Anda di halaman 1dari 13

“Indikator Kinerja Pembangunan Daerah”

Dosen Pengampu:
Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :

Kelompok 6

Nama :

1. Devi Apriani (7183141027)


2. Intan Permata Sari Br Sembiring (7183341003)
3. M. Rizqullah Syam Tanjung (7183141051)
4. Rika Amalia Lubis (7183141023)
5. Siti Fatimah Nasution (7183141047)
6. Vini Alvionita Br Sitepu (7182141011)

Kelas : C

Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan
2020
i
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan limpahan kasih-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas Makalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perencanaan
Pembangunan Daerah.

Ucapan terima kasih kepada Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd., M.Si., selaku
dosen mata kuliah Perencanaan Pembangunan Daerah yang telah membimbing penulis, serta
rekan-rekan kami yang telah membantu penyusunan makalah ini baik moril maupun materil
sehingga makalah ini selesai dengan baik.

Kami menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, bahkan masih
banyak kekurangan dan kesalahan dari segi bahasa atau isinya. Untuk itu, kami berharap agar
pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya.

Semoga yang tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya maupun bagi
pembaca.

Medan, 19 Oktober 2020

Kelompok 6

i
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................... 2

Bab II Pembahasan.................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Indikator Kinerja.................................................................... 3

2.2 Langkah Penyusunan Indikator Kinerja................................................... 4

2.3 Kriteria Penyusunan Indikator................................................................. 5

2.4 Kerangka Penyusunan Indikator.............................................................. 7

Bab III....................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 9

3.2 Saran......................................................................................................... 9

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 10

ii
Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberanekaragaman yang tinggi, dimana
setiap daerah memiliki potensi alam, ekonomi sosial dan budaya yang berbeda-beda.
Beragamnya potensi dan karakteristik sumber daya tersebut menyebabkan tidak meratanya
pembangunan antar daerah. Pembangunan adalah suatu proses multidimensional yang
melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial dan
institusi sosial, di samping akselerasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan ketimpangan
pendapatan, serta pemberantasan kemiskinan (Todaro, 2003). Keberhasilan suatu
pembangunan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain aspek sosial budaya, hukum,
pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan, serta pengentasan kemiskinan (Mopangga,
2010). Untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu cara yang harus ditempuh adalah
melaksanakan pembangunan ekonomi.
Pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, pada awalnya
hanya berorientasi pada masalah pertumbuhan semata. Pembangunan ekonomi merupakan
salah satu cara bagi suatu negara untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyatnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan ekonomi
yang meningkat dan distribusi pendapatan yang merata. Pertumbuhan ekonomi yang terus
meningkat namun tidak diimbangi dengan pemerataan akan menimbulkan ketimpangan
wilayah atau regional dimana ketimpangan wilayah atau regional terlihat dengan adanya
wilayah yang maju dengan wilayah yang terbelakang atau kurang maju. Pembangunan
ekonomi diharapkan tidak hanya dikerjakan di wilayah pusat pemerintahan saja, tetapi juga
di daerah-daerah agar pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan dapat tersebar rata
serta manfaatnya dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu rangkaian upaya dimana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah

1
tersebut (Arsyad, 2010). Keberhasilan suatu kinerja pembangunan ekonomi daerah dapat
diukur dengan beberapa indikator yang lazim digunakan sebagai alat ukur. Indikator yang
lazim digunakan adalah produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita yang bisa
menjadi petunjuk kinerja perekonomian secara umum sebagai ukuran kemajuan suatu daerah.
Indikator kesejahtaraan berupa PDRB per kapita harus dibandingkan dengan indikator angka
kemiskinan. Angka kemiskinan memberi gambaran mengenai intensitas penduduk dengan
tingkat pendapatan terendah di perekonomian. Peningkatan kesejahteraan di semua daerah
juga diikuti oleh penurunan jumlah penduduk miskin (Bappenas, 2006). Indikator lain yang
dapat mengukur kinerja pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pendapatan per kapita,
pergeseran atau perubahan struktur ekonomi serta laju pertumbuhan ekonomi yang diukur
dari laju pertumbuhan PDRB (Sjafrizal, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
a. Jelaskan tentang Pengertian Indikator Kinerja!
b. Jelaskan tentang Langkah Penyusunan Indikator Kinerja!
c. Jelaskan tentang Kriteria Penyusunan Indikator!
d. Jelaskan tentang Kerangka Penyusunan Indikator!
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang Pengertian Indikator Kinerja.
b. Untuk mengetahui tentang Langkah Penyusunan Indikator Kinerja.
c. Untuk mengetahui tentang Kriteria Penyusunan Indikator.
d. Untuk mengetahui tentang Kerangka Penyusunan Indikator.

