A. Hasil Kegiatan :
Surveilans kualitas air dilakukan dengan cara observasi dan wawancara sumber air minum door
to door ke rumah warga untuk mengetahui kualitas sarana air minum yang digunakan masyarakat
khususnya di desa Curug Wetan. Kegiatan hari ini dilaksanakan di RT 02 RW 09 bersama kader
Pengawasan Kualitas Air Minum (PKAM). Rumah pertama yang kami kunjungi untuk pendataan
surveilans kualitas air minum adalah rumah ibu Jumiati, sumber air bersih menggunakan sumur gali
yang yang disedot oleh mesin. Sumur gali tersebut sudah ditutup secara permanen, sedangkan untuk
kebutuhan air minum ibu Jumiati menggunakan sumber air bersih yang diendapkan terlebih dahulu di
ember kemudian di rebus sampai matang. Dilihat dari kondisi jarak septictank dengan sumur gali
yang kurang dari 12 meter, maka kemungkinan besar pencemaran sumber air sangat tinggi,
mengingat bakteri E. Coli akan mati jika sudah melewati jarak lebih dari 12 meter. Setelah dari rumah
ibu Jumiati kami melakukan observasi dan wawancara ke rumah ibu Sri Winarti, ibu Nurhayati dan ibu
Yuliawati. Ternyata kondisi sumber air bersih disana masih menggunakan air sumur yang dimasak,
dikarenakan pengusaha air minum tidak menjangkau wilayah Kecamatan Curug dan yang sangat
membahayakan adalah kondisi kesehatan masyarakat termasuk yang belum memiliki septictank, dan
pembuatan tinja langsung menuju empang atau balong dan dalam keadaan terbuka serta berdekatan
dengan sumber air bersih. Jika seperti itu kontaminasi bakteri E. Coli sudah pasti sangat tinggi, dan
dapat mengakibatkan penyakit diare.
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2008
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan :
Surveilans kualitas air adalah suatu upaya analisis yang dilakukan secara terus menerus dan
sistematis melalui pengumpulan data penyakit yang disebabkan oleh air, jumlah sarana air minum
dan sanitasi, data inspeksi sanitasi sarana air minum dan sanitasi, dan parameter kualitas air minum
seperti mikrobiologi, fisik, kimia, serta penyebarluasan informasi hasil analisis kepada pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan, tindakan perbaikan dan kualitas air minum
dan sanitasi dasar meliputi inspeksi sanitasi, pengujian kualitas air minum, rekomendasi dan tindak
lanjut serta pencatatan dan pelaporan.Inspeksi sanitasi sebagai salah satu rangkaian kegiatan
surveilans kualitas air minum dan sanitasi, pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian sarana air
bersih seperti sumur gali, sumur pompa tangan, dan lainnya.. Kegiatan inspeksi sanitasi dimulai
dengan pemetaan Sarana Air Minum dan Sanitasi. Pemetaan ini bertujuan untuk menggambarkan
distribusi atau penyebaran sarana air minum dan sanitasi.
Beberapa data yang dikumpulkan pada kegiatan pemetaan sarana air minum dan air bersih serta
sanitasi meliputi :
2. Jumlah KK pemakai air dari masing-masing jenis sarana air minum dan sanitasi tersebut
3. Lokasi sarana air minum dan sanitasi di desa, dusun, RW, atau RT,
Inspeksi Sanitasi (IS) adalah pemeriksaan dan evaluasi terhadap kondisi lingkungan,
perlengkapan dan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum dan sanitasi. Tujuan Inpeksi
Sanitasi sarana air minum dan sanitasi antara lain :
b. Merupakan salah satu tahapan sebelum melakukan pemeriksaan kualitas air minum
c. Sebagai informasi untuk melakukan tindak lanjut dan perbaikan sarana air minum dan sanitasi
d. Untuk memberikan rekomendasi tentang keadaan sarana air minum dan sanitasi
Kegiatan IS tersebut meliputi pengamatan lapangan, pengamatan terhadap komponen-komponen
sarana, kelengkapan dan lingkungan sarana dengan menggunakan formulir IS. Inspeksi sanitasi sarana
air minum dilakukan di wilayah Sukabakti. Kegiatan dilakukan dengan cara observasi dengan
menggunakan checklist dan wawancara, serta mengamati kondisi fisik bahan baku air. Hasil inspeksi
sanitasi sarana air akan kami informasikan langsung ke rumah warga tersebut yang telah dilakukan
sampling untuk menindak lanjuti hasil kegiatan.
