Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu seni yang berorientasikan kepada manusia, perasaan untuk
menghargai sesama individu, dan suatu naluri kesusilaan dan tindakan apa yang harus
dikerjakan. Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat bahwa perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perawat  dituntut  untuk  bertanggung  jawab  dalam  setiap  tindakannya  khususnya 
selama melaksanakan  tugas  di  rumah  sakit,  puskesmas,  panti,  klinik  atau masyarakat.
Meskipun  tidak dalam rangka  tugas atau  tidak sedang meklaksanakan dinas, perawat   dituntut
untuk bertangung jawab dalam  tugas-tugas yang melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki
peran dan  fungsi yang sudah disepakati. Perawat sudah berjanji dengan sumpah perawat bahwa
ia akan senantiasa melaksanakan tugas-tugasnya.
Kredensial merupakan proses untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
praktik keperawatan. Proses kredensial terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya lisensi,
registrasi, sertifikasi, dan akreditasi. Proses kredensial di Indonesia, masih belum tertata secara
sempurna dikarenakan oleh banyak factor. Salah satu factor utama yang menyebabkan hambatan
proses kredensial adalah belum  disahkannya  RUU  Praktik Keperawatan. Untuk mendapatkan
izin praktik maka seorang lulusan dari pendidikan professional keperawatan harus mendaftarkan
diri pada dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi untuk mengikuti ujian (Kozier, 1990).
Perkembangan ilmu keperawatan di Amerika telah berkembang sejak lama dan proses 
kredensial  khususnya  lisensi untuk  perawat telah lahir pada tahun 1923 di  negara  tersebut.
Sehingga  perkembangan  keperawatan di Amerika jauh lebih maju di bandingkan negara
indonesia. Di Amerika Serikat misalnya, izin praktik keperawatan diberikan pada perawat
professional mulai pada tahun 1903 tepatnya di Negara bagian North Carolina, kemudian pada
tahun 1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin praktik bagi para perawat (Kozier,
1990).

1
B.     Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
        Untuk memahami bagaimana proses kredensial dalam keperawatan professional agar
nantinya memenuhi standar keperawatannya yang telah ditentukan.
Tujuan Khusus setelah mempelajari topic tentang proses kredensial harus mampu :
1.      Menyebutkan tentang pengertian kredensial dalam keperawatan professional
2.      Menyebutkan tujuan dan jenis-jenis kredensial dalam keperawatan profesional
3.      Menjelaskan proses-proses kredensial dalam memenuhi standar praktik keperawatan
4.      Mengaplikasikannya serta memenuhi standar keperawatan untuk menjadi seorang perawat
yang professional setelah mempelajari proses kredensial ini.

C.    Ruang Lingkup


Dalam makalah keperawatan professional ini kami membahas tentang proses Kredensial
dalam keperawatan professional.

D.     Metode Penulisan


Penulisan dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode deskriftif yaitu
memaparkan atau mendeskripsikan tentang proses kredensial dalam keperawatan professional
dengan studi kepustakaan serta artikel-artikel yang kami dapatkan dari internet.
E.     Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 4 BAB, yaitu :

BAB I              : Pendahuluan, Latar belakang, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode
                          penulisan dan  Sistematika penulisan
BAB II             : Tinjauan teoritis yang berisikan konsep dasar kredensial, pelaksanaan
                          Proses kredensial dan standar praktik keperawatan
BAB III            : penutup yang berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.     Konsep Dasar Proses Kredensial


1.  Pengertian
Credentialing berasal dari bahasa inggris yang artinya mandat. Sedangkan dalam bahasa
Indonesia credentialing biasa juga disebut dengan kredensial. Kredensial merupakan proses
untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan 
salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan akuntabilitas persiapan
pendidikan anggotanya (Priharjo, 1995)
Kredensial merupakan salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar
praktik dan akuntabilitas persiapan pendidikan anggotanya (Kozier, Erb, 2004)
Sebagai gambaran, di lingkungan Oxford dan United Health Care, kredensial diberikan
dengan beberapa kriteria, antara lain :
a.       Secara umum mempunyai izin sah dari pemerintah
b.      Secara umum mempunyai DEA atau sejenisnya
c.       Lulus Pendidikan Keperawatan dan mempunyi sertifikat keperawatan
d.      Mempunyai izin dari instansi rumah sakit
e.       Mempunyai asuransi malpraktik
f.        Mempunyai persetujuan kolaboratif dengan tenaga spesialis lainnya
g.       Mempunyi protokoler praktik
h.       Mempunyi pengalaman  

