Anda di halaman 1dari 66

TEACHNG PROJECT

PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON
TAHUN 2020

Sebagai salah satu Tugas dalam Program Pelatihan Upskilling dan Reskilling
Industri Kasir

Oleh :
CARKIM, S.Pd, M.Pd
No. UKG. 201511169563

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN VOKASI BISNIS DAN PARIWISATA
LEMBAR PENGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas


segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah dikaruniakan pada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Teaching Project ini. Teaching Project ini disusun
guna memenuhi tugas Pelatihan Upskilling dan Reskilling Industri Kasir Guru
SMK berbasis Industri, yang merupakan salah satu tugas dalam kegiatan pelatihan
ini. Tugas ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tetang industry
kasir.
Dan ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai Pihak yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan pelatihan ini, terutama kepada:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
3. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri,
4. Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV)
Bisnis dan Pariwisata
5. Rr. Indah Setyowati, SE, MM, selaku Ketua Jursan Bispar sekaligus sebagai Fasitator
dan Mentor BBPPMPV Bispar Kelas A
6. Drs. Ratiman, MM, selaku Fasilitator dan mentor BBPPMPV Bispar Kelas B
7. Ir. Harlan, MT, selaku Fasilitator dan mentor BBPPMPV Bispar Kelas C
8. Rd. Soelasmi, SH, M.Pd selaku Fasilitator dan mentor BBPPMPV Bispar Kelas D
9. Wahyu Hidayat,S.Kom, MM, selaku Admin LMS E-training.p4tkbispar
BBPPMPV
Penulis menyadari bahwa teacing project ini masih banyak kekurangan
dari isi maupun penyajiannya, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, November 2020

Carkim

iii
DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Dasar Pelaksanaan 2
C. Tujuan/ Manfaat Praktik Kerja Industri 4

BAB II PERUSAHAAN 6
A. Sejarah Yogya Grand Cirebon 6
B. Struktur Organisasi 10
C. Posisi dan Peran guru pada saat di Industri 18

BAB III TAECING PROJECT 24


A. Hasil Refleksi Pembelajaran Daring 24
B. Analisis Implementasi Kehalian di Industri dengan kurikulum 2013 31
C. Analisis Implementasi Kehalian di Industri dengan aspek kewirausahaan 35
D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 41
E. Rencana Tindaklanjut 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 49


A. Kesimpulan 49
B. Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upskilling dan reskilling merupakan program “pernikahan masal“
antara pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha Dunia Industri yang
diluncurkan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasaan Dunia Usaha dan
Dunia Industri, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Pernikahan Masal“ masal yang dimaksud
dilakukan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Perguruan Tinggi
Vokasi (PTV), maupun lembaga kursus dan pelatihan guna menghasilkan
SDM Vokasi yang unggul.
Program Upskilling dan reskilling guru kejuruan SMK di Industri
didesain sebagai program yang signifikan untuk mendukung “pernikahan
masal“ dengan dunia industri untuk merancang kurikulum SMK yang baru
yang lebih simple dan match karena disusun bersama industri yang mencakup
kompetensi teknis dan non Teknis secara seimbang.
Program upskiling adalah program peningkatan kemampuan guru
dan reskilling adalah program pelatihan baru yang juga ditujukan untuk para
guru, sehubungan perkembangan teknologi di industri yang cepat maka SMK
harus mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang feleksibel dan
kontekstual dengan industri salah satunya melalui skema pembelajaran project
by learning atau bring industry to school, dan peran guru tidak hanya saja
mengajar tetapi sebagai mentor, fasilitator, motivator dan Coach yang dapat
mengubah nobody menjadi seorang bintang, mampu membangkitkan anak
menjadi kompeten setelah lulus SMK, baik secara prestasi, leadership, ability
maupun komunikasi.
Berdasarkan alasan itulah maka peserta upskilling dan reskiling
melakukan kegiatan pemagangan di Industri Toserba Yogya Grand Cirebon
agar memahami standar pekerjaan di industri ritel dan mamahami culture di
indusri, sehingga dapat memberikan input atau masukan serta dapat dijadikan

1
sebagai bahan analisis dalam penyusunan kurikulum 2013 yang harus
dilakukan penyesuaian atau sinkronisasi.

B. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4941) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 107, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6058).
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 195).
6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya saing
Sumber Daya Manusia Indonesia.
7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya.
8. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

2
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 683).
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan
Pendidikan.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1689).
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Sistem
Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 26 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
14. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
01/KB/2020, Nomor 516 Tahun 2020, Nomor
HK.0301.01/Menkes/363/2020, Nomor 440-882 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran tahun 2020-2021.
15. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor: 06/D.D5/KK/2018 tentang Spektrum
Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK).
16. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
07/D.D5/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.
17. Kesepakatan Rencana Kegiatan Upskilling Reskilling Guru Kejuruan
Tahun 2020 antara Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI dengan
BBPPMPV Bisnis sdan Pariwisata tanggal 24 Agustus 2020
18. Surat Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia
Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi No. 1163/D4/TU/2020

3
tanggal 2 September tentang Revisi Surat Penawaran Program Upskilling
dan Reskilling Guru Kejuruan SMK tahun 2020
19. Surat Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi Nomor: 1493/ D4/TU/ 2020
tanggal 22 September 2020 perihal pemanggilan peserta Pelatihan Program
Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan SMK tahun 2020

C. Tujuan/ Manfaat Praktik Kerja Industri


Tujuan Praktik kerja industri melalui program upskilling dan
reskilling antara lain sebagai berikut
1. Untuk meningkatkan kompetensi guru dan menambah kompetensi baru bagi
para guru
2. Agar guru memahami standar pekerjaan di industri yang mencakup standar
kompetensi teknis maupun non teknis
3. Guru memahami culture di indusri, sehingga dapat memberikan input atau
masukan serta dapat dijadikan sebagai bahan analisis dalam penyusunan
kurikulum 2013 yang harus dilakukan penyesuaian atau sinkronisasi
4. Guru dapat memahami perkembangan teknologi di industri yang cepat,
sehingga sekolah harus mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang
feleksibel dan kontekstual dengan industri, salah satunya melalui skema
pembelajaran project by learning atau bring industry to school,
5. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui program upskiling
dan reskilling dan pengimbasan kepada guru lainya di satuan pendidikan
maupun .maupun sekolah lain melalui komunitas MGMP
6. Optimalisasi kerjasama satuan pendidikan dengan Industri, Dunia usaha dan
Dunia Kerja (IDUKA)
7. Agar satuan pendidikan melaihirkan hasil “pernikahan masal” berupa anak
didik yang unggul sesuai dengan kebutuhan dan harapan Industri.
8. Guru mendapatkan lisensi berupa penguatan sertifikat kompetensi sebagai
bentuk profesionalisme dalam pengembangan profesi
9. Upaya untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan ketersediaan sarana dan
fasilitasi praktik belajar siswa, standarisasi kompetensi industry dan
pemerataan mutu pendidikan

4
Manfaat praktik kerja industri bagi guru sebagai peserta yang
melakukan pemagangan di industri adalah dapat meningkatkan kompetensi dan
menambah kompetensi baru tentang kompetensi kasir di perusahaan ritel.

5
BAB II
PERUSAHAAN

A. Sejarah Yogya Grand Center Cabang Cirebon


Sejarah awal Toserba Yogya bermula dari sebuah toko batik di
Jl.Ahmad Yani (Kosambi) Bandung, dengan luas toko sekitar 100 m2 dan
karyawan berjumlah 8 orang. Toko batik yang diberi nama Djokdja ini di
dirikan dan dikelola secara sederhana oleh Bapak Gondosasmito bersama
keluarga. Barang-barang yang dijual pun hanya sebatas batik dan
perlengkapan hari raya, sehingga menyebabakan toko ini hanya ramai pada
saat-saat tertentu. Kemudian pada tahun 1972 pengelolaan toko diserahkan
kepada Bapak Boedi Siswanto Basuki dan Ibu Tina Handayani, dengan
berkat kerja keras dan keuletan dilakukan pembenahan, keinginan dan
kebutuhan pelanggan dipenuhi, sehingga yang awalnya hanya toko batik,
berubah menjadi toko kelontong. Nama Djokdja tetap dipertahankan, akan
tetapi penulisannya di ganti menjadi " Yogya“. Pada tahun 1978 ketika
omset Yogya Kosambi semakin stabil, bapak Boedi Siswanto Basuki
memutuskan untuk memperluas usaha dengan mendirikan toko Yogya yang
baru.
Di Jalan Sunda Nomor 60 dengan luas tanah 1000 m2. Produk yang
dijual adalah consumer goods (produk kebutuhan sehari-hari). Peresmian
toko pun dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 1982 yang bertepatan dengan
hari sumpah pemuda dan Bapak Boedi Siswanto Basuki menjabat sebagai
Store Manager sekaligus membawahi 40 orang Karyawan. Inilah awal
perkembangan toko Yogya menjadi sebuah retail modern yang dikelola
secara profesional Selanjutnya tanggal 28 Oktober, ditetapkan sebagai hari
lahir Toserba Yogya. Pada tanggal 16 Februari 2000, Aprindo melalui mentri
Perindustrian dan perdagangan republik indonesia, menganugrahkan Arindo
Aword kepada Bapak Boedi Siswanto Basuki, sebagai salah satu perintis
Ritel di Indonesia.
Untuk mengelola bisnis dan aktifitas perusahaan, awalnya toserba
Yogya memiliki kantor pusat yang berbeda di Jalan Sunda Nomor 83 namun
dengan seiring berkembangnya bisnis dan berkembangnya aktivitas

