Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH


DENGAN EDUKASI CUCI TANGAN 6 LANGKAH

KELOMPOK ONLINE
STASE KOMUNITAS

1. Fhernando Allika Fadia Haya 8. Anita Feti Matadiah


2. Gerry Nugroho 9. Misra Nasution
3. Prastieko Shetia D 10. Stevi Wilson R
4. Megi Claudia T 11. Viktor Yulyo Tomoria
5. Devis Orlando M 12. Imanuel Ferdinandus
6. Randy Marshel Souhoka 13. Alpry Mainake
7. Calvin Riko Pilya

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INNDONESIA MAJU
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK USIA
SEKOLAH DENGAN EDUKASI CUCI TANGAN 6 LANGKAH

Pokok Bahasan : Pencegahan Diare Dengan Cuci Tangan 6 Langkah


Sasaran : Siswa kelas 3
Tempat : SDN Laladon 03 Kecamatan Ciomas Jln Raya Laladon RT 04
RW 01 Desa Lladon Kec. Ciomas Kab. Bogor
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 Desember 2022
waktu : 60 Menit
Metode : Ceramah, Praktek
Penyuluh :

1. Fhernando Allika Fadia Haya 8. Anita Feti Matadiah


2. Gerry Nugroho 9. Misra Nasution
3. Prastieko Shetia D 10. Stevi Wilson R
4. Megi Claudia T 11. Viktor Yulyo Tomoria
5. Devis Orlando M 12. Imanuel Ferdinandus
6. Randy Marshel Souhoka 13. Alpry Mainake
7. Calvin Riko Pilya

I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
a. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, para siswa SD diharapkan dapat
mengerti dan memahami tentang pencegahan diare dengan cuci tangan 6
langkah.
b. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan para siswa mampu mempraktekkan
cuci tangan 6 langkah

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan klien mampu memahami tentang :
a. Apa bahaya diare pada anak usia sekolah
b. Bagaiaman cara pencegahan diare
c. Menjelaskan defenisi cuci tangan
d. Menjelaskan tujuan cuci tangan
e. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
f. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
g. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
h. Menjelaskan enam langkah cuci tangan

II. SASARAN
Siswa Kelas 3 SDN Sukorame 4 SDN Laladon 03 Kecamatan Ciomas Kab. Bogor.
III. SUP POKOK BAHASAN
a. Apa bahaya diare bagi anak usia sekolah ?
b. Pencegahan diare dengan cuci tangan
c. Defenisi cuci tangan
d. Tujuan cuci tangan
e. Manfaat mencuci tangan
f. Dampak jika tidak cuci tangan
g. Kapan waktu cuci tangan
h. Enam langkah cuci tangan

IV. METODE PEMBELAJARAN


Ceramah, Tanya Jawab, Simulasi

V. MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scub, Waslap, Tissu

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta Metode Media


Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah
2. Memperkenalkan 2. Mendengarka dan
diri n tanya
3. Menjelaskan tujuan 3. Memperhatik jawab
penyuluhan dan an
pokok materi yang 4. Menjawab
akan disampaikan pertanyaan
4. Mengkaji
pengetahuan siswa
SD tentang Cuci
tangan 6 langkah
yang benar

Penyajian 45 menit 1. Menjelaskan Mendengarkan dan Ceramah LCD


materi
memperhatikan dan
a. Bahaya Diare
bagi anak usia Mempraktekan tanya
sekolah
mencuci tangan jawab
b. Pencegahan
diare dengan
cuci tangan
c. Defenisi cuci
tangan
d. Tujuan cuci
tangan
e. Manfaat
mencuci tangan
f. Dampak jika
tidak cuci
tangan
g. Kapan waktu
cuci tangan
h. Enam langkah
cuci tangan
2. Penyuluh
mencontohkan cara
mencuci tangan
yang benar
3. Memberikan sesi
untuk bertanya
Penutup 10 menit 1. Meminta peserta 1. Mengajukan Tanya Leaflet
untuk menjelaskan Pertanyaan jawab
kembali materi yang 2. Menjawab
telah di berikan pertanyaan yang di
dengan singkat. berikan oleh
2. Meminta peserta penyuluh
untuk 3. mempraktekan
mempraktekan cuci cuci tangan
tangan yang benar yang benar
3. Menyimpulkan 4. Membalas
hasil penyuluhan salam
4. Menutup acara dengan
salam penutup
MATERI

1.1 Bahaya Diare Bagi Anak Usia Sekolah


Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (lebih dari
tiga kali) dalam satu hari. Diare merupakan penyakit yang banyak kali berjangkit pada
masyarakat terutama pada anak usia sekolah. Diare merupakan penyakit menular yang
dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih.Diare adalah sebuah penyakit dimana
penderita mengalami rangsangan Buang Air Besar yang terus-menerus dan feses yang
masih memiliki kandungan air yang berlebih. Orang yang mengalami diare akan
kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat
tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya
pada anak-anak. Selain itu diare juga dapat mengakibatkan malnutrisi karena nafsu
makan berkurang. Malnutrisi akan menyebabkan resiko terjadinya diare lebih berat dan
lama, dan pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan kematian
(Depkes RI, 2010) .