2. Tujuan kredensial
Menurut Himpunan Peraturan perundang-undangan Bidang Tenaga Kesehatan (2005)
tujuan dari kredensial adalah sebagai berikut :
1.      Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
2.      Melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan

3
3.      Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4.      Menilai boleh tidaknya melakukan praktik keperawatan
5.      Menilai kesalahan dan kelalaian
6.      Melindungi masyarakat dan perawat
7.      Menentukan dan mempertahankan kompetensi keperawatan
8.     Membatasi pemberian kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan hanya bagi
yang kompeten
9.     Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai kompetensi yang
diperlukan.

3. Jenis-jenis Kredensial
Untuk menjamin kualitas standar pelayanan praktik seseorang sehingga baik praktisi atau
komsumen mempunyi jaminan yang secara legal dapat dipertanggung jawabkan oleh instansi
atau organisasi. Maka dibawah ini dijabarkan tentang jenis-jenis proses kredensial antara lain :
a.  Lisensi
Lisensi merupakan izin praktek keperawatan. Izin praktek keperawatan di perlukan oleh
profesi dalam upaya meningkatkan dan menjamin professional anggotanya. Bagi masyarakat
izin pratek keperawatan merupakan perangkat pelindung bagi mereka untuk mendapat
pelayanan dari perawat professional yang benar-benar mampu dan mendapat pelayanan
keperawatan dengan mutu yang tinggi. Tidak adanya izin praktik keperawatan menempatkan
posisi keperawatan berada pada posisi yang sulit untuk menemtukan mutu keperawatan. Bagi
setiap profesi mendapatkan hak izin praktik untuk anggotanya dengan memenuhi tiga criteria
( Kozier, 1990) :
1.      Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat
2.      Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah
3.      Ada suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses pemberian izin.

b. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dalam informasilain pada badan
resmi baik milik pemerintah atau bukan ( Priharjo, 1995)

4
Perawat yang telah terdaftar diizinkan unutk memakai sebutan registered nurse. Unutk
dapat terdaftar perawat harus pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran
dengan nilai yang diterima. Lisensi maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu atau dua
tahun sekali.

Registered nurse berarti seorang perawat yang melakukan praktek keperawatan


professional dengan :
1. Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok
2. Menegakkan diagnose keperawatan
3. Menentukan tujuan untuk memenuhi perawatan kesehatan
4. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi keperawatan
5. Member kewenangan intervensi keperawatan yang dilaksanakan orang lain dan tidak
bertentangan dengan undang-undang
6. Mempertahankan perawatan yang aman dan efektif baik secara lansung maupun tidak
lansung
7. Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi
8. Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
9. Mengelola praktek keperawatan
10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan.

c. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi
standar minimal kompetensi praktek pada area spesialisasi tertentu, seperti kesehatan ibu dan
anak, pediatric, jiwa, gerontology, dan kesehatan sekolah (priharjo, 1995)
Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi terhadap kompetensi
seorang tenaga profesi setelah memenuhi persyaratan untuk menjlankan profesi kesehatan
tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.

d. Akreditasi

5
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi kepada
institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan pemerintah
tertentu (priharjo, 1995)
Status akreditasi suatu lembaga merupakan cermin kinerja lembaga yang bersangkutan
dan menggambarkan mutu, efisiensi, serta relevansi suatu program-program yang
diselenggarakan. Hal-hal yang diukur dalam akreditasi meliputi struktur, proses dan criteria
hasil.