Keterangan :
Hari Senin, 23 Mei 2022 pukul 09:00 WIB s/d selesai telah dilaksanakan kegiatan
surveilans kualitas air minum Bersama Kader STBM Kelurahan Sukabakti, dan warga
Desa Sukabakti.
DOKUMENTASI KEGIATAN
SURVEILANS KUALITAS AIR MINUM
Keterangan :
Hari Selasa, 24 Mei 2022 pukul 09:00 WIB s/d selesai telah dilaksanakan kegiatan
surveilans kualitas air minum Kader STBM Kelurahan Sukabakti, dan warga Desa
Sukabakti.
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan :
Surveilans kualitas air adalah suatu upaya analisis yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis
melalui pengumpulan data penyakit yang disebabkan oleh air, jumlah sarana air minum dan sanitasi,
data inspeksi sanitasi sarana air minum dan sanitasi, dan parameter kualitas air minum seperti
mikrobiologi, fisik, kimia, serta penyebarluasan informasi hasil analisis kepada pihak yang
berkepentingan dalam rangka pengambilan keputusan, tindakan perbaikan dan kualitas air minum dan
sanitasi dasar meliputi inspeksi sanitasi, pengujian kualitas air minum, rekomendasi dan tindak lanjut
serta pencatatan dan pelaporan.Inspeksi sanitasi sebagai salah satu rangkaian kegiatan surveilans
kualitas air minum dan sanitasi, pada dasarnya merupakan kegiatan penilaian sarana air bersih seperti
sumur gali, sumur pompa tangan, dan lainnya.. Kegiatan inspeksi sanitasi dimulai dengan pemetaan
Sarana Air Minum dan Sanitasi. Pemetaan ini bertujuan untuk menggambarkan distribusi atau
penyebaran sarana air minum dan sanitasi. Pemetaan dilakukan oleh sanitarian atau petugas kesehatan
lingkungan Puskesmas beserta kader kesehatan dengan menggunakan metoda MPAPHAST. Sasaran
pemetaan adalah sarana air minum dan sanitasi yang telah ada di masyarakat dan sekolah.
Beberapa data yang dikumpulkan pada kegiatan pemetaan sarana air minum dan air bersih serta
sanitasi meliputi :
Jenis sarana (sumur gali, sumur pompa tangan, perlindungan mata air, penampungan air hujan, kran
umum/hidran umum, sambungan rumah, jamban, sarana cuci tangan pakai sabun, dan lain-lainnya.
Jumlah KK pemakai air dari masing-masing jenis sarana air minum dan sanitasi tersebut
Lokasi sarana air minum dan sanitasi di desa, dusun, RW, atau RT,
Inspeksi Sanitasi (IS) adalah pemeriksaan dan evaluasi terhadap kondisi lingkungan, perlengkapan dan
penyelenggaraan sistem penyediaan air minum dan sanitasi. Tujuan Inpeksi Sanitasi sarana air minum
dan sanitasi antara lain :
Merupakan salah satu tahapan sebelum melakukan pemeriksaan kualitas air minum
Sebagai informasi untuk melakukan tindak lanjut dan perbaikan sarana air minum dan sanitasi
Untuk memberikan rekomendasi tentang keadaan sarana air minum dan sanitasi
Formulir dibuat berdasarkan kebutuhan, untuk setiap jenis sarana dibuat formulir tersendiri.
Dalam formulir terdapat dua pilihan jawaban, YA dan TIDAK. Jawaban YA menunjukkan bahwa
sarana air minum mempunyai risiko pencemaran yang dapat membahayakan pemakainya, sebaliknya
jawaban TIDAK berarti sarana air tersebut tidak menimbulkan problem/risiko pencemaran yang dapat
membahayakan pemakainya.
Kemudian dihitung jumlah YA dan TIDAK yang dinyatakan dalam 4 kategori yaitu (AT) Amat Tinggi,
(T) Tinggi, (S) Sedang, (R) Rendah.
Tindak lanjut dilakukan berdasarkan analisis hasil informasi risiko pencemaran, yaitu;
Risiko Tinggi (T) dan Amat Tinggi (AT), artinya sarana harus diperbaiki mengikuti ketentuan kontruksi.
