Anda di halaman 1dari 29

MORFOLOGI TUMBUHAN

TPB 18115/ 1 SKS


FAMILI MORACEAE

Dosen Pengampu:
Ita, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
1. Amelia Febrina (NIM 210101110892)
2. Hayatun Nufus (NIM 210101110574)
3. Ratna (NIM 210101110060)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARBARU


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
BANJARBARU
DESEMBER 2022
MORTUM KELOMPOK II
FAMILI MORACEAE

Tujuan : Mengenal tumbuhan dari famili moraceae


Hari/ Tanggal : Kamis, 1 Desember 2022
Tempat : Kampus II UIN Antasari Banjarbaru

A. ALAT DAN BAHAN


1. Alat:
a. Baki/nampan
b. Alat tulis

2. Bahan:
a. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
b. Murberi (Morus alba L.)
c. Cempedak (Artocarpus integer)

B. CARA KERJA
1. Mengamati bagian-bagian tumbuhan yang termasuk famili moraceae mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
2. Menjelaskan klasifikasi dan morfologi dari tumbuhan yang termasuk famili
moraceae.
3. Menggambar hasil pengamatan dan memberikan keterangannya.

C. TEORI DASAR
Menurut Tjitrosoepomo (1985), tumbuhan yang masuk pada famili
Moraceae merupakan tumbuhan yang berbatang kayu yang jarang sekali berupa
terna dan menghasilkan getah. Daun tunggal dan tersebar, seringkali dengan
daun penumpu besar yang memeluk batang atau merupakan suatu selaput
bumbung. Bunga telanjang atau dengan tenda bunga, berkelamin tunggal. Buah
berupa buah keras, seringkali terkumpul merupakan buah majemuk atau buah
semu. Famili ini dikenal sebagai sumber utama senyawa fenolat turunan
flavonoida, arilbenzofuran, stilbenoid dan santon turunan flavonoid, terdiri dari
40 genus dan tidak kurang dari 3000 spesies, dari sejumlah senyawa yang
dihasilkan mempunyai aktivitas biologi, sebagai promotor antitumor, antibakteri,
antifungal, antiimflamatori, antikanker dan lain-lain. Suku ara-araan atau
Moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan berbunga. Suku ini
dimasukkan ke dalam bangsa Rosales, kladeu Rosidae I. Moraceae adalah
keluarga tanaman berbunga yang terdiri dari sekitar 38 genera dan lebih dari
1100 spesies. Ke dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan
murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak
berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati
karena terbentuk dari dasar bunga yang membesar lalu menutup sehingga
membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan
diserbuki oleh serangga tertentu (biasanya dari anggota Hymenoptera). Famili
Moraceae secara umum memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai sumber
makanan, bahan bangunan, bahan untuk peralatan dan obat-obatan. Secara
ekologis Moraceae memiliki manfaat sebagai penghasil oksigen, pakan satwa,
tempat tinggal satwa, konservasi tanah dan lain-lain.
Suku ara-araan atau Moraceae adalah salah satu suku anggota
tumbuhan berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini dimasukkan ke
dalam bangsa Rosales, klad euRosidae I. Moraceae adalah keluarga tanaman
berbunga yang terdiri dari sekitar 38 genera dan lebih dari 1100 spesies. Ke
dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin, pohon bodhi, dan murbei. Ciri khas
suku ini dapat dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging (sukulen),
serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari dasar
bunga yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah.
Bunganya tersembunyi di dalam "buah" dan diserbuki oleh serangga tertentu
(biasanya dari anggota Hymenoptera). Keluarga (Moraceae) terdiri dari sekitar
40 marga dan sekitar 1.000 spesies pohon dan semak gugur atau hijau sepanjang
tahun , tersebar sebagian besar di daerah tropis dan subtropis. Tumbuhan dari
famili ini mengandung getah seperti susu dan biasanya menampilkan buah-
buahan yang tidak biasa yang dibentuk oleh peleburan ovarium banyak bunga .
Berikut ini adalah daftar beberapa genera dan spesies utama dalam famili
Moraceae, disusun berdasarkan abjad nama umum atau genus.
HASIL PENGAMATAN
1. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
a. Akar
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar
b. Cabang akar
c. Permukaan akar
d. Rambut akar

