Anda di halaman 1dari 8

ORBITH VOL. 15 NO.

2 Juli 2019 : 56 - 63

KAJIAN PENERAPAN ALGORITMA FUZZY C-MEANS DALAM


PENENTUAN JURUSAN BAGI SISWA KELAS X SMA: STUDI KASUS
SMA I BARUNAWATI JAKARTA BARAT
Oleh: Dewi Anjani1, Dewi Mustari2, Naely Farkhatin3
Staf Pengajar Teknik Informatika Universitas Indraprasta PGRI
Jl. Nangka No. 58E Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Email : mustaridewi@yahoo.com

Abstrak

Pengambilan keputusan dalam penentuan jurusan sangatlah penting, karena penentuanjurusan siswa
berpengaruh terhadap kegiatan akademik siswa dengan adanya penjurusan diharapkan setiap siswa
dapat lebih fokus pada bakat yang dimiliki. Kecenderungan yang terjadi saat ini, banyak siswa hanya
mengikuti pendapat orang tua, teman. Dengan hanya mendasarkan pendapat tersebut dan tanpa
menelaah kemampuannya seorang siswa bisa membuat keputusan yang sangat bertolak belakang dengan
minat dan bakatnya. Akibatnya yang terjadi setelah itu, yaitu kemalasan belajar dan menurunnya
prestasi sekolah karena siswa merasa salah memilih jurusan. Untuk mengatasi permasalahan kesalahan
dalam pemilihan jurusan ini dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang mampu melakukan
perhitungan nilai, serta minat yang dimiliki siswa SMA untuk membantu menentukan jurusan yang tepat.
Sistem yang digunakan menggunakan logika fuzzy c-means (FCM) dimana membutuhkan beberapa
masukan berupa nilai rata-rata raport semester ganjil dan semester genap serta nilai rata- rata tes
potensi akademik. Dengan pendekatan tersebut diharapakan siswa mampu memilih jurusan SMA yang
sesuai. Dari kriteria tersebut dibuatlah suatu penerapan penentuan jurusan SMA tersebut. Sebagai ruang
lingkup penulis tesis, melakukan penelitian pada SMA I Barunawati Jakarta Barat. Hasil yang didapat
dalam penelitian ini merupakan penentuan jurusan SMA yang praktis yang dapat diterapkan secara
efisien dan efektif.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan Jurusan, SMA I Barunawati, Logika Fuzzy C-
Means
.

1. Pendahuluan nilai akademik siswa dan minat bakat


Dalam kehidupan manusia selalu siswa.
dihadapkan pada beberapa pilihan. Kedua hal tersebut saling berkaitan dalam
Pengambilan keputusan yang tepat akan penentuan siswa masuk jurusan IPA atau
sangat berpengaruh pada kehidupan kita jurusan IPS. Beberapa pertimbangan yang
kedepannya. Permasalahan pengambilan telah dilakukan masih sering dijumpai
keputusan juga dialami oleh siswa yang siswa SMA yang merasa tidak tepat dengan
ingin melanjutkan sekolahnya ke jenjang jurusan yang dimasuki. Dengan Teknologi
yang lebih tinggi. Banyak hal yang perlu informasi yang ada saat ini dapat kita
dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah manfaatkan untuk melihat kemampuan
maupun jurusan yang sesuai. Kita dapat siswa sehingga ketidaktepatan dan
memanfaatkan teknologi untuk kebimbangan pilihan jurusan dapat
memudahkan siswa dalam menetukan berkurang.
pemilihan jurusan. Oleh karena itu sangat perlu SMA I
SMA I Barunawati merupakan salah satu Barunawati membuat sistem yang
unit pelaksana teknis dinas pendidikan kota mengimplementasikan metode logika
Jakarta. Pada tahun kedua, siswa akan Fuzzy C-means (FCM) untuk menentukan
dihadapkan pada dua pilihan jurusan yang jurusan SMA yang sesuai dengan
ada yaitu jurusan IPA atau jurusan IPS. kemampuan siswa. hal ini dapat dilakukan
Penentuan penjurusan dilakukan mulai dengan cara melihat nilai mata pelajaran
akhir semester dua pada tahun pertama. juga tes potensi akademik.
Penentuan ini dipertimbangkan berdasarkan
56
KAJIAN ………………………………………… Dewi Anjani1, Dewi Mustari2, Naely Farkhatin3