Risiko Sedang (S) dan Rendah (R), artinya pada sarana harus dilakukan pengambilan sampel untuk
mengidentifikasi parameter pencemar utama dalam air.
DOKUMENTASI KEGIATAN
SURVEILANS KUALITAS AIR
Keterangan :
Hari Senin, 23 Mei 2022 pukul 09:00 WIB s/d selesai telah dilaksanakan kegiatan
Surveilans Kualitas Air Bersama kader PKAM Kelurahan Sukabakti.
DOKUMENTASI KEGIATAN
SURVEILANS KUALITAS AIR
Keterangan :
Hari Selasa, 24 Mei 2022 pukul 09:00 WIB s/d selesai telah dilaksanakan kegiatan
Surveilans Kualitas Air Bersama kader PKAM Kelurahan Sukabakti.
Kegiatan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS
(Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 01, RT 02 RW 14 , RT 01 RW 13, RT 02 RW
012, RT 02 RW 09 karena berdasarkan data STBM Tahun 2021 bahwa di tempat tersebut
masyarakatnya ada yang belum memiliki jamban sehat. Kegiatan pemicuan dilaksankan dari
mulai perkenalan , pemetaan , transect walk, serta penandatangan komitmen untuk menindak
lanjuti dari kegiatan pemicuan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Lurah Sukabakti, Kader STBM, Petugas Puskesmas Curug,
serta warga yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Pertama petugas berkenalan
terlebih dahulu dan memberitahu bahwa tujuan petugas adalah untuk mengetahui kondisi
dilingkungan sukabakti khususnya warga yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Kegiatan pemetaan dipimpin oleh dr Tahirah Pelangi, Transect Walk dipimpin oleh Rezyta,
penyusunan diagram F dipimpin oleh Muhammad Akmal , penandatangan komitmen dipimpin
oleh gingin. Kegiatan diikuti oleh 20 orang yang masih BABS, serta 4 fasilitator. peserta diajak
mengenali lingkungannya sendiri dengan cara membuat peta sederhana yang menunjukan jalan,
sungai, batas-batas wilayah, kolam atau tempat tempat pembuangan limbah, Buang Air Besar
dan sampah, dengan menggunakan alat atau bahan yang sudah disediakan oleh panitia. Setelah
melaksanakan pemetaan untuk mengenal wilayahnya sendiri, peserta dibagi menjadi dua
kelompok , diajak untuk mengunjungi langsung lokasii sungai atau saluran dan kolam yang biasa
digunakan untuk buang air besar, lokasi rumah warga yang tidak mempunyai jamban dan lokasi
sekitarnya. Selesai kunjungan peserta diajak berdialog , diskusi dan tanya jawab tentang hasil
kunjungan. Setelah itu peserta diajak berkomitmen dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan niat
merubah perilaku menjadi lebih bersih dan sehat juga berkomitmen untuk membangun sarana
kesehatan untuk dirinya sendiri untuk kurun waktu yang ditentukan masing-masing.
B. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan Pemicuan sudah berjalan lancar dan sesuai rencana , peserta
yang diundangpun bisa hadir semua.Selanjutnya masing-masing kader akan membuat rencana
tindak lanjut untuk penanganan di wilayahnya masing-masing. Akhirnya semoga pemicuan ini
benar-benar dapat memicu perilaku masyarakat dari pola hidup yang kurang sehat menjadi lebih
sehat.
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2LAPORAN
008 HASIL KEGIATAN Novita Wulandari
B. Kesimpulan
Bahwa Bapak Bapak Umar, amir, anan,hamdani,hasym,mulya,asti,kardi,asminah tergerak
hatinya dan akan segera melakukan perubahan dan membangun jamban sehat pada tahun
2022, perubahan tersebut bukan paksaan tetapi keinginan sendiri setelah mengetahui
dampak terhadap lingkungan dan dirinya sendiri. Keinginan perubahan dari kedua warga
tersebut akan dipantau terus oleh tenaga Kesehatan Lingkungan Puskesmas Curug dan
kader STBM Desa Curug Wetan.
