Anda di halaman 1dari 113

Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri Pemuda Dan Olahraga Nomor 0944

Tahun 2015 Dalam Mendukung Industri Kreatif Pemuda Provinsi Jambi


(Studi di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi)

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S1)

RAYI RETRIANANDA MAULANA


105170580

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020

i
ii
iii
iv
MOTTO

َّ ‫ُ ُكم بِ ِِ ِإ َّن‬
َ‫َّللا‬ َ َّ ‫اس أَن تَحْ ُك ُموا ِب ْال ََع ْد ِِ ِإ َّن‬
ُ ‫َّللا نِ َِع َّما َي َِع‬ ِ ‫َّللا َيأ ْ ُم ُر ُك ْم أَن ت ُ َؤدُّوا ْاْل َ َمانَا‬
ِ َّ‫ت ِإلَ ٰى أ َ ْه ِل َها َو ِإذَا َح َك ْمتُم َبيْنَ الن‬ َ َّ ‫ِإ َّن‬
﴾٨٥﴿ ‫يرا‬ ً ‫ص‬ ِ َ‫سمِ يَعًا ب‬ َ َ‫َكان‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.” (QS. An-Nisa’: 58)”

v
PERSEMBAHAN

Tentang impian, selalu ada jarak di antara ‘siapa diri kita sekarang’ dan
‘siapa diri kita nanti’.

Sebagian menangisi jarak itu untuk kemudian merasa kalah dan


menyerah. Sebagian lain tetap tersenyum untuk mengalahkan jarak itu
dengan sikap pantang menyerah.

Jarak itu bernama tantangan.

Ku persembahkan karya kecil ini untuk:

Laki-laki terhebat sejagad raya, Ayahku Zulkifli Maulana

Perempuan yang hatinya sangat tulus se-semesta raya, Ibuku Nining Rodiyah
Widiya Ningsih

Motivator yang tak ternilai atas segala nasehat dan dukungannya, Abang
Ramdhan Afriantama Maulana dan Aa’ Rahfli Dwi Priwaldi Maulana

Diriku sendiri

dan

Kawan tumbuhku, Rahma Yuniarsih, Rizki Pratama, Firmansyah

vi
ABSTRAK

Rayi R. Maulana, 105170580: Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri Pemuda Dan


Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi
Pengembang Kewirausahaan Pemuda Dalam Mendukung Industri Kreatif Pemuda
Provinsi Jambi (Studi di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi).

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri


Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian
Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda di Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi pada tahun 2015 - 2019. Sebagai tujuan antara lain adalah
mengetahui peraturan dalam program pengembangan kewirausahaan pemuda di
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, ingin mengetahui kendala yang
dihadapi dan upaya yang dilakukan dalam program pengembangan kewirausahaan
pemuda di Dinas pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, dan ingin mengetahui
evaluasi dari peraturan yang berkaitan dengan program pengembangan
kewirausahaan pemuda di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi. Skripsi ini
menggunakan teknis penelitian kualitatif deskriptif dengan cara pengumpulan data
melalui wawancara, observasi serta dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut: Pertama, peraturan
dalam program pengembangan kewirausahaan pemuda adalah dengan pendidikan,
pelatihan, magang, bimbingan dan pendampingan. Kedua, kendala yang dialami
adalah masih kurangnya minat pemuda untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan dalam bidang kewirausahaan. Selain itu tidak stabilnya anggaran
yang tersedia yang membuat program pengembangan kewirausahaan tidak
berjalan amksimal. Sedangkan upaya yang dilakukan yaitu mengisi pelatihan
dengan pemberian materi tentang motivasi dengan mendatangkan narasumber
yang berkecimpung di dunia wirausaha, meningkatkan kualitas pelayanan serta
meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana. Ketiga: Evaluasi terhadap
peraturan program pengembangan kewirausahaan pemuda yang dilakukan oleh
Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi ini dapat dikatakan sudah maksimal, yang
dievaluasi adalah memberikan wewenang kepada dinas pemuda dan olahraga
kabupaten/kota untuk melaksanakan program dan perbaikan sistem pengrekrutan
peserta pelatihan.

Kata Kunci: Evaluasi Peraturan, Pengembangan Kewirausahaan Pemuda, Dinas


Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkah, rahmat
serta karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan
skripsi ini dengan lancar.
Tak lupa pula penulis mengirimkan sholawat beriringkan salam untuk
baginda nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa kita, para umatnya dari
zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu pengetahuan seperti sekarang.
Skripsi ini dengan judul “Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri
Pemuda Dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara
Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda Dalam
Mendukung Industri Kreatif Pemuda Provinsi Jambi (Studi di Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi).” dibuat sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas
Syariah, Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam
menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Su’aidi selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti, S.Ag., M.H selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A., M.IR., Ph.D, Dr. Ruslan Abdul Gani, SH.,
M.H, Dr. H. Ishaq, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I, II, dan III di
lingkungan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., MSHS selaku Kepala Prodi Ilmu
Pemerintahan dan Bapak Yudi Armansyah, M.Hum selaku Sekretaris
Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Illy Yanti, M.Ag dan Ibu Tri Endah Karya Lestiyani, S.IP., M.IP
selaku Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah

viii
memberikan pelajaran dan arahan serta semangat dalam penulisan skripsi
ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Kedua orang tua yang telah banyak memberikan aamiin paling serius,
dukungan dan kasih sayangnya selama ini.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.

Semoga bantuan dan bimbingan serta arahan yang diberikan menjadi


amal sholeh dan mendapatkan pahala dari Allah SWT, Aamiin. Skripsi ini tidak
terlepas dari kesalahan dan kekeliruan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Muaro Jambi, Oktober 2020


Penulis

Rayi Retriananda Maulana


NIM:105170580

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
MOTTO .............. .................................................................................. ii
PERSEMBAHAN .................................................................................. iii
ABSTRAK .......... .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ....... .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Batasan Masalah.......................................................................... 9
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 10
E. Kerangka Teori............................................................................ 11
F. Kerangka Konseptual .................................................................. 18
G. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 23
BAB II METODE PENELITIAN
A. Jenis, Pendekatan dan Lingkup Penelitian .................................. 34
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 35
C. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 36
D. Unit Analisis ............................................................................... 38
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 39
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 40
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Demografi Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi
1. Struktur Organisasi ............................................................... 43
2. Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Menurut Jabatan,
Eselon, Pangkat, Golongan, Tingkat Pendidikan dan Jenis
Kelamin ................................................................................ 43

x
3. Uraian Tugas dan Fungsi Masing-Masing Organisasi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pemuda
dan Olahraga Provinsi Jambi ............................................... 46
B. Visi dan Misi Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi ....... 54
C. Program Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi ............... 55
D. Keadaan Sarana dan Prasarana.................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Program Pemberian Fasilitasi Pengembang
Kewirausahaan Pemuda .............................................................. 57
1. Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan
Pemuda Sebagai Media Pemberian Fasilitasi Pengembang
Kewirausahaan Pemuda ....................................................... 58
2. Anggaran dalam Melaksanakan Program ............................ 61
3. Jumlah Peserta Pelatihan Kewirausahaan Tahun 2015 –
2019 ................................................................................. 63
B. Ketentuan Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan
Pemuda .................................................................................. 66
1. Tahap Perekrutan dan Penyeleksian Peserta Pelatihan
Kewirausahaan..................................................................... 66
2. Jenis Fasilitasi yang Diberikan Oleh Pemerintah ................ 72
C. Evaluasi dalam Program Pelatihan Kewirausahaan dan
Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan ..................... 74
1. Regulasi ............................................................................... 75
2. Implementasi ....................................................................... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 90
B. Saran-Saran ................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................
CURRICULUM VITAE .......................................................................

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Peserta Pelatihan Program Pengembangan


Kewirausahaan Pemuda Tahun 2015 – 2019 …………………… 5
Tabel 2 Faktor Penyebab Pelaksanaan Program Kewirausahaan Kurang
Maksimal .................................................................................. ..... 6
Tabel 3 Tema Pelatihan dan Anggaran Pelaksanaan Program Pemberian
Fasilitasi Kewirausahaan Tahun 2015 – 2019 ........................................ .... 7
Tabel 4 Tinjauan Pustaka ...................................................................... ..... 23
Tabel 5 Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi .............. ... 44
Tabel 6 Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi
Berdasarkan Pangkat dan Golongan ...................................................... 45
Tabel 7 Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pegawai di Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi .................................................... ..... 46
Tabel 8 Keadaan Sarana dan Prasarana di Kantor Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Jambi ........................................................................ ..... 55
Tabel 9 Kriteria Penilaian Proposal Peserta ........................................... ..... 68
Tabel 10 Indikator Dimensi .................................................................... ..... 70

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah pengangguran merupakan salah satu persoalan nasional yang sampai

saat ini belum berhasil terpecahkan secara optimal dan diperkirakan akan tetap

menjadi masalah ketenagakerjaan Indonesia hingga beberapa waktu mendatang.

Bahkan menurut hasil pendataan terbaru yang dilakukan Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Jambi sebanyak 1.765,75 penduduk Jambi adalah angkatan kerja,

jumlahnya berkurang 24,69 ribu orang dari Agustus 2018. Sejalan dengan itu,

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga berkurang 2,38 poin.

Pengangguran bertambah 4,89 ribu orang, sementara TPT naik sebesar 0,33 poin.

Dilihat dari tingkat pendidikan, TPT untuk penduduk yang berpendidikan SMK

paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 10,64 persen, disusul

dengan penduduk yang berpendidikan SMA Umum sebesar 7,6 dan lulusan

Universitas sebesar 5,9 persen.1

1
https://jambi.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/387/keadaan-ketenagakerjaan-provinsi-jambi-
agustus-2019.html. Diakses pada 30 November 2019

1
2

Masalah pengangguran di Jambi merupakan salah satu persoalan lokal

yang sampai saat ini belum berhasil terpecahkan secara optimal, khususnya

pengangguran usia pemuda, dimana menurut UU Nomor 40 tahun 2009 yang

dikatakan pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode

penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun.2 Salah satu

bentuk kebijakan pemerintah mengurangi masalah pengangguran tersebut adalah

dengan membuat pelatihan-pelatihan kewirausahaan, khususnya bagi usia pemuda

yang produktif, agar pemuda dapat membentuk suatu usaha mikro dibawah

pembinaan instansi-instansi pemerintah baik ditingkat provinsi maupun ditingkat

kabupaten, diharapkan cara ini dapat menumbuh kembangkan UMKM pemuda di

Indonesia, kegiatan pelatihan kewirausahaan ini telah dilaksanakan oleh Dinas

Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi melalui sebuah organisasi kepemudaan.

Tingginya tingkat pengangguran di Jambi disebabkan banyak faktor

terutama terletak pada kualitas sumber daya manusianya. Faktor-faktor penyebab

terjadinya pengangguran antara lain: tidak relevannya pendidikan yang

diselesaikan dengan keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan tuntutan

2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.
3

lapangan kerja (mis-match). Jumlah pencari kerja lebih besar dari jumlah peluang

kerja yang tersedia (kesenjangan antara supply and demand). Masih banyak

terdapat anak putus sekolah dan lulus tetapi tidak bisa melanjutkan sekolah,

mereka tidak bisa hidup mandiri karena tidak memiliki keterampilan (unskill

labour), terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena krisis global,

terbatasnya sumber daya alam, yang tidak lagi memungkinkan warga masyarakat

untuk mengolah sumber daya alam menjadi mata pencarian, dari beberapa faktor

tersebut, faktor mis-match, kesenjangan antara supply and demand, dan unskill

labour, merupakan faktor yang dominan yang menyebabkan pengangguran di

Indonesia. 3

Pemerintah banyak melakukan berbagai program-program kewirausahaan

pemuda, untuk mempercepat penurunan angka pengangguran. Mengingat

pengangguran pemuda masih cukup tinggi yang dapat menimbulkan masalah

sosial apabila masalah tersebut tidak mendapat perhatian secara maksimal.

Beberapa masalah sosial yang diakibatkan oleh tingginya pengangguran

diantaranya penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme,

3
Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014. Hlm. 56
4

trafficking dan lain sebagainya. Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan

disegala bidang dan stabilitas nasional.4

Di samping itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Kementrian Pemuda

dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi

Pengembangan Kewirausahaan Pemuda, pemerintah dapat memberikan fasilitas

guna pengembangan kewirausahaan pemuda sebagai bentuk pelayanan, perhatian,

dan dukungan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah, organisasi

kepemudaan/masyarakat dalam mengembangkan potensi keterampilan dan

kemandirian berusaha.

Salah satu bentuk kebijakan pemerintah mengurangi permasalahan

tersebut adalah dengan membuat pelatihan-pelatihan kewirausahaan, tujuannya

agar pemuda dapat membentuk suatu usaha secara mandiri dibawah pembinaan

instansi-instansi pemerintah baik ditingkat provinsi maupun ditingkat daerah,

diharapkan cara ini dapat menumbuh kembangkan kewirausahaan pemuda di

Indonesia. Masalah pengangguran di Provinsi Jambi menjadi perhatian oleh

organisasi kepemudaan di Jambi, maka Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Jambi yang merupakan salah satu instansi pemerintahan daerah yang peduli

terhadap perkembangan SDM pemuda di Jambi, membentuk suatu wadah untuk

4
Ibid. Hlm 59
5

dapat memfasilitasi pemuda yang tidak memiliki rutinitas pekerjaan, agar dapat

belajar bersama, dengan beriorentasi pada dunia kerja dan dunia usaha, sehingga

menjadi manusia yang produktif, kreatif dan inovatif.

Dalam Peraturan teri Pemuda dan Olahraga No. 0944 Pasal 9 menjelaskan

bahwa pendampngan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

dan memperluas pengalaman pengelolaan usaha guna mendorong proses tumbuh

dan berkembangnya usaha dan dilanjutan dengan Pasal 12 yang menjelaskan

bahwa bantuan akses permodalan bertujun untuk memfasilitasi bantuan melalui

Lembaga Permodalan Kewirausahaan Pemudasesuai dengan ketentuan-ketentuan

perundang-undangan.

Jumlah Peserta Pelatihan Program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda

Tahun 2015-2019:

Tabel 1

Jumlah Peserta Pelatihan Program Pengembangan Kewirausahaan

Pemuda Tahun 2015-2019

Tahun Jumlah Peserta

2015 40 Orang
6

2016 36 Orang

2017 33 Orang

2018 20 Orang

2019 50 Orang

Jumlah 179 Orang

(Sumber: Arsip Jumlah Peserta Pelatihan Kewirausahaan Tahun 2015 - 2019

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2015 sampai 2018

semakin berkurangnya jumlah peserta yang mengikuti pelatihan dalam program

pengembang kewirausahaan pemuda. Peserta yang mengikuti pelatihan

kewirausahaan kurang dari 50 orang di tahun 2015-2018. Penyebabnya adalah

pemerintah kurang komunikatif dalam melakukan penyebar luasan informasi

mengenai pelatihan kewirausahaan pemuda, calon peserta merasa tidak

relevannya pendidikan yang diselesaikan atau yang sedang dijalani dengan tema

pelatihan yang diadakan.