6
perusahaan, pada tanggal 06 Desember 2012 oleh Walikota Bandung
diresmikan kantor pusat yang baru Toserba Yogya yaitu Yogya Centre yang
berada di Jalan Terusan Buah Batu Nomor 12 Kota Bandung. Yogya Group.
Ditempat ini proses bisnis dan pengendaliannya berlangsung secara dinamis
melalui professional ritel yang terdidik. Yogya Centre adalah komitmen
melangkah maju, berbuat lebih, melayani stake holder. Seiring dengan
berpindahnya Yogya Centre ke jalan terusan buah batu, kantor yang
sebelumnya menjadi kantor pusat yang berada di Jalan Sunda Nomor 83
Bandung berubah menjadi Yogya Learning Centre, yaitu sebagai pusat
kegiatan Direktorat HRD Yogya Group. Sedangkan untuk unit bisnis, seperti
Yomart, Griyamart, dan Bakery ditempatkan di Griya Centre yang bertempat
di Jalan Soekarno Hatta Nomor 236-238 Bandung yang berdampingan
dengan Distribution centre (DC) yang telah ada sebelumnya. Saat ini
beroperasi di wilayah Jawa Barat, Jakarta dan Sebagian Jawa Tengah. Yogya
Group memiliki lebih dari 80 outlet dengan brand name Toserba Yogya,
Toserba Griya dan Griya Mart.
1. Retail Space
Berkembang dari toko kecil di Kosambi dengan luas hanya 100m2.Saat
ini, Yogya Group memiliki luas retail sebesar 160.0000m2 dengan
89.000m2 diantaranya adalah selling Area.
2. Penunjang
Dengan total bangunan seluas 4.800m2, kantor pusat Yogya Group
berfungsi sebagai pusat kendali dan pengambilan keputusan strategis
manajemen sekaligus infrastruktur pendukungnya bagi setiap outletnya,
khususnya dalam pembelian produk, promosi, teknologi dan lain-lain.
3. Distribution Center (Dc)
Dengan luas sekitar 5.300m2. Distribution Centre (DC) berfungsi sebagai
gudang dan pusat pendistribusian barang ke seluruh outlet-outlet yang
tersebar di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Dilengkapi dengan
berbagai peralatan logistik dan armada transportasi baran yang handal
untuk mendukung terdistribusinya barang ke setiap toko yang
menbutuhkan secara tepat waktu, tepat kualitas dan tepat kuantitas.

7
4. Marketing
Cara meraih dan merebut hati pelanggan merupakan tantangan yang
dihadapi setiap pelaku bisnis ditengah situasi persaingan yang sangat
ketat. Oleh karena itu ketepatan dalam menerapkan strategi pemasaran
sangat penting dalam memenangkang hati pelanggan demi keberhasilan
dan kemajuan Toserba Yogya sebagai "Pilihan Keluarga Bijak".
5. Information Technologi (IT)
Yogya Group terus melakukan berbagai pengembangan dan akuisisi
teknologi informasi terbaru untuk menjamin pengambilan keputusan
manajemen yang akurat dan kepuasan bagi pelanggan.
6. Human Resources
Yogya Group sebagian besar karyawan berusia muda dan produktif (21-30
tahun, hampir mencapai 68%) Menyadari bahwa karyawan merupakan
asset yang berharga bagi pengembangan perusahaan dimasa depan, maka
Yogya Group mengembangkan suatu Learning Center sebagai pusat
pembelajaran, pelatihan dan pengembangan karir bagi sumber daya
manusianya. Pada Tahun 1920 gedung Yogya Grand yang sekarang
dinamai dengan Vila Karang Anom yang bertempat di Jalan Karanggetas
(ExKorem) Villa Anom Sekarang Menjadi Mall Yogya Grand. Yogya
Grand Center Cirebon merupakan cabang kesembilan dari Yogya Group
dan cabang kedua di wilayah Cirebon setelah Yogya Siliwangi. Yogya
Grand terletak di Jalan Karanggetas Nomor 64 dengan luas bangunan
mencapai 15.194 m2. Diresmikan dengan Soft opening pada tanggal 04
Maret 1993 dan Grand Opening tanggal 11 Maret 1993. Jumlah
karyawan Yogya Grand saat ini sebanyak 166 orang, terdiri dari; 66 orang
karyawan regular, 31 orang staf dan 69 orang karyawan harian.
a. Gedung (Layout)
Secara keseluruhan, gedung Toserba Yogya Grand Center terdiri dari
lima tingkatan dengan perincian sebagai berikut:
1) Lantai Dasar : Fashion (Shoes and Bags)
2) Lantai Satu : Fashion (Man‟s Wear, Leadies Wear, Baby and
Kids) Accessories, dan Happy Kids
3) Lantai Dua : Supermarket, Yogya Rasa, Bread Co

8
4) Lantai Tiga : Game Master, Ruangan serbaguna (Hall dan Ruang
Fera-Fera)
5) Lantai Empat : Kantor Keuangan Regional dan Audit Regional
1. Paradigma Yogya Grand Center Cabang Cirebon
Pradigma Yogya diartikan sebagai kerangka berpikir Yogya,
mengandung nilai-nilai yang dikembangkan dari sejarah perusahaan, dan
di jungjung tinggi oleh karyawan dilingkungan perusahaan, serta dalam
berinteraksi dengan Stakeholder umumnya.
2. Profil Yogya Grand Center Cabang Cirebon
1. Visi dari Toserba Yogya: „„ Tetap menjadi pilihan utama“
a) Menjadi pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan pokok dan
sekunder bagi seluruh konsumen.
b) Menjadi pilihan utama dan mitra utama bagi para
stakeholder/supplier dalam memasarkan produknya kepada
konsumen.
2. Misi dari Toserba yogya : “Setia memenuhi kebutuhan masyarakat“
a) Selalu memberikan kepuasan optimal kepada konsumen.
b) Setia melayani konsumen dengan cara mengenali dan selalu
menyediakan kebutuhan konsumen.

9
B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1

Stuktur Organisasi Toserba Yogya Grand Cirebon

10
Perusahaan Yogya Grand Center Cabang Cirebon secara struktural, terdiri
dari:
a. Store Manager (SM)
Manager adalah Seseorang (pelaku) yang mengatur, mengarahkan,
mengendalikan dan mengkoordinasikan bawahannya untuk mencapai
tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Tugas manager, diantaranya:
1) Mempertahankan staf dengan merekrut, memilih, mengorientasi, dan
melakukan pelatihan karyawan, menjaga lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan tertib.
2) Menyelesaikan dan mengevaluasi kinerja staf dengan
berkomunikasi, perencanaan, monitoring, dan menilai hasil
pekerjaan.
3) Melakukan coaching, konseling, dan mendisiplinkan karyawan,
mengembangkan, mengkoordinasikan sistem, kebijakan, prosedur,
dan standar produktivitas.
4) Menetapkan tujuan strategis dengan mengumpulkan bidang bisnis
yang bersangkutan, keuangan, layanan, dan informasi.
5) Menyelesaikan tujuan keuangan dengan perencanaan kebutuhan,
mempersiapkan anggaran tahunan, pengeluaran, menganalisis varans
dan memulai tindakan korektif.
6) Mempertahankan kualitas layanan dengan menegakkan standar
kualitas dan layanan pelanggan, menganalisis dan menyelesaikan
kualitas dan layanan masalah pelanggan, merekomendasikan
perbaikan sistem.
7) Mempertahankan pengetahuan profesional dan teknis dengan
menghadiri workshop pelatihan, meninjau publikasi profesional,
membangun jaringan pribadi, benchmarking, berpartisipasi dalam
sosial bermasyarakat secara professional

Strore Manager (SM) ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:


1) Operasional adalah kegiatan inti atau fokus perusahaan di bidang tertentu
yang bisa menghasilkan profit atau keuntungan. Contohnya jika
perusahaan tersebut adalah perusahaan tekstil maka kegiatan operasional

11
utama perusahaannya adalah mengolah bahan mentah berupa benang
menjadi bahan setengah jadi yaitu kain. Jika perusahaan merupakan jenis
perusahaan dagang maka kegiatan operasional utama perusahaan dagang
tersebut adalah menjual barang dagang atau produk fisik bukan menjual
jasa ataupun menjual aktiva tetap.
a. Chief Operational SPM adalah kegiatan inti dari suatu bisnis ataupun
organisasi untuk menghasilkan pendapatan serta untuk tetap terus
menjalankan aktivitas bisnisnya. kegiatan operasional utama
perusahaan adalah kegiatan inti atau fokus perusahaan di bidang
tertentu yang bisa menghasilkan profit atau keuntungan. Contohnya
jika perusahaan tersebut adalah perusahaan tekstil maka kegiatan
operasional utama perusahaannya adalah mengolah bahan mentah
berupa benang menjadi bahan setengah jadi yaitu kain. Jika
perusahaan merupakan jenis perusahaan dagang maka kegiatan
operasional utama perusahaan dagang tersebut adalah menjual barang
dagang atau produk fisik bukan menjual jasa ataupun menjual aktiva
tetap.
1) SPV Bakery adalah Supervisor Roti adalah Supervisor harus
bertanggung jawab dalam memastikan semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi berjalan
lancar seperti monitoring produksi, pengawasah anak buah,
melakukan instruksi kerja, bertanggung jawab keamanan,
keselamatan atau kesehatan yang terancam. Ia harus mampu
menjalin kerja sama dengan atasan perusahaan atau dengan
bawahannya agar tidak terjadi konflik. Supervisor dapat dibagi
dalam beberapa tugas sesuai bakat dan pengalamannya sebagai
contoh supervisor Bakery, Fresh, GMS, Non Food dan lain
sebagainya.
2) SPV Fresh adalah Supervisor sayuran dan buah-buahan.
Supervisor buah-bauhan dan sayur-sayuran bertanggung jawab
dalam memastikan semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik
sehingga semua proses produksi berjalan lancar seperti monitoring
produksi, pengawasah anak buah, melakukan instruksi kerja dan

