umum, 100%
capaian SS 1 mengindikasikan
di atas didukung olehbahwa
5 (lima)masih ada peserta
IKSS sebagai berikutdidik
ini: yang usianya di luar

kelompok umur 7-12 tahun tetapi masih bersekolah pada jenjang SD/Sederajat.

IKSSumum,
Secara 1.1 capaian SS 1 di atas didukung oleh 5 (lima) IKSS sebagai berikut ini:
LAPORAN KINERJA
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 3-6 Tahun
KEMENDIKBUD
2020
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) 3-6 tahun menggambarkan perbandingan
2020
• Target = 40,20%
• Realisasi = 37,52%
IKS
antara jumlah penduduk usia 0-6 tahun yang sedang Angk
• Capaian = 93,33%
sekolah di jenis prasekolah (Taman Kanak-Kanak/
Pend
Bustanul Athfal/Raudatul Athfal/PAUD terintegrasi BKB/
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 15 Renstra • Target Akhir 2024 = 53,10% 3-6 T
Taman Posyandu, PAUD, TAAM, PAUD PAK, PAUD BIA, • Capaian Akhir 2024 = 70,67%
TKQ) terhadap jumlah penduduk usia 3-6 tahun.

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidika


Kemdikbud.go.id
menggambarkan perbandingan antara jumlah pen
di jenis prasekolah (Taman Kanak-Kanak/Bustanul
menggambarkan perbandingan antara jumlah penduduk us
di jenis prasekolah (Taman Kanak-Kanak/Bustanul Athfal/R
BKB/Taman Posyandu, PAUD, TAAM, PAUD PAK, PAUD BIA
18 LAPORAN KINERJA
usia 3-6 tahun.
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
Cap
APK PAUD (3-6 Tahun)
Capaian target APK PAUD tahun 2020 sebesar Tahun 2020 sebesar 3
37,52%, lebih rendah dari yang ditargetkan yaitu ditargetka
40,20%, atau realisasi capaian sebesar 93,33%. 40,20%
37,52% capaian s
Meskipun capaian APK PAUD tahun 2020 belum
tercapai, namun secara Nasional, APK PAUD APK PAU
tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar namun se
0.59% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar
LAPORAN KINERJA
2020 m
36,93%. Secara keseluruhan, perlu upaya keras KEMENDIKBUD
untuk meningkatkan APK PAUD karena masih ada 0.59% di
2020
24 Provinsi yang angka APK PAUD-nya di bawah sebesar 3
rata-rata Nasional.
Target Realisasi upaya ker

Kegiatan karena m
Kegiatan APK PAUD-nya di bawah rata-rata Nasional.
gram dan kegiatan yang dilakukan DI Yogyakarta 67,46
Program dan kegiatan yang dilakukan Jawa Timur 56,24
endukunguntuk
capaian kinerja
mendukung tersebut,
capaian kinerja Jawa Tengah 50,24
Gorontalo 48,47
tersebut, sebagai berikut:
erikut: Kalimantan Selatan
NTB
45,71
42,46
1. pemberian Bantuan Operasional Sulawesi Barat 42,35
pemberian Bantuan
Penyelenggaraan Operasional
(BOP) PAUD DKI Jakarta 39,44
dalam bentuk Dana Alokasi Khusus Sulawesi Tengah 39,40
Penyelenggaraan (BOP) PAUD dalam Maluku Utara 37,88
(DAK) nonfisik, kepada lebih dari NASIONAL 37,53
bentuk Dana 6,8 Alokasi Khusus
juta peserta didik; (DAK) Kalimantan Tengah 37,23
Jawa Barat 35,46
2. penambahan Ruang Kelas Baru
nonfisik, kepada lebih dari 6,8 juta Lampung 35,13
(RKB) bagi PAUD sebanyak 169 Kalimantan Utara 34,89
Sulawesi Tenggara 34,62
peserta didik; Lembaga, serta pemberian Alat
APK PAUD Berdasarkan Provinsi Tahun 2020 (Sumber: BPS, 2020)

Maluku 34,17
Permainan Edukatif (APE) PAUD Kepulauan Bangka Belitung 33,86
penambahan Ruang Kelas
kepada 410 Baru (RKB)
Lembaga; Jambi 32,91
Sulawesi Utara 32,85
3,
melakukan koordinasi dengan
bagi PAUD sebanyak
pemerintah 169
daerahLembaga,
agar pe-
NTT 32,72
Bali 31,81
merintah daerah memberikan
serta pemberian
prioritas Alat
pada Permainan
PAUD dan me-
Sulawesi Selatan 31,79
Banten 30,44
mastikan akses masyarakat
Edukatif (APE)terhadap
PAUD PAUDkepada 410
Kepulauan Riau 30,25
semakin mudah, Sumatera Barat 29,87
mengingat PAUD merupakan Aceh 29,21
Lembaga; salah satu layanan wajib pada Kalimantan Timur 28,67
bidang pendidikan sesuai Pera- Bengkulu 28,44
melakukan koordinasi
turan Pemerintah No.dengan
2 tahun Papua Barat 26,45
2018 terkait Standar Pelayanan Sumatera Selatan 26,24
pemerintah daerah agar pemerintah
Minimal (SPM). Riau 25,61
Sumatera Utara 24,51
daerah memberikan prioritas pada Kalimantan Barat
Papua
22,69
11,47
PAUD dan memastikan aksesK e m d i k b u dAPK PAUD Berdasarkan Provinsi Tahun 2020
.go.id
(Sumber: BPS, 2020)
masyarakat terhadap PAUD
LAPORAN KINERJA 19
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Sejumlah peserta didik


PAUD sedang melakukan
kegiatan bersama

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya berbagai refocusing dan realokasi anggaran sehingga
mempengaruhi alokasi anggaran, khususnya untuk program yang berkaitan dengan sarana dan
prasarana PAUD;

2. tingkat kesejahteraan sosial peserta didik, dimana masyarakat berpenghasilan rendah masih
terkendala dalam mengakses PAUD;

3. kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak usia dini (golden age);

4. masih terbatasnya akses layanan PAUD di daerah-daerah tertentu terutama di daerah 3T


maupun pedesaan. Sampai tahun 2019, masih ada sekitar 30% atau 25.000 desa di Indonesia
yang belum memiliki Lembaga PAUD;

5. terbatasnya akses untuk peserta didik berkebutuhan khusus.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. mengoptimalkan pemberian BOP PAUD khususnya kepada masyarakat berpenghasilan rendah;

2. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti program Unit Sekolah Baru
(USB), Ruang Kelas Baru (RKB), rehabilitasi dan renovasi sekolah dan kegiatan pembangunan
lainnya;

Kemdikbud.go.id
Strategi
20 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N PStrategi
E N D I D I D K Ake
N Ddepan
A N K E B Uyang
D A Y A Adilakukan
N-2020 untuk meningkatkan akses masyarakat te
LAPORAN KINERJA
adalah sebagai berikut: KEMENDIKBUD
3. meningkatkan koordinasi antar unit di Kemendikbud, antar kementerian/lembaga terkait, dan
1. peningkatan pemberian BOP pendidikan
PAUD utamanya 2020 yang be
pemerintah daerah, terutama dalam hal penyaluran bantuan agar tepatbagi masyarakat
sasaran; dan
rendah;
4. penyediaan lembaga pendidikan khususnya bagi anak berkebutuhan khusus.
Strategi 2. fokus pemberian bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), RK
Strategi
dan renovasi
Strategi ke depan yang dilakukan Lembaga PAUD
untuk meningkatkan aksesdimasyarakat
wilayah dengan tingkat
terhadap PAUD capaian APK
adalahStrategi
sebagaike berikut: rendah;
depan yang dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap PAUD adalah
sebagai berikut:
1. peningkatan pemberian BOP PAUD
3. sosialisasi utamanya
dan transfer bagi masyarakat
pengetahuan keyang berpendapatan
masyarakat mengenai pentingny
1. peningkatan pemberian BOP PAUD utamanya bagi masyarakat yang berpendapatan rendah;
rendah; anak usia dini, bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan P
2. fokus pemberian bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), RKB, rehabilitasi dan renovasi
2. fokus pemberian bantuan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB), RKB, rehabilitasi
Lembaga PAUD di wilayahpusat maupun
dengan daerah.
tingkat capaian APK yang masih rendah;

3. dan renovasi
sosialisasi danLembaga PAUD di ke
transfer pengetahuan wilayah dengan
masyarakat tingkat
mengenai capaianpendidikan
pentingnya APK yang masih
anak usia
rendah;
dini, bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan PAUD baik di pusat maupun daerah.

3.
IKSS 1.2 2020
sosialisasi dan transfer pengetahuan ke masyarakat mengenai pentingnya
• Target = 105,97%
pendidikan
• Realisasi = 106,32
Angka Partisipasi Kasar (APK) • Capaian = 100,33
IKSS
anak1.2
usia dini,SD/MI/SDLB/Sederajat
bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan PAUD baik di
Angka Partisipasi
pusat Kasar (APK) SD/MI/SDLB/Sederajat
maupun daerah. Renstra • Target Akhir 2024
• Capaian Akhir 202

Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang SD/MI/


IKSS 1.2 Angka Partisipasi
SDLB/Sederajat menggambarkan persentase Kasar (APK) • Target
jenjang SD/MI/SDLB/Sederajat
= 105,97%
2020 • Realisasi = 106,32%
men
perbandingan
Angka jumlah penduduk
Partisipasi Kasaryang bersekolah
(APK)
persentase perbandingan jumlah • Capaian
penduduk = 100,33%
yang bersekolah pa
pada jenjang SD/MI/SDLB/Sederajat
SD/MI/SDLB/Sederajat terhadap
SD/MI/SDLB/Sederajat
jumlah penduduk usia 7-12 tahun. terhadap jumlah penduduk usia =7-12
• Target Akhir 2024 100%tahun.
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 106,32%
Hampir seluruh Provinsi di Indonesia mencapai
APK SD/SDLB/MI/Sederajat melebihi angka 100%,
kecuali Provinsi Papua Kasar
yang masih APK SD/MI/SDLB/Sederajat
Angka Partisipasi (APK) mencapai
jenjang SD/MI/SDLB/Sederajat menggambarkan
91,27%. Data tersebut menunjukkan bahwa pem- Tahun 2020
persentase
bangunanperbandingan
di Indonesia untukjumlah penduduk yang bersekolah pada jenjang
tingkat SD/SDLB/
MI/Sederajat sudah cukup merata, bahkan di- 105,97% 106,32%
SD/MI/SDLB/Sederajat terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun.
antaranya ada beberapa daerah yang pencapaian
APK SD/SDLB/MI/Sederajat yang lebih besar dari
APK Nasional. Kondisi ini dapat disebabkan masih
adanya peserta didik yang APK SD/MI/SDLB/Sederajat
bersekolah pada
jenjang SD Sederajat, di luar usia 7-12 tahun. Hal 2020
Tahun
ini mungkin disebabkan karena masih adanya
105,97%
peserta didik yang masuk ke jenjang SD sebelum
106,32%
usia 7 (tujuh) tahun, memasuki jenjang SD setelah
7 tahun, atau mengulang pada saat bersekolah di Target Realisasi
jenjang SD.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020 LAPORAN KINERJA 21
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

NTT 113,4
Sumatera Selatan 111,58 menc
Kegiatan Kalimantan Barat 111,53
Papua Barat 110,17 mele
Maluku 110,08
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk Gorontalo 109,48 Papu
mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai Jambi 109,39
berikut: Bengkulu 109,22 terse
Maluku Utara 108,71
1. pemberian Bantuan Operasional Aceh 108,7 pemb
Sumatera Barat 108,68
Sekolah (BOS);
Sumatera Utara 108,53
SD/S
2. pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kalimantan Tengah 108,49
melalui Program Indonesia Pintar (PIP)
Sulawesi Tenggara 107,97
bahk
Kepulauan Bangka Belitung 107,43
kepada peserta didik yang memiliki
yang
Kalimantan Selatan 107,28
latar belakang keluarga dengan tingkat Banten 107,22
NTB 107,02
pendapatan yang rendah, yang merupakan
Sulawesi Selatan 106,99
SD/S
salah satu proyek prioritas pada RPJMN Sulawesi Utara 106,62
tahun 2020-2024; Jawa Tengah 106,32 APK
Hambatan
NASIONAL 106,32
3. pemberian bantuan biaya pendidikan Kepulauan Riau 106,31 masi
kepada siswa berkebutuhan khusus, Sulawesi Barat 106,05
termasuk kepada sekolah inklusi; DI Yogyakarta 105,96 pada
Lampung 105,93
4. penambahan RKB, rehabilitasi, dan Riau 105,89 tahun
renovasi ruang kelas; dan Kalimantan Timur 105,75
Jawa Barat 104,72 masi
5. pemberian bantuan bagi lembaga/ Jawa Timur 104,35
organisasi penyelenggara pendidikan. Sulawesi Tengah 103,95 jenja
DKI Jakarta 103,43
Bali 102,87 mem
Kalimantan Utara 100,54
Hambatan Papua 91,27 meng
APK SD/Sederajat Berdasarkan Provinsi Tahun 2020
(Sumber : BPS, 2020) SD.
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam
upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

Kegiatan
1. pandemi Covid-19 mengakibatkan adanya refocusing dan realokasi anggaran sehingga terjadi
pengurangan jumlah anggaran dan sasaran dalam pembangunan USB, renovasi, dan revitalisasi
satuan pendidikan; Program dan kegiatan yang dilakukan untuk

2. kurangnya kesadaran masyarakat akan sebagai berikut:


pentingnya ketepatan usia anak untuk memasuki
jenjang SD sehingga sesuai dengan kesiapan dan perkembangan psikologis anak;
1. pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS
3. akses ketersediaan sarana bersekolah tingkat SD di daerah-daerah tertentu terutama daerah 3T
yang belum mencukupi maupun radius jarak yang2. cukup
pemberian Kartu wilayah
jauh, khususnya Indonesia
timurPintar (KIP) melalu
Indonesia
yang tingkat angka partisipasinya masih di bawah 100%;
peserta didik yang memiliki latar belakang kelu
rendah, yang merupakan salah satu proyek pr
Kemdikbud.go.id
3. pemberian bantuan biaya pendidikan kepada
kepada sekolah inklusi;
22 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. meningkatkan ketepatan sasaran penyaluran dana BOS, khususnya pada wilayah yang tingkat
angka partisipasinya masih belum optimal;

2. memprioritaskan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) melalui Program Indonesia Pintar (PIP),
pada wilayah yang tingkat angka partisipasinya masih belum optimal;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti program USB, RKB, rehabilitasi,
renovasi sekolah, dan pembangunan sarana pendidikan lainnya;

4. meningkatkan koordinasi antar unit di Kemendikbud, maupun antar kementerian terkait serta
pemerintah daerah, untuk memastikan ketepatan usia anak memasuki jenjang SD Sederajat,
yang salah satunya diwujudkan melalui kebijakan zonasi;

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. meningkatkan kinerja penyaluran dan penggunaan BOS;

2. pemutakhiran data calon penerima KIP, khususnya yang belum tertangani;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti pembangunan USB, RKB,
rehabilitasi, renovasi sekolah, dan pembangunan sarana pendidikan lainnya, khususnya pada
wilayah yang tingkat angka partisipasinya masih belum optimal;

4. penuntasan pelaksanaan pembangunan sarana prasarana sehingga akses masyarakat untuk


mendapatkan pendidikan dasar semakin meningkat, khususnya pada wilayah yang tingkat
angka partisipasinya masih belum optimal;

5. meningkatkan komitmen satuan pendidikan jenjang SD Sederajat, agar memprioritaskan calon


peserta didik dengan usia yang sesuai dengan ketentuan;

6. mendorong proses pembelajaran yang berkualitas dan berfokus pada peserta didik pada satuan
pendidikan, untuk meminimalisir peserta didik yang tinggal kelas.

Kemdikbud.go.id
yang tingkat angka partisipasinya masih bel
5. meningkatkan komitmen satuan pend
LAPORAN KINERJA 23
memprioritaskan calon peserta didik dengan
2020
• Target = 92,46%
• Realisasi = 92,06%
IKSS 1.3
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
6. Partisipasi
Angka mendorong proses pembelajaran
Kasar (APK) yang berk
• Capaian = 99,57%

IKSS 1.3 SMP/MTS/SMPLB/Sederajat


pada satuan pendidikan, untuk meminimalis
• Target Akhir 2024 = 100%
Angka Partisipasi
Renstra Kasar
• Capaian Akhir 2024 (APK) SMP/MTS/SMPLB/Sederajat
= 92,06%

APK SMP/MTS/SMPLB/Sederajat
Tahun 2020
Angka
2020
Partisipasi Kasar
• Target = 92,46%
• Realisasi = 92,06%
(APK) IKSS
jenjang
SMP/SMPLB/MTS/Sederajat
• Capaian = 99,57% Angka
menggambarkan
92,46% 92,06% SMP/M
persentase •perbandingan jumlah penduduk
Target Akhir 2024 = 100%
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 92,06%
yang bersekolah pada jenjang
SMP/SMPLB/MTS/Sederajat
Angka APK SMP/MTS/SMPLB/Sederajat
Partisipasi terhadap
Kasar (APK) jenjang SMP/ jumlah
Angka
Tahun 2020
SMPLB/MTS/Sederajat menggambarkan persen-
penduduk usia 13-15 tahun.LAPORAN KINERJASMP/
tase perbandingan jumlah penduduk yang bersekolah
KEMENDIKBUD
92,46% 92,06%
2020
pada jenjang SMP/SMPLB/MTS/Sederajat terhadap perse
jumlah penduduk usia 13-15 tahun.
yang
Capaian
Target
APK SMP/SMPLB/MTS/Sederajat,
Realisasi
tahun 2020 sebesar 92.06%, lebih rendah dari
Kalimantan Utara
Aceh
101,47
97,79 SMP/
APK SMP/Sederajat Berdasarkan Provinsi Tahun 2020 Bali 97,4
yang(Sumber
ditargetkan,
: BPS, 2020)yakni 92,46%, atau realisasi Jawa Timur 96,4 pendu
DI Yogyakarta 95,44
Riau 94,89
capaian sebesar
Capaian 99,57%. Meskipun belum
APK SMP/SMPLB/MTS/Sederajat, Kepulauan Riau 93,97
NTB 93,59
tahun 2020
memenuhi sebesar
target 92.06%,
yang lebih rendah APK
ditetapkan, dari
Jawa
TargetTengah Realisasi 93,21
yang ditargetkan, yakni 92,46%, atau real- Banten 92,76
SMP/SMPLB/MTS/Sederajat pada
isasi capaian sebesar 99,57%. tahun belum
Meskipun 2020 Lampung 92,56
Sumatera Barat 92,33
mengalami peningkatan
memenuhi sebesar
target yang 1,49% APK
ditetapkan, jika Kalimantan Timur 92,17
NASIONAL 92,06
SMP/SMPLB/MTS/Sederajat pada tahun Sulawesi Tengah 91,98
dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Jawa Barat 91,75
2020 mengalami peningkatan sebesar 1,49%
DKI Jakarta 91,74
90,57%.
jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Sumatera Utara 91,68
Bengkulu 91,32
90,57%.
Secara nasional, masih ada 21 provinsi di Maluku 91,08
Papua Barat BAB III Akuntabilitas90,79 Kinerja | 22
Indonesia yang masih rata-rata
Secara nasional, ada 21 provinsiAPK
di Sulawesi Utara 90,63
Kalimantan Tengah 90,61
Indonesia yang rata-rata APK SMP/SMPLB/ NTT 89,85
SMP/SMPLB/MTS/Sederajat-nya di bawah rata- Jambi 88,91
MTS/Sederajat-nya di bawah rata-rata nasional Sumatera Selatan 88,78
rata yang
nasional yangmenjadi
harus harus menjadi perhatian
perhatian baik
baik bagi Maluku Utara 88,28
Kepulauan Bangka Belitung 88,19
bagipemerintah
pemerintahpusat maupun
pusat pemerintah
maupun daerah
pemerintah Sulawesi Tenggara 87,1
dalam melakukan intervensi yang diperlukan Kalimantan Selatan 86,31
daerah dalam melakukan intervensi yang Sulawesi Selatan 86,23
sehingga dapat mengoptimalkan capaian Kalimantan Barat 85,22
Sulawesi Barat 84,67
diperlukan
APK-nyasehingga
. dapat mengoptimalkan Papua 81,24
Gorontalo 79,25
capaian APK-nya. APK SMP/Sederajat Berdasarkan Provinsi Tahun 2020
(Sumber : BPS, 2020)

Kemdikbud.go.id

Kegiatan
24 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kegiatan

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pemberian dana BOS, dengan memprioritaskan wilayah dengan capaian angka partisipasi yang
rendah;

2. melanjutkan pemberian KIP kepada peserta didik khususnya dari keluarga dengan pendapatan
rendah yang merupakan salah satu proyek prioritas pada RPJMN tahun 2020-2024;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan melalui pembangunan USB, RKB,
rehabilitasi, renovasi sekolah, dan kegiatan pembangunan fisik pendidikan lainnya serta
pemberian bantuan peralatan pendidikan;

4. pemutakhiran data pokok pendidikan dan database lainnya, yang digunakan sebagai acuan
dalam menyalurkan bantuan pendidikan;

5. berkoordinasi secara terus menerus baik antar unit di Kemendikbud, maupun kementerian/
lembaga terkait, serta pemerintah daerah dalam rangka mendorong pemenuhan SPM di bidang
pendidikan.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pandemi Covid-19 mengakibatkan adanya refocusing dan realokasi anggaran sehingga terjadi
pengurangan jumlah anggaran dan sasaran dalam pembangunan USB, renovasi, dan revitalisasi
satuan pendidikan;

2. tingkat kesejahteraan sosial calon peserta didik, khususnya dari keluarga berpenghasilan rendah.
Sesuai data BPS tahun 2020, angka partisipasi dari kelompok masyarakat berpenghasilan
rendah (kuintil 1) sebesar 90,03%, lebih rendah dari masyarakat berpenghasilan tinggi (kuintil
5) sebesar 91,99;

3. keterbatasan ketersediaan satuan pendidikan tingkat SMP/Sederajat di daerah-daerah tertentu


terutama di wilayah 3T;

4. ketersediaan satuan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang belum memadai.
Sesuai data BPS tahun 2020, angka partisipasi peserta didik berkebutuhan khusus hanya
sebesar 72,51%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan peserta didik yang non disabilitas
sebesar 92,18%.

Kemdikbud.go.id
Langkah Antisipasi

LAPORAN KINERJA 25
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. melanjutkan pemberian dana BOS, dengan memprioritaskan wilayah dengan capaian angka
partisipasi yang rendah;

2. pemberian KIP melalui Program Indonesia Pintar (PIP), khususnya bagi peserta didik yang
berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti pembangunan USB, RKB,
rehabilitasi, renovasi sekolah, dan pembangunan sarana pendidikan lainnya;

4. bantuan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus serta bantuan pendidikan untuk
wilayah terdampak bencana;

5. mendorong satuan pendidikan menjadi sekolah inklusi sehingga dapat diakses oleh peserta didik
berkebutuhan khusus;

6. meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan pendidikan terutama


pemerintah daerah untuk mendorong ketercapaian SPM bidang pendidikan.

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. meningkatkan ketepatan sasaran pemberian dan penggunaan dana BOS;

2. melanjutkan pemberian KIP melalui program PIP, khususnya bagi peserta didik yang berasal dari
keluarga yang berpenghasilan rendah;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti pembangunan USB, RKB,
rehabilitasi, renovasi sekolah, dan kegiatan pembangunan fisik pendidikan lainnya;

4. meningkatkan koordinasi antar unit di Kemendikbud, maupun antar kementerian/lembaga


terkait, terutama dalam hal penyaluran anggaran dan keabsahan data penerima layanan
bantuan pendidikan.

Kemdikbud.go.id
berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah;
3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti pembangun
3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan seperti pembangunan
USB, RKB, rehabilitasi, renovasi sekolah, dan kegiatan pembangunan fisik pendidik
USB, RKB, rehabilitasi, renovasi sekolah, dan kegiatan pembangunan fisik pendidikan
26 LAPORAN KINERJA
Klainnya;
lainnya;EMENTERIAN P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. meningkatkan
4. meningkatkan koordinasi
koordinasi antardi unit
antar unit di Kemendikbud,
Kemendikbud, maupun
maupun antar an
IKSS 1.4
kementerian/lembaga
kementerian/lembaga terkait, terkait, terutama
terutama dalam hal dalam hal penyaluran
penyaluran anggaran dananggaran d
Angka Partisipasi
keabsahan
keabsahan Kasar
data penerima
data (APK)
layanan
penerima SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
bantuan
layananpendidikan.
bantuan pendidikan.

IKSS
Angka 1.4
Partisipasi Kasar
IKSS 1.4
(APK) SMA/SMK/MA/
2020
• Target = 86,18%
• Target = 86,18%
• Realisasi = 84,53%
SMLB/Sederajat menggambarkan perbandingan
Angka Partisipasi Kasar (APK) 2020 • Realisasi = 84,53%
• Capaian = 98,08%
Angka
antara jumlahPartisipasi Kasar
penduduk yang masih
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat (APK)
bersekolah • Capaian = 98,08%
pada jenjang SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat • Target Akhir 2024 = 95%
terhadap jumlah penduduk yang berusia 16 - 18 Renstra • Capaian Akhir 2024 = 86,18%
• Target Akhir 2024 = 95%
tahun. Renstra • Capaian Akhir 2024 = 86,18%
APK
RAN KINERJ A
SMA/SMK/MA/SMALB/Sederajat
APK Angka Partisipasi Kasar (APK)
MENDIKBUD Tahun 2020
SMA/SMK/MA/SMALB/Sederajat
2020 Angka Partisipasi
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat Kasar
menggambarkan (A
86,18% Tahun
84,53%2020
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
perbandingan menggambark
antara jumlah penduduk yang masih
86,18% 84,53%Sederajat
Capaian APK SMA/SMK/MA/SMLB/ Kalimantan Utara 98,31

yang perbandingan
tahun 2020 sebesar 84,53%, lebih rendah daribersekolah antara jumlah penduduk
pada
Papua Barat
Maluku
97,72 yang ma
jenjang
95,95
Kalimantan Timur 95,23
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
ditargetkan, yakni sebesar 86,18%, atau realisasi bersekolah
Sumatera Utara terhadap
pada jumlah
94,68 jenja
Bengkulu 94,14
capaian sebesar 98,08%. Meskipun APK tersebut penduduk yang berusia 16 -
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
Maluku Utara 18 tahun. terhadap
93,44
jum
Target Realisasi NTB 91,77
Aceh 90,9
tidak memenuhi target sesuai dengan yang sudah pendudukSumaterayang
Barat berusia 16 - 18 tahun.
90,01
DI Yogyakarta 89,3
Target Realisasi
ditetapkan pada tahun 2020, APK Bali 88,67
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 25 Gorontalo 88,65
Sulawesi Tengah 88,42
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat
Capaian APK SMA/SMK/MA/SMLB/ tetap mengalami
Sederajat Sulawesi Tenggara 87,74
Kepulauan Riau 87,53
tahunsebesar
2020 sebesar 84,53%,jikalebih
peningkatan BAB III 0,55%,
Akuntabilitas Kinerja | rendah
25 dari Kepulauan Bangka Belitung
dibandingkan 87,15
yang ditargetkan, yakni sebesar 86,18%, atau Jawa Tengah 86,83
dengan tahun 2019 sebesar 83,98%. Secara nasional,
realisasi capaian sebesar 98,08%. Meskipun APK
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
86,83
86,44
Lampung 85,84
masih ada 10 Provinsi
tersebut di Indonesia
tidak memenuhi targetyang
sesuairata-rata
dengan Jawa Timur 85,24
yang sudah ditetapkan pada tahun 2020, APK NTT 84,7
APK-nya masih di bawah rata-rata nasional, dan Riau 84,61
SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat tetap mengalami NASIONAL 84,53
kondisi tersebut
peningkatan harus
sebesar menjadi prioritas
0,55%, jika untuk
dibandingkan Kalimantan Barat
Sulawesi Barat
84,51
84,36
dengan tahun 2019 sebesar 83,98%. Secara Jambi 83,71
dilakukan intervensi, baik bagi pemerintah pusat dan Kalimantan Tengah 82,29
nasional, masih ada 10 Provinsi di Indonesia Sumatera Selatan 81,73
pemerintah yangdaerah
rata-rata beserta
APK-nya seluruh
masih pemangku
di bawah Kalimantan Selatan 79,1
Jawa Barat 78,26
rata-rata nasional, dan kondisi tersebut harus
pendidikan. DKI Jakarta
Papua
76,87
76,55
menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi, Banten 73,35
baik bagi pemerintah pusat dan pemerintah
APK SMA/ Sederajat Berdasarkan Provinsi Tahun 2020
daerah beserta seluruh pemangku pendidikan. (Sumber : BPS, 2020)

Kegiatan
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
Kemdikbud.go.id
sebagai berikut:
1. pemberian bantuan pendidikan melalui dana BOS, dengan memprioritaskan wilayah
LAPORAN KINERJA 27
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kegiatan

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pemberian bantuan pendidikan melalui dana BOS, dengan memprioritaskan wilayah dengan
capaian angka partisipasi yang rendah;

2. melanjutkan pemberian KIP kepada peserta didik khususnya dari keluarga yang berpenghasilan
rendah, yang merupakan salah satu proyek prioritas pada RPJMN tahun 2020-2024;

3. pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan melalui pembangunan USB, RKB,
rehabilitasi, renovasi sekolah, dan kegiatan pembangunan fisik pendidikan lainnya, khususnya di
wilayah yang angka partisipasinya masih rendah, termasuk di wilayah 3T;

4. melakukan koordinasi secara terus menerus baik di internal Kemendikbud, maupun dengan
kementerian/lembaga terkait, serta pemerintah daerah dalam rangka mendorong pemenuhan
SPM di bidang pendidikan khususnya jenjang menengah.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai
berikut:

1. tingkat kesejahteraan sosial calon peserta didik, khususnya dari keluarga berpenghasilan rendah.
Sesuai data BPS tahun 2020, angka partisipasi dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah
(kuintil 1) hanya sebesar 71,35%, lebih rendah dari masyarakat berpenghasilan tinggi (kuintil 5)
sebesar 92,96;

2. keterbatasan akses terhadap satuan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA/SMLB/Sederajat di


daerah-daerah tertentu terutama di wilayah 3T. Hal ini terlihat dari kesenjangan angka partisipasi di
wilayah pedesaan yang hanya sebesar 79,91%, dibandingkan dengan wilayah perkotaan
yang mencapai 88,17% (BPS, 2020);

3. ketersediaan satuan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus yang belum memadai.
Sesuai data BPS tahun 2020, angka partisipasi peserta didik berkebutuhan khusus tingkat SMA/
SMK/MA/SMLB/Sederajat hanya sebesar 52,69%, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
peserta didik yang non disabilitas sebesar 84,74%;

4. belum optimalnya ketepatan dan keakuratan data calon penerima KIP sehingga belum semua
calon penerima KIP terlayani;

Kemdikbud.go.id
28 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. melanjutkan dan memperluas kebijakan penyaluran dana BOS dengan mencakup sekolah
swasta, termasuk pembiayaan guru honorer;

2. melanjutkan pemberian KIP kepada peserta didik khususnya dari keluarga yang berpenghasilan
rendah;

3. pembangunan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan berkelanjutan baik yang dilakukan
langsung oleh Kemendikbud, seperti pembangunan USB, RKB, rehabilitasi, renovasi sekolah, dan
kegiatan pembangunan fisik pendidikan lainnya, ataupun melalui kementerian/lembaga terkait
seperti Kementerian PUPR, serta pemerintah daerah;

4. memperkuat alternatif program pendidikan lainnya seperti pendidikan kesetaraan, dan sekolah
terbuka;

5. mendorong satuan pendidikan menjadi sekolah inklusi sehingga dapat diakses oleh peserta didik
berkebutuhan khusus;

6. meningkatkan kualitas data melalui koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait serta


pemerintah daerah agar seluruh bantuan atau intervensi yang dilakukan tepat sasaran.

Langkah Antisipasi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. meningkatkan kinerja penyaluran dan penggunaan dana BOS, khususnya di wilayah dengan
angka partisipasi rendah;

2. pemutakhiran data calon penerima PIP yang belum tertangani bersama pemerintah daerah dan
kementerian/lembaga terkait;

3. penuntasan pelaksanaan pembangunan sarana prasarana sehingga akses masyarakat untuk


mendapatkan pendidikan semakin meningkat;

4. memberikan insentif kepada pemerintah daerah yang memiliki kinerja pendidikan yang baik;

5. memperkuat alternatif program pendidikan lainnya seperti pendidikan kesetaraan, dan sekolah
terbuka;

6. mendorong satuan pendidikan menjadi sekolah inklusi sehingga dapat diakses oleh peserta didik
berkebutuhan khusus;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD

LAPORAN KINERJA 29 2020


K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
• Target = 33,47% IKSS 1.5 LAPORAN
2020 • Realisasi = 30,85% KEMEN
7. mendorong peningkatan
• Capaian Angka
= 92,17% kualitas pendidikan Partisipasi
menengah, Kasar
yang salah satu (APK)
strateginya adalah
20
Pendidikan
pemberian keahlian-keahlian yang dibutuhkan Tinggi
di dunia kerja atau berwirausaha;
• Target Akhir
8. memberikan 2024 = 37,63%
pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pentingnya pendidikan
Renstra
2020
• Capaian Akhir
• Target = 33,47%
menengah.
2024 = 86,18%
• Realisasi = 30,85%
IKSS 1.5
• Capaian = 92,17% Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK Pendidikan Tinggi Pendidikan Tinggi
IKSS 1.5 Tahun 2020
• Target Akhir 2024 = 37,63% Pendidikan Tinggi (PT) menggambarkan
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 86,18%
Angka Partisipasi
33,47% Kasar (APK) Pendidikan
30,85% Tinggi
perbandingan antara jumlah penduduk yang
masih bersekolah di jenjang Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar (AP
APK Pendidikan Tinggi Tinggi (PT) dengan
2020
• Target = 33,47%
• Realisasijumlah penduduk yang
= 30,85%
IKSS
Tahun 2020 Pendidikan• Capaian
Tinggi (PT)
= 92,17% menggambarka
Angk
berusia 19-23 tahun.
Pendi
33,47% 30,85% perbandingan antara jumlah penduduk yan
• Target Akhir 2024 = 37,63%
Target Realisasi Renstra • Capaian Akhir 2024 = 86,18%
masih bersekolah di jenjang Pendidika
Angka Partisipasi Kasar (APK) TinggiDI Yogyakarta
(PT) dengan jumlah penduduk 74,69 yan
APK Pendidikan
Maluku
Tinggi
48,62
Pendidikan Tinggi (PT) masih relatif rendah berusia
Sulawesi19-23
Tenggaratahun.2020
Tahun 47,4 Pend
Aceh 44,58
bila dibandingkan dengan jenjang Maluku Utara
33,47% 30,85% 43,97 perb
Sumatera Barat 43,09
Target Realisasi
pendidikan lainnya, namun dari tahun ke Sulawesi Selatan
DKI Jakarta
42,69
40,34 mas
Sulawesi Tengah 39,32
tahun APKPartisipasi
Angka PT tersebut terusPendidikan
Kasar (APK) mengalami Tinggi Kalimantan Timur 39,16 Ting
Angka Partisipasi Kasar
(PT) menggambarkan perbandingan antara jumlah (APK) Bengkulu
DI Yogyakarta 38,39 7
peningkatan, walaupun masih lebih rendah Gorontalo 37,74 beru
APK PT Berdasarkan Provinsi Tahun 2020 (Sumber : BPS, 2020)
penduduk yang masih bersekolah di jenjang Maluku 48,62
Pendidikan Tinggi (PT) masih relatif rendah Sulawesi
Bali
Tenggara
36,46
47,4
bila Pendidikan
dibandingkan dengan negara lain,
Tinggi (PT) dengan jumlah penduduk Papua Barat
Aceh
35,3
44,58
Riau 35,07
bilaseperti
dibandingkan dengandan jenjang
Target Realisasi
yang berusia 19-23 tahun. Maluku
Utara Utara 43,97
Tiongkok, Thailand, Korea
Sulawesi 34,61
Sumatera
Banten Barat 33,07 43,09
pendidikan lainnya, namun dari tahun ke
Jambi
Sulawesi Selatan 31,42 42,69
Selatan.
AngkaMeskipun
Partisipasi belum
Kasar memenuhi
(APK) target,
Pendidikan Tinggi
Angka Partisipasi
NTT
DKI Jakarta Kasar
31,28 (APK)
40,34
(PT) masih relatif rendah bila dibandingkan dengan Sulawesi NTB
Tengah 31,28
39,32
APKjenjang
tahun PT tahun
APK PT 2020 mengalami
tersebut terus peningkatan
mengalami
pendidikan lainnya, namun dari tahun ke Pendidikan Kalimantan Tinggi
Sumatera Utara(PT) masih
Timur relatif
31,14 rendah39,16
NASIONAL 30,85
Bengkulu 38,39
sebesar 0,66%
tahun
peningkatan,
APK PT menjadimasih
tersebut
walaupun 30,85%,lebih
terus dari rendah
mengalami tahun bila
peningkatan, Jawa
dibandingkan
Timur
Gorontalodengan
Sulawesi Barat
29,52
29,44 jenjang
37,74
walaupun masih lebih rendah bila dibandingkan Kalimantan Selatan Bali 27,35 36,46
2019 yang hanya sebesar 30,19%. Bila pendidikan lainnya, namun dari tahun ke
bila dibandingkan
dengan negara lain,dengan negara
seperti Tiongkok, lain,
Thailand, dan Kepulauan Riau
Papua
Sumatera Selatan Riau
Barat 26,68
26,41
35,3
35,07
dibandingkan
Korea Selatan.dengan
Meskipuntarget tahun 2020,
belum memenuhi target, tahun APK Jawa PT tersebut
Barat terus 25,75mengalami
seperti APK Tiongkok,
PT tahun 2020Thailand, dan Korea
Sulawesi
Kalimantan Tengah
Utara 34,61
25,7
mengalami peningkatan sebesar Banten 33,07
realisasi capaian APK PT sebesar 92,17%. peningkatan, walaupun Kalimantan Barat
Jambimasih
25,36
lebih rendah
31,42
0,66% menjadi 30,85%, dari tahun 2019 yang hanya
Selatan. Meskipun belum memenuhi target,
Lampung 23,08
Kalimantan Utara NTT 31,28
Dengan kebijakan
sebesar Kampus
30,19%. Bila Merdeka,
dibandingkan denganyang
target bila dibandingkan Jawa Tengah dengan NTB
22,71
negara31,28
22,62 lain,
APKsalah
PT tahun 2020 mengalami
satunya adalah peningkatan Kepulauan Bangka Belitung
memberikan
Papua
Sumatera Utara 21,87 31,14
seperti Tiongkok, NASIONAL Thailand,
14,73 dan 30,85 Korea
sebesar 0,66% untuk
kesempatan menjadi 30,85%,
kuliah di luardari tahun
program
Jawa
APK PT Berdasarkan Timur
Provinsi Tahun 2020 29,52
K e m d i k b uSelatan. i dMeskipun
d . g o . (Sumber Sulawesi belum
: BPS, 2020) Barat memenuhi 29,44 target,
Kalimantan Selatan 27,35
2019 yang
studi hanya
sebanyak tiga sebesar 30,19%. Bila
semester, diharapkan minatAPK
masyarakat
PT tahununtuk
2020 melanjutkan
mengalami
Kepulauan Riau ke perguruan
peningkatan
26,68
Sumatera Selatan 26,41
tinggi menjadi lebih baik.
30 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

tahun 2020, realisasi capaian APK PT sebesar 92,17%. Dengan kebijakan Kampus Merdeka, yang salah
satunya adalah memberikan kesempatan untuk kuliah di luar program studi sebanyak tiga semester,
diharapkan minat masyarakat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi menjadi lebih baik.