Fuzzy Clustering adalah salah satu teknik memasukkan datanya melalui “load data”,
untuk menentukan cluster optimal dalam kemudian kita dapat memilih methods yang
suatu ruang vector yang didasarkan pada ingin kita pecahkan jika sudah selesai
bentuk normal Euclidian untuk jarak antar menentukan semuanya kita dapat klik Start
vector. Fuzzy clustering sangat berguna dan hasilnya seperti berikut :
bagi pemodelan fuzzy terutama dalam
mengidentifikasi aturan-aturan fuzzy.
Menurut Jim Bezdek (1965) Ada beberapa
algoritma clustering data, salah satu
diantaranya adalah fuzzyC-Means (FCM)
adalah suatu teknik pengcluster data yang
mana keberadaan tiap- tiap titik data dalam
suatu cluster ditentukan oleh derajat
keanggotaan.
Konsep dasar FCM, pertama kali adalah
menentukan pusat cluster, yang akan
menandai lokasi rata- rata untuk tiap- tiap Gambar 2. FCM dengan GUI Tool
cluster. Pada kondisi awal, pusat cluster ini pada matlab
masih belum akurat. Tiap- tiap titik data
memiliki derajat keanggotaan untuk tiap- Logika Fuzzy merupakan seuatu logika
tiap cluster. Dengan cara memperbaiki yang memiliki nilai kekaburan atau
pusat cluster dan derajat keanggotaan tiap- kesamaran (fuzzyness) antara benar atau
tiap titik data secara berulang, maka akan salah. Dalam teori logika fuzzy suatu nilai
dapat dilihat bahwa pusat cluster akan bias bernilai benar atau salah secara
bergerak menuju lokasi yang tepat. bersama. Namun berapa besar keberadaan
Perulangan ini didasarkan pada minimisasi dan kesalahan suatu tergantung pada bobot
fungsi objektif yang menggambarkan jarak keanggotaan yang dimilikinya. Logika
dari titik data yang diberikan ke pusat fuzzy memiliki derajat keanggotaan dalam
cluster yang berbobot oleh derajat rentang 0 hingga 1. Berbeda dengan logika
keanggotaan titik data tersebut. digital yang hanya memiliki dua nilai 1 atau
0. Logika fuzzy digunakan untuk
menterjemahkan suatu besaran yang
diekspresikan menggunakan bahasa
(linguistic), misalkan besaran kecepatan
laju kendaraan yang diekspresikan dengan
pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat.
Dan logika fuzzy menunjukan sejauh mana
suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu
nilai itu salah. Tidak seperti logika klasik
(scrisp)/ tegas, suatu nilai hanya
Gambar 1. FCM dengan 2-D Cluster mempunyai 2 kemungkinan yaitu
pada matlab merupakan suatu anggota himpunan atau
tidak. Derajat keanggotaan 0 (nol) artinya
Dan jika kita ingin mengolah data nilai bukan merupakan anggota himpunan
menggunakan GUI Tool pada matlab maka dan 1 (satu) berarti nilai tersebut adalah
tampilannya adalah seperti gambar 1 untuk anggota himpunan.
menampilkan GUI Tool di matlab maka Ada beberapa hal yang perlu diketahui
kita dapat menggunakan listing dalam sistem fuzzy yaitu variabel fuzzy,
“findcluster” kemudian akan otomatis akan himpunan fuzzy, semesta pembicara,
tampil GUI Tool. Dan kita dapat domain, fungsi keanggotaan Variabel fuzzy