12
memberikan motivasi kepada karyawannya agar kembali semangat
bekerja serta di jalur yang benar dalam melakukan pekerjaan.
3) SPV Gms adalah adalah Supervisor Glosarium Retail Modern.
Contoh: barang pecah belah tidak menempel di dinding seperti
gelas, piring, mangkok dan lain sebagainya.
4) SPV Non Food adalah Supervisor Non Food adalah Supervisor
yang bukan dibagian makanan
5) SPV Food Supervisor Food adalah Supervisor yang dibagian
makanan yang bertugas:
a. Memastikan stok yang tersedia ditampilkan dalam kondisi
bersih dan baik.
b. Berkomunikasi dengan pelanggan dengan memperhatikan
kebutuhan mereka serta menjawab pertanyaan berkaitan
dengan produk dan layanan, atau meneruskan pertanyaan
pelanggan untuk dapat diselesaikan secara baik.
c. Berpartisipasi dalam proses inventory stock secara periodik
dengan tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.
d. Memahami dan memberikan alternatif tindakan solusi atas
penyebab penyusutan dan kerugian di toko sesuai SOP
Perusahaan.
e. Mengaplikasikan prinsip K3 di lingkungan departemen dan
toko sesuai dengan standard perusahaan.
f. Mendukung tujuan, visi, dan misi perusahaan.
b. CO Fash CO Fash (Community Organizer Fash)
1) SPV Shoos and Bags adalah Supervisor dibagian sepatu dan tas
2) SPV Baby and Kids adalah Supervisor pakaian Bayi dan anak-anak
3) SPV Ladies adalah Supervisor pakaian Wanita
4) SPV Mens Wear adalah Supervisor Pakaian Pria
2) Support adalah sama dengan motivasi
Didalam perusahaan tentu ingin mendapatkan hal yang diinginkannya
dan dicita -citakannya. Berupaya dengan sekuat tenaga untuk menjadikan
perusahaanya menjadi perusahaan yang besar. Kini telah berbagai
macam banyaknya perusahaan berdiri di Indonesia. Bila tak dimbangi

13
dengan persaingan yang sehat. Perusahaan akan jatuh dan gagal untuk
meraih harapannya. Oleh karena itu perlu diadakanya suatu motivator
untuk memberikan semangat kepada karyawan. Dengan adanya suatu
motivasi di perusahaan, para karyawan akan mendapatkan apa yang
diinginkan perusahaan. Tanpa adanya hal tersebut perusahaan akan susah
untuk meraih harapan yang diinginkannya. Bagus tidaknya perusahaan
berkembang dan sukses tergantung kepada para karyawannya yang
bekerja di perusahaan tersebut. Penuh dengan tantangan untuk
mendapatkan karyawan yang bekerja dengan sekuat tenaga. Perlu dengan
motivasi yang kuat untuk memotivasi para karyawan. Agar hasil yang
didapatkan perusahaan bisa memuaskan. Begitu amat penting suatu
motivasi bagi kemajuan perusahaan.
1. Staf Receiving adalah Bagian penerimaan barang (Receiving)
merupakan bagian yang menjalankan fungsi pengendalian biaya pada
saat barang dikirimkan ke hotel oleh supplier. Petugas Receiving
harus memiliki dokumen Standar Spesifikasi untuk memastikan
bahwa produk yang diterima dari segi kualitas, jenis, bentuk, ukuran
telah benar. Mereka juga harus mempunyai copy Surat Pesanan
(Purchase Order) untuk membandingkan kuantitas, kualitas, dan harga
yang telah disepakati. Petugas receiving berhak untuk menolak barang
yang dikirim supplier, jika tidak sesuai dengan surat pesanan
(purchase order).
2. Staf CSO (Chief Security Officer) adalah bertanggung jawab atas
sistem bisnis dan keamanan komunikasi perusahaan.
3. Staf Visual adalah menciptakan tampilan merchandise untuk meng-
komunikasi kan pesan fashion toko kepada calon pelanggan untuk
memberikan pengalaman belanja yang lebih nyaman, aman dan rasa
bersahabat dengan cara :
a) Mempermudah pelanggan untuk menemukan merchandise dan
kategori yg diinginkan
b) Mempermudah pelanggan untuk memilih sendiri
c) Memungkinkan pelanggan untuk memadu padankan dengan
aksesoris

14
d) Mempermudah dalam memberikan informasi tentang ukuran,
warna dan harga
e) Memberikan informasi tentang trend fashion dengan cara meng-
highlight (menempatkan) pada lokasi yg strategis.
4. Staf EDP (Entry Data Processing) adalah bertugas melakukan entry
data (memasukkan/menginput dan mengeluarkan). Misal, kamu kerja
EDP di bagian penjualan, maka setiap ada penjualan kamulah yang
memasukkan data penjualannya, jumlah penjualan, total rupiahnya,
costumer dan lain2. Dan setiap periode tertentu, kamu bikin report
penjualan, biasanya setiap akhir bulan. EDP merupakan bagian dari
IT, kepanjangan dari singkatan Electronic Data Processing, dimana
tugasnya sebatas melakukan proses Sistem Informasi ataupun
Transaksi Informasi sesuai Policy Manajemen pada suatu perusahaan.
Tugas dan tanggung jawab staff EDP meliputi beberapa hal di bawah
ini;
a. Memelihara ketersediaan dan update informasi melalui
optimalisasi
Management Informasi System (MIS) serta mengembangkan dan
mengoptimalkan platform Informasi System.
b. Melaksanakan fungsi administrasi berupa pencatatan,
penyimpanan dan pemeliharaan dokumen pisik dan digital serta
monitor data.
c. Menyampaikan informasi dan laporan yang baik serta tepat waktu
untuk kebutuhan internal maupun kebutuhan eksternal Unit kerja
yang bersifat rutin dan insidentil.
d. Mengembangkan, memonitoring dan memastikan proyek-proyek
IT strategis telah sejalan dengan organisasi bisnis.

5. Staf Personalia dan GA


General Affair atau bagian umum merupakan bagian dari suatu
perusahaan yang bertugas untuk mendukung perusahaan dalam
menjalankan operasionalnya dengan mengurusi segala urusan rumah
tangga perusahaan. Sekilas tugas General Affair beberapa bagian

15
sama dengan tugas di bagian HRD atau Personalia, maka di suatu
perusahaan sering HRD atau Personalia digabungkan menjadi satu
bagian/divisi/ departemen, namun banyak di perusahaan besar mereka
terpisah. Adapun tugas dari General Affair secara inti adalah :
a) Sebagai perwakilan perusahaan untuk menjalin hubungan baik
kepada pihak eksternal seperti pihak Pemda, Pemkab, Kecamatan,
Kepolisan, Muspika dan lain-lain.
b) Memenuhi semua kebutuhan operasional pada internal
c) perusahaan,seperti penyediaan ATK untuk karyawan, pengajuan
perawatan kendaraan dan lain-lain.
d) Menjaga,mendata dan merawat seluruh asset perusahaan.
e) Pengurusan dokumen-dokumen untuk kepentingan internal
perusahaan, seperti pegurusan izin perpanjangan kerja karyawan
warga negara asing di Imigrasi.
f) Dengan demikian General Affair merupakan bagian yang
terpenting dalam suatu perusahaan, mereka mendukung seluruh
aktifitas perusahaan agar berjalan dengan baik.
g) Di bawah Staf Personalia dan GA ada juga Teknisi dan Keamanan.
1) Teknisi
Tugas manajer Teknik memiliki banyak tugas, yang
tergantung pada perusahaan atau organisasi pemerintah
mereka bekerja. Mereka mengawasi insinyur, ilmuwan dan
teknisi yang merancang mesin atau proyek sipil,
mengkoordinasikan produksi dan kontrol kualitas dan
penelitian dan pengembangan produk dan prosedur baru.
Karena manajer teknik mengawasi orang lain, mereka
mempekerjakan staf, menulis tinjauan kinerja dan
mengkomunikasikan masalah staf sumber daya manusia.
Lingkungan Kerja Menurut Occupational Outlook
Handbook, 36 persen dari semua pekerjaan manajemen
rekayasa di bidang manufaktur dan 33 persen berada di
layanan profesional dan teknis. Sisanya bekerja di
perusahaan teknik atau instansi pemerintah. Manajer teknik

16
tidak bekerja di luar rumah banyak dan menghabiskan
sebagian besar waktu mereka di kantor menatap layar
komputer.
2) Keamanan
Tugas Pokok Satpam
Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
dilingkungan/kawasan kerja khususnya pengamanan pisik (
Physical Security )

6. Staf Gudang
Kepala Gudang adalah merupakan fungsi kerja dalam sebuah
perusahaan baik dalam sekala besar maupun kecil yang secara umum
bertugas merencanakan, mengkoordinasi, mengontrol dan
mengevaluasi semua kegiatan penerimaan, penyimpanan dan
persediaan stok barang yang akan didistribusikan. Seorang kepala
gudang bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan semua itu
tergantung pada bidang kerja perusahaan. Sebagai contoh tugas
kepala gudang pabrik makanan tentu berbeda dengan tugas kepala
gudang sebuah syawalan namun pada dasarnya tugas dan tanggung
jawab kepala gudang adalah sama. berikut ini tugas dan tanggung
jawab kepala gudang:
a) Membuat perencanaan pengadaan barang dan distribusinya
b) Mengawasi dan mengontrol operasional gudang
c) Menjadi pemimpin bagi semua staff gudang
d) Mengawasi dan mengontrol semua barang yang masuk dan keluar
sesuai dengan SOP
e) Melakukan pengecekan pada barang yang diterima sesuai SOP
f) Membuat perencanaan, pengawasan dan laporan pergudangan
g) Memastikan ketersediaan barang sesuai dengan kebutuhan
h) Mengawasi pekerjaan staff gudang lainnya agar sesuai dengan
standar kerja
i) Memastikan aktivitas keluar masuk barang berjalan lancar

17
j) Melaporkan semua transaksi keluar masuk barang dari dan ke
gudang.

7. Staf administrasi/Buyer
Tugas Administration Staff Buyer Beberapa tugas pokok seseorang
yang bekerja sebagai administration staff buyer adalah sebagai
berikut:
1) Mencatat administrasi tentang banyaknya barang atau jasa yang
tersedia
2) Admistration staff buyer semestinya mempunyai data lengkap
tentang jumlah barang yang habis, yang semestinya segera
dipesan/diproduksi kembali meski masih ada stoknya (biasanya
tinggal sedikit), dan barang yang masih tersedia dalam jumlah
besar.