7

Walaupun di tahun 2019 peserta pelatihan bertambah namun partisipasi

kompetisi tidak dilakukan pemuda dalam proses mendapatkan fasilitasi

pengembang kewirausahaan oleh pemerintah.

Tabel 2

Faktor Penyebab Pelaksanaan Program Kewirausahaan Kurang Maksimal

Faktor Program Pelatihan Wirausaha Berjalan Kurang Maksimal

Faktor Internal Faktor Eksternal

1 Kurangnya komunikasi aktif 1 Program pelatihan


antara pemerintah Dinas Pemuda kewirausahaan tidak sesuai
dan Olahraga Provinsi Jambi dan dengan keterampilan yang
organisasi kepemudaan dimiliki oleh calon peserta,
berkaitan dengan informasi sehingga menimbulkan
seputar pelatihan baik dari waktu kurangnya peminat dalam
pelaksanaan dan jumlah peserta pelatihan kewirausahaan
yang tergabung. tersebut.

2 Anggaran biaya yang selalu 2 Beberapa peserta tidak


naik-turun dari tahun 2015 memiliki usaha yang dijalani.
hingga 2019 disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya
karena
3 Beberapa tim pelaksana program 3 Kurangnya minat peserta untuk
8

kewirausahaan dalam rangka berkompetisi dalam


pemberian fasilitasi pengembang mendapatkan fasilitasi
kewirausahaan kurang
pengembang kewirausahaan.
bersemangat dalam menjalankan
tugasnya.

Tabel 3

Tema Pelatihan dan Anggaran Pelaksanaan Program Pemberian Fasilitasi

Kewirausahaan Tahun 2015 - 2019

No Tahun Tema Pelatihan Anggaran

1 2015 Tata Boga Rp. 79.600.000

2 2016 Tata Busana Rp. 223.900.000

3 2017 Creativity handcraft Rp. 350.000.000

4 2018 Industri Pangan dan Jasa Boga Rp. 440.500.000

5 2019 Kriya Batik Rp. 300.000.000

Dalam tulisan ini penulis akan mengangkat masalah tentang sejauh mana

Peraturan Kementrian Pemuda dan Olahraga dalam menfasilitasi serta membina

wirausahawan untuk mendukung industri kreatif dan menjadikannya sebagai


9

motivasi kepada pemuda-pemuda untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena

itu penulis mengangkat judul “Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri Pemuda

dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian

Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda dalam Mendukung Industri

Kreatif Pemuda Provinsi Jambi (Studi di Dinas Provinsi Jambi).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut ada beberapa permasalahan

yang dijadikan rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana penerapan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944

Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang

Kewirausahaan Pemuda di Provinsi Jambi?

2. Apa upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga dalam

mendukung industri kreatif pemuda di Provinsi Jambi?

3. Bagaimana evaluasi dari program yang dilakukan oleh pemerintah dalam

memberikan fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda?

C. Batasan Masalah
10

Sesuai dengan judul penelitian, di dalam skripsi ini pembahasan dibatasi

dengan konsep yang ada pada evaluasi, yaitu: Input, Proses, Output, dan

Outcome. Empat aspek inilah yang kemudian peneliti jadikan sebagai indikator

untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan

pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah

penulis buat sebelumnya dan agar lebih terarah serta tidak terjadi perluasan pada

inti pokok pembahasan yang telah penulis buat.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Mengetahui penerapan Peratutan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944

Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang

Kewirausahaan Pemuda di Provinsi Jambi

2. Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga

dalam mendukung industri kreatif pemuda di Provinsi Jambi

3. Mengetahui evaluasi dari program yang dilakukan oleh pemerintah dalam

memberikan fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda?


11

Hasil penelitian ini terbagi menjadi dua manfaat, yaitu manfaat secara

teoritis dan manafaat secara praktis. Adapun kedua manfaat dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan studi keilmuan dalam

Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi. Dengan adanya penelitian ini maka sangat diharapkan

hasilnya mampu menambah daftar referensi keilmuan terkait dan menjadi

rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat,

diantaranya:

a. Memenuhi syarat sebagai tugas akhir Sarjana Strata 1 (S-1) pada

Program Studi Ilmu Pemerintahan di Universitas Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Menjadi acuan dan pertimbangan bagi pejabat pemerintahan pada

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi yang menjadi bagian

dari pelaksanaan program Pemberian Fasilitasi Pengembang


12

Kewirausahaan Pemuda di Provinsi Jambi untuk tahun-tahun

berikutnya.

c. Menjadi bahan rujukan bagi para pemuda penerima bantuan

program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda di Provinsi Jambi agar lebih optimal di tahun-tahun

berikutnya, sehingga bantuan pengembangam kewirausahaan

tersebut dapat berguna bagi kelangsungan usaha yang sedang

ditekuni.

E. Kerangka Teori

1. Teori Evaluasi Kebijakan

Evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjuk

pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Evaluasi

adalah penilaian secara sistematis untuk melihat sejauh mana efisiensi suatu

program masukan (input) untuk memaksimalkan keluaran (output), evaluasi juga

digunakan untuk mencapai tujuan dari program pencapaian hasil atau

aktivitas,dan kesesuaian program kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Evaluasi

juga termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan

suatu kebijakan.
13

Agustino menyatakan bahwa “evaluasi kebijakan adalah rangkaian

aktivitas fungsional yang berusaha untuk membuat penilaian melalui pendapat

mengenai manfaat atau pengaruh atas kebijakan, program, dan proyek yang

tengah dan/atau telah dilaksanakan”.5

Lester dan Stewart dalam Agustino, menjelaskan bahwa evaluasi

ditujukan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan dan untuk

mengetahui apakah kebijakan yang telah dirumuskan dan dilaksanakan dapat

menghasilkan dampak yang di inginkan.6

Menurut Soebarsono dalam bukunya mengatakan bahwa evaluasi

memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci sebagai berikut :

1) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat

diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

2) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat

diketahui beberapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

3) Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan

evaluasi adalah mengukur seberapa besar dan berkualitas pengeluaran atau

output dari suaru kebijakan.

5
Agustino Leo, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, 2006. Halaman: 2.
6
Ibid Halaman 3.
14

4) Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi

ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak positif

maupun negatif.

5) Untuk mengetahui apabila adanya penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan

untuk mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin

terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan

pencapaian target.

6) Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang. Tujuan

akhir dari evaluais adalah untuk memberikan masukan bagi proses

kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.7

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai evaluasi kebijakan

publik, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang dilakukan

untuk menilai dan mengukur, serta membandingkan hasil-hasil pelaksanaan

kegiatan sebuah program atau kebijakan yang telah dicapai, apakah hasil atau

output program tersebut sudah sesuai dengan yang telah di rencanakan (input)

secara efektif dan efisien. Sehingga dapat diperoleh informasi mengenai nilai atau

7
Subarsono, Analisis Kebijakan Publik : Konsep Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar Yogyakarta,
2012. Halaman: 56.
15

manfaat hasil dari kebijakan tersebut, serta dapat dilakukan perbaikan apabila

terjadi penyimpangan di dalamnya.

1.1. Kendala Evaluasi Kebijakan

Proses kegiatan evaluasi kebijakan sering menghadapi berbagai kendala

di lapangan. Yang mengakibatkan evaluasi tidak sepenuhnya dapat berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Menurut Abidin kendala- kendala tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Keterbatasan wewenang untuk melakukan evaluasi, berkaitan dengan

kedudukan dan wewenang dari pejabat atau instansi yang melakukan

evaluasi.

2) Tumpang tindih fungsi antar instansi, hal ini bisa terjadi jika suatu fungsi

ditangani atau berada dalam wewenang dua atau lebih instansi.

3) Tumpang tindih fungsi evaluasi antar lembaga pengawasan, artinya

kesulitan tidak hanya terjadi pada pihak yang dievaluasi, tetapi juga dari

kalangan yang melakukan evaluasi.

4) Tidak adanya proses lanjutan dari hasil evaluasi, masalah ini sering

muncul dari hasil pengawasan lembaga yang menemukan kejanggalan atau

temuan-temuan yang bermasalah, akan tetapi tidak diproses lebih lanjut.


16

5) Kesulitan dalam biaya, ini dikarenakan program evaluasi tidak

memperoleh prioritas yang sama dengan program lain dalam fungsi

pelaksanaan. Di satu sisi evaluasi ditakutkan memberikan kemungkinan

adanya penilaian yang negatif terhadap kinerja pemerintah.

6) Tindak lanjut evaluasi, berkaitan dengan hakikat evaluasi yakni

menemukan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akibat

adanya kebijakan yang dievaluasi.8

Sedangkan Soebarsono mengidentifikasi beberapa kendala dalam

melakukan evaluasi kebijakan, berikut ini adalah kendala dalam melakukan

evaluasi kebijakan, yaitu :

1) Kendala psikologis, yang artinya banyak aparat pemerintah yang masih

alergi terhadap kegiatan evaluasi, karena dipandang berkaitan dengan

prestasi dirinya. Apabila hasil evaluasi menunjukkan kurang baik, bisa

jadi menghambat karier mereka. Sehingga banyak aparat memandang

kegiatan evaluasi bukan merupakan bagian penting dari kebijakan publik.

8
Abidin, zainal said, Kebijakan Publik Edisi 2, Salemba Humanika Jakarta, 2012. Halaman: 72.
17

2) Kendala ekonomis, kegiatan evaluasi membutuhkan biaya yang tidak

sedikit, seperti biaya untuk pengumpulan data dan pengolahan data,

biaya untuk para staf administrasi, dan biaya untuk para evaluator.

3) Kendala teknis, para evaluator sering dihadapkan pada masalah tidak

tersedianya cukup data dan informasi yang diperbaharui atau up to date.

4) Kendala politis, disini evaluasi sering terbentur dan bahkan gagal karena

alasan politis. Masing-masing kelompok bisa jadi saling menutupi

kelemahan dari implementasi kebijakan dikarenakan adanya kegiatan

politis di dalamnya.

5) Kurang tersedianya evaluator, banyak lembaga pemerintah yang kurang

memiliki sumber daya manusia yang berkompetensi menjadi evaluasi

kebijakan, ini disebabkan karena belum terciptanya evaluasi di lembaga

pemerintahan.9

1.2. Model Evaluasi Kebijakan

Setelah kebijakan ditetapkan dan diimplementasikan, maka tahap

selanjutnya adalah mengevaluasinya. Melalui kegiatan evaluasi tersebut maka kita

dapat mengetahui apakah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah berhasil atau

9
Subarsono, Analisis Kebijakan Publik : Konsep Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar Yogyakarta,
2012. Halaman: 64.
18

tidak, dapat memecahkan masalah atau tidak, dan sebagai cara untuk menilai

sejauh mana tingkat keberhasilan suatu kebijakan. Sehingga, hasil dari evaluasi

kebijakan ini dapat digunakan sebagai bahan reomendasi pada formulasi

kebijakan dimasa mendatang demi terciptanya kebijakan publik yang lebih baik.

Nurcholis mengatakan bahwa evaluasi kebijakan adalah penilaian secara

menyeluruh terhadap input, proses, output, dan outcome dari kebijakan

pemerintah daerah. Menurutnya evaluasi membutuhkan sebuah skema umum

penilaian, yaitu :

1) Input, yaitu masukan yang diperlukan untuk pelaksanaan

kebijakan, meliputi sumber daya manusia, sarana atau prasarana,

sosialisasi kebijakan.

2) Proses, yaitu bagaimana sebuah kebijakan diwujudkan dalam bentuk

pelayanan langsung kepada masyarakat, meliputi kejelasan mekanisme,

kepastian, penertiban, dan keefektifan dalam pelaksanaan kebijakan.

3) Output (hasil), yaitu hasil dari pelaksanaan kebijakan. Apakah suatu

pelaksanaan kebijakan menghasilkan produk sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan. Output meliputi tepat tidaknya sasaran yang dituju, sasaran

yang tertangani, dan kelompok yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan.


19

4) Outcome (dampak), yaitu apakah suatu pelaksanaan kebijakan berdampak

nyata terhadap kelompok sasaran sesuai dengan tujuan kebijakan, meliputi

perubahan atau perbaikan, peningkatan, dan dampak positif terhadap

implementor yang terlibat di dalamnya.10

F. Kerangka Konseptual

1. Fasilitas Sosial

Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fugsi, arti lainnya

adalah kemudahan. Secara etimologi fasilitas adalah segala sesuatu yang

berbentuk benda maupun uang yang dapat memudahkan serta memperlancar

pelaksanaan suatu usaha.

Menurut Prof. Dr. Hj. Zakiah Drajat fasilitas adalah segala sesuatu yang

mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu

tujuan tertentu.

Menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto fasilitas artinya segala sesuatu hal

yang dapat memudahkan & memperlancar pelaksanaan segala sesuatu usaha.

Dari beberapa penjabaran di atas dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang dapat

melancarkan usaha atau pekerjaan untuk mencapai sesuatu disebut fasilitas.

10
Nurcholis, Hanif, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Gramedia, Jakarta.
2007. Halaman: 43.
20

Contohnya fasilitas sosial yang diberikan kepada pemuda untuk melakukan suatu

usaha.

Fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak

swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan

pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial (fasos) adalah seperti puskemas, klinik,

sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga,

ruang serbaguna, makam, dan juga fasilitas finansial yang di sediakan oleh

pemerintah.

2. Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki pengertian sifat, ciri dan watak seseorang yang

memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata

secara kreatif. Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang wirausahawan

adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan

bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk

mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,


21

watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata

secara kreatif dalam rangka meraih peningkatan pendapatan.11

3. Kepemudaan

Kategori usia pemuda ini masih menyisakan polemik. Pasalnya

penetapan usia pemuda ini bertentangan antara satu undang-undang dengan

Undang-undang lainnya, seperti UU No.23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak, pasal 1 ayat (1) dan UU No.13 Tahun 2003 \Tentang Ketenagakerjaan,

pasal 1 ayat (26) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah

seseorang yang belum berusia 18 tahun. Mengacu kepada kedua undang-undang

ini, maka seharusnya usia pemuda dimulai pada usia 18 tahun ke atas. Menurut

World Healt Organization (WHO) sebagai badan kesehatan dunia mendefinisikan

pemuda berdasarkan umur antara 10-24 tahun. Adapun menurut Undangundang

Nomor.40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, “pemuda adalah warga negara yang

memasuki periode penting masa pertumbuhan yang digolongkan dalam kelompok

umur 16-30 tahun.”12 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan acuan

UndangUndang nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan yang membatasi

rentang usia 16-30 tahun sebagai kriteria pemuda, dan kreteria ini pula yang
11
Syartika Anggraini, Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Wirausaha Terhadap Kinerja
Bisnis UMKM Pemuda Binaan DISPORA Kabupaten Asahan, 2015. Hlm 7
12
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan.
22

digunakan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi dalam rekrutmen peserta

pelatihan.

4. Industri Kreatif

Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri kreatif

adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat

individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan

menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

pengembangan industri kreatif mengandung makna sebgai

mepbaharuan yaitu melakukan usaha untuk membuat sesuatu yang lebih

dibutuhkan dan menjadi lebih bermanfaat dengan mengelola sesuatu bahan yang

mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Perkembangan industri kreatif

sangatlah berpengaruh dalam bidang ekonomi yaitu dibarengi dengan penyerapan

tenaga kerja yang tinggi, dan dapat mengurangi angka pengangguran.

Perkembangan sumber daya manusia yang memiliki potensi tinggi dapat

memberikan banyak kontribusi dalam pembangunan. Dalam kontribusi di bidang

ekonomi akan meningkatkan PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto) yaitu

jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan

perekonomian di suatu daerah. Terciptanya lapangan pekerjaan dapat mengurangi


23

pengangguran di daerah. Adapun banyak dampak positif di lingkungan

masyarakat yaitu mengurangi angka kemiskinan masyarakat Kabupaten Bantul.

Semakin meningkatnya peminat maupun permintaan pasar terkait Industri kreatif

maka akan memunuculkan ide kreatif baru dari masyarakat dengan semakin

banyak minat Industri Kreatif.

G. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian lapangan, peneliti sudah terlebih dahulu

melakukan kajian terhadap beberapa penelitian yang terkait dengan

kewirausahaan pemuda, di antaranya:

TABEL 4

TINJAUAN PUSTAKA

No Penulis Tahun Judul Kesimpulan


1 Sugiarta 2020 Evaluasi 1. Evaluasi pelaksanaan
Pelaksanaan program PWMP di SMK
Program PP Negeri Mataram
PWMP di berada pada kategori
SMKPP Negeri baik.
Mataram
24

2. Tahap evaluasi yang


dilakukan berupa
penyusunan business
plan dan pendampingan
masuk dalam kategori
baik dan sangat baik.

3. Masih terdapat
kendala dalam program
PWMPyakni pengelolaan
waktu dan keamanan
usaha.

2 Arif Wijayanto dan 2018 Evaluasi 1. Outcome program


Iis Prasetyo program berhasil dicapai oleh
pendidikan LKP Silia, namun tidak
kewirausahaan berhasil dicapai oleh
masyarakat LKP Macell EC. Peserta
program PKM di LKP
Silia mampu
menggunakan
keterampilan menjahit,
pengetahuan dan sikap
wirausaha serta modal
usaha berupa mesin jahit
untuk merintis usaha
menjahit. Outcome yang
dicapai oleh LKP Silia
didapatkan dari program
yang terdapat dalam
hierarki logis.
25

2. Output program
berhasil dicapai oleh
LKP Silia namun tidak
berhasil dicapai oleh
LKP Macell EC. Setelah
program PKM selesai
dilaksanakan, Peserta
program PKM di LKP
Silia memiliki
keterampilan menjahit,
memiliki pengetahuan
berwirausaha dan
memiliki motivasi
berwirausaha yang
tinggi. Output program
yang dicapai oleh LKP
Silia disebabkan oleh
proses program yang
dilaksanakan dengan
baik. Output program
pada LKP Macell EC
tidak memenuhi kriteria
keberhasilan program.
Peserta menguasai teknik
dasar memperbaiki
handphone dan memiliki
motivasi berwirausaha
yang tinggi, namun tidak
menguasai pengetahuan
kewirausahaan yang
telah diajarkan.
26

3. Input yang sesuai


dengan prasyarat
program telah dicapai
oleh LKP Silia, namun
tidak berhasil dicapai
oleh LKP Macell EC.
Pada LKP Silia,
penyelenggara program
layak melaksanakan
program, tutor
berkompeten di bidang
menjahit dan
kewirausahaan, peserta
sesuai dengan kriteria
program, sarana dan
prasarana menunjang
keterlaksanaan progran
dan dana mencukupi
untuk pelaksanaan
program. Sedangkan
Input program LKP
Macell EC belum
memenuhi prasyarat
program, dikarenakan
tutor, sarana dan
prasarana serta dana
belum memenuhi syarat
untuk pelaksanaan
program. Dana yang
didapatkan oleh LKP
Macell EC mencukupi
untuk menjalankan
proses pembelajaran
tetapi tidak mencukupi
untuk membuka usaha
bagi peserta.
27

3 Kuncari Isnawati 2016 Evaluasi 1. Evaluasi Kebijakan


Kebijakan Program Pemuda Sarjana
Program Penggerak Pembangunan
Pemuda di Perdesaan (PSP-3) di
Sarjana Kota Samarinda di dua
PenggerakPem kecamatan dengan total
bangunan di lima kelurahan yaitu:
Perdesaan kelurahan Tanah Merah,
Sungai Siring
(kecamatan Samarinda
Utara) dan kelurahan
Sindang Sari, Makroman,
Sungai Kapih
(kecamatan Sambutan)
yaitu: Penilaian dari
kriteria efektivitas,
kegiatan yang
dilaksanakan peserta
(PSP-3) kurang efektif
hal ini disebabkan oleh
kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta
(PSP-3) belum
memberikan dampak
yang signifikan karena
kendala-kendala yang
dihadapi.
28

2. Dari kriteria efisiensi,


program (PSP-3) di kota
Samarinda belum bisa
memuaskan kebutuhan,
nilai, suatu kelompok
atau masyarakat. Peserta
(PSP-3) tidak merincikan
realisasi anggaran dan
biaya yang digunakan
untuk melaksanakan
kegiatan sehingga
pengukuran kinerja sulit
dilakukan.

3. Kriteria kecukupan
(adequacy),
pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan oleh
peserta (PSP-3) belum
memberikan kesamaan
kesejahteraan bagi
pemuda maupun
masyarakat. Hal ini
terbukti dari hasil
penelitian di lapangan
bahwa tidak
tersedianya kader
pemimpin atau Sumber
Daya Manusia (SDM)
yang dipersiapkan
untuk mengantikan
peran (PSP-3) untuk
menjamin
keberlanjutan program,
tidak berfungsinya
kelembagaan lokal
29

untuk mengelola
kegiatan produktif yang
dijalankan oleh pemuda
meskipun tanpa
keberadaan (PSP-3).

4 Andi Hasdiansyah 2016 Evaluasi 1. Keluaran pelatihan


Program dasar HMI cabang
Pelatihan Makassar pada konteks
Pemuda dalam ketercapaian tujuan
Meningkatkan pembelajaran sebenarnya
SDM di HMI telah tercapai dengan
Koordinator baik dan mengarah
Komisariat kepada hasil yang
UNM diinginkan. Akan tetapi,
apa yang dicapai tersebut
tidak mampu
dipertahankan dengan
baik sehingga lambat
laun dari tahun
2010/2011 sampai tahun
2015 kompetensi yang
sebelumnya dimiliki
kader melemah.

2. Aktivitas pelatihan
memiliki pengaruh besar
terhadap keluaran
pelatihan. Pada tahapan
ini proses pembelajaran
sudah cukup baik,
fasilitator mampu
mendorong animo belajar
peserta pelatihan. Sarana
dan prasana yang
disediakan dalam kondisi
yang baik dan
30

ketersediaannya sangat
ekonomis. Akan tetapi,
kesuksesan yang diraih
pada aspek pembelajaran
berakhir pada forum
pengkaderan saja. Pola
pembinaan lanjutan tidak
mampu dijalankan secara
maksimal oleh
penyelenggara kegiatan
sehingga animo belajar
tersebut tidak terjaga
dengan baik. Selain itu,
kebiasaan tidak disiplin
menjadikan kualitas
pengkaderan pada satu
sisi berpengaruh terhadap
keluaran pelatihan.

5 Andi Taufiq Yusuf 2017 Evaluasi 1. Jika hanya


Program berlandaskan pada
Mahasiswa pengamatan terhadap
kesesuaian antara
Wirausaha di
rencana/prosedur yang
Universitas ditetapkan dalam PMW
Hassanudin dengan implementasinya
di lapangan, maka kita
tidak akan melihat
adanya kesalahan karena
sebagian besar prosedur
telah dilaksanakan
dengan baik. Namun
yang membingungkan
adalah fakta bahwa
indikator keberhasilan
dan dampak yang
31

diinginkan dari program


ini tidak tercapai dengan
baik.

2. Dengan mempelajari
data dari dokumen
Laporan Pelaksanaan
Panitia PMW Unhas
tahun 2009 dan hasil
wawancara dengan para
informan, maka bisa
disampaikan bahwa
bukan implementasi dari
program ini yang
bermasalah, tapi model
dan prosedur yang
ditetapkan dalam
program ini sendirilah
yang kurang sesuai
untuk mencapai dampak
yang diinginkan.
32

3. Yang dimaksud
dengan Efektifitas dan
Efisiensi dana disini
bukanlah kesesuaian
antara rencana anggaran
dengan implementasinya,
namun perbandingan
antara jumlah dana yang
dikeluarkan dengan
dampak yang diperoleh
oleh PMW itu sendiri.
Dimana untuk PMW
tahun 2009 saja telah
digelontorkan dana
sebesar 1 Milyar dan
hanya 2 usaha yang
mampu bertahan sampai
saat ini. Sebenarnya yang
menjadi masalahnya
bukanlah jumlah usaha
yang bertahan itu sedikit,
tapi fakta bahwa hanya
sekitar 16,6% peserta
yang masih berkomitmen
menjadi seorang
pengusaha. Ini adalah
sebuah inefektifitas

Perbedaan yang terdapat pada penelitian yang saya lakukan adalah dari

segi objek kajianya penelitian saya mengambil segala jenis informasi di Dinas

Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif deskriptif dengan pendekatan legalistik. Fokus pembahasan dalam


33

penelitian ini adalah unsur-unsur yang terdapat dalam kajian evaluasi, yakni:

Input, Proses, Output dan Outcome.


BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu proses penelitian atau pemahaman yang

mendasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia.13 Selain itu penelitian juga merupakan suatu upaya untuk

menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan suatu kebenaran.

A. Jenis, Pendekatan dan Lingkup Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini berbentuk deskriptif

kualitatif. Hal ini dilihat melalui sudut pandang bagaimana evaluasi dari

kebijakan program pengembangan kewirausahaan pemuda pada Dinas

Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan legalistik. Dengan pendekatan

legalistik diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan penafsiran dari sudut

pandang aturan-aturan formal. Sebagai sebuah studi riset, penelitian ini juga ingin

mengurai serta menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai aspek

seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program atau suatu

situasi sosial.14

13
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, Cet Ke-1, Jakarta, Gaung Persada, 2009. Hlm. 11
14
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu
Sosial Lainny, Bandung, Remaja Roesdakarya, 2003. Hlm. 201

34
34
35

3. Lingkup Penelitian

Lingkup dalam penelitian ini adalah tentang Evaluasi Penerapan

Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No. 0944/2015 di Dinas Pemuda dan

Olahraga Provinsi Jambi dengan pembahasan berfokus pada Input, Proses, Output,

Outcome.

B. Jenis dan Sumber Data

Ada 2 (dua) jenis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya

di lapangan. Data primer penelitian ini adalah data yang berkenaan dengan

pembinaan kewirausahaan pemuda yang dilakukan oleh Dinas Pemuda dan

Olahraga Provinsi Jambi. Adapun sumber datanya adalah teknis pelaksanaan

pelatihan, konsep pengembangan kewirausahaan meliputi unsur-unsur evaluasi

suatu kebijakan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber lain

sebagai pendukung data primer yang dipandang berkaitan dengan pokok kajian

yang diteliti. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen, baik berupa

dokumen-dokumen penting seperti Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga

Nomor 0944 Tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun, dokumentasi


36

lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan program pemberian fasilitasi

pengembang kewirausahaan maupun bahan perpustakaan lainnya yang dapat

membantu penulis mengevaluasi.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dan fakta penelitian.15

a. Observasi

Observasi adalah sebuah pencatatan fenomena yang dilakukan secara

sistematis. Pengamatan dapat dilakukan secara terlibat (partisipatif) ataupun

nonpartisipatif.16 Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan

yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian,

tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan

dan tentu saja dalam hal ini tidak menutupi dirinya selaku peneliti dan sumber

yang di dapat melalui Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan untuk memahami informasi secara mendetail

dan mendalam dari informan sehubungan dengan fokus masalah yang diteliti.

Melalui wawancara ini diharapkan adanya respon dan opini subyek penelitian

berkaitan dengan penerimaan fasilitasi oleh pemerintah. Dalam hal ini penulis

mewawancarai berbagai pihak:

15
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), Jambi, Syariah Press, 2012. Hlm. 37
16
M. Syamsudin, Operasional Penelitian Hukum , Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada, 2007
37

1) Informan Utama

Informan kunci merupakan orang yang paling memahami tentang

program pelatihan kewirausahaan dan pemberian fasilitasi pengembangan

kewirausahaan pemuda. Dalam kaitan dengan penelitian ini, peneliti menjadikan

beberapa orang pemerintah dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi

sebagai informan kunci, karena peneliti berpandangan bahwa merekalah orang

yang paling memahami tentang segala sesuatu yang berhubungan secara langsung

program pelatihan kewirausahaan dan pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan pemuda pada tahun 2015 – 2019 di Provinsi Jambi. Diantaranya

peneliti mewawancarai:

 Bapak Ronaldi, S.E., M.E selaku PLT Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Jambi.

 Ibu Irmawati, S.E selaku Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Jambi.

 Ibu Vevi, S.E selaku Bendahara Umum Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Jambi.

 Bapak Yan Adnin, S.E selaku Kepala Seksi Pengembangan Pemuda.