B.     Pelaksanaan Proses Kredensial


Perkembangan kredensial keperawatan cukup bervariasi di setiap negara. Berikut  ini
gambaran proses kredensial  di dunia dan Indonesia :
1. Lisensi
a. Diluar Negeri khususnya Amerika Serikat
Di Amerika Serikat misalnya, izin praktik keperawatan diberikan pada perawat
professional mulai pada tahun 1903 tepatnya di Negara bagian North Carolina. Pada tahun
1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin praktik bagi para perawat. Untuk
mendapatkan izin praktik maka seorang lulusan dari pendidikan professional keperawatan
harus mendaftarkan diri pada dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi untuk mengikuti
ujian. Di Amerika Dewan ini bernama State Board of Nursing, atau Board of Registered
Nursing, atau Board of Nurse Examinors. Biaya ujian cukup bervariasi antara US$ 25- 100.
Bagi para perawat yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi keperawatan (Master
Degree) maka kepada mereka diperbolehkan mengikuti ujian untuk mendapatkan izin
advanced nursing practice. Ujian yang diselenggarakan sesuai dengan spesialisasi misalnya
perawat spesialis anestesi, perawat spesialis kebidanan, perawat spesialis klinik, perawat
spesialis anak, perawat spesialis kesehatan keluarga, perawat spesialis kesehatan sekolah, dan
perawat spesialis jiwa. Setelah lulus ujian maka kepada mereka diberi sebutan keprofesian
sesuai spesialisasi yang diambil ( Potter Perry, 2006)
b.    Indonesia
Kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang pendidikan keperawatan
dengan standar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak sama. Secara sederhana dapat

6
dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus dari pendidikan keperawatan belum tentu cukup
menguasai kompetensinya sebagai perawat. Situasi inilah yang membuat para pemimpin
keperawatan cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah pendidikan perawat atau justru
diperburuk oleh kualitas keperawatan yang diberikan oleh para perawat yang dipersiapkan
dengan tidak mantap(Sumijatun,2010). Tahapan-tahapan dibuatnya Surat Izin Praktek
menurut SK Menkes No. 647 tahun 2000 :

1) Surat Izin Perawat (SIP)


Adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di seluruh
wilayah Indonesia. SIP ini di berikan kepada perawat yang baru lulus, perawat yang sudah
bekerja dan perawat yang sedang menjalani pendidikan formal. Berlaku selama 5  tahun dan
diperpanjang 6 bulan sebelum masa berlakunya habis. Surat Izin Perawat ini dikeluarkan oleh
dinas kesehatan provinsi
.
2)  Surat Izin Kerja (SIK)
Merupakan bukti tertulis yang diberikan pada perawat untuk melakukan praktik
keperawatan. Surat Izin Kerja ini diberikan kepada semua perawat yang akan melaksanakan
praktik keperawatan selambat-lambatnya 1 bulan setelah sang perawat diterima kerja atau
bagi yang sudah bekerja paling lambat 2 tahun.

3) Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)


Yaitu bukti tertulis yang diberikan kepada perawat  untuk menjalankan praktik
keperawatan perorangan atau kelompok. Diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan
minimal D-III keperawatan dan memiliki pengalaman bekerja 3 tahun. SIPP diperbaharui 6
bulan sebelum masa berlakunya habis.  SIK dan SIPP berlaku sepanjang masa berkaku SIP.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
:HK.02.02/MENKES/148/1/2010 tentang Registrasi dan Praktek Perawat di  BAB  II
mengenai  perizinan : (sumijatun, 2010).
Pasal 2

7
a) Perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan model pemberian
pelayanan keperawatan dirumah sakit
b) Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri
c) Perawat yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada   ayat 2
berpendidikan minimal Diploma III (D III) Keperawatan

Pasal 3
a) setiap perewat yang menjalankan praktik wajib memiliki SIPP
b) kewajiban memiliki SIPP dikecualikan bagi perawat yang menjalankan praktik pada
fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri

Pasal 4
a. SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 dikeluarkan oleh pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota
b. SIPP berlaku selama STR masih berlaku

Pasal 5
a) Untuk memperoleh SIPP sebagaiman dimaksud dalam pasal 4 perawat harus mengajukan
permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan melampirkan
b) Fotocopy STR yang berlaku dan dilegalisir
c) Surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki surat izin praktik
d) Surat pernyataan memiliki empat praktik
e) Pas foto bewarna terbaru ukuran 4x6 seanyak 3 lembar
f) Rekomendasi dari organisasi profesi
g) Surat permohonan memperoleh SIPP sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sebagaiman
tercantum sebagi formulir 1 terlampir
h) SIPP sebagaimana dimaksud pada yat 1 hanya diberikan untuk 1 tempat praktik
i) SIPP sebagiman dimaksud pada ayat 3 sebagiman tercantum dalam formulir II terlampir

