MODUL VI
( Routing Statis )
Disusun oleh:
Lutfi Zulfian
21102202 / S1IF-09-K
Kelompok 1
A. Latar Belakang
Routing Static merupakan jenis routing yang konfigurasinya dilakukan
secara manual oleh seorang administrator jaringan. Administrator harus
memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada
routing static seorang admin jaringan mengkonfigurasi informasi tentang
jaringan yang dituju secara manual. Untuk jaringan skala besar, apabila
menggunakan routing static maka akan membuang waktu admin jaringan untuk
melakukan update routing table.
Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang
hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static
routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang
down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat
kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak
benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja
dicoba sehingga menghabiskan bandwith.
B. Tujuan Praktikum
• Menjelaskan konsep routing statis
• Menjelaskan perintah dasar
• Menentukan cara konfigurasi routing statis
A. Praktikum
b. Gedung A : 30 Host
c. Gedung B : 12 Host
Jawaban :
IP = 10.20.2.0
Netmask = 255.255.255.0
------------------------------------------------------ AND
/24 = 255.255.255.0
= 0.0.0.255
Broadcast = 10.20.2.0
= 0.0.0.255
------------------- +
= 10.20.2.255
Network = 10.20.2.0
10.20.2.1
10.20.2.254
Broadcast = 10.20.2.255
Gedunug Utama/54
IP = 10.20.2.0
Prefix = / 26
= 64 – 2 = 62 host
= 255.255.255.192
/26 = 255.255.255.192
---------------------- -
= 0.0.0.63
Broadcast = 10.20.2.0
0.0.0.63
------------------- +
= 10.20.2.63
Network id = 10.20.2.0
Host awal = 10.20.2.0 + 1
= 10.20.2.1
Subnet = 255.255.255.192
Broadcast = 10.20.2.63
10.20.2.62
Wildcard = 0.0.0.63
Gedunug A = 30
IP = 10.20.2.64
Prefix = /27
32-2 : 30
255.255.255.224
/27 255.255.255.224
------------------------ -
0.0.0.31
Broadcast = 10.20.2.64
0.0.0.31
---------------- +
10.20.2.95
Network Id = 10.20.2.64
10.20.2.94
Broadcast = 10.20.2.95
Wildcard = 0.0.0.31
Gedung B = 12
IP = 10.20.2.96
Prefix = /28
16-2 : 14
255.255.255.240
/ 28 255.255.255.240
-------------------------- -
0.0.0.15
Broadcast = 10.20.2.96
0.0.0.15
--------------------- +
10.20.2.111
Network Id = 10.20.2.96
Subnet = 255.255.255.240
Broadcast = 10.20.2.111
Wildcard = 0.0.0.15
IP = 10.20.2.112
Prefix = /30
4 – 2 : 2 host
= 255.255.255.252
/30 255.255.255.252
--------------------------- -
0.0.0.3
Broadcast = 10.20.2.112
0.0.0.3
--------------------- +
10.20.2.115
Network Id = 10.20.2.112
Subnet = 255.255.255.252
Broadcast = 10.20.2.115
Wildcard = 0.0.0.3
Prefix /30 = 4 -2
2 Host
= 255.255.255.252
/30 = 255.255.255.252
---------------------- -
0.0.0.3
Broadcast = 10.20.2.116
0.0.0.3
---------------------- +
10.20.2.119
Network Id = 10.20.2.116
Subnet = 255.255.255.252
Broadcast = 10.20.2.119
Wildcard = 0.0.0.3
IP = 10.20.2.120
= 2 Host
Subnetmask = 1111 1111. 1111 1111. 1111 1111. 1111 1100
= 255.255.255.252
/30 255.255.255.252
------------------------- -
0.0.0.3
Broadcast = 10.20.2.120
0.0.0.3
------------------- +
10.20.2.123
Network Id = 10.20.2.120
Subnet = 255.255.255.252
Broadcast = 10.20.2.123
Wildcard = 0.0.0.3
Router Gedung A
Router Gedung B
Router RP
b. Konfigurasi IP Address pada PC dan Server serta lampirkan screenshoot
konfigurasi routingnya.
PC Gedung utama
PC Gedung A
PC Gedung B
Server Gedung utama
5. Lakukan proses routing static :
a. Buatlah tabel routing
Node Destination Subnet Mask Gateway
Gedung Utama 10.20.2.64 255.255.255.224 10.20.2.114
10.20.2.96 255.255.255.240 10.20.2.114
Gedung A 10.20.2.0 255.255.255.192 10.20.2.118
10.20.2.96 255.255.255.240 10.20.2.118
Gedung B 10.20.2.0 255.255.255.192 10.20.2.122
10.20.2.64 255.255.255.224 10.20.2.122
Router RP 10.20.2.0 255.255.255.192 10.20.2.113
10.20.2.64 255.255.255.224 10.20.2.117
10.20.2.96 255.255.255.240 10.20.2.121
b. Lakukan konfigurasi routing static pada router melalui CLI serta lampirkan
screenshoot konfigurasi routingnya.
Router Gedung utama
Router Gedung A
Router Gedung B
Router Gedung RP
6. Uji koneksi pada setiap PC dengan menggunakan command ‘ping’ dan ‘tracert’ pada
command prompt.
Gedung A
Gedung B
Gedung Utama(PC)
BAB III
Kesimpulan
Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang
hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static
routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Kemungkinan jenis ini
jaringan yang kecil dan stabil (jarang down). Jaringan yang tidak stabil ketika
dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing
yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak
bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith
Routing Static merupakan jenis routing yang konfigurasinya dilakukan
secara manual oleh seoarang administrator jaringan. Jaringan yang berskala besar,
ketika menggunakan routing static maka akan membuang waktu admin jaringan untuk
melakukan update routing table.
Jobdesk
Silahkan di list pembagian tugas anggota kelompoknya masing-masing jika tidak
berkontribusi tidak usah di list. Note : tugas setiap individu tetap mengerjakan.
1. Lutfi : Penyusun
2. Lutfi : BAB 1 & 2