C. Posisi dan Peran guru pada saat di Industri


Penulis sebagai guru yang menjadi peserta On Job Training (OJT)
pada saat proses kegiatan pemagangan di industri Toserba Yogra Grand
Cirebon menempati posisi sebagai pekerja tingkat menengah sebagai karyawan
magang, mempelajari dan mengamati peran dan tugas sebagai supervisor dan
sebagai store manager. Adapun kegiatanya dapat diuraikan sebagai berikut;
1. Pekerja tingkat menengah berperan sebagai karyawan magang yang
ditempatkan dalam beberapa devisi secara bergantian;:
a. Bagian Receiving
Bagian ini sebagai pintu masuk dan keluarnya barang di Toserba
Yogya Grand yang terdiri dari bagian Administrasi Reciving, Kontra
bon, dan Return barang. Dan ruang lingkup tugas kegiatan yang
dijalankan di bagian ini antara lain:
Kompetensi Teknis;
1) Pelayanan kepada Supplier barang
2) Melakukan Cheker barang yang dikirim oleh Supplier dan atau
barang DM dengan Mesin PDT (Pusat Data Terminal),

18
Mencocokan antara PO dan Faktur dengan Fisik barang yang
diterima
3) Menyerahkan Hasil Dokumen Chacker kepada Admin Receving
untuk dibuatkan Nota Reciving
4) Membuat Nota Reciving berdasarkan input mesin PDT sebagai
bukti penerimaan barang dan dasar kontra Bon bagi Supplier
1) Membuat Nota Biaya-biaya
5) Meminta Legalisasi Nota Receving yang ditandatangani oleh
Supplier, cheker dan Supervisor Reciving
6) Menyerahkan 1 lbr nota reciving beserta Faktur kepada supplier
dan 1 lbr nota Supplier dan tembusannya sebagai Arsip.
Kompetensi non teknis:
1) Apel pagi dan Do‟a bersama sebelum mulai bekerja
2) Kebersihan lingkungan Kerja
3) Tanggungjawab, kecepatan, ketelitian, ketepatan (akurasi) dan
kejujuran
4) Rabu belajar
5) Proaktif dan kreatif
6) Solutif
7) Kerjasama
b. Bagian Wherehousing (gudang)
Bagian gudang berugas untuk menyimpan barang yang diterima dari
bagian reciving baik barang yang diterima dari supplier maupun barang
DC, barang konsinyasi maupun barang toko. Bagian gudang terdiri
terdiri dari Gudang Barang Food, Non Food dan Fashion. Ruang
lingkup tugas dan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
Kompetensi Teknis;
1) Pelayanan dan Administrasi di Wherhouse (Gudang)
2) Input Data barang yang diterima di Gudang dengan Mesin PDT
3) Membuat Label barang yang akan di Display
4) Penataan Barang di Gudang sesuai dengan Gruping Jenis Barang
5) Memberikan Pelayananan kepada SC yang mengambil barang di
gudang untuk di Display

19
6) Mengisi Adminsistrasi barang yang diterima di gudang
(Mencocokan PO dengan Faktur dan fisik barang yang diterima,
melegalisasi tanda penerimaan barang)

Kompetensi non teknis:


1) Apel Pagi dan Doa.
2) Kebersihan area lingkungan kerja,
3) Tanggungjawab dan kerjasama
4) Rabu belajar
5) Pengajian Kamis Pagi (Muslim) dan Renungan (Non Muslim)
6) Sikap Ketelitian, Kecepatan, Ketepatan dan kejujuran
7) Proaktif dan kreatif
c. Bagian Display dan Seling
Bagian ini mencakup Bagian Area Shoes and Bag di Lt. dasar (Sepatu
laki-laki dewasa dan sepatu perempuan dewasa, Sepatu anak-anak dan
Tas) dan Fashion di Lt. 1 (Fashion Men, Ladies, Baby and Kids) dan
Lt. 3 bagian supermarket.
Kompetensi Teknis,
a) Area Fashion, Shoes and bag, kegiatanya mencakup;
1) Pelayanan kepada Konsumen (di Area Fashion)
2) Menata barang Fashion (Men wear dan Ladies)
3) Membuat Nota Penjualan dan menyerahkan lembar nota
(warna putih) kepada konsumen untuk menyelesaikan
transaksi di kasir
4) Mengantarkan barang ke Kasir sesuai dengan No. loker
berdasrkan No. Nota (1 digit terakhir)
5) Melipat dan Merapihkan Pakian
6) Membungkus sesuai dengan nota dan menyerahkannya kepada
konsumen untuk barang yang diambil di counter
7) Mengelompokan Pakaian/Celana dan membendit barang yang
akan di SO sesuai dengan Artikel
8) Mendisplay Sepatu Dewasa (Sepatu laki-laki dan Perempuan),
Display sepatu Perempuan yang dipajang No. 37 artinya stok

20
no. di atasnya 38, 39 ready, sedangkan untuk Sepatu Laki-laki
yang di display no. 39 artinya stok no. diatasnya 40, 41 ready,
serta display disesuikan dengan model yang tersedia
9) Mengganti Fashion yang dipajang di Manuquin
10) Membantu Membuat Lay Out Stock Opname (SO)
11) Melakukan Stock Opname barang (Fashion Cardinal)
b) Area supermarket, kegiatannya mencakup;
1) Implementasi Planogram
2) Display Produk di area supermarket (produk Non Food)
berdasarkan Planogram
3) Display Produk di area supermarket (produk Food)
berdasarkan Planogram
4) Memasang POP untuk produk supermarket yang di display
5) Memasang SKU pada produk yang di display berdasarkan
planogram
6) Pelayanan kepada Konsumen di area Supermarket (food dan
Non Food)
7) Melakukan estimasi barang dan mengambilnya ke gudang
8) Melakukan Wriping produk Buah
9) Mendisplay Produk Buah
10) Menyeortir Produk Buah yang tidak layak display
11) Mengoperasikan mesin Timbang
12) Mengoperasikan Mesin Kas register
d. Class session On Job Training
Materi pelatihan mencakup; Budaya dan tata tertib di industry, KRA
dan KRI service crew, Teknik Display Fashion, Pengoperasian Mesin
Cash register, Planogram dan Visual Mercahndising serta pengenalan
aplikasi Yo Stock dan My Yogya.
2. Supervisor
Menurut infomasi yang penulis dapatkan tugas dan tanggung jawab
suvervisor adalah harus bertanggung jawab dalam memastikan semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi
berjalan lancar seperti monitoring produksi, pengawasan anak buah,

21
melakukan instruksi kerja, bertanggung jawab keamanan, keselamatan atau
kesehatan yang terancam. Ia harus mampu menjalin kerja sama dengan
atasan perusahaan atau dengan bawahannya agar tidak terjadi konflik.
3. Manajer Toko
Berdasarkan informasi yang penulis dapatkan bahwa tugas dan tanggung
jawab manajer mengatur, mengarahkan, mengendalikan dan
mengkoordinasikan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi yang
efektif dan efisien. Dengan tugas tugas sebagaimana yang dijelaskan diatas.

Standar etika pelayanan pramuniaga pada Yogya Grand center cabang


Cirebon
Standar etika pelayanan di Yogya merupakan peraturan yang harus di
taati oleh seluruh pramuniaga Yogya itu sendiri. Adapun standar etika
pelayanan pramuniaga pada Yogya Grand adalah sebagai berikut:
1. Standar etika untuk pramuniaga yaitu “PS3B”
a. Pandang yaitu ketika konsumen masuk pramuniaga melihat dan
menghampirinya
b. Senyum yaitu ketika menghadapi konsumen
c. Sapa yaitu ketika konsumen datang
d. Salam yaitu ketika konsumen datang dan
e. Bantu ketika konsumen membutuhkan
2. Standar etika untuk keamanan yaitu “Pansus”
a. Pandang yaitu ketika konsumen masuk pramuniaga melihat dan
menghampirinya
b. Senyum yaitu ketika menghadapi konsumen dan
c. Salam yaitu ketika konsumen datang
3. Standar etika untuk kasir yaitu: “2U3S”
a. Ucapkan salam ketika konsumen menghampiri
b. Sebutkan jumlah transaksi maksudnya menyebutkan total biaya
keseluruhan
c. Sebutkan jumlah uang yang diterima maksudnya uang yang diberikan
oleh konsumen kepada kasir untuk melakukan pembayaran pihak kasir
harus menyebutkan uang yang diterima.

22
d. Sebutkan uang kembaliannya maksudnya menyebutkan sisa kembalian
sambil menyerahkan dan
e. Ucapkan terimakasih setelah selesai transaksi

23
BAB III
TEACING PROJECT

A. Hasil Refleksi Pembelajaran Daring

LEMBAR REFLEKSI
PEMBELAJARAN DARING (ONLINE)
PROGRAM RESKILLING & UPSKILLING

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
VOKASI
BISNIS DAN PARIWISATA

TAHUN 2020

24
I. DATA PESERTA

NAMA PESERTA : Carkim, S.Pd, M.Pd

ASAL SEKOLAH : SMK Negeri Karangpucung

KOMPETENSI KEAHLIAN : Bisnis Daring dan Pemasaran

KELAS : Kasir D

II. REFLEKSI PEBELAJARAN DARING PROGRAM RESKILLING DAN


UPSKILLING

Lembar refleksi ini bertujuan untuk mendapatkan umpan balik dari peserta
Program Upskilling dan Reskilling Guru Kejuruan Bisnis dan Pariwisata
mengenai ketercapaian tujuan dari pembelajaran daring (online). Peserta
diharapkan dapat memberikan umpan balik yang objektif dari materi
pembelajaran daring (online) yang berhubungan dengan kurikulum yang
diterapkan di sekolah.

Lembar refleksi ini akan digunakan sebagai bahan penyelarasan antara materi
dengan Kurikulum 2013 dan program kewirausahaan di sekolah. Peserta
diharapkan dapat mendeskripsikan secara tertulis dan obyektif.