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
a. Pangkal akar
b a. b. Cabang akar
c b. c. Permukaan akar
d. Rambut akar

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur

Keterangan:
a a.I. Pangkal akar
II.
b. Cabang akar
b
c. Permukaan akar
c d. Rambut akar

Sumber: Lutfi, 2019

III.
b. Batang
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal batang
b. Permukaan batang
c. Tepi batang

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
c. a. Pangkal batang
d. b. Permukaan batang
b
c. Tepi batang
c

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur
V.
Keterangan:
a. Pangkal batang
b
b. Permukaan batang
c
c. Tepi batang
a

Sumber: Alfi, 2019

VI.
VII.
c. Daun
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung daun
b. Tepi daun
c. Permukaan daun
d. Pangkal daun
e. Tulang daun

2) Foto hasil pengamatan


e.
Keterangan:
a
a. Ujung daun

b b. Tepi daun

e c. Permukaan daun
c
d. Pangkal daun
e. Tulang daun
d

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur

Keterangan:
b a.VIII.
Ujung daun
a
IX.
b. Tepi daun
d c. Permukaan daun
c d. Pangkal daun
e e. Tulang daun

Sumber: Lutfi, 2019

X.
XI.
d. Bunga
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tangkai bunga
b. Bunga betina
c. Bunga jantan

2) Foto hasil pengamatan f.


g.
Keterangan:
a
a. Tangkai bunga
c b. Bunga betina
c. Bunga jantan

Sumber: dok pribadi, 2022

XII.
3) Foto literatur XIII.
Keterangan:
a. Tangkai bunga
b. Bunga betina
a b
c. Bunga jantan
c

Sumber: Lutfi, 2019

XIV.
XV.
e. Buah
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung daun
b. Tepi daun
c. Permukaan daun
d. Pangkal daun
e. Tulang daun

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
a. Kulit buah

b b. Daging buah
c. Biji
c

h.
i.
Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur
XVI.
Keterangan:

a a. Kulit buah
b. Daging buah
b
c. Biji
c

Sumber: Lutfi, 2019

XVII.
XVIII.
2. Murbei (Morus alba L.)
a. Akar
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar
b. Permukaan akar
c. Ujung akar

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
a. Pangkal akar

b b. Permukaan akar
j. c. Ujung akar
c k.

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur
XIX.
Keterangan:
XX.
a. Pangkal akar
b. Permukaan akar
a
c. Ujung akar
c
b

Sumber: Lutfi, 2019

XXI.
XXII.
b. Batang
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Permukaan batang
b. Tepi batang

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a. Permukaan batang
l. b. Tepi batang
b m.
a

Sumber: dok pribadi, 2022


XXIII.
3) Foto literatur XXIV.

Keterangan:
a. Permukaan batang
b. Tepi batang
a

Sumber: Lutfi, 2019

XXV.
XXVI.
c. Daun
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung daun
b. Tepi daun
c. Permukaan daun
d. Pangkal daun
e. Tulang daun

2) Foto hasil pengamatan

b Keterangan:
a
a. Ujung daun
b. Tepi daun
c
n. c. Permukaan daun
d o. d. Pangkal daun
e. Tulang daun
e

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur

d Keterangan:
e a.XXVII.
Ujung daun
c
XXVIII.
b. Tepi daun
c. Permukaan daun
b a d. Pangkal daun
e. Tulang daun

Sumber: Lutfi, 2019

XXIX.
XXX.
d. Bunga
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Mahkota bunga
b. Benang sari

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
p. a. Mahkota bunga
q. b. Benang sari

Sumber: dok pribadi, 2022


XXXI.
3) Foto literatur XXXII.

Keterangan:
a. Mahkota bunga
b. Benang sari
a

Sumber: Lutfi, 2019

XXXIII.
XXXIV.
e. Buah
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tangkai buah
b. Kulit buah

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
a. Tangkai buah
r. b. Kulit buah
s.