Kegiatan

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pemberian bantuan melalui program KIP Kuliah, yakni program beasiswa bagi calon mahasiswa
dan mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas, yang juga
merupakan salah satu proyek strategis pada RPJMN tahun 2020-2024;

2. pemberian bantuan beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADiK), khususnya bagi masyarakat
yang berasal dari wilayah timur Indonesia;

3. dukungan bantuan pengembangan sarana prasana bagi perguruan tinggi, baik melalui APBN
maupun melalui pembiayaan Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) bagi 14 PTN dan 11 PT
Vokasi, serta melalui pembiayaan Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) bagi 17 PT; dan

4. sumber dana lainnya, baik yang berasal dari kementerian/lembaga lain atau dari masyarakat
yang dikelola secara mandiri oleh PT.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. masih belum meratanya pembangunan perguruan pinggi terutama di wilayah 3T;

2. belum optimalnya daya tampung pada PT;

3. faktor ekonomi yang menyebabkan ketidakmampuan masyarakat dari latar belakang ekonomi
yang berpendapatan rendah untuk mengakses pendidikan tinggi. Data capaian APK tahun 2020
yang dirilis oleh BPS memperlihatkan kesenjangan yang masih sangat tinggi antara penduduk
berpenghasilan rendah dan penduduk berpenghasilan tinggi, dimana APK PT pada masyarakat
dengan latar belakang ekonomi terendah (Kuintil 1) hanya yang sebesar 16,13, jauh lebih rendah
dibandingkan dengan APK PT pada masyarakat dari latar belakang ekonomi tertinggi (Kuintil 5)
yang sudah sebesar 56,87;

4. refocusing dan realokasi anggaran terkait pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi sarana
prasarana PT untuk mendukung penanganan terkait pandemi Covid-19;

5. persepsi masyarakat yang rendah tentang lulusan pendidikan tinggi vokasi, sebagai salah satu
alternatif pendidikan tinggi.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 31
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. melakukan akselerasi pemerataan pembangunan perguruan tinggi di wilayah 3T;

2. mengoptimalkan realisasi daya tampung perguruan tinggi agar jumlah calon mahasiswa meningkat;

3. melanjutkan pemberian bantuan beasiswa bagi masyarakat yang berpendapatan rendah melalui
program KIP Kuliah, dan program ADik;

4. pemberian bantuan keringanan UKT bagi mahasiswa terdampak Covid-19, serta pemberian
bantuan kuota internet gratis sehingga proses pembelajaran tetap berlangsung;

5. peningkatan sarana prasarana perguruan tinggi melalui dana APBN, SBSN, PHLN, serta swasta,
untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi sehingga menarik minat masyarakat khususnya
dari keluarga menengah ke atas untuk melanjut ke pendidikan tinggi;

6. melakukan berbagai inovasi melalui kebijakan Merdeka Belajar melalui Kampus Merdeka untuk
meningkatkan kualitas lulusan pendidikan tinggi sehingga menarik minat masyarakat
melanjutkan pendidikan tinggi antara lain kemudahan perguruan tinggi untuk membuka
pembukaan program studi baru yang sesuai kebutuhan, pemberian fleksibilitas dalam sistem
akreditasi perguruan tinggi, mendorong peningkatan jumlah perguruan tinggi negeri berbadan
hukum sehingga memberikan keleluasaan bagi perguruan tinggi untuk berinovasi, serta
memberikan hak belajar tiga semester di luar program studi bagi mahasiswa untuk menyalurkan
minat mahasiswa tersebut;

7. pemberian kelonggaran pada perguruan tinggi dalam menggunakan anggaran SBSN dalam
memenuhi kebutuhan sarana prasarana sampai dengan tahun 2021 sesuai surat edaran
Kementerian Keuangan.

Kegiatan

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. memperbanyak bantuan melalui beasiswa bagi pra-pendidikan tinggi dan mahasiswa yang
sedang studi, sehingga akses untuk mengenyam pendidikan tinggi meningkat dan menghindarkan
mahasiswa dari drop-out karena kendala biaya pendidikan;

2. membuka program studi baru yang relevan untuk memperbesar ketersediaan program studi
yang diminati dan dibutuhkan;

3. meningkatkan mutu program studi perguruan tinggi di Indonesia agar turn-over lulusan semakin
tinggi sehingga kuota yang ada pada prodi-prodi tersebut cepat terisi;

Kemdikbud.go.id
32 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. sosialisasi pentingnya pendidikan di jenjang perguruan tinggi melalui media massa; kerja sama
antar instansi/lembaga dan dunia kerja dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi;

5. melanjutkan pembiayaan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi baik melalui
APBN, Non APBN, maupun melalui partisipasi masyarakat;

6. melanjutkan program-program inovasi pada pendidikan tinggi sesuai kebijakan Kampus Merdeka
untuk menarik minat masyarakat untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi;

7. revitalisasi pendidikan tinggi vokasi khususnya di wilayah timur Indonesia, sebagai salah satu
proyek prioritas pada RPJMN tahun 2020-2024.

Meningkatnya Kualitas Pembelajaran dan


SS 2 Relevansi Pendidikan di Seluruh Jenjang

Sampai tahun 2020, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan diseluruh
jenjang terus dilakukan melalui kebijakan Merdeka Belajar; salah satunya adalah mendorong partisipasi
dan dukungan dari semua pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah, swasta,
guru, satuan pendidikan, dunia kerja, keluarga, dan masyarakat.

Semua pemangku kepentingan


menjadi agen perubahan

Keluarga

Masyarakat

Guru

Dunia Kerja

Lembaga Pendidikan

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 33
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Fleksibilitas dan inovasi yang diusung dalam kebijakan Merdeka Belajar sudah digulirkan mulai dari
asesmen nasional yang fokus pada perbaikan proses pembelajaran pada satuan pendidikan,
penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), fleksibilitas dalam pembukaan program
studi baru pada pendidikan tinggi, pemberian kesempatan kepada mahasiswa sampai tiga semester
untuk belajar di luar program studinya, program Guru Penggerak untuk meningkatkan kompetensi guru,
serta Sekolah Penggerak. Kebijakan Merdeka Belajar sejalan dengan prioritas nasional sebagaimana
tertuang dalam RPJMN tahun 2020-2024, yakni peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran,
peningkatan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan penjaminan mutu, serta
penguatan tata kelola pembangunan pendidikan.

Secara umum, capaian SS 2 tersebut didukung oleh 11 (sebelas) IKSS. Namun terdapat 3 (tiga) IKSS
tidak dilaksanakan pada tahun 2020, sehingga hanya ada 8 (delapan) Indikator IKSS yang dilaksanakan
pada tahun
LAPORAN KINERJ A 2020, sebagai berikut:
KEMENDIKBUD
2020
IKSS 2.1
NilaiARata-Rata
LAPORANIKSS
KINERJ 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan • Target =Anak
3 5-6
2020 • Realisasi = 3
2020 Tahun
KEMENDIKBUD
Nilai Rata-Rata Tingkat • Capaian = 100%
Pencapaian Perkembangan Anak
5-6 Tahun Renstra •••Target
Target Akhir 2024 = 4
IKSSTingkat
2.1
pencapaian perkembangan anak 5-6 tahun
adalah ketika anak sudah melakukan kegiatan-ke-
Capaian= 3Akhir 2024 = 75%
2020 • Realisasi = 3
Nilai Rata-Rata Tingkat
giatan yang sesuai dengan pedoman universal
• Capaian = 100%
Tingkat pencapaian
Pencapaian perkembangan
Perkembangan
perkembangan anak
anak 5-6 tahun adalah ketika anak sudah melakukan
secara mandiri dan Anak
konsisten
5-6 Tahun
kegiatan-kegiatan
tanpa yang atau
harus diingatkan sesuai dengan pedoman
dicontohkan oleh guru. universal • Target Akhir 2024 = 4
perkembangan anak secara mandiri
Renstra
• Capaian Akhir 2024 = 75%
Pengukuran dilakukan dengan melihat rapor anak
dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru. Pengukuran dilakukan
yang merujuk pada penilaian 6 aspek yaitu:
Tingkat pencapaian perkembangan anak 5-6 tahun adalah ketika anak sudah melakukan
dengan melihat rapor anak yang merujuk pada penilaian 6 aspek yaitu:
kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan pedoman universal perkembangan anak secara mandiri
1 2 3 4
dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru. Pengukuran dilakukan
5 6
•Nilai Agama •Bahasa •Fisik •Kognitif •Sosial •Seni
dengan melihat rapor anak yang merujuk
& Moral Motorikpada penilaian 6 aspekEmosional
yaitu:

1 2 3 4
Penjelasan dari nilai tingkat pencapaian perkembangan anak (usia 5-6 tahun) adalah: 5 6
Penjelasan dari nilai •Bahasa
•Nilai Agama tingkat pencapaian perkembangan
•Fisik anak (usia 5-6•Sosial
Jenis •Kognitif tahun) adalah: •Seni
& Moral Nilai Motorik Emosional
Keterangan
Perkembangan
Belum Anak belum menunjukkan kemampuan
Penjelasan dari nilai tingkat pencapaian
1 perkembangan
Berkembang anak dengan
sesuai (usia 5-6 tahun) yang
indikator adalah:
ditetapkan
(BB) dalam kelompok usianya
Jenis
Mulai Anak sudah mulai menunjukkan
Nilai Keterangan
2 Perkembangan
Berkembang kemampuan sesuai dengan indikator yang
Belum
(MB) Anak belum dalam
ditetapkan menunjukkan kemampuan
kelompok usianya
1 Berkembang
Berkembang sesuai dengan
Anak sudah indikator yang
menunjukkan ditetapkan
kemampuan
3 (BB) dalam kelompok usianya
Sesuai Harapan sesuai dengan indikator yang ditetapkan
K e mMulai
d i k b u d . g oAnak
(HSH) . i d sudah
dalam mulai usianya
kelompok menunjukkan
2 Berkembang
Berkembang kemampuan sesuai dengan
Anak menunjukkan indikator yang
kemampuan
4 (MB)
Sangat Baik ditetapkan dalam kelompok
melebihi/diatas indikator yang usianya
Berkembang
(BSB) Anak sudah dalam
ditetapkan menunjukkan kemampuan
kelompok usianya
1 2 3
4 5 6 •Nilai Agama •Bahasa •Fisik
& Moral Moto
34
•Kognitif •Sosial
LAPORAN KINERJA
Emosional
•Seni
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0 Penjelasan dari nilai tingkat pencapaian
rkembangan anak (usia 5-6 tahun) adalah:
Jenis
Nilai
Nilai Keterangan Per
Jenis Perkembangan
Keterangan
mbangan 1 B
Anak belum menunjukkan kemampuan sesuai
elum Anak belumBelum
menunjukkan kemampuan
1 dengan indikator yang ditetapkan dalam
embang sesuai dengan indikator
Berkembang (BB) yang ditetapkan
kelompok usianya
(BB) dalam kelompok usianya 2 B
Mulai Anak sudahMulai
mulai menunjukkan
Anak sudah mulai menunjukkan kemampuan
embang 2
kemampuan sesuai sesuaiindikator
dengan dengan indikator
yang yang ditetapkan B
Berkembang (MB)
(MB) ditetapkan dalam kelompokdalam kelompok
usianyausianya 3 Ses
embang Anak sudah menunjukkan kemampuan
Berkembang Anak sudah menunjukkan kemampuan
Harapan sesuai dengan indikator yang ditetapkan B
3 Sesuai Harapan sesuai dengan indikator yang ditetapkan
HSH) dalam kelompok 4 S
(HSH) usianyadalam kelompok usianya
embang Anak menunjukkan kemampuan
gat Baik melebihi/diatas indikatorAnakyang
menunjukkan kemampuan melebihi/
Berkembang
BSB) ditetapkan
4 dalam kelompok usianyayang ditetapkan dalam
diatas indikator
Sangat Baik (BSB)
kelompok usianya Pada tahun 2020, target indikator k
untuk nilai rata-rata tingkat pencapaian
erja Nilai Rata-Rata Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak perkembangan anak 5-6 adala
Pada tahun 2020, target indikator kinerja untuk nilai
(5-6 Tahun) Tahun 2020
(Berkembang
rata-rata tingkat pencapaian perkembanganSesuai
anak Harapan),
3
3 3 5-6 adalah 3 (Berkembang Sesuai Harapan), yang
mengindikasikan anak sudah menunj
ang mengindikasikan anak sudah menunjukkan kemam-
kemampuan
puan sesuai dengan indikator sesuai dalam
yang ditetapkan dengan indikator
kan kelompok usianya. Target tersebut dapat tercapai
ditetapkan dalam kelompok usianya.
ang sebesar 100%. Pencapaian target ini didasarkan atas
pengukuran tahun 2019tersebut dapatperhitungan
melalui survei tercapai sebesar
get penilaian tingkat pencapaian perkembangan anak
Pencapaian target ini didasarkan atas
5-6 tahun.
0%. Target Realisasi
penilaian tingkat pencapaian perkemba
engukuran tahun 2019 melalui survei perhitungan
Kegiatan
an anak 5-6 tahun.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pemberian bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) kepada 410 lembaga pendidikan PAUD untuk
BAB peningkatan
mendorong III Akuntabilitas Kinerja dukungan
ketersediaan | 34 pembelajaran berkualitas pada lembaga PAUD;

2. mendukung pembangunan/revitalisasi 16 Lembaga PAUD yang menjadi Sekolah Penggerak,


sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar;

3. pemberian dukungan bagi Lembaga PAUD yang masih terakreditasi C, serta mendukung penyiapan
materi pembelajaran bagi pendidik, khususnya materi bidang literasi kemaritiman, kebencanaan,
sosial finansial, dan coding;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 35
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. memberikan dukungan dan bantuan melalui gugus tugas PAUD Holistik Integratif (HI) yang
sudah terbentuk, serta mendorong kabupaten/kota lainnya untuk membentuk gugus tugas
PAUD HI, dan melaksanakan sosialisasi PAUD berkualitas dengan layanan holistik integratif;

5. melakukan berbagai kegiatan lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas Lembaga PAUD,
antara lain menyusun pedoman untuk orang tua dan pendidik yang terdiri dari 12 buku saku
pendidik, 8 (delapan) buku saku orang tua, 30 buku bahan ajar orang tua (dalam bentuk e-book
dan video animasi); membuat 200 video audio dongeng; serta menyelenggarakan webinar
kelas orang tua berbagi dalam rangka meningkatkan kapasitas orang tua anak mengenai
berbagai pengetahuan dan kompetensi.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pandemi Covid-19 menyebabkan pendidik tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara optimal
(anak belajar dari rumah);

2. belum meratanya kualitas lembaga PAUD sehingga mempengaruhi kualitas pembelajaran


yang diberikan;

3. belum tersedianya informasi data yang memadai mengenai pertumbuhan dan perkembangan
anak, dan informasi tersebut hanya diperoleh dari orang tua sehingga hasil yang diperoleh tidak
optimal.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. melakukan inovasi dalam kurikulum agar penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi


Covid-19 tidak terganggu, yakni pembelajaran yang fokus pada kecakapan hidup;

2. menyusun kurikulum khusus sebagai antisipasi pandemi sesuai Kepmendikbud No. 719/B/2020
tentang penggunaan kurikulum darurat sehingga satuan PAUD dapat memilih menggunakan
kurikulum yang disederhanakan;

3. memaksimalkan belajar dari rumah;

4. memaksimalkan bahan pengajaran melalui daring;

5. memberikan bantuan sarana berupa kuota internet untuk mendukung pembelajaran daring bagi
masyarakat yang kurang mampu;

Kemdikbud.go.id
36 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

6. memberikan bantuan baik kepada lembaga PAUD dan pendidik PAUD untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran;

7. memberikan pengetahuan kepada orangtua dan masyarakat mengenai metode pembelajaran


secara mandiri di rumah.

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. menyusun teknik pembelajaran yang tidak hanya luring tapi juga daring;

2. menyusun indikator dan mekanisme yang memungkinkan penilaian peserta didik secara daring;

3. menyusun modul-modul pembelajaran yang interaktif dan inovatif untuk meningkatkan minat
peserta didik;

4. melakukan sosialisasi berkesinambungan kepada masyarakat terkait pengetahuan mengenai


teknik pembelajaran yang tidak hanya berbasi luring tapi juga daring.

5. meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD.

IKSS 2.2
Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen Kompetensi (Literasi)
Memenuhi Kompetensi Minimum

Asesmen Kompetensi Minimun (AKM) merupakan


jenis asesmen yang dilakukan Kemendikbud untuk 2020
• Target = 57,20%
• Realisasi = 75,80%
IKSS
mengetahui kompetensi minimal peserta didik dalam
• Capaian = 132,51% Persen
bidang literasi, numerasi, dan sains. Asesmen ini Asesme
dilakukan untuk mengetahui kualitas pendidikan Renstra • Target Akhir 2024 = 61,20% Memen
• Capaian Akhir 2024 = 123,85%
dan dalam rangka memberikan masukan kepada
pihak yang terkait untuk melakukan intervensi
pendidikan yang sesuai dengan kondisi sekolah. Asesmen Kompetensi Minimun (AKM) merupa
Kemendikbud untuk mengetahui kompetensi minima
Kompetensi literasi minimum yang dimaksud adalah kompetensi literasi membaca yang sesuai dengan
numerasi,
standar capaian kompetensi kelas (grade excpected level). dan
Standar ini sains. Asesmen
ditetapkan ini dilakukan
melalui panel praktisi untuk meng
kurikulum, pembelajaran serta asesmen. Perhitungan persentase siswa dengan nilai asesmen
rangka memberikan masukan kepada pihak yang
kompetensi literasi memenuhi kompetensi minimum dengan menghitung
pendidikan yang sesuai dengan kondisi sekolah.
Kompetensi literasi minimum yang dimaksud ada
K e m d i k b u d sesuai
. g o . i ddengan standar capaian kompetensi kelas (grade

melalui panel praktisi kurikulum, pembelajaran serta a


lalui panel praktisi kurikulum, pembelajaran serta asesmen. Perhitungan persentase siswa
ngan nilai asesmen kompetensi literasi memenuhi kompetensi minimum dengan
LAPORAN KINERJA 37
nghitung K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Jumlah siswa dengan nilai literasi


yang
Jumlah masuk
siswa denganke expected
nilai level
literasi yang masuk ke expected level
X 100%
100%
Jumlah siswa peserta AKM literasi
Jumlah siswa peserta AKM literasi

Dikarenakan AKM belum dilakukan secara nasional akibat pandemi Covid-19 pada tahun
Dikarenakan AKM belum dilakukan secara nasional akibat Persentase Siswa dengan Nilai
20, perhitungan capaian AKM ini berdasarkan Kegiatan
Asesmen Kompetensi (Literasi)
pandemi Covid-19 pada tahun 2020, perhitungan capaian
Memenuhi Kompetensi Minimum
il asesmen bidang literasi dan
AKM ini berdasarkan hasilnumerasi tahun
asesmen bidang literasi dan
Tahun 2020
numerasi tahun 2019. Untuk jenjang SD menggunakan
19. Untuk data
jenjang SD National
Indonesia menggunakan data (INAP),
Assesment Program
75,80%
sedangkan jenjang SMP dan SMA menggunakan data
onesia National Assesment Program (INAP), 57,20%
Ujian Nasional (UN). Berdasarkan hasil tahun 2019
dangkan jenjang SMP
tersebut, dan SMA
persentase menggunakan
siswa dengan nilai assesmen
kompetensi (literasi) memenuhi kompetensi minimum,
a Ujian Nasional (UN).
pada tahun Berdasarkan
2020 telah mencapai hasil
75,80%,tahun
melebihi target
yang ditetapkan sebesar 57,20%, atau realisasi capaian
19 tersebut,sebesar
persentase
132,51%.
siswa dengan nilai
esmen kompetensi (literasi) memenuhi Target Realisasi

mpetensi minimum, pada tahun 2020 telah mencapai 75,80%, melebihi target yang
Kegiatan
etapkan sebesar 57,20%, atau realisasi capaian sebesar 132,51%.
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. kajian akademik dalam mengembangkan AKM yang berdampak pada perbaikan kualitas belajar
mengajar dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa, khususnya kemampuan literasi membaca
dan literasi numerasi;

2. pengembangan soal akademik untuk digunakan dalam AKM sebanyak 54.467 butir soal tes
prestasi akademik dan 11.359 butir soal AKM, sehingga total soal yang dihasilkan sebanyak
B III Akuntabilitas Kinerja | 37
65.826 butir soal;

Kemdikbud.go.id
sebagai berikut:
1. kajian akademik dalam mengembangkan AKM yang berdampak pada perbaikan
kualitas belajar mengajar dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa, khususnya
38 LAPORAN KINERJA
kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi;
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
2. pengembangan soal akademik untuk digunakan dalam AKM sebanyak 54.467 butir
soal tes prestasi akademik dan 11.359
Pengembangan butir soal
Instrumen AKM, sehingga
Penilaian Akademiktotal soal yang
dihasilkan sebanyak 65.826 butir soal;

Jumlah Soal yang Dikembangkan Instrumen Penilaian Akademik


Pengembangan

Jumlah Soal yang Dikembangkan

Tes Prestasi
Tes Prestasi Akademik
Akademik
01
• 54.467 Tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
seseorang setelah menjalani proses pembelajaran

AKM Literasi
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Membaca
02
• 6.908 Merupakan penilaian kompetensi mendasar yang
diperlukan oleh semua murid untuk mampu
mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi
positif pada masyarakat, terdapat 2 kompetensi
AKM Numerasi mendasar yang diukur AKM, yaitu : literasi
• 4.451 membaca dan literasi matematika (numerasi)
03
Pengukuran Kompetensi Guru
Pengukuran Dikembangkan sebagai prototype dalam penilaian
Kompetensi kompetensi guru yang mencakup kompetensi
Guru • 1.320 Pedagogic Conten Knowledge (PCK) dan kompetensi
profesional sesuai mata pelajaran
04

3. sosialisasi program AKM baik di internal Kemendikbud maupun kepada dinas


3. pendidikan
sosialisasi pemerintah
program AKM baik di
daerah, internal
satuan Kemendikbud
pendidikan, maupun
guru, siswa, dankepada
orang dinas
tua; pendidikan
pemerintah daerah, satuan pendidikan, guru, siswa, dan orang tua;
4. memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dalam
4. memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dalam melaksanakan
melaksanakan pembelajaran dan penilaian pada masa pandemi Covid-19;
pembelajaran dan penilaian pada masa pandemi Covid-19;
5. melakukan pembinaan bersama pemerintah daerah untuk meningkatkan
5. melakukan pembinaan bersama pemerintah daerah untuk meningkatkan kemampuan satuan
kemampuan satuan
pendidikan dalam pendidikan
menjalankan dalam menjalankan
Manajemen Manajemen
Berbasis Sekolah Berbasisberdampak
(MBS), sehingga Sekolah pada
peningkatan
(MBS), kualitas
sehingga satuan pendidikan.
berdampak pada peningkatan kualitas satuan pendidikan.

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 38

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 39 KINERJA
LAPORAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0 KEMENDIKBUD
2020

Alur Pengembangan
Alur Pengembangan Instrumen Penilaian
Instrumen Penilaian Akademik (AKM)
Akademik &
(AKM)
PengukuranKompetensi
& Pengukuran Kompetensi Guru
Guru

Penyusunan
Desain

Skoring dan
Analisis Penyusunan
Hasil Uji Framework
Coba

AKM
&
Uji Coba
Instrumen PKG Penyusunan
Kisi-Kisi

Penyusunan
Digitalisasi Soal dan
Telaah

Hambatan
Hambatan
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut,
berikut:
sebagai berikut:
1. belum optimalnya pemahaman dari berbagai pihak terkait kebijakan AKM yang merupakan
1. belum
bagian optimalnya
dari kebijakanpemahaman dari yang
Merdeka Belajar berbagai pihak terkait sehingga
baru diperkenalkan kebijakanmemerlukan
AKM yang
penyesuaian dalam proses implementasinya;
merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang baru diperkenalkan sehingga
2. belum optimalnya pemahaman serta adanya perbedaan persepsi mengenai asesmen di tingkat
memerlukan penyesuaian dalam proses implementasinya;
pemangku kepentingan, mulai dari guru dan satuan pendidikan, tenaga kependidikan, siswa, dan
2. belum optimalnya pemahaman serta adanya perbedaan persepsi mengenai asesmen
masyarakat;

3. di tingkat pemangku
penerapan AKM di tahunkepentingan,
2020 masih mulai
dalam dari guru
bentuk dan satuan
persiapan pendidikan,
instrumen tenaga
penilaian dan
sosialisasi, serta baru akan mulai dilaksanakan pada tahun 2021; hal ini menyebabkan hasil
kependidikan, siswa, dan masyarakat;
asesmen belum tersedia.
3. penerapan AKM di tahun 2020 masih dalam bentuk persiapan instrumen penilaian
dan sosialisasi, serta baru Kakan
e m d imulai
k b u d .dilaksanakan
go.id pada tahun 2021; hal ini
menyebabkan hasil asesmen belum tersedia.
APORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020 40 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi
Langkah Antisipasi
Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:
Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:
1. meningkatkan kinerja dan koordinasi terkait AKM, baik antar unit di Kemendikbud,
1. meningkatkan kinerja dan koordinasi terkait AKM, baik antar unit di Kemendikbud, maupun
maupun dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya
dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya seperti guru dan
seperti guru dan satuan
satuan pendidikan, pendidikan, siswa,
tenaga kependidikan, tenaga kependidikan,
dan masyarakat; siswa, dan masyarakat;
2. 2. melakukan sosialisasisecara
melakukan sosialisasi secara terus
terus menerus
menerus untukuntuk menyamakan
menyamakan pemahaman
pemahaman dan
dan persepsi
terkait pelaksanaan AKM;
persepsi terkait pelaksanaan AKM;
3. memanfaatkan berbagai hasil asesmen yang relevan pada tahun sebelumnya sebagai dasar
3. memanfaatkan berbagai hasil asesmen yang relevan pada tahun sebelumnya sebagai
penilaian hasil AKM tahun 2020.
dasar penilaian hasil AKM tahun 2020.

Strategi

Strategi
Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

Strategi1.
keperencanaan
depan yang yang lebih matang
dilakukan agarpada unit-unit
target terkait
indikator mengenai
kinerja pelaksanaan
dapat tercapai AKM;
antara lain:
2. peningkatkan sosialisasi dan pemahaman mengenai asesmen kompetensi baik di internal
1. perencanaan yang lebih matang pada unit-unit terkait mengenai pelaksanaan AKM;
Kemendikbud maupun di tingkat pemerintah daerah serta pemangku kepentingan pendidikan
2. peningkatkan sosialisasi
lainnya seperti guru danpendidikan,
dan satuan pemahaman tenagamengenai asesmen
kependidikan, kompetensi
siswa, dan masyarakat;baik di

3. internal
penyiapanKemendikbud maupun
berbagai inspirasi di tingkat
praktik baik pemerintah
pelaksanaan daerah
pembelajaran serta pemangku
dan penilaian berbasis
kompetensi;
kepentingan pendidikan lainnya seperti guru dan satuan pendidikan, tenaga
4. pendampingan yang lebih intensif kepada satuan pendidikan melalui kerja sama yang erat
kependidikan, siswa, dan masyarakat;
dengan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
3. penyiapan berbagai inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan penilaian
berbasis kompetensi;
IKSS 2.3
4. pendampingan yang lebih intensif kepada satuan pendidikan melalui kerja sama yang
Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen Kompetensi
erat dengan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
(Numerasi) Memenuhi Kompetensi Minimum

IKSS 2.3numerasi adalah kompetensi yang


Kompetensi
2020
• Target = 26,50%
• Realisasi = 17,43%
sesuai denganSiswa
Persentase standar dengan
capaian kompetensi
Nilai kelas • Capaian = 65,77%
(grade excpected
Asesmen level). Standar
Kompetensi ini ditetapkan
(Numerasi)
melalui panel praktisi kurikulum, pembelajaran
Memenuhi Kompetensi Minimum Renstra • Target Akhir 2024 = 30,10%
serta asesmen. • Capaian Akhir 2024 = 57,91%

Kompetensi numerasi adalah kompetensi yang sesuai dengan standar capaian


Kemdikbud.go.id
kompetensi kelas (grade excpected level). Standar ini ditetapkan melalui panel praktisi
kurikulum, pembelajaran serta asesmen.
LAPORAN KINERJA 41
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0 LAPORAN KINERJ
KEMENDIKBUD
2020
Perhitungan persentase siswa dengan nilai asesmen kompetensi numerasi memenuhi kompetensi
Perhitungan persentase siswa dengan nilai asesmen kompetensi numerasi memenuhi
yaitu:

kompetensi yaitu:
Jumlah siswa dengan nilai numerasi yang masuk ke
Jumlah siswa dengan nilai numerasi
expected level
yang masuk ke expected level
X 100%100%
Jumlah siswa peserta AKM numerasi
Jumlah siswa peserta AKM numerasi
Dikarenakan AKM belum Persentase Siswa dengan Nilai Asesmen
Dikarenakan AKM belum dilakukan secara nasional Kompetensi (Numerasi) Memenuhi
dilakukan secara nasional karena Kompetensi Minimum
karena pandemi Covid-19 pada tahun 2020,
Tahun 2020
pandemi Covid-19
perhitungan capaianpada
AKMtahun 2020,
ini berdasarkan hasil
asesmen bidang literasi dan numerasi tahun
perhitungan capaian AKM ini 26,50%
2019. Untuk jenjang SD menggunakan data
berdasarkan hasil asesmen
Indonesia National Assesment bidang
Program (INAP),
sedangkan jenjang SMP dan SMA menggunakan 17,43%
literasi dan numerasi tahun 2019.
data Ujian Nasional (UN). Berdasarkan hasil
Untuk jenjang
asesmen SD tersebut,
tahun 2019 menggunakan
persentase siswa
dengan nilai assesmen kompetensi numerasi
data Indonesia National Assesment
memenuhi kompetensi minimum, pada tahun
Program (INAP),
2020 baru sedangkan
mencapai jenjang
17,43% dari target 26,50%
sehingga realisasi pencapaian target sebesar
SMP dan SMA menggunakan data
65,77%. Target Realisasi

Ujian Nasional (UN). Berdasarkan hasil asesmen tahun 2019 tersebut, persentase siswa dengan
nilai assesmen kompetensi numerasi memenuhi kompetensi minimum, pada tahun 2020 baru
Kegiatan
mencapai 17,43% dari target 26,50% sehingga realisasi pencapaian target sebesar 65,77%.
Sama halnya dengan program dan kegiatan yang mendukung AKM literasi, program dan kegiatan yang
telah dilakukan dalam rangka meningkatkan persentase siswa dengan nilai asesmen kompetensi
numerasi memenuhi kompetensi minimum, yakni sebagai berikut:

Kegiatan
1. kajian akademik dalam mengembangkan AKM yang berdampak pada perbaikan kualitas belajar
mengajar dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa khususnya kemampuan literasi membaca
Sama halnya dengan program dan kegiatan yang mendukung AKM literasi, program dan
dan literasi numerasi;
kegiatan yang telah dilakukan
2. pengembangan dalam
soal akademik untukrangka meningkatkan
digunakan persentase
dalam AKM sebanyak 54.467siswa
butir dengan
soal tes nilai
asesmenprestasi akademik
kompetensi dan 11.359
numerasi butir soalkompetensi
memenuhi AKM, sehingga total soal yakni
minimum, yang dihasilkan
sebagai sebanyak
berikut:
65.826 butir soal;
1. kajian akademik dalam mengembangkan AKM yang berdampak pada perbaikan
3. sosialisasi program AKM baik di internal Kemendikbud maupun kepada dinas pendidikan
kualitas belajar
pemerintah mengajar
daerah, satuan dalamguru,
pendidikan, rangka
siswa,peningkatan
dan orang tua; hasil belajar siswa khususnya

kemampuan literasi membaca dan literasi numerasi;


Kemdikbud.go.id
2. pengembangan soal akademik untuk digunakan dalam AKM sebanyak 54.467 butir
soal tes prestasi akademik dan 11.359 butir soal AKM, sehingga total soal yang
42 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. memberikan pendampingan dan pembinaan kepada satuan pendidikan dalam melaksanakan


pembelajaran dan penilaian pada masa pandemi Covid-19;

5. melakukan pembinaan bersama pemerintah daerah untuk meningkatkan kemampuan satuan


pendidikan dalam menjalankan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sehingga berdampak pada
peningkatan kualitas satuan pendidikan.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. belum optimalnya pemahaman dari berbagai pihak terkait kebijakan AKM yang merupakan
bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang baru diperkenalkan sehingga memerlukan
penyesuaian dalam proses implementasinya;

2. belum optimalnya pemahaman serta adanya perbedaan persepsi mengenai asesmen di tingkat
pemangku kepentingan, mulai dari guru dan satuan pendidikan, tenaga kependidikan, siswa, dan
masyarakat;

3. penerapan AKM di tahun 2020 masih dalam bentuk persiapan instrumen penilaian dan
sosialisasi, serta baru akan mulai dilaksanakan pada tahun 2021; hal ini menyebabkan hasil
asesmen belum tersedia.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. meningkatkan kinerja dan koordinasi terkait AKM, baik antar unit di Kemendikbud, maupun
dengan pemerintah daerah serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya seperti guru dan
satuan pendidikan, tenaga kependidikan, siswa, dan masyarakat;

2. melakukan sosialisasi secara terus menerus untuk menyamakan pemahaman dan persepsi
terkait pelaksanaan AKM;

3. memanfaatkan berbagai hasil asesmen yang relevan pada tahun sebelumnya sebagai dasar
penilaian hasil AKM tahun 2020.