Diare dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara


berkembang (Depkes RI, 2010). Di Indonesia sampai saat ini diare masih menjadi
masalah masyarakat. Menurut WHO angka kesakitan diare pada tahun 2010 yaitu 411
penderita per 1000 penduduk. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
penyakit diare adalah disebabkan oleh kuman melalui koordinasi makanan atau
minuman yang tercemar tinja dan kontak langsung dengan penderita, sedangkan faktor-
faktor lainnya meliputi faktor perilaku dan lingkungan

Biasanya masalah diare timbul karena kurang kebersihan terhadap makanan


yang dimakan. Anak usia sekolah pada umumnya belum paham betul akan kebersihan
bagi tubuhnya, apa lagi anak usia sekolah bila jam istirahat tiba, mereka bermain dan

makan sehingga lupa mencuci tangan.

1.2 Pencegahan Diare Dengan Cuci Tangan


Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit, oleh karena itu sangat
penting untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan
perilaku sehat yang sangat efektif untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit
menular seperti diare. Perilaku sehat cuci tangan pakai sabun yang merupakan salah
satu perilaku hidup bersih dan sehat yang efektif mencegah penularan penyakit diare.
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, ternyata dapat mengurangi insiden diare
sampai 50% atau sama dengan menyelamatkan sekitar 1 juta anak didunia dari penyakit
tersebut setiap tahunnya. Oleh karena itu, pencegahan diare dengan rajin cuci tangan
sangat efektif.

1.3 Definisi Cuci Tangan


Cuci tangan merupakan proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi
jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).

Menurut WHO dalam Kusumawati (2018) cuci tangan adalah suatu prosedur/
tindakan membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir atau
Hand rub dengan antiseptik (berbasis alkohol). Sedangkan menurut James (2008),
mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan
pengontrolan infeksi (Kusumawati, 2018).

Mencuci tangan dengan air saja masih banyak dilakukan oleh masyarakat
Indonesia dan belum menggunakan sabun. Penggunaan sabun sebagai antiseptik sangat
efektif untuk menghilangkan kuman, bakteri bahkan virus. Cuci tangan pakai sabun
(CTPS) merupakan salah satu Gerakan Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap individu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta
memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan, oleh karena itu
peningkatan derajat kesehatan perlu dilakukan secara promotif dan preventif dengan
memerdayakan masyarakat melalui perilaku hidup bersih dan sehat yang dilaksanakan
pada lima tatanan yaitu: rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum
dan fasilitas pelayanan Kesehatan (Kemenkes RI, 2014).

Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan


penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan merupakan salah satu jalur utama
masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh dan karena tangan adalah anggota
tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan mata, hidung, dan mulut,
sehingga menyebabkan pathogen dapat mudah berpindah dari satu orang ke orang
lain, baik dengan kontak langsung, ataupun kontak tidak langsung (menggunakan
permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan
langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti
ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun
dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit, pada orang lain yang tidak sadar
bahwa dirinya sedang dituari (Kemenkes RI, 2014).

Membiasakan pola hidup sehat dan bersih artinya memberikan kegiatan pada
anak tentang hidup sehat dan bersih secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan.
Pengalaman yang diberikan kepada anak untuk mendukung kesadaran anak tentang
kebersihan membantu anak menjadi pribadi yang mandiri. Oleh karena itu
membiasakan hidup sehat dan bersih kepada anak dapat dilakukan melalui metode
bermain peran di mana anak dapat langsung mempraktikkan kegiatan yang dicontohkan
oleh guru atau orangtua sehingga akan jauh lebih mengesankan bagi anak daripada anak
diberi tahu tanpa anak melakukan sendiri (Safitri &Harun, 2020).

1.4 Tujuan Cuci Tangan


Menurut Susiati dalam Kusumawati (2018), tujuan dilakukan cuci tangan
yaitu untuk: menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan, mencegah infeksi
silang (cross infection), menjaga kondisi steril, melindungi diri dari infeksi, dan
memberikan perasaan segar dan bersih.

1.5 Manfaat Cuci Tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain

1.6 Dampak Jika Tidak Cuci Tangan


Menurut Kemenkes 2021 ada 7 masalah Kesehatan yang bisa terjadi jika tidak cuci
tangan yaitu:

1. Keracunan Bakteri E. Colli


Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika makan tanpa mencuci
tangan. Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika
makan setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur
bakteri E.colli bisa masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan
ini bisa menyebabkan diare yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang
parah dan jika tidak segera diobati maka bisa menyebabkan gagal ginjal. (baca
juga : bahaya gagal ginjal – gejala dan pencegahannya)

2. Resiko Tertular Flu atau Pilek


Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara
umum. Penularan ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas
umum atau bersentuhan dengan orang lain. Kemudian ketika makan secara
langsung maka bisa menyebabkan virus segera berpindah tangan. Virus akan
menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk ke dalam tubuh tapi juga berpindah
lewat saluran pernafasan.
3. Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan
terkena penyakit diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang
sebelumnya sudah ada di tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan
lewat makanan yang bersentuhan langsung dengan tangan. Perkembangan
bakteri atau virus dalam saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Usus
tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat reaksi diare. Untuk
mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter.

