Panduan Kredensial OKE
Panduan Kredensial OKE
PENDAHULUAN
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Untuk memahami bagaimana proses kredensial dalam keperawatan professional agar
nantinya memenuhi standar keperawatannya yang telah ditentukan.
Tujuan Khusus setelah mempelajari topic tentang proses kredensial harus mampu :
1. Menyebutkan tentang pengertian kredensial dalam keperawatan professional
2. Menyebutkan tujuan dan jenis-jenis kredensial dalam keperawatan profesional
3. Menjelaskan proses-proses kredensial dalam memenuhi standar praktik keperawatan
4. Mengaplikasikannya serta memenuhi standar keperawatan untuk menjadi seorang perawat
yang professional setelah mempelajari proses kredensial ini.
BAB I : Pendahuluan, Latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode
penulisan dan Sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan teoritis yang berisikan konsep dasar kredensial, pelaksanaan
Proses kredensial dan standar praktik keperawatan
BAB III : penutup yang berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Tujuan kredensial
Menurut Himpunan Peraturan perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan (2005)
tujuan dari kredensial adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2. Melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan
3
3. Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4. Menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan
5. Menilai kesalahan dan kelalaian
6. Melindungi masyarakat dan perawat
7. Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan
8. Membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi
yang kompeten
9. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan.
3. Jenis-jenis Kredensial
Untuk menjamin kualitas standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik praktisi atau
komsumen mempunyi jaminan yang secara legal dapat dipertanggung jawabkan oleh instansi
atau organisasi. Maka dibawah ini dijabarkan tentang jenis-jenis proses kredensial antara lain :
a. Lisensi
Lisensi merupakan izin praktek keperawatan. Izin praktek keperawatan di perlukan oleh
profesi dalam upaya meningkatkan dan menjamin professional anggotanya. Bagi masyarakat
izin pratek keperawatan merupakan perangkat pelindung bagi mereka untuk mendapat
pelayanan dari perawat professional yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan
keperawatan dengan mutu yang tinggi. Tidak adanya izin praktik keperawatan menempatkan
posisi keperawatan berada pada posisi yang sulit untuk menemtukan mutu keperawatan. Bagi
setiap profesi mendapatkan hak izin praktik untuk anggotanya dengan memenuhi tiga criteria
( Kozier, 1990) :
1. Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat
2. Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah
3. Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin.
b. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasilain pada badan
resmi baik milik pemerintah atau bukan ( Priharjo, 1995)
4
Perawat yang telah terdaftar diizinkan unutk memakai sebutan registered nurse. Unutk
dapat terdaftar perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran
dengan nilai yang diterima. Lisensi maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua
tahun sekali.
c. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi
standar minimal kompetensi praktek pada area spesialisasi tertentu, seperti kesehatan ibu dan
anak, pediatric, jiwa, gerontology, dan kesehatan sekolah (priharjo, 1995)
Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap kompetensi
seorang tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjlankan profesi kesehatan
tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.
d. Akreditasi
5
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada
institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah
tertentu (priharjo, 1995)
Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutan
dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-program yang
diselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi struktur, proses dan criteria
hasil.
6
dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus dari pendidikan keperawatan belum tentu cukup
menguasai kompetensinya sebagai perawat. Situasi inilah yang membuat para pemimpin
keperawatan cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah pendidikan perawat atau justru
diperburuk oleh kualitas keperawatan yang diberikan oleh para perawat yang dipersiapkan
dengan tidak mantap(Sumijatun,2010). Tahapan-tahapan dibuatnya Surat Izin Praktek
menurut SK Menkes No. 647 tahun 2000 :
7
a) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan model pemberian
pelayanan keperawatan dirumah sakit
b) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri
c) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat 2
berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan
Pasal 3
a) setiap perewat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP
b) kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik pada
fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri
Pasal 4
a. SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 dikeluarkan oleh pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota
b. SIPP berlaku selama STR masih berlaku
Pasal 5
a) Untuk memperoleh SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 4 perawat harus mengajukan
permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan melampirkan
b) Fotocopy STR yang berlaku dan dilegalisir
c) Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki surat izin praktik
d) Surat pernyataan memiliki empat praktik
e) Pas foto bewarna terbaru ukuran 4x6 seanyak 3 lembar
f) Rekomendasi dari organisasi profesi
g) Surat permohonan memperoleh SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagaiman
tercantum sebagi formulir 1 terlampir
h) SIPP sebagaimana dimaksud pada yat 1 hanya diberikan untuk 1 tempat praktik
i) SIPP sebagiman dimaksud pada ayat 3 sebagiman tercantum dalam formulir II terlampir
8
Pasal 6
a) Dalam menjalankan praktik mandiri perawat wajib memasang papan nama
praktik keperawatan
Pasal 7
SIPP dinyatakan tidak berlaku karena :
a) tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPP
b)masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
c) dicabut atas perintah pengadilan
d)yang bersangkutan meninggal dunia
2. Registrasi
a. Luar Negeri khususnya Australia
Terdapat dua tingkatan perawat di Australia: Registered Nurse (RN) dan Enrolled Nurses
(ENs). Registered Nurse yaitu perawat yang memiliki tingkat pendidikan di program studi
S1. Enrolled Nurses adalah perawat yang telah melalui pendidikan diploma. Di Australia
terdapat enam Negara bagian dan dua daerah. Masing-masing negara bagian memiliki badan
pengawas perawat yang mengurus tentang registrasi perawat.