57
ORBITH VOL. 15 NO. 2 Juli 2019 : 56 - 63

merupakan variabel yang hendak dibahas kepustakaan yang berhubungan dengan


dalam suatu sistem fuzzy, contoh : umur, pengambilan judul. Kemudian langkah
temperature, permintaan dsb. Himpunan selanjutnya yaitu survey langsung ke
fuzzy merupakan suatu grup mewakili suatu tempat penelitian yaitu SMA I Barunawati
kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu Jakarta Barat, hasil dari survey ini adalah
variabel fuzzy, Variabel umur, terbagi berupa standar penilaian hasil raport dan
menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu MUDA, penjelasan tes potensi akademik untuk
PAROBAYA dan TUA. Semesta penentuan jurusan IPA dan IPS yang
pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
diperbolehkan untuk dioperasikan dalam Kuesioner. Berdasarkan standar penilaian
suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan ini dibentuk cluster dan node dalam
merupakan himpunan bilangan real yang menyusun instrumen penelitian yaitu
senantiasa naik (bertambah secara monoton kuesioner. Kuesioner penelitian ini
dari kiri kekanan. Nilai semesta berbentuk soal tes poetensi akademik yang
pembicaraan dapat berupa bilangan positif terkait dalam penjurusan IPA dan IPS
maupun negatif. Adakalanya nilai semesta Langkah selanjutnya adalah menyebarkan
pembicaraan ini tidak dibatasi batas kueisoner kepada responden penilai yaitu
atasnya. Domain himpunan fuzzy adalah dengan metode penilaian total keseluruhan
keseluruhan nilai yang diijinkan dalam soal kuesioner dibagi jumlah jawaban yang
semesta pembicaraan dan boleh diopersikan salah..
dalam suatu himpunan fuzzy. Fungsi Pengolah Data Kuesioner. Setelah
keanggotaan (membership function) adalah kuesioner diisi oleh responden. Maka data
suatu kurva yang menunjukkan pemetaan diolah menggunakan metode FCM, yaitu
titik- titik input data kedalam nilai pertama kali menggunakan software excel
keanggotaannya (sering juga disebut untuk menentukan cluster. Baru kemudian
dengan derajat keanggotaan yang memiliki data yang diperoleh dari perhitungan
interval antara 0 sampai 1. tersebut dientri kedalam aplikasi matlab
untuk memperoleh hasil akhir berupa
2. Metode Penelitian penentuan jurusan IPA dan IPS..
Penelitian ini merupakan penelitian Laporan. Setelah ketiga tahap diatas
terapan (applied research) yaitu dengan dilakukan maka disusunlah laporan
mempelajari teori-teori penelitian terdahulu penelitian ini. Kedalam bentuk tesis dan
(library research), kemudian dilanjutkan jurnal,
dengan terjun kelapangan atau survey
langsung (Survey Research), untuk 3. Hasil Dan Pembahasan
mendapatkan data dalam menentukan Pada tahap awal dilakukan pemetaan
kriteria-kriteria yang telah digunakan di korelasi antara peminatan dengan
Sekolah, kemudian di kelompokan dan di matapelajaran peminatan, selanjutnya
bentuk kedalam sebuah kuesioner yang ditentukan nilai bidang peminatan,
digunakan untuk mengumpulkan data selanjutnya ditentukan nilai bidang minat
sampel dalam waktu tertentu (cross- tertentu, yang diperoleh dari hasil rata-rata
sectional survey) dari beberapa responden mata pelajaran peminatan yang berada
untuk menentukan jurusan yang sesuai dalam kelompok bidang minat tersebut
dengan bakat dan minat siswa/i di SMA I sebelum dilakukan peminatan. Data ini
Barunawati. sebanyak 49 siswa akan digunakan sebagai
Kegiatan penelitian ini melalui beberapa data parameter ujicoba peminatan
tahap dalam pengembangannya yaitu: menggunakan FCM.
Studi pendahuluan, Kegiatan yang Setelah parameter nilai rata- rata bidang
dilakukan pada saat studi pendahuluan minat diketahui, selanjutnya selanjutnya
yaitu mengumpulkan materi-materi

