Anda di halaman 1dari 30

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423 , Fax. 8311 82 ,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 881/GMIT/I/F/Jul/2022 Kupang, 26 Juli 2022


Lampiran : Satu Berkas (Liturgi dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar Bahan Bulan Kebangsaan GMIT

Kepada : Yang Terhormat,


1. MKH se-GMIT 2.
MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Perayaan
Bulan Kebangsaan merupakan waktu yang kita khususkan untuk mensyukuri
kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada bangsa Indonesia. Dalam tantangan berlapis
yang dihadapi bangsa kita sekarang ini, kita menyukuri penyertaan Tuhan. Bahan-bahan
yang kami kirimkan ini merupakan bahan pelayanan Bulan Kebangsaan GMIT tahun
2022, terdiri atas liturgi dan kerangka khotbah. Kami berharap Bapak/Ibu dapat
melanjutkannya kepada segenap jemaat GMIT untuk digunakan dalam pelayanan pada
bulan Agustus 2022.
Demikian pengantar ini disampaikan. Atas pengertian serta kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.

Majelis SinodeHarian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th; Wakil Sekretaris: Pdt.
Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM, Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Lampiran :

TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN


Minggu, 7 Agustus 2022
“Solidaritas Melahirkan Kreatifitas”
(Markus 2:1-12)
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi
dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh
sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian memakai
masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan
dan gladi.

PANGGILAN BERIBADAH
Pnt : Syalom! Merdeka! Merdeka! Merdeka! Selamat bertemu lagi dalam perayaan Bulan Kebangsaan dalam
Gereja Masehi Injili di Timor. Kita kembali lagi diingatkan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Saat teduh . . . Instrumen PKJ no. 17 “Mari Kita Puji”
Pnt : Betapa kita bersyukur menjadi bagian dari bangsa yang besar yang dikasihi Tuhan. Bertubi-tubi bencana
mendera, namun bangsa kita tetap dipimpin oleh kasih Tuhan. Bangsa kita berjalan melewati badai
pandemi, berbagai bencana alam, dan dampak perang Rusia-Ukraina dengan daya tahan yang Tuhan
berikan kepada kita melalui hikmat menata ketangguhan bangsa. Terpujilah Nama Tuhan yang
memimpin perjalanan bangsa kita. Salah satu hal penting bagi perjalanan bangsa sepanjang masa adalah
solidaritas sesame anak bangsa. Perasaan senasib dan sepenanggungan merupakan salah satu cara
menunjukkan kasih kepada sesama dan membangun daya tahan bersama. Dalam kehidupan berbangsa
kita menemukan persoalan kemanusiaan, kemiskinan, bencana alam, ancaman wabah penyakit,
stunting, gizi buruk, minim literasi dan lainnya. Rasa solidaritas mendorong kita tidak hanya
memikirkan diri sendiri dan mampu melihat dari pandangan orang lain, hendaknya diabaikan.
Solidaritas menjadi bagian dari semangat kebersamaan tanpa memandang suku, agama, ras dan antar
golongan. Dalam semangat solidaritas, kita mengawali bulan kebangsaan tahun 2022. Mari berdiri dan
dalam keteguhan hati kita melantunkan pujian…
♪ : PKJ no. 17 “Mari Kita Puji” (berdiri)

VOTUM & SALAM


P : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.”
J : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
1
P: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah Bapa di dalam persekutuan dengan Roh Kudus
menyertai saudara sekalian!”
J : Dan menyertaimu juga. (duduk)
NAS PEMBIMBING
P : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam Markus 2:4
♪ : PKJ 175:1, 2 “Tuhan Memberikan Kita Tanah Air”

2. Orang angkuh dan serakah melecehkan keadilan; oleh nafsu berkuasa hukum rimba dihalalkan.
Reff:
PENGAKUAN DOSA
P : Marilah merendahkan dan mengaku dosa di hadapan Allah.
------------- saat teduh -------Instrumen KJ 467”-------
“Allah kami, Allah yang memberikan kepada kami berkat kemerdekaan. Kami telah menikmati
kemerdekaan bangsa ini selama 77 tahun. Tetapi dalam kehidupan kemerdekaan ini kami
seringkali tidak hidup dalam solidaritas sebagai suatu bangsa. Kami menjadikan isu suku,
agama, ras dan antar golongan untuk memecah belah kehidupan berbangsa. Padahal Engkau
memberi hikmat kepada para pejuang kemerdekaan untuk menjadikan kepentingan bangsa
dan negera di atas segalanya demi kedaulatan bangsa kami. Ampuni kami ya Tuhan. Pulihkan
kami lagi. Biarlah kami bersolider dalam keberagaman dan hikmat-Mu bagi bangsa kami terus
menyatukan kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa, amin”.
♪ : KJ. 467:1 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku”
Tuhanku, bila hati kawanku terluka oleh tingkah ujarku.
Dan kehendakku jadi panduku, ampunilah.
BERITA ANUGERAH
P : Jika demikian pengakuan dan permohonan kita maka dengarkanlah bahwa sesungguhnya kasih Tuhan tak
dapat dibatasi oleh kesalahan dan dosa kita. Karena itu bagi setiap kita yang dengan sungguh mengakui
dosa dan berniat meninggalkan dosa maka pengampunan dosa berlaku atas kita. Yesaya 49:8a“Beginilah
firman TUHAN: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku
menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi
perjanjian bagi umat manusia,” Amin.
♪ : PKJ no 200 “Ku Diubah-Nya”
‘Ku diubah-Nya saat ‘ku berserah, berserah kepada Yesus. ‘Ku diubah-Nya hingga jadi baru dan
menjadi milik-Nya. Kegemaran lama t’lah lenyap dan yang baru lebih berkenan. ‘Ku diubahNya
saat ‘ku berserah dan menjadi milik-Nya!
PUJIAN MAZMUR
P : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan Mazmur 40:1-11.
♪ : KJ 343:1 ‘Dunia Dalam Rawa Paya’
Dunia dalam rawa paya berjuang t’rus. Kristen, manakah cahaya Injil kudus? Biar dalam g’lap
gulita bergemilang t’rang berita: Satu saja Tuhan kita, Sang Penebus (duduk)

2
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt : Berdoa:........Dasar kotbah minggu ini diambil dari Markus 2:1-12, diakhiri dengan berkata
“Demikianlah sabda Tuhan!”
P : Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Tuntunlah dalam jalan kebenaran-Mu.
Haleluya!
♪ : KJ. 473b “Haleluya” (do=g 3 Ketuk) Khotbah: “Solidaritas Melahirkan Kreatifitas”
PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri) P+J : “Aku percaya …………………
♪ : “Jadikan Kami Satu” (cover by Franco Ivan)
Satukan kami satu dalam kuasa-Mu sebab kami bersaudara. Biar kami satu sebab Kau dan Bapa
satu dunia lihat Kau dalam kami.
Jadikan kami sehati sepikir, biar kehendak-Mu jadi ‘tuk menyatakan rahmat-Mu, jadikan kami
satu. (duduk)
PERSEMBAHAN
Dkn : Berilah persembahanmu dengan penuh ungkapan syukur. “TUHAN akan memerintahkan berkat ke
atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang
diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 28:8). Mari kita berdoa . . . .
♪ : PKJ no 264 “Apalah Arti Ibadahmu”
1. Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, bila tiada rela sujud dan sungkur? Apalah arti ibadahmu
kepada Tuhan, bila tiada hati tulus dan syukur?
Reff: Ibadah sejati, jadikanlah persembahan. Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan, jujur dan tulus ibadah murni
bagi Tuhan.
2. Marilah ikut melayani orang berkeluh, agar iman tetap kuat serta teguh. Itulah tugas
pelayanan, juga panggilan, persembahan yang berkenan bagi Tuhan. Reff:
3. Berbahagia orang yang hidup beribadah, yang melayani orang susah dan lemah dan penuh
kasih menolong orang yang terbeban; itulah tanggung jawab orang beriman. Reff:
DOA SYAFAAT PENGUTUSAN DAN BERKAT
P : Kekasih Tuhan, saudara/i sebangsa dan setanah air. Kehidupan kita adalah kehidupan yang bersolider. Kita
makhluk sosial yang hidup dalam keberagaman. Hiduplah bertolong-tolongan sebagai sesama warga
bangsa dan jadilah orang yang berguna bagi bangsa dan negara tercinta.
J : Bentuklah kami dalam kehendak-Mu, Tuhan agar menjadi alat damai sejahtera bagi bangsa kami.
♪ : PKJ 185 “Tuhan Mengutus Kita Ke Dalam Dunia” (berdiri)
1. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia bawa pelita kepada yang gelap. Meski dihina serta
dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh.
Reff: Dengan senang, dengan senang, marilah kita melayani umat-Nya. Dengan senang,
dengan senang, berarti kita memuliakan nama-Nya.
2. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia bagi yang sakit dan tubuhnya lemah. Meski dihina serta
dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh. Reff:
3. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia untuk yang miskin dan lapar berkeluh. Meski dihina serta
dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh. Reff:
4. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia menolong yatim dan orang yang resah. Meski dihina serta
dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh. Reff:
5. Tuhan mengutus kita ke dalam dunia untuk melawat orang terbelenggu. Meski dihina serta
dilanda duka, harus melayani dengan sepenuh. Reff:
P : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya: “Tuhan memberkati engkau dan melindungi
engkau. Tuhan menyinari engkau dengan wajah- Nya, dan memberi engkau kasih karunia.
Tuhan menghadapkan wajah- Nya kepadamu, dan memberi engkau damai sejahtera”. ♪ : Amin -- Amin –
Amin

Saat teduh
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN Minggu, 14 Agustus 2022
Pengkhotbah 9:13-18 “Warga Bangsa Yang Berhikmat

3
PERSIAPAN (saat Teduh)
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi
dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh
sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian memakai
masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan
dan gladi.