 Bapak Herman A, S.Pd selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Pemuda

2) Informan Subyek

Informan subyek yaitu orang-orang yang menerima bantuan program

pemberian fasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda tahun 2015 – 2019 di

Provinsi Jambi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lima orang pemuda
38

penerima bantuan program tersebut, yang terdiri dari Agus Murtazam (32),

Suwanto (34), Hartini (29), Wawan Supriyanto (27), dan Syahririe (31).

3) Informan Pendukung

Informan pendukung merupakan masyarakat yang berada di sekitar

lokasi usaha atau rumah penerima program pemberian fasilitasi pengembangan

kewirausahaan. Beberapa masyarakat yang peneliti jadikan sebagai kelompok

informan pendukung ini terdiri dari Masna Ningsih (26), Aminuddin (34), dan

Kholikul Amin (30).

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia

dalam catatan dokumen yang diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya

bersumber dari Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, media cetak,

dan website resmi.

D. Unit Analisis

Penelitian ini dilakukan terhadap Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Jambi, oleh karena itu unit analisis yang ditetapkan adalah Kantor Dinas Pemuda

dan Olahraga Provinsi Jambi dan Badan Statistik Provinsi Jambi, dengan waktu

penelitian dilakukan pada tahun 2019-2020. Penetapan unit analisis tersebut,

karena penelitian yang digunakan tidak menggunakan populasi dan sampel,

namun hanya menggunakan dokumen-dokumen, wawancara yang berasal dari


39

kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi dan informasi-informasi

yang berasal dari staff-staff.

E. Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data dan Analisis data bukanlah suatu kegiatan yang

terpisahkan, melainkan berproses secara simultan serta berbentuk siklus bukan

linier. Menurut Huberman dan Miles, sifat-sifat interaksi koleksi atau

pengumpulan dan analisisnya tentang data merupakan hal yang berkaitan dalam

proses penelitian. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisa data model

induktif, yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan verifikasi data.

a. Reduksi Data

Reduksi data atau memilah data dilakukan dengan cara menyeleksi setiap

data yang masuk dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian

diolah dan memfokuskan semua data mentah agar lebih bermakna dan dapat

dipahami.

b. Verifikasi Data

Verifikasi data merupakan proses penyusunan hasil penelitian yang

dipergunakan dalam menilai kebenaran melalui teori dengan fakta yang ada di

lapangan, yang kemudian diolah dan dianalisis agar bisa didaptkan hasilnya

melalui kesimpulan.
40

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dari data-data yang

terkumpul, sehingga dapat diambil langkah-langkah awal untuk penelitian

lanjutan dan mengecek kembali data-data asli yang di peroleh. Kesimpulan ini

merupakan data yang mengenai dengan data yang bersangkutan dengan evaluasi

dari penerapan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga No. 0944 di Dinas

Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam

penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:17

BAB I Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi

penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan

tinjauan pustaka.

BAB II. Membahas tentang metode penelitian dalam pembutan skripsi

dengan sub-sub tempat dan waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan

sumber data, instrumen pengumpulan data, analisis data sistematika penulisan dan

jadwal penelitian. Untuk mempermudah penulis dalam menggunakan waktu

dengan tepat maka dibuat jadwal penelitian dalam sub-sub ini agar penelitian

dalam penulisan ini selesai tepat pada waktunya.

17
Ibid, hlm. 54
41

BAB III. Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian yang

mencakup sejarah singkat Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi. Letak

geografis, visi dan misi, dan struktur organisasi.

BAB IV. Berisi tentang pembahasan dan hasil dari penelitian ini yaitu

Evaluasi Penerapan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun

2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda dalam Mendukung Industri Kreatif Pemuda Provinsi Jambi

BAB V : Berisi tentang penutupan yang terdiri dari kesimpulan dan

saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan curriculum vitae.

Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan uraian yang telah ditulis terdahulu dan

berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan resume dari apa yang

ditulis dahulu melainkan kesimpulan adalah jawaban masalah dari data yang

diperoleh.
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Demografi Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi

Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi secara formal

keberadaannya terhitung sejak diangkat dan dilantiknya Kepala Dinas

Kepemudaan dan Olahraga tanggal 29 April 2002 dengan pusat administrasi

berada Jalan Slamet Riyadi nomor 54 Broni Kelurahan Simpang IV Sipin

Kecamatan Telanaipura. Kemudian disusul dengan pelantikan para pejabat eselon

III dan IV dijajaran Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi tanggal 26

Juni 2002 yang merupakan tonggak sejarah Provinsi Jambi memasuki era baru

dalam memberdayakan pemuda untuk membentuk generasi muda yang

berkarakter, mandiri, berprestasi, dan berdaya saing. Dimensi rasional uraian tugas

dalam manajemen publik yang melekat dengan jabatan struktural dinas yang

terdiri dari unsur – unsur:

1. 1 (satu) orang Kepala Dinas

2. 1 (satu) orang Sekretaris

3. 4 (empat) orang Kepala Bidang

4. 12 (dua belas) orang Kepala Seksi dan 3 (tiga) orang Kepala Sub Bagian

5. Kelompok Jabatan Fungsional (belum difungsikan)

42
42
43

1. Struktur Organisasi

PLT Kepala Dinas


Ronaldi, S.E., M.E

Kelompok Jabatan Sekretaris


Fungsional Irmawati, S.E

Kasubbag Kasubbag Kasubbag


Umum dan Keuangan Program dan
Kepegawaia dan Aset Pelaporan
n

Kabid Olahraga Kabid Sarana dan


Kabid TOKKK Kabid Pemuda
Ahmad Prasarana
Edison, SE,MAP M Izuddin, SE,M.Si A Wahyudin,SH,MH
Thaulon,SH,MH

Kasi Pengembangan Kasi Pemberdayaan Kasi Pembudayaan Kasi


Tenaga dan Pemuda Olahraga Pengembangan
Organisasi Sarana dan
Kepemudaan Prasarana
Kasi Kasi Peningkatan
Pengembangan Prestasi Olahraga Kasi
Kasi Pengembangan Pemuda Pemanfaatan
Tenaga dan
Sarana dan
Organisasi Kasi Kreatifitas, Kasi Olahraga Prasarana
Keolahragaan Kemitraan dan Tradisional dan
Penghargaan Layanan Khusus
Kasi Kemitraan
Kasi Pengembangan Pemuda
Tenaga dan
Organisasi
Kepramukaan

2. Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Menurut Jabatan, Eselon Pangkat,

Golongan, Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin


44

Untuk mengkoordinir berjalannya suatu program dalam tiap-tiap instansi

swasta maupun pemerintahan diperlukannya pembagian tugas dan fungsi sesuai

dengan peraturan yang ada. Hal ini dilakukan dengan tujuan maksimalnya hak dan

kewajiban yang akan terlaksana sesuai peraturan dan undang-undang yang

berlaku. Untuk mengetahui keadaan pegawai Dinas Kepemudaan dan Olahraga

Proinsi Jambi dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 5

Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga

No. Jabatan Eselon Jumlah

1 Kepala Dinas II 1 Orang

2 Sekretaris III 1 Orang

3 Kepala Bidang III 4 Orang

4 Kepala Sub Bagian IV 3 Orang

5 Kepala Seksi IV 12 Orang

6 Staf Pelaksana - 88 Orang

7 Pegawai Honorer - 36 Orang

Jumlah 145 Orang

(Sumber: Arsip Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi, Daftar Jumlah Pegawai

Menurut Jabatan dan Eselon, 6 Januari 2020)

Berdasarkan informasi yang didapat di lapangan bahwa pegawai negeri

sipil Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi berjumlah 109 orang.

Dalam pelaksanaan tugas keseharian Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi

Jambi dibantu oleh tenaga honorer sebanyak 36 orang yang tersebar di berbagai
45

gedung/prasarana yang dikelola Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi.

Untuk mengetahui keadaan pegawai dan staff di Dinas Kepemudaan dan Olahraga

Provinsi Jambi dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 6

Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi Berdasarkan Pangkat

dan Golongan

No. Pangkat Golongan Jumlah

1 Pembina Utama Muda IV/c 1 orang

2 Pembina IV/a 7 Orang

3 Pembina Tk. 1 III/d 1 Orang

4 Penata III/c 12 Orang

5 Penata Tk. 1 III/d 11 Orang

6 Penata Muda III/a 20 Orang

7 Penata Muda Tk. 1 III/b 20 Orang

8 Pengatur II/c 15 Orang

9 Pengatur Tk. 1 II/d 3 Orang

10 Pengatur Muda III/a 7 Orang

11 Pengatur Muda Tk. 1 II/b 12 Orang

12 Pegawai Honorer - 36 Orang

Jumlah 145 Orang

(Sumber: Arsip Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi, Daftar Jumlah Pegawai

Menurut Pangkat dan Golongan, 6 Januari 2020)


46

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kemajuan suatu

bangsa, sebab maju mundurnya suatu bangsa dapat diukur dari segi mutu

pendidikan bangsa itu sendiri terutama generasi muda, sebab pemerintah selalu

berusaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakatnya yang cerdas dalam

rangka meningkatkan harkat dan martabat manusia. Untuk mengetahui keadaan

pendidikan pegawai Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi dapat

dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 7

Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Pegawai di Dinas Pemuda dan

OlahragaProvinsi Jambi

No. Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Doktor (S.3) 1 Orang - 1 Orang

2 Pasca Sarjana (S.2) 11 Orang 3 Orang 14 Orang

3 Sarjana (S.1)/ Diploma IV 31 Orang 26 Orang 57 Orang

4 Diploma III - 2 Orang 2 Orang

5 Tingkat SLTA 53 Orang 14 Orang 67 Orang

6 Tingkat SLTP 2 Orang 2 Orang 4 Orang

7 Tingkat SD - - -

Jumlah 98 Orang 47 Orang 145 Orang


47

(Sumber: Arsip Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi, Jumlah Pegawai

Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 6 Januari 2020)

3. Uraian Tugas dan Fungsi Masing-Masing Organisasi Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kepemudaan Dan Olahraga Provinsi

Jambi

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas dari Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi

dipimpin oleh pelaksana tugas Bapak Ronaldi, S.E., M.E.

b. Sekretariat

Jabatan sekretaris dipimpin oleh Ibu Irmawati, SE,MM dengan uraian

tugas sebagai berikut:

1) Sekretaris berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala dinas dalam

menyelenggarakan tugas dan fungsi yang terdiri dari :

a) Sub bagian umum dan kepegawaian

b) Sub bagan keuangan dan aset

c) Sub bagian program dan pelaporan

2) Sekretaris dipimpin oleh sekretaris yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas.

3) Membantu dinas dalam rangka menyelenggarakan pelaksanaan tugas

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit

organisasi dilingkungan dinas

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, sekretaris

mempunyai fungsi sebagai berikut :


48

a) Pengkoordinasian kegiatan dinas

b) Koordinasi dan penyusunan perencanaan program anggaran dinas

c) Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, hubungan

masyarakat, kearsipan, dokumentasi dinas

d) Pembinan dan penataan organisasi dan tatalaksana

e) Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan daerah dan layanan

pengadaan barang dan jasa

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang

tugasnya.

c. Bidang Pemuda

Kepala bidang pemuda dipimpin oleh Bapak M Izuddin, SE,M.Si dengan

uraian tugas sebagai berikut:

1) Bidang pemuda yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada kepala dinas.

2) Bidang pemuda dipimpin oleh kepala bidang menyelenggarakan tugas dan

fungsi terdiri dari:

a) Seksi pemberdayaan pemuda

b) Seksi pengembangan pemuda

c) Seksi kreatifitas, kemitraan, dan penghargaan pemuda

3) Seksi pemberdayaan pemuda mempunyai tugas membantu kepala bidang

dalam rangka pelaksanaan kegiatan peningkatan wawasan dan kapasitas


49

pemuda, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta iman dan

taqwa pemuda dengan rincian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis kegiatan peningkatan

wawasan dan kapasitas pemuda, peningkatan iptek dan imtak pemuda.

b) Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan stake holder

pada kegiatan peningkatan wawasan dan kapasitas pemuda,

peningkatan iptek dan imtaq pemuda.

c) Pelaksanaan kegiatan peningkatan wawasan dan kapasitas pemuda,

peningkatan iptek dan imtaq pemuda.

d) Penyusunan laporan kegiatan peningkatan wawasan dan kapasitas

pemuda, peningkatan iptek dan imtaq pemuda.

e) Pemberian bimbingan teknis dibidang peningkatan wawasan dan

kapasitas pemuda, peningkatan iptek dan imtaq pemuda.

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya

4) Seksi pengembangan pemuda mempunyai tugas membantu kepala bidang

dalam rangka pelaksanaan kegiatan kepemimpinan dan kepeloporan

pemuda, kewirausahaan pemuda dengan rincian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis kegiatan latihan

kepemimpinan dan kepeloporan pemuda, kewirausahaan pemuda.

b) Pelaksanaan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan stake holder

pada kegiatan latihan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda serta

kewirausahaan pemuda.
50

c) Pelaksanaan kegiatan latihan kepemimpinan dan kepeloporan pemuda,

kewirausahaan pemuda.

d) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan latihan

kepemimpinan dan kepeloporan pemuda, kewirausahaan pemuda.

e) Pemberian bimbingan teknis dibidang latihan kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda, kewirausahaan pemuda.

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

kewenangannya

5) Seksi kreatifitas, kemitraan, dan penghargaan pemuda mempunyai tugas

membantu kepala bidang dalam dalam rangka melaksanakan kegiatan

pembinaan dan pengembangan kreatifitas, kemitraan dan penghargaan

pemuda dengan rincian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis kegiatan pembinaan dan

pengembangan kreatifitas, kemitraan dan penghargaan pemuda.

b) Pelaksanaan Koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dengan stake holder

pada kegiatan pengembangan kreatifitas, kemitraan dan penghargaan

pemuda.

c) Pelaksanaan kegiatan pengembangan kreatifitas, kemitraan dan

penghargaan pemuda.

d) Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan pengembangan

kreatifitas, kemitraan dan penghargaan pemuda.

e) Pemberian bimbingan teknis dibidang pembinaan dan pengembangan

kreatifitas, kemitraan dan penghargaan pemuda.


51

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

a. Bidang Sarana dan Prasarana

Kepala bidang sarana dan prasarana dipimpin oleh Bapak A Wahyuddin,

SH, MM dengan uraian tugas sebagai berikut:

1) Bidang sarana dan prasarana yang berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas.