58
KAJIAN ………………………………………… Dewi Anjani1, Dewi Mustari2, Naely Farkhatin3

dilakukan pemetaan/ klastering data a. Posisi Klaster untuk data pertama


mengikuti algoritma FCM: (Peminatan IPA)
a. Menetapkan matriks partisi awal U
berupa matriks berukuran n x m (n
adalah jumlah sampel data, yaitu = 98,
dan m adalah parameter/atribut setiap
data, yaitu=2). Xij = data sampel ke-i
(i=1,2,...,n), atribut ke-j (j=1,2,...,m).
b. Jumlah cluster ( c )
=2
Pangkat (w)
=2
Maksimum iterasi (MaxIter)
= 100
Error terkecil yang diharapkan ( ξ )
= 10-5
Fungsi objektif awal (P0) =0 Gambar 3. Posisi Kluster Data Pertama
Iterasi awal (t) =1 (Peminatan IPA)
c. Membangkitkan bilangan random μik, b. Posisi Klaster untuk data kedua
i=1,2,...,n; k=1,2,...c; sebagai elemen-
elemen matriks partisi awal (U).
Berdasarkan persamaan Euclidean
Distance:

d. Menentukan Pusat Klaster (V)


Pada iterasi pertama, dengan
menggunakan
persamaan :

(Peminatan IPS)
Dapat dihitung 2 pusat cluster, dengan Gambar 4. Posisi kluster Data Kedua
k = 1,2,8; dan j = 1,2,3 sebagai berikut: Gambar 4. Posisi kluster Data Kedua
(Peminatan IPS)
Setiap peminatan memiliki derajat
68,80 69,60
V1 =   keanggotaan tertentu untuk menjadi
68,40 69,10 anggota suatu klaster. Derajat keanggotaan
e. Menghitung Fungsi Objektif (P), didapat terbesar menunjukkan kecenderungan
hasil pada Iterasi pertama adalah : tertinggi seorang siswa untuk masuk
595618.0752 menjadi anggota peminatan tertentu. Secara
f. Mencari matrik partisi baru(U) untuk detail dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Iterasi pertama dan Hasil perbaikan
matriks partisi untuk Iterasi ke dua
menggunakan matlab, di dapat ;
67,93 69,42
Vkj =  
69,38 68,44
Penyeberan masing-masing anggota klaster
pada Iterasi terakhir dapat di lihat pada
Cluster Interface :
59
ORBITH VOL. 15 NO. 2 Juli 2019 : 56 - 63

Tabel 1. Tabel Derajat Keanggotaan data


Pada Cluster IPA dan IPS

Dari informasi pusat klaster V yang


dihasilkan
dengan Matlab pada Iterasi terakhir dapat
ditentukan kelompok peminatan.
67,93 69,42
Vkj =  
69,38 68,44
Nilai tertinggi pada rata-rata kelompok
mata pelajaran peminatan yang dijadikan
dasar untuk menentukan peminatan, maka :
a. Pada klaster pertama (baris pertama),
nilai tertinggi berada pada kolom
kedua, sehingga klaster pertama
diidentifikasi sebagai kelompok
peminatan IPA
b. Pada klaster kedua (baris kedua), nilai
tertinggi berada pada kolom kesatu,
sehingga klaster kedua diidentifikasi
sebagai kelompok peminatan IPS
Setelah data selesai di klaster maka tahap
selanjutnya adalah pengujian terhadap data
Model dan data validasi sebanyak masing-
masing 98 dari 98 populasi siswa SMA I
Barunawati, yaitu:

60
KAJIAN ………………………………………… Dewi Anjani1, Dewi Mustari2, Naely Farkhatin3

a. Data Model : 21%


Peminatan IPA Sebanyak 13 Siswa akurat
Peminatan IPS Sebanyak 60 Siswa
b. Data Validasi : tidak akurat
Peminatan IPA Sebanyak 14 Siswa 77%
Peminatan IPS Sebanyak 61 Siswa
Penetapan hasil akurasi didasarkan pada Gambar 6. Grafik Hasil Keakuratan FCM
ketentuan yaitu : Data Model dalam Penentuan Jurusan SMA
a. Akurat dalam Persen
Hasil sampel dinyatakan akurat apabila
bidang peminatan yang diikuti dan hasil Dapat disimpulkan bahwa FCM dalam
FCM tidak sesuai dengan hasil Rata-rata pemilihan jurusan SMA mempunyai
Nilai Rapor siswa mendapat nilai keakuratan Data Model sebanyak 73 dari 98
dibawah 75 atau apabila bidang data sampel siswa atau 75% dan Data
peminatan yang diminati dan hasil FCM Validasi sebanyak 77 dari 98 Data sampel
sesuai dengan hasil Rata-rata Nilai Ujian siswa atau 79%. Dengan demikian FCM
Rapor siswa mendapatkan hasil nilai dapat diterapkan dalam penentuann jurusan
lebih besar atau sama dengan 75 SMA pada SMA I Barunawati Jakarta
b. Tidak Akurat Barat.
Hasil sampel dinyatakan tidak akurat Graphical User Interface Pemilihan
apabila bidang peminatan yang diikuti Jurusan SMA I Barunawati Jakarta Barat
dan hasil FCM sesuai sedangkan hasil
Rata-rata nilai Rapor siswa
mendapatkan hasil nilai dibawah atau
apabila bidang peminatan yang diikuti
dan hasil FCM tidak sesuai sedangkan
hasil Rata-rata nilai Rapor siswa
mendapat hasil nilai lebih besar atau
sama dengan 75
Berdasarkan hasil Data Model dan Data
Validasi maka dapat diambil kesimpulan Gambar 7. Graphical User Interface
bahwa semua siswa yang memilih bidang Pemilihan Jurusan SMA I Barunawati
peminatan yang diikuti kebanyakan salah Jakarta Barat
mengambil peminatan dan resiko untuk
tidak lulus pun meningkat. Selanjutnya
dijelaskan dengan grafik berkut :

25%
Akurat
Tidak Akurat
73%

Gambar 5. Grafik Hasil Keakuratan FCM


Data Model dalam Penentuan Jurusan Gambar 8. Simulasi Graphical User
SMA dalam Persen Interface Pemilihan Jurusan SMA I
Barunawati Jakarta Barat
Berdasarkan Data dari Akurasi hasil
Peminatan Data Model dan Akurasi hasil