PANGGILAN BERIBADAH
Suara 1 : Kekuasaan/ jabatan bukanlah satu-satunya sarana untuk membangun bangsa. Sebab ketika
seorang penguasa mengandalkan keperkasaan, kekuatan dirinya dan benteng pertahanan diri
tetapi kurang berhikmat, maka sesungguhnya ia rapuh dan dapat menghancurkan bangsa.
Suara 2 : Sebaliknya, seorang warga biasa justru dapat menyelamatkan sebuah kota asalkan ia memiliki
hikmat yang bersumber dari Tuhan. Semua kita dapat berkontribusi bagi bangsa di
tengahtengah situasi sulit yang dihadapi bangsa.
Suara 1 : Sebagai warga negara dan sekaligus warga gereja, kita mesti terus belajar menjadi orang
berhikmat dan bijaksana, agar hidup kita bermakna di tengah masyarakat dan bangsa.
Pnt : Saudara-saudaraku, di minggu ke-2 bulan kebangsaan ini, kita akan beribadah sambil
berefleksi tentang panggilan kita sebagai warga bangsa ini, dengan tema:
Warga Bangsa Yang Berhikmat.
Jemaat : berdiri dan menyanyikan PKJ 6:1-2

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi,
yang memelihara kesetiaannya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan
tangannya, Tuhan menyertai saudara/i sekalian
Jemaat : Dan menyertaimu juga (duduk)
INTROITUS
Pelayan : Membaca Yakobus 3:17
Jemaat : Menyanyikan KJ 322: 1 “ Terang Matahari” do=g 3 ketuk

4
PENGAKUAN DOSA
Pnt/Diaken : Dengan rasa sesal dan malu, serta kerendahan hati, marilah mengaku dosa-dosa kita.
………………..........................Saat teduh instrumen KJ 27……………………………….
Mari Berdoa………..
Pnt/Dkn: Ya Tuhan sebagai warga bangsa ini, kami datang dan memohon ampun, oleh karena kami tidak
sungguh-sungguh hidup saling mengasihi sebagai saudara sebangsa setanah air. Kami saling
menyerang, mencurigai dan menyakiti.
Jemaat : Ya Tuhan sebagai gereja kerap kami tidak menunjukkan wajah Kristus terhadap sesama anak
bangsa. Kami sibuk dengan kehidupan kami sendiri dan kehadiran kami tidak membuat sesama
kami bersyukur kepada-Mu. Kami mohon ampuni kami.
Pnt/Dkn : Ya Tuhan, kami datang kepada-Mu sebagai anak yang mengasihi-Mu, namun seringkali kami
tidak gagal melihat-Mu dalam diri sesama kami. Kerap kali kami tidak berlaku bijak dalam
hidup kami sehingga menghancurkan keutuhan hidup sebagai sebuah bangsa. Tuhan ampuni
kami. Pulihkan kami agar mampu menjadi alat damai sejahtera dalam bangsa kami, Amin.
Jemaat : menyanyikan KJ 27:1

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Setiap orang yang telah mengaku dosa dengan tulus iklas, inilah berita anugerah Allah.” Pada
waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita
lakukan tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” (Titus 3:5)
Jemaat : menyanyikan KJ 381:1 “Yang Mahakasih” do=g 4 ketuk

5
PUJI-PUJIAN Pelayan : (Mazmur 49:1-16)
Jemaat : KJ 397:1

(Duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt :(berdoa dan membaca Alkitab dari Pengkhotbah 9:13-18; diakhiri dengan berkata:
“Demikianlah Firman Tuhan”.
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan memelihara dalam hidupnya.
Haleluya
Jemaat : (Menyanyi) Haleluya…haleluya…haleluya
Pelayan : (Kotbah) “Warga Bangsa Yang Berhikmat”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala waktu, marilah kita
menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli, baiklah masing-masing kita
berkata:......
Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 370:1 “Kumau Berjalan dengan Juruselamatku”

6
PERSEMBAHAN
Dkn : Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dengan penuh syukur mari kita haturkan persembahan
yang telah kita siapkan seraya mengingat firman-Nya dalam Mazmur 9: 2, 9- 10,12: “Aku
mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala
perbuatan-Mu yang ajaib; Dialah yang menghakimi dunia dengan keadilan dan mengadili
bangsa-bangsa dengan kebenaran. Demikianlah TUHAN adalah tempat perlindungan bagi
orang yang terinjak, tempat perlindungan pada waktu kesesakan. Bermazmurlah bagi TUHAN,
yang bersemayam di Sion, beritakanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa.
Doa Persembahan.
Jemaat : (Menyanyi) KJ 335:1-dst

7
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Saudara-saudaraku, berhikmat berarti senantiasa memiliki pengertian yang baik dan
menggunakan akal sehat dan hati nurani dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Hidup
sebagai warga yang berhikmat berarti menjadi pembawa damai sejahtera, ketentraman dan
kemajuan di tengah bangsa ini.
Jemaat : Kami siap pergi dan menjadi warga yang berhikmat.
Jemaat : (Menyanyi) KJ 260: 1,2 “Dalam Dunia Penuh Kerusuhan” do=c 4 ketuk

BERKAT
Pelayan : “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau
dengan wajah- Nya, dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan
wajah- Nya kepadamu, dan memberi engkau damai sejahtera”.
Jemaat : (Menyanyi) Amin….amin…amin

TATA IBADAH SYUKUR HUT KE- 77 RI


“Tanggung Jawab Iman Terhadap Bangsa” (Matius 22: 15-22)

Penjelasan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi
dan pengajaran GMIT.

8
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh
sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian memakai
masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan
dan gladi.

PERSIAPAN
 Pembacaan puisi oleh seorang anak/remaja dengan iringan musik mars sambil seorang pemuda
membawa bendera merah putih masuk ruangan ibadah dan meletakkannya di samping meja
persembahan.

Tanah Air
Karya: Pnt. Yanti Lay-Ali
(Presbiter GMIT Sion Camplong)

Kicauan merdu terdengar, desiran ombak meriuh


rerumputan tersentuh embun pagi… seakan
Penguasa akan menyanyi
merdu, menyapa sang hari dengan sejuta pesona

Sawah, gunung dan lembah menjadi bukti


sang penghuni alam bekerja menikmati
indah karya Tuhan
di tanah air tercinta Indonesia

Tanah air ciptaan Tuhan tempat makhluk berpijak….


Kaya dan subur menjadi kebanggan neg’ri
memancar kasih sejuta harapan makhluk bernaung
dalam tempat istimewa seakan surga bagi kita saat
kita dilahirkan.
Tuhan berkarya dengan sempurna

Jadilah sahabat dengan alam


Berdoa….. merawat….. melindungi….
itulah tugas sang anak neg’ri sebagai bukti
syukur dengan cinta tanah air tanah air
tercinta tempat kita berpijak
dalam anugerah kasih saat mata melihat keindahan alam hati
memiliki dan menyayangi

Dirgahayu Bangsaku
Merdeka!

PANGGILAN BERIBADAH
Pnt : Jemaat Tuhan sekalian, kini kita memasuki peringatan hari ulang tahun RI yang ke 77. Marilah
kita menghadap Tuhan yang telah memerdekakan umatNya. Melalui ibadah ini, kita diajak
untuk menghayati tema: “Tanggung jawab iman terhadap bangsa”. Dengan rendah hati
saya jemput jemaat berdiri.
Jemaat : (Berdiri dan menyanyi) NKB 218 :1-2 “Indonesia Tanah Airku”

9
VOTUM DAN SALAM
Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang memelihara
kesetiaannya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangannya,
Tuhan menyertai saudara/i sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.
INTROITUS
Pelayan : Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada
Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. (Matius 22: 21b)

Jemaat : (Menyanyi) KJ 367 : 1 “PadaMu, Tuhan dan Allahku”

PENGAKUAN DOSA
Diaken : Mari kita merendahkan hati di hadapan Tuhan dan mengaku segala dosa kita
Solo : (Menyanyi) NKB 214: 1 “Tuhan, Kau Telah Kurniakan Kami”
Tuhan, ‘Kau telah kurniakan kami alam ini dan seisinya
untuk kehidupan yang serasi, timbal balik saling memberi
Diaken : Kami tertunduk malu sejenak di hadadapanMu ya Tuhan, menyikapi sikap kami saat tindakan
bergejolak merasa diri kami paling benar. Ampuni kami yang sibuk berseteru tiada henti. Ya
Allah pemersatu bangsa, ampunilah kami.
Solo : (Menyanyi) NKB 214: 2 “Tuhan, ‘Kau Telah Kurniakan Kami” Oleh
ulah yang tak terkendali, dan serakah yang memalukan;
alam dikeruk, terkuras habis, tak peduli hari esoknya.
Diaken : Sejenak mencengang meratapi diri, melihat alam pemberianMu, kami mengakui bahwa kami
membuat ibu pertiwi menangis karena ulah kami yang menguras sumber daya alam tak
terkendali demi kepentingan kami. Ya Allah pemelihara bangsa, ampunilah kami.
Solo : (Menyanyi) NKB 214: 3 “Tuhan, ‘Kau Telah Kurniakan Kami”
Alam tidak lagi bersahabat, bangkitlah amarah, mendera.

