Makalah Zakat
Makalah Zakat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu
ibadah yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat
beriringan dengan menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah
menyebut zakat beriringan dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan
shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat
dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang seutama-utama ibadah
maliyah. Zakat juga salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab
itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah,
sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum
zakat yakni mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita
harus mengetahui definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab-
nishab zakat, tata cara pelaksanan zakat dan berbagai macam zakat akan dibahas
dalam bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi/ pengertian zakat?
2. Apa saja macam-macam zakat?
3. Apa saja harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya?
4. siapa saja yang berhak menerima zakat?
5. Apa saja hikmah dari zakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah).
Jika diucapkan, zaka al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati.
[1] Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci) Allah SWT.
berfirman:
زَ َّكهَا َم ْن اَ ْفلَ َح قَ ْد
Artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy Syams
[91]: 9).
Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian harta benda
yang wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar
harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.[2]
Adapun tentang zakat telah dijelaskan dalam al-Qur’an firman Allah Surah
at-Taubah ayat 103:
. . . õ‹è{ ô`ÏB öNÏlÎ;ºuqøBr& Zps%y‰|¹ öNèdãÎdgsÜè? NÍkŽÏj.t“è?ur
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]:
103).
Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi bersih dari
kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda atau zakat itu akan
menyucikan orang yang mengeluarkannya dan akan menumbuhkan pahalanya.
Adapun dalan hadits diantaranya adalah:
ِإنَّكَ تَْأ تِى:ى هللا َع ْنهُ ِإلَى اليَ َم ِن قَا َل pَ ض ِ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَ َّما بَ َعا َذا ْبنَ َجبَ ٍل َر َ ى َّ ِِإ َّن النَّب
فَِإ ْن هُ ْم اَطَا ُعوْ الِ َذ لِكَ فَا َعلِ ْمهُ ْم. ِب فَا ْد ُعهُ ْم ِألَى َشهَا َد ِةَأ ْن الَِإلَهَ ِإالَّهللاُ َوَأنِّى َرسُوْ ُل هللا ٍ قَوْ ًمااَ ْه َل ِكتَا
َ فَِإ ْن هُ ْم َأطَا ُعوْ الِ َذ لِكَ فَا ْعلِ ْمهُ ْم اَ َّن هللا. ت فِى يَوْ ٍم َولَ ْيلَ ٍة ٍ صلَ َوا َ س َ ض َعلَ ْي ِه ْم َخ ْم َ َأنَ هللاَ ع
َ َزَو َج َّل اِ ْفتَ َر
فَِإ ْن هُ ْم َأطَا ُعوْ ا لِ َذ, ص َد قَةً فِى َأ ْم َوالِ ِه ْم تَْؤ خَ ُذ ِم ْن َأ ْغنِيَا ىِ ِه ْم َوتُ َر ُّد ِإلَى فُقَ َرا ىِ ِه ْم َ ض َعلَ ْي ِه ْم َ اِ ْفتض َر
(رواه الجاعه ابن ٌْس بَ ْينَهَا َوبَ ْينَ هللاِ ِح َجا ب ْ َق َد ْع َوةَ ْال َم
َ ظلُوْ ِم فَِإنَهُ لَي ِ َوات, ك َو َك َرا ىِ َم َأ ْم َوالِ ِه ْم َ ِل
)عباس
Artinya:
“Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri Yaman (yang
telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau datang kepada kaum ahli
kitab ajaklah mereka kepada syahadat, bersaksi, bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Jika
mereka telah taat untuk itu, beritahulah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
mereka melakukan sholat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka telah taat
untuk itu, beritahukanlah kepada mereka, bahwa Allah mewajibkan mereka
menzakati kekayaan mereka. Yang zakat itu diambil dari yang kaya dan dibagi-
bagikan kepada yang fakir-fakir. Jika mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah
(janganlah) yang mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai tinggi,
sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu) hindari do’anya
orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara do’a itu dengan Allah tidak
terdinding (pasti dikabulkan).”[3]
Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman,
diantaranya:
1. Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan
oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
2. Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan pemilikan
tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula.
3. Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan zakat sebagai
suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi orang-orang Islam untuk
mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.
4. Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu mendefinisikan
dari sudut empat mazhab, yaitu:
- Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang
tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat)
kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah
mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.
- Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula
sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syari’at senata-mata karena
Allah SWT.
- Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau
benda dengan cara-cara tertentu.
- Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang
diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang tertentu dalam
waktu tertentu pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat adalah
penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di dalam harta untuk
diberikan kepada orang-orang yang berhak seperti tertulis dalam Surat at-Taubah
ayat 60 yaitu:
yJ¯RÎ) àM»s%y‰¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur $
tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% †Îûur
É>$s%Ìh9$# tûüÏBÌ»tóø9$#ur †Îûur È@‹Î6y™ «!$# Èûøó$#ur
È@‹Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒO‹Å6ym ÇÏÉÈ
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-taubah [9]: 60).
[4]
B. Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:
· Zakat Fitrah,
Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
· Zakat Maal (Zakat Harta )
Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun
sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja
(profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. [5]
C. Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
· Zakat Maal (Zakat Harta)
1. Emas, perak dan mata uang
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:
šúïÏ%©!$#ur šcrã”É\õ3tƒ |=yd©%!$# spžÒÏÿø9$#ur Ÿwur
$pktXqà)ÏÿZム’Îû È@‹Î6y™ «!$# Nèd÷ŽÅe³t7sù A>#x‹yèÎ/ 5OŠÏ9r& Ç
ÌÍÈ
Artinya:
”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (tidak dikeluarkan zakatnya)
dan tidak membelanjakanya di jalan Allah, Maka beritakanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) ’azab yang pedih.”(QS. at-Taubah [9]: 34 ).
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
- Milik orang Islam
- Yang memiliki adalah orang yang merdeka
- Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
- Sampai nishabnya
- Genap satu tahun[6]
Artinya:
“Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki dua puluh
dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup masa satu tahun,
maka zakatnya setengah dinar. Dan kelebihannya diperhitungkan seperti itu. Dan
tidak wajib zakat pada suatu harta sampai menjalani sampai satu tahun.” (HR.
Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dinyatakan sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan
oleh Hafizh).
- Nishab dan zakat perak
Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 %
apabila telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai untuk
perhiasan oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan,
tidak wajib dikelurkan zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
· Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat bahwa emas dan perak yang telah
dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
· Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai
sendiri atau disewakan,atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya,maka tidak
wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan
atau untuk perbekalan dimana perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.
· Pendapat Imam Syafi’i : Tak ada zakat pada perhiasan emas dan perak,menurut satu
riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat perhiasan emas dan perak.[7]
- Nishab dan zakat uang
Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran uang itu
berdasar emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat.
2. Zakat harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman
Allah :
yg•ƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB $
óOçFö;|¡Ÿ2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚö‘F{$# ( Ÿwur
(#qßJ£Ju‹s? y]ŠÎ7y‚ø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmƒÉ‹Ï{$t«Î/ H
wÎ) br& (#qàÒÏJøóè? Ïm‹Ïù 4
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 267).
Dan Sabda Rasulullah saw:
َّ َأ ْن نُ ْخ ِر َج ال,صلَّى هللاُ َعلَي ِه َو سلّ َم يَْأ ُم ُرنَا
َص َد قَةَ ِمن ٍ ع َْن َس ُم ِر ْب ِن ُج ْن ُد
َ ِل هللاpُ ْ َكانَ َرسُو:ب قَا َل
) (رواه ابوداود.الَّ ِذيْ نُ ِع ُدهُ لِ ْلبَي ِْع.
Artinya:
“Dari samurah bin Jundub, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan
untuk di jual .” ( HR. Abu Dawud).
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
- Yang memiilki orang Islam
- Milik orang yang merdeka
- Milik penuh
- Sampai nishabnya
- Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda
dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan
hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah
cukup nishab,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang
dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% =
RP 240. Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan
sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu
maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.