Sumber: dok pribadi, 2022


XXXV.
3) Foto literatur XXXVI.

Keterangan:
a
a. Tangkai buah
b. Kulit buah

Sumber: Lutfi, 2019

XXXVII.
XXXVIII.
3. Cempedak (Artocarpus integer)
a. Akar
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal akar
b. Cabang akar
c. Permukaan akar

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a a. Pangkal akar
b. Cabang akar
b
c. Permukaan akar
c
t.
u.

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur
XXXIX.
Keterangan:
a XL.
a. Pangkal akar
b
b. Cabang akar
c
c. Permukaan akar

Sumber: Lutfi, 2019

XLI.
XLII.
b. Batang
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Tepi batang
b. Permukaan batang
c. Pangkal Batang

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
b
a. Tepi batang
v. b. Permukaan batang
w. c. Pangkal Batang

a
c

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur
XLIII.
Keterangan:
XLIV.
a a. Tepi batang
b. Permukaan batang
c. Pangkal Batang

c b

Sumber: Lutfi, 2019

XLV.
XLVI.
c. Daun
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Ujung daun
b. Tepi daun
c. Permukaan daun
d. Pangkal daun
e. Tulang daun

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
b
a. Ujung daun
d
b. Tepi daun
a x. c. Permukaan daun
y. d. Pangkal daun
c
e. Tulang daun
e

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur

Keterangan:
c
a a.XLVII.
Ujung daun
XLVIII.
b. Tepi daun
b
c. Permukaan daun
d d. Pangkal daun
e
e. Tulang daun

Sumber: Lutfi, 2019

XLIX.
L.
d. Bunga
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Bunga betina
b. Bunga jantan
c. Tangkai bunga

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
z. a. Bunga betina
aa. b. Bunga jantan
b
c. Tangkai bunga
c

Sumber: dok pribadi, 2022

LI.
3) Foto literatur LII.
Keterangan:
b a. Bunga betina
b. Bunga jantan
c
c. Tangkai bunga

Sumber: Lutfi, 2019

LIII.
LIV.
e. Buah
1) Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
a. Pangkal buah
b. Daging buah
c. Permukaan buah

2) Foto hasil pengamatan


Keterangan:
a
a. Pangkal buah
b bb. b. Daging buah
cc. c. Permukaan buah

Sumber: dok pribadi, 2022

3) Foto literatur LV.


