BAB IV
HASIL PENELITIAN
“Mempunyai, punya SOP nya. Ada kita lengkap SOP nya yah.”
(informan kunci)
“memiliki” (informan utama)
“iya ada” (informan pendukung)
69
6. Pertolongan Untuk Melahirkan kepala, bahu, badan dan tungkai
Melahirkan Bayi √
- Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala
bayi
- Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
8. Manajemen Aktif Kala - Pindahkan klem tali pusat
III - tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
kea rah belakang-atas (dorso cranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversion
uteri).
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
2) Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptic) jika kandung kemih penuh √
3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plsenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wajah yang telah disediakan.
melakukan eksplorasi sisa selaput plasenta
masase uterus
9. Menilai Perdarahan Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
√
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan.
70
10. Asuhan Pascapersalinan Pastikan uterus ber kotraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,
bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan √
kering Dokumentasi
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan asuhan kala
IV persalinan
71
4.2 Identifikasi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam melakukan identifikasi bahaya pada tahapan proses pertolongan
persalinan normal di BLUD Puskesmas Bojong Nangka Kabupaten
Tangerang, penelitian memilih menggunakan metode Job Safety analysis
(JSA) sebagai sistem identifikasi potensi bahaya di tempat kerja dan sebagai
langkah untuk mengendalikan risiko yang mungkin akan terjadi di suatu
lingkungan kerja. Adapun langkah-langkah dalam melakukan metode Job
Safety Analysis (JSA) diantaranya, memilih pekerjaan (Job Selection),
menguraikan bahaya (Job Brakdown), mengidentifikasi bahaya (Hazard
Identification), dan pengendalian bahaya (Hazard Control).
Untuk mendukung dalam mengidentifikasi bahaya peneliti melakukan
identifikasi bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dengan melakukan
wawancara kepada informan dan observasi untuk melihat langsung potensi
bahya yang ada dengan form JSA pada langkah-langkah proses pertolongan
persalinan normal di BLUD Puskesmas Bojong Nangka. Dari hasil
wawancara dan observasi diketahui terdapat potensi bahaya pada setiap
aktivitas pekerjaan. Penggolongan bahaya terdiri dari bahaya fisik, bahaya
kimia, bahaya biologi, nahaya psikologi, dan bahaya ergonomi.
Pertama kali yang peneliti tanyakan kepada informan utama adalah apa
itu bahaya, menurut hasil observasi dan pemikiran peneliti jika pekerja
mengetahui bahaya apa saja yang terdapat pada saat proses pertolongan
persalinan normal, maka ada kemungkinan petugas untuk bekerja secara
aman. Berikut kutipannya:
72
dengan 34 tahun. Dalam hal pendidikan tentunya informan juga memiliki pendidikan
yang berbeda dengan rentang pendidikan dari D.III sampai dengan S1.
1.
2.
1. Langkah 1
Kegiatan pada langkah kerja ini adalah untuk…… pada langkah ini terdapat
jenis sumber bahaya yang terdiri dari
2. Bahaya fisik
3. Bahaya kimia
4. Bahaya biologi
5. Bahaya ergonomi
6. Bahaya psikososial
Bahaya juga tergambar dari kutipan wawancara dengan informan dibawah ini
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada langkah kerja…… dapat kita
lihat bahwa terdapat beberapa perbedaan deskripsi bahaya yang muncul,
diantaranya:
Bahaya fisik
Kimia
73
Ergonomi
Psikososial
74
Dari hasil wawancara dan observasi dengan form HIRARC diketahui
terdapat risiko pada setiap aktivitas pekerjaan.
Peneliti menanyakan kepada informan utama mengenai apa itu risiko,
menurut hasil observasi dan pemikiran peneliti jika pekerja mengetahui
risiko apa saja yang terdapat pada saat proses pertolongan persalinan normal,
maka ada kemungkinan petugas dapat terhindar dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Berikut kutipan pernyataannya:
“yang sudah dilaksanakan yah, kita ada APAR yah untuk kebakaran,
kita juga ada rambu-rambu disetiap sumber bahaya listrik, terus ada
petunjuk arah naik dan turun pada tangga, kita juga sudah punya titik
kumpul, dan itu penangkal petir, termasuk kan yah yah hahaha”
(Informan pendukung)
75
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama dan informan
kunci, bahwa tindakan pengendalian yang dapat meminimalisir risiko harus
bekerja mengikuti prosedur atau SOP. Berikut pernyataannya:
“harus bekerja sesuai prosedur yah biar tidak menyimpang, kan kalo
sesuai standar berarti itu sudah menjauhkan dari bahaya yang bisa
buat kecelakaan yah” (informan utama)
“yah harusnya sih kalo kerja sesuai SOP itu sudah sangat
meminimalisir yah Cuma kan namanya manusia kadang suka ceroboh.”
(informan kunci)
“eemmm mungkin kalo aman dan nyaman, kalo aman sih aman tapi
kalo misalkan kenyamanan eeeeeeeeeh kita itu tempatnya belum ada
pembangunan yah, keliatan kan tempat bersalinnya masih sempit yah,
kurang apa? Kurang luas menurut saya dan secara ini kan eeeeeeee
menurut kriteria itu, itu kurang luas aja, tidak sesuai standar, belum
ada ruangan PI juga jadi kamar mandi pasien dengan tempat kita alat
cuci alat bergabung, mungkin nanti kita ada renovasi karena kan kita
punya pemerindah jadi ga bisa sembarangan harus ada pengajuan.”
76
Pernyataan kedua informan menyatakan bahwa masih kurang merasa
nyaman saat bekerja dan diperlukan perbaikan agar petugas bisa lebih merasa
nyaman saat bekerja. Oleh karena itu harus ada perhatian khusus Kepala
Puskesmas untuk memperbaiki bagian-bagian apa saja yang membuat para
petugas merasa tidak nyaman dalam bekerja. Rasa aman dan nyaman
berpengaruh terhadap kondisi petugas pada saat sedang bekerja.
Untuk jadwal kerja peneliti ingin mengetahui berapa jam kerja yang
berlaku. Berikut kutipan wawancara:
“kita sih disini 2 shift yah, agak panjang sih kita kalo jaga lebih dari 8
jam” (informan utama)
“jam kerja disini untuk jaga PONED nya kami panjang, ada 2 shifting.
Shift pagi dari jam 07.00 s/d jam 17.00 sedangkan shift sore dari jam
17.00 s/d jam 07.00 pagi. Yah kelebihan jam kerja yah soalnya lebih
dari 8 jam hehehehehehe” (informan kunci)
“yah karena kita sudah ada SOP dan SK untuk PONED kami buka 24
jam dengan 2 shift” (informan pendukung)
77