Kemdikbud.go.id
3. memanfaatkan berbagai 43
hasil asesmen
LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N sebagai
D A N K E B Udasar
D A Y A A Npenilaian
-2020 hasil AKM tahun 2

Strategi
Strategi
Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:
Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikat
1. perencanaan yang lebih matang pada unit-unit terkait mengenai pelaksanaan AKM;
1. perencanaan yang lebih matang pada unit-un
2. peningkatkan sosialisasi dan pemahaman mengenai asesmen kompetensi baik di internal
Kemendikbud maupun di tingkat pemerintah daerah 2. serta
peningkatkan sosialisasipendidikan
pemangku kepentingan dan pemahaman
lainnya seperti guru dan satuan pendidikan, tenaga kependidikan, peserta didik, dan masyarakat;
internal Kemendikbud maupun di tingka
3. penyiapan berbagai inspirasi praktik baik pelaksanaan pembelajaran dan penilaian berbasis
kompetensi; kepentingan pendidikan lainnya seperti
kependidikan,
4. pendampingan yang lebih intensif kepada satuan pendidikan melalui peserta didik,
kerja sama yangdan masyarakat;
erat
dengan pemerintah daerah dalam rangka peningkatan
3. kualitas pembelajaran.
penyiapan berbagai inspirasi praktik baik p
berbasis kompetensi;

IKSS 2.4 4. pendampingan yang lebih intensif kepada sa


Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Membaca erat dengan pemerintah daerah dalam rangk

Programme for International Student Assessment


IKSS
(PISA) adalah evaluasi sistem pendidikan terhadap 2020 - Nilai R
peserta didik usia sekolah yang bersekolah
berdasarkan kemampuan kinerjanya di bidang
Memb
matematika, sains dan literatur. PISA merupakan Renstra •Target Akhir 2024 = 396
tes diagnosis terhadap kompetensi peserta didik
dalam membaca yang dilakukan oleh OECD *)*)Tahun
Tahun 2020 tidak ditargetkan pada Perjanjian Kinerja
2020 tidak ditargetkan pada Perjanjian Kinerja
(Organization for Economic Co-operation and Develop-
Programme for International Student Assessmen
ment) secara berkala.
terhadap peserta didik usia sekolah yang bersekola
Sampai dengan tahun 2018, capaian peserta didik Indonesia pada asesmen PISA belum menggem-
birakan dibandingkan dengan negara di kawasan Asiabidang
Tenggaramatematika, sains
seperti Thailand dandan literatur.
Malaysia. UntukPISA merup
peserta 72
bidang matematika, misalnya, Indonesia berada di peringkat didik
daridalam membaca
78 negara yang dilakukan oleh
yang berpartisipasi
dalam PISA. Hasil yang kurang lebih sama ditunjukkan untuk tes sains dan membaca. Hal ini tentunya
operation and
menjadi perhatian khusus bagi Indonesia, khususnya Kemendikbud Development)
untuk secara inovasi
melakukan berbagai berkala.
untuk meningkatkan capaian peserta didik pada tes PISA. Sampai dengan tahun 2018, capaian peserta d

menggembirakan
Rerata nilai PISA membaca dihitung berdasarkan siswa sampel usia 15dibandingkan dengan
tahun di Indonesia negara di ka
yang
bersekolah di SMP/MTS/SMA/MA/SMK. Jumlah sampel minimal setiap negara adalah 5000 siswa.
Malaysia. Untuk bidang matematika, misalnya, Indon
Kenaikan rerata nilai PISA merupakan dampak dari perbaikan:
yang berpartisipasi dalam PISA. Hasil yang kurang le
membaca. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus
Kemdikbud.go.id
untuk melakukan berbagai inovasi untuk meningkatk
44 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

a. kualitas guru dan calon guru;

b. kualitas pembelajaran;

c. mutu sumber pembelajaran dan bahan belajar;

d. dukungan lingkungan belajar;

e. peningkatan soft skills dan karakter peserta didik;

f. perbaikan manajemen pendidikan yang berbasis mutu hasil belajar.

Metode penghitungan nilai rata-rata hasil PISA: Membaca, adalah sebagai berikut:

Jumlah seluruh nilai peserta PISA: Membaca


X 100%
Jumlah peserta PISA: Membaca

Penyelenggaraan PISA dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan terakhir dilakukan pada tahun 2018.
Sehubungan dengan pandemi Covid-19, tes PISA yang seharusnya dilakukan kembali pada tahun
2021, diundur pelaksanaannya menjadi tahun 2022. Pada tahun 2020, IKSS terkait nilai rata-rata hasil
PISA Membaca tidak ditargetkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2020.

Program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja yang berkaitan dengan nilai PISA
selaras dengan program dan kegiatan untuk mendukung indikator kinerja yang berkaitan dengan AKM.
Rancangan AKM yang menitikberatkan kemampuan literasi dan numerasi dengan model asesmen
menyerupai tes PISA diharapkan dapat mendorong capaian indikator kinerja terkait PISA. Disamping
itu, indikator kinerja PISA juga diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi Pemerintah Indonesia
untuk mengukur kemampuan daya saing peserta didik Indonesia di tingkat global.

IKSS 2.5 LAPORAN KINERJA


Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Matematika KEMENDIKBUD
2020

IKSS
Sama 2.5
halnya dengan PISA Membaca, nilai rata-rata
Nilaihasil
Rata-Rata Hasil
PISA Matematika jugaPISA:
merupakan evaluasi
2020 -
Matematika
sistem pendidikan terhadap siswa usia sekolah
yan g ber s ekolah berd asarkan kem am-
Renstra •Target Akhir 2024 = 388
puan kinerjanya di bidang matematika. Tes PISA
Matematika merupakan tes diagnosis terhadap
*)*)Tahun
Tahun 2020
2020 tidak
tidakditargetkan
ditargetkanpada Perjanjian
pada Kinerja
Perjanjian Kinerja

Sama halnya dengan PISA Membaca, nilai rata-rata hasil PISA Matematika juga
merupakan evaluasi sistem pendidikan
K e mterhadap
d i k b u d . gsiswa
o . i d usia sekolah yang bersekolah

berdasarkan kemampuan kinerjanya di bidang matematika. Tes PISA Matematika merupakan


Renstra •Target Akhir 2024 = 388

*) Tahun 2020 tidak ditargetkan pada Perjanjian Kinerja

Sama halnya dengan PISA Membaca, nilai rata-rataL Ahasil


P O R A PISA 45juga
N K I N EMatematika
RJA
merupakan evaluasi sistem pendidikan terhadap siswa usia sekolah yang bersekolah
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

berdasarkan kemampuan kinerjanya di bidang matematika. Tes PISA Matematika merupakan


kompetensi siswa dalam bidang Matematika yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic
tes diagnosis
Co-operation andterhadap kompetensi
Development) siswa (per
secara berkala dalam bidang Matematika yang dilakukan oleh OECD
3 tahun).
(Organisation for Economic Co-operation and Development) secara berkala (per 3 tahun).

kualitas
Guru dan
Calon Guru

Perbaikan Kualitas
Manajemen Pembelajaran
Pendidikan

Faktor yang
Mempengaruhi
Capaian PISA

Peningkatan Mutu Sumber


Soft Skills Pembelajaran

Dukungan
Lingkungan
Belajar

Rerata nilai PISA matematika dihitung berdasarkan peserta didik sampel usia 15 tahun di
Indonesia
Rerata nilai yang bersekolah dihitung
PISA matematika di SMP/MTS/SMA/MA/SMK.
berdasarkan peserta didikJumlah sampel
sampel minimal
usia 15 tahun setiap negara
di Indonesia
yang bersekolah di SMP/MTS/SMA/MA/SMK. Jumlah sampel minimal setiap negara adalah 5000
adalah 5000 peserta didik. Metode penghitungan nilai rata-rata hasil PISA: Matematika, adalah
peserta didik. Metode penghitungan nilai rata-rata hasil PISA: Matematika, adalah sebagai berikut:
sebagai berikut:

JumlahJumlah
seluruhseluruh nilai peserta
nilai peserta PISA :
PISA: Matematika
Matematika X 100%
Jumlah peserta PISA: Matematika 100%
Jumlah peserta PISA: Matematika
Penyelenggaraan PISA dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan terakhir dilakukan pada tahun 2018.
Penyelenggaraan PISA dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan terakhir dilakukan pada
Sehubungan dengan pandemi Covid-19, tes PISA yang seharusnya dilakukan kembali pada tahun
tahundiundur
2021, 2018. pelaksanaannya
Sehubungan dengan pandemi
menjadi tahun 2022. Covid-19, tes PISA yang seharusnya dilakukan
kembalidan
Program pada tahununtuk
kegiatan 2021,mendukung
diundur pelaksanaannya menjadi
pencapaian indikator tahun
kinerja yang2022.
berkaitan dengan nilai PISA
selaras dengan program dan kegiatan untuk mendukung indikator kinerja yang berkaitan dengan AKM.
Rancangan AKM yang menitikberatkan kemampuan literasi dan numerasi dengan model asesmen
BAB III Akuntabilitas
menyerupai tes PISA,Kinerja | 45 dapat mendorong capaian indikator kinerja terkait PISA. Disamping
diharapkan
itu, indikator kinerja PISA juga diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi Pemerintah Indonesia
untuk mengukur kemampuan daya saing peserta didik Indonesia di tingkat global.

Kemdikbud.go.id
dengan nilai PISA selaras dengan program dan kegiata
yang berkaitan dengan AKM. Rancangan AKM yang me
46 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N D A N K E B U D A Ynumerasi
A A N - 2 0 2 0 dengan model asesmen menyerupai tes PISA, d
indikator kinerja terkait PISA. Disamping itu, indikator

IKSS 2.6 menjadi salah satu indikator bagi Pemerintah Indonesi


Nilai Rata-Rata Hasil PISA: SAINS
saing peserta didik Indonesia di tingkat global.

Nilai rata-rata hasil PISA Sains merupakan hasil


evaluasi sistem pendidikan terhadap peserta 2020 -
IKSS
didik usia sekolah yang bersekolah berdasarkan
Nilai Ra
kemampuan kinerjanya di bidang Sains. PISA
Sains merupakan tes diagnosis terhadap Renstra •Target Akhir 2024 = 402
kompetensi peserta didik dalam bidang Sains
yang dilakukan oleh OECD secara berkala. *) Tahun
*) Tahun 2020
2020tidak
tidakditargetkan
ditargetkanpada Perjanjian
pada Kinerja
Perjanjian Kinerja

Rerata nilai PISA Sains dihitung berdasarkan peserta didikNilai rata-rata


sampel usia 15 hasil
tahun PISA Sains merupakan
di Indonesia yang hasil
bersekolah di SMP/MTS/SMA/MA/SMK. Jumlah sampel minimal
peserta didiksetiap
usia negara adalah
sekolah yang5000 siswa.
bersekolah berdasarka
Kenaikan rerata nilai PISA merupakan dampak dari perbaikan:
Sains. PISA Sains merupakan tes diagnosis terhadap ko
a. kualitas guru dan calon guru;
Sains yang dilakukan oleh OECD secara berkala.
b. kualitas pembelajaran;
Rerata nilai PISA Sains dihitung berdasarkan pes
c. mutu sumber pembelajaran dan bahan belajar ;
Indonesia yang bersekolah di SMP/MTS/SMA/MA/SMK.
d. dukungan lingkungan belajar;
adalah 5000 siswa. Kenaikan rerata nilai PISA merupakan
e. peningkatan softs kills dan karakter peserta didik;
a. hasil
f. perbaikan manajemen pendidikan yang berbasis mutu kualitas guru dan calon guru;
belajar.
b. kualitas pembelajaran;
Metode penghitungan nilai rata-rata hasil PISA: Sains, adalah sebagai berikut:
c. mutu sumber pembelajaran dan bahan belajar ;
d. dukungan lingkungan belajar;
Jumlah seluruh nilai peserta PISA: Sains
e. peningkatan softs kills dan karakter peserta didik
X 100%
Jumlah peserta PISA: Sains
f. perbaikan manajemen pendidikan yang berbasis
Metode penghitungan nilai rata-rata hasil PISA: Sains, ad
Penyelenggaraan PISA dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan terakhir dilakukan pada tahun 2018.
Jumlah seluruh nilai peserta PIS
Sehubungan dengan pandemi Covid-19, tes PISA yang seharusnya dilakukan Kembali pada tahun
2021, diundur pelaksanaannya menjadi tahun 2022.
Sains

Program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja yang berkaitan dengan
Jumlah nilai PISAPISA:
peserta Sains
selaras dengan program dan kegiatan untuk mendukung indikator kinerja yang berkaitan dengan AKM.
Rancangan AKM yang menitikberatkan kemampuan literasi dan numerasi dengan model asesmen

Kemdikbud.go.id
2020

Penyelenggaraan PISA dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan terakhir dilakukan
pada tahun 2018. Sehubungan dengan pandemi Covid-19, tes PISA
L A P Oyang
R A N Kseharusnya
INERJA 47
dilakukan
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
Kembali pada tahun 2021, diundur pelaksanaannya menjadi tahun 2022.
Program dan kegiatan untuk mendukung pencapaian indikator kinerja yang berkaitan
menyerupai tes PISA, diharapkan dapat mendorong capaian indikator kinerja terkait PISA. Disamping
dengan nilai PISA
itu, indikator kinerjaselaras dengan
PISA juga program
diharapkan dan kegiatan
dapat menjadi untuk
salah satu mendukung
indikator indikator
bagi Pemerintah kinerja
Indonesia
untuk mengukur kemampuan daya saing peserta didik Indonesia di tingkat global.
yang berkaitan dengan AKM. Rancangan AKM yang menitikberatkan kemampuan literasi dan
numerasi dengan model asesmen menyerupai tes PISA, diharapkan dapat mendorong capaian

IKSS 2.7
indikator kinerja terkait PISA. Disamping itu, indikator kinerja PISA juga diharapkan dapat

Persentase
menjadi salah satu Lulusan Pendidikan
indikator bagi Vokasi yang
Pemerintah Indonesia Mendapatkan
untuk mengukur kemampuan daya
Pekerjaan
saing dalam
peserta didik 1 Tahun
Indonesia di tingkatSetelah
global. Kelulusan

IKSS 2.7
Keberhasilan pendidikan vokasi salah satunya diukur
dari lulusan yang diterima di dunia kerja dan ber- 2020
• Target = 47,10%
• Realisasi = 40,46%
Persentase Lulusan Pendidikan
wirausaha. Lulusan pendidikan vokasi bekerja yang • Capaian = 85,90%

dihitung yang
Vokasi Mendapatkan
adalah peserta didik yang lulus kemudian
Pekerjaan dalam 1 Tahun
bekerja atau berwirausaha dalam satu Setelah
tahun setelah Renstra • Target Akhir 2024 = 52,60%
• Capaian Akhir 2024 = 76,92%
Kelulusan
kelulusan berbanding dengan jumlah lulusan selama
satu tahun. Data ini diperoleh melalui hasil survei
Sakernas yang dikomparasikan dengan data internal Ditjen Vokasi melalui hasil riset evaluasi BKK
Keberhasilan
(Bursa pendidikan
Kerja Kursus) online. vokasi salah satunya diukur dari lulusan yang diterima di dunia
kerja dan berwirausaha. Lulusan pendidikan vokasi bekerja yang dihitung adalah peserta didik
Kategori lulusan pendidikan vokasi yang bekerja adalah lulusan yang tercatat maupun yang ikut dalam
yang lulus
proses kemudian
produksi bekerja
sebagai tenaga atau
kerja berwirausaha
di dunia dalam
kerja. Sementara satu tahunadalah
yang berwirausaha setelah kelulusan
lulusan yang
atas inisiatifnya mendirikan suatu usaha yang dikelola sendiri. Metode perhitungan lulusan pendidikan
berbanding dengan jumlah lulusan selama satu tahun. Data ini diperoleh melalui hasil survei
vokasi yang mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun, adalah sebagai berikut:
Sakernas yang dikomparasikan dengan data internal Ditjen Vokasi melalui hasil riset evaluasi
BKK (Bursa Kerja Kursus) online.
Jumlah Pendidikan Vokasi Bekerja dan Berwirausaha
100%
Kategori lulusan pendidikan vokasi yang bekerja adalah lulusan yang tercatat maupun X
Jumlah Lulusan Pendidikan
yang ikut dalam proses produksi sebagai tenaga kerja di dunia kerja. Sementara yang
berwirausaha adalah lulusan yang atas inisiatifnya mendirikan suatu usaha yang dikelola
sendiri.
CapaianMetode
indikatorperhitungan lulusan
kinerja ini pada tahun pendidikan
2020 adalah vokasi
sebesaryang mendapatkan
40,46%, pekerjaan
lebih rendah dari dalam
target yang
ditetapkan sebesar 47,10%, atau realisasi capaian sebesar 85,90%. Hasil ini memperlihatkan masih
1 tahun, adalah sebagai berikut:
terdapat kesenjangan 14,10% tidak tercapai pada tahun 2020 sehingga perlu ada inovasi dan strategi
di tahun 2021 untuk menuntaskan kekurangan target yang tidak tercapai tersebut. Sebagai salah satu
Lulusan pendidikan Vokasi
program prioritas pada RPJMN tahun 2020-2024, Kemendikbud terus berinovasi untuk memastikan
bekerja dan berwirausaha
lulusan vokasi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan juga siap untuk berwirausaha. Berbagai
100
program dan kegiatan dilakukan sesuai dengan
Jumlah lulusan pendidikanarah kebijakan nasional pada RPJMN, antara lain
%
pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kerjasama industri, mengoptimalkan peran dunia kerja
Vokasi

Kemdikbud.go.id

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 47


48 LAPORAN KINERJA
APORAN KINERJA LKAPORAN I A N P EA
E M E N T E RKINERJ NDIDIDKAN DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
KEMENDIKBUD KEMENDIKBUD
2020 2020

Lulusan Vokasi Lulusan Vokasi Lulusan Vokasi


Lulusan Vokasi
Bekerja/Berwirausaha
Bekerja/Berwirausaha

785.575 785.575
1.941.384 1.941.384
Persentase Lulusan Pendidikan Lulusan Pendidikan Capaian
Persentase Vokasi Vokasi indikator kinerja
Capaianini indikator ki
yang Mendapatkan yang
Pekerjaan dalam 1 Pekerjaan dalam 1
Mendapatkan
Tahun pada tahun 2020 adalah sebesar2020 adalah
pada tahun
Tahun
Tahun 2020 Tahun 2020 40,46%, lebih rendah dari target
40,46%, lebih rendah da
47,10% 47,10%
40,46% yang ditetapkan sebesar 47,10%,
yang ditetapkan sebesar
40,46%
atau realisasi capaian
atau sebesar
realisasi capaian
85,90%. Hasil ini memperlihatkan
85,90%. Hasil ini mempe
masih terdapat kesenjangan 14,10% kesenjanga
masih terdapat
tidak tercapai padatidak
tahuntercapai
2020 pada tah

Target Realisasi Target Realisasisehingga perlu adasehingga


inovasi dan
perlu ada inov
strategi di tahun 2021strategi
untuk di
menuntaskan
tahun 2021 kekurangan target yang
untuk menuntaskan tidak tercapai
kekurangan targettersebut.
yang tidak tercapai
dalam pengembangan pendidikan vokasi, penguatan sistem sertifikasi kompetensi vokasi, serta
Sebagai salah satu
pembelajaran program
Sebagai
inovatif prioritas
salah
dengan pada
satu RPJMNprioritas
program
melibatkan profesional tahun 2020-2024,
pada RPJMN
dalam penyusunan Kemendikbud
tahun dan
kurikulum terus Kemendikb
2020-2024,
proses
pembelajaran.
berinovasi untuk memastikan lulusan
berinovasi untukvokasi sesuai lulusan
memastikan dengan vokasi
kebutuhan
sesuaidunia kerjakebutuhan
dengan dan juga dunia kerja
siap untuk berwirausaha. Berbagai
siap untuk program dan
berwirausaha. kegiatan
Berbagai dilakukan
program dan sesuai dengan
kegiatan arah sesuai deng
dilakukan
kegiatan
kebijakan nasional pada RPJMN,
kebijakan antarapada
nasional lain RPJMN,
pendidikan dan lain
antara pelatihan vokasidan
pendidikan berbasis
pelatihan vokasi
kerjasama industri,
Program mengoptimalkan
kerjasama
dan kegiatan yang dilakukan peran
industri,
untuk dunia kerja
mengoptimalkan
mendukung dalam
peran
capaian pengembangan
kinerja dunia kerja
tersebut, pendidikan
dalam
sebagai pengembangan pe
berikut:
vokasi, penguatan sistem sertifikasi kompetensisertifikasi
vokasi, serta pembelajaran inovatif dengan
1. program link vokasi, penguatan
and match SMK dengansistem
dunia kerja, dengankompetensi vokasi,profesional
melibatkan praktisi serta pembelajaran
dalam inovati
melibatkanproses
profesional dalamdipenyusunan
melibatkan
pembelajaran profesional
sekolah. kurikulum dan profesional
dalampraktisi
Keterlibatan proses kurikulum
penyusunan pembelajaran.
dan proses dipembelajaran.
dalam pembelajaran SMK
bertujuan untuk membawa atmosfir dunia kerja ke dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) di sekolah sehingga peserta didik benar-benar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
tentang aktivitas yang akan dihadapi di dunia kerja nantinya;

2. Kegiatan Kegiatan
program revitalisasi sekolah yaitu berupa pengembangan SMK sebagai Pusat Keunggulan
(Center of Excellence), dimana sekolah target merupakan SMK yang mempunyai kinerja sangat
Program dan kegiatan yang dilakukan
Program untukyang
mendukung capaian mendukung
kinerja tersebut,
baik (excellent), sehingga dapatdan kegiatan
sebagai penggerak baikdilakukan
secara aktifuntuk capaian kinerja
maupun secara pasif dan
sebagai berikut: sebagai berikut:
mampu menyelenggarakan peningkatan kompetensi kejuruan Guru SMK lainnya. SMK yang

1. program link and1. match SMKlink


program dengan dunia kerja,
and match dengan dunia
SMK dengan melibatkan
kerja, praktisi
dengan melibatkan
Kemdikbud.go.id
profesional dalam proses pembelajaran
profesional di sekolah.
dalam proses Keterlibatan
pembelajaran praktisi profesional
di sekolah. Keterlibatan praktisi pr
dalam pembelajaran didalam
SMK bertujuan untuk
pembelajaran di membawa atmosfir
SMK bertujuan dunia
untuk kerja keatmosfir
membawa dalam dunia kerja
LAPORAN KINERJA 49
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

memiliki keunggulan tersebut, antara lain:

a. memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, baik guru yang bersertifikasi atau guru
yang memiliki pengalaman industri;

b. modernisasi sarana dan prasarana SMK;

c. lulusan-lulusan yang tersertifikasi industri dan keterserapan di dunia kerja;

d. mampu membuat produk sendiri dengan capaian produk unggulan, tersertifikasi HAKI, dan
produk laku terjual;

e. berprestasi, baik prestasi guru maupun siswa dalam lomba tingkat lokal, nasional, dan
internasional;

f. pengembangan enterpreuneurship dengan indikator yaitu: tumbuhnya start-up bisnis kelompok


usaha di sekolah, capaian omset, dan inkubator wirausaha;

g. kerja sama dengan industri, misalnya mendatangkan guru tamu dari industri, melakukan
sharing sumber daya, melakukan pengembangan kurikulum yang fleksibel sesuai dengan
kebutuhan industri, dan mengadakan magang dengan industri;

h. tata kelola menuju smart school dan mengimplementasikan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD);

i. implementasi pembelajaran di era Industri 4.0;

j. pengembangan digital skill dalam pembelajaran, seperti coding dan bisnis digital;

k. SMK yang menjadi penggerak bagi pengembangan potensi wilayahnya dan potensi kerja
global;

l. sekolah yang mendapatkan peralatan pendidikan;

m. melaksanakan Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha


(PKW).

3. program pengembangan Teaching Factory, untuk menghadirkan suasana yang mendekati


lingkungan dan aktivitas industri sesungguhnya melalui kerjasama dengan industri dengan
pembelajaran berbasis produk untuk menghasilkan lulusan yang kompeten, berkarakter
berbudaya kerja dan berjiwa wirausaha melalui kegiatan produksi baik berupa barang atau jasa
yang memiliki standar perencanaan, prosedur dan pengendalian kualitas industri dan layak
dipasarkan ke konsumen/masyarakat;

4. program sertifikasi siswa SMK yang menyasar 138.200 siswa SMK sehingga lulusan SMK siap
masuk ke dunia kerja yang membutuhkan sertifikat keahlian tertentu;

5. program peningkatan mutu 171 program studi pada perguruan tinggi vokasi untuk memastikan
proses pembelajaran berkualitas dapat terlaksana;

Kemdikbud.go.id
50 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

6. SMK yang mendapatkan peralatan pendidikan yang memenuhi kriteria minimum, untuk mewujudkan
terlaksananya kegiatan pembelajaran bermutu. Dengan tersedianya peralatan pendidikan ini,
SMK diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai perkembangan dunia kerja;

7. program PKK, merupakan program layanan pendidikan dan pelatihan yang berorientasi pada
pengembangan keterampilan kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri, diberikan kepada
53.709 orang peserta didik untuk memperoleh kompetensi di bidang keterampilan tertentu yang
dibuktikan dengan sertifikat kompetensi untuk bekerja dan terserap di dunia kerja. Program ini
diberikan pada warga masyarakat dengan prioritas usia 15 s.d 25 tahun dengan kriteria:

a. anak usia sekolah tidak sekolah (ATS) atau lulus tidak melanjutkan;

b. warga belajar paket C Vokasi;

c. warga masyarakat menganggur atau tidak memiliki pekerjaan;

d. memiliki NIK dan tidak sedang mengikuti program sejenis yang dibiayai pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah.

8. program PKW, bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan
sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dijadikan sebagai
bekal wirausaha, diberikan kepada 16.676 peserta didik pada lembaga yang terakreditasi A/B,
mempunyai NPSN, telah memiliki kerja sama dengan industri, serta memiliki sarana dan prasarana
sesuai standar industri. Penerima bantuan ini adalah warga masyarakat dengan prioritas usia
15-25 tahun dengan kriteria:

a. putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan;

b. belum memiliki pekerjaan tetap atau menganggur;

c. prioritas dari keluarga kurang mampu.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pandemi Covid-19 yang terjadi menyebabkan pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan tatap
muka, khususnya apabila peserta didik SMK perlu melakukan proses pembelajaran praktek,
sehingga tujuan pembelajaran atau kompetensi-kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
lulusan banyak menjadi kurang optimal;

2. belum optimalnya sebagian kompetensi lulusan yang dihasilkan PT Vokasi sesuai dengan
harapan dunia kerja;

3. belum optimalnya database lulusan yang langsung bekerja atau berwirausaha;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 51
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. belum optimalnya proses pengadaan bantuan kepada satuan pendidikan karena terkendala
e-katalog;

5. belum optimalnya penerapan TEFA di beberapa SMK serta kurangnya dukungan dari pemerintah
daerah sehingga belum menjadi prioritas pilihan bagi dunia kerja dalam melakukan kerja sama.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. pembelajaran dilakukan secara daring untuk teori, dan dilakukan pembelajaran tatap muka
dengan membagi beberapa kelompok khusus untuk materi praktek. Selain itu, inovasi media
pembelajaran juga dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan dan kondisi peserta didik;

2. memberikan advokasi dan fasilitasi terkait pengembangan TEFA di Sekolah menengah kejuruan
melalui kerja sama dengan pemerintah daerah agar satuan pendidikan semakin berinovasi dan
berinisiatif untuk melakukan pengembangan keberlangsungan TEFA sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari strategi pengembangan sekolah yang selaras dengan visi dan misi pendirian
sekolah;

3. berkoordinasi dan bekerja sama dengan satuan pendidikan terkait pemutakhiran database
kelulusan sehingga lulusan yang bekerja atau berwirausahan dapat ditelusuri.

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai, antara lain

1. meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas khususnya pendidikan vokasi;

2. memungkinkan pemanfaatan sumber daya pendidikan secara bersama antar satuan pendidikan
dalam satu daerah (termasuk pendidik dan fasilitas lainnya);

3. mempertimbangkan mekanisme intervensi dan pembiayaan berbasis kinerja;

4. memadukan seluruh sumber daya dari pusat, daerah, satuan pendidikan dan masyarakat dalam
melakukan intervensi di setiap daerah;

5. modernisasi sarana dan prasarana SMK;

6. pengembangan enterpreuneurship dengan indikator yaitu: tumbuhnya startup bisnis kelompok


usaha di sekolah, capaian omset, dan inkubator wirausaha;

Kemdikbud.go.id
52 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

7. kerja sama dengan industri, misalnya mendatangkan guru tamu dari industri, melakukan sharing
terkait sumber daya, melakukan pengembangan kurikulum yang fleksibel sesuai dengan
kebutuhan industri, dan mengadakan magang dengan industri;

8. mewajibkan pengisian nomor kontak pada aplikasi Dapodik untuk memudahkan penelusuran
lulusan.

LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020
IKSS 2.8
Persentase Lulusan PT yang Langsung
• Target = 64,77% IKSS Bekerja dalam Jangka
2.8
Waktu
2020 1 Tahun Setelah
• Realisasi = 75,40%
• Capaian = 116,41%
Kelulusan
Persentase Lulusan PT yang
Langsung Bekerja dalam Jangka
Terdapat dua kategori
Renstra •• Target yang
Akhir menjadi
2024 = 66,70%
Capaian Akhir 2024 = 113,04%
Waktu 1 Tahun• Target
pertimbangan
dalam melakukan perhitungan untuk jumlah lulusan 2020 •
Setelah
= 64,77%Kelulusan
Realisasi = 75,40%
IKSS
• Capaian = 116,41% Persen
perguruan tinggi yang langsung bekerja yaitu kategori
Terdapat
lulusan dua kategori
yang bekerja yang
dan lulusan yangmenjadi pertimbangan dalam melakukan perhitungan untuk
berwirausaha.
Langsu
Kumulasi dari kedua kategori tersebut akan dibandingkan Renstra • Target Akhir 2024 = 66,70% Waktu
jumlah lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja yaitu kategori lulusan
• Capaian yang=bekerja
Akhir 2024 113,04%dan
dengan jumlah lulusan dalam laporan tracer study
lulusan yang
Perguruan berwirausaha. Kumulasi dari kedua kategori tersebut akan dibandingkan dengan
Tinggi.
Terdapat dua kategori yang menjadi pertimbang
jumlah lulusan dalam laporan tracer study Perguruan Tinggi.
jumlah lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja

Bekerja Berwirausaha
lulusan yang berwirausaha. Kumulasi dari kedua kateg

• Waktu < 6 Bulan jumlah lulusan dalam


• Waktu < 6laporan
Bulan tracer study Perguruan T
• Gaji > 1,2 X UMR • Gaji > 1,2 X UMR
• Swasta • Pendiri/Pasangan Pendiri Bekerja
• Organisasi Nirlaba/ • Pekerja Lepas
Multilateral • Penghasilan > •1,2 Waktu < 6 Bulan
X UMR
• Lembaga Pemerintah Sebelum• Lulus
Gaji > 1,2 X UMR
• BUMN/BUMD • Swasta
• Penghasilan > 1,2 X UMR • Organisasi Nirlaba/
Sebelum Lulus Multilateral
• Lembaga Pemerintah
Tracer study yang dilakukan dalam menghitung masa tunggu lulusan • BUMN/BUMD
pendidikan tinggi
• Penghasilan > 1,2 X UMR
Tracer study yang dilakukan dalam menghitung masa tunggu lulusan pendidikan tinggi untuk mendapatkan
untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Hasil tracer study dapat digunakan perguruan
Sebelum Lulustinggi
pekerjaan pertama. Hasil tracer study dapat digunakan perguruan tinggi untuk mengetahui
untuk mengetahui
keberhasilan proses keberhasilan
pendidikan yangproses pendidikan
telah dilakukan yang anak
terhadap telahdidiknya.
dilakukan terhadap
Dalam penilaiananak
akreditasi selalu mempersyaratkan adanya data hasil tracer study tersebut melalui parameterdalam
Tracer study yang dilakukan masa menghitung
didiknya. Dalam penilaian akreditasi selalu mempersyaratkan adanya data hasil tracer study
tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan untuk mendapatkan
penghasilan pekerjaan
pertama yang diperoleh.pertama. Hasil tracer s
tersebut melalui parameter masa tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan
untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan
penghasilan pertama yang diperoleh.
K e m d i k b u d . didiknya.
go.id Dalam penilaian akreditasi selalu mempers
tersebut melalui parameter masa tunggu lulusan, p
Tahapan Tracer Study
untuk mendapatkan pekerjaan pertama. Hasil tracer study dapat digunakan perguruan tinggi
untuk mengetahui keberhasilan proses pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak

didiknya. Dalam penilaian akreditasi selalu mempersyaratkan adanya data hasil tracer study
LAPORAN KINERJA
tersebut melalui parameter masa tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan
53
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
penghasilan pertama yang diperoleh.

Tahapan Tracer Study

1 Persiapan

2 Pelaksanaan

3 Pengumpulan data

4 Unggah data pada Tracer


Study

Keberhasilan capaian jumlah


BAB III Akuntabilitas Kinerja persentase
| 53 lulusan yang langsung bekerja sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan data hasil tracer study yang dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Oleh
karena itu, pembaruan data yang valid tentang jumlah lulusan yang sudah bekerja melalui kegiatan tracer
study yang dilaksanakan oleh seluruh perguruan tinggi di Indonesia perlu dioptimalkan dan dilakukan
secara berkelanjutan. Hal ini untuk memungkinkan data hasil tracer study dapat menggambarkan keadaan
alumni perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Metode penghitungan indikator kinerja tersebut adalah:

Jumlah Lulusan Pendidikan Tinggi


Langsung Bekerja / Berwirausaha
X 100%
Jumlah Lulusan Dalam Laporan
Tracer Study Perguruan Tinggi

Persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja merupakan indikator untuk mengukur
lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan atau berwirausaha dengan masa tunggu kurang
dari 12 bulan berdasarkan laporan tracer study perguruan tinggi terhadap lulusan yang lulus 2 tahun
sebelum pelaksanaan tracer study. Perguruan tinggi yang dimaksud adalah Perguruan Tinggi Negeri
maupun Swasta.

Berdasarkan hasil persentase lulusan PT yang langsung bekerja dalam jangka waktu 1 tahun setelah
kelulusan, capaian tahun 2020 sebesar 75,40% melebihi dari yang ditargetkan sebesar 64,77%, atau
realisasi capaian sebesar 116,41%.

Kemdikbud.go.id
KEMENDIKBUD
2020

54 LAPORAN KINERJA
KKegiatan
E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
sebagai berikut:
kegiatan
1. melakukan optimalisasi pendataan lulusan melalui sistem informasi terintegrasi

Program danTracer Study;


kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:
2. melaksanakan program kewirausahaan bagi mahasiswa untuk meningkatkan keahlian
1. melakukan optimalisasi pendataan lulusan melalui sistem informasi terintegrasi Tracer Study;
lulusan perguruan tinggi;
2. melaksanakan program kewirausahaan bagi mahasiswa untuk meningkatkan keahlian lulusan
3. melaksanakan
perguruan tinggi; program pengembangan penalaran, kreativitas, dan inovasi bagi
mahasiswa;
3. melaksanakan program pengembangan penalaran, kreativitas, dan inovasi bagi mahasiswa;
4. melaksanakan
4. melaksanakan studi penyelenggaraan
studi penyelenggaraan RekognisiRekognisi Pembelajaran
Pembelajaran Lampau
Lampau (RPL), yakni (RPL), yakni
memberikan
pengakuan terhadappengakuan
memberikan capaian pembelajaran yang diperoleh
terhadap capaian seseorang
pembelajaran yangdari pendidikan
diperoleh formal
seseorang
atau nonformal atau informal.
dari pendidikan formal atau nonformal atau informal.
Selain
Selain itu, itu,Kebijakan
melalui melalui Kebijakan Kampusmahasiswa
Kampus Merdeka, Merdeka, mahasiswa juga
juga diberikan diberikan untuk
kesempatan kesempatan
belajar
di luar program
untuk belajarstudinya maksimalstudinya
di luar program 3 (tiga) semester
maksimaluntuk melakukan
3 (tiga) semesterberbagai aktivitas antara
untuk melakukan lain
berbagai
melakukan magang/praktik kerja, menjalankan proyek di desa, mengajar di sekolah, mengikuti pertukaran
aktivitas antara lain melakukan magang/praktik kerja, menjalankan proyek di desa, mengajar
pelajar, melakukan penelitian, melakukan kegiatan wirausaha, melakukan studi/proyek independen,
dandimelakukan
sekolah, mengikuti pertukaran pelajar, melakukan penelitian, melakukan kegiatan wirausaha,
proyek kemanusiaan.
melakukan studi/proyek independen, dan melakukan proyek kemanusiaan.

Peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 55


Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 55
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Hal ini untuk mendorong mahasiswa agar terbiasa dengan lingkungan dunia kerja dan menemukenali
masalah yang mungkin akan ditemui di dunia kerja. Selain itu, perguruan tinggi juga mendorong
penyelenggaraan bursa kerja untuk mempertemukan mahasiswa dengan pelaku dunia kerja.