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2 008
B. Kesimpulan
Bahwa Bapak Saim dan ibu sella tergerak hatinya dan akan segera melakukan perubahan
dan membangun jamban sehat pada tahun 2022, perubahan tersebut bukan paksaan tetapi
keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan dipantau terus oleh tenaga Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa Cukanggalih
Tangerang, 09 Desmeber 2021
Petugas Puskesmas Curug
Mengetahui, 1. Ihdal Husna Yain
Kepala Puskesmas Curug
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2 008
A. Hasil Kegiatan :
Kegiatan pendampingan pasca pemicuan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 01
RW 09 karena berdasarkan data STBM Tahun 2020 bahwa di tempat tersebut
masyarakatnya ada yang belum memiliki jamban sehat. Pada saat proses pendampingan
pasca pemicuan pertama kali fasilitator memberitau bahwa maksut kunjungan datang
untuk menindaklanjuti hasil pemicuan, lalu kemudian masyarakat diminta untuk kejujuran.
Saat proses pendampingan pasca pemicuan kader STBM dan sanitaian mengunjungi satu
persatu warga yang terpicu. Dari RT 01 RW 09 yang tidak memiliki jamban sehat ada 1
warga, yaitu Bapak Husni , fasilitator menanyakan alasan Bapak Husni kenapa belum
memakai jamban sehat, jawaban dari Bapak Husni karena masih terkendala di ekonomi,
dan keterbatasan lahan, Namun setelah dikunjungi Bapakk Husni tersebut akan berusaha
mengumpulkan dana untuk membangun jamban sehat karena menyadari akan pentingnya
kesehatan.
B. Kesimpulan
Bahwa Bapak Husni yang terpicu telah tergerak hatinya dan akan segera melakukan
perubahan dan membangun jamban sehat pada tahun 2022, perubahan tersebut bukan
paksaan tetapi keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap lingkungan dan
dirinya sendiri. Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan dipantau terus oleh
tenaga Kesehatan Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa Sukabakti.
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2 008
B. Hasil Kegiatan :
Kegiatan pendampingan pasca pemicuan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 06
RW 06 karena berdasarkan data STBM Tahun 2020 bahwa di tempat tersebut
masyarakatnya ada yang belum memiliki jamban sehat. Pada saat proses pendampingan
pasca pemicuan pertama kali fasilitator memberitau bahwa maksut kunjungan datang
untuk menindaklanjuti hasil pemicuan, lalu kemudian masyarakat diminta untuk kejujuran.
Saat proses pendampingan pasca pemicuan kader STBM dan sanitaian mengunjungi satu
persatu warga yang terpicu. Dari RT 06 RW 06 ada yang tidak memiliki jamban sehat ada 3
warga, salah satunya yaitu Bapak Arsiti mudi, Ibu mariyam, Ibu Tuti, fasilitator
menanyakan alasan Bapak Arsiti, kenapa belum memakai jamban sehat, jawaban dari
Bapak Arsiti karena masih terkendala di ekonomi, yaitu keterbatasan dana, begitupun Ibu
mariyam, dan ibu tuti. Namun setelah dikunjungi warga tersebut akan berusaha
mengumpulkan dana untuk membangun jamban sehat karena menyadari akan pentingnya
kesehatan.
B. Kesimpulan
Bahwa Bapak Arsiti, Ibu Mariyam, Ibu tuti , yang terpicu telah tergerak hatinya dan akan
segera melakukan perubahan dan membangun jamban sehat pada tahun 2022, perubahan
tersebut bukan paksaan tetapi keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap
lingkungan dan dirinya sendiri. Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan
dipantau terus oleh tenaga Kesehatan Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa
Kadu.
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2 008
drg. Tohiroh
NIP. 19790521 201001 2 008
LAPORAN HASIL KEGIATAN
A. Hasil Kegiatan :
Kegiatan pendampingan pasca pemicuan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 04 RW
05 karena berdasarkan data STBM Tahun 2016 bahwa di tempat tersebut masyarakatnya
ada yang belum memiliki jamban sehat. Pada saat proses pendampingan pasca pemicuan
pertama kali fasilitator memberitau bahwa maksut kunjungan datang untuk menindaklanjuti
hasil pemicuan, lalu kemudian masyarakat diminta untuk kejujuran. Saat proses
pendampingan pasca pemicuan kader STBM dan sanitaian mengunjungi satu persatu warga
yang terpicu. Dari RT 04 RW 05 yang tidak memiliki jamban sehat ada 2 warga yaitu Ibu
Sarimanah dan Ibu Sarni, Fasilitator menanyakan alasan Ibu Sarimanah kenapa belum
memakai jamban sehat, jawaban dari Ibu Sarimanah karena jarak rumahnya dengan aliran
air sawah sangat dekat lalu kemudia ibu Sarni karena terkendala dengan ekonomi keluarga.