2) Bidang sarana dan prasarana dipimpin oleh kepala bidang

menyelenggarakan tugas dan fungsi terdiri dari:

a) Seksi pengembangan sarana dan prasarana

b) Seksi pemanfaatan sarana dan prasarana

c) Seksi kemitraan

3) Seksi pengembangan sarana dan prasarana mempunyai tugas membantu

kepala bidang dalam rangka menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis

pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan,

keolahragaan dan kepramukaan dengan rincian tugas sebagai berikut:

a) Penyusunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana kepemudaan,

keolahragaan dan kepramukaan.

b) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dengan stake holder dalam

pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan,keolahragaan dan

kepramukaan.

c) Pelaksanaan pengembangan sarana dan prasarana

kepemudaan,keolahragaan dan kepramukaan.


52

d) Penginventarisasian sarana dan prasarana olahraga yang dibangun dan

dikelola oleh pihak ketiga.

e) Penyusunan laporan pembangunan sarana dan prasarana kepemudaan,

keolahragaan dan kepramukaan.

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.

4) Seksi pemanfaatan sarana dan prasarana mempunyai tugas membantu

bidang dalam rangka menyusun pedoman dan juknis pemanfaatan sarana

dan prasarana kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan dengan rincian

tugas sebagai berikut:

a) Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan pemeliharaan sarana dan

prasarana kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan.

b) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi dengan stake holder dalam

pengembangan sarana dan prasarana kepemudaan, keolahragaan dan

kepramukaan.

c) Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana kepemudaan,

keolahragaan dan kepramukaan.

d) Pelaksanaan evaluasi dan pengendalian terhadap pemanfaatan sarana

dan prasarana kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan.

e) Penyusunan laporan pemanfaatan sarana dan prasarana kepemudaan,

keolahragaan dan kepramukaan.

f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan

bidang tugasnya.
53

5) Seksi kemitraan mempunyai tugas membantu kepala bidang dalam rangka

memproses dan memberikan izin/rekomendasi pada pengembangan dan

penggunaan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan.

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Gubernur nomor 38 tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas

Pemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi, Dinas Kepemudaan dan Olahraga

mempunyai tugas membantu Gubernur dalam rangka melaksanakan urusan

pemerintahan dibidang kepemudaan dan olahraga yang menjadi kewenangan

daerah provinsi dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah provinsi

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan

tugas tersebut, Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan dan penetapan kebijakan dibidang pemuda, olahraga,sarana dan

prasarana serta bidang tenaga dan organisasi kepemudaan, olahraga dan

kepramukaan.

2) Pengkoordinasian dan sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan

dibidang pemuda, olahraga, sarana prasarana serta bidang tenaga dan

organisasi kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan.

3) Pengkoordinasian pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan

pelayanan administrasi di lingkungan dinas.


54

4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan

pemerintahan dibidang pemuda, olahraga, sarana dan prasarana, serta bidang

tenaga dan organisasi kepemudaan, keolahragaan dan kepramukaan.

5) Pengelolaan barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab

dinas.

6) Pengawasan atas pelaksanaan tugas dilingkungan dinas.

7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas

dan fungsi.

B. Visi dan Misi Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi

Visi

”Mewujudkan pemuda berkarakter, berprestasi, mandiri dan berdaya saing menuju

Jambi TUNTAS 2016-2021”

Misi

1) Mewujudkan pemuda yang berkarakter, mandiri kreatif, inovatif, berpandangan

jauh ke depan, dan berperan aktif di berbagai bidang pembangunan serta

memiliki semangat dan cinta terhadap bangsa dan Negara.

2) Meningkatkan potensi dan prestasi keolahragaan melalui peningkatan

manajemen dan pengelolaan olahraga, pembinaan dan pembibitan olahraga

yang berkelanjutan serta menggali dan melestarikan olahraga tradisional.

3) Memfasilitasi penyediaan, pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana

kepemudaan dan keolahragaan dalam upaya peningkatan pembinaan dan

prestasi olahraga.
55

4) Meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergitas dalam pelaksanaan

program pembangunan kepemudaan dan keolahragaan provinsi dan kabupaten/

kota

C. Program Dinas Kepemudaan Dan Olahraga Provinsi Jambi

1. Program pembangunan bidang kepemudaan bidang keolahragaan


2. Program peningkatan peran serta kepemudaan
3. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup
pemuda
4. Program pengembangan kewirausahaan pemuda
5. Program pembinaan dan pemasyarakatan
6. Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga dan pemuda
7. Program kebijakan dan pengembangan kepemudaan dan keolahragaan.18

D. Keadaan Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan representative

merupakan salah satu upaya peningkatan pembinaan dan peningkatan prestasi

bidang kepemudaan dan olahraga. Untuk itu secara bertahap pemerintah Provinsi

Jambi telah berupaya membangun fasilitas sarana dan prasarana. Saat ini Provinsi

jambi baru memiliki beberapa venue/gedung kepemudaan dan olahraga dan baru

sebagian kecil yang memenuhi syarat dan berstandar nasional. Adapun sarana dan

prasarana tersebut adalah:

Tabel 8

18
Dokumentasi Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Jambi
56

Keadaan Sarana dan Prasarana di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga

Provinsi Jambi

No. Nama Prasarana Keterangan

1 Gedung kantor Dispora Provinsi Jambi Baik

2 Gelanggang Olahraga (GOR) Rusak ringan

3 Padepokan Yudo Kotabaru Cukup baik

4 Gedung Tenis Meja Kota Baru Cukup baik

5 Gedung Tinju (PERTINA) Kotabaru Cukup baik

6 Gedung PERSANI Cukup baik

7 Asrama PPLP Stadion Mini Cukup baik

8 Lapangan Tenis Kotabaru Cukup baik

9 Kolam Renang Prestasi Kotabaru Cukup baik

10 Kolam Renang Telago Ratu Kotabaru Cukup baik

11 Gedung PABSI Jambi Cukup baik

12 Gedung Kempo Cukup baik

13 Gedung Gulat Cukup baik

14 Gedung Badminton (Wanagraha) Rusak ringan

15 Gedung Taekwondo Cukup baik

16 Youth Center Cukup baik

(Sumber: Arsip Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, Keadaan Sarana dan

Prasarana, 6 Januari 2020)


57

Dalam upaya pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga di masa yang

akan datang, pemerintah Provinsi Jambi telah menyiapkan lahan 100 Ha di bumi

perkemahan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi untuk membangun sarana

dan prasarana kepemudaan dan olahraga yang representatif, adapun persiapan

yang telah adalah membuat perencenaan pembangunan sarana dan prasranaa

berupa:

a. Masterplan
b. Detail Engineering Design (DED)
c. Feasibility Study (FS)
d. Amdal
e. Land Clearing.19

19
Rencana Strategis Dinas Kepemudaan Dan Olahraga Provinsi Jambi Tahun 2016-2021, hlm.25.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda

Program pengembangan kewirausahaan pemuda sangat dibutuhkan oleh

masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Jambi. Dengan mengikuti program

yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi diharapkan

dapat mengubah orientasi pemikiran kalangan muda untuk menjadi wirausahawan

muda dan menciptakan lapangan kerja sendiri.

Dengan demikian, berdasarkan wawancara dan mengidentifikasi keadaan

bahwa program pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda sudah

dijalankan secara maksimal oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi

guna meningkatkan kreatifitas dan daya saing pemuda khususnya di Provinsi

Jambi. Kebijakan yang diterapkan yaitu mulai dari pendidikan, pelatihan,

pemagangan, pembimbingan, pendampingan, kemitraan, promosi, dan bantuan

akses permodalan.20

Bimbingan dan pendampingan yang dimulai dari proses pendataan oleh

Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten/Kota masing-masing selanjutnya

mendapatkan pelatihan selama 4 (empat) hari, dan 9 (sembilan) hari pemagangan.

Selanjutnya pemberian bantuan permodalan kepada peserta yang mengajukan

proposal wirausaha sebagai pengajuan dana permodalan usaha yang keseluruhan

proses ini diawasi langsung dibawah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi.

20
Hasil Observasi Ddi Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada 21 Juli 2020.

58
59

1. Manajemen Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan Pemuda Sebagai

Media Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda

a) Persiapan

Pelaksana kegiatan pelatihan pada tahap awal harus mempersiapkan

beberapa hal sebagai berikut.

a. Tempat pelatihan, termasuk sarana akomodasi, tempat praktik dan

tempat/gedung untuk kegiatan belajar dalam kelas;

b. Surat-surat dan administrasi lainnya, antara lain:

1) Surat pemanggilan terhadap peserta mencakup tema, waktu, tempat,

jadwal, persyaratan atau bahan-bahan yang harus dipersiapkan/dibawa

oleh peserta;

2) Surat undangan pembukaan pelatihan untuk pejabat dan mitra serta

pelatih dan narasumber;

3) Surat permohonan tenaga pelatih/narasumber pelatihan;

4) Surat keputusan pejabat (kepala dinas) tentang pembentukan panitia

pelaksana susunan kepanitiaan, pelatih dan peserta pelatihan;

c. Daftar hadir, blanko data pribadi peserta dan pelatih;

d. Blanko pemantauan proses pelatihan;

e. Blanko pendaftaran.

f. Pengadaan alat tulis kantor (ATK) pelatihan dan perlengkapan keperluan

peserta dan pelatih (training kit);

g. Penggandaan bahan-bahan belajar dan alat evaluasi;


60

h. Mengadakan rapat akhir persiapan pelatihan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengecek dan memeriksa segala

kelengkapan peralatan dan bahan serta kesiapan tenaga pelatih, panitia dan

narasumber. Melalui kegiatan ini dapat diketahui dan diambil tindakan untuk hal-

hal yang diketahui masih belum optimal disiapkan.

Agar penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan terkoordinasi dengan

baik dan untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kepesertaan, diharapkan

setiap penyelenggara kegiatan pelatihan melakukan koordinasi dengan

Dinas/SKPD yang mengelola urusan kepemudaan di masing-masing daerah.

b) Penyediaan Sarana dan Prasarana Pelatihan

Sarana belajar yang digunakan dalam pelatihan kewirausahaan pemuda

ini, adalah :

1) Paket alat tulis kesekretariatan;

2) Paket perlengkapan peserta;

3) Modul pelatihan;

4) Perlengkapan pelatihan antara lain: LCD, papan tulis, pengeras suara, clip

board. spidol, kertas lebar, kursi;

5) Ruang belajar;

6) Instrumen/format: biodata, daftar penerimaan peserta, format

penerimaan perlengkapan peserta, daftar hadir (peserta, fasilitator, panitia),

format penilaian kinerja fasilitator dan peyelenggaraan pelatihan;


61

7) Tempat praktik/sumber belajar pengelolaan bisnis (inkubasi bisnis).21

c) Penyediaan Fasilitator dan Narasumber

Komponen yang sangat penting dalam proses pelatihan

kewirausahaan pemuda adalah keberadaan fasilitator dan narasumber. Pada setiap

pelatihan kewirausahaan pemuda terdapat minimal seorang fasilitator yang telah

memiliki sertifikat kepelatihan atau telah mengikuti Pelatihan Kewirausahaan

Pemuda yang diselenggarakan oleh kementerian Pemuda dan Olahraga atau Dinas

Pemuda dan Olahraga di daerah. Maka untuk pelatihan di daerah dapat

menugaskan seorang fasilitator yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1) Berpengalaman melatih secara andragogis;

2) Menguasai materi yang akan dilatihkannya;

3) Menguasai dasar-dasar kewirausahaan, psikologi pemuda, manajemen

dan pengembangan kapasitas usaha.

Fasilitator bertugas antara lain bekerjasama di antara sesama pelatih,

bekerjasama dengan penyelenggara dan peserta, menyusun modul pelatihan,

mengelola pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran.

Fasilitator diusahakan dari lembaga pemerintah, lembaga keuangan

dan lembaga usaha dan industri guna memperlancar proses tindak lanjut

pelatihan berupa pembinaan implementasi hasil pelatihan oleh peserta di

lapangan.

21
Hasil Observasi di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada tanggal 5
November 2020.
62

Narasumber dalam pelatihan kewirausahaan pemuda berasal dari unsur

pemerintah (dua orang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta dari Dinas

Pemuda dan Olahraga), akademisi, praktisi atau motivator yang ada di provinsi,

kabupaten/kota yang ditetapkan oleh kepala dinas yang menangani kepemudaan

provinsi.22

2. Anggaran dalam Melaksanakan Program

Program bantuan dana kewirausahaan bagi pemuda Provinsi Jambi ini

diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kementrian Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia) melalui Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda,

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda. Penerapan kegiatan ini merupakan

pendukung program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang telah diatur

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

Pengembangan kewirausahaan pemuda ini berupa pelayanan dan

pengembangan, yang meliputi pelatihan, pemagangan, pembimbingan

(mentoring), pendampingan, kemitraan, promosi dan bantuan akses permodalan.

Bentuk-bentuk pelayanan tersebut dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, serta membuka peluang keterlibatan masyarakat baik secara sendiri-

sendiri maupun bekerjasama dengan pemerintah.

22
Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian
Pemuda Dan Olahraga Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda
Di Daerah Tahun 2016. Halaman: 25.
63

Di bawah ini adalah tabel yang memuat tahun berjalannya program

pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda beserta tema pelatihan

dan anggaran di tahun 2015 – 2019.

No Tahun Tema Pelatihan Anggaran

1 2015 Tata Boga Rp. 79.600.000

2 2016 Tata Busana Rp. 223.900.000

3 2017 Creativity handcraft Rp. 350.000.000

4 2018 Industri Pangan dan Jasa Boga Rp. 440.500.000

5 2019 Kriya Batik Rp. 300.000.000

Ketidakstabilan anggaran yang ada menghambat berjalannya suatu

implementasi. Seperti halnya wawancara dengan Ibu Vevi, S.E, Ia mengatakan:

“Sumberdaya anggaran yang menghambat berjalannya suatu


implementasi khususnya pada organisasi kepemudaan di Provinsi Jambi
yang mana kegiatan kewirausahaan pemuda harus rutin dilaksanakan
oleh instansi atau dinas yang mengayomi kepemudaan di suatu daerah,
contohnya Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi ini”23

Anggaran untuk menyelenggarakan pelatihan dasar kewirausahaan

pemuda di daerah berasal dari APBN Dekonsentrasi. Meskipun demikian,

pemerintah daerah dapat mengalokasikan anggaran APBD untuk dilaksanakan

oleh pemerintah daerah, masyarakat, dan/atau organisasi kepemudaan, sesuai

ketentuan yang berlaku.

23
Wawancara bersama Ibu Vevi, S.E, sebagai Bendahara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Jambi tanggal 21 Juli 2020.
64

Sumber daya anggaran mempengaruhi efektifitas pelaksanaan kebijakan.