Hambatan

Meskipun pencapaian angka realisasi pada tahun 2020 sudah melebihi yang ditargetkan, namun dalam
pelaksanaannya masih ditemukan beberapa hambatan/kendala, antara lain:

1. pandemi COVID-19 mengakibatkan penyesuaiaan pelaksanaan program mulai dari koordinasi,


sosialisasi, workshop, hingga pelaksanaan program;

2. perubahan waktu pelaksanaan program kewirausahaan mengakibatkan pelaksanaan di perguruan


tinggi menjadi kurang optimal;

3. komitmen dan dukungan perguruan tinggi untuk kegiatan kewirausahaan yang masih beragam;

4. belum semua perguruan tinggi memiliki unit kewirausahaan yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan program kewirausahaan, termasuk melakukan sosialiasi program kewirausahaan
kepada mahasiswa;

5. sosialisasi dilakukan secara daring, sehingga informasi sosialisasi tidak merata dan beberapa
perguruan tinggi, khususnya di wilayah timur terkendala jaringan;

6. belum optimalnya upaya tracer study dilakukan oleh perguruan tinggi sehingga pelaksanaannya
tidak dilakukan secara rutin;

7. permintaan data dalam pengisian sistem tracer study belum mengikat, sehingga ada perguruan
tinggi yang menggunakan instrumen berbeda.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai berikut:

1. mekanisme pembelajaran menggunakan metode daring untuk teori, dan metode pembelajaran
tatap muka untuk materi praktek, melalui pembagian beberapa kelompok khusus. Selain itu,
media pembelajaran pun dibuat seinovatif mungkin sesuai kebutuhan dan kondisi mahasiswa;

2. sosialisasi dan promosi sukses berwirausaha melalui perguruan tinggi dan berbagai media massa;

3. sosialisasi terhadap pengelola kewirausahaan lebih difokuskan pada perguruan tinggi;

4. mendorong setiap perguruan tinggi untuk memiliki unit pengelola kewirausahaan kampus;

5. pelatihan dan pembimbingan berwirausaha secara berkelanjutan;

Kemdikbud.go.id
56 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

6. pengembangan infrastruktur yang menunjang wirausahaan;

7. pelaksanaan sosialisasi serta pengisian data pada platform tracer study pada perguruan tinggi
untuk mengoptimalkan pengisian data lulusan pada platform tersebut;

8. membuat surat edaran kembali untuk mengingatkan perguruan tinggi agar segera melaporkan
data lulusannya kedalam sistem tracer study.

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai, antara lain:
1. memberikan kompetensi tambahan kepada mahasiswa, yang disesuaikan dengan kebutuhan,
serta memaksimalkan pemanfaatan bursa kerja;

2. meningkatkan jumlah dan peran guru/dosen yang berlatar belakang profesional atau berasal dari
dunia kerja;

3. melaksanakan program magang/praktek kerja industri (PRAKERIN) minimal 1 (satu) semester;

4. melaksanakan program sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan dunia kerja;

5. meningkatkan kompetensi guru/dosen/pengajar secara berkelanjutan terkait update teknologi dan


training dari dunia kerja untuk pengajar;

6. bekerja sama dengan industri untuk meningkatkan komitmen penyerapan lulusan oleh dunia kerja;

7. memberikan beasiswa atau ikatan dinas untuk peserta didik serta donasi dari dunia kerja;

8. melaksanakan pembelajaran secara online dan presensi digital untuk mengoptimalkan pembelajaran;

9. melakukan penyusunan kurikulum bersama dan berstandar dunia kerja (penguatan aspek softskill
dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hardskill yang sesuai kebutuhan dunia kerja);

10. melaksanakan pembelajaran berbasis project real dari dunia kerja (Problem Based Learning) sejak
dini.

11. melaksanakan uji kompetensi;

12. melaksanakan pendampingan wirausaha mahasiswa Indonesia (PWMI);

13. melaksanakan expo kewirausanaan mahasiswa Indonesia;

14. melakukan sosialisasi secara terus menerus mengenai pentingnya membangun tracer study bagi
perguruan tinggi;

15. mewajibkan perguruan tinggi untuk menggunakan instrument tracer study yang terstandar;

Kemdikbud.go.id
15. mewajibkan perguruan tinggi untuk menggunakan instrument tracer study yang
12. melaksanakan pendampingan wirausaha mahasiswa Indonesia (PWMI);
terstandar;
13. melaksanakan expo kewirausanaan mahasiswa Indonesia;
14. melakukan sosialisasi secara terus menerus mengenai pentingnya
L A P O R A N Kmembangun
INERJA tracer
57
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

IKSS 2.9
study bagi perguruan tinggi;
2020 • Realisasi = 46,01%
• Target = 47,43%
15. mewajibkan
Guru perguruan tinggi untuk menggunakan instrument tracer study
yang
IKSS
Persentase 2.9 dan Tenaga • Capaian = 97,96%
Kependidikan Profesional
terstandar;
Persentase Guru dan Tenaga Kependidikan Profesional
Renstra •• Target Akhir 2024 = 51%
Capaian Akhir 2024 = 90,22%
Berdasarkan UU No. 14 tahun 2005 guru adalah
IKSS 2.9
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, 2020
• Target = 47,43%
Berdasarkan Guru
Persentase UU No.dan 14 tahun
Tenaga 2005 guru adalah pendidik profesional dengan tugas
• Realisasi = 46,01%
• Capaian = 97,96%
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
Kependidikan
utama mendidik,
menilai, dan Profesional
mengajar, membimbing,
mengevaluasi peserta didikmengarahkan,
pada melatih, menilai, dan mengevaluasi
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, Renstra •• Target Akhir 2024 = 51%
peserta didik padadasar,
pendidikan pendidikan anak usia
dan pendidikan dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah.
Capaian Akhir 2024 = 90,22%

pendidikan menengah.
Profesional Profesional
adalah pekerjaan adalah yang
atau kegiatan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
Berdasarkan
dilakukan UU No. 14
oleh seseorang dantahun 2005
menjadi guru
sumber adalah pendidik
penghasilan kehidupanprofesional dengan
yang memerlukan tugas
keahlian,
seseorang dan menjadi
utamakemahiran,
mendidik,atau sumber
mengajar,
kecakapan penghasilan
membimbing,
yang memenuhi kehidupan
standar mutuyang
mengarahkan, memerlukan
melatih,
atau normamenilai, keahlian,
tertentudan kemahiran,
mengevaluasi
serta memerlukan
pendidikan profesi.
ataupeserta
kecakapan yangpendidikan
didik pada memenuhi anakstandar
usia dinimutu atau norma
jalur pendidikan tertentu
formal, sertadasar,
pendidikan memerlukan
dan

pendidikan profesi.
pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

Kualifikasi
seseorang dan menjadi sumber penghasilanGTK Profesional
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
✓ Minimal S1/D4
pendidikan profesi.
✓ Memiliki kompetensi
Kualifikasi GTK Profesional
✓ Sertifikat pendidik
✓ Minimal
✓ Sehat S1/D4
jasmani dan rohani
✓ Memilikitujuan
✓ Mampu mewujudkan kompetensi
Pendidikan Nasional
✓ Sertifikat pendidik
✓ Sehat jasmani dan rohani
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 58
Mampu
Persentase Guru dan✓Tenaga mewujudkan
Kependidikan tujuan
(GTK) Pendidikan
profesional Nasional
dihitung dengan rumusan perbandingan
jumlah guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah profesional dengan jumlah guru, kepala sekolah,
dan pengawas sekolah. GTK profesional adalah GTK yang memiliki kompetensi akademikKinerja
BAB III Akuntabilitas minimal| S1
58
dan bersertifikat pendidik/tenaga kependidikan.

Jumlah Guru dan Tenaga


Kependidikan Profesional
X 100%
Jumlah Guru dan Tenaga Kependidikan

Kemdikbud.go.id
kompetensi akademik minimal
Tahun 2020S1 dan bersertifikat pada tahun 2020
pendidik/tenaga
Persentase Guru dan Tenaga sebesar
kependidikan.
Capaian 46,01%,
indikator lebihpada
kinerja tersebut
Kependidikan Profesional
Tahun 2020
rendah dari yangpada tahun 2020 sebesar 46,01%, lebih
ditargetkan, yakni sebesar
58 47,43% Jumlah46,01% guru dan 47,43% tenaga 46,01% rendah dari yang ditargetkan, yakni sebesar
LAPORAN KINERJA 47,43% sehingga47,43%
realisasi pencapaian
sehingga target
realisasi pencapaian target
K E M E N Tkependidikan
E R I A N P E N D I D I D K A Nprofesional
DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
pada tahun 2020padasebesar 97,69%.
tahun 2020 sebesar 97,69%.
100%
Capaian indikator kinerjaJumlah gurupada
tersebut danpadatenagatahun 2020 sebesar 46,01%, lebih rendah dari yang
ditargetkan, yakni sebesar 47,43% kependidikan
sehingga realisasi pencapaian target pada tahun 2020 sebesar 97,69%.

Persentase Guru dan Tenaga Capaian indikator kinerja tersebut pada


Kependidikan Profesional
pada tahun 2020 sebesar 46,01%, lebih
Target Realisasi
Tahun 2020
rendah dari yang ditargetkan, yakni sebesar
47,43%
Target 46,01%
Realisasi JUMLAH GTK
47,43% sehingga realisasi pencapaian target
JUMLAH GTK PROFESIONAL

pada3.010.856
tahun 2020 sebesar 97,69%.
1.385.314

JUMLAH GTK JUMLAH GTK PROFESIONAL


Peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG)

3.010.856 1.385.314
2020 2019 2018

Target Realisasi Peserta 35.615

Lulus Tahun 2020 20.060 316 71


Peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG)
JUMLAH GTK JUMLAH GTK PROFESIONAL
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 59
2020 2019 2018
3.010.856 1.385.314
Peserta 35.615

20.060
Lulus Tahun 2020Peserta Pendidikan 316
Profesi Guru (PPG) 71

2020 2019 2018


BAB III Akuntabilitas Kinerja | 59
Kegiatan
Peserta 35.615

Program dan
Luluskegiatan yang dilakukan untuk
Tahun 2020 mendukung capaian
20.060 316 kinerja tersebut,
71sebagai berikut:

1. menyelenggarakan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk mempersiapkan lulusan S1


Kependidikan dan S1/D IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar
BAB III Akuntabilitas Kinerjakompetensi
menguasai | 59 guru secara utuh sesuai dengan Standar Pendidikan Guru;

Kemdikbud.go.id
sebagai berikut:
1. menyelenggarakan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk mempersiapkan
lulusan S1 Kependidikan dan S1/D IV Non KependidikanL Ayang
P O R Amemiliki
N K I N E R bakat
JA dan 59
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan
Standar Pendidikan Guru;

2. menyelenggarakan program Diklat Penguatan Kepala Sekolah yang didasari dari


Permendikbud No. 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai kepala sekolah
2. menyelenggarakan program
yang mengharuskan Diklat
kepala Penguatan
sekolah telah Kepala Sekolah
mengikuti yang
diklat didasari
kepala dari Permendikbud
sekolah;
No. 6 tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai kepala sekolah yang mengharuskan kepala
3. menyelenggarakan Program Guru Penggerak, sebagai salah satu program dari
sekolah telah mengikuti diklat kepala sekolah;
Kebijakan Merdeka Belajar, merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi
3. menyelenggarakan Program Guru Penggerak, sebagai salah satu program dari Kebijakan Merdeka
guru untuk
Belajar, menjadi
merupakan pemimpin
program pembelajaran;
pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin
4.pembelajaran;
menyelenggarakan program inovasi sebagai wujud pendampingan terhadap guru
menghadapi pembelajaran
4. menyelenggarakan dari rumah
program inovasi sebagaiakibat
wujudpendemi Covid-19,
pendampingan yaitu: guru menghadapi
terhadap
pembelajaran dari rumah akibat pendemi Covid-19, yaitu:
a. webinar Seri Guru Belajar yaitu seminar yang dilakukan secara daring yang
a. webinar Seri Guru Belajar yaitu seminar yang dilakukan secara daring yang memberikan
memberikan informasi kepada guru dan tenaga kependidikan tidak hanya
informasi kepada guru dan tenaga kependidikan tidak hanya terkait model proses pembelajaran
terkait model
mata pelajaran secara proses
PJJ, tapipembelajaran
juga memberikanmatainformasi
pelajaran secaradampak
tentang PJJ, tapi juga
psikososial
dan caramemberikan informasi tentang dampak psikososial dan cara penanganannya;
penanganannya;

b. program Guru Belajar adalah program peningkatan kompetensi bagi guru dan tenaga
kependidikan berbasis Massive Open Online Course (MOOC) yaitu metode belajar jarak jauh
yang bisa diakses GTK secara mandiri;
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 60
c. program Guru Berbagi merupakan portal yang berisi sekumpulan praktik baik dari para guru,
praktisi, serta komunitas penggerak pendidikan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
daring, luring maupun campuran, artikel fitur video dan berbagai aksi webinar, konferensi,
dan aktifitas lainnya yang diselenggarakan baik oleh komunitas maupun Kemendikbud.

Kemdikbud.go.id
dari para guru, praktisi, serta komunitas penggerak pendidikan dalam bentuk
rencana pelaksanaan pembelajaran daring, luring maupun campuran, artikel
60 L A fitur
P O R Avideo
N K I NdanE R J Aberbagai aksi webinar, konferensi, dan aktifitas lainnya yang
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
diselenggarakan baik oleh komunitas maupun Kemendikbud.

Hambatan
Hambatan
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut,
sebagai berikut:
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. pelatihantidak
1. pelatihan tidak dapat
dapat dilakukan
dilakukan dengan
dengan modamuka
moda tatap tatap muka dikarenakan
dikarenakan pandemi
pandemi Covid 19;
Covidpelaksanaan
2. waktu 19; Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang saling berdekatan;
2. waktu pelaksanaan
3. pembatalan Pengembangan
dan penundaan program danKeprofesian Berkelanjutan
kegiatan karena dana APBD; (PKB) yang saling
berdekatan;
4. tingkat partisipasi guru dalam berbagai program pengembangan kompetensi yang belum
3. merata; dan dan penundaan program dan kegiatan karena dana APBD;
pembatalan
5. kemampuan
4. IT sebagian
tingkat partisipasi guruguru dan berbagai
dalam tenaga kependidikan belum memadai. kompetensi yang
program pengembangan
belum merata; dan
Langkah Antisipasi
5. kemampuan IT sebagian guru dan tenaga kependidikan belum memadai.

Langkah antisipasi yang diambil untuk mengatasi permasalahan atau hambatan yang hadapi agar target
BABindikator
III Akuntabilitas Kinerjatercapai,
kinerja dapat | 61 diantaranya adalah:

1. melakukan perubahan moda program menjadi online dan hybrid;

2. mengoptimalkan waktu yang tersedia;

3. menambah sasaran PKB dengan dana APBN; dan

4. melakukan pendampingan guru utamanya untuk program prioritas.

Kemdikbud.go.id
2. mengoptimalkan waktu yang tersedia;
3. menambah sasaran PKB dengan dana APBN; dan
4. melakukan pendampingan guru utamanya untuk program
L A prioritas.
PORAN KINERJA 61
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Strategi
Strategi
Strategi ke
Strategi kedepan yangyang
depan dilakukan agar target
dilakukan agar
indikator kinerja dapat tercapai, antara lain:
target indikator kinerja dapat tercapai, antara
1. program perlu disiapkan untuk kedua
lain:
moda: tatap muka dan online; timeline
1. program
programperlu
perlu disiapkan untuk
dilaksanakan sejakkedua
awal
tahun;
moda: tatap muka dan online;
2. 2. meneruskan
timeline pola pendampingan
program untuk
perlu dilaksanakan
program lainnya;
sejak awal tahun; Aktivitas pembelajaran secara tatap muka
3. sistem pembinaan karir guru dan tenaga
3. meneruskan poladikembangkan
kependidikan pendampinganuntuk untuk program lainnya;
meningkatkan
4. sistem profesionalitas
pembinaan karir gurudan motivasi dalam rangka
dan tenaga meningkatkan
kependidikan karir serta penguatan
dikembangkan untuk
kualitas layanan di satuan pendidikan;
meningkatkan profesionalitas dan motivasi dalam rangka meningkatkan karir serta
4. sistem penjenjangan karir dibangun terintegrasi dengan sistem pengembangan kompetensi
penguatan kualitas
guru dan tenaga layanan di satuan pendidikan;
kependidikan.

5. sistem penjenjangan karir dibangun terintegrasi dengan sistem pengembangan


kompetensi guru dan tenaga kependidikan.
IKSS 2.10
Persentase Guru Kejuruan SMK yang Mempunyai Pengalaman
Kerja di Industri/Sertifikasi Kompetensi yang Diakui oleh Industri

Persentase guru kejuruan SMK yang mempunyai


pengalaman kerja di industri atau sertifikasi kompetensi
• Target = 12%
2020 • Realisasi = 12,31%
IKS
• Capaian = 102,58% Pers
dari industri adalah persentase guru kejuruan
dari SMK yang termasuk ke dalam 4 (empat) bidang
yang
prioritas pengembangan SMK sebagai pusat Renstra •• Target Akhir 2024 = 40% Kerja
Capaian Akhir 2024 = 30,75%
keunggulan/Center of Excellence (COE) yang mendapatkan Kom
upskilling dan reskilling oleh Industri dan/atau lembaga Indus
pendidikan dan pelatihan yang memiliki kerjasama dengan dunia kerja dan/atau lembaga pendidikan
Persentase
dan pelatihan dan mendapatkan sertifikat pelatihan/ kompetensi dari duniaguru
kerja. kejuruan SMK yang memp
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 62
Pelatihan upskilling adalah pelatihan berbasis industri sertifikasi kompetensi
bagi guru yang dari
berorientasi industri
pada adalah persenta
peningkatan
level kompetensi teknis/kejuruan/kerja yang telah dimiliki sebelumnya. Pelatihan reskilling adalah
ke dalam 4 (empat) bidang prioritas pengembangan
pelatihan berbasis industri bagi guru yang berorientasi pada penguasaan kompetensi teknis/kejuruan/
kerja yang belum dimiliki sebelumnya. Guru kejuruan Excellence (COE)target
yang menjadi yanguntuk
mendapatkan upskilling dan
dikembangkan

pendidikan dan pelatihan yang memiliki kerjasam


K e m d i k b u d pendidikan
.go.id dan pelatihan dan mendapatkan sertifik
Pelatihan upskilling adalah pelatihan berbasis
62 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

menjadi Center of Excellence (COE), minimal 2 (dua) guru kejuruan setiap kompetensi keahlian
dikembangkan dengan merujuk pada Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) Pendidikan Vokasi Nomor
16 tahun 2020.

Perhitungan persentase guru kejuruan SMK yang mempunyai pengalaman kerja di industri atau
sertifikasi kompetensi yang diakui oleh industri adalah sebagai berikut:

Jumlah Guru Kejuruan Tersertifikasi


di Industri
LAPORAN KINERJA X 100%
Jumlah Guru Kejuruan SMK
KEMENDIKBUD
2020

Persentase Guru Kejuruan SMK yang Ca


Capaian tahun 2020 indikator kinerja terkait Mempunyai Pengalaman Kerja di
persentase guru kejuruan SMK yang mempunyai
Industri/Sertifikasi Kompetensi yang Diakui kinerja
oleh Industri Tahun 2020
pengalaman kerja di industri atau sertifikasi SMK ya
kompetensi yang diakui oleh industri adalah sebesar
12,31%, lebih tinggi dari yang ditargetkan, yakni
12% 12,31% di indu
12,00%, atau realisasi capaian sebesar 102,58%.
yang di
12,31%
Kegiatan
ditarget

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk capaian


mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai Target Realisasi
berikut:

1. program upskilling dan reskilling guru kejuruan, menggunakan 2 (dua) mekanisme, yaitu

a. kontraktual dengan industri yang memiliki kapabilitas untuk melaksanakan program upskilling
dan reskilling guru kejuruan berstandar industri;Kegiatan
dan

Program
b. melalui sistem kerja sama dengan Balai Besar dan kegiatan
Pengembangan yang
Penjaminan Mutudilakukan
Pendidikanuntuk mend
Vokasi (BBPPMPV) yang bermitra dengan industri. Tahun 2020, sebanyak 2.646 orang guru
sebagaidimana
mengikuti program upskilling dan reskilling, berikut:
2.193 orang guru mengikuti upskilling dan
reskilling bersama dengan BBPPMPV (BBPPMPV1. program upskilling
Bisnis dan Pariwisata,dan reskilling
BBPPMPV guru kejuruan, m
Pertanian,
BBPPMPV Seni dan Budaya, BBPPMPV Bidang Bangunan dan Listrik, BBPPMPV Bidang
yaitu Mesin dan Teknik Industri, dan BPPMPV
Otomotif dan Teknik Elektronika, BBPPMPV Bidang
Kelautan Perikanan dan TIK), dan 453 orang guru a. di industri (United Tractor,
kontraktual dengan Oracle Academy,
industri yang memiliki
L’Oreal Indonesia, PPTIK ITB, Dyandra Academy, AWS dan KEK Singhasari, dan AICI);
program upskilling dan reskilling guru kejuru

Kemdikbud.go.id
b. melalui sistem kerja sama dengan Balai Be
Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) yang
100%

LAPORAN KINERJA 63
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2. program peningkatan kapabilitas dan manajerial Kepala SMK berbasis industri, yang bertujuan2020
untuk meningkatkan kompetensi manajerial, entepreneurship, dan leadership. Program ini untuk
seorang Chief Executive Officer (CEO). Program ini dilaksanakan secara kontraktual
memberikan bekal dan mengubah mindset para kepala SMK sebagai ujung tombak penggerak
bekerja samamemiliki
SMK untuk dengankarakter
perguruan tinggiseorang
layaknya yang memiliki bidangOfficer
Chief Executive bisnis (CEO).
dan manajemen
Program ini
dilaksanakan secara kontraktual bekerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki bidang
dan sudah memiliki reputasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
bisnis dan manajemen dan sudah memiliki reputasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sepanjang
Sepanjang tahun 2020,sebanyak
tahun 2020, sebanyak 930
930 Kepala
Kepala SMKSMK
mengimengi kuti CEO
kuti Diklat Diklat
di 6CEO di Perguruan
(enam) 6 (enam)
Tinggi, sebagai berikut:
Perguruan Tinggi, sebagai berikut:

• Universitas • Universitas • Institut • Universitas • Universitas • Universitas


Gadjah Indonesia Pertanian Brawijaya Prasetiya Bina
Mada Bogor Mulya Nusantara

3. peningkatan mutu SDM Vokasi.


3. peningkatan mutu SDM Vokasi.

Hambatan
Hambatan
Hambatan atauatau
Hambatan kendala yang
kendala dihadapi
yang dihadapi dalam upaya
dalam upaya pencapaian
pencapaian target,
target, antara
antara lain: lain:

1. 1. tidak semuaindustri
tidak semua industri memiliki
memiliki kapabilitas
kapabilitas untuk menyelenggarakan
untuk menyelenggarakan program
program upskilling dan reskilling;

2. upskilling danindustri
tidak semua reskilling;
memiliki sistem sertifikasi kompetensi;

2. 3. tidak semua daya


terbatasnya industri memiliki
tampung sistem
industri untuksertifikasi
menampung kompetensi;
peserta program;

3. 4. terbatasnya
daya tampung perguruan
daya tampungtinggi terbatas
industri untukmenampung
untuk menampung peserta
pesertaprogram;
program;
5. standar harga yang ditawarkan industri melebihi plafon anggaran.
4. daya tampung perguruan tinggi terbatas untuk menampung peserta program;
5. standar harga yang ditawarkan industri melebihi plafon anggaran.
Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala adalah sebagai berikut:
Langkah Antisipasi
1. melakukan koordinasi, kerja sama, dan negosiasi dengan dunia kerja agar dapat mengoptimalkan
penerimaan guru SMK yang akan dilatih;
Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala adalah
sebagai berikut:
1. melakukan koordinasi, kerja sama, dan negosiasi dengan dunia kerja agar dapat
Kemdikbud.go.id
mengoptimalkan penerimaan guru SMK yang akan dilatih;
melalui BBPMPV;
3. melakukan inovasi dan modifikasi mekanisme pelatihan baik luring maupun daring;
4. 64
mengoptimalkan
L A P O R A Npemanfaatan
KINERJA Corporate Social Responsibility (CSR) dunia kerja untuk
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
membantu pelatihan Guru Vokasi.

2. melakukan koordinasi, kerja sama, dan negosiasi dengan dunia kerja agar dunia kerja bekerja
sama denagn BBPPMPV sehingga sertifikasi kompetensi dapat diberikan melalui BBPMPV;
Strategi
3. melakukan inovasi dan modifikasi mekanisme pelatihan baik luring maupun daring;

Strategi yang dilakukanpemanfaatan


4. mengoptimalkan agar targetCorporate
indikator kinerja
Social dapat tercapai,
Responsibility antara
(CSR) dunia kerjalain:
untuk membantu
pelatihan Guru Vokasi.
1. melakukan penguatan kerja sama dengan mitra dunia kerja sehingga program dapat
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan;
Strategi fleksibilitas sistem jadwal pelatihan yang dilaksanakan oleh dunia
2. mengembangkan
kerja, sehingga guru produktif
Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja
memiliki
kesempatan
dapat yang
tercapai, antara lain: besar untuk dapat
mengikuti pelatihan
1. melakukan pada dunia
penguatan kerja; dengan
kerja sama
mitra dunia kerja sehingga program dapat
3. mendorong SMK, pendidikan tinggi Vokasi
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan satuan
danpendidikan;
dunia kerja untuk berbagi sumber daya
seperti guru/instruktur
2. mengembangkan dan sarana
fleksibilitas prasarana
sistem jadwal
pelatihan yang dilaksanakan oleh dunia kerja,
praktik (bengkel, lab) khususnya bagi yang
sehingga guru produktif memiliki kesempatan
memiliki bidang
yang besar keahlian
untuk dapatyang sama;pelatihan
mengikuti dan
pada dunia kerja;
4. melakukan aktivitas pembelajaran bersama
3. mendorong SMK, pendidikan tinggi Vokasi dan
dunia kerja seperti riset gabungan (joint
dunia kerja untuk berbagi sumber daya seperti
research) dan/atau
guru/instruktur dan proyek (project praktik
sarana prasarana work)
(bengkel, lab) khususnya bagi yang memiliki
berdasarkan permasalahan riil di masyarakat. Aktivitaspembelajaran
pembelajaranbersama
bersamadunia
dunia kerja
bidang keahlian yang sama; dan Aktivitas kerja

4. melakukan aktivitas pembelajaran bersama


dunia kerja seperti riset gabungan (joint research) dan/atau proyek (project work) berdasarkan
permasalahan riil di masyarakat.

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 66

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD

LAPORAN KINERJA 652020


K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
IKSS 2.11 • Target = 69%
2020 • Realisasi = 68,74%
Persentase Dosen yang Memiliki
IKSS 2.11 Bekerja atau
• Capaian = 99,62%
Pengalaman
Persentase Dosen
Tersertifikasi yang Memiliki Pengalaman
di Industri Bekerja
Renstra • Target Akhir 2024atau
= 80%
LAPORAN KINERJA • Capaian Akhir 2024 = 85,93%
Tersertifikasi di Industri KEMENDIKBUD
2020
Dosen yang memiliki pengalaman bekerja atau tersertifikasi di industri atau profesinya
IKSS
Dosen 2.11
yang memiliki pengalaman bekerja atau
yang dimaksud adalah dosen yang memiliki jabatan minimal• Realisasi
asisten= 68,74%
ahli atau
• Target = 69%
memiliki
tersertifikasi diDosen
industri atau profesinya yang di- 2020
Persentase yang Memiliki • Capaian = 99,62%
sertifikasi di industri atau sertifikasi profesi.
maksud adalah dosen yang memiliki jabatan minimal
Pengalaman Bekerja atau
asisten ahli atau
Dalam UU memiliki
No sertifikasi
14 tahun 2005di industri
tentang atau
Guru dan Dosen, •Peraturan
Akhir Pemerintah
2024 = 80% No 37
Tersertifikasi di Industri Renstra • Target
sertifikasi profesi. Capaian Akhir 2024 = 85,93%
Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Dalam UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Reformasi Birokrasi No. 17 tahun jo 2013 No. 46 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen
Dosen,
Dosen Peraturan Pemerintah
yang memiliki No 37 Tahun
pengalaman 2009 tentang
bekerja Dosen dan Peraturan
atau tersertifikasi Menteri
di industri atau Pendaya-
profesinya
dan Angka
gunaan Kreditnya,
Aparatur Negaradinyatakan bahwa
dan Reformasi Jabatan
Birokrasi fungsional
No. 17 Dosen
tahun jo 2013 No.yang selanjutnya
46 tahun disebut
2013 tentang
yangJabatan
dimaksud adalah dosen yang memiliki jabatan minimal asisten ahli atau
Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, dinyatakan bahwa Jabatan fungsional Dosen yang memiliki
jabatan Akademik Dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
sertifikasi di industri
selanjutnya disebutatau sertifikasi
jabatan Akademikprofesi.
Dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
wewenang dan hak
jawab, wewenang danseseorang dosen
hak seseorang dalam
dosen dalamsuatu
suatusatuan
satuanpendidikan tinggiyang
pendidikan tinggi yangdalam
dalam
Dalam UU No 14
pelaksanaannya didasarkantahun
pada2005 tentang
keahlian Guru
tertentu dan Dosen,
serta bersifat Peraturan
mandiri. mandiri. Pemerintah No 37
pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat
Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Dosen
Reformasi Birokrasi No. 17 tahun jo 2013 No. 46 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Dosen
Dosen Bersertifikat
dan Angka Kreditnya, dinyatakan bahwa Jabatan fungsional Dosen yang selanjutnya disebut
(244.687) (168.070)
jabatan Akademik Dosen adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
SERVICES
▪ Pendidik Profesional
▪ Jabatan minimal asisten
wewenang dan hak seseorang dosen dalam suatu satuan pendidikan tinggi yang dalam
▪ Peneliti
ahli
▪ Konsultan
pelaksanaannya didasarkan pada keahlian tertentu serta bersifat mandiri.
▪ Memiliki sertifikasi
▪ Pengabdian kepada
profesi/ sertifikasi di
masyarakat
industri
Dosen Dosen Bersertifikat
(244.687)
Persentase dosen yang memiliki pengalaman bekerja(168.070)
atau tersertifikasi di industri atau
profesinya SERVICES
Persentase dosen yang memiliki pengalaman bekerja atau tersertifikasi di industri atau profesinya
dihitung dari
▪ Pendidik
dihitung dari perbandingan
Profesional
perbandingan antara
antara jumlah dosen jumlah
yang dosenjabatan
mempunyai
▪ Jabatan yang fungsional
minimal mempunyai
asisten jabatan
dan/atau
▪ Peneliti
fungsional dan/atau
tersertifikasi tersertifikasi
dengan jumlah
▪ Konsultan
seluruh dengan jumlah seluruh ahli
dosen tetap. dosen tetap.
▪ Memiliki sertifikasi
▪ Pengabdian kepada
Jumlah
Jumlahmasyarakat
dosen dosen
yang yang
memiliki memiliki
sertifikat sertifikat
profesi/ sertifikasi di
kompetensi/profesi/
berpengalaman bekerja sebagai praktisi
kompetensi/profesi/berpengalaman industri
bekerja sebagai praktisi X 100%
Jumlah dosen dengan NIDN + Jumlah dosen dengan NIDK
100%
Persentase dosen yang memiliki pengalaman bekerja atau tersertifikasi di industri atau
Jumlah dosen Jumlah dosen
profesinya dihitung dari perbandingan antara jumlah dosen yang mempunyai jabatan
dengan NIDN K e m d i kdengan
b u d . g o . NIDK
id
fungsional dan/atau tersertifikasi dengan jumlah seluruh dosen tetap.
66
APORAN KINERJ A LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
2020
Berdasarkan
Berdasarkan hasil persentase dosen yang memiliki
hasil persentase Persentase Dosen yang Memiliki
pengalaman bekerja atau tersertifikasi industri Pengalaman Bekerja atau
dosenatauyang memiliki
sertifikasi kompetensipengalaman
yang diakui industri, Tersertifikasi di Industri
pada tahun 2020 mencapai sebesar 68,74%, lebih Tahun 2020
bekerja atau tersertifikasi industri atau
rendah dari yang ditargetkan sebesar 69% sehingga 69% 68,74%
sertifikasi
realisasikompetensi
pencapaian targetyangpadadiakui
tahun 2020
adalah 99,62%.
industri, pada tahun 2020 mencapai
sebesar 68,74%, lebih rendah dari yang
Kegiatan
ditargetkan sebesar 69% sehingga
realisasi pencapaian
Program targetyang
dan kegiatan padadilakukan
tahun untuk
2020 mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:
adalah 99,62%. Target Realisasi
1. pemberian beasiswa bagi dosen dan tenaga
kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan;

2. memberikan bantuan kepada dosen dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensi
Kegiatan
melalui pelatihan;

Program dan kegiatan


3. menyelenggarakan yang
Program dilakukan
Magang Dosen; untuk mendukung capaian kinerja tersebut,

4. memberian bantuan/hibah untuk melakukan penelitian/riset;


sebagai berikut:
5. memberikan peluang kepada dosen dan tenaga kependidikan untuk melakukan kolaborasi
1. pemberian beasiswa
bersama dunia kerja. bagi dosen dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan;
2. memberikan bantuan kepada dosen dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kompetensi melalui pelatihan;
3. menyelenggarakan Program Magang Dosen;
4. memberian bantuan/hibah untuk melakukan penelitian/riset;
5. memberikan peluang kepada dosen dan tenaga kependidikan untuk melakukan
kolaborasi bersama dunia kerja.

Peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 67
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi terkait persentase dosen yang memiliki pengalaman bekerja
atau tersertifikasi industri atau sertifikasi kompetensi yang diakui industri, sebagai berikut:

1. pandemi Covid-19 menyebabkan program magang dosen pada tahun 2020 tidak dapat
dilaksanakan karena berlaku lockdown pada perguruan tinggi pembina program Magang Dosen.

2. masih terbatasnya kerja sama dan kolaborasi antara perguruan tinggi dan dunia kerja sehingga
mempengaruhi proyek kerja sama dosen dengan dunia kerja;

3. masih terbatasnya kemampuan sebagian dosen dalam menghasilkan hasil penelitian berkualitas
yang dapat digunakan oleh dunia kerja, atau yang diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi;

4. pandemi Covid-19 mengakibatkan terkendalanya pelaksanaan Penilaian Angka Kredit dosen,


sebagai salah satu indikator untuk menilai kompetensi dosen serta untuk proses sertifikasi;

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala adalah sebagai berikut:

1. penyelenggaraan program Magang Dosen yang dilaksanakan dengan kombinasi metode daring
dan luring sebagai berikut:

a. materi-materi yang dapat diberikan secara daring seperti pengenalan tugas dan fungsi pokok
unit kerja, metoda penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dan lain lain;

b. materi-materi lainnya seperti kunjungan ke unit, pengenalan kampus akan dilakukan secara
luring dengan mempertimbangkan penerapan protokol Covid-19.

2. membuka peluang untuk melakukan kolaborasi dengan dunia kerja dan dengan kampus lain baik
dalam maupun luar negeri baik dalam melakukan penelitian maupun melakukan proyek kerja
sama;

3. memberikan bantuan riset/penelitian kepada dosen untuk meningkatkan kemampuan riset


serta menghasilkan publikasi yang dapat digunakan oleh dunia kerja dan atau dapat terbit pada
jurnal internasional bereputasi;

4. membuat wadah diskusi untuk membahas permasalahan Penilaian Angka Kredit dosen pada
aplikasi media sosial sebagai tempat untuk berbagi pegetahuan dan berdiskusi.

Kemdikbud.go.id
68 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai yaitu:

1. meningkatkan target dosen yang akan disertifikasi melalui sosialisasi di awal tahun kepada
dosen, perguruan tinggi maupun industri, sehingga dosen dapat melakukan persiapan lebih dini
LAPORAN KINERJA
untuk melakukan pendalaman materi keahliannya di industri; KEMENDIKBUD
2020
2. mendorong kerja sama dan kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia kerja sebagai bagian dari
implementasi kebijakan Kampus Merdeka, agar peluang melakukan proyek bersama dengan
dunia kerjaMenguatnya
semakin luas; Karakter
SS 3
3. menghitungPeserta
beban kerjaDidik
dosen selama bekerja di industri sebagai nilai tambah yang mendukung
peningkatan karir dosen tersebut;

4. optimalisasi penilaian Angka Kredit Dosen lebih banyak dilakukan secara daring melalui sistem
Salah satu program Nawacita adalah penguatan pendidikan karakter bangsa. Peraturan
penilaian angka kredit untuk mengefektifkan pelayanan di masa pandemi;
Presiden No. 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menjadi panduan
5. menigkatkan kompetensi dosen dalam penulisan karya ilmiah melalui bimbingan teknis
Kemendikbud
penulisandalam menjalankan
karya ilmiah pada jurnal program Penguatan
Internasional bereputasi.Pendidikan Karakter (PPK) di
lingkungan sekolah dan keluarga/masyarakat. Dalam pendidikan karakter, ada empat aspek
Menguatnya
filosofi pendidikan Karakter Filosofi tersebut di atas menjadi acuan dalam
yang ditanamkan.
SS 3 Peserta didik
menciptakan peserta didik yang berkarakter Pancasila atau Pelajar Pancasila.