10
O, gempa dan banjir mahadahsyat, disebarnya maut dan resah.
Diaken : Terkadang kami bersikap egois, tak peduli pada kelestarian alam. Bencana mendera, konflik,
dan kerusuhan menyala membakar hidup bersama kami. Allah pemilik bumi pertiwi, ampunilah
kami dan ajarlah kami untuk terus memperbaharui diri.
Solo : (Menyanyi) NKB 214: 3 “Tuhan, ‘Kau Telah Kurniakan Kami” Alam
raya, ‘Kaulah Penciptanya, ‘Kau menata indah berseri.
Tuhan, bangkitkan semangat kami; cinta Dikau, cinta karyaMu.
Diaken : Biarlah dalam karya pengampunanMu, kami dimampukan untuk memaknai berkat
kemerdekaan yang Tuhan berikan bagi bangsa kami. Amin.

BERITA ANUGERAH
Pelayan : “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu
untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja” (1
Petrus 2: 16-17)
Jemaat : (Menyanyi) NKB 130 : 1 “Hidup Yang Jujur”
Kaum Perempuan : (Menyanyi ayat 1)
Hidup yang jujur hendak ‘ku serah pada Yesusku yang aku sembah.
Persekutuan mesra dan kudus, ingin ‘ku ikat dengan Penebus.
Semua : (Menyanyi Refrein)
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.
Kaum Bapak : (Menyanyi Ayat 4)
Di mana-mana, setiap kerja ‘kan ‘ku lakukan demi namaNya.
Rela menanggung sengsara pedih, ‘ku ikut Yesus, ‘ku pikul salib.
Semua : (Menyanyi Refrein)
Ya Yesus, ‘Kau kurbankan darahMu bagiku;
‘ku b’ri masa depanku dan hidup bagiMu.
Hatiku ‘ku serahkan menjadi takhtaMu.
Kuminta, kuasailah… seluruh hidupku.

Puji-Pujian dalam Litani syukur


Pelayan : Jemaat yang terkasih, mari kita mengagungkan Allah Sang Pembebas dalam Litani Syukur.
Saya jemput jemaat berdiri:
Pnt : Dalam rasa syukur, kami mengagumi segala keindahan yang diciptakan dan dinyatakan oleh
Allah di bumi Indoesia. Berbagai ragam suku bangsa yang jumlahnya ribuan dikumpulkan dan
dipersatukan oleh Allah ada di Indonesia, dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang lestari,
tinggal menetap di tanah subur dan makmur ini.
Jemaat : Hanya karena rahmatMu ya Allah, kami dapat menikmati semuanya.
Semua : (Menyanyi) KJ 336:1 “Indonesia Negaraku”
Indonesia Negaraku, Tuhan yang membrikannya
Kuserahkan di doaku pada Yang Maha Esa
Pnt : Tidak terasa sudah 77 tahun Indonesia, negeri kami tercinta ini mengalami kemerdekaan.
Syukur kepadaMu Allah, karena di dalam Engkau, kami mampu berdiri dengan gagah dan
kokohnya, menghantam segala rintangan yang menghadang. Sekalipun kemarin kondisi bangsa
diuji dengan rupa-rupa pergumulan, diuji dalam kesabaran, keterbatasan dan kemampuan
untuk bertahan hidup. Namun kini, dalam kekuatan bersatu dan keteguhan iman kami
dimampukan untuk melewatinya. Kami sedang berpulih dan bangkit menjadi bangsa yang lebih
kuat. Kami saling belajar dalam percepatan teknologi dan menjadi berkat.
Jemaat : Ya Allah Sang Pelindung, arahkanlah bangsa ini agar dalam segala perkara hanyalah Engkau
yang dipandang.
Semua : (Menyanyi) KJ 336:2 “Indonesia Negaraku”
Bangsa, rakyat Indonesia, Tuhanlah pelindungnya
Dalam duka serta suka, Tuhan yang dipandangnya
Pnt : Kami bersyukur atas perdamaian dan persatuan yang diturunkan dari generasi ke generasi,
merskipun hidup dalam berbagai perbedaan. Itu semua demi kemuliaan nama Tuhan.
Jemaat : Kiranya dalam cinta Tuhan, perdamaian dan persatuan mempererat kami untuk bersama-sama
memperbaiki kondisi Indonesia untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.
Semua : (Menyanyi) KJ 336:4 “Indonesia Negaraku”
Dirgahayu Indonesia, Bangsa serta alamnya;
Kini dan sepanjang masa, s’lalu Tuhan sertanya
11
(Duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt : (berdoa dan membaca Alkitab dari Matius 22:15-22.; di akhiri dengan berkata: Demikianlah Firman
Tuhan.
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan memelihara dalam hidupnya.
Haleluya.
Jemaat : (Menyanyi) Haleluya…haleluya…haleluya
Pelayan : (Khotbah)“Tanggung Jawab Iman Terhadap Bangsa”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala waktu, marilah kita
menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli, baiklah masing-masing kita
berkata:......
Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 251: 1 “Maju, Berjuanglah T’rus”
1. Maju, berjuanglah terus; Kristuslah kekuatanmu,
hingga tercapai akhirnya, mahkota hidup yang baka. (duduk)

PERSEMBAHAN
Dkn : Jemaat Tuhan yang terkasih, Keselamatan merupakan anugerah terbesar bagi orang yang percaya; karena
melalui pengorbanan Yesus, kita terima kemerdekaan yang sesungguhnya! “Karena Kristus telah
mati untuk kita maka kita yang hidup, tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk Dia, yang
telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 Korintus 5:15). Mari rayakan
kemerdekaan dengan penuh syukur. Pada Tuhan dan kerelaan berbagi dengan sesama.
Mari kita berdoa:…………………..
Jemaat : (Menyanyi) KJ 337: 1-dst “Betapa Kita Tidak Bersyukur”
1. Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan subur; lautnya luas,
gunungnya megah, menghijau padang, bukit dan lembah.
Refrein:
Itu semua berkat karunia Allah, yang Agung, Mahakuasa;
itu semua berkat karunia Allah, yang Agung, Mahakuasa.
2. Alangkah indah pagi merekah, bermandi cah’ya surya nan cerah,
ditingkah kicau burung tak henti, bunga pun bangkit harum berseri….Reff
3. Bumi yang hijau, langitnya terang, berpadu dalam warna cemerlang;
indah jelita, damai dan teduh, persada kita jaya dan teguh……….Reff

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Jemaat yang terkasih…kita telah mengikuti ibadah perayaan hari ulang tahun Republik
Indonesia yang ke 77… Pergilah dan tunaikan tanggung jawab iman yaitu bersama-sama
memperbaiki kondisi Indonesia untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Berilah hidup
dan karya bagi bangsa agar kemerdekaan benar-benar terwujud.
Jemaat : (Menyanyi) Lagu “Doa Kami”
Syukur untuk setiap rencana-Mu, dan rancangan-Mu yang mulia
Dalam satu tubuh kami bersatu, menjadi duta kerajaan-Mu
Kuucapkan berkat atas Indonesia, Biar kemuliaan Tuhan akan nyata Chorus:
Bagi bangsa ini kami berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu
Sesuatu yang besar pasti terjadi dan mengubahkan negeri kami
Hanya nama-Mu Tuhan ditinggikan atas seluruh bumi
Kami rindu melihat Indonesia pulih dari semua problema
Hidup dalam jalan Kebenaran-Mu pancarkan terang kemuliaan-Mu
Kami tahu hati-Mu Ada di bangsa ini

BERKAT
Pelayan : “Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan
wajah-Nya, dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu,
dan memberi engkau damai sejahtera”.
Jemaat : (Menyanyi) Amin….amin…amin
12
Saat Teduh

Pelayan turun dari mimbar berdiri di samping bendera merah putih dan mengajak semua menyanyi “17
Agustus” sambil melambaikan bendera merah putih kecil yang sudah
dibagikan. dan mengakhiri dengan Seruan bersama “MERDEKA”
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN
MINGGU, 21 AGUSTUS 2022
“ETOS KERJA ORANG KRISTEN”
(Pengkhotbah 9:10-12)

PERSIAPAN

Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan
suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas
kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan
latihan dan gladi.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua : Jemaat Tuhan, marilah kita siapkan hati kita untuk ada dalam ibadah saat ini....
(dua orang anak membawa bendera merah putih yang diikat di sebatang
tiang bendera dan menuju ke depan meja persembahan dan berdiri di sisi
kanan dan kiri meja dilanjutkan dengan pembacaan narasi
singkat..) ....instrumen PKJ. 02 mulia-mulia namanya...
Petugas 1 : Indonesia....itu negeri tercinta ku...
Aku ada di negeri ku dan menikmati karya Tuhan yang indah
Aku menyaksikan kerja Allah ku yang luar biasa
Allahku mendandani dengan begitu indah negeri tercintaku..
Allahku bekerja menata alam semesta ini...
Allah ku bekerja dengan ketulusan dan kasih...
Allah ku bekerja dan memberikan yang terbaik bagi ku...
Jika Allah ku bekerja begitu luar biasa, maka bagaimanakah dengan diriku..?? Apakah
diriku hanya bisa menyaksikannya saja..?? Apakah diriku hanya bisa menatapnya
saja..??
Apakah diriku hanya bisa menjadi penonton sejati saja..?? Tidak !!
Diriku bukan penonton sejati. Diriku dan dirimu adalah pekerja Allah yang ada dalam
dunia ini
Diriku dan dirimu adalah imago dei, gambaran Allah…
Dalam kasih dan ketulusan serta kejujuran aku harus bekerja menata dunia menjadi
kemuliaan bagi Allah ku.