Sumber daya dana atau anggaran diperlukan untuk membiayai oprasional

pelaksanaan kebijakan. Selain sumberdaya manusia yang menjadi faktor

penghambat di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi terdapat pula

sumberdaya anggaran yang fluktuatif setiap tahunnya.

Tidak stabilnya anggaran merupakan fator dari perumusan master plan.

Seperti lanjutan wawancara yang peneliti lakukan bersama Ibu Vevi, S.E, beliau

mengatakan:

“Anggaran ini tidak stabil karena dalam pembuatan master plannya


masih menggunakan pola penganggaran yang lama, banyak yang belum
berubah, kita menganggarkan sebanyak-banyaknya tetapi dari pusat
terkadang dipotong atau tidak disetujui”24

Perencanaan anggaran yang kurang baik jelas berimbas pada pelaksanaan

anggarannya. Anggaran yang dibuat bukan berdasarkan kebutuhan jelas tidak

membuat pelaksanaannya harus dilaksanakan secepat mungkin.

3. Jumlah Peserta Pelatihan Kewirausahaan Tahun 2015 – 2019

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi telah memberikan informasi

atau mengkomunikasikan kepada organisasi kepemudaan yang ada di Provinsi

Jambi mengenai pelatihan dan pembinaan kewirausahaan pemuda, hanya saja hal

tersebut belum maksimal karena hanya diinformasikan secara personal dan sering

terdapat perubahan baik pelaksanaan waktunya, dan jumlah peserta yang

tergabung dalam kegiatan tersebut.

24
Wawancara bersama Ibu Vevi, S.E, sebagai Bendahara Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi
Jambi tanggal 21 Juli 2020.
65

Senada dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pemuda dan

Olahraga dalam wawancara dengan Ibu Irmawati, S.E. beliau menjelaskan:

”Hambatan dalam pengembangan program kewirausahaan pemuda di


Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi yang sering terjadi adalah berkaitan
dengan kurangnya komunikasi antara pelaksana implementasi pada organisasi
kepemudaan yang menyebabkan penerapan ini berjalan dengan sebagaimana
mestinya. Konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan serta bagaimana
akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan tersebut. Jika para
pelaksana kebijakan saling bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan
maka hal ini akan berjalan sebagaimana mestinya”.25

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam program

kewirausahaan ini dengan titik fokus pada keterlibatan pemuda terhadap

pengembangan kewirausahaan dan industri kreatif. Dalam menjalankan

komunikasi tentang program pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan

seharusnya dilakukan dengan beberapa organisasi kepemudaan sehingga

rancangan program yang akan dilaksanakan akan melihat terlebih dahulu seperti

apa kebutuhan masyarakat, apa persoalannya, apa potensi yang dimiliki oleh

pemuda-pemuda yang ada di Provinsi Jambi.

Untuk memeperoleh informasi dan data yang dibutuhkan maka proses

komunikasi dilakukan dengan dialog yang melibatkan partisipasi organisasi

kepemudaan sebagai subjek aktif dalam menyampaikan aspirasi, problem sosial

dan sumber daya yang dimiliki. Dengan komunikasi dialogis seperti itu diperoleh

gambaran kapasitas dan kesungguhan pemuda untuk mendayagunakan potensinya

agar siap berkontestasi untuk mendapatkan fasilitasi pengembang kewirausahaan

dan berkontribusi dalam kemajuan industri kreatif dan siap menjadi wirausaha

25
Wawancara bersama Ibu Irmawati, S.E, sebagai Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi tanggal 21 Juli 2020.
66

serta hidup berdampingan dengan pemecahan masalah pengangguran. Berikut

adalah tabel yang menunjukkan jumlah peserta dari tahun 2015 – 2019:26

Tahun Jumlah Peserta

2015 40 Orang

2016 36 Orang

2017 33 Orang

2018 20 Orang

2019 50 Orang

Jumlah 179 Orang

Pelatihan yang dilaksanakan pada tahun 2015-2018 terbilang menurun

dilihat dari jumlah peserta. Hal ini karena diterapkannya peraturan mengenai

persyaratan mengikuti pelatihan pada program pengembangan kewirausahaan

pemuda yaitu telah memiliki usaha sebelum mengikuti pelatihan dan tidak

diberikannya wewenang kepada Dinas Kabupaten/Kota untuk melaksanakan

program ini di wilayahnya masing-masing.

Pelatihan di tahun 2019 meningkat hingga terdapat 50 orang peserta.

Namun dengan meningkatnya jumlah peserta tidak memberikan output berupa

26
Arsip Jumlah Peserta Pelatihan Kewirausahaan Tahun 2015 - 2019 Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi
67

kewirausahaan pemuda yang dibina oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Jambi. Hal tersebut diakibatkan dari peserta yang tidak ada yang membuat

proposal dan berkompetensi untuk mendapatkan fasilitasi usahanya dan beberapa

dari jumlah peserta tidak memiliki usaha seperti persyaratan yang ditentukan oleh

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Republik Indonesia.27

Dilihat dari hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pelatihan

kewirausahaan pemuda dan pemberian fasilitasi tahun 2019 adalah masih

kurangnya minat pemuda untuk mengembangkan kemampuannya di bidang

wirausaha. Selain itu dari segi dampak yang diciptakan dari pelaksanaan program

ini adalah memberikan peluang bagi pemuda untuk mengembangkan

kemampuannya di bidang wirausaha melalui pelatihan yang diikuti yang sesuai

dengan potensi diri dan potensi daerah masing-masing.

B. Ketentuan Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda

Ketentuan mengenai tata cara pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan di Provinsi Jambi telah di muat dalam Peraturan Menteri Pemuda

dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan Pemuda. Berdasarkan dokumen yang didapat dari

Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi adapun tahap-tahap menerima

fasilitasi tersebut adalah sebagai berikut:

27
Hasil observasi di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada tanggal 21 Juli
2020.
68

1. Tahap Perekrutan dan Penyeleksian Peserta Pelatihan

Kewirausahaan

Pengelola program dalam hal ini dari Dinas Pemuda dan Olahraga

Provvinsi Jambi melalui bidang kepemudaan akan menerima secara langsung

calon peserta yang mendaftar dengan melengkapi seluruh persyaratan yang telah

ditetapkan. Adapun berkas yang dikirim berupa data pribadi dan profil usaha

calon peserta (hard copy dan soft copy), dan pas foto ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua)

lembar. Semua berkas tersebut akan diseleksi oleh pengelola program.

Pendaftaran calon peserta dilakukan secara offline.

Selanjutnya dalam tahap penilaian untuk pemilihan calon penerima

fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda akan dilakukan dalam 4 (empat)

tahap yaitu:

a. Tahap seleksi Administrasi

Pada tahap ini akan dilakukan penilaian terhadap kelengkapan dan

keabsahan dokumen administrasi yang dikirimkan peserta sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu:

1) Formulir pendaftaran

2) Usia peserta

3) Lama usaha

4) Omzet dan Aset

5) Dokumen Profil Usaha


69

6) Surat pengantar atau tanda terima tembusan dari Dispora/OPD yang

menangani kepemudaan

Pada tahap ini digunakan sistem gugur, artinya bagi peserta yang tidak

menyampaikan dokumen secara lengkap dan absah, dianggap tidak memenuhi

syarat administrasi dan dinyatakan gugur.

b. Tahap Seleksi Proposal

Peserta yang berhak mengikuti tahap seleksi proposal adalah mereka

yang telah dinyatakan lulus pada tahap seleksi administrasi. Pada tahap ini akan

dilakukan penilaian terhadap proposal yang telah dikirimkan peserta kepada

panitia. Kriteria yang digunakan dalam penilaian proposal dalam program

pemberian fasilitasi kewirausahaan adalah:28

Tabel 9

Kriteria Penilaian Proposal Peserta

No Kriteria Bobot

1 Inovasi Bahan Baku 15%

2 Inovasi Teknologi Produksi 10%

3 Inovasi Produk 15%

4 Perkembangan Omzet usaha dan Inovasi Pemasaran 10%

28
Hasil observasi di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada tanggal 5 November
2020.
70

5 Pembiayaan dan Manajemen Keuangan 10%

6 Manajemen Pengelolaan dan Pengembangan SDM 10%

7 Kontribusi Terhadap Lingkungan (Sosial dan Lingkungan 10%

Hidup)

8 Rencana Pengembangan Usaha 10%

9 Nilai Indikator-indikator Keuangan 10%

TOTAL 100%

c. Tahap survei dan verikasi

Pada tahap ini akan dilakukan survei terhadap peserta yang terpilih dari

tahap sebelumnya. Tujuan dari survei ke lokasi usaha adalah untuk melakukan

verifikasi dan validasi data dan informasi yang telah disampaikan peserta kepada

panitia seleksi, yaitu:

1) Keabsahan dokumen administrasi;

2) Keabsahan usaha dan kegiatan pembinaan sesuai dengan informasi yang

disampaikan dalam proposal, dan

3) Pendalaman data dan informasi yang dibutuhkan tim seleksi dalam proses

pemilihan tahap berikutnya.

Jika dari hasil survei dan verifikasi ditemui data dan informasi yang tidak

sesuai dengan dokumen yang telah dikirimkan dan nyata-nyata diketahui sebagai

upaya rekayasa, maka peserta yang bersangkutan dinyatakan gugur, sedangkan


71

peserta lainnya dianggap lulus verifikasi lapangan dan dinyatakan sebagai finalis

dalam program pelatihan kewirausahaan dan pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan dan akan diundang ke pusat untuk menjalani tahap presentasi dan

interview oleh dewan juri.

d. Tahap Interview

Tahap interview dewan juri dilaksanakan di Jakarta yang akan diikuti

oleh nominator yang telah berhasil lulus dari tahap verifikasi lapangan. Pada tahap

ini, nominator akan mengikuti tahap seleksi terakhir dalam bentuk presentasi dan

interview dengan dewan juri. Hasil penilaian dewan juri adalah keputusan akhir

yang menetapkan peserta terpilih sebagai penerima dalam program Pemberian

Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan yang diadakan oleh Kementrian Pemuda

dan Olahraga Republik Indonesia melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Jambi.

Indiaktor penilaian yang digunakan dalam pemilihan peserta penerima

pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda tahun 2015 – 2019

menggunakan indikator yang dikembangkan dari 4 (empat) dimensi sebagai

berikut:29

Tabel 10

Indikator Dimensi

29
Hasil observasi di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada tanggal 5 November
2020.
72

No Dimensi Indikator Bobot

1 Motivasi 1. Memiliki motivasi untuk 10%


berprestasi (Need to Achievement)
Berwirausaha
melalui berwirausaha

2 Karakter 1. Memiliki rasa percaya diri 40%


danmampu bersikap positif
Kewirausahaan
terhadap diri dan lingkungannya,
2. Berperilaku pemimpin,
3. Memiliki inisiatif, keuletan,
kegigihan, berperilaku kreatif dan
inovatif
4. Mampu bekerja keras,
5. Berpandangan luas dan memiliki
visi kedepan,
6. Berani mengambil risiko yang
diperhitungkan,
7. Tanggap terhadap saran dan kritik
3 Keterampilan 1. Memiliki keterampilan dalam 30%
memilih jenis usaha,
Berwirausaha
2. Memiliki keterampilan mengelola
produksi,
3. Memiliki keterampilan
mengembang kan pemasaran,
4. Memiliki keterampilan
meningkatkan pengelolaan
keuangan dan permodalan,
5. Memiliki keterampilan
mengorganisasikan dan
mengelola kelompok usaha,
6. Memiliki keterampilan
73

mengembangkan jalinan
kemitraan usaha.
4 Profil Wirausaha 1. Berkembangnya produk-produk 20%

baru yang lebih inovatif,

2. Berkembangnya volume produksi

dan pemasaran (omzet),

3. Berkembangnya keuntungan

bersih,

4. Meningkatnya kekayaan bersih

(Aset).

2. Jenis Fasilitasi yang Diberikan oleh Pemerintah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944

Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda dalam BAB IV Pasal 13, dapat diperjelas mengenai jenis fasilitasi yang

diberikan kepada wirausahawan.

Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-

masing memfasilitasi pelatihan, pemagangan, pembimbingan, dan pendampingan

melalui:

a. penyediaan instruktur atau fasilitator, dan tenaga pendamping;

b. pengembangan kurikulum;

c. pendirian inkubator kewirausahaan pemuda;


74

d. penyediaan prasarana dan sarana; dan

e. penyediaan pendanaan.30

Di Provinsi Jambi, berdasarkan data yang peneliti peroleh melalui dinas

terkait, pada tahun 2017 terdapat 33 orang peserta. Diantara jumah peserta

tersebut 3 diantaranya berhasil mendapatkan fasilitasi pengembang kewirausahaan

dengan variasi nominal sesuai dengan proposal pengajuan bantuan kewirausahaan

yang dibuat oleh peserta. Di mana seluruh dana yang telah diterima wajib

hukumnya untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing

pengusaha sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerjasama yang telah

disepakati saat menerima dana bantuan program tersebut.

Dalam penerapan dan pelaksanaan setiap kegiatan unit usaha yang telah

ditekuni para pengusaha, selalu disertai denganpertimbangan dan perhitungan

yang matang mulai ari penggunaan modal, pengadaan barang aau jasa, sampai

pada pemanfaatan dan pengembangan hasil usaha. Semua proses kegiatan usaha

tersebut secara kontinyu berada dalam pengawasan dan pemeriksaan terhadap

penerima bantuan oleh pengawas internal yakni Inspektorat Kementrian Pemuda

dan Olahraga, maupun oleh aparat pengawasan eksternal dari Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan. Sementara monitoring dan evaluasi dilakukan secara internal pada

setiap pengusaha yang telah menerima dana bantuan, selain itu monitoring,

evaluasi serta supervisi dan pendampingan dapat dilakukan oleh tim dari

Kementrian Pemuda dan Olahraga.

30
Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 0944 Tentang Tata Cara
Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda.
75

Program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Kementrian

Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada tahun 2015-2019 di Provinsi

Jambi merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap tingginya angka

pengangguran di kalangan pemuda dalam kategori usia produktif. Kementrian

Pemuda dan Olahraga bertekad menjadikan program Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan sebagai instrumen penggerak dalam

menumbuhkembangkan wirausahawan muda secara masif.