25
A. Learning Management System (LMS)

Menurut saya, sistem


pembelajaran daring Sistem Pembelajaran daring melalui LMS BBPPMPV
(online) melalui LMS Bispar sejauh ini sudah cukup bagus dapat memfasilitasi
BBPPMPV Bispar :
kegiatan pembelajaran peserta diklat dengan narasumber
dan fasilitator, tetapi ada satu kelemahan yaitu dengan
fitur LMS yang berkaitan dengan pengumpulan dan
penilaian LK yang hanya bisa dikumpulkan dalam
bentuk file .doc atau .pdf. Hal ini menjadi hambatan
dalam pengumpulan tugas yang berbentuk Video dan
atau link video. Sehingga peserta harus menyalin link
videonya ke dalam Ms. Word.

B. Lembar Kerja (LK) di LMS

Menurut saya, Lembar


Kerja (LK) Lembar Kerja (LK) yand disajikan pada LMS sudah
pembelajaran daring sesuai dengan materi dan penguatan pencapaian
(online) melalui LMS
BBPPMPV Bispar : kompetensi bagi peserta diklat. Lembar Kerja (LK) ini
juga sudah sesuai dengan KIKD yang tertuang pada
Kurikulum 2013. Hanya saja dalam Instuksi kerja
khususnya praktek, bahasa yang digunakan
menimbulkan persespi yang berbeda bagi peserta diklat.

26
C. Fasilitator dan Mentor

Menurut saya,
fasilitator dan mentor Fasilitator dan mentor sangat membantu peserta diklat
yang mengajar pada untuk menyelelesaikan setiap tugas-tugas pelatihan dan
pembelajaran daring
(online) melalui LMS permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh peserta,
BBPPMPV Bispar : baik pada saat belajar mandiri melalui modul yang ada
dalam LMS maupun belajar kelompok dan melalui video
conference. Memberikan bimbingan dan arahan secara
berkelanjutan tidak hanya saja di LMS tetapi dalam Grup
WA Kelas. Memberikan progres report kepada peserta
pelatihan atas perkembangan tugas-tugas yang ada dalam
LMS sehingga memberikan motivasi kepada peserta
untuk saling memberikan support kepada sesama
peserta. Disiplin dalam mengawal tugas-tugas yang
diberikan kepada peserta.

D. Narasumber Industri

Menurut saya,
narsumber industri Narasumber Industri dalam meberikan materi sangat baik,
yang mengajar : komunikatif dan interaktif serta kompeten dibidangnya,
memberikan tambahan wawasan kepada peserta pelatihan
sehingga cukup dapat mengupskilling dan mereskilling
kompetensi peserta pelatihan.
Memberikan gambaran dan bekal hardskiil dan softkill
kepada peserta sebelum memasuki Industri, yang sangat
berguna bagi peserta untuk mengimplementasikannya di
industri.
Budaya kerja yang dan softkill yang ditanamkan kepada
karyawan memiliki karakteristik dan cara pola penerapan
yang berbeda

27
E. Keterkaitan Materi LMS, Lembar Kerja, Fasilitator, Narasumber Industri
dengan Kompetensi yang ada pada Kurikulum 2013 dan Implementasi Program
Kewirausahaan

Menurut saya :
Materi LMS terkait dengan kurikulum 2013, LMS terdiri
dari 2 Sesi, yaitu pertama; Proses Industri Kasir yang
terdiri dari 10 unit kompetensi yaitu (1) mempersiapkan
diri untuk bekerja, (2) berkomunikasi dengan target
pelanggan, (3) mengidentifikasi respon pelanggan, (4)
melaksanakan pelayanan pelanggan, (5) melakukan
konfirmasi keputusan pelanggan, (6) mengoperasikan
peralatan transaksi di lokasi, (7) melakukan transaksi
penjualan dengan pelanggan anggota maupun non
anggota, (8) melakukan penyerahan produk, (9)
melakukan proses administrasi transaksi, dan (10)
melaksanakan dan menjaga kebersihan dan ketertiban di
lingkungan kerja.
Kedua berisi terdiri dari Aspek Pedagodik yang memuat
tentang kompetensi guru dalam pengelolaan
pembelajaran yang diterapkan dalam bentuk penyusunan
RPP sesuai surat edaran Kemendikbud no. 14 tahun
2019. Selain itu memuat tentang materi kewirausahaan.

Berdasarkan materi tersebut diatas peserta diberikan


penguatan melalui Lembar Kerja (LK) untuk memastikan
dan mengukur pencapaian kompetensi peserta diklat. Hal
ini juga tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari
fasilitator yang mumpuni dan secara intens memberikan
pendampingan dan bimbingan serta solutif dari setiap
permasalahan yang dihadapi peserta. Keterkaitan
Narasumber Industri dalam penyampaian materi terkait
dengan kurikulum 13 masih lebih mengarah kepada

28
teknis pengoperasian mesin kasir yang merupakan bagian
kecil dari beberapa Unit Kompetensi dari 10 unit
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan,
tetapi tetap dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
kepada peserta diklat.
Materi yang disampaikan melalui LMS dan Narasumber
dapat menjadi masukan bagi kurikulum 2013 agar
terintegrasi dengan kebutuhan industri (Penyelarasan
Kurikulum). Dimana kurikulum yang sudah selaras
dengan industri, juga dikuatkan dengan program
kewirausahaan untuk diterapkan kepada peserta didik.
Sehingga tujuan pembelajaran ini dapat menciptakan
peserta didik yang memiliki jiwa kewirausahaan dan
dapat membaca peluang usaha sehingga dapat
berkreativitas menciptakan peluang usaha dengan
memperhatikan lingkungan sekitar dan perkembangan
zaman.

Pembahas Butir E

No Nama Pembahas Paraf

1. Rr. Indah Setyowati, SE, MM (Kelas A)

2 Drs. Ratiman, MM (Kelas B)

3. Ir. Harlan, MT (Kelas C)

4. Rd. Soelasmi, SH, M.Pd (Kelas D)

5. Wahyu Hidayat,S.Kom, MM (Admin LMS)

6. Sumarni (Narasumber Industri)

7. Mutiara (Narasumbur Industri)

29
F. Saran dan Rekomendasi

Saran yang saya


sampaikan adalah : Adanya LMS yang dikembangkan oleh BBMPPV Bispar
yang terintegrasi dan dapat digunakan secara nasional
oleh guru SMK. Sehingga baik guru, siswa, kepala
sekolah dapat menggunakan LMS tersebut sebagai
media pembelajaran PJJ Khususnya Bisnis Daring dan
Pemasaran. Mengingat kemampuan setiap sekolah untuk
mengadaka aplikasi sendiri memerlukan biaya yang
cukup besar dan mahal. Sehingga seluruh siswa SMK di
Indonesia dapat menggunakan aplikasi ini untuk
Pembelajaran Jarak Jauh, Guru dapat menjadi Fasilitator,
kurikulum dan Kepala Sekolah dapat melakukan
Pemantauan aktivitas pembeljaran melalui Aplikasi
LMS.
Adanya sebuah aplikasi Kasir yang standar yang dapat
digunakan oleh SMK BDP secara Nasional, sebagai
acuan dasar dalam pembelajaran kompetensi Kasir,
karena selama ini setiap sekolah menggunkan aplikasi
yang berbeda-beda.

Rekomendasi yang saya


sampaikan adalah : 1. LMS E-training.p4tkbispar sebagai aplikasi
perangkat lunak untuk kegiatan dalam jaringan,
program pembelajaran elektronik (e-learning
program), dan kegiatan pelatihan yang dibuat dan
dikembangkan oleh P4TK Bispar BBPPMPV
sebagai salah satu aplikasi LMS yang sesuai dengan
kondisi pandemic Covid 19 harus terus
disempurnakan dan dikembangkan untuk
peningkatan kompetensi guru SMK baik yang
bersifat fully e-learning maupun blended learning

30
karena dimungkinkan penyelenggaraan pelatihan
jarak jauh atau distant learning, mengingat
kebutuhan pengembangan kompetensi yang semakin
tinggi.
2. Revisi Kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan
kebutuhan Industri saat ini
3. Ada tindaklanjut dari kegiatan pelatihan ini berupa
review kegiatan upskilling dan reskilling untuk
memastikan bahwa program ini berhasil dan match
antara program LMS E-lening, penguatan di PB dan
di industry dan dapat di implementasikan dalam
proses pembelajaran di sekolah.
4. Materi yang tertuang di LMS diharapkan dapat di
selaraskan dengan kurikulum 2013 pencapaian
KIKD sesuai SKKNI sesuai kompetensi keahlian.