Namun setelah dikunjungi 2 warga tersebut akan berusaha mengumpulkan dana untuk
membangun jamban sehat karena menyadari akan pentingnya kesehatan
B. Kesimpulan
Bahwa warga yang terpicu telah tergerak hatinya dan akan segera melakukan perubahan dan
membangun jamban sehat pada tahun 2021, perubahan tersebut bukan paksaan tetapi
keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan dipantau terus oleh tenaga Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa Cukanggalih dan terus dilakukan
verifikasi data.
Tangerang, 09 Oktober 2020
Petugas Puskesmas Curug
Mengetahui, 1. Ratih Rahma Wati
Kepala Puskesmas Curug
A. Hasil Kegiatan :
Kegiatan pendampingan pasca pemicuan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 02 RW
07 karena berdasarkan data STBM Tahun 2016 bahwa di tempat tersebut masyarakatnya
ada yang belum memiliki jamban sehat. Pada saat proses pendampingan pasca pemicuan
pertama kali fasilitator memberitau bahwa maksut kunjungan datang untuk menindaklanjuti
hasil pemicuan, lalu kemudian masyarakat diminta untuk kejujuran. Saat proses
pendampingan pasca pemicuan kader STBM dan sanitaian mengunjungi satu persatu warga
yang terpicu. Dari RT 02 RW 07 yang tidak memiliki jamban sehat ada 1 warga yaitu Ibu
Dewi Fasilitator menanyakan alasan Ibu Dewi kenapa belum memakai jamban sehat,
jawaban dari Ibu Dewi karena Ibu Dewi mengandalkan bantuan dari pemerintah. Namun
setelah dikunjungi 1 warga tersebut akan berusaha mengumpulkan dana untuk membangun
jamban sehat karena menyadari akan pentingnya kesehatan.
B. Kesimpulan
Bahwa warga yang terpicu telah tergerak hatinya dan akan segera melakukan perubahan
dan membangun jamban sehat pada tahun 2021, perubahan tersebut bukan paksaan tetapi
keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan dipantau terus oleh tenaga Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa Cukanggalih dan terus dilakukan
verifikasi data.
A. Hasil Kegiatan :
Kegiatan pendampingan pasca pemicuan pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) Pilar 1 yaitu Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dilakukan di RT 07 RW
06 karena berdasarkan data STBM Tahun 2016 bahwa di tempat tersebut masyarakatnya
ada yang belum memiliki jamban sehat. Pada saat proses pendampingan pasca pemicuan
pertama kali fasilitator memberitau bahwa maksut kunjungan datang untuk menindaklanjuti
hasil pemicuan, lalu kemudian masyarakat diminta untuk kejujuran. Saat proses
pendampingan pasca pemicuan kader STBM dan sanitaian mengunjungi satu persatu warga
yang terpicu. Dari RT 07 RW 06 ada 3 warga yaitu Ibu Yanah dan Ibu Yanti Fasilitator
menanyakan alasan Ibu Yanah dan Ibu Yanti kenapa belum memakai jamban sehat, jawaban
dari Ibu Yanah dan Ibu Yanti sama karena rumahnya berdekatan dengan aliran sawah dan
terkadang merasa nyaman saat BABS di aliran sawah tersebut serta merasa tidak mencemari
aliran air sawah dan 1 warga yang tidak memiliki jamban yaitu Ibu Antika, fasilitator
menanyakan alasan kenapa belum memakai jamban sehat, jawaban Ibu Antika sama dengan
Ibu Yanti dan Ibu Yanah. Namun setelah dikunjungi 1 warga tersebut akan berusaha
mengumpulkan dana untuk membangun jamban sehat karena menyadari akan pentingnya
kesehatan.
B. Kesimpulan
Bahwa warga yang terpicu telah tergerak hatinya dan akan segera melakukan perubahan
dan membangun jamban sehat pada tahun 2021, perubahan tersebut bukan paksaan tetapi
keinginan sendiri setelah mengetahui dampak terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
Keinginan perubahan dari kedua warga tersebut akan dipantau terus oleh tenaga Kesehatan
Lingkungan Puskesmas Curug dan kader STBM Desa Cukanggalih dan terus dilakukan
verifikasi data.
Tangerang, 12 Oktober 2020
Petugas Puskesmas Curug
Mengetahui, 1. Ratih Rahma wati
Kepala Puskesmas Curug