C. Evaluasi dalam Program Pelatihan Kewirausahaan dan Pemberian

Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Evaluasi kebijakan publik tidak hanya untuk melihat hasil (outcome) atau

dampak (impacts), akan tetapi dapat pula untuk melihat bagaimana proses

pelaksanaan suatu kebijakan dilaksanakan. Ada macam-macam tipe dalam

evaluasi kebijakan, yaitu sebagai berikut:


76

Tabel 11

No Tipe kriteria Pertanyaan Ilustrasi


Apakah hasil yang diinginkan
1 Efektivitas Unit pelayanan
telah tercapai?
Unit biaya,
Seberapa banyak usaha yang
Manfaat bersih,
2 Efisiensi diperlukan untuk mencapai hasil
Rasio biaya-
yang diinginkan?
Manfaat
Seberapa jauh pencapaian hasil
Biaya tetap.
3 Kecukupan yang diinginkan memecahkan
Efektivitas tetap
masalah?
Apakah biaya dan manfaat Kriteria Pareto,
didistribusikan dengan merata Kriteria Kaldor-
4 Perataan
kepada kelompok-kelompok yang Hicks,
berbeda? Kriteria Rawls
Apakah hasil kebijakan
Konsistensi
memuaskan kebutuhan, preferensi
5 Responsivitas dengan survey
atau nilai kelompok-kelompok
Warganegara
tertentu?
Apakah hasil (tujuan) yang Program publik
6 Ketepatan diinginkan benar-bener berguna harus merata
dan bernilai? dan efisien

1. Regulasi

Peraturan yang langsung mengatur tentang pengembangan

kewirausahaan pemuda, sebagaimana telah diinventarisir dalam Bab I adalah

Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata

Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda, memuat

ketentuan-ketentuan mengenai:
77

a. Bentuk kegiatan fasilitasi;

b. Tata cara pelaksanaan fasilitasi;

c. Peran organisasi kepemudaan dan/atau masyarakat;

d. Pendanaan;

e. Monitoring dan evaluasi.

Instansi pemerintah daerah yang berada di Provinsi Jambi memiliki tugas

dan fungsi untuk membina serta mengembangkan bidang kepemudaan. Sesuai

dengan Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang yang berlaku. Sesuai dengan

kebijakan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2011 Tentang Pengembangan

Kewirausahaan, dan Kepeloporan Pemuda, serta penyediaan sarana dan prasarana

kepemudaan. Pasal 2 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2011 tersebut

menjelaskan bahwa pengembangan kewirausahaan dan kepeloporan pemuda, serta

penyediaan sarana dan prasarana kepemudaan merupakan tugas dan tanggung

jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

kabupaten/kota. Kemudian, dengan begitu Pemerintah Provinsi Jambi dalam hal

ini Dinas yang terkait, memiliki tanggung jawab untuk dapat memfasilitasi

pengembangan kewirausahaan pemuda dan kepeloporan pemuda dalam bentuk

mengadakan program-program guna meningkatkan kapasitas pemuda serta

menyediakan sarana dan prasarana kepemudaan di Provinsi Jambi.

Penerapan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun

2015 Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi merupakan bagian dari

proses pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan Dinas


78

Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi mampu menerapkan Peraturan Menteri

Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 baik dari sisi pelatihan,

pembinaan, pendampingan, maupun forum kepemimpinan pemuda.

Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi sebagai pelaksana

implemetasi Peraturan Pemerintah di Provinsi Jambi baik dari komunikasi,

sumber daya, struktur birokrasi dan disposisi dalam hal pelatihan, pembinaan,

pendampingan, dan forum kepemimpinan pemuda terhadap organisasi FKP

Provinsi Jambi dapat dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri.

2. Implementasi

Program bantuan dana kewirausahaan bagi pemuda Provinsi Jambi ini

diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kementrian Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia) melalui Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda,

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda. Penerapan kegiatan ini merupakan

pendukung program Pengembangan Kewirausahaan Pemuda yang telah diatur

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

Pengembangan kewirausahaan pemuda ini berupa pelayanan dan

pengembangan, yang meliputi pelatihan, pemagangan, pembimbingan

(mentoring), pendampingan, kemitraan, promosi dan bantuan akses permodalan.

Bentuk-bentuk pelayanan tersebut dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, serta membuka peluang keterlibatan masyarakat baik secara sendiri-

sendiri maupun bekerjasama dengan pemerintah.


79

Melalui hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada bapak Ronaldi,

S.E., M.E selaku PLT Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi,

diperoleh penjelasan bahwa beliau sebenarnya tidak memperoleh informasi yang

secara detail terkait dengan program kegiatan pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan pemuda yang dikomandoi oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga

Republik Indonesia tersebut. Beliau menegaskan jika pada awalnya hanya

membuka website Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang

berkaitan dengan prestasi-prestasi wirausahawan pemula yang ada di daerah dan

bisa ikut sampai ke tingkat nasional, sebagaimana penuturannya berikut ini:

“Kegiatan yang dikomandoi oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga


Republik Indonesia ini datangnya melalui beberapa e-mail yang pernah
saya dapat dari Dispora Provinsi. Kaitannya dengan Petunjuk Teknis dan
lain sebagainya, secara detail wirausahawan pemula ini saya tidak
mendapat informasi yang sangat detail. Tapi saya memang awalnya,
membuka website-nya Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia yang ada prestasi yang ada kaitannya dengan wirausahawan
pemuda di daerah yang bisa ikut sampai ke nasional”.31

Beliau juga berpendapat bahwa secara administratif nasional, jenjang

pemerintahan itu sebenarnya cenderung informatif, terlebih lagi untuk hal-hal

yang berkaitan dengan sosialisasi dan bentuk administrasi. Baik itu dalam bentuk

dana hibah maupun dana untuk wirausaha muda. Sementara yang berkaitan

dengan evaluasi bantuan dana hibah itu, beliau menjelaskan bahwa tidak

mendapat informasi yang cukup. Namun secara kuantitas dari para penerima

bantuan, PLT Kepala Dispora Provinsi Jambi ini mengakui bahwa pada tahun

2015 sudah ada beberapa pemuda yang menerimanya.

31
Wawancara bersama bapak Ronaldi, S.E., M.E selaku PLT Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi pada tanggal 21 Juli 2020.
80

Salah satu dari penerima bantuan tersebut yaitu pemuda dari Muaro

Tebo, Agus Murtazam yang membuka usaha Variasi Bakso Mang Agus,

sebagaimana penjelasan beliau:

“Tahun 2015 saya hanya mengetahui informasi dari pak Soleh. Saya
mengetahui ada yang namanya dana hibah dari DISPORA, dek. Karena saya
tergabung dalam organisasi IPNU, jadi saya eksplore lah informasinya. Lalu saya
lacak dan saya cari orang yang berwenang dalam program pemberian fasilitasi itu
untuk menanyakan bagaimana sistemnya, dan saat pelatihan berlangsung ada
sekitar 40 pemuda yang mengikutinya. Rata-rata pesertanya berusia 25 tahunan
lah kira-kira”.32

Pernyataan tentang adanya puluhan pemuda Provinsi Jambi yang ikut

program pengembang kewirausahaan sesuai dengan data yang peneliti terima,

bahwa ada sebanyak 40 orang pemuda yang mengikuti program pelatihan

kewirausahaan tersebut di tahun 2015. Mereka adalah kelompok pemuda

produktif yang berusia pada kisaran 25 tahun hingga 30 tahun, sudah memiliki

bidang-bidang usaha yang dijalankan sekurang-kurangnya selama satu tahun,

sebagaimana salah satu bunyi dari persyaratan yang tertuang pada Petunjuk

Teknis Wirausaha Muda tahun 2015. Persyaratan lain yang menjadi skala prioritas

sebagai penerima bantuan adalah mereka yang sudah dinyatakan lolos seleksi

pada tahap verifikasi data kegiatan dan menjadi finalis dari kompetisi

kewirausahaan yang dilaksanakan oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga

Republik Indonesia atau lembaga yang bekerja sama dengan Kementrian Pemuda

dan Olahraga Republik Indonesia periode 2015-2017. Program Wirausaha Muda

32
Wawancara bersama Agus Murtazam sebagai salah satu perserta sekaligus penerima fasilitasi
pengembang kewirausahaan pemuda tahun 2015, dilakukan pada tanggal 24 Juli 2020.
81

Pemula Tahun 2017 di Provinsi Jambi dikelompokkan dalam 4 (empat) bidang

usaha, yaitu:

1) Pertanian dan Kelautan, yang meliputi perkebunan, peternakan, perikanan

air tawar, kehutanan dan usaha yang berbasis kelautan;

2) Industri Kreatif, yaitu kegiatan usaha kreatif, seperti periklanan, arsitektur,

pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion (mode), film, video,

dan fotografi, permainan interaktif, music, seni pertunjukan, penerbitan dan

percetakan, teknologi informasi, e-commerce, radio dan televisi, dan riset

dan pengembangan;

3) Industri Pangan dan Jasa Boga, yang meliputi pengolahan produk pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan menjadi produk setengah

jadi atau produk jadi serta usaha-usaha kuliner; dan

4) Perdagangan dan Jasa, yang meliputi penyediaan dan distribusi barang, jasa

keuangan, jasa pendidikan, jasa transportasi, jasa konstruksi, jasa

profesional dan usaha jasa lainnya.33

Berdasarkan pada pemaparan di atas, peneliti menguraikan beberapa

temuan dari hasil wawancara yang berhasil dihimpun terkait dengan berbagai

bidang usaha yang dipilih oleh para informan. Seperti Suwanto, misalnya, yang

tertarik memilih untuk menekuni bidang usaha budi daya ikan lele sebagai bagian

dari unit usaha Pertanian dan Kelautan yang menjadi target bantuan program

pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda tahun 2016. Alasan yang

diberikan oleh informan ini adalah faktor kecocokan lahan yang terdapat di sekitar

33
Hasil observasi di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi pada tanggal 5 November
2020.
82

tempat tinggalnya, yang memang sudah dikenal sebagai kampung sentral

perikanan, seperti kutipan wawancara berikut:

“Saya pilih usaha bidang budi daya ikan lele. Alasannya, ya karena faktor
kecocokan lahan di Desa Pendungtalang Genting, Kecamatan Danau Kerinci,
Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang memang sebagai kampung sentral
perikanan, hehe.”34

Pilihan unit usaha Pertanian dan Kelautan dalam program bantuan

Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda Tahun 2016 juga

diambil oleh Hartini dengan memiliki alasan tersendiri. Hartini memilih menjadi

pengusaha kebun teh, beralasan bahwa dia melihat adanya peluang pasar yang

cukup baik di masyarakat, selain disebabkan faktor modal yang tidak terlalu besar

ketika dia pertama kali merintis usahanya.

Pernyataan dari Ibu Hartini sebagai informan ini dapat disimak pada

kutipan hasil wawancara di bawah ini:

“Bidang usaha yang saya pilih yaitu perkebunan teh. Alasannya, ya…
karena saya melihat adanya peluang pasar yang cukup baik di
masyarakat. Selain itu, juga karena minimnya modal yang saya miliki
sewaktu memulai usaha ini”.35

Penerima dana bantuan program pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan pemuda tahun 2017 pada unit usaha Industri Kreatif, didapatkan

oleh Wawan Supriyanto yang menjalankan usaha di bidang teknologi platform

digital. Dia beralasan bahwa pilihan usaha itu karena ingin memanfaatkan ilmu-

ilmu dan pengalaman yang didapatkannya selama mengemban ilmu komputer dan

jaringan.

34
Wawancara bersama Bapak Suwanto sebagai informan subyek pada tanggal 24 Juli 2020
melalui aplikasi pesan singkat.
35
Wawancara bersama Ibu Hartini sebagai informan subyek pada tanggal 25 Juli 2020 melalui
aplikasi pesan singkat.
83

Sementara di tahun 2018 pada unit usaha Perdagangan dan Jasa, berhasil

didapatkan oleh Syahririe yang telah cukup lama menekuni usaha jasa pariwisata

domestik. Alasan yang disampaikannya terkait dengan pilihan jenis usaha ini,

yaitu karena selain peluang usaha ini sangat bagus baginya, juga sesuai dengan

kebutuhan masyarakat menengah keatas pada saat ini.

Kedua pernyataan informan tersebut sebagaimana kutipan hasil

wawancara di bawah ini:

“Saya ambil usaha pembuatan website dan platform digital. Alasannya,


ya memanfaatkan yang sudah ada di sekitar juga menggali potensi yang
saya himpun dan pelajari semasa di bangku perkuliahan dulu. Dan
membantu pemerintah untuk bisa memiliki website sendiri agara
informasi apapun itu termasuk kebijakan publik dapat di akses oleh
masyarakat”.36

Usaha yang diikuti bidang usaha Perdagangan dan Jasa.

“Karena menjadi peluang, usaha ini sangat bagus menurut saya. Peluang
usaha ini sangat bagus bukan hanya untuk saat ini saja namun bisa
sampai ke depannya. Makanya saya langsung memilih untuk
mengembangkan usaha pelayanan pariwisata domestik ini, dek”.37

Ketika dikonfirmasi kepada warga di sekitar tempat usaha para pemuda

yang menerima dana bantuan program Pemberian Fasilitasi Pengembang

Kewirausahaan Pemuda Tahun 2017, peneliti menemukan bahwa secara

keseluruhan program dari Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia

ini sudah mereka ketahui langsung dari para pemuda tersebut. Hal ini dijelaskan

oleh keterangan dari tiga orang informan pendukung, yang terdiri dari Masna

36
Wawancara bersama Bapak Wawan Supriyanto sebagai informan subyek pada tanggal 25 Juli
2020 melalui aplikasi pesan singkat.
37
Wawancara bersama Bapak Wawan Supriyanto sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli
2020 melalui aplikasi pesan singkat.
84

Ningsih, Aminuddin dan Kholikul Amrin, dengan masing-masing pernyataan

berikut:

“Pernah sedikit mendengar, tetapi saya tidak terlalu paham program itu.
Dengarnya juga dari teman yang pernah dapat bantuan. Ya, saya dengar
dia mendapatkan sesuai penerima bantuan. Dia hanya bilang kalau dapat
dana buat usahanya. Katanya sih dari Kementrian Pemuda dan Olahraga
Republik Indonesia, gitu. Saya berteman. Hubungan kami cukup baik
dengan penerima bantuan. Buat saya, dia orangnya baik deh
pokoknya”.38

“Iya tahu kalau itu, dek. Itu adalah program yang diberikan Kementrian
Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia kepada pemuda yang memiliki
usaha. Saya tahu dan dengar langsung dari orangnya. Hubungan kami
baik-baik saja kok, dek. Dia juga sering ngajak saya diskusi mengenai
pengembangan usahanya dan memberikan motivasi kepada saya untuk
selalu optimis dalam usaha yang sedang saya jalani”.39

“Ya tahu lah, dek. Itu kan program dari Kementrian Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia untuk para pemuda yang ingin
mengembangkan usahanya. Tahunya ya karena dia sendiri cerita ke saya,
kalau dia dapat bantuan modal buat usahanya. Pertemanan saya sudah
lama dengannya. Kami saling terbuka dalam banyak hal. Kalau ada
keluhan usaha, kami diskusi, cari solusi dan lain-lain”.40

Program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda

tahun 2015 - 2018 di Provinsi Jambi, pada awalnya tidak dilakukan sosialisasi,

tidak adanya kejelasan secara prosedural apalagi sampai melakukan pengawasan.