B. Analisis Implementasi Kehalian di Industri dengan kurikulum 2013

Implementasi Keahlian di Industri


Analisis
Materi dalam Dalam Pembelajaran
No. Kesesuaian dengan
Proses Industri Hambatan/
Kompetensi Dasar Solusi
Kendala
1. Mempersiapkan Sesuai dengan Masih ada Sosialisasi dan
Diri untuk kompetensi dasar batasan komunikasi
Bekerja komunikasi bisnis, penampilan siswa kepada guru dan
Pengelolan Bisnis untuk mebiasakan warga sekolah
Ritel, administrasi diri ber make up pentingnya
transaksi dan (berhias) dari grooming untuk
Penataan Produk. guru BP dan PAI menjadi
pembiasaan
2. Komunikasi Sesuai dengan Beberapa Sebagai Service
dengan Target kompetensi dasar konsumen tidak Cru (SC), SPG

31
Pelanggan komunikasi bisnis, memahami ataupun Kasir
Pengelolan Bisnis program promosi membantu
Ritel, administrasi “mulai dari memberikan
transaksi dan harga” tidak informasi dan
Penataan Produk. memperhatikan komunikasi
detil harga yang dengan jelas
ada di label kepada calon
pelanggan
3. Mengindentifikasi Terdapat kesesuaian Dijumpai Service Cru
Respon dengan kompetensi Beberapa (SC), SPG dan
Pelanggan dasar komunikasi karakteristik Kasir dapat
bisnis, Pengelolan konsumen yang mengidentifikasi
Bisnis Ritel, memiliki tipe tipe pelanggan
administrasi terburu buru, dan
transaksi dan pendiam dan memeberikan
Penataan Produk. pemarah. standar
pelayanan
kepada
pelanggan
sesuai dengan
karakterisiknya,
Dan tetap
memeberikan
service
excelence
4. Melaksanakan Ada kesesuaian Implementasi Sebaiknya
Pelayanan dengan kompetensi pelayanan kurikulum
Pelanggan dasar pada mata pelanggan di dalam KD
pelajaran industri di area pelayanan
komunikasi bisnis, selling dan pelanggan
Pengelolan Bisnis display dilakukan memuat
Ritel, administrasi oleh SC, SPG dan pelayanan

32
transaksi dan kasir, bagian pelanggan
Penataan Produk informasi dan menjadi tugas
dan Bisnis Online supervisor bersama selain
SC, SPG dan
kasir juga baian
informasi dan
supervisor
5. Melakukan Ada kesesuaian Adanya barang Kejelian SC,
Konfirmasi dengan kompetensi batalan yang di SPG dan Kasir
Keputusan dasar pada mata tinggal di counter dalam
Pelanggan pelajaran atau di Kasir. menangkap
komunikasi bisnis, signal Respon
Pengelolan Bisnis Pelanggan dan
Ritel, administrasi konfirmasi
transaksi dan ulang kepada
Penataan Produk. konsumen
6. Mengoperasikan Ada kesesuaian Mengoperasikan Industri ritel
peralatan dengan kompetensi peralatan hendaknya
Transaksi di dasar pada mata Transaksi di memberikan
Lokasi Penjualan pelajaran Lokasi penjualan, kesempatan
komunikasi bisnis, setiap peserta kepada peserta
Pengelolan Bisnis magang atau magang atau
Ritel, administrasi praktek praktek untuk
transaksi dan diperusahaan ritel menggunakan
Penataan Produk. peserta tidak alat tersebut,
memegang dengan
langsung alat tapi pendampingan
diberikan langsung oleh
kesempatan untuk kasir Industri
belajar Ritel secara
menggunakan alat langsung.
transaksi tersebut

33
berupa OJT (class
session),
mengingat tugas
kasir sangat
beresiko
7. Melakukan Ada kesesuaian Peserta Pelatihan Peserta magang
Transaksi dengan kompetensi tidak diberikan diberikan
Penjualan dengan dasar pada mata kesempatan keempatan
Pelanggan pelajaran langsung untuk pelatihan
Anggota maupun komunikasi bisnis, melalkukan melalui class
Non Anggota Pengelolan Bisnis transaksi dengan session OJT
Ritel, administrasi mesin Kasir untuk praktik
transaksi dan transaksi tunai, pengoperasian
Penataan Produk. non tunai, mesin cash
member maupun register untuk
non member transkasi tunai,
karena pekerjaan non tunai
kasir yang member dan non
berresiko. member
8. Melakukan Terdapat kesesuaian Tidak ada
Penyerahan dengan kompetensi hambatan
Produk dasar pada mata
pelajaran
komunikasi bisnis,
Pengelolan Bisnis
Ritel, administrasi
transaksi dan
Penataan Produk.
9. Melakukan Ada kesesuaian Melakukan Peserta magang
Proses dengan kompetensi Transaksi diberikan
Administrasi dasar pada mata Penjualan dengan Pendampingan
Transaksi pelajaran Pelanggan untuk

34
komunikasi bisnis, Anggota maupun mengetahui
Pengelolan Bisnis Non Anggota, karakteristik
Ritel, administrasi memahami kode PLU barang
transaksi dan PLU barang konsinyasi dan
Penataan Produk. konsinyasi dan barang Toko
PLU barang toko serta cara
sebagai dasar pengisian nota
dalam penulisan penjualan dan
nota penjualan fungsi lembar
(Fashion, Shoes masing-masing
and bag) nota yang
dibuat.
10. Melaksanakan Ada kesesuaian Tidak ada
dan Menjaga dengan kompetensi hambatan
Kebersihan dasar pada mata
Ketertiban pelajaran
Lingkungan Kerja komunikasi bisnis,
Pengelolan Bisnis
Ritel, administrasi
transaksi dan
Penataan Produk.

C. Analisis Implementasi Kehalian di Industri dengan aspek kewirausahaan

Inovasi dan
Analisis SWOT
Rencana Prioritas
Pelaksanaan Pengemba
Kompetensi Kegiatan ngan
No.
Dasar (KD) Pembelajaran Kekuatan Kelemahan Peluan Kendala dalam
Berbasis (S) (W) g (O) (T) Pembelaja
Produksi di ran
Sekolah
1. 3.13. Mengembangka Memiliki Pengelola Siswa Persaing Ketrampil

35
Menganalisis n toko sekolah siswa BDP, Toko yang dapat an an dalam
prosedur sebaagai UP dan jumlah yang tidak menjad dengan mengoper
operasional Bisnis Center siswa 1473 profession i ujung perusah asikan
mesin sesuai dengan sebagai al, Biaya tombak aan ritel mesin
pembayaran SOP perusahaan pelanggan yang promos modern, transaksi
tunai/non tunai ritel yang ada. potensial, operasiona i, Siswa daya (mesin
4.13. Memiliki l toko yang memili beli kasir)
Mengoperasik Lab besar, ki masyara yang
an mesin Pemasaran, Siswa kemam kat digunakan
pembayaran Tempat praktik di puan kurang, pada
tunai/non tunai cukup Toko tidak memas dukunga perusahaa
strategis, maksimal, arkan n orang n Ritel/
Memiliki warga secara tua Bisnis
Alat sekolah konven terhadap center
Praktik (Guru/ sional siswa secara
Mesin POS karyawan) maupu untuk maksimal
dan sebagai n melakuk
Memiliki pelanggan online, an
Toko serta potensial berada praktik
Bisnis lebih di pemasar
Center, memilih lingkun an
lingkungan belanja di gan kurang
sekolah luar sekolah
memiliki dan
produk masyar
UMKN akat
sekitar,
bermitr
a
dengan
UMKN
2. 3.14. Mengembangka Memiliki Pengelola Siswa Persaing Ketrampil
Menganalisis n toko sekolah siswa BDP, Toko yang dapat an an dalam
prosedur sebaagai UP dan jumlah yang tidak menjad dengan mengoper
operasional Bisnis Center siswa 1473 profession i ujung perusah asikan

36
alat bantu sesuai dengan sebagai al, Biaya tombak aan ritel mesin
verifikasi SOP perusahaan pelanggan yang promos modern, transaksi
dalam ritel yang ada. potensial, operasiona i, Siswa daya (mesin
transaksi Memiliki l toko yang memili beli kasir)
4.14. Lab besar, ki masyara yang
Mengoperasio Pemasaran, Siswa kemam kat digunakan
kan alat bantu Tempat praktik di puan kurang, pada
verifikasi cukup Toko tidak memas dukunga perusahaa
dalam strategis, maksimal, arkan n orang n Ritel/
transaksi Memiliki warga secara tua Bisnis
Alat sekolah konven terhadap center
Praktik (Guru/ sional siswa secara
Mesin karyawan) maupu untuk maksimal
verifikasi sebagai n melakuk
dan pelanggan online, an
Memiliki potensial berada praktik
Toko serta lebih di pemasar
Bisnis memilih lingkun an
Center belanja di gan kurang
luar sekolah
dan
masyar
akat
sekitar,
bermitr
a
dengan
UMKN
3. 3.5. Mengembangka Memiliki Rendahnya Siswa Persaing Ketrampil
Menganalisis n toko sekolah siswa BDP, motivasi dapat an an dalam
perilaku sebaagai UP dan Siswa pengelola menjad dengan menganali
konsumen Bisnis Center memiliki Toko/ i ujung perusah sis dan
dalam bisnis sesuai dengan kemampua Bisnis tombak aan ritel mengiden
ritel SOP perusahaan n dasar Center, promos modern, tifikasi
4.5. ritel yang ada. pengetahua Pengelolaa i, Siswa daya perilaku

37
Melakukan n untuk n toko memili beli pelanggan
identifikasi menganaisi yang tidak ki masyara yang ada
perilaku s perilaku konsisten kemam kat pada
konsumen konsumen, dan puan kurang, perusahaa
dalam bisnis jumlah profession memas dukunga n ritel
ritel siswa smk al, Biaya arkan n orang secara
1473 siswa, yang secara tua maksimal
Lokasi operasiona konven terhadap
yang l toko yang sional siswa
strategis, besar, maupu untuk
pangsa Siswa n melakuk
pasar yang praktik di online, an
luas Toko tidak berada praktik
maksimal, di pemasar
warga lingkun an
sekolah gan kurang
(Guru/ sekolah
karyawan) dan
sebagai masyar
pelanggan akat
potensial sekitar,
lebih bermitr
memilih a
belanja di dengan
luar UMKN
4. 3.9. Mengembangka Memiliki Rendahnya Siswa Persaing Ketrampil
Menganalisis n toko sekolah siswa BDP motivasi dapat an an dalam
sales sebaagai UP dan yang pengelola menjad dengan menganali
promotion Bisnis Center mampu Toko/ i ujung perusah sis dan
dalam bisnis sesuai dengan embuat Bisnis tombak aan ritel melakuka
ritel SOP perusahaan konten Center, promos modern, n sales
4.9. ritel yang ada. writing, Pengelolaa i, Siswa daya promotion
Melakukan Siswa n toko memili beli dalam
sales memiliki yang tidak ki masyara perusahaa
promotion kemampua konsisten kemam kat n ritel