2
Bab II

Pembahasan
2.1 Pengertian Indikator Kinerja
Yang dimaksud dengan indikator adalah suatu Gambaran, ciri-ciri atau ukuran yang
menggambarkan status dari situasi/kondisi/capaian terhadap suatu sasaran atau hasil. Kinerja
adalah unjuk kerja/unjuk Karya (performance) yang dihasilkan suatu kegiatan atau suatu
proses. (Hadiwijoyo, S.S. & Annisa, F.D. 2019)

Beberapa pengertian Kinerja (Susanto, Y. & Sukoco. 2019):

a. Menurut Mangkunegara (2017:67) Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai tanggung jawab yng diberikan kepadanya;
b. Menurut Emron (2017:188) Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan
diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
c. Menurut Wibowo (2016:70) Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil
pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan berlangsung
untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan kinerja

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, kami membuat kesimpulan bahwa indikator
kinerja adalah suatu gambaran hasil pada waktu yang ditentukan baik kualitas maupun
kuantitas yang diperoleh dari suatu proses.

Pengukuran kinerja memerlukan penetapan indikator indikator yang sesuai dan terkait
dengan informasi kinerja (impact, out come, dan output). Kegunaan dari indikator kinerja
adalah sebagai dasar penilaian kinerja, baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), pelaksanaan
(on-going), maupun setelahnya (ex-post). Selain itu, kegunaan lainnya petunjuk kemajuan
dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran. Indikator ini berfungsi untuk memperjelas
tentang; apa, bagaimana, siapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, menciptakan

3
konsensus yang dibangun oleh pemangku kepentingan dan membangun dasar pengukuran
analisis dan evaluasi kinerja program pembangunan. (Hadiwijoyo, S.S. & Annisa, F.D. 2019)

2.2 Langkah Penyusunan Indikator Kinerja


Penentuan program dan kegiatan yang jelas merupakan hal yang sangat penting dalam
pengembangan anggaran berbasis kinerja, karena anggaran berbasis kinerja terhubung
dengan sangat kuat perencanaan strategis dengan penganggaran. Lebih lanjut anggaran
berbasis kinerja, pentingnya pengelolaan informasi yang dirancang dengan baik terutama
dalam menyusun biaya dari masing-masing program, kegiatan dan keluaran (hal ini dapat
dilaksanakan secara bertahap dan akan terus berjalan sistem akuntansi berbasis akrual telah
diterapkan). Sistem informasi yang dimaksud harus terus dikembangkan secara bertahap.
Langkah pertama yang dapat dilaksanakan yaitu dengan memanfaatkan informasi yang
telah ada dan menyusun informasi mengenai kinerja yang dapat dilakukan dengan mudah.
Perencanaan harus disusun untuk menghasilkan informasi yang memadai atas rapor kinerja
di mana masing-masing lembaga / unit kerja merupakan pihak yang bertanggung jawab atas
kesediaan informasi tersebut. Tingkat informasi dasar yang harus dikembangkan meliputi:
a. Ekonomis: sejauh mana masukan yang ada digunakan dengan sebaik-baiknya.
b. Efisiensi: sejauhmana perbandingan antara tingkat keluaran kegiatan dengan masukan
yang digunakan.
c. Efektivitas: sejauh mana keluaran yang dihasilkan mendukung pencapaian hasil yang
ditetapkan.
Indikator kinerja dan target kinerja yang ditetapkan dan diajukan oleh lembaga / unit
kerja, tetapi harus disepakati bersama-sama dengan instansi (instansi) dan dalam proses
penganggaran. Hal ini akan mendukung pelaksanaan anggaran karena adanya komitmen
bersama untuk mendukung pelaksanaan suatu program dan kegiatan dengan alokasi anggaran
tertentu. Sedangkan lembaga audit, baik internal maupun eksternal, dilibatkan dalam
pengungkit indikator dan target kinerja, walaupun untuk tahap selanjutnya dapat dibentuk
suatu badan untuk memonitor kinerja instansi eksternal dan independen seperti yang telah
dilaksanakan oleh negara-negara yang telah menerapkan pengukuran kinerja.
Dalam menentukan indikator kinerja yang akan digunakan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebagai berikut.