LVI.
Keterangan:
a
a. Pangkal buah
b. Daging buah
c. Permukaan buah
b

Sumber: Lutfi, 2019

LVII.
LVIII.
E. ANALISIS
1. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus heterophyllus
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan cara
mengamati bagian-bagian tumbuhan yang termasuk famili moraceae mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Menjelaskan klasifikasi dan
morfologi dari tumbuhan yang termasuk famili moraceae. Menggambar hasil
pengamatan dan memberikan keterangannya. Didapatkan bahwa Nangka
merupakan salah satu tumbuhan dalam famili moraceae. Adapun morfologi
dari tumbuhan nangka yaitu berakar tunggang dan memiliki percabangan
yang sangat banyak. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna
hijau kotor. Daun nangka memiliki tipe tunggal, berseling, lonjong, memiliki
tulang daun yang menyirip, daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing,
tangkai panjang dan berwarna hijau. Bunga nangka merupakan bunga
majemuk yang berbentuk bulat, terletak di ketiak daun dan berwarna kuning.
Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki cincin,
bunga jantan ada di batang baru di antara daun atau di atas bunga betina. Buah
berwarna kuning ketika masak, lonjong, dan berbiji coklat muda.
Menurut Afrianti (2010), nangka adalah nama sejenis pohon,
sekaligus buahnya. Pohon nangka termasuk ke dalam suku moraceae; nama
ilmiahnya adalah Artocarpus heterophyllus. Dalam bahasa Inggris, nangka
dikenal sebagai jackfruit. Pohon nangka umumnya berukuran sedang, sampai
sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 meter. Batang bulat
silindris, sampai berdiameter sekitar 1 meter. Tajuknya padat dan lebat,
melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan
mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Daun tunggal, tersebar,
bertangkai 1–4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat
telur terbalik sampai jorong (memanjang), 3,5-12 × 5–25 cm, dengan pangkal
menyempit sedikit demi sedikit, dan ujung pendek runcing atau agak runcing.
Daun penumpu bulat telur lancip, panjang sampai 8 cm, mudah rontok dan
meninggalkan bekas serupa cincin. Tumbuhan nangka berumah satu
(monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek
dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang tua. Bunga jantan
dalam bongkol berbentuk gada atau gelendong, 1-3 × 3–8 cm, dengan cincin
berdaging yang jelas di pangkal bongkol, hijau tua, dengan serbuk sari
kekuningan dan berbau harum samar apabila masak. Bunga nangka disebut
babal. Setelah melewati umur masaknya, babal akan membusuk (ditumbuhi
kapang) dan menghitam semasa masih di pohon, sebelum akhirnya terjatuh.
Bunga betina dalam bongkol tunggal atau berpasangan, silindris atau lonjong,
hijau tua.
Menurut Almatsier (2002), pohon nangka yang berasal dari biji,
mulai berbunga pada umur 2-8 tahun. Sedangkan yang berasal dari klon mulai
berbunga di umur 2-4 tahun. Di tempat yang cocok, nangka dapat berbuah
sepanjang tahun. Akan tetapi di Thailand dan India panen raya terjadi antara
Januari – Agustus, sementara di Malaysia antara April-Agustus atau
September-Desember. Varian nangka amat banyak jenisnya, baik dengan
melihat perawakan pohon dan bagian-bagian tanamannya, rasa dan sifat-sifat
buahnya, maupun sifat-sifat yang tak mudah dilihat seperti kemampuan
tumbuhnya terhadap variasi-variasi lingkungan. Dari segi sifat-sifat buahnya,
umum mengenal dua kelompok besar yakni: nangka bubur (Indonesia dan
Malaysia), yang disebut pula sebagai langka (Filipina), khanun lamoud
(Thailand), vela (Srilangka) atau koozha chakka (India selatan); dengan
daging buah tipis, berserat, lunak dan membubur, rasanya asam manis, dan
berbau harum tajam. Nangka salak (Ind.), nangka belulang (Mal.), khanun
nang (Thai), varaka (Srilangka), atau koozha pusham (India selatan); dengan
daging buah tebal, keras, mengeripik, rasa manis agak pahit, dan tak begitu
harum.
Menurut Andrawulan (2011), nangka terutama dipanen buahnya.
"Daging buah" yang matang sering kali dimakan dalam keadaan segar,