8
Pasal 6
a) Dalam menjalankan praktik mandiri perawat wajib memasang papan nama
praktik keperawatan

Pasal 7
SIPP dinyatakan tidak berlaku karena :
a) tempat praktik tidak sesuai lagi dengan SIPP
b)masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
c) dicabut atas perintah pengadilan
d)yang bersangkutan meninggal dunia

2. Registrasi
a. Luar Negeri khususnya Australia
Terdapat dua tingkatan perawat di Australia: Registered Nurse (RN) dan Enrolled Nurses
(ENs). Registered Nurse yaitu  perawat  yang memiliki  tingkat pendidikan di program studi
S1. Enrolled Nurses adalah perawat yang telah melalui pendidikan diploma. Di Australia
terdapat enam Negara bagian dan dua daerah. Masing-masing negara bagian memiliki badan
pengawas perawat yang mengurus tentang registrasi perawat.
Setiap perawat harus terdaftar atau mendaftarkan diri mereka di negara bagian atau
wilayah di mana mereka berniat untuk melakukan praktik keperawatan di Negara  atau daerah
yang diinginkan. Ada pengakuan hukum timbal balik di Australia yang memberikan izin 
dalam melintasi batas-batas negara bagian di  Australia. Oleh karena itu seorang perawat yang
terdaftar di satu negara dapat mengajukan permohonan untuk melakukan pendaftaran di
negara bagian lain di bawah pengakuan hukum timbal balik (Priharjo, 1995)
b. Indonesia
         Masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem pemberian izin praktik dan
registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua perawat baik bagi lulusan Sekolah
Perawat  Kesehatan (SPK), akademi, sarjana keperawatan maupun program master keperawatan
dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing. Bagi perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan diberbagai institusi harus segera meregistrasikan diri, agar

9
melanjutkan praktik keperawatan. Pada pasal 27 Undang-undang No 23 Tahun 1992,
dicantumkan : (priharjo, 1995)
1.      Setiap perawat yang akan melakukan praktik keperawatan di Indonesia
      harus memiliki Surat Tanda Registrasi Perawat (STRP). Registrasi perawat
      dilakukan dalam 2 (dua) kategori :
  a.LPN untuk perawat Vokasional.
b.RN untuk perawat Profesionaj

2. Untuk melakukan Registrasi awal perawat harus memenuhi persyaratan :


a) Memiliki Ijazah perawat Diploma III dan SPK untuk LPN
b)  Memiliki Ijazah Ners atau Ners Spesialis I atau Ners Spesialis II untuk RN.
c) Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah janji perawat.
d) Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental.
e) Lulus uji kompetensi
f) Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan kode etik profesi keperawatan
g) Rekomendasi dari organisasi profesi

3.      Sertifikasi
a.       Diluar Negeri Khususnya di Kanada
            Di Kanada, perawat dalam bekerja tidak melalui proses pemberian izin kecuali di
provinsi Quebec. Namun, mereka tercatat atau didaftar oleh persatuan perawat di masing-masing
provinsi dan oleh College of Nurse of Ontario. Dalam hal sertifikasi, the CNA Testing Service
(CNATS) memberikan tes untuk menilai kemampuan kandidat di setiap provinsi. Kemungkinan
perawat dapat praktik di wilayah atau provinsi di luar tempat mereka mengambil sertifikat, hal
tersebut bergantung pada perjanjian atau Negara bagian dan provinsi yang terlibat (Priharjo,
1995)
b.      Indonesia
            Di indoonesia proses pengesahan ini dilakukan oleh Badan Nasional Profesi (BNSP) /
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan
kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen

10
dan sertifikasi ulang dan penggunaan sertifikat. Kumpulan tersebut dan sumber daya untuk
melakukan proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasinya, untuk menerbitkan sertifikat
kompetensi termasuk pemeliharaannya. Pengesahan dilakukan apabila seorang perawat telah
memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah (Priharjo,195)