Petugas 2 : Indonesia...negeri tercinta ku...aku ada disini untuk mu..


Aku ada di sini sebagai pekerja Allah yang akan memuliakan Allah..
Kendati besok aku tiada dari dunia, tetapi hari ini aku akan menjadi berarti bagi Allah
ku dinegeri tercinta ku Indonesia
Aku hendak berkarya dalam dalam kasih dan ketulusan bagi bangsa tercinta indonesia
Aku hendak berkarya dalam kasih dan ketulusan bagi Allah ku...Allah Sang Pencipta
yang sejati...yang telah berkarya pula bagi negeri ku Indonesia...
(setelah narasi dibacakan 6 orang anak masuk membawa bendera kecil di tangan
mereka dan menempati posisi di depan 2 orang anak yang membawa bendera
disisi kanan dan kiri...dilanjutkan dengan prosesi masuk pelayan dan para
presbyter)
Penatua : Jemaat Tuhan dipersilahkan berdiri dan kita menyanyikan pujian...PKJ.02 :1 Mulia,
Mulia namanya..
Mulia, mulia namaNya.
Bagi Yesus kemuliaan, puji, sembah!
Mulia, kekuasaanNya
memb’ri berkat bagi
13
jemaat, bersyukurlah!
Pujilah, tinggikanlah Rajamu Yesus.
Dialah selamanya Sang Raja benar!
Mulia, mulia namaNya.
Sang Penebus, Mahakudus, Mahabesar!
(Setelah pelayan berada di atas mimbar, semua anak pembawa bendera kembali
ke tempat semula)

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang memelihara
kesetiaannya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan tangannya,
Tuhan menyertai saudara/i sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NATS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam Efesus 2 : 10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelunya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya.
Jemaat : Menyanyikan NKB 116:1 “Siapa Yang Berpegang”
1. Siapa yang berpegang pada sabda Tuhan dan setia mematuhinya,
Hidupnya mulia dalam cah’ya baka bersekutu denganTuhan-nya.
Reff Percayalah dan pegang sabda-Nya:
Hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
4. KasihNya yang kekal takkan kita kenal sebelum padaNya berserah,
Hidup bahagia disediakanNya bagi yang berpegang padaNya.
Reff : Percayalah dan pegang sabda-Nya:
Hidupmu dalam Yesus sungguh bahagia!
PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Marilah saudara/i-ku, kita ada di hadirat Tuhan untuk mengaku segala dosa
kepada Tuhan di dalam doa...
Ya Tuhan, Tuhan kami...kami menyapa Engkau dalam kekudusan-Mu, kami
teringat kebaikan mu...
Engkau selalu berkarya demi kebaikan kami.
Kami sadari belum menjadi baik dalam setiap karya...bahkan seringkali yang
nyata dalam perbuatan kami adalah segala kejahatan dan keberdosaan.
Karena itu kami mohon ...
Pelayan + Jemaat : Ampunilah kami dan kuduskanlah kami..
Jemaat : Ya Tuhan, Tuhan kami...di hadirat kudus-Mu, kami sadari sepenuhnya
bahwa karya-karya kami belum menjadi buah baik bagi sesama, bahkan
seringkali menyakiti hati sesama dan hati-Mu.
Karena itu kami mohon...
Pelayan + Jemaat : Ampunilah kami dan baharuilah kami.. Dalam nama Yesus, Tuhan penebus
dosa...kami berdoa..Amin
Jemaat : Menyanyi KJ 28 :1 Ya Yesus Tolonglah
Ya Yesus tolonglah hapuskan dosaku,
dan dari nafsu dunia, lepaskan hambaMu.

Ya Yesus, dengarlah seruan hatiku,


lengkapi aku yang lemah, sebagai laskarMu.
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Berita anugerah disampaikan kepada setiap orang yang tulus iklas telah mengaku dosanya. Demikian
bunyinya: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus
yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat” (I Petrus 1:18-
19).

14
Jemaat : Menyanyi Pujian “Bukan dengan Barang Fana”
Bukan dengan barang fana Kau membayar dosaku
Dengan darah yang mahal, tiada noda dan cela
Bukan dengan emas perak Kau menebus diriku
Oleh segenap kasih dan pengorbanan-Mu
Reff:
Ku telah mati dan tinggalkan, cara hidupku yang lama
Semuanya sia-sia dan tak berarti lagi,
Hidup ini kuletakkan pada mezbah-Mu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti yang Kau ingini.

PUJI-PUJIAN Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan Mazmur
104:19-24
Jemaat : Menyanyi KJ 292:1, 2 Tabuh Gendang
Tabuh gendang! Sambil menari, nyanyikan lagu yang merdu!
Bunyikanlah gambus, kecapi, mari memuji namaMu
Karya besar yang agung benar tlah dilakukaanNya terhadap umatNya

Dulu telah dari himpitan, Ia bebaskan umat-Nya.


Habis mendung Ia berikan, sinar mentari yang cerah! Puji
terus yang Mahakudus: bebanmu yang berat
diganti-Nya berkat!
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : Penatua berdoa dan membaca Alkitab dari Pengkhotbah 9:10-12
“Demikianlah sabda Tuhan...”
Pelayan : Berbahagialah....
Jemaat : Menyanyi Haleluya.....Haleluyah.......Haleluyah
Pelayan : Khotbah: ETOS KERJA ORANG KRISTEN

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan segala waktu,
marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan Pengakuan Iman Rasuli, baiklah masing-
masing kita berkata:......
Jemaat : Menyanyi Nyanyian Rohani (NR) 77:1-3
(dinyanyikan menurut ragam lagu KJ. 3)
’Ku percaya Allah Bapa, Maha Kuasa dan Benar,
Khalik langit maupun bumi, seg’nap dunia yang besar
Oleh rahmat-Nya ’ku ada; pengharapanku teguh;
kar’na Bapa menentukan perjalanan hidupku.
’Ku percaya Yesus Kristus, Dia Anak Tunggal-Nya.
Tuhan dan Kepala kami, Allah dan manusia. Yang
menderita sengsara, mati dan dikuburkan;
bangkit lalu naik ke sorga memerintah s’lamanya.
’Ku percaya dan ’ku mohon, Roh Kudus kesungguhan yang
memberi pada G’reja hidup dan persatuan.
Usir hikmat duniawi, roh pendusta dan benci.
Biar G’reja bersekutu dengan iman yang jernih.
PERSEMBAHAN
Diaken : Marilah kita menyatakan syukur kepada TUHAN dengan mempersembahkan yang terbaik bagi-Nya. Firman
TUHAN berkata:
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya
kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12:1)
Berdoa.....................................
Jemaat : Menyanyikan PKJ. 264 “Apalah Arti Ibadahmu
1.Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, 2.Marilah ikut melayani orang berkeluh, bila tiada rela sujud
dan sungkur? agar iman tetap kuat serta teguh. Apalah arti ibadahmu kepada Tuhan, Itulah tugas

15
pelayanan, juga panggilan, bila tiada hati tulus dan syukur? persembahan yang berkenan bagi
Tuhan (Reff)
(Reff)
Reff:
3.Berbahagia orang yang hidup beribadah, Ibadah sejati, jadikanlah persembahan. yang
melayani orang susah dan lemah Ibadah sejati: kasihilah sesamamu!
dan penuh kasih menolong orang yang terbeban; Ibadah sejati yang berkenan bagi Tuhan,
itulah tanggung jawab orang beriman jujur dan tulus ibadah murni bagi Tuhan.
(Reff)

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN DAN BERKAT


Pelayan : Hidup adalah kesempatan untuk berkarya, dan menghasilkan hal-hal yang membangun
kehidupan. Apapun yang dijumpai tangan untuk dikerjakan,
mesti dilakukan sekuat tenaga, tidak asal-asalan dan manipulatif.
Ingatlah bahwa kerja adalah ibadah. Apapun yang menjadi tugas atau kerja
kita dalam setiap profesi kita, hendaklah dilakukan dengan kesetiaan,
ketaatan dan kejujuran sehingga dengan demikian semua yang merupakan
hasil kerja kita menjadi kemuliaan bagi Tuhan.

Jemaat : Menyanyi Pujian Kupandang Hari Esok


Ku pandang hari esok dengan segala harapan
Sebab ku takkan takut menghadapi hidup ini
Sebab ku tahu hari esok ada dalam tanganNya
Yesus menjamin bagi yang mau percaya
Haleluya .. haleluya... Yesus sumber pengharapanku
Haleluya .. haleluya...mulia dan agung kasihNya

Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:


“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari
Engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai
sejahtera.”

Jemaat : Amin...Amin...Amin

16
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN MINGGU, 28
AGUSTUS 2022
MERDEKA DARI HAWA NAFSU
Yakobus 4:1-10
Persiapan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi
dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan suhu tubuh
sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian memakai
masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan
dan gladi.