dicampur dalam es, dihaluskan menjadi minuman (jus), atau diolah menjadi
aneka jenis makanan daerah: dodol nangka, kolak nangka, selai nangka,
nangka-goreng-tepung, keripik nangka, dan lain-lain. Nangka juga digunakan
sebagai pengharum es krim dan minuman, dijadikan madu-nangka,
konsentrat atau tepung. Biji nangka, dikenal sebagai "beton", dapat direbus
dan dimakan sebagai sumber karbohidrat tambahan. Biji nangka juga bisa
dijadikan satu dengan masakan kolak nangka. Nangka maupun biji nangka
juga bisa digabung dengan masakan kolak pisang atau buah sukun. Biji
nangka juga bisa dijadikan tepung. Biji nangka yang direbus secara terpisah
atau tidak diikutkan dalam masakan kolak, dapat dimakan seperti halnya kita
makan singkong. Biji nangka bisa juga dimasak dengan cara digoreng. Buah
nangka muda sangat digemari sebagai bahan sayuran. Di Sumatra, terutama
di Minangkabau, dikenal masakan gulai cubadak (gulai nangka). Di Jawa
Barat buah nangka muda antara lain dimasak sebagai salah satu bahan sayur
asam. Di Jawa Tengah dikenal berbagai macam masakan dengan bahan dasar
buah nangka muda (disebut gori), seperti sayur lodeh, masakan megono,
oseng-oseng gori, dan jangan gori (sayur nangka muda). Di Jogyakarta
nangka muda terutama dimasak sebagai gudeg. Sementara di seputaran
Jakarta dan Jawa Barat, bongkol bunga jantan (disebut babal atau tongtolang)
kerap dijadikan bahan rujak. Daun-daun nangka merupakan pakan ternak
yang disukai kambing, domba maupun sapi. Kulit batangnya yang berserat,
dapat digunakan sebagai bahan tali dan pada masa lalu juga dijadikan bahan
pakaian. Getahnya digunakan dalam campuran untuk memerangkap burung,
untuk memakal (menambal) perahu dan lain-lain.
2. Murbei (Morus alba L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Morus
Species : Morus alba L.
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan cara
mengamati bagian-bagian tumbuhan yang termasuk famili moraceae mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Menjelaskan klasifikasi dan
morfologi dari tumbuhan yang termasuk famili moraceae. Menggambar hasil
pengamatan dan memberikan keterangannya. Didapatkan bahwa murbei
merupakan salah satu tumbuhan dalam famili moraceae. Adapun morfologi
dari tumbuhan murbei yaitu pohon murbei adalah kelompok tanaman semak
atau perdu. Tanaman murbei memiliki tipe perakaran tunggang. Batang
murbei tumbuh tegak dengan pertumbuhan cabang mendatar. Warna batang
murbei bermacam-macam tergantung spesiesnya. Daun murbei merupakan
kelompok daun tunggal yang tumbuh di cabang spiral. Bagian pinggir
daunnya bergerigi dengan ujung yang membulat atau meruncing. Tekstur
permukaannya ada yang mengkilap dan licin, tetapi ada pula yang terasa
kasap. Bunga murbei adalah jenis bunga yang mempunyai bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah, masing-
masing berada pada ranting yang berbeda. Sementara itu, buah murbei
termasuk jenis majemuk yang berwarna hijau saat muda dan berubah menjadi
kuning kemerahan atau ungu gelap setelah masak.
Menurut Chen (2006), murbei (Morus alba L.) merupakan tanaman
asli dari daerah utara cina namun sekarang telah dibudidaya di berbagai
tempat baik daerah dengan iklim subtropics maupun tropis. Tanaman ini
tergolong tanaman yang cepat tumbuh, berumur pendek dan memiliki tinggi
10-20 m. Pada saat masa pertumbuhan, panjang daunnya dapat mencapai 30
cm dan terdapat banyak lobus sedangkan pada saat dewasa, panjang daunnya
hanya mencapai 5-15 cm serta tidak memiliki lobus. Daunnya selalu gugur di
musim gugur serta selalu hijau di daerah beriklim tropis. Murbei (Morus alba)
merupakan tanaman asli dari Cina yang tersebar luas hampir di seluruh
tempat baik di daerah dengan iklim tropis maupun sub tropis. Murbei dapat
tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 mdpl dan cukup matahari. Pohon
murbei relatif besar dengan ketinggian 9-12 m serta diameter 0,5 cm.
Menurut Sayuti (2010), pohon murbei diklasifikasikan sebagai
tanaman perdu atau tanaman semak yang memiliki ketinggian maksimal
mulai dari 20 hingga 25 meter. Namun, di alam bebas pohon ini biasa