4
a. Tidak cukup hanya dengan fokus pada penghitungan biaya keluaran. Tujuan
kebijakan dan pendekatan program juga harus dianalisis.
b. Indikator yang bisa diterapkan untuk:
1) Masukan;
2) Keluaran Efisiensi;
3) Efektivitas - Hasil;
4) Kualitas; dan
5) Kepuasan Pelanggan.
Bisa kesepakatan kesepakatan kinerja antara dan kepala lembaga dan para pejabat
di bawahnya.
c. Indikator kebutuhan definisi dan penafsiran yang hati-hati sering kali diformulasikan,
diimplementasikan dan ditafsirkan dengan buruk.
d. Harus dikembangkan untuk masing-masing program/kegiatan ada yang sulit misalnya
pertahanan-beberapa lebih mudah misalnya penyelenggara jasa.

Berikut ini beberapa langkah dalam menyusun indikator kinerja.


a. Susun dan tetapkan rencana strategis: visi, misi, tujuan, dan sasaran dan mencapai
tujuan/sasaran (kebijakan, program dan kegiatan).
b. Identifikasi data / informasi yang dapat dikembangkan menjadi indikator kinerja. Dalam
hal ini data yang tepat dan relevan, akurat, lengkap dan kemampuan pengetahuan tentang
bidang yang akan dibahas akan banyak menolong untuk indikator kinerja yang tepat dan
relevan.
c. Pilih dan tetapkan indikator kinerja yang relevan dan berpengaruh besar terhadap dukung
pelaksanaan program/kegiatan.
2.3 Kriteria Penyusunan Indikator
Memperhatikan persayaratan indikator, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika menuyusun indikator, yaitu indikator yang dipergunakan harus jelas dan dapat
dipahami oleh setiap orang, serta ketersediaan data yang mudah diperoleh dan akurat. Oleh
sebab itu, dalam penyusunan indikator kinerja perlu mempertimbangkan kriteria sebagai
berikut.

5
a. Relevant, indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi, serta realisasi
tujuan dan sasaran strategis institusi.
b. Well-defined, definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga mudah untuk
dimengerti dan digunakan.
c. Measurable, indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian tertentu yang
disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas, kualitas atau harga.
d. Appropriate, indikator yang dipilih harus sesuai dengan upaya peningkatan
pelayanan/kinerja.
e. Reliable, indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan tingkatan
kinerja.
f. Verifiable, memungkinkan proses validasi dalam sistem yang digunakan untuk
menghasilkan indikator.
g. Cost-effective, kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan data.

Target kinerja disusun setelah indikator kinerja ditetapkan. Dalam menetapkan target
kinerja perlu diperhatikan standar kinerja yang dapat diterima (benchmarking). Salah satu
cara menentukan standar kinerja adalah dengan mengacu kepada tingkat kinerja institusi
yang sejenis sebagai perwujudan best practice. Standar kinerja dan target kinerja dinyatakan
dengan jelas pada awal siklus perencanaan.

Pendekatan dalam mengukur kinerja akan bervariasi antarlembaga/ unit kerja, bergantung
pada bentuk keluaran yang dihasilkan. Beberapa teknik dan sumber informasi yang relevan
yang digunakan antara lain:

a. pengembangan biaya per unit: di mana kuantitas dan biaya dari keluaran merupakan
sesuatu yang menjadi pertimbangan;
b. pembandingan (benchmarking) atas biaya dan standar pelayanan, baik itu antarlembaga,
antara wilayah, maupun antarnegara;
c. penentuan peringkat atas kinerja masing-masing lembaga:
d. survei atas pengguna (client survey): di mana kualitas dan ketepatan waktu dari
pelayanan publik dinilai.
Pengukuran kinerja harus dilakukan secara efisien dan efektif dengan membandingkan
biaya dan manfaat atas sistem yang dibangun. Informasi kinerja yang berlebihan akan sangat

