Pemeliharaan Tenaga Kependidikan Pada Lembaga Pendidikan
Pemeliharaan Tenaga Kependidikan Pada Lembaga Pendidikan
Abstrak
Analisis kebutuhan tenaga kependidikan merupakan parameter utama dalam
menentukan jumlah kebutuhan tenaga kependidikan, proses analisis tidak dapat
dilakukan atas dasar pertimbangan intuitif atau perkiraan tetapi harus dihitung
berdasarkan data riil. Setelah melalui proses analisis kebutuhan, dilakukan
analisis pemetaan kebutuhan tenaga kependidikan di lapangan. Dalam satu
kecamatan atau kabupaten pasti ada sekolah yang kelebihan tenaga pengajar dan
sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Tahapan ini sangat penting dalam
upaya pemerataan distribusi tenaga kependidikan. Manajemen tenaga
kependidikan merupakan kegiatan yang harus dilakukan mulai dari tenaga
kependidikan masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti
melalui proses perencanaan, penempatan, kompensasi, penghargaan, pendidikan
dan pelatihan/pengembangan dan pemberhentian. Menurut E Mulyasa,
manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga
kependidikan secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun
tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Kata kunci: tenaga kependidikan, pemeliharaan, lembaga pendidikan
Abstract
Analysis of the needs of education staff is the main parameter in determining the
number of needs for education staff, the analysis process cannot be carried out on
the basis of intuitive or approximate considerations but must be calculated based
on real data. After going through the needs analysis process, an analysis of the
mapping of the needs of educational staff in the field is carried out. In one sub-
district or district, there must be schools with an excess of teaching staff and schools
with a shortage of teaching staff. This stage is very important in efforts to equalize
the distribution of educational staff. Educational staff management is an activity
that must be carried out starting from the education staff entering the educational
organization until it finally stops through the process of planning, placement,
compensation, awards, education and training/development and termination.
According to E Mulyasa, education staff management aims to utilize educational
staff effectively and efficiently in order to achieve optimal results, but while
remaining in pleasant conditions.
Keywords: education personnel, maintenance, educational institutions
PENDAHULUAN
Kebijakan tentang tenaga kepndidikan, baik itu tenaga kependidikan dalam formasi
PNS maupun honorer, semestinya didasarkan atas analisa kebutuhan tenaga kependidikan.
Parameter untuk menentukan kebutuhan tenaga kependidikan dikemukakan oleh Cooper
dan Alvarado (2006: 4) didasarkan kepada tiga komponen utama yaitu pupil enrolment,
pupil-teacher ratios, and turnover. Komponen pertama yaitu calon siswa dapat dijelaskan
sebagai pendaftar calon siswa di sebuah lembaga pendidikan, semakin banyak pendaftar
menunjukkan bahwa calon siswa yang berminat di sekolah itu cukup tinggi. Kedua adalah
perbandingan antara tenaga kependidikan dan siswa, keberadaan tenaga kependidikan dan
berapa jumlah siswa yang harus dilayani menjadi pertimbangan utama untuk menentukan
jumlah kebutuhan tenaga kependidikan. Perbandingan ideal antara tenaga kependidikan
dan siswa pada umumnya menggunakan komposisi seorang tenaga kependidikan melayani
30 orang siswa. Komponen ketiga adalah jumlah siswa yang tidak melanjutkan (turnover)
yaitu sejumlah siswa yang tidak berlanjut pada proses pendidikan selanjutnya. Penyebab
turnover bisa karena tinggal kelas, putus sekolah, dan juga tidak melanjutkan pada jenjang
pendidikan berikutnya.