dijumpai dengan tinggi 5 hingga 6 meter saja. Tumbuhan ini membesar serta
memiliki kecepatan perkembangan yang cukup tinggi, terutama ketika masih
berusia muda. Sedangkan usia tanaman sudah cukup tua, murbei akan tumbuh
semakin melambat. Bentuk batang murbei yang dapat dikenali adalah
cabangnya yang tumbuh mendatar serta tegak. Murbei juga memiliki
penampakan batang dengan warna yang berbeda-beda, sesuai dengan
jenisnya masing-masing dan umumnya batang tersebut bersifat lunak.
Beberapa warna yang bisa dijumpai adalah hijau, hijau kecoklatan, atau hijau
kelabu. Terdapat jenis tanaman murbei, yakni murbei andalas (Morus
macroura) yang memiliki batang kuat dan keras, sehingga jenis murbei ini
banyak dimanfaatkan sebagai bahan lantai rumah dan mebel. Jenis bunga
yang ada pada tanaman murbei adalah bunga yang terbagi ke dalam bunga
jantan dan bunga betina. Letak tumbuh bunga jantan dan bunga betina
terpisah, yakni pada ranting-ranting yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Menurut Hariana (2007), daun yang dimiliki tanaman murbei
merupakan daun tunggal yang tumbuh di bagian cabang spiral. Tak hanya
warna batang yang beragam, daun murbei juga memiliki banyak bentuk yang
bergantung pada spesiesnya. Adapun bentuk-bentuk daun murbei yakni oval,
bundar, berlekuk, dan ada juga daun yang tidak memiliki lekukan. Permukaan
daun murbei memiliki tekstur sedikit kasar, namun ada juga yang sedikit licin.
Tanaman murbei telah lama dibudidayakan oleh para pembudidaya ulat sutra,
karena daun tanaman tersebut digunakan sebagai pakan utama ulat sutra. Tak
hanya itu, daun murbei juga dimanfaatkan sebagai obat peluruh kencing,
peluruh kentut, dan peluruh keringat. Adapun jenis buah yang dihasilkan
tanaman murbei adalah buah majemuk yang memiliki warna hijau ketika
masih muda dan akan berubah menjadi kuning kemerahan atau ungu gelap
pada saat buah sudah masak dan siap panen. Ukuran buah murbei bisa
mencapai 2 sampai 3 cm yang dapat dikonsumsi manusia, baik secara
langsung maupun diolah terlebih dahulu. Buah ini banyak dikonsumsi karena
mengandung berbagai macam vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh.
Mengenal ciri-ciri pohon murbei akan menambah wawasan kamu mengenai
tanaman tersebut yang ternyata memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk
kesehatan.
3. Cempedak (Artocarpus integer)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Species : Artocarpus integer
Sumber : Cronquist (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan cara
mengamati bagian-bagian tumbuhan yang termasuk famili moraceae mulai
dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Menjelaskan klasifikasi dan
morfologi dari tumbuhan yang termasuk famili moraceae. Menggambar hasil
pengamatan dan memberikan keterangannya. Didapatkan bahwa cempedak
merupakan salah satu tumbuhan dalam famili moraceae. Adapun morfologi
dari tumbuhan nangka yaitu berakar tunggang dan memiliki percabangan
yang sangat banyak. Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna
hijau kotor. Daun cempedak berwarna hijau, tipis, dan sedikit kasar dan kaku.
Daun berbentuk bulat telur terbalik hingga jorong. Bunga cempedak
merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam bunga periuk yang
berbentuk bulat terletak di ketiak daun terletak di ketiak daun dan berwarna
kuning. Bunga jantan dan betinanya terpisah dengan tangkai yang memiliki
cincin, bunga jantan ada di bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon.
Buah cempedak berbentuk bulat memanjang, berwarna kehijauan,
kekuningan hingga kecoklatan. Kulit buah berduri layaknya buah nangka
meskipun tidak setajam dan sekasar buah nangka. Daging buah (nyamplung)
cempedak tipis, lunak, berserat, dan berasa manis. Warna daging buah putih
kekuning-kuningan dengan aroma khas yang sangat kuat. Nyamplung
menempel pada tangkai buah dengan kuat, dan akan tetap melekat meskipun
kulit buah dan ‘dami’ buah dilepas.
Menurut Alamendah (2014), daun berwarna hijau, tipis, dan sedikit
kasar dan kaku. Daun berbentuk bulat telur terbalik hingga jorong, dengan