PANGGILAN BERIBADAH
(Diiringi instrumen lagu KJ 336 “Indonesia Negaraku”)
Suara 1 : Saudaraku...... Tuhan adalah raja atas semua bangsa, yang telah menyatakan
kemuliaanNya di muka bumi ini. Secara khusus untuk bangsa kita Indonesia, kita sudah
diberi anugerah kemerdekaan. Kita tidak saja dimerdekakan dari bangsa asing, tetapi
juga dari kepentingan diri sendiri, hawa nafsu, dan segala keinginan daging yang
menjadi sumber perpecahan dan konflik. Karena itu kendalikanlah hawa nafsu yang
dapat memecah belah kehidupan bangsa kita.
Suara 2 : Saudaraku..... patutlah kita mengisi kehidupan ini dengan tunduk pada kehendak Allah
agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadikankah
hidup kita bermakna, bagi negeri kita, Indonesia. Hari ini, kita nyatakan kesanggupan
kita, menjadikan Indonesia penuh kemuliaan Tuhan….Mari berdiri dan nyatakanlah
kemuliaan Allah”
Jemaat : (menyanyi) KJ 242:1-2 “Muliakan Allah Bapa”

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
memelihara kesetiaannya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan
tangannya. Tuhan menyertai saudara/i sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan yang membimbing kita saat ini tertulis dalam Yakobus 4:6
demikian:.................
Jemaat : (menyanyi) KJ. 256 bait 1&3, “Kita Satu di Dalam Tuhan ”
Kita satu di dalam Tuhan, Satu Marilah bertolong-tolongan,
G’reja yang esa. Kau dan aku, s’muanya
17
S’luruh alam semesta,
Tuhan s’lalu memelihara Kita pun disuruh-Nya juga,
Menyatakan kasih-Nya
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Jemaat Tuhan yang terkasih......Mazmur 32: 5 menyatakan: “Dosaku kuberitahukan
kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan
mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku.” Mari kita bersama menaikan doa pribadi dihadapan Tuhan.
.......Mari Berdoa: ......Amin
Jemaat : Menyanyikan PKJ 37:1-2 BILA KURENUNG DOSAKU

BERITA ANUGERAH
Pelayan Terimalah berita anugerah: Mazmur 25: 10 “Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan
kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatanperingatan-Nya.”
Jemaat : KMM. 67, “Begitu Kasih Allah akan Dunia”

PUJI-PUJIAN
Pelayan : Mari kita berdiri dan bersama-sama membaca secara berbalasan Mazmur 15:1-5

PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt : Berdoa:........Dasar kotbah minggu ini diambil dari Yakobus 4:1-10, diakhiri dengan berkata:
Demikianlah sabda Tuhan!
P : Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Tuntunlah dalam jalan kebenaran-Mu.
Haleluya!
♪ : KJ. 473b “Haleluya” (do=g 3 Ketuk)
Khotbah: “Merdeka dari Hawa Nafsu”

PENGAKUAN IMAN RASULI (berdiri)


Jemaat : Menyanyikan KJ 280 AKU PERCAYA bait 1-3

18
1. Aku percaya Allah yang kekal,
yang oleh Sabda kita kenal: Bapa
Pencipta alam semesta, yang mengasihi
manusia.
2. Aku percaya Put'ra TunggalNya
yang disalibkan di Golgota, yang dari
kubur bangkit dan menang, naik ke
sorga dalam terang.
3. Aku percaya pada Roh Kudus
yang mendiami kita terus. Aku
percaya G'reja yang esa;
'ku jadi suci di dalamnya (duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : “Jemaat terkasih, pada ibadah ini, kita tetap diberi kesempatan untuk
mempersembahkan apa yang ingin kita persembahkan, sebagai ungkapan syukur kita
atas karunia kemerdekaan. Dasar dari persembahan kita adalah I Tesalonika 5:18
(Membaca) Mari kita berdoa…
Jemaat : (menyanyi) PKJ 103:1

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : “Jemaat yang terkasih… kita telah mengikuti ibadah saat ini.. apa yang telah kita alami dan
dapatkan saat ini kiranya menjadikan semakin dewasa dan jiwa kita semakin kuat, teguh
dalam berpegang erat pada Tuhan, karena kemerdekaan yang sejati adalah kekuatan diri kita
untuk melawan segala hawa nafsu yang memperbudak kita. Mari bangkit dan nyatakanlah
kemerdekaam yang sejati dari Kristus bagi segenap ciptaan Tuhan.
Jemaat : Menyanyikan PKJ 274:1

19
BERKAT
Pelayan : Arahkan hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari Engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.
Nyanyi : KJ 478a ‘Amin’
Amin -- Amin -- Amin

20
Bahan Khotbah Minggu dan Bulan kebangsaan, 7 Agustus 2022 Bacaan Alkitab : Markus 2:1-12
Tema : Solidaritas Melahirkan Kreativitas

Pengantar
Budaya kerja sama akhir-akhir ini mulai redup. Dulu, ketika seseorang hendak membangun rumah,
warga sekampung akan bergotong-royong membantu. Masyarakat terbiasa bergotong-royong membersihkan
kebun dan ladang, mengolah sawah, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya, ketika bangsa Indonesia didirikan,
nilai gotong-royong sangat ditekankan. Soekarno menyatakan bahwa apabila kelima sila dalam Pancasila
diperas menjadi satu, maka intisarinya adalah gotong-royong. Presiden pertama itu menekankan bahwa
“gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu-
membantu bersama”. Semangat gotong-royong ini melandasi seluruh perjuangan para pendiri bangsa untuk
membangun Indonesia sehingga segala perbedaan dan persoalan yang muncul dapat teratasi dengan baik.
Sayangnya spirit gotong-royong itu mulai terkikis. Akibatnya saat ini masing-masing orang cenderung
berjuang sendiri-sendiri. Solidaritas antar sesama anak bangsa mengalami krisis. Kepedulian terhadap mereka
yang menderita sangat minim. Berbagai persoalan bangsa bisa menjadi kian memburuk karena minimnya
solidaritas, kepedulian, dan semangat gotong-royong dalam masyarakat. Sebagai gereja, kita dituntut untuk
senantiasa membangun solidaritas dan gotong royong dengan sesama dalam mengatasi berbagai persoalan
yang terjadi. Bacaan hari ini adalah contoh bagaimana bersolider dan bergotong-royong untuk menolong
sesama yang menderita.

Penjelasan Teks
Dalam bacaan ini Markus bercerita tentang seorang lumpuh yang disembuhkan Yesus di Kapernaum.
Sebelumnya Yesus dan para murid-Nya pernah berada di Kapernaum, namun Yesus pergi keluar dan
mengelilingi Galilea selama beberapa hari. Ketika Yesus kembali, orang banyak kembali mengerumuni-Nya.
Yesus menjadi idola banyak orang waktu itu karena hikmat dan perbuatanperbuatan besar yang dilakukan-
Nya. Banyak orang datang untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Banyak pula yang datang dengan berbagai
penyakit untuk disembuhkan. Dikisahkan bahwa ketika Yesus sedang mengajar di sebuah rumah, banyak
orang datang sehingga rumah itu menjadi penuh sesak. Tak ada tempat lagi, bahkan di depan pintu sekali pun.
Sementara Yesus sedang mengajar, orang banyak membawa seorang lumpuh kepada Yesus.
Orang lumpuh itu digotong oleh empat orang. Tetapi mereka kesulitan memperhadapkannya kepada Yesus
karena begitu banyak orang. Akses ke Yesus tertutup oleh kerumunan orang banyak. Namun hambatan itu
tidak menyulutkan niat mereka untuk menolong sesamanya. Mengapa? Karena mereka peduli dengan orang
lumpuh itu. Mereka mengasihi orang lumpuh. Ada rasa solidaritas dari keempat orang itu terhadap sesamanya
yang lumpuh tersebut.
Oleh karena itu, walaupun ada kesulitan untuk membawanya pada Yesus, mereka tetap berusaha
menerjang kesulitan itu. Solidaritas terhadap orang lumpuh itu melahirkan kreativitas. Ada beberapa langkah,
pertama, keempat orang itu sangat kreatif. Betapa pun tertutup jalan ke Yesus, mereka mencari jalan lain asal
orang lumpuh itu bisa sampai ke hadapan Yesus. Mereka membawa orang lumpuh itu ke atas atap dan
membongkar atap rumah tersebut. Atap rumah waktu itu terbuat dari campuran tanah dan jerami. Kita bisa
membayangkan kegaduhan yang terjadi akibat ulah keempat orang yang membongkar atap rumah di mana
Yesus sedang mengajar. Tentu saja ada bongkahanbongkahan yang jatuh.
Kedua, mereka bekerja sama. Solidaritas mereka kepada sesamanya yang menderita membangkitkan
semangat gotong-royong diantara mereka. Keempat orang ini bahu-membahu menggotong dan menaikan
orang lumpuh itu ke atap, membuka atap dan mengantarnya pada Yesus. Mereka tentu perlu bekerja sama
yang baik karena harus berhati-hati menurunkan orang lumpuh itu. Nampak juga bahwa mereka tidak mudah
menyerah. Terbukti mereka berusaha menaikan orang lumpuh itu ke atas atap, lalu membuka atap rumah dan
menurunkannya ke hadapan Yesus.
Ketiga, walau pun mereka bekerja dalam kesulitan, keempat orang itu bekerja dengan tulus dalam
menolong orang lumpuh itu. Mereka tidak peduli siapa yang mendapat penghargaan. Hal itu terbukti di mana
dalam kisah ini, nama mereka tidak disebutkan. Mereka tidak berpikir akan dipuji atau tidak. Karena niat
mereka semata-mata demi kesembuhkan temannya.
21
Keempat, Ternyata pula bahwa mereka bertindak atas dasar iman. Keempat orang itu percaya bahwa
Yesus sanggup menolong orang lumpuh itu. Yesus adalah anak Allah yang Maha kuasa. Iman itu kemudian
melahirkan tindakan solidaritas. Solidaritas itu melahirkan kreatitivas berupa tindakan gotong-royong.
Tindakan gotong-royong itu dinilai Yesus sebagai iman yang nyata, yang kreatif. Sebab sesungguhnya iman
hanyalah menjadi iman apabila ia aktif, bila ia terwujud dalam tindakan, bila ia menjadi penggerak dalam
kehidupan, bila ia bertindak. Iman membawa mereka mendekat kepada Yesus. Iman membuat mereka
menjadi berkat bagi orang lain.
Yesus meresponi iman mereka. Respon atau tindakan Yesus tidak dinyatakan dengan langsung
menyembuhkan orang lumpuh itu. Yesus justru mengatakan: “hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni”. Hal ini
menunjukan bahwa sekalipun orang lumpuh itu membutuhkan kesembuhkan, Yesus melihat bahwa pertama-
tama dan terutama, batin atau manusia batiniah orang itu perlu disembuhkan dan dipulihkan, relasinya dengan
Allah perlu dipulihkan. Ia perlu diampuni.
Ia mengampuni orang lumpuh itu terlebih dahulu. Mengapa? Yesus membebaskan orang itu dari
belenggu dosa yang menjeratnya. Sebab kuasa dosa mengikat jiwa dan roh orang itu. Pengampunan diberikan
agar orang lumpuh itu bebas. Dan itu terjadi saat itu juga. Hal ini membuktikan bahwa Yesus benar-benar
anak Allah yang memiliki otoritas untuk mengampuni dosa manusia dan menyembuhkan orang sakit. Itulah
sebabnya Yesus pun bertindak membebaskan orang lumpuh itu. Dan dengan kebebasan itu, Yesus
melanjutkan tindakan kedua, yaitu menyembuhkannya. Orang lumpuh itu akhirnya bisa berjalan. Setelah
jiwanya merdeka, tubuhnya pun bisa bergerak. Penderitaan orang lumpuh itu berakhir karena ada iman bahwa
Yesus sanggup menolongnya, dan adanya rasa solidaritas yang melahirkan kreativitas berupa tindakan
gotong royong dari sesama kepada sang lumpuh itu.