Setiap perawat harus terdaftar atau mendaftarkan diri mereka di negara bagian atau
wilayah di mana mereka berniat untuk melakukan praktik keperawatan di Negara atau daerah
yang diinginkan. Ada pengakuan hukum timbal balik di Australia yang memberikan izin
dalam melintasi batas-batas negara bagian di Australia. Oleh karena itu seorang perawat yang
terdaftar di satu negara dapat mengajukan permohonan untuk melakukan pendaftaran di
negara bagian lain di bawah pengakuan hukum timbal balik (Priharjo, 1995)
b. Indonesia
Masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan
registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan Sekolah
Perawat Kesehatan (SPK), akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan
dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing. Bagi perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan diberbagai institusi harus segera meregistrasikan diri, agar
9
melanjutkan praktik keperawatan. Pada pasal 27 Undang-undang No 23 Tahun 1992,
dicantumkan : (priharjo, 1995)
1. Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia
harus memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP). Registrasi perawat
dilakukan dalam 2 (dua) kategori :
a.LPN untuk perawat Vokasional.
b.RN untuk perawat Profesionaj
3. Sertifikasi
a. Diluar Negeri Khususnya di Kanada
Di Kanada, perawat dalam bekerja tidak melalui proses pemberian izin kecuali di
provinsi Quebec. Namun, mereka tercatat atau didaftar oleh persatuan perawat di masing-masing
provinsi dan oleh College of Nurse of Ontario. Dalam hal sertifikasi, the CNA Testing Service
(CNATS) memberikan tes untuk menilai kemampuan kandidat di setiap provinsi. Kemungkinan
perawat dapat praktik di wilayah atau provinsi di luar tempat mereka mengambil sertifikat, hal
tersebut bergantung pada perjanjian atau Negara bagian dan provinsi yang terlibat (Priharjo,
1995)
b. Indonesia
Di indoonesia proses pengesahan ini dilakukan oleh Badan Nasional Profesi (BNSP) /
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan
kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen
10
dan sertifikasi ulang dan penggunaan sertifikat. Kumpulan tersebut dan sumber daya untuk
melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat
kompetensi termasuk pemeliharaannya. Pengesahan dilakukan apabila seorang perawat telah
memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah (Priharjo,195)
4. Akreditasi
a. Diluar Negeri Khususnya Amerika Serikat
Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuat program perawatan harus memenuhi
sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh National League For Nursing (NLN). Akreditasi yang
tersedia adalah untuk program pendidikan keperawatan dasar dan program master ( National
Comisson on Nursing 1983)
b. Indonesia
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk
pendidikan D III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes
sedangkan untuk jenjang S1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem
akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.
Di Indonesia pengakuan formal dan pemberian Lisensi lembaga-lembaga sertifikasi
profesi melalui proses Akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan Sertifikasi profesi atau kegiatan uji kompetensi profesi
(potter perry,2006)
11
asuhan keperawatan. Model standar praktik keperawatan pada tiap-tiap negara cukup bervariasi.
Secara umum komponen yang dapat dimasukkan dalam standar praktik keperawatan adalah
(College of Nurses of Ontario, 1990) :
1. Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan dianalisa
oleh perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan, peran perawat,
gubungan interpersonal, proses keperawatan, prinsip intervensi dan masalah
kesehatan yang lazim.
2. Akuntabilitas profesional baik independen maupaun interdependen.
3. Tahap demi tahap proses keperawatan.
Standar pratik keperawatan di Indonesia telah diterbitkan oleh depertemen kesehatan
pertama kali pada tahun 1987. Standar praktik ini telah diperbaharui lagi dan disahkan
berdasarkan SK Dirjenyanmed No. YM.00 03.2.6.7637 pada tanggal 18 Agustus 1993.
Kemudian pada tahun1996, Dewan Pimpinan Pusat PPNI telah menyusun standar profesi
keperawatan berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I/1996 yang terdiri dari :
1. Standar pelayanan keperawatan
2. Standar praktek keperawatan
3. Standar pendidikan keperawatan
4. Standar pendidikan berkelanjutan
Berdasarkan SK. DPP PPNI No.03/DPP/SK/I/1996 standar praktek keperawatan adalah
sebagai berikut : (Sumijatun, 2010)
Standar 1 : Pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien
dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan.