Religius
Jujur Nilai Utama
Toleransi
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif Religiositas
Mandiri
Demokratis
Rasa Ingin Tahu
Olah Olah Semangat Kebangsaan Nasionalisme
Hati Karsa Cinta Tanah Air
Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Olah Olah Cinta Damai
Raga Pikir Kemandirian
Gembar Membaca
Peduli Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggung Jawab Gotong
(dan lain-lain) Royong

Pasal 3 Perpres No.


Integritas
87/2017 Tentang PPK

Sebagai salah satu program prioritas pada RPJMN Tahun 2020-2024, penguatan karakter
Kemdikbud.go.id
menjadi sentral dalam kebijakan Kemendikbud, yang juga dijadikan sebagai visi Kemendikbud,
yakni menciptakan Pelajar Pancasila. Hal ini juga mendorong didirikannya unit kerja setingkat
LAPORAN KINERJA 69
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Salah satu program Nawacita adalah penguatan pendidikan karakter bangsa. Peraturan Presiden No.
87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menjadi panduan Kemendikbud dalam
menjalankan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di lingkungan sekolah dan keluarga/
masyarakat. Dalam pendidikan karakter, ada empat aspek filosofi pendidikan yang ditanamkan. Filosofi
tersebut di atas menjadi acuan dalam menciptakan peserta didik yang berkarakter Pancasila atau
Pelajar Pancasila.

Sebagai salah satu program prioritas pada RPJMN Tahun 2020-2024, penguatan karakter menjadi
sentral dalam kebijakan Kemendikbud, yang juga dijadikan sebagai visi Kemendikbud, yakni menciptakan
Pelajar Pancasila. Hal ini juga mendorong didirikannya unit kerja setingkat Eselon II di Kemendikbud
agar isu penguatan karakter dapat tertangani dengan lebih baik. Penguatan Pendidikan Karakter
dilaksanakan melalui pendekatan guru dan siswa secara langsung melalui kegiatan intra-kurikuler,
ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler pada setiap jenjang pendidikan, serta melalui pendekatan keluarga
dan masyarakat melalui kampanye publik.

Profil Pelajar Pancasila


Beriman, Bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
dan Berakhlak Mulia
Berkebhinekaan Global

Bergoyong
Mandiri Royong

Bernalar
Kritis Kreatif

Kemdikbud.go.id
70 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Secara umum, capaian SS 3 didukung oleh 3 (tiga) IKSS, sebagai berikut:

IKSS 3.1
Persentase Satuan Pendidikan yang Memiliki Lingkungan
Kondusif dalam Pembangunan Karakter
Secara umum, capaian SS 3 didukung oleh 3 (tiga) IKSS

Lingkungan kondusif yaitu lingkungan yang aman,


nyaman, sehat, gembira, menarik dan mampu
• Target = 30%
2020 • Realisasi = 36,73%
IKSS
membangkitkan gairah belajar. Penghitungan • Capaian = 122,43% Persent
capaian indikator kinerja ini menggunakan metode yang Me
survei. Survei yang dilakukan mencakup survei Renstra •• Target Akhir 2024 = 50% Kondus
Capaian Akhir 2024 = 73,46%
lingkungan belajar yang berisi informasi tentang Karakte
kualitas pengajaran dan iklim sekolah. Variabelnya
antara lain metode pengajaran, pemenuhan kebu-
Lingkungan kondusif yaitu lingkungan yang aman
tuhan psikologis dasar siswa dan guru, interaksi antar siswa dan siswa dengan guru (tidak adanya
perundungan). mampu membangkitkan gairah belajar. Penghitun
menggunakan
Perhitungan persentase satuan Pendidikan yang memiliki lingkungan metode
kondusif survei. Survei yang dilakukan me
dalam pembangunan
karakter adalah sebagai berikut: berisi informasi tentang kualitas pengajaran dan iklim se
pengajaran,
Jumlah satuan pendidikan yang memiliki lingkunganpemenuhan
kondusif kebutuhan psikologis dasar sis
100%
siswa dengan guru (tidak adanya X
perundungan).
Perhitungan persentase satuan Pendidikan yang
Jumlah satuan pendidikan yang disurvei
pembangunan karakter adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil persentase satuan pendidikan Persentase Satuan Pendidikan yang Ber
yang memiliki lingkungan kondusif dalam pembangunan Jumlah satuan pendidikan y
Memiliki Lingkungan Kondusif
dalam Pembangunan Karakter pendidik
karakter, capaian tahun 2020 adalah sebesar 36,73% memiliki lingkungan kondu
Tahun 2020
atau sejumlah 60.791 satuan pendidikan dari total dalam p
165.500 satuan pendidikan, lebih tinggi dari yang 36,73%
Jumlah satuan pendidika
2020 ad
ditargetkan yakni sebesar 30%, atau realisasi pencapaian 30%
yang disurvei
target sebesar 122,43%. 60.791 s
satuan
ditargetk
pencapa
Target Realisasi

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 71
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kegiatan

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. program pembinaan dan penguatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan khususnya bidang


olahraga, kesenian dan pembinaan gugus pramuka. Selain itu, Kemendikbud juga melakukan
fasilitasi, advokasi, penyusunan buku, infografis, serta video untuk mendukung pembinaan dan
penguatan ekstrakurikuler tersebut;

2. melaksanakan program pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), sebagai salah satu bentuk
penguatan pendidikan karakter terkait pola hidup sehat yang dilakukan secara terpadu dan
terkoordinasi oleh empat kementerian, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

3. pemberian bantuan untuk pembinaan pendidikan karakter bangsa bagi peserta didik, yang
antara lain diwujudkan dalam bentuk festival dan lomba;

4. pembuatan dan penyebarluasan konten penguatan karakter pada satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat melalui berbagai media sebagai bagian dari kampanye publik;

5. Iklan Layanan Masyarakat terkait penguatan karakter melalui berbagai media;

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target, antara lain

1. belum optimalnya pelaksanaan program dan kegiatan sehubungan dengan pandemi Covid-19,
sehingga pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui daring, yang seharusnya akan lebih berdampak
luas bila dilakukan secara tatap muka langsung;

2. belum optimalnya pelibatan ekosistem pendidikan, baik satuan pendidikan, guru dan tenaga
kependidikan, peserta didik, orang tua dan masyarakat dalam membangun lingkungan sekolah
kondusif untuk mendukung pembelajaran berkualitas;

3. belum optimalnya koordinasi antar unit internal Kemendikbud terkait sosialisasi konten-konten
penguatan karakter serta kolaborasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk
menyosialisasikan kebijakan penguatan karakter pada satuan pendidikan.

Kemdikbud.go.id
72 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala tersebut adalah sebagai
berikut:

1. melakukan inovasi atas pelaksanaan program dan kegiatan menggunakan media virtual seperti
webinar, serta kampanye penguatan karakter menggunakan berbagai media, baik TV, Radio,
video conference, dan media lainnya;

2. memperkuat kerja sama dan kolaborasi bersama pemerintah daerah dalam menyosialisasikan
penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan;

3. pembuatan e-module terkait penguatan karakter sehingga dapat diakses dengan lebih mudah
oleh masyarakat;

4. memberikan bantuan kepada satuan pendidikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler


dalam rangka penguatan pendidikan karakter;

5. memberikan bantuan kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan lingkungan kondusif


dalam rangka pembangunan karakter, yang salah satunya melalui program UKS, dan
program-program lainnya;

6. pembuatan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertemakan penguatan karakter untuk menginternalisasi
nilai-nilai penguatan karakter kepada ekosistem pendidikan, yakni satuan pendidikan, peserta
didik, guru dan tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat.

Strategi

Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. melakukan koordinasi intensif baik di internal Kemendikbud maupun dengan pemerintah daerah
terkait kebijakan penguatan karakter;

2. melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan supaya menarik minat
masyarakat;

3. memanfaatkan berbagai media baik TV, Radio, dan media virtual lainnya untuk menyosial-
isasikan program penguatan karakter sekaligus penyebarluasan konten-konten menarik terkait
penguatan karakter;

4. membuat konten-konten menarik serta Iklan Layanan Masyarakat untuk menginternalisasi


nilai-nilai penguatan karakter di masyarakat.

Kemdikbud.go.id
2. melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan supaya menarik
minat masyarakat;
3. memanfaatkan berbagai media baik TV, Radio, dan media virtual lainnya untuk
LAPORAN KINERJA 73
menyosialisasikan program penguatan karakter sekaligus penyebarluasan konten-
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
konten menarik terkait penguatan karakter;
4. membuat konten-konten menarik serta Iklan Layanan Masyarakat untuk
IKSS 3.2
Persentasemenginternalisasi nilai-nilaiNilai-Nilai
Tingkat Pengamalan penguatan Pancasila
karakter di masyarakat.

IKSS 3.2
Persentase tingkat pengamalan Nilai-Nilai Pancasila
2020
• Target = 10%
• Realisasi = 12,80%
pada peserta didik diukur berdasarkan hasil kampanye
Persentase Tingkat Pengamalan • Capaian = 128%
publik konten nilai-nilai Pancasila (Profil Pelajar Pancasila)
Nilai-Nilai Pancasila
menggunakan survei persepsi. Metode penghitungan • Target Akhir 2024 = 40%
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 32%
Indikator Kinerja ini adalah sebagai berikut:

Persentase tingkat pengamalan Nilai-Nilai Pancasila pada peserta didik diukur


Jumlah peserta didik yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila
berdasarkan hasil kampanye publik konten nilai-nilai Pancasila (Profil Pelajar Pancasila)

LAPORAN KINERJAmenggunakan survei persepsi. Metode penghitungan Indikator Kinerja ini adalah sebagai
X 100%
KEMENDIKBUD Jumlah seluruh peserta didik
berikut:
2020

Tahun2020,
Tahun 2020,capaian
capaian Indikator
Indikator KinerjaKinerja
ini mencapai Persentase Tingkat Pengamalan
Jumlah peserta
12,80% atau sekitar 7.562.435 dari total 59.170.384
didik yang
Nilai-Nilai Pancasila
ini mencapai 12,80%
peserta didik ataumengamalkan
sekitarnilai-nilai
telah mengamalkan 7.562.435
nilai-nilai
Pancasila,
Pancasila
Tahun 2020
100%
lebih tinggi dari yang
dari total 59.170.384 peserta ditargetkan
didikyakni 10%
telah atau
Jumlah seluruh peserta didik 12,80%
terealisasi sebesar 128%. Salah satu mekanisme yang
mengamalkan nilai-nilai
digunakan adalah melaluiPancasila,
penyebarluasanlebihkonten 10%

tinggipenguatan
dari yangkarakter melalui kampanye publik yang
ditargetkan yakni 10% atau
telah menyasar berbagai pihak, baik peserta didik
terealisasi
maupun sebesar
non peserta128%. Salah satu
didik, menggunakan berbagai
platform media daring seperti kanal youtube, zoom, radio
mekanisme yang digunakan adalah melalui
serta metode luring.
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 75
penyebarluasan konten penguatan karakter
melalui kampanye publik yang telah Target Realisasi
Kegiatan
menyasar berbagai pihak, baik peserta didik maupun non peserta didik, menggunakan
berbagai platform media daring seperti kanal youtube, zoom, radio serta metode luring.
Menggunakan strategi above the line dan below the line, upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka
mencapai indikator kinerja ini, antara lain:

1. kajian dan penyusunan konten penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila pada satuan

Kegiatan
pendidikan, keluarga dan masyarakat termasuk iklan layanan masyarakat;

2. penyebarluasan konten penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila pada satuan pendidikan,
Menggunakan
keluarga, danstrategi above
masyarakat melaluithe line media,
berbagai dan below the line,
baik TV, Radio, upaya-upaya
maupun yang telah
media digital lainnya;

dilakukan dalam rangka mencapai indikator kinerja ini, antara lain:


1. kajian dan penyusunan konten
K e m dpenguatan
i k b u d . g o . ikarakter
d Profil Pelajar Pancasila pada
satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat termasuk iklan layanan masyarakat;
Kegiatan
Menggunakan strategi above the line dan below the l
dilakukan dalam rangka mencapai indikator kinerja ini, antara la
74 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N D A N K E B U D A Y A A N1.
- 2 0kajian
20 dan penyusunan konten penguatan karakter
satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat termasuk
3. pelaksanaan kegiatan webinar dan diskusi 2. pen
kelompok terpumpun daring tentang
penguatan k
penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila;
pada satuan
4. supervisi dan evaluasi pelaksanaan penye-
barluasan konten penguatan karakter masyarakat
Profil Pelajar Pancasila pada satuan TV, Radio, m
pendidikan, keluarga dan masyarakat
3. pela
melalui kegiatan webinar, diskusi kelompok
terpumpun daring, dan evaluasi iklan diskusi kel
layanan masyarakat. tentang pen
Pancasila;

Hambatan 4. supe
pelaksanaan
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam Salah
Salahsatu
satukonten
konten penguatan
penguatan pengamalan nilai-nilai Pancasila
pengamalan nilai-nilai Pancasila penguatan k
upaya pencapaian target antara lain:
pada satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat me
1. belum optimalnya pelaksanaan program dan kegiatan sehubungan dengan pandemi Covid-19,
kelompok terpumpun daring, dan evaluasi iklan layana
sehingga pelaksanaan kegiatan tertunda dan pelaksanaannya dilakukan melalui daring, yang
seharusnya akan lebih berdampak luas bila dilakukan secara tatap muka langsung;

2. Reformasi Birokrasi Internal (RBI) pada lingkungan Kemendikbud membutuhkan penye-


suaian-penyesuaian terkait dengan uraian beban kerja dan Tupoksi dari organisasi.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala tersebut, sebagai berikut:

1. melakukan inovasi atas pelaksanaan program dan kegiatan menggunakan media digital seperti
webinar, serta kampanye penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila menggunakan berbagai
media, baik TV, Radio, video conference, dan media lainnya;

2. melakukan berbagai acara-acara yang bertemakan penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila
seperti seminar, pameran, parade aksi, malam apresiaasi untuk menarik minat masyarakat luas;

3. pembuatan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertemakan penguatan karakter Profil Pelajar
Pancasila untuk menginternalisasi nilai-nilai penguatan karakter;

4. peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk dapat menghasilkan konten-konten


penguatan karakter yang lebih baik;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 75
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

LAPORAN KINERJA
Strategi KEMENDIKBUD
2020
Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:
2. melaksanakan program dan kegiatan dengan
1. Melakukan koordinasi intensif baik di internal Kemendikbud maupun dengan pemerintah daerah
terkait kebijakan penguatan karakter; luring;
3. Membuat
2. melaksanakan program dan kegiatan dengan mengkombinasikan konten-konten
metode daring dan luring; menarik sert
menginternalisasi
3. Membuat konten-konten menarik serta iklan layanan masyarakat nilai-nilai
untuk menginternalisasi penguatan karak
nilai-nilai
penguatan karakter di masyarakat;
4. melakukan kampanye publik tentang Profil P
4. melakukan kampanye publik tentang Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan secara lebih kreatif
lebih kreatif dan inovatif, seperti dengan we
dan inovatif, seperti dengan webinar, iklan layanan masyarakat (melalui TVRI dan TV Swasta lain),
podcast, radio, lomba-lomba, Pekan untuk Sahabat KarakterTVRI dan TV
(PUSAKA) Swasta
melalui lain), podcast, radio, lom
daring;

(PUSAKA)
5. menyebarluaskan iklan layanan masyarakat melalui media melalui
sosial seperti daring;instagram,
facebook,
twitter, tik-tok, dan website.
5. menyebarluaskan iklan layanan masyarakat
6. meningkatkan sosialisasi dan sinergi tripusat pendidikan tentang Profil Pelajar Pancasila melalui
kegiatan diskusi kelompok terpumpun secara daring; instagram, twitter, tik-tok, dan website.

7. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan-kegiatan 6. meningkatkan sosialisasi dan


sosialisasi dan pendampingan temasinergi tripu
Profil Pelajar Pancasila secara daring dan luring dengan tetap memperhatikan
Pancasila melaluiprotokol kesehatan.
kegiatan diskusi kelompok
7. melaksanakan pemantauan dan evalua

IKSS 3.3 pendampingan tema Profil Pelajar Pancasila


Persentase Tingkat Pemahaman Konsep Merdekamemperhatikan
Belajar protokol kesehatan.

Tingkat pemahaman kebijakan Merdeka Belajar


pada ekosistem pendidikan adalah tingkat
2020
• Target = 10%
• Realisasi = 10,60%
IKSS
pemahaman satuan pendidikan, keluarga, dan • Capaian = 106% Perse
masyarakat terhadap kebijakan Merdeka Belajar Konse
yang ditetapkan oleh Kemendikbud. Satuan pen-
didikan yang dimaksud adalah satuan pendidikan Renstra •• Target Akhir 2024 = 40%
Capaian Akhir 2024 = 26,5%
formal, non-formal, dan informal. Keluarga yang
dimaksud adalah orang tua/wali peserta didik.
Tingkat pemahaman kebijakan Merdeka Bela
Sedangkan masyarakat yang dimaksud terdiri dari unsur dinas pendidikan, dewan pendidikan, DPRD,
tingkat pemahaman satuan pendidikan, keluarga, dan
pegiat pendidikan dan kebudayaan, dan organisasi penggerak.

Persentase tingkat pemahaman konsep merdeka Belajar yang


belajar ditetapkan
pada ekosistemoleh Kemendikbud.
pendidikan diukur Satuan p
berdasarkan hasil kampanye publik menggunakan survei persepsi. Metode penghitungan
pendidikan formal, non-formal, dan informal. Keluarg
indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:
peserta didik. Sedangkan masyarakat yang dimaks

K e m d i k b u dewan
d . g o . i pendidikan,
d DPRD, pegiat pendidikan dan keb
Persentase tingkat pemahaman konsep merde
76 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Jumlah ekosistem pendidikan yang paham konsep merdeka belajar

X 100%
Jumlah seluruh ekosistem pendidikan

Persentase Tingkat Pemahaman T


Tahun 2020, capaian Indikator Kinerja ini mencapai 10,60%
Konsep Merdeka Belajar
atau 19.237.379 dari 181.665.957 orang di ekosistem
Tahun 2020 ini me
pendidikan yang memahami konsep Merdeka Belajar, lebih
181.66
tinggi dari yang ditargetkan yakni 10% atau terealisasi sebe-
10%
10,60%
sar 106%. Salah satu mekanisme yang digunakan adalah yang
melalui penyebarluasan konten penguatan karakter
lebih t
melalui kampanye publik yang dilakukan telah menyasar
berbagai pihak, baik peserta didik maupun non peserta atau
didik, menggunakan berbagai platform media daring seperti
mekan
kanal youtube, zoom, radio serta metode luring.
penye
Target Realisasi melalu
Kegiatan
telah menyasar berbagai pihak, baik peserta didik mau
Menggunakan strategi above the line dan below the line,berbagai platform
upaya-upaya media
yang telah daring
dilakukan seperti
dalam kanal youtube,
rangka
mencapai Indikator Kinerja ini, antara lain:

1. kajian dan penyusunan konten penguatan karakter Kebijakan Merdeka Belajar pada satuan
pendidikan, keluarga dan masyarakat termasuk iklan layanan masyarakat;
Kegiatan
2. penyebarluasan konten penguatan karakter Kebijakan Merdeka Belajar pada satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat melalui berbagai media, baikMenggunakan strategi
TV, Radio, maupun above
media digital the line dan belo
lainnya,
serta kegiatan webinar dan diskusi kelompok terpumpun daring;
dilakukan dalam rangka mencapai Indikator Kinerja ini,
3. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyebarluasan konten penguatan karakter Kebijakan
1. kajian dan penyusunan konten penguatan ka
Merdeka Belajar pada satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat melalui kegiatan webinar,
satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat t
diskusi kelompok terpumpun, dan evaluasi iklan layanan masyarakat.

2. penyebarluasan konten penguatan karakter K


Kegiatan
pendidikan, keluarga, dan masyarakat mela
maupun media digital lainnya, serta kegia
Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target antara lain:
terpumpun daring;
1. belum optimalnya pelaksanaan program dan kegiatan sehubungan dengan pandemi Covid-19,
3. pemantauan
sehingga pelaksanaan kegiatan tertundan dan pelaksanaannya dilakukandan evaluasi
melalui daring,pelaksanaan
yang penye
Kebijakan
seharusnya akan lebih berdampak luas bila dilakukan secara Merdeka
tatap muka Belajar pada satuan pendid
langsung;

K e m d i k b u d . g o . i d kegiatan webinar, diskusi kelompok terpu


masyarakat.
LAPORAN KINERJA 77
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

2. Reformasi Birokrasi Internal (RBI) pada lingkungan Kemendikbud membutuhkan


penyesuaian-penyesuaian terkait dengan uraian beban kerja dan Tupoksi dari organisasi.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan/hambatan yang dihadapi agar
target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. melakukan inovasi atas pelaksanaan program dan kegiatan menggunakan media digital seperti
webinar, serta kampanye Kebijakan Merdeka Belajar menggunaakan berbagai media, baik TV,
Radio, video conference, dan media lainnya;
2. melakukan berbagai acara-acara yang bertemakan Kebijakan Merdeka Belajar seperti seminar,
pameran, parade aksi, malam apresiaasi untuk menarik minat masyarakat luas;
3. pembuatan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) bertemakan Kebijakan Merdeka Belajar;
4. peningkatan kapasitas sumber daya manusia untuk dapat menghasilkan konten-konten
penguatan karakter terkait Kebijakan Merdeka Belajar yang lebih baik.

Strategi

Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. melaksanakan program dan kegiatan dengan mengkombinasikan metode daring dan luring;

2. melakukan kampanye publik tentang Kebijakan Merdeka Belajar, yang dilaksanakan secara lebih kreatif
dan inovatif, seperti dengan webinar, iklan layanan masyarakat (melalui TVRI dan TV Swasta lain),
podcast, radio, lomba-lomba, Pekan untuk Sahabat Karakter (PUSAKA) secara daring;

3. penyebarluasan iklan layanan masyarakat melalui media sosial, seperti facebook, instagram, twitter,
tik-tok, dan website;

4. meningkatkan sosialisasi Kebijakan Merdeka Belajar pada ekosistem pendidikan;

5. melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan-kegiatan sosialisasi dan pendampingan tema


Kebijakan Merdeka Belajar secara daring dan luring dengan tetap memperhatikan protokol
kesehatan.

Kemdikbud.go.id
Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian
SS 4 Bahasa dan Kebudayaan
Meningkatnya Pemajuan dan Pelestarian
SS
784 L A PBahasa
O R A N K I N E Rdan
JA Kebudayaan
Sebagai penyelenggara
K E M E N T E R I A N P E N D Ipengelolaan
D I D K A N D A N K E B kebudayaan
U D A Y A A N - 2 0 2 0 dan pelaksanaan pengembangan,

pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra Indonesia, Kemendikbud menyadari derasnya
Sebagai penyelenggara
Meningkatnyapengelolaan
Pemajuan dan kebudayaan
Pelestarian dan pelaksanaan pengembangan,
SS 4 yang
arus globalisasi dapat melunturkan
Bahasa dan Kebudayaan identitas dan ketahanan budaya dan bahasa bangsa.
pembinaan, dan perlindungan bahasa dan sastra Indonesia, Kemendikbud menyadari derasnya
Sepanjang periode 2015-2019, Kemendikbud menjalankan program-program yang berhasil
arus Sebagai
globalisasi yang dapat
penyelenggara melunturkan
pengelolaan identitas
kebudayaan dan ketahanan
dan pelaksanaan budaya dan
pengembangan, bahasadan
pembinaan, bangsa.
memajukan tata kelola bahasa dan budaya Indonesia sebagaimana terukur melalui Indeks
perlindungan
Sepanjang bahasa
periode dan sastra Indonesia,
2015-2019, KemendikbudKemendikbud menyadariprogram-program
menjalankan derasnya arus globalisasi
yang yang
berhasil
Pembangunan Kebudayaan
dapat melunturkan (IPK)
identitas dan Nasional.
ketahanan Sebagai
budaya dansalah satubangsa.
bahasa program prioritas
Sepanjang nasional
periode 2015- pada
memajukan tata kelola
2019, Kemendikbud bahasa program-program
menjalankan dan budaya Indonesia sebagaimana
yang berhasil terukur
memajukan tata melalui
kelola bahasa danIndeks
RPJMN Tahun 2020-2024, program-program Kemendikbud dalam memajukan bahasa dan
budaya Indonesia sebagaimana terukur melalui Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Nasional.
Pembangunan Kebudayaan (IPK) Nasional. Sebagai salah satu program prioritas nasional pada
budaya Indonesia
Sebagai dapat
salah satu dikelompokkan
program menjadi
prioritas nasional padatiga
RPJMNtema besar:
Tahun 2020-2024, program-program
RPJMN Tahun 2020-2024,
Kemendikbud program-program
dalam memajukan Kemendikbud
bahasa dan budaya dalam
Indonesia dapat memajukan
dikelompokkan bahasa
menjadi tiga dan
Pelestarian dan Pengembangan Penguatan
1

3
tema besar:
budaya Indonesia Pengambangan
dapat dikelompokkanBahasa
menjadi tiga tema besar:
Karakter
Kebudayaan
Pelestarian dan Pengembangan Penguatan
1

3
Pengambangan Bahasa Karakter
Kebudayaan
Upaya untuk mengoptimalkan fungsi dan peran bahasa Indonesia, baik dalam
pengembangan mutu bahasa dan sastra Indonesia maupun mutu pengguna bahasa Indonesia
Upaya untuk mengoptimalkan fungsi dan peran bahasa Indonesia, baik dalam
terus Upaya
dilakukan. Optimalisasi tersebut
untuk mengoptimalkan fungsi dandiharapkan
peran bahasadapat mendorong
Indonesia, baik dalam pembentukan
pengembangan mutu karakter
pengembangan mutu bahasa dan sastra Indonesia maupun mutu pengguna bahasa
bahasa dan sastra Indonesia maupun mutu pengguna bahasa Indonesia terus dilakukan. OptimalisasiIndonesia
bangsa, manusia cerdas, profesional, unggul, dan berkepribadian dalam menyiapkan generasi
terustersebut
dilakukan. Optimalisasi
diharapkan tersebutpembentukan
dapat mendorong diharapkankarakter
dapatbangsa,
mendorong
manusiapembentukan karakter
cerdas, profesional,
milenial yangdan
unggul, berdaya saing tinggi
berkepribadian dalam dalam menyongsong
menyiapkan era globalisasi.
generasi milenial yang berdaya saing tinggi dalam
bangsa, manusiaera
menyongsong cerdas, profesional, unggul, dan berkepribadian dalam menyiapkan generasi
globalisasi.
Upaya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan yang telah dan akan terus
milenial
Upayayang berdaya
pemajuan saing tinggi
dan pelestarian dalam
bahasa menyongsong
dan kebudayaan era dan
yang telah globalisasi.
akan terus dilakukan melalui:
dilakukan melalui:
Upaya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan yang telah dan akan terus
dilakukan melalui:
Penguatan regulasi dalam pengelolaan bahasa dan
sastra
Penguatan regulasi dalam pengelolaan bahasa dan
sastra
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan
bahasa dan sastra secara terarah, sistematis, dan
berkelanjutan dengan fokus pada pelibatan publik
Pengembangan, pembinaan,
dan pemanfaatan danbaru
media pelindungan
bahasa dan sastra secara terarah, sistematis, dan
berkelanjutan dengan fokus pada pelibatan publik
dan pemanfaatan media baru
Peningkatan mutu berbahasa melalui inovasi
pembelajaran bahasa pada jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal
Peningkatan mutu berbahasa melalui inovasi
pembelajaran bahasa pada jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal
Kemdikbud.go.id

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 82


LAPORAN KINER
KEMENDIKBUD
2020
LAPORAN KINERJA 79
Selain itu, berbagai even budaya
K E M E N T Esebagai
R I A N P E N Dwujud
I D I D K A Napresiasi
D A N K E B Userta
D A Y A A Nmeningkatkan
-2020 identitas
LAPORAN
bangsa juga dilakukan serta pelestarian cagar budaya dan desa budaya, dukungan KINERJA
terhadap
KEMENDIKBUD
Selain itu, berbagai even budaya sebagai wujud apresiasi serta meningkatkan identitas bangsa juga
karya film dan musik Indonesia, pelindungan warisan budaya, dan penguatan 2020SDM
dilakukan serta pelestarian cagar budaya dan desa budaya, dukungan terhadap karya film dan musik
Kebudayaan.
Indonesia, pelindungan
Selain itu, berbagaiwarisan budaya, dan
even budaya penguatan
sebagai wujudSDM Kebudayaan.
apresiasi serta meningkatkan identitas
Ketercapaian sasaran strategis terkait peningkatan pemajuan dan pelestarian
bangsa juga dilakukan
Ketercapaian serta pelestarian
sasaran strategis terkait cagar budaya
peningkatan pemajuandan
dandesa budaya,
pelestarian dukungan
kebudayaan terhadap
bahasa dan
kebudayaan
kebudayaan tersebut didukung
bahasa dan oleh 3 (tiga) IKSS.tersebut
kebudayaan Tingkat ketercapaian
didukungdari masing-masing
oleh 3 (tiga) indikator
IKSS. Tingkat
karyatersebut
film adalah
dan musik Indonesia,
sebagai berikut:
pelindungan warisan budaya, dan penguatan SDM
ketercapaian dari masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Kebudayaan.
Ketercapaian sasaran strategis terkait peningkatan pemajuan dan pelestarian
IKSS
IKSS 4.1
4.1
kebudayaan bahasa dan kebudayaan tersebut didukung oleh 3• Target
(tiga) IKSS. Tingkat
= 510
Rata-Rata Skor Kemahiran Berbahasa Indonesia
Rata-Rata Skor Kemahiran
2020 • Realisasi = 551
ketercapaian dari masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
• Capaian = 108,04%
Berbahasa Indonesia
• Target Akhir 2024 = 530
Rata-rata skor kemahiran berbahasa Indonesia Renstra • Capaian Akhir 2024 = 103,96%
IKSS 4.1indikator yang menunjukkan tingkat
merupakan
2020
• Target = 510
• Realisasi = 551
kemahiran masyarakat dalam berbahasa Indonesia.
Rata-Rata Skor Kemahiran • Capaian = 108,04%
Rata-rata
Indikator skor kemahiran
ini menunjukkan berbahasa
kemampuan Indonesia merupakan indikator yang menunjukkan
penutur
Berbahasa Indonesia
dalam memahami dan menggunakan bahasa In-
tingkat yang
donesia kemahiran masyarakat
meliputi kemahiran dalam berbahasa Indonesia.
mendengarkan, Indikator
Akhir 2024 =ini
530menunjukkan
kemahiran membaca, kemahiran berbicara, dan Renstra •• Target
Capaian Akhir 2024 = 103,96%
kemampuan
kemahiran penutur
menulis, dalam
serta memahami
kemahiran dan menggunakan bahasa Indonesia yang meliputi
merespon

kemahiran mendengarkan, kemahiran


Rata-rata skor kemahiran berbahasa Indonesia merupakan indikator
kaidah bahasayang menunjukkan
Indonesia. Kelima
hal tersebut terangkum dalam
membaca, kemahiran berbicara, dan
tingkat kemahiran masyarakat dalam berbahasa Indonesia.tesIndikator
kemahiran ini menunjukkan
berbahasa Uji Ke-
mampuan menulis,
kemahiran Berbahasaserta
Indonesia
kemahiran
kemampuan penutur dalam memahami dan menggunakan bahasa (UKBI). Indonesia yang meliputi
merespon kaidah bahasa Indonesia.
kemahiran mendengarkan,
Metode penghitungan kemahiran
indikator
Kelima hal tersebut terangkum dalam
membaca, kemahiran
kinerja berbicara,
tersebut adalah dan
sebagai
tesberikut:
kemahiran berbahasa Uji
kemahiran menulis, serta kemahiran
Kemampuan Berbahasa Indonesia
merespon kaidah bahasa Indonesia.
Webinar UKBI
Webinar UKBI (UKBI).
Kelima hal tersebut terangkum dalam
Metode penghitungan indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
tes kemahiran berbahasa Uji
Jumlah skor seluruh peserta Kemampuan Berbahasa Indonesia
Jumlah skor seluruh peserta Rata-rata skor kemahiran
Webinar UKBI = (UKBI).Rata-rata
berbahasa skor kemahiran
Indonesia
Metode penghitungan Jumlah peserta
indikator
berbahasa
kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
Indonesia
Jumlah peserta

UKBI merupakan
Jumlah tes peserta
skor seluruh standar untuk mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa
Rata-rata skor kemahiran
Indonesia, baik penutur jati maupun
K e mpenutur
d i k b u d asing.
. g o . i dNamun, dalam indikator ini sasaran UKBI
berbahasa Indonesia
Jumlah peserta
ialah penutur bahasa Indonesia, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri
80 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

UKBI merupakan tes standar untuk mengetahui kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia, baik
penutur jati maupun penutur asing. Namun, dalam indikator ini sasaran UKBI ialah penutur bahasa
Indonesia, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri dengan beragam profesi dan tingkat
pendidian (guru, dosen, pelajar, mahasiswa, peneliti, penulis, penerjemah, wartawan, juru bahasa, dan
profesional lain). Tingkat kemahiran berbahasa Indonesia tergambar dalam 7 (tujuh) tingkatan sebagai
berikut:

Predikat Skor Keterangan

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis.
Istimewa 725-800
Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi
untuk keperluan personal, sosial, keprofesian, dan keilmiahan.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi
dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis.
Sangat Unggul 641-724 Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi
untuk keperluan sintas, sosial, dan keprofesian. Untuk kepentingan akademik yang
kompleks, yang bersangkutan masih memiliki kendala.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat memadai
dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis.
Unggul 578-640 Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi
untuk keperluan sintas dan sosial. Peserta juga tidak terkendala dalam berkomunikasi
untuk keperluan keprofesian, baik keprofesian yang sederhana maupun kompleks.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang memadai dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis.
Madya 482-577 Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan mampu berkomunikasi untuk keperluan
sintas dan kemasyarakatan dengan baik, tetapi masih mengalami kendala dalam hal
keprofesian yang kompleks.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup memadai
dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun
tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan, yang bersangkutan sangat
Semenjana 405-481
terkendala. Untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang kompleks, yang
bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak terkendala untuk keperluan
keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tidak memadai
dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun
tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan kemasyarakatan yang sederhana, yang
Marginal 326-404 bersangkutan tidak mengalami kendala. Akan tetapi, untuk keperluan kemasyarakatan
yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Hal ini berarti yang
bersangkutan belum siap berkomunikasi untuk keperluan keprofesian, apalagi untuk
keperluan keilmiahan.

Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tidak
memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan
Terbatas 251-325 maupun tulis. Dengan kemahiran ini peserta uji hanya mampu berkomunikasi untuk
keperluan sintas. Pada saat yang sama, predikat ini juga menggambarkan potensi
yang bersangkutan dalam berkomunikasi masih sangat besar kemungkinannya untuk
ditingkatkan.

