Anda di halaman 1dari 3

PENERBITAN SURAT PENUGASANKLINIS

(CLINICAL APPOINTMAENT) STAF MEDIS


Rs ar-royyan
No Dokumen : No Revisi : Halaman 1/1

STANDAR Tanggal terbit DITETAPKAN OLEH

PROSEDUR DIREKTUR RS AR-ROYYAN

OPERASIONAL

Drg. Suryadi Muchzal,


M.Kes

PENGERTIAN 1. Penugasan Klinis (Clinical appointment) adalah penugasaan direktur rumah sakit kepada

seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis dirumah sakit tersebut

berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.

2. Kewenangan klinis (klinical appointment) adalah hak khusus seorang staf medis untuk mela

Ku kan sekelompok pelayaan medis tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu priode

tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu priode tertentu yang dilaksanakan berdasr

kan penugasan klinis (Clinical appointment)

3. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan diberikan

kewenangan klinis.

4. Komite medik adalahperangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governonce)

Agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu

Profesi medis dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi medis.

Sebagai acuan untuk penerbitan surat penugasan klinis staf medis di Rs Ar-royyan.

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : PERMENKES RI NO. 755/MENKES/PER/IV/2011 tentang penyelengaraan

Komite medik di rumah sakit.

1. Bagian pengembangan staf membuat surat usulan ke direktur


2. Direktur bidang memeriksa dan menyetujui
3. Bila direktur setuju surat permohonan diteruskan kemanajer SDM, bila tidak setuju maka permohonan kembali ke unit pemohon
4. Manajer SDM memeriksa dan mengecek anggaran dan diteruskn ke kabag. Pengembangan staf.
5. Ka.bag pengembangan staf menindak lanjuti pelaksanaan Basic life Support (BLS)
6. Bagian pengembangan staf memesan tempat kebagian seketariat untuk pelaksanaan BLS
7. Bagian pengembangan staf membuat surat permohonan narasumber untuk diberikan kepada narasumber pelatihan
8. Bagian pengembangan staf memesan dibagian gizi untuk konsumsi pelatihan dan mengambil biaya pelatihan dibagian keuangan
9. Bagian pengembangan staf membuat undangan ke peserta pelatihan
10. Bagian pengembangan staf membuat daftar hadir pelatihan BLS
11. Berkoordinasi dengan bagian umum pelaksanaan persiapan sarana pelatihan
12. Setelah pelaksanaan pelatihan selesai membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan BLS ke manager sumber daya manusia (SDM
13. Memberikan pertanggung jawaban biaya pelatihan dibagian keuangan
14. Membuat sertifikat peserta dan diberikan kebagian personalia
15. Membuat rekomendasi keunit terkait bagian peserta yang mendapatkan hasil evaluasi kurang/cukup kepada kepala unit terkait
16. Hasil laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan BLS di dokumentasikan di bagian pengembangan staff

Semua Unit Rumah Sakit Ar-Royyan.


PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIDALAM RUMAH SAKIT

Rs ar-royyan No Dokumen No Revisi Halaman

TANGGAL DITETAPKAN OLEH


STANDAR TERBIT DIREKTUR RS AR-ROYYAN
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Suryadi Muchzal, M.Kes

Pendidikan dan latihan didalam rumah sakit adalah pendidikan dn latihan non formal untuk
PENGERTIAN meningkatkan pengetahuan staf rumah sakit medis maupun non medis. Pelaksaanan nya didalam
atau dilingkungan rumah sakit yang dilaksanakan oleh tim Diklat Rumah Sakit bekerja sama dengan
unit lain / institusi lain,
TUJUAN Sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan latihan di dalam atau di lingkungan
Rumah Sakit

Semua kegiatan pendidikan dan latihan didalam rumah sakit harus melalui Tim Diklat Rumah Sakit
KEBIJAKAN disetujui oleh Direktur Rumah Sakit.

1. Penyusunanan program pendidikan latihan didalam Rumah Sakit secra berkala dilakukan
PROSEDUR oleh tim Diklat Rumah Sakit dan disetujui oleh Direktur Rumah Sakit
2. Unit terkait mengajukan proposal daaaan usulan kepada Tim Diklat Rumah Sakit
3. Tim Diklat Rumah Sakit membentuk panitia Diklat di dalam Rumah Sakit yang melibaatkan
unit berkaitan
4. Panitia mengajukan proposal kepada Direktur Rumah Sakit
5. Dalam pelaksanaan nya panitia dapat menggunakan nara sumber dari dalam maupun luar
rumah sakt.
6. Panitia wajib memberikan piagam/sertifikat kepada pembicara/narasumber/peserta
pendidikakan dan pelatihan.
7. Panitia bertanggung jawab pada tim diklat Rumah Sakit dan Direktur Rumah Sakit
1. Direktur Rumah Sakit
2. Tim Diklat Rumah Sakit
3. Panitia Diklat
UNIT TERKAIT

DOKUMEN 1. Program kerja Diklat Rumah Sakit


TERKAIT 2. Sertifikat Diklat
3. Undangan Rapat
4. Notulen rapat dan daftar absensi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakir (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan beresiko tinggi terlebih dalam kondisi lingkungan regional Dan
global yang sangat dinamis perubahan nya. Keberadaan tenaga medis,dan tenaga kesehatan profesionaal lainya didalam rumah sakit
merupakan suatu keniscayaan karena kualitas pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja para tenaga medis dan tenaga kesehatan
profesional lainya akan sangat mempengaruhi keselamatan pasien dirumah sakit. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola
klinis (clinical governance) yang baik untuk melindungi paisen. Hal ini sejalan dengan amanat peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan kesehatan dan perumah sakitan. Undang-undang tentang rumah sakit yang baru ditetapkan menuntut rumah sakit untuk melindungi
keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance tersebut bagi para klinisnya. Setiap tenaga medis dan tenaga
kesehtan profesional lainya dirumah sakit hrus bekrjadalam koridor kewenangan klinis (clinical privilage) yang ditetapkan oleh direktur rumah
sakit.
Salah satu faktor krusial didalam keselamatan pasien adalah kewenangan tenaga medis,tenaga keperawatan,dan tenaga profesional
lainya untuk melakukan tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh komite masing-masing profesi dirumah sakit.
Dalam hal seorang kurang kompeten dalam melakukan tindakan medis tertentu karena sebab apapun, belum ada mekanisme yang mencegah
tenaga medis, tenaga keperawatan,dan tenaga kesehatan profesional lainya untuk melakukan tindakan medis tersebut dirumah sakit. Pada
giliranya kondisi ini dapat menimbulkan kecelakaan pada pasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan
profesinal lainya yang kurang kompeten, rumah sakit perlu mengambillangkah-langkah pengamanan.

Anda mungkin juga menyukai