Aplikasi
Firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk merenungkan sejumlah hal. Pertama, bahwa hidup ini penuh
tantangan, persoalan, kekurangan, sakit penyakit, penderitaan, dan lain sebagainya. Apapun itu, bacaan hari
ini mengajak kita untuk datang kepada Yesus sebagai yang maha kuasa. Ia akan menolong kita dengan cara-
Nya dan tentu seturut kehendak-Nya. Berbagai penderitaan hidup mengajak kita untuk bergantung pada
Tuhan sebagai yang maha kuasa. Kita hanyalah ciptaan yang terbatas sehingga mesti rendah hati untuk
mempercayakan hidup kepada Allah.
Kedua, persoalan dan teruatama penderitaan sesama merupakan sebuah undangan bagi kita untuk
melakukan segala sesuatu untuk menolongnya. Di sekitar kita mungkin ada orang yang tidak bisa makan, atau
tak mampu mengganti bajunya, atau tak punya tempat tinggal, atau sedang berbaring di tempat tidur karena
sakit. Penderitaan mereka mestinya menggugah nurani kita untuk bertindak. Rasa solidaritas terhadap mereka
perlu dibangun. Belajar dari keempat orang yang menggotong orang lumpuh itu, kita mesti peduli kepada
mereka yang menderita dan membantu mereka. Ketika melakukan sesuatu pada sesama yang menderita,
sesungguhnya kita sudah melakukannya untuk Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya berfokus pada
kepentingan diri, dan menutup mata terhadap sesama yang berkekurangan dan menderita.
Ketiga, ada begitu banyak persoalan sosial di tengah masyarakat dan bangsa ini, seperti kemiskinan,
kelaparan, kekeringan, sakit penyakit, konflik sosial, bencana alam, dan lainnya. Terhadap berbagai persoalan
itu, dibutuhkan solidaritas diantara kita. Sebagai gereja, kita perlu kerja sama dengan berbagai pihak untuk
mencari solusi atas segala persoalan yang ada. Penting untuk kita bergotong-royong untuk mengatasi berbagai
masalah yang ada. Kerja sama antara gereja dan pemerintah, antara sesama warga masyarakat, perlu
digalakan untuk menyelesaikan segala macam persoalan dan kesulitan bangsa. Budaya gotong-royong yang
ditanamkan oleh para pendiri bangsa perlu digiatkan kembali sehingga segala permasalahan dan penderitaan
kita teratasi dengan baik. Sejarah membuktikan bahwa seberat apapun penderitaan suatu masyarakat atau
bangsa, apabila semua pihak mau bahu-membahu dan bekerja sama, maka beban tersebut akan berakhir. Para
pendiri bangsa menunjukkan bahwa betapa pun di awal kemerdekaan, ada banyak kesulitan dan keterbatasan
yang dialami, namun dengan bergotong-royong, mereka mampu membangun republik ini dengan baik. Kita
perlu bergotong-royong untuk saling menolong.
Keempat, rasa solidaritas yang mewujud dalam semangat gotong-royong juga perlu digiatkan untuk
mencegah terjadinya konflik-konflik sosial di tengah-tengah kita. Sebab apabila gereja atau masyarakat sudah
terbiasa bekerja sama, mereka akan saling mengenal dan mengerti sehingga mengurangi ketegangan di antara
mereka. Mereka juga bisa menyelesaikan persoalan yang muncul akibat perbedaan-perbedaan diantara
22
mereka. Oleh karena itu, asahlah nurani kita agar selalu peka terhadap penderitaan sesama. Milikilah hati
yang peduli pada orang lain. Bangunlah rasa kebersamaan/persaudaraan dengan siapapun. Biasakanlah
bekerja sama dengan orang-orang di sekitar kita agar ketika muncul persoalan, kita sudah terlatih untuk
bekerja sama. (gm).

23
Bahan Khotbah Minggu dan Bulan kebangsaan, 14 Agustus 2022
Bacaan Alkitab: Pengkhotbah 9:13-18 Tema
: Warga Negara yang Berhikmat

Pengantar
Kekuasaan dan perlengkapan perang sering dipandang sebagai kekuatan yang menjamin kehidupan.
Hal ini tentu tidak salah. Dalam sejarah besarnya kekuasaan dan perlengkapan perang yang lengkap membuat
sebuah bangsa dihargai dan dihormati. Namun juga sering membuatnya sebuah bangsa menjadi arogan dan
menyerang bangsa lain. Beberapa peperangan seharusnya bisa dicegah, namun karena arogansi kekuasaan dan
keyakinan akan kekuatan angkatan perang membuat orang menutup mata dan berusaha menyelesaikan
persoalan dengan peperangan sambil menunjukkan kehebatan untuk menciptakan rasa takut terhadap
bangsanya. Perang Rusia dan Ukraina menjadi contohnya. Terlepas dari penyebab peperangan, jalan
kekerasan dalam perang telah diambil dan mengabaikan jalan hikmat melalui jalur diplomasi yang dapat
mencegah jatuhnya korban jiwa.
Pandangan yang mengandalkan kekuasaan dan kekuatan perang bukanlah hal baru. Pandangan itu
telah lama melekat dalam sejarah pemikiran dunia. Sejak zaman dahulu kedua hal ini dipegang erat sehingga
setiap bangsa berusaha menguatkan angkatan perang mereka dan memajukan teknologi persenjataan mereka.
Penjelasan Teks
Penulis Kitab Pengkhotbah tidak memungkiri pandangan ini. Namun, ia melihat adanya hal lain yang
lebih kuat dari kedua hal ini (ay. 13). Kekuatan itu adalah hikmat (ay. 18). Hikmat seorang miskin dalam
bacaan ini telah mengalahkan kekuasaan raja dan mematahkan kekuatan tempurnya (ay. 14-15). Penggunaan
hikmat bagi kepentingan bangsa ini menunjukkam bahwa orang ini memiliki kepedulian terhadap
kepentingan bersama sebagai bangsa. Ia menggunakan hikmat bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga
untuk bangsa. Kesejahteraan dirinya ada dalam keselamatan bangsa. Hikmat itu bukan hanya menyelamatkan
dirinya tetapi juga seisi kota. Dengan hikmat ia berhasil mengubah bencana menjadi kemenangan. Namun,
jasa si miskin langsung dilupakan karena statusnya (ay. 16). Mereka yang telah selamat tidak lagi peduli
dengan sang penolong. Bagi si miskin statusnya sebagai orang miskin lebih dikenal daripada status sebagai
penyelamat kota. Sungguh sebuah ironi kehidupan!
Sekalipun jasanya tidak diperhitungkan dan hikmatnya dilupakan tetapi si miskin telah melakukan
sesuatu yang luar biasa bagi kotanya. Tidak peduli apa pandangan masyarakat lain tentang dirinya tetapi
ketika kotanya membutuhkannya, ia tampil dengan hikmat yang ada padanya dan memberi yang terbaik bagi
kotanya. Hal ini tentunya lahir dari pandangan kebangsaan yang kokoh; sebuah pandangan yang
menempatkan keselamatan bangsa di atas ego pribadi.
Hikmat yang dibarengi semangat kebangsaan yang luar biasa ini disanjung oleh penulis Kitab
Pengkhotbah. Hal ini jauh lebih baik dari para pemegang kekuasaan yang suka berteriak menggunakan
kekuasaan atas nama rakyat tetapi membawa keburukan bagi bangsa (ay. 17). Apa gunanya berteriak dengan
kekuasaan atas nama rakyat tetapi sebenarnya hanya untuk membela kepentingan tertentu? Apa gunanya
kekuasaan tanpa hikmat dan wawasan kebangsaan yang kuat?