Kemdikbud.go.id
lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni 510,
Pada tahun 2020, capaian rata-rata skor Rata-Rata Skor Kemahiran
atau realisasi capaian sebesarIndonesia
Berbahasa 108,04% dari
kemahiran berbahasa Indonesia sebesar 551, Tahun 2020 LAPORAN KINERJ
target tahun 2020.
lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni 510, L A P O R A N K I551
510 NERJA 81KEMENDIKBUD
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
atau realisasi capaian sebesar 108,04% dari
2020
target
Pada tahun2020,
Padatahun
tahun 2020.
2020,capaian
capaian rata-rata
rata-rata skorskor
kemahiran Rata-Rata Skor Kemahiran Targ
Kegiatan
berbahasa Indonesia sebesar 551, lebih tinggi dari yang Berbahasa Indonesia
kemahiran berbahasa Indonesia sebesar 551, Tahun 2020
ditargetkan yakni 510, atau realisasi capaian sebesar
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendu
lebih108,04%
tinggi dari
daritarget
yangtahun
ditargetkan
2020. yakni 510, Target 510Realisasi 551
Kegiatan
sebagai berikut:
atau realisasi capaian sebesar 108,04% dari
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
1. penyusunan dan penyosialisasian instrumen UKBI, y
targetsebagai Kegiatan
tahun berikut:
2020.
kebutuhan uji kemahiran berbasis internet. Selain itu
1. penyusunan dan penyosialisasian instrumen UKBI, yang antara lain untuk melayani
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung mengembangkan sistem pengujian UKBI bersifat a
kebutuhan
capaian kinerja ujisebagai
tersebut, kemahiran berbasis internet. Selain itu, inovasi yang dilakukan adalah
berikut:
memungkinkan
Target kemahiran peserta
Realisasi
Kegiatan
mengembangkan sistem pengujian
1. penyusunan dan penyosialisasian instru-
UKBI bersifat adaptif atau UKBI Adaptif, yang
UKBI dapat terukur dengan lebih
men memungkinkan
UKBI, yang antara kemahiran
lain untukpeserta
me-
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
akurat dan efisien karena setiap
layani kebutuhan
UKBI dapat uji kemahiran
terukur berbasis
dengan lebih
sebagai berikut:
internet. Selain itu, inovasi yang dilakukan
peserta mengerjakan soal dengan
akurat dan efisien karena setiap
adalah mengembangkan sistem pengujian
1. penyusunan
UKBIpeserta
dan penyosialisasian
bersifat mengerjakan
adaptif atau UKBI denganinstrumen
soal Adaptif, jumlahUKBI,
soal yang
yang antara
berbedalain untuk melayani
dengan
kebutuhan
yangjumlah uji kemahiran
memungkinkan
soal yang kemahiran
berbedaberbasis
denganinternet.
peserta lamaSelainwaktu itu, inovasi
pengerjaanyang dilakukan
yang adalah
UKBI dapat terukur dengan lebih akurat
mengembangkan
lama waktu sistem
dan efisien karena setiap pesertapengujian
pengerjaan
menger- UKBI
yang bersifat
berbeda pulaadaptif atau UKBI
sesuai dengan Adaptif, yang
tingkat
jakanberbeda
memungkinkan pula sesuai
soal dengan dengan
kemahiran
jumlah tingkat
soalpeserta
yang kemahiran berbahasanya;
Uji kemahira
Pahoa, Tang
berbeda denganberbahasanya;
kemahiran lama waktu pengerjaan Uji kemahiran berbahasa Indonesia pelajar di Sekolah
UKBI dapat pula
yang berbeda terukur dengan
sesuai dengan lebih2. penyusunan
tingkat
Pahoa, Tangerangdan
padapenyosialisasian
Februari 2020 acuan kebahasaan
2. penyusunan dan penyosialisasian acuan kebahasaan dan kesastraan sebagai bahan
dan efisien karena setiap pembinaan bahasa dalam masyarakat. Inovasi yang
kemahiran berbahasanya;
akurat
pembinaan bahasa dalam masyarakat. Inovasi yang dilakukan adalah menghasilkan
2.
penyusunan dan penyosialisasian
peserta mengerjakan soal dengan acuan ke
acuan kebahasaan dan kesastraan se- acuan kebahasaan dan kesastraan yang
lebih p
jumlah soalpembinaan
bagai bahan yang berbeda
bahasa dengan
dalam lebih praktis sehingga lebih mudah
masyarakat. Inovasi yang dilakukan dimenge
lama waktu pengerjaan yang
adalah menghasilkan acuan kebaha-
dimengerti oleh masyarakat yang
tingkat kemampuannya berbeda-beda. tingkat
berbeda pula sesuai
saan dan kesastraan dengan
yang tingkat
lebih praktis
sehingga lebih mudah dimengerti oleh Acuan kebahasaan
Uji kemahiran danIndonesia
berbahasa kesastraan yang
pelajar Acuan k
di Sekolah
kemahiran berbahasanya;
masyarakat yang tingkat kemampuannya Pahoa, Tangerang pada Februari 2020
disusun antara lain Tata Bahasa Praktis disusun
2. penyusunan
berbeda-beda. dan Acuan penyosialisasian
Uji kemahiran berbahasa
kebahasaan dan acuan kebahasaan dan kesastraan sebagai bahan
Indonesia pelajar Al Kausar Uji kemahiran berbahasa Indonesia pelajar Al Kausar Islamic
Islamic
kesastraan yangIndonesia,
Boarding School disusunSukabumi
antarapada
lain Februari
Tata 2020 Kalimat dan Tata Bahasa Praktis Kata;
Boarding School Indonesia, Sukabumi pada Februari 2020 Kalimat
pembinaan
Bahasa Praktisbahasa
Kalimat dalam
dan Tatamasyarakat.
Bahasa Inovasi yang dilakukan adalah menghasilkan
3. penyusunan dan penyosialisasian bahan ajar kebahasaan
3. penyusunan danbagi penutur asing (BIPA)
penyosialisasian bahan ajar kebaha
Praktis Kata;
sebanyak 7 (tujuh) teman menyesuaikan acuan kebahasaan
kebutuhan, dan
yakniteman kesastraan yang
kediplomatan,
sebanyak 7 (tujuh) menyesuaikan keb
3. penyusunan dan penyosialisasian bahan ajar kebahasaan bagi penutur asing (BIPA) sebanyak 7
lebih praktis sehingga lebih mudah
(tujuh) teman menyesuaikan kebutuhan, yakni kediplomatan, riset/penelitian, kemahasiswaan,
BAB IIIpariwisata, perbankan,
Akuntabilitas Kinerja | tata dimengerti
85 bahasa praktis Bahasa Indonesia, oleh
dan bisnis. Selainmasyarakat
itu, bahan ajar yang
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 85
tingkat kemampuannya berbeda-beda.
K e m d i k b u d . g o . Acuan
id kebahasaan dan kesastraan yang
disusun antara lain Tata Bahasa Praktis
82 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

berbahasa asing juga disusun yakni Bahan Ajar Bahasa Tunisia, Bahan Ajar Bahasa Jerman,
Bahan Ajar Bahasa Bulgaria, Bahan Ajar Bahasa Rusia, Bahan Ajar Bahasa Mandarin.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target, antara lain:

1. masa pandemi Covid-19 menyulitkan pelaksanaan uji coba soal UKBI. Walaupun uji coba soal
UKBI (Uji Coba Dinamis UKBI) dilaksanakan dengan sistem daring, uji coba empiris yang ideal
sebenarnya lebih efektif dilakukan dengan kehadiran tim UKBI di tiap titik uji coba. Selain itu,
pelaksanaan UKBI berbasis kertas juga menjadi sulit untuk dilakukan;
2. pandemi Covid-19 juga mempengaruhi penyusuan acuan kebahasaan dan kesastraan serta
penyusunan bahan ajar BIPA, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama;
3. sosialisasi UKBI dan sosialisasi bahan ajar serta bahan acuan kebahasaan dan kesastraan juga
menjadi tidak optimal akibat pandemi Covid-19.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala, antara lain:

1. proses uji coba soal UKBI dilaksanakan secara daring di 29 provinsi, 8 (delapan) KBRI, dan di
Kantor Learn Indonesian Asia, Singapura; sementara itu, uji coba sistem layanan UKBI Adaptif,
pemanduan peserta UKBI Adaptif dilakukan secara tatap muka di 11 wilayah, yaitu di Bandung,
Semarang, Denpasar, Manado, Serang, Padang, Mataram, Pekanbaru, Jakarta, Depok, dan Bogor.
Pemanduan secara tatap muka berdasarkan fakta di lapangan memang diperlukan karena UKBI
Adaptif merupakan sistem pengujian yang relatif masih langka di Indonesia;
2. proses penyusunan dan diskusi bahan acuan kebahasaan dan kesastraan mengotimalkan media
daring;
3. penyusunan dan pembahasan bahan ajar mengoptimakan pertemuan secara virtual, walaupun
kadang-kadang terkendala dengan jaringan internet.

Strategi

Strategi ke depan yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai, antara lain:

1. melakukan inovasi dalam penyusunan instrumen UKBI dan uji coba melalui pemanfaatan
teknologi digital sehingga baik luring maupun daring, menghasilkan kualitas dan kecepatan
yang sama;

Kemdikbud.go.id
Strategi
LAPORAN KINERJA 83
KEMENTERIAN P E NStrategi
D I D I D K A Nke
D Adepan
N K E B U Dyang
A Y A A Ndilakukan
-2020 agar target indika
1. melakukan inovasi dalam penyusunan
2. melakukan inovasi dalam penyusunan bahan acuan kebahasaan dan kesastraan serta bahan ajar
pemanfaatan teknologi digital sehingga
BIPA melalui optimalisasi penggunaan media daring dan luring sehingga dapat menghasilkan
kualitas kerja yang sama; kualitas dan kecepatan yang sama;
3. memanfaatkan berbagai media khususnya media digital2.untuk
melakukan inovasi dalam
menyosialisasikan penyusunan
kebijakan dan bah
produk-produk kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat.
bahan ajar BIPA melalui optimalisasi peng
dapat menghasilkan kualitas kerja yang sa
IKSS 4.2 3. memanfaatkan berbagai media khususn
Jumlah Penutur Muda Bahasa Daerah
kebijakan dan produk-produk kebahasaan

Jumlah penutur muda bahasa Daerah adalah


jumlah penutur/pendukung/pelaku muda sastra
• Target = 34000
2020 • Realisasi = 25651
IKS
berbahasa daerah dari kalangan generasi muda • Capaian = 75,44% Jum
antara usia 10-19 tahun yang telah mengikuti Daer
kegiatan revitalisasi sastra (khusus sastra lisan) di
Renstra •• Target Akhir 2024 = 98000
Capaian Akhir 2024 = 26,17%
suatu daerah persebaran bahasa daerah yang status
sastranya kritis dan terancam punah, baik berbasis
komunitas/masyarakat maupun berbasis sekolah/ Jumlah penutur muda bahasa Daerah adalah
klasikal. Metode penghitungan indikator kinerja ini adalah sebagai berikut:
sastra berbahasa daerah dari kalangan generasi m
mengikuti kegiatan revitalisasi sastra (khusus sastra
daerah yang status sastranya kritis dan terancam p
Jumlah Jumlah
keikutsertaan rata-rata maupun berbasis
keikutsertaan sekolah/klasikal. Metode penghit
rata-rata
penutur muda dalam penutur muda dalam
berikut:

+
revitalisasi bahasa revitalisasi sastra

X X
Jumlah keikutsertaan rata-rata penutur
muda dalam revitalisasi bahasa
Jumlah bahasa yang Jumlah sastra yang
direvitalisasi direvitalisasi
Jumlah bahasa yang direvitalisasi

Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujuka


Karena sasaran kegiatan revitalisasi ditujukan untuk meningkatkan daya hidup sastra daerah, pelindungan
daerah, pelindungan terhadap sastra berbahasa da
terhadap sastra berbahasa daerah diprioritaskan pada sastra lisan yang berstatus kritis dan terancam
berstatus
punah. Kategori tersebut berdasarkan pada hasil kajian vitalitas kritisdan
bahasa dan terancam
sastra, punah.
baik yang Kategori terse
dilakukan
oleh Kemendikbud maupun pihak eksternal. Peserta yang dipilih (dilibatkan) dalam kegiatan revitalisasi
bahasa dan sastra, baik yang dilakukan oleh Keme

Kemdikbud.go.id

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 87


didasarkan pada bahasa yang

LAPORAN KINERJA kritis rata-rata indeks sastra yang


KEMENDIKBUD
84 LAPORAN KINERJA 2020 kritis (<20) dan yang terancam
(< 40) meningkat menjadi sastrakelompok
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
yang dipilih (dilibatkan) dalam kegiatan revitalisasi merupakan

merupakan kelompok penutur jati muda yang


yangdiharapkan menjadiberstatus
diharapkan menjadi proyekpercontohan
proyek percontohan "mengalami
(pilot
(pilot project) untuk m
project)
revitalisasi
untuk menyebarkan hasil revitalisasi tersebut tersebut di wilayahnya.
di wilayahnya. kemunduran" (0,41—0,60), yakni
Pelatihan Menulis Aksara Jawa bagi Siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
Penentu
Penentuan
Kab. Semarang 2020indeks yang menjadi target maksimal sekitar 0,54
target sasaran program didasarkan menjadi targe
hingga pada
mendekati 0,59. Penutur
bahasa yang kritis rata-rata
muda yang terlibat dalam gerakan atau kegiatan revitalisasi
didasarkan p
bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”. Artinya, penutur muda itu tidak sekadar peserta
indeks sastra yang kritis (<20) dan
kritis rata-rata
yang terancam (< 40) meningkat
kegiatan, tetapi
menjadi pada
sastra tindak
berstatus lanjut dalam bermasyarakat mereka diharapkan dapat menjadi
“mengala- kritis (<20) d
pelopormidan teladan(0,41—0,60),
kemunduran” untuk generasi
yakni muda lainnya dalam menggunakan dan melestarikan
(< 40) mening
target maksimal sekitar 0,54 hingga
bahasamendekati
dan sastra0,59.
Daerah. berstatus
Penutur muda
kemunduran"
Hingga tahundalam
yang terlibat 2019gerakan
telah teridentifikasi
atau
Pelatihan718
Menulisbahasa daerah
Aksara Jawa bagi Siswadengan total
SMP/MTs dan 2.560 daerah
SMA/SMK/MA
kegiatan revitalisasi bahasa dan Kab. Semarang 2020 target maks
pengamatan di seluruh
sastra disebut Indonesia.
“Tunas Bahasa Ibu”. Semakin banyak temuan bahasa teridentifikasi maka
hingga mendekati 0,59. Penutur muda yang terlibat dalam gerakan atau k
semakin banyak
Artinya, pula muda
penutur kekayaan bangsa
itu tidak Indonesia.
sekadar Jumlahtetapi
peserta kegiatan, tersebut
pada pun
tindakmasih
lanjut dapat bertambah
dalam bermas-
bahasa dan sastra disebut “Tunas Bahasa Ibu”. Artinya, penutur muda itu tid
yarakat mereka diharapkan dapat menjadi pelopor dan teladan untuk generasi muda lainnya dalam
karena menggunakan
belum semua dan daerah di Indonesia
melestarikan ditelusuri
bahasakegiatan, tetapi
dan sastra mengingat
pada
Daerah. adanya
tindak lanjut keterbatasan
dalam bermasyarakatwaktu,
mereka diharap
pelopor danbiaya, dan
teladan tenaga.
untuk Banyaknya
generasi bahasa
muda lainnya daerah
dalam menggunakan
Jumlah Penutur Muda Bahasa Hingga tahun 2019 telah teridentifikasi 718 bahasa
Tahun 2020 bahasa dan sastra
daerah Daerah.totalmembuat
di Indonesia
dengan pemerintah
2.560 daerah pengamatan diselalu
seluruh
Hingga Indonesia.
tahun Semakin
2019 telah banyak temuan
teridentifikasi bahasadaerah dengan
718 bahasa
34000 berupaya menjaga kekayaan negara
teridentifikasi maka semakin banyak pula kekayaan dengan
pengamatan di seluruh Indonesia. Semakin banyak temuan bahasa te
bangsa Indonesia.
melakukan Jumlah tersebut
pelindungan bahasapundan masih
sastra
25651 semakin banyak pula kekayaan
dapat bertambah bangsa
karena Indonesia.
belum semuaJumlah
daerahtersebut
di pun masi
daerah.
Indonesia
karena belum semua ditelusuri
daerahmengingat adanya
di Indonesia keterbatasan
ditelusuri mengingat adanya k
waktu, biaya, dan tenaga. Banyaknya bahasa daerah
Tahun 2020, capaian indikator kinerja
biaya, dan tenaga. Banyak
di Indonesia
Jumlah membuat
Penutur Muda pemerintah
Bahasa selalu berupaya
ini adalah
menjaga 25.651
kekayaan
Tahun 2020 orang
negara dari melakukan
dengan target 34.000membuat
di Indonesia
pelindungan bahasa dan sastra daerah. berupaya menjaga kekaya
orang,
34000 atau dengan realisasi sebesar adalah

Tahun 2020, capaian indikator kinerja melakukan


ini adalah pelindungan
75,44%. 25651
25.651 orang dari target 34.000 orang, atau dengan
daerah.
realisasi sebesar adalah 75,44%.
Tahun 2020, capaia
Target Realisasi
ini adalah 25.651 orang
orang, atau dengan realis
75,44%.
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 88

Target Realisasi

Kemdikbud.go.id
BAB III Akun
85
L A P O R A N K I N E R J LAAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N D A N K E B U D A Y A A N - 2 0 2 0 KEMENDIKBUD
2020

5 progam utama
perlindungan
bahasa dan sastra

Kegiatan
Kegiatan
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. melakukan pemutakhiran dan pengujian validitas instrumen kajian vitalitas bahasa agar sesuai
1. melakukan pemutakhiran dan pengujian validitas instrumen kajian vitalitas bahasa
dengan kebutuhan;
agar sesuai dengan kebutuhan;
2. melaksanakan orientasi dan standardisasi pelaksanaan pelindungan bahasa dan sastra, mulai
2.
darimelaksanakan orientasi
pemetaan, kajian vitalitas, dan standardisasi
konservasi, pelaksanaan
revitalisasi, pelindungan
hingga registrasi di seluruhbahasa
daerah dan
target;
sastra, mulai
3. melakukan daripemetaan
verifikasi pemetaan, kajiandivitalitas,
bahasa konservasi,
kabupaten/kota revitalisasi,
target hingga registrasi
agar bahasa-bahasa yang ada
di diidentifikasi
dapat seluruh daerah dantarget;
didokumentasikan;

4. 3. melakukan
melakukan verifikasi
kajian vitalitaspemetaan bahasa
bahasa untuk di kabupaten/kota
menetapkan targetdaerah,
status bahasa agar bahasa-bahasa
khususnya yang
tergolong terancam punah, agar menjadi prioritas untuk mendapatkan upaya pelindungan
yang ada dapat diidentifikasi dan didokumentasikan;
selanjutnya, baik dengan konservasi maupun revitalisasi bahasa. Unsur yang dikaji vitalitasnya
4.
darimelakukan
suatu bahasakajian
daerah,vitalitas bahasa
antara lain unsur: untuk menetapkan status bahasa daerah,
khususnya yang tergolong terancam punah, agar menjadi prioritas untuk
mendapatkan upaya pelindungan selanjutnya, baik dengan konservasi maupun

Kemdikbud.go.id
86 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Aman Rentan

Mengalami
Kemunduran

Terancam
Punah

Kritis
Punah

5. melakukan revitalisasi bahasa, dengan menggiatkan kembali penggunaan bahasa daerah di


masyarakat dengan ditandai adanya transmisi atau pembelajaran bahasa daerah penutur muda
sebagai generasi penerus. Selain itu, advokasi pelindungan bahasa pada pemerintah daerah setempat
juga menjadi salah satu agenda dalam revitalisasi bahasa mengingat kewajiban pelindungan
bahasa daerah dibebankan kepada pemerintah daerah selaku pemilik wilayah dalam Permendagri
No. 40 tahun 2007 tentang Pedoman bagi Kepala Daerah Dalam Pelestarian dan Pengembangan
Bahasa Negara dan Bahasa Daerah.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 87
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target, antara lain:

1. adanya refocusing anggaran dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan program prioritas
lainnya sehingga mempengaruhi pelaksaan program dan kegiatan;

2. kegiatan revitalisasi terhambat karena pembatasan kegiatan tatap muka selama pandemi;

3. kurangnya sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan pelindungan bahasa dan sastra.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala, antara lain:

1. melaksanakan kegiatan revitalisasi dengan pembatasan jumlah peserta dan menerapkan


protokol kesehatan yang ketat;

2. melakukan inovasi dalam pelaksanaan kegiatan menggunakan, yang salah satunya menggunakan
media daring;

3. melakukan modifikasi dalam melakukan kegiatan serta memindahkan lokasi pelaksanaan


kegiatan yang lebih mudah dijangkau.

Strategi

Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. menyediakan kelas daring untuk melaksanakan kegiatan revitalisasi;

2. memastikan ketersediaan anggaran untuk mendukung capaian indikator kinerja yang sudah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan strategis;

3. penyesuaian metode pelaksanaan kegiatan yang melibatkan penutur muda dalam pelindungan
bahasa.

Kemdikbud.go.id
Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:
1. menyediakan kelas daring untuk melaksanakan kegiatan revitalisasi;
88
2. memastikan ketersediaan anggaran untuk mendukung capaian indikator kinerja yang
LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
sudah ditetapkan dalam dokumen perencanaan strategis;
3. penyesuaian metode pelaksanaan kegiatan yang melibatkan penutur muda dalam
IKSS 4.3
pelindungan
Indeks bahasa.
Pembangunan Kebudayaan

Kemendikbud menginisiasi penyusunan Indeks


IKSS 4.3
Pembangunan Kebudayaan (IPK), bekerja sama 2020
• Target = 55,50
• Realisasi = 55,91
Indeks Pembangunan
dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan • Capaian = 100,74%
Kebudayaan
Nasional/Bappenas dan Badan Pusat Statistik
(BPS) yang berpedoman pada konsep Culture Renstra •• Target Akhir 2024 = 62,7
Capaian Akhir 2024 = 89,17%
Development Indicators (CDIs) UNESCO, dengan
mekanisme penghitungan melalui survei yang
Kemendikbud menginisiasi
dilakukan oleh BPS. penyusunan
Sebagai salah Indeks
satu program Pembangunan
prioritas nasional dan Kebudayaan (IPK), bekerja
juga menjadi indikator kinerja
pembangunan kebudayaan pada RPJMN tahun 2020-2024, IPK merupakan instrumen untuk
sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Badan Pusat
LAPORANkebudayaan
mengukur capaian kinerja pembangunan KINERJA yang dapat memberikan gambaran pembangunan
Statistik (BPS) yang
kebudayaan berpedoman
secara lebih holistik,pada
yang konsep Culture
melingkupi
KEMENDIKBUD 7 (tujuh)Development Indicators
dimensi, yakni dimensi (CDIs) UNESCO,
pendidikan, ketahanan
sosial budaya, warisan budaya, ekspresi2020budaya, budaya literasi, kesetaraan gender, dan ekonomi
dengan mekanisme penghitungan melalui survei yang dilakukan oleh BPS. Sebagai salah satu
budaya.
program prioritas nasional dan juga menjadi indikator kinerja pembangunan kebudayaan pada Ketujuh
Ketujuh dimensi tersebut menunjukkan
RPJMNbahwatahunpembangunan
2020-2024, kebudayaan
IPK merupakan instrumen untuk mengukur
Kesetaraan capaian kinerja menunjukkan
Ekonomi
Gender Budaya
memiliki ruang
pembangunan lingkup yang
kebudayaan dapat memberikan gambaran pembangunan kebudayaan kebudayaan
yang cukup
luas dan bersifat lintas sektor. Dengan
secaraditerbitkannya
lebih holistik,Indeks
yang Pembangunan
melingkupi 7 (tujuh) dimensi, yakni dimensi pendidikan, ketahanan cukup luas
sosial Kebudayaan
budaya, warisan budaya,pemba-
ini, diharapkan ekspresi budaya,
Budaya budaya literasi, kesetaraan gender, dan Dengan
Pendidikan
ngunan kebudayaan dapat semakin Literasi
ekonomi budaya.
terarah dan berkualitas. Sampai tahun Dimensi
DimensiPembanguna
2020, terlihat peningkatan di hampir
diharapkan
seluruh dimensi, kecuali pada dimensi
gender. Hal ini tentunya akan men- dapat semak
dorong Kemendikbud untuk melaku- Ketahanan
Ekspresi Sampai tahun
Sosial
kan koordinasi bersama kementerian/ Budaya
Budaya
lembaga terkait serta pemangku hampir selu
kepentingan kebudayaan lainnya. Warisan
Budayadimensi gen
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 91
mendorong K
koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait serta pemangku kep

Perbandingan IPK Setiap Dimens


Tahun 2019-2020

K e m d i k b u d . g oGender
.id

Budaya Literasi
Warisan 36.57
dimensi gender. Hal ini tentunya akan
Budaya LAPORAN KINERJA
mendorong Kemendikbud untuk melakukan
KEMENDIKBUD
Warisan Budaya 2020
koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait serta pemangku kepentingan kebudayaan lainnya.
4
LAPORAN KINERJA 89
Sampai tahun 2020, IPK diK E M21 A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
Ketahanan Sosial Budaya P E N D I D IDID KYogyakarta
ENTERIAN
73,98
provinsi masih berada di bawah rata-rata Perbandingan IPK Setiap Dimensi Bali 69,09
Tahun 2019-2020 NTB 62,26
nasional; hal ini menjadi salah Pendidikan Tahun
satu 2019-2020 Bengkulu 61,13
Jawa Tengah 60,94
instrumen bagi Gender Kemendikbud untuk Kepulauan Riau
54.57
60,9
Gender Riau 59,65
54.97 33.79
memprioritaskan provinsi tersebut Ekonomi dalamBudaya Jawa Timur 58,76
Budaya
BudayaLiterasi
Literasi DKI Jakarta 59.11 57,81 30.55
melakukan intervensi bersama seluruh Sulawesi Utara 55.03 57,62
Kepulauan Bangka
37.14Belitung 56,62
Ekspresi
EkspresiBudaya
pemangku kepentingan kebudayaan.
Budaya
36.57 Lampung 56,57
Kalimantan Selatan 2020 55,59 2019
Terlihat pada grafik bahwa sentralisasi
43.89
NASIONAL 55,91
Warisan
Warisan Budaya
Budaya
Kalimantan41.11 Tengah 55,76
pembangunan kebudayaan masih Kalimantan Timur 55,4773.55
Ketahanan
Ketahanan Sosial
SosialBudaya
Budaya Sumatera Barat 54,9972.84
54,61 LAPORAN KINERJA
terpusat di wilayah barat dan tengah
Jambi
72.49 KEMENDIKBUD
Pendidikan
Pendidikan Aceh 53,67
69.67
Indonesia, sementara wilayah timur masih
Jawa Barat 53,28 2020
Sumatera
33.79 Selatan 53,24
Ekonomi
EkonomiBudaya
Budaya Kalimantan Utara 52,94
mengalami Sampai ketertinggalan
tahun 2020, IPK dan di 21
30.55
Sumatera Utara 52,12
DI Yogyakarta
Maluku 52,1 73,98
membutuhkan
provinsi masih akselerasi
berada di pembangunan
bawah rata-rata 2020 2019Sulawesi Selatan Bali 51,62 69,09
Sampai tahun 2020, IPK di 21 provinsi masih berada Banten NTB 51,43 62,26
kebudayaan yang berkesinambungan.
nasional; hal ini menjadi salah
di bawah rata-rata nasional; hal ini menjadi salah satu Maluku UtaraBengkulu 50,94 61,13
KalimantanJawa BaratTengah 50,58 60,94
Untuk meningkatkan capaian IPK,
instrumen bagi Kemendikbud untuk
satu instrumen bagi Kemendikbud untuk mempri- Gorontalo
Kepulauan Riau 50,57 60,9
NTT Riau 50,48 59,65
beberapa provinsi
oritaskan program tersebut telah dalam
dilakukan,
melakukan
memprioritaskan provinsi tersebut dalam Papua BaratJawa Timur 50,03 58,76
intervensi bersama seluruh pemangku kepentingan Sulawesi Tengah DKI Jakarta 49,49 57,81
diantaranya melalui peningkatan jumlah
melakukan Terlihat intervensi bersama seluruh
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara 49,1 57,62
kebudayaan. pada grafik bahwa sentral- Sulawesi BaratBelitung 48,41
Kepulauan Bangka
Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak
56,62
isasi pembangunan kebudayaan masih terpusat Papua 47,49
pemangku kepentingan kebudayaan.Indeks Pembangunan Kebudayaan Berdasarkan Provinsi Tahun 2020
Lampung 56,57
di wilayah
Benda, barat dan
jumlah CagartengahBudaya
Indonesia,yangsementara Kalimantan Selatan 55,59
(Sumber : BPS, 2020)
Terlihat
wilayah timurpadamasih grafik bahwa
mengalami sentralisasi
ketertinggalan dan
NASIONAL 55,91
dilestarikan, jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, jumlah satuan pendidikan yang
Kalimantan Tengah 55,76
membutuhkan akselerasi pembangunan kebudayaan
pembangunan kebudayaan masih Kalimantan Timur 55,47
memasukan pembelajaran Nilai Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan.
yang berkesinambungan. Sumatera Barat
BABJambi
III Akuntabilitas Kinerja54,61
54,99
| 92
terpusat di wilayah barat dan tengah Aceh 53,67
Indonesia, sementara wilayah timur masih
Jawa Barat 53,28
Sumatera Selatan 53,24
Kalimantan Utara 52,94
mengalami ketertinggalan dan Sumatera Utara 52,12
Maluku 52,1
membutuhkan akselerasi pembangunan Sulawesi Selatan 51,62
Banten 51,43
kebudayaan yang berkesinambungan. Maluku Utara 50,94
Kalimantan Barat 50,58
Untuk meningkatkan capaian IPK, Gorontalo 50,57
NTT 50,48
beberapa program telah dilakukan, Papua Barat 50,03
Sulawesi Tengah 49,49
diantaranya melalui peningkatan jumlah Sulawesi Tenggara 49,1
Sulawesi Barat 48,41
Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Kegiatan Penduduk 10Papua tahun ke atas yang pernah47,49
terlibat
Kegiatan Finalisasi Hasil
Kegiatan Finalisasi Hasil Penghitungan
Penghitungan Indeks
Indeks Pembangunan
Pembangunan Indeks Pembangunan
sebagai
Indeks Kebudayaan
pelaku/pendukung
Pembangunan Berdasarkan
pertunjukan
Kebudayaan Provinsi
seni “Program
Berdasarkan Tahun 2020
Provinsi
Benda, Tahun
Kebudayaan
Kebudayaan Tahun
jumlah
2020 Cagar Budaya yang
2020 Fasilitasi
(Sumber Bidang
: BPS,
Tahun 2020 Kebudayaan”
(Sumber : BPS,Tahun
2020) 2020)2020

dilestarikan, jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, jumlah satuan pendidikan yang
memasukan pembelajaran Nilai Budaya
K e m d dan
i k b uObjek
d . g o .Pemajuan
id Kebudayaan.

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 93


Benda, jumlah Cagar Budaya yang (Sumber : BPS, 2020)

dilestarikan, jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, jumlah satuan pendidikan yang
memasukan pembelajaran Nilai Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan.
90 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Untuk meningkatkan capaian IPK, beberapa


program telah dilakukan, diantaranya melalui
peningkatan jumlah Cagar Budaya dan Warisan
Budaya Tak Benda, jumlah Cagar Budaya yang
dilestarikan, jumlah Warisan Budaya yang
dilindungi, jumlah satuan pendidikan yang
AN KINERJAmemasukan pembelajaran Nilai Budaya dan
ENDIKBUD
Objek Pemajuan Kebudayaan.
2020
Kegiatan Penduduk
Kegiatan 10 tahun
Penduduk ke atas
10 tahun keyang
atas pernah terlibatterlibat
yang pernah sebagai
IndeksFinalisasi
Kegiatan Pembangunan Kebudayaan
Hasil Penghitungan Indeks Pembangunan Capaian
pelaku/pendukung IPK tahunseni
pertunjukan
sebagai pelaku/pendukung 2020 sebesar
“Program
pertunjukan Fasilitasi
seni 55,91%,
Bidang
“Program
Kebudayaan TahunTahun
2020 2020 Kebudayaan”
FasilitasiTahun
Bidang2020
Kebudayaan” Tahun 2020
lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni
55,50% 55,91%
Capaian 55,50% atau sebesar
IPK tahun 2020 realisasi capaian
55,91%, sebesar
lebih tinggi dari
yang ditargetkan
100,74%.yakni 55,50% atau realisasi capaian
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 93
sebesar 100,74%.

Target Realisasi

Kegiatan
Kegiatan
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
sebagai berikut:
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. meningkatkan jumlah
1. meningkatkan jumlahCagar Budaya
Cagar Budaya dandan Warisan
Warisan BudayaBudaya TakJumlah
Tak Benda, Benda, Jumlah
Cagar BudayaCagar
yang
dilestarikan, Jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, Jumlah satuan pendidikan yang memasukan
Budaya yang dilestarikan, Jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, Jumlah satuan
pembelajaran Nilai Budaya dan Objek Pemajuan Kebudayaan;
pendidikan yang
2. pelaksanaan memasukan
Pekan Kebudayaan pembelajaran Nilai Budaya
Nasional, untuk memberikan ruangdan Objek
ekpresi Pemajuan
seni dan budaya
Kebudayaan;
kepada masyarakat serta sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi Covid-19.
Upaya gigih menyelenggarakan event ini adalah juga bukti keberpihakkan kepada seniman dan
2. pelaksanaan Pekan
pekerja seni Kebudayaan
di dalam Nasional,
keadaan yang penuh kemungkinan baru, penuh kenormalan baru ini. Dan

untukdengan diselenggarakannya secara daring, PKN 2020 hendak memberikan tolok ukur kinerja dan
memberikan ruang ekpresi seni dan
kualitas kegiatan ekpresi seni dan budaya melalui daring;
budaya kepada masyarakat serta sekaligus
menggerakkan ekonomi budaya di tengah
pandemi Covid-19. Upaya gigih
Kemdikbud.go.id
menyelenggarakan event ini adalah juga
bukti keberpihakkan kepada seniman dan
gkatkan jumlah Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Benda, Jumlah Cagar
a yang dilestarikan, Jumlah Warisan Budaya yang dilindungi, Jumlah satuan
LAPORAN KINERJA 91
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
ikan yang memasukan pembelajaran Nilai Budaya dan Objek Pemajuan
ayaan;
anaan Pekan Kebudayaan Nasional,
memberikan ruang ekpresi seni dan
a kepada masyarakat serta sekaligus
erakkan ekonomi budaya di tengah
mi Covid-19. Upaya gigih
lenggarakan event ini adalah juga
eberpihakkan kepada seniman dan
3. memberdayakan masyarakat untuk me-
manfaatkan
a seni di dalam keadaan cagar
yang penuh budaya dan warisan
budaya takbenda untuk meningkatkan
gkinan baru, penuh kenormalan
kualitas hidup dan kesejahteraaan mas-
ni. Dan dengan yarakat.
diselenggarakannya
Pember- secara daring, PKN 2020 hendak dayaan dilakukan dari
bawah (bottom up), dimaknai dalam konteks menempatkan masyarakat sebagai subyek (agen
erikan tolok ukur kinerja dan kualitas
atau partisipan yang kegiatan
bertindak) ekpresi seni secara
yang berbuat dan budaya
mandiri,melalui
dan bukan sebagai obyek penerima
manfaat (beneficiaries) yang tergantung pada pemberian dari pihak luar, misalnya pemerintah.
Pada tahun Anggaran 2020, pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan
LAPORAN KINERJA
Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di sekitar
KEMENDIKBUD
kawasan Candi Muara Jambi dan Sangiran; 2020

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 94

3. memberdayakan masyarakat untuk memanfaatkan cagar budaya dan warisan budaya


Kemdikbud.go.id
takbenda untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraaan masyarakat.
Pemberdayaan dilakukan dari bawah (bottom up), dimaknai dalam konteks
92 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

4. pelaksanaan karavan budaya untuk meningkatkan diplomasi budaya yang inklusif dan interaktif
memanfaatkan WBTB dan cagar budaya;

5. pemberian pembinaan dan bantuan kepada lembaga kebudayaan, antara lain museum dan
taman budaya;

6. pelaksanaan festival mega event kebudayaan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
karya budaya dan menumbuhkan kecintaan masyarakat akan budaya Indonesia.