4. Infeksi Penyakit Hepatitis B


Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
hepatitis B. Penyakit hepatitis ini akan menyerang organ hati dan
menyebabkan penderita sulit untuk memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B
termasuk jenis penyakit yang mudah menular. Salah satu cara untuk
mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan sebelum makan
bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan mudah
lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat
endemi hepatitis B. (baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis
hepatitis yang perlu diwaspadai).

5. Resiko Infeksi Shigellosis


Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan
infeksi akibat jenis bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri.
Disentri umumnya disebabkan karena kebiasaan tidak mencuci tangan
sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor setelah melakukan berbagai
pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang bersarang dalam tangan Anda.
Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan itu sendiri atau tangan yang kotor.
Penyakit ini ditandai dengan demam, diare yang parah, diare bisa disertai darah
dan dehidrasi.

6. Impetigo
Impetigo adalah infeksi menular yang biasa terjadi pada anak-anak yang
jarang cuci tangan. Penyakit ini ditandai dengan kulit kemerahan yang
kemudian berkembang menjadi lecet kecil. Seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya, cuci tangan adalah kegiatan yang sangat sederhana, boleh
dikatakan sangatlah mudah untuk dilakukan. Namun, apabila malas, banyak
risiko penyakit dan gangguan kesehatan yang tentu akan sangat merugikan
kita. Agar terhindar dari gangguan kesehatan akibat penularan virus dan
bakteri, pastikan untuk lebih rajin mencuci tangan, dan akan lebih baiki jika
mencuci tangan dengan sabun.
7. Keracunan Bakteri Salmonella
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena
infeksi bakteri salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari
berbagai tempat. Potensi ini juga bisa disebabkan karena makan sayuran
mentah tanpa di cuci. Telur bakteri salmonella akan berpindah dari makanan
atau tangan ke dalam saluran pencernaan. Bakteri ini bisa hidup dalam usus
dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri salmonella adalah
seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk mencegah
agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan dokter

1.7 Kapan Waktu Cuci Tangan


Adapun waktu penting untuk mencuci tangan bagi masyarakat adalah sebagai
berikut (Kemenkes RI, 2020) :
a) Sebelum Makan
b) Setelah BAB
c) Sebelum Menjamah Makanan
d) Sebelum Menyusui
e) Setelah Beraktifitas

1.8 6 Langkah Cuci Tangan

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan
air bersih yang mengalir. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa
adalah setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai sesuai standar
rumah sakit (misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih,
tempat sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung
plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi, alat
pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sabun cair atau cairan pembersih
tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta dibawah wastafel
terdapat alas kaki dari bahan handuk. Oleh karena itu sarana serta prasarana juga
harus memadai untuk mendukung cuci tangan supaya dapat dilakukan dengan
maksimal (Kusumawati, 2018).

Prosedur enam langkah cuci tangan lakukan selama 40 – 60 detik


(Kusumawati, 2018). Berikut ini prosedur cuci tangan:

1. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan, seperti cincin atau
jam tangan.
2. Membuka kran air dan membasahi tangan.

3. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan secukupnya.

4. Melakukan gerakan tangan, mulai dari meratakan sabun dengan kedua telapak
tangan.

5. Kedua punggung telapak tangan saling menumpuk secara bergantian.

6. Bersihkan telapak tangan dan sela-sela jari seperti gerakan menyilang.

7. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak tangan.

8. Membersihkan ibu jari secara bergantian.

9. Posisikan jari-jari tangan mengerucut dan putar kedalam beralaskan telapak


tangan secara bergantian.

10. Bilas tangan dengan air yang mengalir.

11. Keringkan tangan dengan tisu sekali pakai.

12. Menutup kran air menggunakan siku atau siku, bukan dengan jari karena jari
yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.

Gambar 6 Langkah Cuci Tangan

Penjelasan gambar:
1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan
2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan
sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan
mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Tangga.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun. Pusdatin Kemenkes RI.
Kusumawati, Novita. 2018. Pengaruh Cuci tangan Pramusaji Terhadap Jumlah Bakteri Dalam
Pasien Di Ruang Rajawali RSUP DR. Kariadi Semarang.
Megaria dkk 2013. Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Terjadinya
Diare Pada Anak Usia Sekolah Di SD Gmim Dua Kecamatan Tareran. E-Journal
Keperawatan. Vol 1 (1): 1-8
Safitri, H. I., & Harun. (2020). Membiasakan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada Anak Usia Dini
Selama Pandemic Covid 19. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol
5(1), 385–394

Anda mungkin juga menyukai