3. Zakat binatang ternak
Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah: Diberitahukan oleh
Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai
berikut:
. ُ َوَأ ْس َمن. َت
ْ ت يَوْ ُم ْالقِيَا َم ِة َأ ْعظَ ُم َما َكا ن pْ ب ِإبِ ٍل َوَآل َغن ٍَم الَتُْؤ د
ْ ِّي َز َكاتَهَا ِإالَّ َجا َء ِ صا ِح َ َما ِم ْن
َضى بَ ْين َ َحتَّى يَ ْق, ت َعا َ ْي ِه ُأوْ اَل هَا
ْ عَاد, ت ُأ ْخ َراهَا ْ ُكلَّ َما نَفَ ِد, َوتَطَْؤ هُ بَِأ َخفَا فِهَا. تَ ْن ِط ُحهُ بِقُرُوْ نِهَا
ِ النَّا
س
Artinya:
”Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya maka
binatang –binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan keadaan yang
lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu hewan –hewan itu
menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang
demikian, bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana
semula:dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum
para manusia. ” ( HR. Abu Dzarr ).
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan
kerbau, kambing dan biri-biri .[8]
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
- Pemiliknya orang Islam
- Pemiliknya merdeka
- Miliknya sendiri
- Sampai senishab
- Cukup setahun
- Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian
- Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan sebagainya
D. Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat
Orang –orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah,
sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
yJ¯RÎ) àM»s%y‰¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur $ *
tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% †Îûur
É>$s%Ìh9$# tûüÏBÌ»tóø9$#ur †Îûur È@‹Î6y™ «!$# Èûøó$#ur
È@‹Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒO‹Å6ym ÇÏÉÈ
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)
Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak
menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
- Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin
50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
- Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih
dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi.
- ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum
Islam .
- Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya
perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya.
- Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya.
- Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng bukan
maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
- Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama
Allah.
- Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud
baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
Yang tidak berhak menerima zakat :
- Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
- Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
- Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
- Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
- Orang kafir.
E. Hikmah Zakat
Adapun hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:
1. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran mata dan tangan para pendosa dan
pencuri. Nabi saw bersabda:
َواَ ِع ُّدوْ الِ ْلبَاَل ِءال ُّدعَا َء, ص َد قَ ِة َ ْ َودَاوُوْ ا َمر. صنُوْ ا َألَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة
َّ َضا ُك ْم بِال ِّ َح
Artinya:
“Peliharalah harta-harta kalian dengan zakat. Obatilah orang-orang sakit kalian
dengan sedekah. Dan persiapkanlah doa untuk (menghadapi) malapetaka.”
2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat
memerlukan bantuan.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan sebagai berikut:
ْأ
َ َ ُع فُقppppppي يَ َس
َولَ ْن, را َءهُ ْمpppppp ِ َوالِه ِْم بِقَدppppppلِ ِم ْينَ فَ ْي َأ ْمpppppp َعلَى َأ ْغنِيَا ِء ل ُم ْس ض
pْ ِذppppppََرال َ َرppppppَِإ َّن هللاَ ف
ِّ َأ َأ
َ بُهُ ْم ِح َسابp ا ِسpاُؤ هُ ْم اَل َوِإ َّن هللاَ ي َُحppَنَ ُع ْغنِيpص
َ َد ْيدpًاش
ًاويُ َعذ بَهُ ْم َأ
ْ َا يppدَالفُقَ َرا ُءِإ َذا َجا ُعوْ ا وْ َعرُوْ اِإاَّل بِ َمpَيَ َجه
َع َذابًاَألِ ْي ًما
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Swt. mewajibkan orang-orang Muslim yangkaya untuk
(menafkahkan) harta-harta mereka dengan kadar yang mencukupi orang-orang
Muslim yang fakir. Sungguh, orang-orang fakir sekali-kali tidak akan lapar atau
bertelanjang kecuali karena perbuatan orang-orang yang kaya. Ketahuilah.
Sesungguhnya Allah wt. akan menghisab mereka dengan hisab yang keras dan
menyiksa mereka dengan siksaan pedih.”
DAFTAR PUSTAKA