38
dalam bisnis n dan puan kurang, secara
ritel melakukan profession memas dukunga maksimal
promosi, al, Biaya arkan n orang
jumlah yang secara tua
siswa smk operasiona konven terhadap
1473 siswa, l toko yang sional siswa
Lokasi besar, maupu untuk
yang Siswa n melakuk
strategis, praktik di online, an
pangsa Toko tidak berada praktik
pasar yang maksimal di pemasar
luas kemapuan lingkun an
membuat gan kurang,
konten sekolah Konten
writing dan promosi
untuk masyar yang
promosi di akat dibuat
medsos sekitar, siswa
masih banyak masih
rendah, produk kalah
dan ,warga UMKN menarik
sekolah yang dengan
(Guru/ bias industry
karyawan) dijadik ritel
sebagai an ternama.
pelanggan mitra
potensial
lebih
memilih
belanja di
luar
5. 3.11. Mengembangka Memiliki Tidak Siswa Persaing Ketrampil
Menerapkan n toko sekolah siswa BDP tertibnya dapat an an dalam
prosedur sebaagai UP dan yang pengelola menjad dengan menerapk
administrasi Bisnis Center mampu Toko/ i ujung perusah an

39
bisnis ritel sesuai dengan membuat Bisnis tombak aan ritel prosedur
4.11. Membuat SOP perusahaan administras Center promos modern, administr
administrasi ritel yang ada. i ritel, dalam i, Siswa daya asi ritel
bisnis ritel jumlah membuat memili beli dan
siswa smk administra ki masyara membuat
1473 siswa, si ritel, kemam kat administr
Lokasi Pengelolaa puan kurang, asi bisnis
yang n toko memas dukunga ritel
strategis, yang tidak arkan n orang dalam
pangsa konsisten secara tua perusahaa
pasar yang dan konven terhadap n ritel
luas profession sional siswa secara
al, Biaya maupu untuk maksimal
yang n melakuk
operasiona online, an
l toko yang Siswa praktik
besar, memili pemasar
Siswa ki an
praktik di kemam kurang,
belum puan Adminis
sesuai SOP membu trasi
dalam at ritel
membuat adminis yang
administra trasi dibuat
si ritel, ritel, siswa
warga berada masih
sekolah di belum
(Guru/ lingkun standar
karyawan) gan (kemam
sebagai sekolah puan
pelanggan dan siswa
potensial masyar tidak
lebih akat sama).
memilih sekitar,
belanja di banyak

40
luar produk
UMKN
yang
bias
dijadik
an
mitra

D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah : SMKN Karangpucung
Mata Pelajaran : Administrasi Transaksi
KompetensiKeahlian : Bisnis Daring dan Pemasaran
Kelas/Semester : XI/Genap
Tahun Pelajaran : 2020/2021
Kompetensi Dasar : 3.13 Menganalisis Prosedur Operasional Mesin
Pembayaran Tunai/ Non Tunai.
4.14 Mengoperasikan Mesin Pembayaran Tunai/
Non Tunai .
Jam TM Per Minggu : 7 Jam Pelajaran
Alokasi Waktu : 4 x 7 jp

A. Tujuan Pembelajaran
KD – KI 3 (Pengetahuan)
Setelah Melakukan pembelajaran melalui model Discopery Leraning dan
berdiskusi Peserta didik diharapkan mampu;
3.13.1 Menjelaskan Tata cara memasukkan harga barang ke dalam mesin
3.13.2 Menjelaskan Tata cara identifikasi dan kodefikasi barang
3.13.3 Menjelaskan Tata cara memasukkan nomor kartu ke dalam mesin
pembayaran non tunai

41
3.13.4 Memahami Prinsip prinsip pengendalian uang kas dalam mesin
pembayaran tunai
3.13.5 Memahami Tata cara pemeliharaan mesin pembayaran
3.13.6 Menentukan Prosedur pelaporan kerusakan mesin
3.13.7 Menganalisis hasil perhitungan total harga dan pengembalian uang
kepada pelanggan
3.13.8 Menunjukan Sikap yang dibutuhkan dalam Persiapan pengoperasian
mesin pembayaran tunai maupun non tunai

KD – KI 4 (Ketrampilan)
Peserta didik diharapkan mampu :
4.14.1 Melakukan persiapan penggunaaan mesin pembayaran Tunai/ Non
Tunai
4.13.2 Mengoperasikan mesin pembayaran tunai/ dan no tunai.
4.14.3 Melakukan transaksi mesin pembayaran tunai/ non tunai.

B. Langkah-langkah Pembelajaran
Materi : Mengoperasikan Mesin Pembayaran Tunai/ Non Tunai
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru memberikan salam, kemudian kelas 15 menit
Pendahuluan dipersiapkan agar lebih kondusif untuk proses
belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang
kelas (sebagian dari Iman), salam, berdoa, presensi,
menyiapkan media dan alat serta buku
2. Guru memberikan pertanyaan kepada peserta
didik mengenai materi minggu yang lalu / apersepsi
3. Peserta didik bersama dengan kelompoknya untuk
memulai membahas materi tentang
mengoperasikan mesin pembayaran Tunai/ Non
Tunai

1. Melalui tayangan Video siswa mengamati dan 145


mengidentifikasi tata cara memasukan harga barang menit
ke dalam mesin, tata cara identifikasi dan
kodefikasi barang, tata cara memasukkan nomor
kartu ke dalam mesin pembayaran non tunai,
persiapan penggunaaan mesin pembayaran Tunai/
Inti Non Tunai , prinsip prinsip pengendalian uang kas
dalam mesin pembayaran tunai , mengoperasikan

42
mesin pembayaran tunai/ dan no tunai, ata cara
pemeliharaan mesin pembayaran, prosedur
pelaporan kerusakan mesin, perhitungan total harga
dan pengembalian uang kepada pelanggan, dan
sikap yang dibutuhkan dalam Persiapan
pengoperasian mesin pembayaran tunai maupun
non tunai.
2. Mengumpulkan data / informasi tentang tata cara
memasukan harga barang ke dalam mesin, tata cara
identifikasi dan kodefikasi barang, tata cara
memasukkan nomor kartu ke dalam mesin
pembayaran non tunai, persiapan penggunaaan
mesin pembayaran Tunai/ Non Tunai , prinsip
prinsip pengendalian uang kas dalam mesin
pembayaran tunai , mengoperasikan mesin
pembayaran tunai/ dan no tunai, ata cara
pemeliharaan mesin pembayaran, prosedur
pelaporan kerusakan mesin, perhitungan total harga
dan pengembalian uang kepada pelanggan, dan
sikap yang dibutuhkan dalam Persiapan
pengoperasian mesin pembayaran tunai maupun
non tunai.
3. Mengolah data dan menyimpulkan hasil dari
demonstrasi pengoperasian Mesin Pembayaran
Tunai/ Non Tunai.
4. Mengkomunikasikan hasil analisis dan simpulan
hasil dari demonstrasi pengoperasian mesin
pembayaran Tunai/ Non Tunai.
Penutup 1. Guru bersama siswa mengambil kesimpulan akhir 20 menit
sebagai penguatan/ refleksi
2. Guru memberikan post tes tentang materi yang
telah dipelajari. (kejujuran)
3. Guru memberikan tugas rumah guna
mempersiapkan materi yang akan datang.
4. Guru menutup pelajaran dengan salam / doa
(religius)

C. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian sikap dilakukan selama proses pembelajaran dengan cara
pengamatan dan observasi.
2. Penilaian pengetahuan dengan cara tes tertulis pada saat proses
pembelajaran.
3. Penilaian ketrampilan dengan cara demontrasi/praktek alat bantu
verifikasi/money detector..

43
Karangpucung, ………. 2020
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran,

Parwoto, S.Pd, M.Pd Carkim, S.Pd, M.Pd.

E. Rencana Tindaklanjut

N RENCANA INDIKATOR WAKTU PIHAK


TUJUAN SASARAN
O KEGIATAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN TERKAIT
1. Melakukan 1. Peserta 1. Menganalisis  Peserta 1. Sesuai dengan DUDI
didik hubungan dengan Didik jam
komunikasi
mampu pelanggan  DUDI pembelajaran
yang baik dan menganali 2. Membangun yang ada di
sis hubungan dengan struktur
benar dengan
hubungan pelanggan kurikulum
pelanggan dengan 3. Melakukan 2. Pada saat
pelanggan konfirmasi praktik di Bisnis
berdasarkan
2. Peserta keputusan Center dan saat
SOP didik pelanggan PKL di industri
mampu 4. Melayani
Perusahaan
membang pelanggan sesuai
ritel un dengan
hubungan kebutuhannya
dengan 5. Melakukan
pelanggan pelayanan kepada
3. Peserta konsumen secara
didik maksimal
mampu 6. Menganalisis
melakukan produk dan
konfirmasi pelayanan
keputusan 7. Melakukan
pelanggan rekomendasi
4. Peserta produk dan
didik pelayanan.
mampu
melayani
pelanggan
sesuai
dengan
kebutuhan
nya
5. Peserta
didik
mampu
melakukan
pelayanan

44
kepada
konsumen
secara
maksimal
6. Peserta
didik
mampu
menganali
sis produk
dan
pelayanan
7. Peserta
didik
mampu
melakukan
rekomend
asi produk
dan
pelayanan.
2. Melakukan 1. Peserta 1. Memahami SOP  Peserta 3. Sesuai dengan DUDI
didik administrasi Didik jam
administrasi
mampu transaksi pada  DUDI pembelajaran
transaksi pada memaham perusahaan ritel. yang ada di
i SOP 2. Mengelompokka struktur
perusahaan
administra n SOP kurikulum
Ritel si administrasi 4. Pada saat
transaksi transaksi yang praktik di Bisnis
pada digunakan dalam Center dan saat
perusahaa perusahaan ritel. PKL di industri
n ritel. 3. Menganalisis alur
2. Peserta transaksi pada
didik perusahaan ritel.
mampu 4. Menentukan alur
mengelom transaksi yang
pokkan ada pada
SOP perusahaan ritel.
administra 5. Menerapkan
si prosedur
transaksi pencatatan
yang transaksi pada
digunakan bukti penjualan
dalam tunai/non tunai
perusahaa 6. Menyusun
n ritel. catatan transaksi
3. Peserta pada bukti-bukti
didik penjualan
menganali tunai/non tunai.
sis alur 7. Menerapkan
transaksi prosedur
pada pencatatan
perusahaa transaksi pada
n ritel. bukti transaksi
4. Peserta internet.
didik 8. Membuat
mampu transaksi pada
menentuka bukti-bukti
n alur internet.
transaksi 9. Menganalisis