6
tidak berguna dan harus dihindarkan karena suatu sistem pengukuran kinerja akan menjadi
sullt dikelola dengan baik dan akan meningkatkan biaya pelaksanaannya. Jadi harus
dipertimbangkan cost benefit dari sistem pengukuran kinerja yang akan dikembangkan.
Suatu sistem pengukuran kinerja diharapkan hanya mengukur kinerja yang stategis (key
performance indicators), buka menekankan tingkat komprehensif dan birokratis atas kinerja
yang disusun.
2.4 Kerangka Penyusunan Indikator
Kerangka penyusunan kinerja dimulai dari”apa yang ingin diubah” Impact yang
kemudian membutuhkan rumusan “apa yang akan dicapai” outcome guna mewujudkan
perubahan yang diinginkan. Selanjutnya, untuk mencapai out come diperlukan rumusan
mengenai “apa yang dihasilkan” output, dan untuk menghasilkan output tersebut diperlukan
“apa yang akan digunakan”.
Jenis informasi atau indikator kinerja yang sering digunakan dalam pelaksanaan
pengukuran kinerja organisasi meliputi sebagai berikut.
a. Indikator input; adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk terlaksananya kegiatan
kegiatan untuk mencapai keluaran. Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti
anggaran, SDM, peralatan, material dan masukan lainnya yang dipergunakan untuk
melaksanakan kegiatan.
b. Indikator proses; merupakan ukuran tingkat efisiensi organisasi dalam proses pencapaian
keluaran. Indikator ini berkaitan dengan ketepatan atau akurasi dari pandangan-
pandangan ekonomi, prosedur, dan prinsip-prinsip.
c. Indikator keluaran; adalah sesuatu yang menunjukkan bentuk dan besaran produk secara
langsung dari kegiatan-kegiatan yang dihasilkan; dapat berupa fisik atau non fisik.
Dengan membandingkan keluaran dapat dianalisis Apakah kegiatan yang terlaksana
sesuai dengan rencana. Indikator pengeluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan
suatu kegiatan apabila tolak ukur dikaitkan dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi
dengan baik dan terukur.
d. Indikator hasil; adalah sesuatu yang menunjukkan berfungsinya keluaran kegiatan pada
jangka menengah. Indikator ini menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan.
Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran.
Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah dicapai

7
dengan baik, belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome
menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin kepentingan
banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat diketahui Apakah hasil yang
telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat.
e. Indikator manfaat; adalah memberikan gambaran capaian output yang memberikan
manfaat bagi tercapainya tujuan kinerja. Manfaat tersebut baru tampak setelah beberapa
waktu kemudian, khususnya dalam jangka menengah dan panjang. Indikator manfaat
menunjukkan hal yang diharapkan untuk dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan
berfungsi dengan optimal.
f. Indikator dampak; memberikan gambaran pencapaian tujuan Pembangunan Daerah.
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh
dari hasil kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator dampak juga baru dapat
diketahui dalam jangka waktu menengah dan panjang.

8
Bab III

Penutup
3.1 Kesimpulan
Indikator kinerja adalah suatu gambaran hasil pada waktu yang ditentukan baik kualitas
maupun kuantitas yang diperoleh dari suatu proses. Berikut ini beberapa langkah dalam
menyusun indikator kinerja adalah Susun dan tetapkan rencana strategis: visi, misi, tujuan,
dan sasaran dan mencapai tujuan/sasaran (kebijakan, program dan kegiatan), Identifikasi
data/informasi yang dapat dikembangkan menjadi indikator kinerja. Dalam hal ini data yang
tepat dan relevan, akurat, lengkap dan kemampuan pengetahuan tentang bidang yang akan
dibahas akan banyak menolong untuk indikator kinerja yang tepat dan relevan, dan Pilih dan
tetapkan indikator kinerja yang relevan dan berpengaruh besar terhadap dukung pelaksanaan
program/kegiatan.
Memperhatikan persayaratan indikator, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika menuyusun indikator, yaitu indikator yang dipergunakan harus jelas dan dapat
dipahami oleh setiap orang, serta ketersediaan data yang mudah diperoleh dan akurat. Oleh
sebab itu, dalam penyusunan indikator kinerja perlu mempertimbangkan kriteria yaitu
Relevant, Well-defined, Measurable, Appropriate, Reliable, Verifiable, dan Cost-effective.
Kerangka penyusunan kinerja dimulai dari”apa yang ingin diubah” Impact yang
kemudian membutuhkan rumusan “apa yang akan dicapai” outcome guna mewujudkan
perubahan yang diinginkan. Selanjutnya, untuk mencapai out come diperlukan rumusan
mengenai “apa yang dihasilkan” output, dan untuk menghasilkan output tersebut diperlukan
“apa yang akan digunakan”.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

9
Daftar Pustaka
BAPPENAS. 2009. Pedoman Evaluasi dan IndikatorKinerja Pembangunan. Jakarta

Hadiwijoyo, S.S. & Annisa, F.D. 2019. Perencanaan pembangunan daerah: suatu pengantar.
Depok: Raja Grafindo Persada. ISBN: 978-623-231-027-8

Putri, Kariina Rizka. 2017. Klasifikasi Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan
Indikator Kinerja Pembangunan Ekonomi Daerah dengan Metode Analisis Cluster.
Skripsi. Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Susanto, Y. & Sukoco. 2019. Pengaruh Kompetensi, Komitmen Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota
Lubuklinggau.. Jurnal Media Ekonomi (JURMEK), Vol. 24, No. 2, Agustus 2019 p--
ISSN: 1693-4768, e-ISSN: 2656-8861

10

Anda mungkin juga menyukai