Aplikasi
Hikmat dibutuhkan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga dalam kehidupan bersama; baik itu
persekutuan gereja maupun sebagai sebuah bangsa. Hikmat itu bukan hanya ada pada para pembesar atau
pemangku jabatan dan pembuat kebijakan. Hikmat itu harus diupayakan oleh semua warga sehingga setiap
orang dapat memberikan kontribusinya bagi kehidupan bersama.
Dalam keyakinan akan kekuatan hikmat yang dinyatakan Kitab Pengkhotbah, maka jalan hikmat
seharusnya menjadi jalan terbaik dalam menyelesaikan persoalan. Jalan hikmat lebih baik dari jalan
kekuasaan dan kekerasan. Persoalan kehidupan seharusnya bisa diselesaikan dengan cara yang lebih elegan
dan baik daripada tindak kekerasan dan arogansi jabatan. Jalan hikmat juga dibutuhkan dalam mengusahakan
dan membentuk kehidupan. Hikmat itu yang digunakan dalam mengajar; hikmat digunakan dalam bertani;
hikmat digunakan dalam berdagang; dalam mengelola keuangan keluarga, gereja dan keuangan Negara;
hikmat dibutuhkan dalam pergaulan bersama dalam komunitas atau lintas komunitas.
24
Dalam kehidupan hikmat dibutuhkan dalam menjalankan roda pemerintahan; dalam menjalankan
pelayanan di gereja dan seterusnya. Hikmat dibutuhkan para pemimpin untuk mengatur kehidupan bersama
sehingga melahirkan keadilan dan kesejahteraan bersama dan bukan hanya keuntungan segelintir orang.
Hikmat juga dibutuhkan oleh setiap warga dalam mengelola perbedaan, baik itu perbedaan suku, agama, ras,
golongan ataupun pilihan politik sehingga tidak mudah jatuh dalam perseteruan atau permusuhan. Perbedaan
dikelola dengan hikmat sehingga menjadi kekayaan bangsa yang indah.
Hikmat dibutuhkan dalam menggunakan media sosial sehingga tidak mudah terbawa atau terprovokasi
berita palsu (hoaks) yang disebarkan oknum tidak bertanggungjawab yang bertujuan membuat gaduh bangsa
dan mengambil keuntungan dari kegaduhan tersebut. Hikmat dibutuhkan dalam memilih pemimpin, dari pusat
sampai daerah; baik itu pemilihan presiden, anggota dewan sampai kepala desa. Jangan terjebak pada politik
uang yang memperjualbelikan masa depan bangsa. Hikmat dibutuhkan dalam mengkritisi kehidupan bersama,
kebijakan ataupun gejala-gejala sosial yang berkembang. Hikmat juga penting dalam menyampaikan
pendapat sehingga tidak melahirkan fitnah ataupun ujaran kebencian.
Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya hikmat sebagai warga negara. Hikmat bukan hanya
berkontribusi untuk membangun bangsa tetapi juga menjaga bangsa dari perpecahan dan hal buruk lainnya.
Oleh karena hikmat itu penting maka perlu diupayakan. Hikmat bisa ditemukan dalam jalur pendidikan dan
juga pengalaman kehidupan. Dalam hal ini setiap orang perlu memperjuangkan pendidikan keluarganya dan
terus belajar dari kehidupan; baik dari pengalaman sendiri maupun dari orang lain. Jangan pernah merasa
terlalu hebat untuk tidak mau belajar dari orang lain. (ym)

25
Bahan Khotbah Minggu dan Bulan kebangsaan, 21 Agustus 2022
Bacaan Alkitab : Pengkhotbah 9:10-12 Tema
: Etos Kerja Orang Kristen Pengantar
Jumlah penduduk Indonesia, menurut data tahun 2021, sebanyak 272,23 juta jiwa. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 28,82 juta (10,58 %) penduduk memeluk agama Kristen (Protestan dan Katolik). Tentu
saja jumlah ini tidak kecil. Masalahnya adalah bagaimana memastikan jumlah orang Kristen tersebut
sebagai kekuatan yang bermakna bagi upaya kemajuan bangsa Indonesia?
Pertanyaan ini penting, mengingat kemajuan hidup berbangsa sangat bergantung pada karya aktif
warga masyarakat. Kekayaan alam dan fasilitas teknologi diperlukan sebagai faktor-faktor pendukung
untuk mengadirkan tanda-tanda kemajuan, seperti keadilan, kesejahteraan, ketertiban, kerukunan, dan
seterusnya. Faktor utama untuk kemajuan adalah warga negara yang sehat, terampil, terididik, dan
termotivasi untuk bekerja. Etos kerja dan moral yang tinggi berdampak pada peningkatan produktifitas.
dengan melakukan pekerjaan yang berguna, efisien, dan bernilai tambah; dengan kemampuan untuk
menyelasaikan berbagai permasalahan hidup dan memperbaiki kekrusakan alam; dll.
Orang Kristen di mana pun, sebagai warga bangsa perlu memiliki etos kerja yang baik dalam
pembangunan masyarakat demi perwujudan cita-cita menjadi bangsa yang besar dan maju. Kita terpanggil
oleh iman kepada Allah untuk terus berkarya bagi kemajuan bangsa.
Penjelasan Teks
Tema utama Kitab Pengkhotbah adalah kesia-siaan. Dalam tradisi Kristen, kitab ini sering dikaitkan
dengan kebijaksanaan raja Salomo. Di usia yang makin senja, Salomo melihat kembali pengalaman
hidupnya, dan menyadari bahwa banyak hal yang ternyata sia-sia. Ada banyak hal yang menimbulkan
sukacita, di samping banyak hal yang membuat gelisah. Menurut kitab Pengkhotbah, semua itu adalah
anugerah Allah. Inilah kenyataan hidup yang Allah berikan kepada manusia. Terhadap kenyataan yang ada
manusia merenungkan karya Allah dalam hidupnya.
Nas kita berisi nasehat untuk bekerja keras. Kesempatan hidup adalah anugerah Allah. Apa pun
situasi hidup tiap orang, kesempatan hidup terus bergerak menuju titik akhir. Setiap kesempatan harus
dimanfaatkan, segala sumber daya harus dikelola demi mewujudkan harapan dan cita-cita, untuk kebaikan
diri dan sesama, keluarga, komunitas, masyarakat dan semesta. “Bekerjalah sekuat tenaga”, pada
kesempatan hidup yang dianugerahkan Allah. Nasehat ini dilengkapi dengan 3 pertimbangan.
Pertama, cerita keberhasilan atau produktifitas hidup tiap orang berkatian dengan pekerjaan,
pertimbangan, pengetahuan, dan hikmat. Semua hal itu tersedia pada kesempatan hidup sekarang ini (ayat
10). Kedua, Allah yang berdaulat menentukan keberhasilan dari segala pekerjaan. Tidak ada seorang pun
manusia yang dapat memastikan apa yang akan terjadi dalam hidup ini karena Allah punya kriteria sendiri
untuk mengaruniakan keberhasilan hidup. Sering kali kriteria Allah itu jauh berbeda dengan kriteria dalam
pandangan umum manusia. Ada kenyataan bahwa “kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan
keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan
untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia” (ayat 11). Siapa pun kita dengan
sumber daya yang dimiliki dapat bekerja dengan sekuat tenaga demi hasil yang akan dianugerahkan Tuhan
kepada kita. Bukan kerja yang memberi hasil, melainkan Tuhan yang menganugerahkan hasil kerja. Ketiga,
manusia dapat terjebak oleh waktu kemalangan, “Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang
mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat” (ayat 12). Ada banyak hal dalam hidup
yang terjadi di luar kehendak kita. Ada banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan atau di luar kontrol
kita. Semua pekerjaan yang dilakukan memiliki kemungkinan berhasil dan kemungkinan gagal.
Nas bacaan kita ini mengarahkan kita kepada kesimpulan bahwa dunia tempat kita hidup sekarang
ini adalah dunia milik Allah dan hidup kita ada di tangan Allah. Segala sesuatu ada di tangan Allah.
Hikmat, kepandaian, dan perbuatan yang hebat tidak pernah menentukan apa-apa dalam hidup ini. Bagi
Pengkhotbah, hidup manusia adalah misteri, rahasia, dan pertanyaan tanpa jawaban. Pemahaman ini tidak
dimaksudkan agar kita menjadi pasrah dan pasif, melainkan mendorong kita agar terus bekerja dengan
baik. Etos Kerja orang Kristen adalah bekerja dalam jalinan relasi yang baik dengan Allah. Kerja yang
tekun dalam relasi yang baik dengan Allah.

26
Aplikasi
Bacaan kita menegaskan panggilan iman untuk bekerja sekuat tenaga selagi ada kesempatan hidup
yang diberikan Tuhan. Banyak hal yang Tuhan sediakan untuk karya hidup yang bermakna, semua itu perlu
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai tanda syukur kepada Allah.
Jumlah orang Krsiten di Indonesia terbilang sangat banyak. Dapat dipastikan bahwa orang Kristen
turut hadir pada berbagai peran strategis bagi kemajuan bangsa, seperti pejabat publik, tokoh agama, Aparat
Sipil Negara, anggota personil TNI/POLRI, satpam, petani, nelayan, pedagang, tukang bangunan, asisten
rumah tanggah, anak sekolah, mahasiswa-mahasiswi, dan lain-lain.
Firman Tuhan hari ini mendorong kita untuk bergerak bersama, sungguh-sungguh mengemban setiap
pekerjaan. Bekerja secara bertanggungjawab, karena pekerjaan itu bukan hanya sarana mencari kebutuhan
hidup, tetapi juga kesaksian iman kepada Allah sebagai Pemberi kesempatan hidup dengan segala kapasitas
yang kita miliki. Kiranya Tuhan memberkati kerja-kerja yang kita lakukan sebagai tanda kemajuan bangsa.
(nlk).