Standar 2 : Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan.
Standar 3 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : tujuan yang dibuat berdasarkan
diagnosa keperawatan
Standar 4 : Rencana asuhan keperawatan meliputi : pririoritas dan pendekatan
12
Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk mencapai tujuan yang
disusun berdasarkan diagnosis keperawatan
Standar 5 : Tindakan keperawatan memberi kesempatan kepada klien atau pasien
untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaaan dan pemulihan
kesehatan.
Standar 6 : Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien mengoptimalkan
kemampuannya untuk hidup sehat.
Standar 7 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan oleh klien
atau pasien dan perawat
Standar 8 : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk
melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas,
penetapan tujuan baru, dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
Pada saat ini keperawatan menghadapi berbagai teori dan tekhnologi baru yang
dirancang untuk membantu pemeliharaan kesehatan dan penanganan masalah kesehatan
masyarakat. Upaya untuk tetap dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan baru merupakan
hal yang menarik dan menantang. Upaya ini tidak saja menyangkut pembenahan kualitas praktik
keperawatan tetapi juga pembenahan aspek hukum yang melindungi perawat sebagai tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan dan masyarakat yang menerima layanan kesehatan
(Sumijatun, 2010)
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada induvidu atau
organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan
atau kebijakan. Dengan adanya proses kredensial maka induvidu, lembaga, atau sebuah
organisasi akan di akui keberadaannya dengan pengakuan dari BNSP dan LSP.
Keperawatan di Indonesia memang masih dalam perkembangan namun pemerintah dan
PPNI selalu mengupayakan berlangsungnya proses kredensial, meskipun proses kredensial di
Indonesia masih terlihat sederhana jika dibandingkan dengan negara maju seperti Kanada dan
Amerika, proses kredensial akan tetap dilaksanakan untuk membentuk perawat yang
berkualitas dengan cara mengidentifikasi proses kredensial di negara Amerika dan negara
maju lainnya.
Sedangkan keperawatan di luar negeri itu sudah lebih maju dalam proses kredensialnya.
Karena sepenuhna didukung oleh pemerintah dan organisasi keperawatan yang ada dinegara
tersebut, salah satunya di Amerika Serikat ada organisasi profesi perawat yang berperan dalam
menetapkan standar praktik keperawatan yang disebut dengan ANA (American Nurses
Association)
Adanya perbedaab proses kredensial antara yang dilaksanakan diLuar negeri dan di
Indonesia tersebut karena pelaksanaan dari proses kredensial tersebut masih kurang didukung
dan di indonesia perkembangannya masih lambat dan masih diupayakan pada Negara lain proses
kredensialnya sudah diaplikasikan bahkan khususnya dari organisasi ANA telah mengeluarkan
buku-buku rujukan tentang keperawatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kelompok mencoba mengajukan saran yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkenaan
dengan materi kredensial.
1. Untuk Perawat : Sebaiknya dapat menjalankan standar praktik keperawatan yang
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, serta dapat mempertahankan standar
14
praktik keperawatan dengan melaksanakan proses kredensial yang mencakup Lisensi, Registrasi,
Sertifikasi agar pofesi perawat Indonesia dapat diakui organisasi perawat dunia.
2. Untuk Pemerintah : Sebaiknya dapat meningkatkan proses kredensial praktik keperawatan di
Indonesia yang sampai saat ini belum sempurna.
3. Untuk Organisasi Profesi Perawat : Agar dapat saling bekerja sama dengan baik dalam
mencapai standar praktik keperawatan yang kompeten, juga bisa membantu pemerintah dalam
mengesahkan Undang-Undang Praktik Keperawatan.
4. Untuk Institusi Kesehatan : Agar program atau pelayanan yang dilakukan oleh institusi
tertentu dapat tercermin dengan baik kinerja lembaga yang bersangkutan dan menggambarkan
mutu, efisiensi, serta relevansi suatu institusi dalam status akreditasinya.
5. Masyarakat : Agar memberikan dukungan terhadap RUU praktik keperawatan, sehingga
dengan disahkannya RUU praktik keperawatan masyarakat dapat merasakan pelayanan
kesehatan dengan baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
1.Kozier, Erb. 2005. Fundamental Keperawatan IV. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2.Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan I: alih bahasa, Yasmin Asih ...(et al,); editor
edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.___Ed 4.___ Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
3.Priharjo Robert. 1995. Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
4.Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : Trans Info Media
5.Kozier B, Erb G, Berman A,. & Snyder S.J. 2004. Fundamental of Nursing Concepts, Process
6.Guido, G. W. 2006. Legal & Ethical Issues in Nursing. 4th Edition. New Jersey : Pearson
Education, Inc
16