Hambatan

Hambatan atau kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target, antara lain:

1. perubahan struktur organisasi berdampak pada terkendalanya pelaksanaan program dan kegiatan
sehubungan dengan revisi anggaran tahun 2020;

2. pandemi Covid-19 menyebabkan pelaksanaan beberapa kegiatan budaya terhambat karena


kebijakan pembatasan kegiatan di pusat maupun daerah;

3. perubahan mekanisme penyelenggaraan program dan kegiatan, yang sebelumnya melalui luring
menjadi daring mempengaruhi optimalisasi capaian target kinerja.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala, antara lain:

1. melakukan percepatan revisi anggaran untuk menyesuaikan kondisi pelaksanaan kegiatan di


tengah pandemi;

2. melakukan perubahan format beberapa kegiatan dari luring menjadi daring atau kombinasi
luring dan daring;

3. melakukan percepatan mekanisme kerja menyesuaikan dengan nomenklatur dan struktur


organisasi baru;

4. melaksanakan kegiatan dengan mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Strategi

Strategi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. melaksanakan kegiatan secara daring dan luring;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 93
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

2. menyusun ulang jadwal pelaksanaan kegiatan menyesuikan dengan kondisi pendemi di Pusat
dan Daerah;

3. melakukan pemantauan secara lebih efektif agar segera mendapatkan solusi atas masalah
selama pelaksanaan kegiatan.
Meningkatnya Tata Kelola
SS 5 yang Partisipatif, Transpa
Meningkatnya Tata Kelola Pendidikan dan Kebudayaan
SS 4 partisipatif, transparant, dan akuntabel
Peningkatan tata kelola merupakan salah satu
2020-2024, antara lain tercermin dari membaiknya t
Peningkatan tata kelola merupakan salah satu prioritas pemerintah pada RPJMN tahun 2020-2024,
perampingan
antara lain tercermin dari membaiknya tingkat implementasi reformasistruktur
birokrasi, organisasi,
perampingan serta peningkatan
struktur
telah Kemendikbud
organisasi, serta peningkatan kualitas layanan publik. melakukan banyak perbaikanbanyak
telah melakukan untuk memast
perbaikan untuk memastikan kualitas tata kelola Kemendikbud semakin baik, hal ini terlihat dari
semakin baik, hal ini terlihat dari peralihan pejaba
peralihan pejabat struktural III dan IV menjadi pejabat fungsional, perubahan mekanisme pendanaan
pendidikan agar lebih pendek dan lebih tepat sasaran,fungsional, perubahan mekanisme
serta penyederhanaan pendanaan pendi
9 (sembilan) program
Kemendikbud menjadi 6 (program). Selain itu, kebijakan Merdeka Belajar yang diusung oleh
sasaran, serta penyederhanaan 9 (sembilan) progra
Kemendikbud pada tahun 2020-2024 juga ditujukan untuk memperbaiki tata kelola pendidikan yang
sebelumnya sangat kompleks menjadi lebih sederhana, Selainmisalnya
itu, kebijakan Merdeka
pemanfaatan Belajar
asesmen yang diusung ol
nasional
pendidikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, penyederhanaan birokrasi dalam sistem akreditasi
juga ditujukan untuk memperbaiki tata kelola pendid
satuan pendidikan, penyederhanaan kurikulum berbasis kebutuhan peserta didik, dan perbaikan tata
kelola pendidikan dan kebudayaan lainnya. menjadi lebih sederhana, misalnya pemanfaatan
memperbaiki
Secara umum, pencapaian target rencana srategis pada tahun 2020, kualitas pendidikan,
untuk sasaran strategis penyederhanaan
5, dapat b
dilihat pada uraian berikut: pendidikan, penyederhanaan kurikulum berbasis keb
kelola pendidikan dan kebudayaan lainnya.
Secara umum, pencapaian target rencana sra
IKSS 5.1
strategis 5, dapat dilihat pada uraian berikut:
Opini Laporan Keuangan Kemendikbud

Opini Laporan Keuangan dari Badan Pemeriksa


2020
• Target = WTP
• Realisasi = WTP (2019)
IKSS
Keuangan (BPK) mengenai kewajaran informasi • Capaian = 100% Opini
keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan Keme
Kemendikbud. Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun • Target Akhir 2024 = WTP
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 100%
2004, BPK RI dapat memberikan 4 jenis opini:

Opini Laporan Keuangan dari Badan


Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai kewajaran
K e m d i k b u informasi
d.go.id keuangan yang disajikan dalam
Laporan Keuangan Kemendikbud. Berdasarkan
% Opini Laporan Keuangan
Kemendikbud
24 = WTP 94 LAPORAN KINERJA
2024 = 100% K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

angan dari Badan


Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
mengenai kewajaran
g disajikan dalam
Capaian kinerja ini di- Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
hitung berdasarkan

dikbud. Berdasarkan
opini yang diberikan
LAPORANoleh
KINERJA
KEMENDIKBUD
BPK, kriteria yang Tidak Wajar (TW)
004, BPK RI dapat
digunakan oleh BPK
ini yang2020
diberikan oleh BPK, kriteria yang
dalam mengeluarkan
alah: opini Capaian
adalah: kinerja ini dihitung berdasarkan opini yang diberikan oleh BPK, kriteria yang
Tidak Memberikan Pendapat (TMP)
an digunakan
Efektivitas oleh
SPI BPKTindak
dalamlanjut
mengeluarkan opini adalah:
4

p Laporan Hasil
n Pemeriksaan
Kesesuaian (LHP)Kecukupan Kepatuhan Efektivitas SPI Tindak lanjut
1

5
ng- BPK-RI
an dengan pengungkapan terhadap Laporan Hasil
Standar Peraturan Pemeriksaan
Akuntansi Perundang- (LHP) BPK-RI
Pemerintahan Undangan
(SAP)
Kemendikbud berhasil mendapatkan
opini WTP atas laporan keuangannya dari Kemendikbud berhasil mendapatkan
97 Kemendikbud berhasil mendapatkan opini WTP
BPK selama 7 laporan
7(tujuh) X WTP
tahunkeuangannya
berturut-turut.
dari BPKOpini opini WTP atas laporan keuangannya dari
atas
(2013, 2014, 2015, 2016, selama 7 tahun
2017, 2018, 2019) 7(tujuh) X WTP
berturut-turut. Opini Laporan Keuangan Kemendikbud
020 belum diketahui tingkat capaiannya, BPK selama 7 tahun berturut-turut. Opini
(2013, 2014, 2015, 2016, 2017, 2018, 2019)
untuk tahun 2020 belum diketahui tingkat capaian-
Laporan atas
il pemeriksaan Keuangan Kemendikbud untuk tahun 2020 belum diketahui tingkat capaiannya,
nya, karena BPKLaporan Keuangan
belum mengeluarkan laporan hasil
karena
mengumumkan BPK atas
pemeriksaan belum
laporan mengeluarkan
Laporan
hasil laporan hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Keuangan Kemente-
pemeriksaan
rian/Lembaga tahun 2020. BPK baru akan mengumumkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan
Kementerian/Lembaga tahun 2020. BPK baru akan mengumumkan laporan hasil pemeriksaan
ar Mei tahun 2021. anggaran tahun 2020 sekitar Mei tahun 2021.
keuangan
atas laporan keuangan anggaran tahun 2020 sekitar Mei tahun 2021.
Opini Laporan Keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) merupakan predikat/opini
Wajar Tanpa
Kemendikbud Pengecualian (WTP) Opini Laporan Keuangan
yang diberikan oleh BPK terhadap Laporan Keuangan Instansi
Tahun 2020 Kemendikbud
merupakan predikat/opini yang diberikan
Pemerintaholeh
baik di Pusat maupun di Daerah. Predikat tersebut
Tahun 2020
WTP WTP (2019) diperoleh apabila laporan keuangan secara material telah
BPK terhadap Laporan Keuangan Instansi WTP WTP (2019)
disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah.
Predikat tersebut diperoleh apabila laporan
keuangan secara material telah disajikan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Target Realisasi
Target Realisasi
Kemdikbud.go.id

Kegiatan
LAPORAN KINERJA 95
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kegiatan
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. asistensi terkait penyusunan laporan keuangan di satuan kerja;


2. penysunan pedoman laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah di lingkungan
Kemendikbud;
3. bimbingan teknis dalam rangka penguatan tim Sistem Akuntansi Instansi Kemendikbud;
4. analisis dan evaluasi laporan keuangan secara berkala.

Hambatan

Hambatan yang dialami dalam pencapaian target kinerja, yaitu:

1. masih terdapat satuan kerja yang belum mengungkapkan secara memadai dalam Catatan atas
Laporan Keuanga (CaLK);
2. penataan asset yang belum optimal;
3. pengelolaan BMN dan aset tak berwujud belum tertib;
4. pengelolaan hibah belum sesuai ketentuan;
5. pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) belum sesuai ketentuan;
6. pengelolaan atas realisasi tunjangan Guru bukan PNS belum memadai;
7. pengelolaan BMN dan aset berwujud belum tertib;
8. pengelolaan PNBP belum sesuai dengan ketentuan (belum ada dasar hukum dan digunakan
langsung).

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi kendala/permasalahan yang dihadapi agar target
indikator kinerja dapat tercapai antara lain:

1. melakukan pembinaan terhadap Satker dengan melakukan Bimbingan Teknis Sistem Akuntansi
berbasis Akrual, Bimbingan Teknis Sistem Akuntansi Instansi, maupun Bimbingan Teknis terkait
dengan PNBP;
2. melakukan asistensi penyusunan Laporan Keuangan pada Satker di lingkungan Kemendibud
untuk memantau perkembangan penyusunan Laporan Keuangan pada tingkat satker dan
menginventarisasi permasalahan terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan;

Kemdikbud.go.id
96 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

3. menyusun pedoman-pedoman yang terkait dengan penyusunan Laporan Keuangan yaitu


pedoman penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan SAP, pedoman pengelolaan hibah
langsung di lingkungan Kemendikbud, dan pedoman pengelolaan PNBP di lingkungan
Kemendikbud;

4. rekonsiliasi temuan dengan BPK-RI;

5. rakor tindak lanjut temuan dengan BPK-RI dan satuan kerja;

6. penguatan sistem pengendalian internal;

7. pengendalian internal pelaporan keuangan;

8. pembinaan pelaksanaan anggaran di lingkungan Kemendikbud;

9. melaksanakan Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan (PIPK) pada jenjang Unit Akuntansi
Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1) dan Unit Akuntansi Pengguna
Anggaran/Barang (UAPA/B).

Strategi

Adapun strategi yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja, antara lain:

1. melaksanakan anggaran secara akuntabel dan didukung dengan standar dan sistem akuntansi
yang berlaku;

2. mengoptimalkan pelaksanaan Satuan Pengawasan Intenal (SPI) dan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) di unit kerja;

3. memastikan semua pengeluaran anggaran didukung oleh bukti yang sah dan lengkap;

4. menyusun laporan keuangan yang didukung oleh proses akuntansi yang lazim, baik manual
maupun melalui aplikasi;

5. melakukan telaah dan pemantauan/monitoring e-Rekon Laporan Keuangan;

6. memastikan telah melakukan rekonsiliasi secara rutin yang dituangkan dalam Berita Acara
Rekonsiliasi, baik internal maupun eksternal;

7. mempercepat penyelesaian tindak lanjut atas semua temuan audit BPK;

8. meningkatkan integritas, kapasitas, dan kompetensi SDM pengelola keuangan;

9. melakukan pendampingan penyusunan laporan keuangan, baik di pusat maupun daerah;

10. melakukan pengungkapan yang memadai dalam CaLK;

11. memastikan penyampaian laporan keuangan tepat waktu;

12. melakukan reviu laporan keuangan yang dilakukan Inspektorat Jenderal;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 97
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

13. mengoptimalkan pemanfaatan aplikasi Monitoring Laporan Keuangan (MoLK) SIMkeu yang
telah dikembangkan oleh Sekretariat Jenderal yang dapat membantu para pimpinan Eselon I dan
pimpinan Satker dalam memantau pelaksanaan kegiatan dan daya serap secara online dan real
time, serta memudahkan untuk mengetahui Satker yang daya serapnya masih rendah dan belum
melaksanakan kegiatan. LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020

IKSS 5.2 2020


• Target = 71,50
• Realisasi = 90,70
Indeks Efektifitas Pengelolaan • Capaian = 126,85%

IKSS 5.2
Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan
Indeks Efektifitas Pengelolaan DanaRenstra
Alokasi Khusus Bidang
• Target Akhir 2024 = 77,50
• Capaian Akhir 2024 = 117,03%

Pendidikan dan Kebudayaan


Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan dan kebudayaan merupakan salah satu
kewajiban pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal,
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan dan kebudayaan merupakan salah satu kewajiban
dengan tujuan khusus yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang menjadi prioritas
pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal, dengan tujuan
khusus nasional dan menjadi
yang digunakan untukurusan daerah.
mendanai Dalam bidang
kegiatan pendidikan
yang menjadi dan kebudayaan,
prioritas DAK
nasional dan terbagiurusan
menjadi
atas dua jenis: Fisik dan Nonfisik. DAK Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
Kemdikbud.go.id
mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
98 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

IKSS 5.2
daerah. Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan,
DAK terbagi atas dua jenis: Fisik dan Nonfisik. DAK 2020
• Target = 71,50
• Realisasi = 90,70
Indeks Efektifitas Pengelolaan • Capaian = 126,85%
Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam Anggaran
Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendapatan dan Belanja Negara kepada daerah
Pendidikan dan Kebudayaan
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai Renstra • Target Akhir 2024 = 77,50
LAPORAN KINERJA • Capaian Akhir 2024 = 117,03%
kegiatan khusus fisik yang merupakan urusan daerah
KEMENDIKBUD
2020
dan sesuai dengan prioritas nasional. Sementara
Dana Alokasi
DAK Nonfisik adalah Khusus (DAK)
dana yang bidang kepada
dialokasikan pendidikan
daerahdan kebudayaan
untuk merupakan salah satu
membantu mendanai:
nasional. Sementara DAK Nonfisik adalah dana yang dialokasikan kepada daerah untuk
kewajiban pemerintah pusat kepada daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal,
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
membantu mendanai:
dengan tujuan khusus yang digunakan untuk mendanai kegiatan yang menjadi prioritas
2. Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
nasional dan menjadi
3. tunjangan Profesiurusan daerah.Negeri
Guru Pegawai Dalam bidang
Sipil pendidikan
Daerah (PNSD); dan kebudayaan, DAK terbagi
2. Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
atas4. dua jenis:
dana Fisik dan
Tambahan Nonfisik.Guru
Penghasilan DAKPNSD;
Fisik adalah dana yang dialokasikan dalam Anggaran
3. tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD);
Pendapatan danKhusus
5. tunjangan Belanja Negara
Guru PNSD di kepada
Daerah daerah
Khusus; tertentu dengan tujuan untuk membantu
4. dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD;
mendanai
6. BOP kegiatan
Kesetaraan;khusus fisik yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
5. tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus;
7. BOP Museum dan Taman Budaya.
6. BOP Kesetaraan;
7. BOP Museum dan Taman Budaya.
Indeks ini untuk mengukur tingkat keefektifan pemerintah daerah dalam mengelola DAK Fisik dan
BAB Indekspendidikan
ini Kinerja
III Akuntabilitas
Nonfisik bidang untuk mengukur
|dan
101 tingkatberdasarkan
kebudayaan keefektifan 3pemerintah daerah dalam mengelola DAK
dimensi, yakni:
Fisik dan Nonfisik bidang pendidikan dan kebudayaan berdasarkan 3 dimensi, yakni:

• Mengukur usulan anggaran DAK bidang pendidikan dan


Efektifitas kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan jumlah alokasi anggaran yang diusulkan
Pengusulan oleh Kemendikbud dalam rangka memenuhi kewajiban
daerah dalam penyelenggaraan pendidikan

• Mengukur pemanfaatan anggaran DAK bidang


Efektifitas pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan
Pemanfaatan capaian output yang ditetapkan dalam dokumen
Anggaran Kesepakatan Rincian Kegiatan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah

Efektifitas • Mengukur laporan pelaksanaan DAK bidang pendidikan


dan kebudayaan yang tepat waktu sesuai dengan
Pelaporan peraturan yang berlaku

Indeks efektivitas pengelolaan DAK bidang pendidikan dan kebudayaan,


Indeks efektivitas pengelolaan
memperhitungkan persentase DAK bidang
dari tiap pendidikan
dimensi danefektivitas
(persentase kebudayaan, memperhitungkan
pengusulan, persentase
persentase dari tiap dimensi (persentase efektivitas pengusulan, persentase efektivitas pemanfaatan
efektivitas pemanfaatan anggaran, dan persentase efektivitas pelaporan). Metode
anggaran, dan persentase efektivitas pelaporan). Metode penghitungan Indeks Efektivitas pengelolaan
DAKpenghitungan Indeks
bidang pendidikan danEfektivitas
kebudayan,pengelolaan
adalah: DAK bidang pendidikan dan kebudayan, adalah:

Kemdikbud.go.id

A B C
fisik bidang pendidikan dan kebudayaan berdasarkan 3 dimensi, yakni:
Indeks efektivitas pengelolaan DAK bidang pendidikan dan kebudayaan,
memperhitungkan persentase dari tiap dimensi (persentaseL Aefektivitas 99persentase
P O R A N K I Npengusulan,
ERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
efektivitas pemanfaatan anggaran, dan persentase efektivitas pelaporan). Metode
penghitungan Indeks Efektivitas pengelolaan DAK bidang pendidikan dan kebudayan, adalah
A = Persentase efektifitas pengusulan berdasarkan
persentase usulan
A B C A = Persentase efektifitas pengusulan berdasarkan persentase usulan
B = Persentase efektifitas pemanfaatan anggaran
B = Persentase efektifitas pemanfaatan anggaran
CC =
= Persentase
Persentaseefektifitas
efektifitaspelaporan
pelaporan
LAPORAN KIN
KEMENDIKB
3 2020

Pada tahun 2020 target kinerja dari Indeks Efektifitas Pengelolaan


Pada tahun
indeks 2020 target
efektifitas kinerja dana
pengelolaan
Dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan
Indeks Efektivitas Pengelolaan Dana Alokasi
Pada tahun 2020 target kinerja dari indeks efektifitas
dari alokasi
indeks khusus
efektifitas pengelolaan
bidang pendidikan dan KhususTahun 2020
Bidang
pengelolaan dana alokasi khusus bidang pendidikan Pendidikan
dan
90,70
dan Kebudayaan Tahun 2020
dana alokasi
kebudayaan
kebudayaan khusus
adalahadalah
71,50 dan bidang
71,50
telah dan telahsebesar
terealisasi
90,70 dengan persentase capaian sebesar 126,85%. 71,50
pendidikan dan kebudayaan
terealisasi sebesar adalah dengan
90,70
Ketercapaian melebihi target ini dimungkinkan karena
Realisasi 90,7
71,50 dan tingkat
telahcapaian
persentase
tingginya terealisasi
efektifitas sebesar126,85%.
sebesar
pengusulan, pemanfaatan
anggaran dan efektifitas pelaporan yang melampaui target
90,70 dengan persentase
Ketercapaian
yang dicanangkan.
melebihi capaiantarget Target
ini 71,5
dimungkinkan
sebesar 126,85%.karena tingginya tingkat
Ketercapaian
efektifitas
melebihi pengusulan,
target ini pemanfaatan
dimungkinkan karena tingginya tingkat efektifitas pengusulan, pemanfaatan
Kegiatan
anggaran
anggaran dan dan efektifitas
efektifitas pelaporan
pelaporan yangyang
melampaui target yang dicanangkan.
Target Realisasi
melampaui
Program target yang
dan kegiatan yangdilakukan
dicanangkan.
untuk mendukung
capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

Kegiatan
1. melaksanakan sinkronisasi dan koordinasi DAK fisik bersama pemerintah daerah dan kementerian/

Kegiatan
lembaga terkait, antara lain Bappenas, Kemenkeu, KemenPUPR, dan Kemendagri;
Ketercapaian targetkoordinasi
2. melaksanakan kinerja ini
DAKdidukung oleh program/kegiatan,
non fisik dengan pemangku kepentingansebagai
terkait; berikut
Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
3. 1.melaksanakn
melaksanakan sinkronisasi
koordinasi dan koordinasi
dalam rangka DAKusulan
mempersiapkan fisik bersama pemerintah
rincian kegiatan daerah dan
DAK fisik
sebagai berikut:
bersama pemerintah daerah.
kementerian lembaga terkait, antara lain Bappenas, Kemenkeu, Kemen PUPR dan
1. melaksanakan sinkronisasi dan koordinasi DAK fisik bersama pemerintah daerah dan
Kemendagri ;
kementerian/lembaga terkait, antara lain Bappenas, Kemenkeu, KemenPUPR, dan
Hambatan
2. melaksanakan koordinasi DAK non fisik dengan pemangki kepentinga terkait;
Kemendagri;
3. melaksanakn koordinasi
Hambatan/permasalahan dalampencapaian
yang dialami dalam rangka mempersiapkan
target kinerja, yaitu:usulan rincian kegiatan DAK
2. melaksanakan koordinasi DAK non fisik dengan pemangku kepentingan terkait;
fisikpandemi
1. kondisi bersama pemerintah
Covid-19 daerah.
menyebabkan kesulitan dalam melakukan koordinasi dan pertemuan
3. melaksanakn koordinasi dalam rangka mempersiapkan usulan rincian kegiatan DAK
dengan pemerintah daerah;
fisikdata
2. keakuratan bersama pemerintah
dari pemerintah daerah.
daerah yang belum memadai sehingga memperlambat proses
penentuan target sasaran DAK;
103
Kemdikbud.go.id
Hambatan
Hambatan/permasalahan yang dialami dalam pencapaian target kinerja, yaitu:
100 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
3. masih terbatasnya kemampuan SDM perencana daerah dalam menyiapkan data dukung terkait
2020
usulan DAK.

Langkah Antisipasi Langkah Antisipasi


Langkah antisipasi yang dilakukan untuk menga
Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala tersebut, antara lain:
antara lain:
1. melakukan koordinasi lebih awal dengan pihak-pihak terkait termasuk kementerian/lembaga
terkait dan pemerintah daerah;
1. melakukan koordinasi lebih awal deng

2. melakukan verifikasi dan konfirmasi data dengan Dapodikkementerian/lembaga terkaitserta


dan dengan Dinas Pendidikan, dan pemerintah
bekerja sama dengan Dinas PUPR atau dinas yang2. menangani keciptakaryaan
melakukan verifikasi terkait data
dan konfirmasi data d
sarana prasarana;
Pendidikan, serta bekerja sama dengan Dina
3. menyelenggarakan penguatan kapasitas SDM perencana daerah secara berkala pada Pusdiklat
Kemendikbud. keciptakaryaan terkait data sarana prasarana;
3. menyelenggarakan penguatan kapasitas SDM

Strategi Pusdiklat Kemendikbud.

Adapun strategi yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja, adalah:

1. melakukan kegiatan sinkronisasi dan koordinasi secara daring;


Strategi
2. mengoptimalkan penggunaan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dalam penentuan sasaran
target DAK; Adapun strategi yang dilakukan dalam pencapaian targ
1. melakukan kegiatan sinkronisasi dan koordina
3. membuat mekanisme penilaian dengan expert judgment.
2. mengoptimalkan penggunaan Data Pokok Pe

IKSS 5.3 sasaran target DAK;


Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Kemendikbud
3. membuat mekanisme penilaian dengan expert

Indikasi keberhasilan program dan kebijakan


pendidikan dan kebudayaan, salah satunya adalah
2020
• Target = 81
• Realisasi = 82,30
IKSS
melalui kepuasan pemangku kepentingan berupa • Capaian = 101,60% Indeks
skor indeks stakeholder satisfaction. Sejalan dengan
Kepent
peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara • Target Akhir 2024 = 84%
Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) Nomor
Renstra • Capaian Akhir 2024 = 96,78%
14 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Survei Kepuasan Masyarakat, Unit Penyelenggara Indikasi keberhasilan program dan kebijakan pend
adalah melalui kepuasan pemangku kepentingan berup

K e m d i k b u dSejalan
. g o . i d dengan peraturan Menteri Pendayagunaan
(PermenPANRB) Nomor 14 tahun 2017 tentang Ped
Guru PNSD di Daerah Khusus; (6) BOP Kesetaraan; (7) BOP LMuseum
A P O R A N Kdan
I N E Taman
RJA 101 Indeks
Budaya.
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
ini untuk mengukur tingkat keefektifan pemerintah daerah dalam mengelola DAK fisik dan non
LAPORAN KIN
fisik bidang pendidikan dan kebudayaan berdasarkan 3 dimensi, yakni:
Pelayanan Publik dijelaskan bahwa penyelenggara pelayanan publik wajib melakukan Survei
KEMENDIKB
KepuasanIndeks LAPORAN KINERJA 2020
efektivitas
Masyarakat pengelolaan
(SKM) secara DAK
berkala minimal bidang
satu kali pendidikan
dalam satu dan
tahun. Indeks kebudayaan,
kepuasan
KEMENDIKBUD
pemangku kepentingan merupakan rata-rata dari nilai indeks kepuasan pemangku kepentingan bidang
memperhitungkan
indeks kepuasan pemangku
pendidikan, persentase
bidang kebudayaan, dandari
kepentingan tiapULT.
bidang
layanan dimensi (persentase
pendidikan,
Metode efektivitas
bidang
penghitungan pengusulan,
kebudayaan,
indeks kepuasan danpersentase
pemangkulayanan
2020
ULT.indeks efektivitas adalah:
kepentingan,
Metode pemanfaatan anggaran, dan persentase efektivitas pelaporan). Metode
penghitungan indeks kepuasan pemangku kepentingan, adalah: dan layanan
kepuasan pemangku kepentingan bidang pendidikan, bidang kebudayaan,
penghitungan Indeks Efektivitas pengelolaan DAK bidang pendidikan dan kebudayan, adalah
ULT. Metode penghitungan indeks kepuasan pemangku kepentingan, adalah:

A A B B CC A = Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang


A =Pendidikan
Persentase efektifitas pengusulan berdasarkan persentase usulan
A B C A = BIndeks Kepuasan
B ==Indeks Kepuasan
Persentase
B = Indeks
C =Kebudayaan
A = IndeksPersentase
Pemangku
Pemangku
efektifitas
Kepuasan Pemangku
Kepuasanefektifitas
Pemangku
Kepentingan
Kepentingan
pemanfaatan
pelaporan
Bidang Pendidikan
Bidang
anggaran
Kepentingan Bidang Kebudayaan
Kepentingan Bidang Pendidikan
C = CIndeks Kepuasan Layanan ULT
3 3
= Indeks Kepuasan Layanan ULT
B = Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan
C = Indeks Kepuasan Layanan ULT
3
Pada tahun 2020 target kinerja Indeks Kepuasan Pemangku
Capaian tahun 2020 indikator kinerja ini adalah sebesar 82,30%,
Capaian tahun 2020 indikator kinerja ini adalah Indeks Efektivitas Pengelolaan
Kepentingan
Indeks Dana Alokasi
Kepuasan Kemendikbud
Pemangku
dari
lebih indeks
tinggi dari efektifitas
yang pengelolaan
Capaian tahun 2020 indikator kinerja ini adalah
ditargetkan yakni 81%, atau realisasi capaian Khusus Bidang
Kepentingan Kemendikbud
Tahun 2020
sebesar 82,30%,
sebesarlebih
dana tinggi
101,60%.
alokasi dari yang
Peningkatan
khusus ditargetkan
indeks
bidang yakni
Pendidikan
kepuasan Kemdikbud dan Kebudayaan
Tahun Tahun
2020 2020
sebesar terjadi
82,30%, lebih tinggi dari yang ditargetkan yakni
di seluruh bidang baik bidang pendidikan, kebudayaan 81 82,30
81 82,30
81%,81%,
atauatau
realisasi
pendidikan capaian
dan sebesar
kebudayaan 101,60%.
adalah Peningkatan
realisasi capaian sebesar 101,60%. Peningkatan
maupun layanan ULT. Realisasi 90,7
indeks kepuasan
indeks Kemdikbud
71,50 dan
kepuasan terjadi
telah terealisasi
Kemdikbud di
di seluruh
sebesar
terjadi bidang
seluruh bidang
baikbaik
bidang 90,70 dengan persentase capaian
pendidikan, 71,5
pendidikan,kebudayaan
kebudayaan maupun layanan
Target
bidang maupun layanan
sebesar 126,85%. Ketercapaian
ULT.ULT.
Target Realisasi
melebihi target ini dimungkinkan karena tingginya tingkat efektifitas
Target pengusulan,
Realisasipemanfaatan

anggaran dan efektifitas pelaporan yang melampaui target yang dicanangkan.


Indeks Kepuasan Keseluruhan
Indeks Kepuasan Keseluruhan
2019 2020
2019 2020
80,50 81,30 81 84,10 84,60
80,30
84,10 84,60
Kegiatan 80,50 81,30 80,30 81

Ketercapaian target kinerja ini didukung oleh program/kegiatan, sebagai berikut


1. melaksanakan sinkronisasi dan koordinasi DAK fisik bersama pemerintah daerah dan
kementerian lembaga terkait, antara lain Bappenas, Kemenkeu, Kemen PUPR dan
+0,8 +0,7 +0,5
KemendagriBidang
; +0,8Pendidikan Bidang Kebudayaan
+0,7 Layanan+0,5
ULT

2. melaksanakan koordinasi
Bidang Pendidikan DAK Bidang
non fisik dengan pemangki
Kebudayaan kepentinga
Layanan ULT terkait;
1. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Pendidikan
3. melaksanakn koordinasi dalam rangka mempersiapkan usulan rincian kegiatan DAK
ParameterKepuasan
1. Indeks indeks kepuasanPemangku
pemangku kepentingan,
Kepentingan sebagai berikut:
Bidang Pendidikan
fisik bersama pemerintah daerah.
a. Sarana dan Prasarana K e m d i k b u d . g o k. Peningkatan dan Pengembangan
. i d
Parameterb.indeks kepuasan
Kurikulum pemangku kepentingan, sebagai berikut:
Kapasitas Pendidik
a. c.
Sarana dan
Laman Prasarana
Rumah Belajar l. k. Pengembangan
Peningkatan danKarirPengembangan
dan
102 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

1. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Pendidikan


Parameter indeks kepuasan pemangku kepentingan, sebagai berikut:

a. Sarana dan Prasarana n. BOS/BOP


b. Kurikulum o. BIPA
c. Laman Rumah Belajar p. UKBI
d. Penguatan Pendidikan karakter q. Penyuluhan Bahasa Indonesia
e. PPDB, SNMPTN dan SBMPTN r. KBBI
f. Program Indonesia Pintar s. Beasiswa Unggulan
LAPORAN KINERJ A
g. Buku Teks Pelajaran t. Sertifikasi Tenaga Pendidik
KEMENDIKBUD
h. Pendidikan Vokasi
2020 u. Pangkaan Data DIKTI
i. Pendidikan Kecakapan Kerja v. Pembukaan Prodi pada PT Swasta
t. Sertifikasi
j. Pendidikan Tenaga
Kecakapan Pendidik
Wirausaha x. Penilaian Angka Kredit Pendidik /
w. Registrasi Pendidik PT/Dosen
u. Pangkaan Data DIKTI Jabatan Akademik Dosen
k. Peningkatan dan Pengembangan x. Penilaian Angka Kredit Pendidik /
v. Pembukaan
Kapasitas PendidikProdi pada PT y. Kampus Merdeka
Jabatan Akademik Dosen
Swasta z. Anggaran Pendidikan
l. Pengembangan Karir dan Kepangkatan Guru y. Kampus Merdeka
w. Registrasi Pendidik PT/Dosen
m. Dapodik
z. Anggaran Pendidikan
Seluruh parameter indeks kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud bidang
pendidikan mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Terdapat beberapa
Seluruh parameter indeks kepuasan pemangku kepentingan Kemendikbud bidang pendidikan
parameterpeningkatan
mengalami baru yang dibandingkan
menjadi ukuran penilaian
periode kepuasan
sebelumnya. Terdapat stakeholder bidang pendidikan
beberapa parameter baru yang di
menjadi ukuran penilaian kepuasan stakeholder bidang pendidikan di tahun ini karena masuknya jenjang
tahun ini karena masuknya jenjang perguruan tinggi yaitu, Beasiswa Unggulan, Pangkalan Data
perguruan tinggi yaitu, Beasiswa Unggulan, Pangkalan Data Dikti, Pembukaan Prodi pada PT Swasta,
Dikti, Pembukaan
Registrasi Prodi Angka
Dosen, Penilaian pada PT Swasta,
Kredit Dosen,Registrasi
dan KampusDosen, Penilaian Angka Kredit Dosen, dan
Merdeka.
Kampus Merdeka.

2. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan


Kemdikbud.go.id
Parameter indeks kepuasan pemangku kepentingan bidang kebudayaan, sebagai berikut
a. Penetapan Cagar Budaya Nasional f. GSMS (Gerakan Seniman Masuk
LAPORAN KINERJA 103
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

2. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang K


2. Indeks Kepuasan Pemangku Kepentingan Bidang Kebudayaan
Parameter indeks
Parameter indeks kepuasan
kepuasan pemangku pemangku
kepentingan bidangkepentingan bidang
kebudayaan, sebagai berikut kebudayaan, se
a. a. Penetapan Cagar
Penetapan Cagar Budaya Budaya
Nasional dan Nasional f. GSMS (Gerakan
f. GSMS (Gerakan Seniman Masuk Sekolah)
Indeks Kepuasan dan
Warisan Warisan
Budaya Budaya Takbenda
Pemangku
Takbenda Kepentingan Bidang
g. Pelayanan di Objek Budaya Sekolah)
Kebudayaan
b.b. Apresiasi
Apresiasi PelakuPelaku
Budaya Budaya g. Pelayanan di Obj
h. Sertifikasi Tenaga Kebudayaan
ameter indeks kepuasan pemangku kepentingan bidang kebudayaan, sebagai berikut
c.
a. Penetapan Dinas Kebudayaan
c. Dinas Kebudayaan
CagarBantuanBudaya Nasional
i. Perfilman
f. GSMS h.
(Gerakan Sertifikasi
Seniman Tenaga
Mas
d. Fasilitasi Kebudayaan
d.e. Fasilitasi
dan Warisan Budaya
Pokok
Bantuan
TakbendaKebudayaan
Pikiran Kebudayaan Sekolah) i. Perfilman
j. Bimtek Tenaga Kebudayaan
k. Anggoro Kasih
e. Pelaku
b. Apresiasi PokokBudaya Pikiran Kebudayaan g. Pelayanan di j. Objek
Bimtek Tenaga K
Budaya
c. Dinas Kebudayaan h. Sertifikasi Tenagak. Anggoro Kasih
Kebudayaan
d. Fasilitasi Bantuan Kebudayaan i. Perfilman
e. Pokok Pikiran Kebudayaan j. Bimtek Tenaga Kebudayaan
k. Anggoro Kasih

1. Penetapan Cagar Budaya Na-


sional dan Warisan Budaya Tak
benda
2. Apresiasi Pelaku Budaya
3. Dinas Kebudayaan
4. Fasilitasi Bantuan Kebudayaan
5. Pokok Pikiran Kebudayaan
6. GSMS
7. Pelayanan di Objek Budaya
8. Sertifikasi Tenaga Kebudayaan BAB III Akunta
9. Perfilman
10. Bimtek Tenaga Kebudayaan
11. Anggoro Kasih
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 10

3. Indeks Kepuasan Layanan ULT


Indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan ULT diukur melalui survei kepuasan
pemangku kepentingan (Stakeholder Satisfaction Survey - SSS), bertujuan untuk mengukur tingkat
kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan ULT. Survei ini dilaksanakan oleh pihak eksternal
untuk menjamin independensi hasil survei. Parameter Survei melingkupi unsur-unsur sebagai berikut:

Kemdikbud.go.id
Indeks kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan ULT diukur melalui survei
kepuasan pemangku kepentingan (Stakeholder Satisfaction Survey - SSS), bertujuan untuk
mengukur tingkat kepuasan pemangku kepentingan terhadap pelayanan ULT. Survei ini
104 LAPORAN KINERJA
dilaksanakan oleh pihak eksternal untuk menjamin independensi hasil survei. Parameter Survei
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
melingkupi unsur-unsur sebagai berikut:

• Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik
Persyaratan persyaratan teknis maupun administratif

Sistem,
• Tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
Mekanisme, dan pelayanan, termasuk pengaduan
Prosedur

Waktu • Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses


Pelayanan pelayanan

• Ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus


Biaya/Tarif dan/atau memperoleh pelayanan

Produk
• Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Jenis yang telah ditetapkan
Pelayanan

Kompetensi • Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan,


Pelaksana keahlian, keterampilan, dan pengalaman

Perilaku • Sikap petugas dalam memberikan pelayanan


Pelaksana

Penanganan
Pengaduan, • Tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut
Saran, dan
Masukan

Sarana dan • Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
serta tujuan dan segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
Prasarana terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek)

Seluruh paramer layanan ULT perlu dipertahankan karena sudah memberikan kepuasan kepada
pengunjung; namun demikian, layanan ULT tetap harus terus ditingkatkan untuk mengantisipasi
harapan dan ekspektasi pengunjung yang terus berkembang. Selain itu juga perlu beradaptasi dengan
BAB III Akuntabilitas
layanan Kinerja | 107
secara daring.

Kemdikbud.go.id
AN KINERJA
ENDIKBUD LAPORAN KINERJA 105
2020 K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Seluruh paramer layanan ULT perlu Indeks Kepuasan Layanan ULT


Kegiatan
dipertahankan karena sudah memberikan
kepuasan kepada pengunjung;
Program dan kegiatan yang namun
dilakukan
untuk mendukung capaian kinerja
demikian, layanan ULT tetap harus terus
tersebut, sebagai berikut:
ditingkatkan untuk mengantisipasi harapan
1. publikasi program Kemendikbud
dan ekspektasi untuk
pengunjung yang
meningkatkan terus
pemahaman
masyarakat terhadap program
berkembang. Selain itu juga perlu
yang ada di Kemendikbud;
beradaptasi dengan layanan secara
2. pembekalan Petugasdaring.
Layanan
Terpadu Kemdikbud baik pada
ULT pusat maupun daerah;

3. penguatan automasi layanan


Kegiatan
publik dengan memperkuat layanan tidak langsung yang ada di ULT.