4.      Akreditasi
a.       Diluar Negeri Khususnya Amerika Serikat
Untuk mendapatkan akreditasi atau pengakuat program perawatan harus memenuhi
sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh National League For Nursing (NLN). Akreditasi yang
tersedia adalah untuk program pendidikan keperawatan dasar dan program master ( National
Comisson on Nursing 1983)

b.      Indonesia
        Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk
pendidikan D III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat Diknakes
sedangkan untuk jenjang S1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit dilakukan dengan suatu sistem
akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus dikembangkan.
          Di Indonesia pengakuan formal dan pemberian Lisensi lembaga-lembaga sertifikasi
profesi melalui proses Akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan kegiatan Sertifikasi profesi atau kegiatan uji kompetensi profesi
(potter perry,2006)

C.     Standar Praktik Keperawatan


      Standar praktik keperawatan merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap
tenaga perawat. Standar pratik keperawatan mengidenfikasikan harapan-harapan minimal bagi
para perawat profesional dalam memberikan keperawatan yang aman, efektif dan etis (Priharjo,
1995)
      Dengan adanya standar pratik keperawatan, maka profesi keperawatan dapat mewujutkan
tanggung jawab atau kebulatan tekadnya untuk melindungi masyarakat. Standar pratik
keperawatan membantu dan menuntut para perawat dalam menjalankan tugasnya memberikan

11
asuhan keperawatan. Model standar praktik keperawatan pada tiap-tiap negara cukup bervariasi.
Secara umum komponen yang dapat dimasukkan dalam standar praktik keperawatan adalah
(College of Nurses of Ontario, 1990) :
1.         Pernyataan tentang pengetahuan keperawatan yang harus dipahami dan dianalisa
        oleh perawat profesional seperti konsep dasar keperawatan, peran perawat,
        gubungan interpersonal, proses keperawatan, prinsip intervensi dan masalah
        kesehatan yang lazim.
2.         Akuntabilitas profesional baik independen maupaun interdependen.
3.         Tahap demi tahap proses keperawatan.

        Standar pratik keperawatan di Indonesia telah diterbitkan oleh depertemen kesehatan
pertama kali pada tahun 1987. Standar  praktik ini telah diperbaharui  lagi dan  disahkan 
berdasarkan  SK  Dirjenyanmed No.  YM.00 03.2.6.7637 pada tanggal 18 Agustus 1993.
Kemudian pada  tahun1996,  Dewan Pimpinan Pusat  PPNI telah menyusun standar  profesi
keperawatan berdasarkan SK.No.03/DPP/SK/I/1996 yang  terdiri dari :
1.      Standar  pelayanan  keperawatan
2.      Standar praktek keperawatan
3.      Standar  pendidikan  keperawatan
4.      Standar pendidikan  berkelanjutan
             
  Berdasarkan SK. DPP PPNI No.03/DPP/SK/I/1996 standar  praktek  keperawatan adalah
sebagai berikut : (Sumijatun, 2010)
Standar 1     : Pengumpulan  data  tentang  status  kesehatan  klien  atau  pasien
                      dilakukan 
                                  secara  sistematis  dan  berkesinambungan.
Standar 2     : Diagnosis keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
           kesehatan.
Standar 3     : Rencana asuhan keperawatan meliputi :  tujuan yang dibuat  berdasarkan
          diagnosa keperawatan
Standar 4     : Rencana asuhan keperawatan meliputi : pririoritas dan  pendekatan

12
          Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk mencapai tujuan yang
          disusun berdasarkan diagnosis  keperawatan
Standar 5     : Tindakan keperawatan memberi kesempatan kepada klien atau pasien
                            untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaaan dan pemulihan
                             kesehatan.
Standar 6     : Tindakan keperawatan membantu klien atau pasien mengoptimalkan
                     kemampuannya untuk hidup sehat.
Standar 7     : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan ditentukan  oleh klien
                     atau pasien  dan  perawat
Standar 8     : Ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk
  melakukan pengkajian ulang, pengaturan kembali urutan prioritas,
  penetapan tujuan baru, dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
                                   