Hasil studi Unesco dengan peneliti Cooper dan Alvarado (2006: 7) mengindikasikan
adanya dua permasalahan utama dalam perekrutan tenaga kependidikan yaitu: (1) low
status of teaching (as evidenced in some countries by very low salaries); dan (2) the lack of
appeal found in the profession. Permasalahan pertama adalah terkait status tenaga tenaga
kependidikan itu sendiri. Kejelasan status akan berhubungan dengan besarnya gaji yang
diterima. Permasalahan gaji sering menjadi masalah di belakang hari, karena di masa awal
bekerja para tenaga kependidikan yang statusnya bukan PNS tidak mendapatkan kejelasan
gaji yang akan mereka terima. Permasalahan kedua adalah terkait temuan yang menyatakan
rendahnya profesionalisme kerja tenaga kependidikan. Permasalahan kedua ini menjadi
tanggung jawab bersama di antara lembaga pendidikan tenaga kependidikan dan asosiasi
tenaga ketenaga kependidikanan, karena kedua lembaga ini yang menjadi penghasil dan
pengayom para tenaga kependidikan.
PEMBAHASAN
Manajemen tenaga kependidikan adalah adalah aktifitas yang harus dilakukan mulai
dari tenaga kependidikan itu masuk kedalam organisasi pendidikan sampai akhirnya
berhenti melalui proses perencanaan, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan,
pendidikan dan latihan/pengembangan dan pemberhentian. Menurut E mulyasa
manajemen tenaga kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan
secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal, namun dengan tetap dalam
kondisi yang menyenangkan.
kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Tujuh kegiatan utama pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk menentukan
kebutuhan tenaga kependidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk
sekarang dan masa depan.
2. Pengadaan
Pengadaan tenaga kependidikan merupakan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kependidikan pada suatu lembaga pendidikan, baik jumlah
maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan tenaga kependidikan yang sesuai dengan
kebutuhan, dilakukan kegiatan rekrutmen, yaitu suatu upaya untuk mencari dan
mendapatkan calon-calon tenaga kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak
mungkin, untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.
Oleh karena itu, diperlukan seleksi misalnya melalui ujian lisan, tulisan, dan
perbuatan atau praktik. Proses seleksi ini bergantung pada tiga masukan penting,
yaitu informasi analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan,
dan standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.
Disamping itu, Hasibuan berpendapat dalam bukunya manajemen sumber daya
manusia bahwa sumber rekrutmen karyawan bisa berasal dari internal dan eksternal
perusahaan. Yang pertama, sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi
lowongan kerja yang diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara
memutasikan atau memindahkan karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan
jabatan itu. Yang kedua, sumber eksternal adalah karyawan yang akan mengisi
dilakukan penarikan dari sumber-sumber tenaga kerja di luar perusahaan.
3. Pembinaan dan Pengembangan
Setiap lembaga senantiasa menginginkan agar personil-personilnya
melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan segenap kemampuannya
untuk kepentingan lembaga, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Di samping itu,
tenaga kependidikan sendiri, sebagai manusia juga membutuhkan peningkatan dan
perbaikan pada dirinya termasuk dalam tugasnya. Sehubungan dengan itu, fungsi
pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan merupakan fungsi pengelolaan
personil yang mutlak diperlukan, untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan.
Menurut Dale Yoder, Alfred Lateiner dan Joseph Triffin tujuan pengembangan
tenaga kependidikan adalah a) supaya tenaga kependidikan dapat melakukan
pekerjaan lebih baik; b) supaya pengawasan lebih sedikit terhadap bawahan; c)
supaya bawahan lebih cepat berkembang; dan d) menstabilisasi tenaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Subekhi, Jauhar Mohammad, Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM),
Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012
Azra, Jamhari, Mencetak Muslim Modern: Peta Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2006
E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2009
Abubakar, A., & Amiruddin. 2019. Management and Empowerment of Honorary (Non PNS)
Teachers Madrasah State in Manado City. Jurnal INCRE 2019, October 08-09, Indonesia
Copyright © 2020 EAI, DOI 10.4108/eai.8-10-2019.2294515
Bracey, G. W., dan Molnar, A. 2003. Recruiting, Preparing and Retaining High Quality
Teachers: An Empirical Synthesis. Education Policy Studies Laboratory Division of
Educational Leadership and Policy Studies College of Education, Arizona State
University, (Online), (http://nepc.colorado. edu/files/EPSL-0302-102- EPRU.pdf,
diakses 28 Pebruari 2020).