lebar antara 2,5 hingga 5 cm dan panjang 5-25 cm. Daun cempedak
bertangkai (panjang tangkai 1-3 cm), bertepi rata dengan pangkal daun
berbentuk pasak hingga membulat, dan ujung meruncing. Daun mudah rontok
dan meninggalkan bekas serupa cincin pada ranting. Bunga cempedak
(Artocarpus integer) berupa bunga majemuk yang tersusun dalam bunga
periuk yang berbentuk bulat panjang. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh
terpisah dalam satu pohon. Bunga muncul di ketiak daun, cabang besar atau
batang utama, dan pucuk pendek khusus yang berdaun.
Menurut Ashari (2006), buah cempedak berbentuk bulat
memanjang, berwarna kehijauan, kekuningan hingga kecoklatan, dengan
besar dengan ukuran rata-rata panjang 40 cm dan diameter 20 cm. Kulit buah
berduri layaknya buah nangka meskipun tidak setajam dan sekasar buah
nangka. Daging buah (nyamplung) cempedak tipis, lunak, berserat, dan
berasa manis. Warna daging buah putih kekuning-kuningan dengan aroma
khas yang sangat kuat. Nyamplung menempel pada tangkai buah dengan kuat,
dan akan tetap melekat meskipun kulit buah dan ‘dami’ buah dilepas. Biji
cempedak berbentuk agak bulat, berukuran lebih kecil dari pada biji nangka.
Sama seperti nangka, biji cempedak dapat dikonsumsi setelah direbus.
Menurut Putra (2013), cempedak merupakan tumbuhan buah dari
famili Moraceae. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 20 meter.
Secara keseluruhan pohon cempedak hampir serupa dengan nangka
(Artocarpus heterophyllus) namun percabangannya lebih lebat dan batangnya
lebih lurus dan tinggi. Batang berdiameter 15 sampai 20 cm, dengan kulit
kayu berwarna coklat keabu-abuan dan mengandung getah yang pekat.
Pemanfaatan utama cempedak adalah buahnya yang dikonsumsi baik secara
langsung (dalam keadaan segar) ataupun dijadikan makanan olahan. Buah
yang masak dapat diolah menjadi cempedak goring. Sedangkan buah yang
muda dapat dimasak sebagai sayur. Biji cempedak dapat dimasak dan
dikonsumsi. Daun muda cempedak juga banyak digunakan sebagai sayur.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang telah dilakukan
didapatkan bahwa moraceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan
berbunga. Suku ini dimasukkan ke dalam bangsa Rosales. Moraceae
adalah keluarga tanaman berbunga yang terdiri dari sekitar 38 genera dan
lebih dari 1100 spesies. Ke dalam suku ini termasuk beringin, ara, tin,
pohon bodhi, dan murbei. Ciri khas suku ini dapat dilihat dari daunnya
yang relatif tebal, agak berdaging (sukulen), serta dari buahnya yang
bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari dasar bunga yang
membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah.
Adapun tumbuhan moraceae yang kami ambil dalam tugas mengenal
tumbuhan moraceae kali ini adalah nangka, murbei dan cempedak.
G. DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L.H., 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan, Bandung: Alfabeta
CV, 2010.

Alamendah, Mengenal Cempedak Buah Asli Indonesia, Jakarta: EGC, 2014.

Almatsier, S., Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2002.

Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan Herawati, Analisis Pangan, Jakarta:


Dian Rakyat, 2011.

Ashari, 2006, Tinjauan teori jurnal cempedak, pdf Adobe Reader.

Chen, P.N., Mulberry anthocyanins, cyanidin 3-rutinoside and cyanidin 3-


glucoside, exhibited an inhibitory effect on the migration and invasion
of a human lung cancer cell line, Cancer Letter; 235(2):248-259, 2006.

Cronquist, A., 1981, An Integrated System of Classification of Flowering


Plants, New York, Columbia University Press, 477.

Hariana, Manfaat daun Murbei terhadap Kesehatan, Jakarta: EGC, 2007.

Putra, Bobby Utomo, 2013, Pemanfaatan biji buah cempedak sebagai


pembuatan bakso.

Sayuti, K. Gunarif Taib dan Liza Halim, 2010, Pengaruh Perlakuan


Pendahuluan pada Daun Murbei (Morus alba L.) Terhadap
Karakteristik Minuman Effervescent yang Dihasilkan. Universitas
Andalas.

Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 1985.

Anda mungkin juga menyukai