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut,
Hambatan
sebagai berikut:

1. publikasi
Hambatanprogram Kemendikbud
atau kendala untuk
yang dihadapi dalam meningkatkan
upaya pemahaman
pencapaian target antara lain: masyarakat

terhadap program
1. adanya yang
Covid-19 ada di tidak
membuat Kemendikbud;
dapat dilaksanakannya layanan secara tatap muka langsung;

2. pembekalan
2. perlu Petugas Layanan
peningkatan Terpadu
koordinasi dengan Kemdikbud baik untuk
unit utama terkait pada menyelesaikan
ULT pusat maupun
pengaduan
masyarakat Kesesuaian waktu penyelesaian layanan dengan yang dijanjikan, kualitas dan
daerah; kesesuaian hasil layanan ULT.
3. penguatan automasi layanan publik dengan memperkuat layanan tidak langsung

yang ada di ULT.


Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala yang hadapi agar target
indikator kinerja dapat tercapai antara lain:
Hambatan
1. pendampingan dan pembinaan ULT yang ada di daerah dilakukan secara daring;
Hambatan atau2. kendala yang dihadapi
layanan kepada dalam
masyarakat upaya
dilakukan pencapaian
secara daring. target antara lain:
1. adanya Covid-19 membuat tidak dapat dilaksanakannya layanan secara tatap muka

langsung;

2. perlu peningkatan koordinasi dengan unit utama terkait untuk menyelesaikan


pengaduan masyarakat Kesesuaian waktu penyelesaian layanan dengan yang
Kemdikbud.go.id
dijanjikan, kualitas dan kesesuaian hasil layanan ULT.
Langkah Antisipasi
agar target indikator kinerja dapat tercapai antara lain:
Langkah antisipasi yang
1. pendampingan dandilakukan
pembinaanuntuk
ULT mengatasi
yang ada dihambatan atau kendala
daerah dilakukan yang hadapi
secara daring;
106
agar targetP Oindikator
L A2. Rlayanan kinerja
A N K I Nkepada dapat tercapai
E R J A masyarakat antara
dilakukan lain: daring.
secara
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
1. pendampingan dan pembinaan ULT yang ada di daerah dilakukan secara daring;
2. layanan kepada masyarakat dilakukan secara daring.
Strategi
Strategi
Adapun strategi yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja, adalah:
1. yang
mengembangkan layanan ULT secara daring;
Adapun strategi
Strategi
dilakukan dalam pencapaian target kinerja, adalah:
2. pembinaan dan pendampingan terhadap petugas layanan ULT;
1. Adapun
mengembangkan layanan
strategi yang ULT secara
dilakukan dalamdaring;
pencapaian target kinerja, adalah:
3. publikasi program kemendikbud untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
2. pembinaan dan pendampingan
1. mengembangkan terhadap
layanan petugasdaring;
ULT secara layanan ULT;
terhadap program yang ada di Kemendikbud melalui media cetak, elektronik, daring,
3. publikasi program kemendikbud
2. pembinaan untuk terhadap
dan pendampingan meningkatkan
petugaspemahaman
layanan ULT;masyarakat terhadap
dan media sosial.
program yang ada di Kemendikbud melalui media cetak, elektronik, daring, dan media sosial.
3. publikasi program kemendikbud untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
terhadap program yang ada di Kemendikbud melalui media cetak, elektronik, daring,
dan media sosial.

IKSS 5.4
APORAN KINERJA
Indeks Reformasi Birokrasi Kemendikbud
KEMENDIKBUD
2020 BAB III Akuntabilitas Kinerja | 109

IKSS 5.4
Indeks Reformasi Birokrasi adalah penyimpulan • Target = 78
atas hasil penilaian mandiri pelaksanaan reformasi 2020 • Realisasi = 74,39
Indeks Reformasi Birokrasi
birokrasi dilakukan dengan menjumlahkan angka • Capaian = 95,37%
Kemendikbud
tertimbang dari masing-masing komponen. Nilai
hasil BAB
akhirIII dari
Akuntabilitas Kinerja
penjumlahan | 109
komponen-komponen Renstra • Target Akhir 2024 = 91
• Capaian Akhir 2024 =81,75%
akan dipergunakan untuk menentukan tingkat

Indeks Reformasi Birokrasi adalah penyimpulan atas hasil penilaian mandiri pelaksanaan
reformasi birokrasi dilakukan dengan menjumlahkan
K e m d i k b u d . g oangka
. i d tertimbang dari masing-masing

komponen. Nilai hasil akhir dari penjumlahan komponen-komponen akan dipergunakan untuk
LAPORAN KINERJA 107
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

pelaksanaan reformasi birokrasi. Untuk penilaian ini dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berdasarkan sidang pleno antara Ombusman, KPK dan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada tanggal 30 Juni 2020,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) ke Menpan
RB sebagai persyaratan penilaian indeks Reformasi Birokrasi Kementerian.

Indeks Reformasi Birokrasi pada dasarnya menggambarkan tingkat implementasi reformasi birokrasi
terkait 8 (delapan) area perubahan dalam reformasi birokrasi, yakni manajemen perubahan, penataan
peraturan perundangan/deregulasi kebijakan, penataan organisasi/kelembagaan, penataan tatalaksana,
sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, pengawasan, serta pelayanan publik.

Metode penghitungan indikator kinerja tersebut, adalah sebagai berikut:

Dasar Hukum Pengungkit 60% Sub Komponen

a. Manajemen Perubahan (2%);


Peraturan Menteri b. Deregulasi Kebijakan (2%);
Pendayagunaan c. Penataan Organisasi (3%);
Aparatur Negara dan d. Penataan Tata Laksana (2,5%);
Reformasi Birokrasi
1. Aspek Pemenuhan 20% e. Penataan Manajemen SDM (3%);
Nomor 26 Tahun 2020
tentang Pedoman f. Penguatan Akuntabilitas (2,5%);
Evaluasi Pelaksanaan g. Penguatan Pengawasan (2,5%);
Reformasi Birokrasi h. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik (2,5%).

a. Kualitas Pengelolaan Arsip (1%);


b. Kualitas Pengelolaan Pengadaan
Barang (1%);
c. Kualitas Pengelolaan Keuangan (1%);
d. Kulitas Pengelolaan Aset (1%);
e. Merit System (1%);
2. Aspek Hasil Antara 10% f. ASN Profesional (1%);
g. Kualitas Perencanaan (1%);
h. Maturitas SPIP (1%);
i. Kapabilitas APIP (1%);
j. Tingkat Kepatuhan Standar Pe-
layanan (1%)

Kemdikbud.go.id
108 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

LAPORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
Dasar Hukum Pengungkit 60% Sub Komponen
2020
a. Manajemen Perubahan (3%);
Dasar Hukum Pengungkit 60%b. Deregulasi Kebijakan
Sub Komponen
(3%);
i. Kapabilitas APIP (1%);
c. Penataan Organisasi (4,5%);
j. Tingkat Kepatuhan Standar
d. Penataan Tata Laksana (3,75%);
Pelayanan (1%)
e. Penataan Manajemen SDM (4,5%);
3. Aspek Reform 30% a. Manajemen Perubahan (3%);
f. Penguatan Akuntabilitas (3,75%);
b. Deregulasi Kebijakan (3%);
g. Penguatan Pengawasan (3,75%);
c. Penataan Organisasi (4,5%);
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan
d. Penataan Tata Laksana (3,75%);
Publik (3,75%)
e. Penataan Manajemen SDM
3. Aspek Reform 30%
(4,5%);
f. Penguatan Akuntabilitas (3,75%);
Hasil 40% g. Penguatan Pengawasan (3,75%);
h. Peningkatan Kualitas Pelayanan
a. OpiniPublik
BPK (3%);
(3,75%)
a. Akuntabilitas Kinerja dan 10%
Hasil
Keuangan
40% b. Nilai Akuntabilitas Kinerja (7%)
a. Akuntabilitas
a. Opini BPK (3%);
Kinerja dan 10% Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan
b. KualitasKeuangan
Pelayanan Publik 10% b. Nilai Akuntabilitas Kinerja (7%)
(10%)
b. Kualitas Indeks Persepsi Kualitas Pelayanan
10%
Pelayanan Publik
c. Pemerintah yang Bersih
(10%)
c. Pemerintah yang 10% Indeks Persepsi Anti Korupsi (10%)
dan Bebas KKN
Bersih dan Bebas 10% Indeks Persepsi Anti Korupsi (10%)
KKN a. Capaian Kinerja (5%)
b. Kinerja Lainnya Kinerja
a. Capaian (2%) (5%)
d. Kinerja Organisasi 10%
c. Survei Internal Organisasi
d. Kinerja Organisasi 10% b. Kinerja Lainnya (2%) (3%)
c. Survei Internal Organisasi (3%)

Pada tahun 2020 target kinerja dari Indeks Reformasi Birokrasi


Pada tahun 2020 target kinerja dari Indeks Reformasi
Kemendikbud
Indeks Reformasi
Birokrasi Birokrasi
Kemendikbud adalah Kemendikbud
78, dan realisasinya
Tahun 2020
masih menunggu dari hasil evaluasi yang dilakukan
adalah 78, dan realisasinya masih 78 74,39
oleh Kemen PAN dan RB. Hasil capaian Indeks Reformasi
menunggu dari hasil
Birokrasi Kemendikbud masihevaluasi yang hasil
menggunakan
capaian tahun 2019 sebagaimana tercantum pada
dilakukan oleh Kemen PAN dan RB. Hasil
gambar disamping, sehingga realisasi capaian sebesar
capaian
95,36%. Indeks Reformasi Birokrasi
Kemendikbud masih
Selain itu, tingkat menggunakan
capaian hasil juga
reformasi birokrasi
didukung oleh semakin banyaknya unit kerja yang
capaian tahun 2019 sebagaimana
ditetapkan sebagai Zona Integritas Wilayah Bebas dari
tercantum pada gambar
Korupsi (ZI/WBK)/Wilayah disamping,
Birokrasi Bersih dan Target Realisasi

sehingga realisasi capaian sebesar 95,36%.


Selain itu, tingkat capaian reformasi
K e m d birokrasi
i k b u d . g juga
o . i d didukung oleh semakin banyaknya unit

kerja yang ditetapkan sebagai Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI/WBK)/Wilayah
LAPORAN KINERJA 109
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Melayani (WBBM). Sampai dengan tahun 2020, ada 28 Satker dengan predikat ZI-WBK serta 2 (dua)
Satker dengan predikat ZI-WBK/WBBM, sebagai berikut:

Tahun
No Satker Predikat
Perolehan
1 LPMP Jawa Tengah 2017 ZI-WBK
2020 ZI-WBBM
2 P4TK BOE Malang 2017 ZI-WBK
2020 ZI-WBBM
3 BPPAUD dan Dikmas Jawa Timur 2017 ZI-WBK
4 P4TK Bidang Mesin dan Teknik Industri 2018 ZI-WBK
5 LPMP Jawa Timur 2018 ZI-WBK
6 PPPAUD dan Dikmas Jawa Barat 2019 ZI-WBK
7 PPPAUD dan Dikmas Jawa Tengah 2019 ZI-WBK
8 LPMP Bali 2019 ZI-WBK
9 LPMP DKI Jakarta 2019 ZI-WBK
10 LPMP Kalimantan Barat 2019 ZI-WBK
11 LPMP Lampung 2019 ZI-WBK
12 LPMP Riau 2019 ZI-WBK
13 P4TK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling 2019 ZI-WBK
14 Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran 2019 ZI-WBK
15 Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang 2019 ZI-WBK
16 Musesum Basoeki Abdullah 2020 ZI-WBK
17 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta 2020 ZI-WBK
18 Politeknik Negeri Bandung 2020 ZI-WBK
19 P4TK Bidang Bangunan dan Listrik 2020 ZI-WBK
20 P4TK Bidang Bisnis dan Pariwisata 2020 ZI-WBK
21 P4TK Bidang IPA 2020 ZI-WBK
22 P4TK Bidang Matematika 2020 ZI-WBK
23 P4TK Bidang Pertanian 2020 ZI-WBK
24 P4TK Bidang Seni dan Budaya 2020 ZI-WBK
25 Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra 2020 ZI-WBK
26 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 2020 ZI-WBK
27 BPNB Bali 2020 ZI-WBK
28 LPMP D.I. Yogyakarta 2020 ZI-WBK
29 LPMP Jawa Barat 2020 ZI-WBK
30 LPMP Nusa Tenggara Barat 2020 ZI-WBK

Kemdikbud.go.id
110 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kegiatan

Program dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung capaian kinerja tersebut, sebagai berikut:

1. penguatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yakni:

a. memberikan sosialisasi dan fasilitasi terkait peningkatan 8 (delapan) area perubahan kepada
seluruh Satker Kemendikbud;

b. fasilitasi pelayanan prima bagi petugas pemberi layanan publik di Kemendikbud;

c. memberikan fasilitas komunikasi dengan Pimpinan Kementerian melalui “Jumpa Sapa Mas
Menteri”;

d. melakukan pembaharuan informasi dan data pelaksanaan reformasi birokrasi dan kampanye
berupa video animasi melalui media sosial Kemendikbud (YouTube, Instagram, dan facebook);

e. melakukan penguatan agen perubahan melalui penyelenggaraan forum agen perubahan


secara berkala, pelaksanaan rencana aksi agen perubahan di unit kerja terkait, dan penyusunan
buku agen perubahan yang berjudul “Kisah Sukses Agen Perubahan Kemendikbud 2020”
sebagai bahan sosialisasi.

2. penguatan Satker menuju ZI-WBK/WBBM, yakni

a. memberikan pendampingan pembangunan ZI-WBK/WBBM;

b. memberikan fasilitasi pengisian LKE PMPZI;

c. melakukan koordinasi dan fasilitasi penilaian dan pengusulan unit kerja calon ZI-WBK/WBBM.

Hambatan

Hambatan yang dialami dalam pencapaian target kinerja, yaitu:

1. belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antar unit kerja di Kemendikbud sehingga program
dan kegiatan reformasi birokrasi menjadi kurang efektif;

2. kurang maksimalnya pemahaman pegawai terkait tugas dan fungsi organisasi maupun tugas
jabatan, masih ada distorsi antara apa yang dikerjakan dengan apa yang seharusnya dikerjakan;

3. kurang optimalnya persiapan yang dilakukan terhadap pengusulan unit kerja calon ZI-WBK/
WBBM;

4. terbatasnya sumber daya manusia dibanding dengan besarnya jumlah unit kerja dalam
pendampingan persiapan penilaian PMPZI;

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 111
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

5. masih kurangnya pemahaman unit kerja terhadap sistem dan mekanisme penilaian instrumen
reformasi birokrasi yang baru sehingga penilaian kurang berjalan dengan baik; dan

6. adanya pandemi sehingga menghambat kelancaran pendampingan serta penilaian unit kerja
calon ZI-WBK/WBBM.

Langkah Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan atau kendala, antara lain:

1. melakukan sosialisasi metode penilaian RBI secara komprehensif kepada seluruh Satker di
Kemendikbud dan penyusunan quick wins terkait 8 (delapan) area perubahan;

2. melakukan koordinasi berkesinambungan dengan seluruh Satker Kemendikbud dan Kemen PAN
dan RB sebagai instansi Pembina terkait pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemendikbud;

3. melakukan penyusunan timeline program/kegiatan persiapan hingga pengusulan ZI-WBK/


WBBM;

4. melakukan optimalisasi peran dan fungsi sumber daya manusia yang tersedia dengan
memberdayakan sumber daya manusia yang ada di Biro Organisasi dan Laksana untuk bertugas
selain tugas dan fungsinya, juga ikut bergabung dengan tim Reformasi Birokrasi;

5. melakukan pendampingan persiapan dan penilaian pembangunan ZI-WBK/WBBM oleh


Kementerian PAN dan RB; dan

6. memaksimalkan waktu dan tenaga yang ada melalui pendampingan langsung ZI-WBK/WBBM
yang terbatas melalui video conference.

Strategi

Adapun strategi yang dilakukan dalam pencapaian target kinerja, adalah:

1. memperkuat komitmen pimpinan dan pegawai untuk meningkatkan rasa memiliki terhadap
Kemendikbud, salah satunya melakukan pertemuan regular Bersama Mendikbud melalui program
‘Jumpa Sapa Mas Menteri’;

2. memulai pelaksanaan PMPRB sejak awal tahun sehingga persyaratan dapat lebih komprehensif
dan lengkap untuk dipenuhi;

3. melakukan pelatihan/peningkatan kompetensi Asesor Tim Penilai Internal yang dilaksanakan di


Pusdiklat Pegawai;

4. memperkuat komitmen pimpinan dan pegawai serta seluruh unit kerja calon ZI-WBK/WBBM
untuk memberikan yang terbaik dalam persiapan hingga pengusulan unit kerja calon ZI-WBK/
WBBM;
Kemdikbud.go.id
unit kerja calon ZI-WBK/WBBM;
5. memaksimalkan pendayagunaan teknologi dan sumber daya dalam pendampingan
ZI-WBK/WBBM;

112 LAPORAN KINERJA


6. koordinasi yang intens antar unit kerja dan Kementerian PAN dan RB dalam persiapan

K E M E N T E R I A N P E N D I Ddan
I D Kpengusulan
A N D A N K EZI-WBK/WBBM.
B U DAYA A N - 2 0 2 0

LAPORAN
5. memaksimalkan pendayagunaan teknologi dan sumber daya dalam KINERJA
pendampingan ZI-WBK/
KEMENDIKBUD
WBBM; 2020

4. memperkuat
6. koordinasi komitmen
yang intens pimpinan
antar dan pegawai
unit kerja serta seluruh unit
dan Kementerian PAN kerja
dan calon
RBZI-
dalam persiapan dan
WBK/WBBM
pengusulan untuk memberikan yang terbaik dalam persiapan hingga pengusulan
ZI-WBK/WBBM.
unit kerja calon ZI-WBK/WBBM;
5. memaksimalkan pendayagunaan teknologi dan sumber daya dalam pendampingan
ZI-WBK/WBBM;
6. koordinasi yang intens antar unit kerja dan Kementerian PAN dan RB dalam persiapan
dan pengusulan ZI-WBK/WBBM.

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 115

BAB III Akuntabilitas Kinerja | 115

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJKEMENDIKBUD
A2020
KEMENDIKBUD
2020
Rp7.324.246.947.757 LAPORAN KINERJA 113
Realisasi
B KEMENTERIAN
Anggaran
Realisasi
P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

B Anggaran
B. Realisasi Anggaran
Pagu anggaran Kemendikbud tahun 2020 sebesar Rp86.384.669.909.000. Pagu tersebut
digunakan untuk membiayai pencapaian 5 (lima) SS dengan 26 (dua puluh enam) IKSS yang
Pagu anggaran Kemendikbud tahun 2020 sebesar Rp86.384.669.909.000. Pagu tersebut
Total Anggar
Pagu anggaran Kemendikbud tahun Unit
terdistribusi ke 9 (sembilan) 2020Eselon
sebesar
I. Rp86.384.669.909.000. Pagu tersebut digunakan
digunakan
untuk membiayai pencapaian 5 (lima) SS denganSS26dengan
untuk membiayai pencapaian 5 (lima) 26 (dua
(dua puluh puluh
enam) IKSSenam) IKSS yang ke 9
yang terdistribusi
terdistribusi
(sembilan)ke 9 (sembilan)
Unit Eselon I. Unit Eselon I. Rp86.384.66
91,52%
Capaian
1 1CapaianAnggaran
angGARAN
Capaian
1 Anggaran Realisasi 8,48% Rp.
Anggaran
Rp79.060.422.961.243
7.324.246.947.757
Sisa Anggaran
Rp7.324.246.947.757

Capaian Realisasi Anggaran 2020


Rp7.324.246.947.757
Sekretariat Jenderal Rp
Total Anggaran
Inspektorat Jenderal Rp169.643.631.744 91,50%
Rp185.402.955.000
91,52%
Ditjen PAUD, Dikdas, dan
Total Rp86.384.669.909.000
Rp4.675.871.795.073
Anggaran97,16%
Dikmen 91,52% Rp4.812.589.293.000
Ditjen PAUD dan Pendidikan Rp140.710.035.493 97.26%
Masyarakat (Likuidasi) Rp86.384.669.909.000
Rp144.673.267.000
Rp79.060.422.961.243
91,52%
Balitbangbuk
Realisasi Anggaran Rp536.219.861.640
Sisa Anggaran
Rp633.292.559.000 84,67%
Rp. 79.060.422.961.243
Badan Pengembangan dan Capaian Realisasi
Rp352.864.488.030 Anggaran 2020
Pembinaan BahasaRealisasi Anggaran
Rp385.162.160.000
Rp79.060.422.961.243 91,61%
Sisa Anggaran
RealisasiJenderal
Sekretariat Anggaran Sisa Anggaran Rp30.894.234.132.615 90,48%
Ditjen Kebudayaan Rp1.239.607.365.702 93,38% Rp34.145.468.261.000
Inspektorat Jenderal Rp169.643.631.744Rp1.327.431.152.000
91,50%
Ditjen
Capaian
Rp185.402.955.000 Realisasi Anggaran 2020
Ditjen PAUD,Guru
Dikdas,dan
dan Tenaga Rp4.675.871.795.073
Rp2.131.732.037.567 95,33%
97,16%
Rp2.236.061.732.000
Sekretariat Jenderal
Kependidikan
Dikmen Rp4.812.589.293.000 Rp30.894.234.132.615 90,48%
Ditjen PAUD dan Pendidikan Rp140.710.035.493 97.26% Rp34.145.468.261.000
Ditjen Pendidikan
Masyarakat (Likuidasi) Rp144.673.267.000
Tinggi
Rp169.643.631.744
Inspektorat Jenderal Rp185.402.955.000 91,50%
Rp536.219.861.640
Balitbangbuk Rp633.292.559.000 84,67%
Ditjen PAUD, Dikdas, dan Rp4.675.871.795.073 97,16% Rp6.035.627.782.357
BadanDitjen Pendidikan
Pengembangan dan Vokasi
Rp4.812.589.293.000
Rp352.864.488.030 91,06%
Rp385.162.160.000 91,61% Rp6.627.898.632.000
Dikmen
Pembinaan Bahasa
Ditjen PAUD dan Pendidikan Rp140.710.035.493 97.26%
Rp144.673.267.000
Masyarakat (Likuidasi)Ditjen Kebudayaan Rp1.239.607.365.702 93,38%
Rp1.327.431.152.000
Realisasi Pagu
Ditjen Guru danRp536.219.861.640
Balitbangbuk Tenaga 84,67%
Rp2.131.732.037.567
Rp633.292.559.000
Kependidikan Rp2.236.061.732.000 95,33%
Badan Pengembangan dan Rp352.864.488.030
Rp385.162.160.000
Ditjen Pendidikan
Pembinaan Bahasa Tinggi 91,61% BAB III Akunt
Rp32.883.911.831.022 91,63%
Rp35886.689.898.000
Ditjen Kebudayaan Rp1.239.607.365.702 93,38%
Rp6.035.627.782.357 91,06%
Ditjen Pendidikan Rp1.327.431.152.000
Vokasi Rp6.627.898.632.000
Ditjen Guru dan Tenaga Rp2.131.732.037.567 95,33%
Kependidikan Rp2.236.061.732.000 Realisasi Pagu
Ditjen Pendidikan Tinggi Rp32.883.911.831.022 91,63%
BAB III Akuntabilitas Kinerja | 116
Rp35886.689.898.000
Ditjen Pendidikan Vokasi Rp6.035.627.782.357 91,06%
Rp6.627.898.632.000

Realisasi Pagu
K e m d i k b u d . g o . i d BAB III Akuntabilitas Kinerja | 116
Kementerian/Lembaga dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
Kemendikbud telah melakukan efisiensi anggaran pada tahun 2020
114 LAPORAN KINERJA Rp8.910.666.666.664 dari pagu anggaran sebesar Rp86.384.669.909
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0
capaian IKSS sebesar 92% dari 26 IKSS. Efisiensi tersebut dapat dila
inovasi dalam
Sesuai instruksi Presiden No. 4 tahun
2017 tentang Efisiensi Belanja Barang
ALOKASI antara lain,
Kementerian/Lembaga dalam Pelak-
ANGGARAN
dilakukan sec
sanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Kemendikbud telah 86.384.669.909.000 8.910.666.666.664 daring. Selain
melakukan efisiensi anggaran pada berasal dari e
tahun 2020 sebesar 10,32% atau EFISIENSI dari sembilan
Rp8.910.666.666.664 dari pagu ang-
Kemendikbud
garan sebesar Rp86.384.669.909.000
dengan rata-rata capaian IKSS sebesar 92% dariDisamping
26 IKSS. Efisiensi tersebut
itu, untuk dapat dilakukan
mengantisipasi denganCovid-19, Kem
pandemi
adanya inovasi dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain, kegiatan yang semula dilakukan secara tatap
menerus melakukan refocusing dan realokasi anggaran tahun 2020 untu
muka menjadi daring. Selain itu, efisiensi tersebut berasal dari efisiensi belanja barang dari sembilan
program yang ada di Kemendikbud. pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ek
Perpres No. 54 tahun 2020, sebagai berikut:
Disamping itu, untuk mengantisipasi pandemi Covid-19, Kemendikbud secara terus menerus melakukan
refocusing dan realokasi anggaran tahun 2020Restrukturisasi
untuk mendukungdanprogram pencegahan
Realokasi penyebaran
Anggaran untuk Penanga
pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional sesuai Perpres No. 54 tahun 2020,
sebagai berikut: Kegiatan
Bantuan kuota gratis untuk mendukung pembelajaran daring atau
Restrukturisasi dan Realokasi Anggaran jarak
pembelajaran untukjauh
Penanganan
sebesar bagiCovid-19
siswa, mahasiswa, guru, dan dosen
Bantuan tambahan penerima tunjangan profesi guru dan tenaga kependidika
tunjangan profesi dosen, dan tunjangan guru besar
Jumlah
Kegiatan
Bantuan medis terkait COVID-19 bagi Anggaran
Tinggi Negeri dan Swasta
(Rp)
Rumah Sakit Pendidikan Perguruan

Dukungan
Bantuan kuota gratis untuk mendukung pembelajaran terhadap
daring kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) bekerjasama dengan
atau pembelajaran 7,2 T
jarak jauh sebesar bagi siswa, mahasiswa, guru,TVRI
dan dosen
• relaksasi penggunaan BOS dan BOP untuk pembayaran honor guru dan
Bantuan tambahan penerima tunjangan profesi guruserta
dan tenaga kependidikan,
perluasan cakupan penggunaan BOS
1,7Afirmasi
T dan BOS Kinerja ba
tunjangan profesi dosen, dan tunjangan guru besar maupun sekolah swasta;
• dukungan anggaran atas penyusunan kurikulum dalam kondisi khusus;
• Pendidikan
Bantuan medis terkait COVID-19 bagi Rumah Sakit Perguruan untuk
dukungan anggaran Tinggimendukung percepatan
405 M pembangungan;
Negeri dan Swasta • platform digital untuk digunakan baik oleh siswa, mahasiswa, guru, dose

Dukungan terhadap kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) bekerjasama dengan TVRI 70 M

• relaksasi penggunaan BOS dan BOP untukBABpembayaran honor guru


III Akuntabilitas dan| 117
Kinerja
pembelajaran daring, serta perluasan cakupan penggunaan BOS Afirmasi dan
BOS Kinerja baik sekolah negeri maupun sekolah swasta;
• dukungan anggaran atas penyusunan kurikulum dalam kondisi khusus;
• dukungan anggaran untuk mendukung percepatan pembangungan;
• platform digital untuk digunakan baik oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen,
serta industri.

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 115
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemendikbud juga melakukan crosscutting and collaborative program untuk mendukung efisiensi dan
efektivitas penggunaan anggaran, yakni program prioritas yang didukung oleh beberapa Unit Eselon I
terkait. Beberapa program tersebut, sebagai berikut:

Unit
Program Output Program Anggaran (Rp)
Pelaksana

Setjen PIP/KIP-Sekolah
KIP Kuliah (termasuk ADIK)
Pembiayaan Tunjangan Profesi Guru
Pendidikan 27,35 T
Pembinaan SILN & Bantuan Pemerintah
Ditjen Layanan Khusus, Pendidikan Masyarakat dan
Pauddasmen Kebencanaan

Setjen Penguatan Platform Digital


Digitalisasi Sekolah
Bahan Belajar dan Model Media Pendidikan
dan Media
Digital
Layanan Terpadu Kemendikbud, Kehumasan 2,01 T
dan Media
Ditjen Penyediaan Sarana Pendidikan
Pauddasmen
Setjen Pendampingan, Advokasi dan Sosialisasi
Pembinaan Peserta Penguatan Karakter
Didik, Prestasi, Tal- Peningkatan Prestasi dan Manajemen Talenta 508, 1 M
enta, dan Penguatan
Karakter Ditjen Pembinaan Peserta Didik
Pauddasmen

Ditjen GTK Pendidikan Guru Penggerak


Sertifikasi Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekolah Penggerak
Rekrutmen Guru P3K 2,44 T
dan Guru Penggerak
Ditjen Penjaminan Mutu dan Sekolah Penggerak
Pauddasmen

Balitbang dan Asesmen dan Pembelajaran


Perbukuan
Pengembangan Kurikulum dan Perbukuan

Peningkatan Kualitas Akreditasi dan SNP


1,14 T
Kurikulum dan AKM
Ditjen GTK Pelatihan Kurikulum Baru untuk GTK
Ditjen Sosialisasi Pendampingan Implementasi
Pauddasmen Kurikulum dan Asesmen

Kemdikbud.go.id
116 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Unit
Program Output Program Anggaran (Rp)
Pelaksana

Ditjen Penguatan Desa dan Fasilitasi Bidang


Kebudayaan Kebudayaan
Pengelolaan CB dan WBTB

Pemajuan Budaya Event dan Program Publik


dan Bahasa Apresiasi dan Peningkatan SDM dan Lembaga 983,6 M
Kebudayaan
Layanan Kepercayaan dan Masyarakat Adat
Badan GLN dan Penerjemahan
Bahasa
Penguatan Bahasa

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 117
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

BAB 4
PENUTUP
• Kesimpulan
• Permasalahan
• Langkah Kerja ke Depan

Kemdikbud.go.id
118 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Sesuai target yang telah ditetapkan di dalam Renstra Kemendikbud 2020-2024, secara umum target
yang telah ditetapkan tersebut dapat tercapai, dengan ringkasan sebagai berikut:

Capaian Kinerja Kinerja Keuangan

92% Rp.86.384.669.909.000
11,54%
(3 IKSS)

91,52%
42,31%
(11 IKSS)
26 IKSS

38,46%
(10 IKSS)

7,69%
(2 IKSS)
Capaian > 100%
Capaian=100%
Pagu Realisasi Rp.79.060.422.961.243
Capaian < 100%
Dilaksanakan 2021

APORAN KINERJA
KEMENDIKBUD
2020

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 119
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Permasalahan
1. adanya pandemi COVID-19; 5. pedagogi dan efektivitas pengajaran
2. masih rendahnya angka partisipasi yang masih perlu diperbaiki;
PAUD dan Pendidikan Tinggi; 6. tata kelola pendidikan masih belum
3. sarana dan prasarana satuan pendidikan mendukung hasil pembelajaran peserta
serta infrastruktur pendukung masih didik;
kurang memadai termasuk yang 7. kolaborasi dan kerja sama antara satuan
diakibatkan oleh bencana; pendidikan dan dunia kerja masih belum
4. belum optimalnya hasil pembelajaran optimal;
serta ketimpangan kualitas pendidikan 8. kurangnya kesadaran akan
secara geografis; pentingnya pembangunan kebudayaan
serta kepedulian terhadap bahasa daerah.

Langkah Kerja ke Depan

1. peningkatan inovasi dalam pelaksanaan 5. penyempurnaan kurikulum, pedagogi,


pembelajaran melalui media daring; dan asesmen, untuk peningkatan dan
pemerataan mutu pendidikan;
2. peningkatan daya tampung pemerataan
akses PAUD dan pendidikan tinggi; 6. peningkatan kemampuan kepemimpinan
dan peningkatan kompetensi pendidik
3. peningkatan sarana prasara satuan
pada satuan pendidikan;
pendidikan dan infrastruktur pendukung,
serta pemanfaatan teknologi; 7. penguatan tata kelola melalui perbaikan
pada kebijakan, prosedur, dan pendanaaan
4. penguatan kemampuan literasi dan
pendidikan melalui kolaborasi antar
numerasi peserta didik;
elemen masyarakat;
8. penguatan budaya, bahasa, dan
pendidikan karakter.

Kemdikbud.go.id
120 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 121
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

LAMPIRAN
• PK Kemendikbud 2020 | Pengukuran Kinerja 2020
• Pernyataan Telah Direviu

Kemdikbud.go.id
122 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 123
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
124 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 125
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Indikator Kinerja
No Sasaran Strategis Target Realisasi %
Sasaran Strategis

1 Meningkatnya 1 Angka Partisipasi Kasar (APK)


Pemerataan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 40,20 37,52 93,33
Pendidikan Bermutu 3-6 Tahun
di Seluruh Jenjang
2 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/
105,97 106,32 100,33
MI/SDLB/Sederajat

3 Angka Partisipasi Kasar (APK)


92,46 92,06 99,57
SMP/MTs/SMPLB/Sederajat

4 Angka Partisipasi Kasar (APK)


86,18 84,53 98,08
SMA/SMK/MA/ SMLB/Sederajat

5 Angka Partisipasi Kasar (APK)


33,47 30,85 92,17
Pendidikan Tinggi

2 Meningkatnya Kualitas 1 Nilai Rata-Rata Tingkat


Pembelajaran dan Pencapaian Perkembangan Anak 3 3 100
Relevansi Pendidikan (5-6 Tahun)
di Seluruh Jenjang
2 Persentase Siswa dengan Nilai
Asesmen Kompetensi (Literasi) 57,20 75,80 132,51
Memenuhi Kompetensi Minimum

3 Persentase Siswa dengan Nilai


Asesmen Kompetensi (Numerasi) 26,50 17,43 65,77
Memenuhi Kompetensi Minimum

4 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: 2020 Tidak 2020 Tidak 2020 Tidak
Membaca Ditargetkan Ditargetkan Ditargetkan

5 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: 2020 Tidak 2020 Tidak 2020 Tidak
Matematika Ditargetkan Ditargetkan Ditargetkan

6 Nilai Rata-Rata Hasil PISA: Sains 2020 Tidak 2020 Tidak 2020 Tidak
Ditargetkan Ditargetkan Ditargetkan

7 Persentase Lulusan Pendidikan


Vokasi yang Mendapatkan
Pekerjaan dalam 1 Tahun Setelah 47,10 40,46 85,90
Kelulusan

8 Persentase Lulusan PT yang


Langsung Bekerja dalam Jangka 64,77 75,40 116,41
Waktu 1 Tahun Setelah Kelulusan

9 Persentase Guru dan Tenaga


47,43 46,01 97,96
Kependidikan Profesional

10 Persentase Guru-Guru Kejuruan


SMK yang Mempunyai Pen-
galaman Kerja di Industri atau 12 12,31 102,58
Sertifikasi Kompetensi yang Diakui
oleh Industri

11 Persentase Dosen yang Memiliki


Pengalaman Bekerja atau Terserti- 69 68,74 99,62
fikasi di Industri

Kemdikbud.go.id
126 LAPORAN KINERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Indikator Kinerja
No Sasaran Strategis Target Realisasi %
Sasaran Strategis

3 Menguatnya Karakter 1 Persentase Satuan Pendidikan


Peserta Didik yang Memiliki Lingkungan
Kondusif dalam Pembangunan 30 36,73 122,43
Karakter

2 Persentase Tingkat Pengamalan


10 12,80 128
Nilai-Nilai Pancasila

3 Persentase Tingkat Pemahaman


10 10,60 106
Konsep Merdeka Belajar

4 Meningkatnya Pema- 1 Rata-Rata Skor Kemahiran


juan dan Pelestarian Berbahasa Indonesia 510 551 108,04
Bahasa dan Kebu-
dayaan 2 Jumlah Penutur Muda Bahasa
34.000 25.651 75,44
Daerah

3 Indeks Pembangunan Kebudayaan 55,50 55,91 100,74

5 Meningkatnya Tata 1 Opini Laporan Keuangan


Kelola Pendidikan Kemendikbud WTP WTP 100
dan Kebudayaan yang
Partisipatif, Trans- 2 Indeks Efektifitas Pengelolaan
paran, dan Akuntabel Dana Alokasi Khusus Bidang 71.50 90,70 126,85
Pendidikan dan Kebudayaan

3 Indeks Kepuasan Pemangku


81 82,30 101,60
Kepentingan Kemendikbud

4 Indeks Reformasi Birokrasi


Kemendikbud 78 74,39 95,37

Kemdikbud.go.id
LAPORAN KINERJA 127
K E M E N T E R I A N P E N D I D I D K A N DA N K E B U DAYA A N - 2 0 2 0

Kemdikbud.go.id
Kementerian pendidikan dan kebudayaan
Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10260

Anda mungkin juga menyukai