27
Bahan khotbah Minggu dan Bulan Kebangsaan, 28 Agustus 2022
Bacaan Alkitab: Yakobus 4:1 – 10 Tema : Merdeka
dari Hawa Nafsu

Pengantar
Ada ungkapan terkenal dari Bung Karno yaitu “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,
tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” Perkataan ini menegaskan tentang
perjuangan yang tidak akan pernah berakhir karena ancaman akan selalu ada. Walaupun kemerdekaan sudah
diraih tapi perjuangan tidak mengenal kata tamat. Di sisi lain pernyataan ini menunjukkan beratnya tantangan
berhadapan dengan musuh “dalam selimut”. Ada dua hal yang menjadi penyebab betapa sulitnya berhadapan
dengan musuh dari dalam, yaitu pertama, musuh dari dalam sulit dideteksi. Kedua, kalaupun musuh itu sudah
dikenali dan diketahui identitasnya tapi sulit mengambil tindakan tegas karena pertimbangan kedekatan. Hal
ini mengindikasi bahwa berhadapan dengan orang sebangsa sendiri adalah perkara berat. Apalagi jika musuh
itu adalah diri kita sendiri. Teks Alkitab ini menyoroti tentang perjuangan paling berat karena menghadapi
hawa nafsu dalam diri. Tentu tidak mudah tapi tidak boleh ada kata menyerah. Karena jika menyerah atas
hawa nafsu yang berkuasa dalam diri, akibatnya adalah terus diperbudak oleh hawa nafsu itu sehingga tidak
bebas menjalani kehidupan sebagai anak-anak Allah.
Penjelasan Teks
Hawa nafsu adalah keinginan atau ambisi di luar Tuhan. Menurut Yakobus, hawa nafsu adalah inang
yang melahirkan berbagai masalah yaitu sengketa, pertengkaran dan perkelahian. Hawa nafsu ada dalam diri
manusia, bukan dari luar. Kalau biasanya manusia dengan mudah menuduh orang lain sebagai biang masalah,
maka Yakobus mematahkan pandangan itu. Akar persoalan bukan pada pihak lain, tapi terletak pada diri
sendiri. Karena itu perlu ada kesediaan untuk instropeksi diri dan tidak cenderung menyalahkan pihak lain.
Penulis Yakobus mengemukakan dengan jelas penyebab keinginan tidak tercapai: Satu, tidak berdoa.
Doa adalah percakapan dengan Allah dan menunjukan ketergantungan manusia terhadap Allah sebagai Bapa
yang memberi segala yang dibutuhkan. Allah adalah sumber segala sesuatu sehingga mereka yang berdoa
sadar bahwa Allah lah penguasa dan pemilik hidup mereka. Jika seseorang mengabaikan kehidupan doa maka
sebenarnya dia lebih mengadalkan kekuatan dirinya, maka tentu dia tidak akan mendapatkan apa-apa, karena
manusia terbatas adanya.
Kedua, salah berdoa. Yakobus menyebutnya doa untuk memuaskan hawa nafsu. Ada orang yang isi doanya
hanya menderetkan sejumlah permintaan yang sifatnya keinginan untuk pemuasan diri. Dia menganggap
Tuhan hanya perlu mendengar dan harus menjawab sesuai yang diinginkannya. Padahal doa yang benar
adalah sesuai dengan kehendak Tuhan, karena tidak semua yang diminta adalah kebutuhan. Atau bisa jadi
yang didoakan justru bertentangan dengan kehendak Tuhan sehingga doa itu mendapat jawaban.
Yakobus tahu bahwa jika seseorang tidak menemukan akar soal pada dirinya, mengapa doanya tidak
terjawab maka dia hanya akan menyalahkan orang lain bahkan Tuhan. Kecenderungan manusia pada
umumnya tidak setia lagi kepada Tuhan ketika keinginannya tidak tercapai. Yakobus menyebutnya
membangun persahabatan dengan dunia. Bersahabat dengan dunia hanya karena doa tidak dijawab Tuhan
menunjukkan ciri orang yang sombong dan angkuh.
Dengan tegas Firman berkata “siapa bersahabat dengan dunia, maka sebenarnya dia adalah musuh
Allah” Perbuatan-perbuatan jahat akibat hawa nafsu menegaskan posisi manusia sebagai musuh Allah. Bukan
Allah yang memusuhinya, tapi perbuatan dosa yang membuatnya berdiri sebagai musuh Allah. Hawa nafsu
yang berbuah kejahatan membuat manusia berubah dari sekutu Allah menjadi seteru Allah.
Karena itu yang dilakukan orang percaya adalah mengambil sikap perlawanan terhadap iblis.
Kuncinya adalah tunduk kepada Allah, mendekat pada Tuhan, dan lawan si iblis. Ada orang yang
mengartikan kemerdekaan sebagai kebebasan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan diri atau
bebas sebebas – bebasnya. Padahal merdeka yang sesungguhnya adalah bersedia diatur oleh Allah atau
tunduk kepada kehendak Allah. Jadi merdeka dari hawa nafsu bisa terjadi jika kita memberi diri untuk tunduk
pada Allah. Seseorang yang hanya mengikuti kemauan dan ambisi pribadi menunjukkan kalau dia masih
dijajah oleh hawa nafsu. Dia belum menjadi orang merdeka.

28
Aplikasi
Apa yang dapat kita jadikan pelajaran untuk menjadi orang merdeka dari hawa nafsu, dalam kaitan
dengan bulan kebangsaan?
Pertama, milikilah kesadaran bahwa diri sendiri bisa menjadi tempat berdiam hawa nafsu itu.
Kesadaran ini akan menolong kita untuk membangun sikap perlawanan atau perjuangan untuk tidak
dibelenggu hawa nafsu. Memang tidak mudah melawan hawa nafsu dalam diri, karena manusia gampang
melihat selumbar pada mata orang lain daripada balok pada dirinya. Manusia bisa menemukan kekurangan
orang lain dan menuntut hukuman pada sesama, tapi memaklumi kekurangan dirinya dan minta pembebasan
atas kelakuannya yang buruk. membutuhkan kebesaran jiwa untuk mengakui diri sebagai lahan bertumbuhnya
hawa nafsu, karena itu tidak lengah tapi membangun kewaspadaan atas perkembangan hawa nafsu yang dapat
membinasakan tubuh dan merusak hubungan dengan Tuhan.
Kedua, sadarilah bahaya yang ditimbulkan oleh hawa nafsu. Awalnya hanya dalam hati (iri hati) tapi
akhirnya akan berwujud pada pertengkaran, perkelahian dan bahkan pembunuhan. Iblis menyerang pada pusat
hidup manusia yaitu hati. Karena itu Tuhan mau agar sucikan hati, bukan hanya sukakan hati. Menjadi budak
hawa nafsu dan si iblis tidak akan mendatangkan keuntungan apapun, justru kerugian dan kemalangan.
Sebagai bangsa yang kini sudah merdeka dari penjajahan bangsa asing, tidak jarang antar sesama anak bangsa
saling membunuh hanya karena perbedaan suku, agama, pilihan politik dan status sosial. Sesama anak bangsa
menciptakan permusuhan dengan menghembuskan isu SARA, padahal jika ditelusuri maka sebenarnya ada
nafsu berkuasa dari segelintir orang dengan mengatasnamakan kelompok suku dan agama tertentu.

Ketiga, tetaplah berdoa dengan cara yang benar. Orang yang setia berdoa akan dikuasai oleh Roh
Tuhan sehingga dapat menguasai diri dan menjauhkan diri dari segala kejahatan. Perjuangan untuk merdeka
dari hawa nafsu tidak akan tercapai kalau mengandalkan kekuatan dan kehebatan manusia, butuh kerendahan
hati kepada Tuhan. Dalam kehidupan berbangsa, kita mengakui bahwa segala sesuatu termasuk kemerdekaan
adalah karena berkat Tuhan. Negara Indonesia mengakui kemerdekaan dari penjajah dalam rumusan
pembukaan UUD 1945 alinea ketiga “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya “.
Kepentingan diri sendiri, hawa nafsu, dan segala keinginan daging merupakan sumber perpecahan dan
konflik dalam jemaat maupun masyarakat. Oleh karena itu, Yakobus mengingatkan jemaat untuk
mengendalikan seluruh hawa nafsu yang bergelora dalam diri. Segala hawa nafsu itu harus ditundukan di
hadapan Allah, agar Roh-Nya menolong kita. Baik di gereja maupun masyarakat, kita mesti belajar untuk
mengendalikan hasrat pemuasan diri. Jabatan, kekuasaan, bukanlah segalagalanya sehingga kita rela
bermusuhan. Ambisi pribadi yang berlebihan dapat menyebabkan membunuh, iri hati, bertengkar, berkelahi.
Balajarlah untuk tunduk pada kehendak Allah dan kuasai diri agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. (fb)

29

Anda mungkin juga menyukai