45
yang ada laporan hasil
pada penjualan.
perusahaa 10. Menyusun
n ritel. laporan hasil
5. Peserta penjualan.
didik 11. Menganalisis
mampu evaluasi hasil
menerapka penjualan.
n prosedur 12. Melakukan
pencatatan evaluasi hasil
transaksi penjualan.
pada bukti
penjualan
tunai/non
tunai
6. Peserta
didik
mampu
menyusun
catatan
transaksi
pada
bukti-
bukti
penjualan
tunai/non
tunai.
7. Peserta
didik
mampu
menerapka
n prosedur
pencatatan
transaksi
pada bukti
transaksi
internet.
8. Peserta
didik
mampu
membuat
transaksi
pada
bukti-
bukti
internet.
9. Peserta
didik
mampu
menganali
sis laporan
hasil
penjualan.
10. Peserta
didik
mampu
menyusun
laporan

46
hasil
penjualan.
11. Peserta
didik
mampu
menganali
sis
evaluasi
hasil
penjualan.
12. Peserta
didik
mampu
melakukan
evaluasi
hasil
penjualan.
3. Mengoperasio 1. Peserta 1. Menganalisis  Peserta 5. Sesuai dengan DUDI
didik berbagai jenis Didik jam
nalkan
mampu mesin  DUDI pembelajaran
peralatan menganali pembayaran yang ada di
sis dalam transaksi. struktur
transaksi yang
berbagai 2. Mengoperasikan kurikulum
digunakan jenis berbagai jenis 6. Pada saat
mesin mesin praktik di Bisnis
dalam
pembayara pembayaran Center dan saat
perusahaan n dalam dalam transaksi. PKL di industri
transaksi. 3. Menganalisis
Ritel
2. Peserta prosedur
didik operasional alat
mampu hitung.
mengoper 4. Mengoperasikan
asikan alat hitung.
berbagai 5. Menganalisis
jenis prosedur
mesin operasional mesin
pembayara pembayaran
n dalam tunai/ non tunai.
transaksi. 6. Mengoperasikan
3. Peserta mesin
didik pembayaran tunai
mampu / non tunai.
menganali 7. Menganalisis
sis prosedur
prosedur oprasional alat
operasiona bantu verifikasi
l alat dalam transaksi.
hitung. 8. Mengoperasikan
4. Peserta alat bantu
didik verifikasi dalam
mampu transaksi.
mengoper 9. Menerapkan
asikan alat perawatan dan
hitung. pemeliharaan
5. Peserta mesin mesin
didik transaksi.
mampu 10. Melakukan
menganali perawatan dan

47
sis pemeliharaan
prosedur mesin transaksi
operasiona sesuai prosedur.
l mesin
pembayara
n tunai/
non tunai.
6. Peserta
didik
mampu
mengoper
asikan
mesin
pembayara
n tunai /
non tunai.
7. Peserta
didik
mampu
menganali
sis
prosedur
oprasional
alat bantu
verifikasi
dalam
transaksi.
8. Peserta
didik
mampu
mengoper
asikan alat
bantu
verifikasi
dalam
transaksi.
9. Peserta
didik
mampu
menerapka
n
perawatan
dan
pemelihar
aan mesin
mesin
transaksi.
10. Peserta
didik
mampu
melakukan
perawatan
dan
pemelihar
aan mesin
transaksi
sesuai
prosedur.

48
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Program Upskilling dan reskilling guru kejuruan SMK di Industri
didesain sebagai program yang signifikan untuk mendukung “pernikahan masal“
dengan dunia industri untuk merancang kurikulum SMK yang baru yang lebih
simple dan match karena disusun bersama industri yang mencakup kompetensi
teknis dan non Teknis secara seimbang.
Program upskiling adalah program peningkatan kemampuan guru dan
reskilling adalah program pelatihan baru yang juga ditujukan untuk para guru,
sehubungan perkembangan teknologi di industri yang cepat maka SMK harus
mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang feleksibel dan kontekstual
dengan industri salah satunya melalui skema pembelajaran project by learning
atau bring industry to school, dan peran guru tidak hanya saja mengajar tetapi
sebagai mentor, fasilitator, motivator dan Coach yang dapat mengubah nobody
menjadi seorang bintang, mampu membangkitkan anak menjadi kompeten
setelah lulus SMK, baik secara prestasi, leadership, ability maupun komunikasi.
Manfaat Program Up skilling dan Re skilling Guru Kejuruan adalah
meningkatnya kompetensi bagi guru SMK Kompetensi Proses Industri Kasir
dan sesuai dengan standar Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA)
sehingga dapat melahirkan anak-anak SMK yang unggul yang sesuai dengan
standard industry sebagai jawaban dan pembuktian atas tudingan SMK sebagai
penyumbang terbesar pengangguran.
Magang guru di industri dapat meningkatkan relevansi kompetensi
keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dinamis di dunia usaha dan dunia industri saat ini. Guru dapat melihat
secara nyata, culture dan kompetensi teknis yang ada di industry sehingga guru
dapat mengadaptasi dalam menerapkan skema model pembelajaran yang sesuai
dengan standard di industri. Lulusan dari SMK diharapkan dapat memiliki
kompetensi dan professional dibidangnya serta standarisasi kompetensinya

49
sesuai dengan kebutuhan industri. Barometer lulusan pendidikan kejuruan
(Vokasi) diukur berdasarkan seberapa banyak lulusan yang terserap di
perusahaan (DUDI) maupun bersirausaha mandiri.
Melalui program Upskilling dan reskilling ini diharapkan guru dapat
mengupdate kompetensi dan menambah kompetensinya, sehingga dapat
mengembangakan potensi sumber daya yang ada di satuan pendidikannya
dengan skema pembeljaran yang sesuai, karena itu guru harus dinamis sebagai
agent of change yang dapat merubah paradigma SMK sebagai penyumbang
terbesar pengangguran menjadi SMK sebagai penyumbang terbesar
pembangunan.

B. Saran
Dalam hal ini penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya Pusat Belajar (PB) dapat memetakan Industri, Dunia Usaha dan
Dunia Kerja yang lebih sesuai dengan kompetensi peserta yang akan
melakukan pemagangan sehingga terjadi relevansi dengan standard yang ada
di industri
2. Sebaiknya Pemilihan PB lebih diprioritaskan sekolah yang telah memiliki
kesesuaian dengan LSP dan TUK dengan kompetensi peserta pelatihan
3. Sebaiknya segera dilakukan penyempurnaan kurikulum baru yang simple dan
sederhana sesuai dengan standard kebutuhan industry.
4. Sebaiknya setelah berakhirnya kegiatan pemagangan dilakukan uji
kompetensi oleh Lembaga sertifikasi Profesi (LSP) agar guru mendapatkan
tambahan lisensi kompetensi yang dapat digunakan untuk melakukan
assesmen Uji Kompetensi pada skema Kasir.
5. Diharapkan adanya bantuan pemenuhan kebutuhan alat praktik sekolah yang
sesuai dengan standard industry bagi satuan pendidikan yang telah
melakukan pemagangan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, Dhea, Puteri. 2020. Laporan Praktik Kerja Industri dalam rangka
Pendidikan Sistem Ganda pada Kantor PT.Akur Pratama (Toserba
Yogya Majenang). Laporan. Cilacap: SMK Negeri Karangpucung
Triana Aneng, “Sejarah dan Paradigma Yogya”. Pendalaman materi Upskilling dan
Reskilling 2020, 27 Oktober 2020, Grage Hotel, Cirebon
__________, “Pedoman dan Pelayanan Devisi Kasir”. Pendalaman materi
Upskiling dan reskilling 2020, Grage Hotel, Cirebon
Maryani, Nani. 2020. “Struktur Organisasi Toserba Yogya Grand Cirebon”. Hasil
Wawancara Pribadi: 17 November 2020, Toserba Yogya Grand Cirebon
Carkim. 2020. Jurnal Harian Proses Industri Program Upskilling dan Reskilling.
Jurnal. Cirebon: Toserba Yogya Grand Cirebon
Sufyadi, Susanti, dan Tim. 2019. “Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan Inspiratif“.
Jakarta. Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Balitbang Kemendikbud.
Nirmala, Endar, Kurniawati dan Wahyu Hidayat. 2020. Proses Industri Kasir - D,
http://e-training.p4tkbispar.kemdikbud.go.id/lms/course/view.php?id (28
September 2020)

51
LAMPIRAN: 01

DAFTAR HADIR
PRAKERIN DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

52
LAMPIRAN: 02

JURNAL KEGIATAN HARIAN


PRAKERIN DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

53
LAMPIRAN: 03

JADWAL KERJA
PRAKERIN DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

54
LAMPIRAN: 04

POP, SKU, PLANOGRAM DAN APLIKASI MY YOGYA


PRAKERIN DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

POP POP

POP

PEMASANGAN
SKU

APLIKASI MY
YOGYA PLANOGRAM

55
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


PENDALAMAN MATERI (CLASS SESION)
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

56
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


BUDAYA DAN PEMBENTUKAN KARAKTER
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

Rabu Belajar

Apel Pan Doa Pagi

Siraman Rohani
(Kamis Pengajian

Upacara Hari Nasional & Ultah Yogya

57
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


DI BAGAIAN AREA SELLING (FASHION & SUPERMARKET)
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

58
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


DI BAGAIAN AREA DISPLAY (SUPERMARKET)
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

59
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


DI BAGAIAN AREA DISPLAY (FASHION & SHOES)
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

60
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


DI BAGAIAN WEREHOUSING
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

61
LAMPIRAN: 05

KEGIATAN MAGANG DI TOSERBA YOGYA GRAND CENTER CIREBON


DI BAGAIAN RECEIVING
KASIR D PROGRAM UPSKILLING DAN RESKILLING 2020

62

Anda mungkin juga menyukai