Pada saat ini keperawatan menghadapi berbagai teori dan tekhnologi baru yang
dirancang untuk membantu pemeliharaan kesehatan dan penanganan masalah kesehatan
masyarakat. Upaya untuk tetap dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan baru merupakan
hal yang menarik dan menantang. Upaya ini tidak saja menyangkut pembenahan kualitas praktik
keperawatan tetapi juga pembenahan aspek hukum yang melindungi perawat sebagai tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan dan masyarakat yang menerima layanan kesehatan
(Sumijatun, 2010)

13
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada induvidu atau
organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam melakukan suatu tindakan
atau kebijakan. Dengan adanya proses kredensial maka induvidu, lembaga, atau sebuah
organisasi akan di akui keberadaannya dengan pengakuan dari  BNSP dan LSP.
Keperawatan  di  Indonesia  memang masih dalam perkembangan  namun  pemerintah dan
PPNI selalu mengupayakan berlangsungnya proses  kredensial, meskipun proses  kredensial di
Indonesia masih terlihat  sederhana jika dibandingkan dengan negara  maju seperti Kanada  dan
Amerika,  proses  kredensial akan tetap dilaksanakan untuk  membentuk perawat yang
berkualitas dengan  cara mengidentifikasi  proses kredensial  di  negara  Amerika dan negara 
maju lainnya.
Sedangkan keperawatan di luar negeri itu sudah lebih maju dalam proses kredensialnya.
Karena sepenuhna didukung oleh pemerintah dan organisasi keperawatan yang ada dinegara
tersebut, salah satunya di Amerika Serikat ada organisasi profesi perawat yang berperan dalam
menetapkan standar praktik keperawatan yang disebut dengan ANA (American Nurses
Association)
Adanya perbedaab proses kredensial antara yang dilaksanakan diLuar negeri dan di
Indonesia tersebut karena pelaksanaan dari proses kredensial tersebut masih kurang didukung
dan di indonesia perkembangannya masih lambat dan masih diupayakan pada Negara lain proses
kredensialnya sudah diaplikasikan bahkan khususnya dari organisasi ANA telah mengeluarkan
buku-buku rujukan tentang keperawatan.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas kelompok mencoba mengajukan saran yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkenaan
dengan materi kredensial.
1.      Untuk Perawat : Sebaiknya dapat menjalankan standar praktik keperawatan yang
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, serta dapat mempertahankan standar

14
praktik keperawatan dengan melaksanakan proses kredensial yang mencakup Lisensi, Registrasi,
Sertifikasi agar pofesi perawat Indonesia dapat diakui organisasi perawat dunia.
2.      Untuk Pemerintah : Sebaiknya dapat meningkatkan proses kredensial praktik keperawatan di
Indonesia yang sampai saat ini belum sempurna.
3.      Untuk Organisasi Profesi Perawat : Agar dapat saling bekerja sama dengan baik dalam
mencapai standar praktik keperawatan yang kompeten, juga bisa membantu pemerintah dalam
mengesahkan Undang-Undang Praktik Keperawatan.
4.      Untuk Institusi Kesehatan : Agar program atau pelayanan yang dilakukan oleh institusi
tertentu dapat tercermin dengan baik kinerja lembaga yang bersangkutan dan menggambarkan
mutu, efisiensi, serta relevansi suatu institusi dalam status akreditasinya.
5.      Masyarakat : Agar memberikan dukungan terhadap RUU praktik keperawatan, sehingga
dengan disahkannya RUU praktik keperawatan masyarakat dapat merasakan pelayanan
kesehatan dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

1.Kozier, Erb. 2005. Fundamental Keperawatan IV. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2.Potter, Perry. 2006. Fundamental Keperawatan I: alih bahasa, Yasmin Asih ...(et al,); editor

edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester.___Ed 4.___ Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

3.Priharjo Robert. 1995. Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

4.Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta : Trans Info Media

            ———. 2010. Definitin of Credentialing.available at.www.ehow.com (update on 10 nov 2010)

5.Kozier B, Erb G, Berman A,. & Snyder S.J. 2004. Fundamental of Nursing Concepts, Process

and Practice. 7th Ed. New Jersey : Pearson Education Lin.

6.Guido, G. W. 2006. Legal & Ethical Issues in Nursing. 4th Edition. New Jersey : Pearson

Education, Inc

16

Anda mungkin juga menyukai