61
ORBITH VOL. 15 NO. 2 Juli 2019 : 56 - 63

Pengujian Data Validasi yang dilakukan c. Guru dan siswa dapat berkolaborasi
oleh Algoritma Fuzzy C-Means dengan membuat perencanaan belajar
disimpulkan bahwa terjadi pemilihan guna memperoleh hasil belajar yang
peminatan dengan menggunakan FCM optimal dan memudahkan siswa dalam
lebih akurat dibandingkan dengan penentuan jurusan.
peminatan yang dipilih secara manual. Aspek Penelitian Lanjutan
Berdasarkan hasil penelitian dan Dalam penelitian ini masih terdapat kendala
pengukuran, penerapan FCM ini dapat yang dihadapi berupa aspek psikologis
membawa efek positif dalam proses tentang kepribadian siswa, maka dari itu
penentuan Jurusan SMA yaitu menjadikan perlu dikembangkan penelitian lanjutan
penentuan jurusan lebih cepat dan yang dapat dilakukan melalui penambahan
meningkatkan keakuratan dalam memilih minat (yang diperoleh dari tes psikologis)
jurusan SMA. Dengan demikian adanya sebagai variabel dalam proses penentuan
penerapan FCM mampu memberikan solusi jurusan bagi siswa.
bagi siswa maupun sekolah dalam
penentuan jurusan SMA I Barunawati. 4. Kesimpulan
Aspek Sistem Bahwa berdasarkan hasil nilai indeks
a. Dikarenakan metode Fuzzy C-Means IPA dan IPS yang minimum terletak pada
adalah Metode algoritma yang akan nilai KKM, hasil pengelompokkan dengan
digunakan dalam sistem penentuan menggunakan metode fuzzy C- Means
jurusan sekolah maka pihak lembaga membagi dua kelompok dengan nilai
sebaiknya menyediakan infrastruktur indeks validitas IPA dan IPS. Berdasarkan
yang berupa penyediaan aplikasi dan nilai fungsi objektif nilai indeks validitas
perangkat yang memadai yang lebih baik IPA dan IPS, serta waktu komputasinya
sehingga Guru dan Siswa dapat dengan metode fuzzy C-Means digunakan untuk
mudah dalam menentukan pennetuan penentuan jurusan dengan
jurusan yang sesuai dengan minat siswa. mengelompokkannya menjadi 2 cluster
b. Fasilitas laboraturium dilengkapi dengan dalam penentuan jurusan. Metode Fuzzy C-
aplikasi matlab yang menunjang Means bisa digunakan untuk membantu
penggunaan aplikasi Fuzzy C-Means dan menentukan hasil rata-rata nilai raport
terhubung langsung dengan ruang kerja dalam pemilihan jurusan. Dengan
guru dan pimpinan menggunakan metode ini, nilai rata-rata
Aspek Manajerial ditentukan secara alami, karena
a. Metode Fuzzy C-Means dapat dijadikan berdasarkan pada kecenderungan masing-
kelengkapan administrasi penunjang masing data pada klaster- klasternya.
dalam proses belajar mengajar yang
terintegrasi sehingga memudahkan Daftar Pustaka
pemilihan dan pemilihan bagi guru Agusnaba.(2009). “Belajar Cepat Fuzzy
dalam penentuan jurusan pada siswa di Logic Menggunakan Matlab”.
akhir semester. Yogyakarta : Andi
b. Dengan menggunakan metode Fuzzy C- Bahar. (2009). “Penentuan Jurusan
Means siswa dapat menyusun Sekolah Menengah Atas Dengan
perencanaan pemilihan jurusan melalui Algoritma Fuuzy C-Means”, Semarang
metode simulasi nilai yang diberikan : Universitas Dian Nuswantoro
pada masing-masing mata pelajaran Irfan. Nasrulloh. (2011). “Model Pemilihan
yang ditempuh, diharapkan melalui Jurusan SMK Teknologi Infromasi
metode Fuzzy ini dapat memberikan Dengan Pendekatan Logika Fuzzy”,
gambaran target hasil belajar yang ingin Jakarta : Universitas Budi Luhur
dicapai oleh siswa. Klir, George J, Yuan, Bo. (1995). “Fuzzy
Sets and Fuzzy Logic, Theory and

62
KAJIAN ………………………………………… Dewi Anjani1, Dewi Mustari2, Naely Farkhatin3

Application” Prentice Hall


International, Inc
Kusrini. (2006). “Algoritma Data Mining”,
Yogyakarta : Andi
Kusumadewi, S, (2004). “Aplikasi Logika
Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan”,
Yogyakarta : Graha Ilmu
Larose, Daniel T. (2005). “ Discovering
Knowledge in Data : An Introduction to
Data Mining”. John Willey & Sons,
Inc.
Mangkoesapoetra, Arief. 2004. “Statistika :
Analisa Multivariat. Seri metode
Kuantitatif”. Jakarta: STMIK Nusa
Mandiri
Maman. (2006). “Sistem Pendukung
Keputusan: Model Penentuan Siswa
Teladan pada SMK YP-KARYA 1
Tangerang dengan Pendekatan Logika
Fuzzy”. Jakarta : Universitas Budi
Luhur
Marimin, Nurul. (2010). “Aplikasi Teknik
Pengambila Keputusan dalam Rantai
Pasok”, Bogor : Cetakan 1 IPB Press.
Pramudiono,I.(2006).”Apa Itu Data Mining
Dalam”http://datamining.japati.net
Diakses tanggal 28 Mei 2012
Sri, Hari. (2010). “Aplikasi Logika Fuzzy
untuk Pendukung Keputusan”.
Yogyakarta : Edisi 2 Graha Ilmu.
Sri Kusuma Dewi, Hartati, ”Neuro Fuzzy,
Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan
Syaraf” Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sumanto. (2011). “Penerapan Fuzzy C-
Means (FCM) dalam pemilihan
Peminatan Tugas Akhir Mahasiswa”,
STMIK Nusa Mandiri.

63

Anda mungkin juga menyukai