Fakta semacam ini dijelaskan oleh PLT Kepala Dispora Provinsi Jambi, bapak

Ronaldi, S.E., M.E, yang mengungkapkan bahwa ada beberapa masalah di

tingkatan wilayah Provinsi Jambi yang dihadiri oleh Dirjen Kementrian Pemuda

dan Olahraga Republik Indonesia terkait program ini, sehingga memaksa Dirjen

38
Wawancara bersama Ibu Masna Ningsih sebagai informan pendukung pada tanggal 30 Juli 2020
melalui aplikasi pesan singkat.
39
Wawancara bersama Bapak Aminuddin sebagai informan pendukung pada tanggal 30 Juli 2020
melalui aplikasi pesan singkat.
40
Wawancara bersama Bapak Kholikul Amin sebagai informan pendukung pada tanggal 30 Juli
2020 melalui aplikasi pesan singkat.
85

terkait agar menyertakan rekomendasi terhadap program Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan Pemuda yang telah berjalan. Beliau bahkan

menambahkan bahwa jika sebaiknya prosedur dan rekomendasi itu diserahkan

kepada pemerintah Kabupaten/Kota, sebagaimana kutipan hasil wawancara

berikut:

“Program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda


awalnya itu tidak ada sosialisasi, prosedur, apalagi ngomong soal
pengawasan. Awalnya seperti itu. Lalu ada beberapa masalah di
tingkatan Provinsi, di wilayah Provinsi Jambi yang dihadiri Dirjen, maka
kita memaksa untuk segera ada rekomendasi. Paling tidak kita tahu,
program itu dilaksanakan di Kabupaten/Kota, ada prosedur dimana
pemerintah Kabupaten atau Kota itu merekomendasi pada pihak-pihak
yang mendapat atau sedang ikut Program Pemberian Fasilitasi
Pengembang Kewirausahaan Pemuda”.41

Mengacu pada Petunjuk Teknis Program Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan Pemuda tahun 2015, maka ada beberapa syarat yang

harus dipenuhi oleh para pemuda agar dapat memperoleh dan bantuan program

tersebut. Adapun persyaratan yang wajib dipenuhi oleh calon penerima bantuan

program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda tahun 2015 –

2019 adalah Pemuda Indonesia yang sedang merintis usahanya menuju wirausaha

muda mandiri dengan syarat sebagai berikut:

1. Berusia 16 sampai 30 tahun pada saat tanda tangan Perjanjian Kerja Sama;

2. Memiliki usaha yang sedang dijalankan, minimal satu tahun;

3. Memiliki identitas diri (KTP); dan bukan merupakan PNS/Tenaga

Akademisi/TNI/Polri. 42

41
Wawancara bersama bapak Ronaldi, S.E., M.E selaku PLT Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi pada tanggal 21 Juli 2020.
42
Arsip Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi (Ketentuan Peserta)
86

Syarat wajib lainnya yang juga harus dipenuhi para calon penerima dana

bantuan program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda

tahun 2015 - 2019, yaitu:

1. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

2. Memiliki rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI);

3. Mengajukan proposal pengembangan usaha yang prospektif lengkap dengan

Rincian Anggaran Biaya (RAB) dan analisis usaha, melampirkan catatan

keuangan atau print out mutasi rekening tabungan selama minimal 3 (tiga)

bulan terakhir;

4. Mengajukan surat permohonan ditujukan kepada Menteri Pemuda dan

Olahraga Cq. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, tembusannya

disampaikan kepada dinas atau SKPD setempat yang menangani

kepemudaan dilengkapi dengan lembar data pemohon;

5. Wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban maksimal 14 hari kerja

setelah bantuan diterima;

6. Dan belum pernah menerima bantuan kewirausahaan dan bantuan sejenis

lainnya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.43

Berkaitan dengan persyaratan penerima bantuan program Pemberian

Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda tahun 2015 – 2019. Bapak

Ronaldi S.E., M.E selaku PLT Kepala Dispora Provinsi Jambi memberi tanggapan

bahwa paling tidak penerima bantuan Program Pemberian Fasilitasi Pengembang

Kewirausahaan Pemuda itu harus berbadan hukum. Selain itu juga harus ada

43
Arsip Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi (Persyaratan Peserta Pelatihan Pengembang
Kewirausahaan)
87

kelompok yang saling berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui

program kewirausahaan tersebut. Bahkan beliau menambahkan, akan lebih baik

lagi sekiranya ada modal dan produk yang telah dihasilkan, sehingga contoh-

contoh produk dan kegiatan usaha yang dikirim bersama proposal permohonan

dapat segera direspon pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebagaimana

penuturan berikut:

“Sepengetahuan saya pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan


pemuda itu harus berbadan hukum, saya pikir. Yang saya ketahui itu
harus ada kelompok yang kaitannya dengan tujuan dan programnya,
terutama di kewirausahaan. Terus ada modal, ada produk yang
dihasilkan. Nah itu ada contoh-contoh sampai sampel, foto, proposal
yang dikirimkan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. Saya pikir itu”.44

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan kelima

pemuda penerima dana bantuan program pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan pemuda tahun 2015 - 2018, telah ditemukan adanya kesamaan

dalam memberi respon tentang persyaratan yang harus dipenuhi. Seperti

keterangan Agus Murtazam, Suwanto dan Hartini misalnya, yang lebih

menkankan pada persayaratan yang bersifat administratif dan data pribadi, yaitu

harus sudah memiliki lahan yang siap sebagai tempat usaha, memiliki NPWP,

punya rekening bank pribadi, dan mengirimkan proposal usaha yang disertai

dengan rekomendasi resmi dari Dispora Provinsi Jambi. Pemaparan dari ketiga

informan ini, dapat disimak melalui kutipan hasil wawancara berikut:

“Syarat pertamanya itu punya lahan yang siap dipakai usaha. Terus syarat
yang kedua, yaitu punya NPWP dan buku rekening pribadi. Syarat

44
Wawancara bersama bapak Ronaldi, S.E., M.E selaku PLT Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Jambi pada tanggal 21 Juli 2020.
88

keempat, yaitu harus memiliki kesempatan dan kemauan. Saya rasa itu
saja sih, dek”.45

“Syaratnya, ya dengan mengirim proposal permohonan melalui


rekomendasi resmi dari Dispora Provinsi Jambi, dek. Setelah itu barulah
diajukan ke Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia”.46

“Syaratnya melengkapi kebutuhan administrasi, dek. Kalau saya dulu


syaratnya bikin proposal usaha, terus melampirkan identitas diri seperti
KTP, NPWP dan rekening tabungan pribadi. Oh ya, ada juga
kelengkapan lainnya berupa surat pengantar dari Desa dan Dispora
Lamongan dalam pengajuan program tersebut”.47

Berbeda dengan ketiga informan di atas, dua informan lainnya yaitu

Wawan Supriyanto dan Syahririe mengemukakan persyaratan untuk memperoleh

bantuan program pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda tahun

2017 - 2018 secara lebih terbuka. Kedua informan sama-sama mengemukakan

bahwa syarat yang dilaluinya sangat mudah. Selain syarat-syarat bersifat pribadi

seperti KTP, NPWP dan rekening bank, yang terpenting baginya harus punya

usaha yang sudah berjalan selama satu tahun sebelumnya, sehingga keduanya

mempunyai banyak dokumen pribadi yang berkaitan dengan usaha mereka.

Dokumen-dokumen usaha itulah yang selanjutnya dilampirkan oleh

Wawan Supriyanto dan Syahririe ke dalam satu bendel proposal disertai dengan

Surat Pengantar dari Desa dan rekomendasi dari Dispora Provinsi Jambi.

Pernyataan dari kedua informan tersebut dapat disimak pada kutipan hasil

wawancara berikut:

45
Wawancara bersama Bapak Agus Murtazam sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli 2020
melalui aplikasi pesan singkat.
46
Wawancara bersama Bapak Suwanto sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli 2020
melalui aplikasi pesan singkat.
47
Wawancara bersama Ibu Hartini sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli 2020 melalui
aplikasi pesan singkat.
89

“Mudah nian kok dek syaratnya menurut saya. Pokoknya yang paling
penting itu, usaha kita harus sudah jalan lebih dulu. Nah, usaha ini kan
juga sudah berjalan satu tahun, jadi saya punya dokumen-dokumen
pribadi tentang usaha ini untuk dikirim sebagai syarat. Kalau syarat
lainnya kan harus punya rekening tabungan dan NPWP. Semuanya sudah
saya miliki”.48

“Kalau menurut saya sih, syarat utamanya harus punya usaha yang sudah
berjalan. Kemudian ada juga beberapa syarat lain untuk mendapatkan
program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda yang
harus dipenuhi, seperti KTP, NPWP dan rekening tabungan pribadi. Oh
ya, sama itu juga… ada Surat Pengantar dari Desa terus rekomendasi dari
Dispora Provinsi Jambi”.49

Setelah semua persyaratan dipenuhi oleh para pemohon bantuan program

Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda , maka ada beberapa

prosedur yang harus dilalui dalam pemberian dana bantuan program ini, di

antaranya:

1. Pemohon melakukan pendaftaran dengan mengisi data pemohon pada menu

registrasi online bantuan di link website lpkp.Kementrian Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia.go.id.;

2. Pemohon mengajukan proposal permohonan disertai surat pengantar proposal

yang ditujukan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Cq. Deputi Bidang

Pengembangan Pemuda yang ditembuskan ke Kuasa Pengguna Anggaran

(KPA) pada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda dan SKPD Kepemudaan

setempat;

48
Wawancara bersama Bapak Wawan Supriyanto sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli
2020 melalui aplikasi pesan singkat.
49
Wawancara bersama Ibu Syahririe sebagai informan subyek pada tanggal 26 Juli 2020 melalui
aplikasi pesan singkat.
90

3. Kemudian Deputi Bidang Pengembangan Pemuda mendisposisi permohonan

kepada Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda; Asisten Deputi

Kewirausahaan Pemuda mendisposisi permohonan kepada Kepala Bidang

Akses Permodalan selaku ketua Tim Verifikasi.

4. Prosedur selanjutnya, yaitu: Tim Verifikasi melakukan seleksi administrasi

dan verifikasi lapangan terhadap kelayakan proposal pemohon yang

memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan;

5. Tim Verifikasi menerbitkan berita acara hasil verifikasi administrasi maupun

verifikasi lapangan; PPK menetapkan penerima bantuan melalui surat

keputusan tentang penetapan penerima bantuan.;

6. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) mengesahkan ketetapan PPK tentang

penerima bantuan yang diketahui oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda

selaku Penanggung Jawab Program; PPK pengelola kegiatan Bantuan

melakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama dengan penerima bantuan;

7. Dan terakhir, proses pencairan dana dilakukan setelah Perjanjian Kerjasama

ditandatangani antara penerima bantuan dengan PPK sesuai ketentuan

peraturan perundangundangan yang berlaku.

Mengingat panjangnya tahapan dalam prosedur pemberian bantuan pada

program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda tahun 2015 -

2019 ini, maka menjadi sangat wajar jika proses yang harus dilalui oleh para

pemuda yang memohon bantuan dana pada program Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan Pemuda harus bersabar mengikuti prosedur yang

telah ditetapkan pihak Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.


91

Meski demikian, dari seluruh informan yang berhasil peneliti wawancarai, rata-

rata mengatakan jika prosedur yang harus dilalui terbilang cukup mudah dan

simpel, karena semua informasi bisa dengan cepat diperoleh melalui website

Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penerapan Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015

Tentang Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda

di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi merupakan bagian dari proses

pencapaian tujuan pembangunan nasional sehingga keberadaan Dinas Pemuda

dan Olahraga Provinsi Jambi mampu menerapkan Peraturan Menteri Pemuda

dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 baik dari sisi pelatihan, pembinaan,

pendampingan, maupun forum kepemimpinan pemuda. Panjangnya tahapan

dalam prosedur pemberian bantuan pada program Pemberian Fasilitasi

Pengembang Kewirausahaan Pemuda tahun 2015 - 2019 ini, maka menjadi

sangat wajar jika proses yang harus dilalui oleh para pemuda yang memohon

bantuan dana pada program Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan

Pemuda harus bersabar mengikuti prosedur yang telah ditetapkan pihak

Kemenpora.

2. Upaya yang dilakukan adalah mengisi pelatihan dengan materi tentang

motivasi kewirausahaan serta mendatangkan pembicara/narasumber yang

berkecimpung dalam dunia kewirausahaan, meningkatkan kualitas pelayanan

dengan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dengan harapan

program berjalan lancar dan memenuhi standar keinginan pemerintah

92
93

3. Dalam hal kebijakan mekanisme pelaksanaan program, hal yang harus

dievaluasi adalah kebiajakan waktu yang diberikan dalam proses pelatihan dan

pemagangan. Jika waktu yang diberikan maksimal maka akan menciptakan

hasil yang efektif dan efisien. Selain itu peserta yang mengikuti pelatihan

hanya orang-orang yang sebelumnya telah memiliki usaha. Selanjutnya dalam

hal pemberian fasilitasi pengembang kewirausahaan pemuda, proses untuk

mendapatkan fasilitasi ini dengan mengajukan sebuah proposal mengenai

usaha yang sedang berjalan dan akan terus berjalan di masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 5 November 2020

tahun 2017 pemberian fasilitasi ini berbentuk uang sesuai dengan kebutuhan

penerima fasilitasi. Namun di tahun 2018 – 2019 pemberian fasilitasi berupa

alat dan bahan yang dibutuhkan guna mengembangkan usaha.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disampaikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Dalam pelaksanaan program pengembangan dan fasilitasi kewirausahaan

pemuda dalam merumuskan rencana program harus diperhatikan master

plannya, agar tidak ada kekeliruan administrasi. Denga memperhatikan input,

proses, output, dan outcome yang jelas maka program ini akan berjalan secara

efektif serta adanya pembinaan dan pengawasan dari pemerintah melalui


94

instansi terkait di Provinsi Jambi, sehingga para peserta program pemberian

fasilitasi pengembang kewirausahaan tahun 2015 - 2019 dapat mengoptimalkan

lapangan usaha yang telah dijalankan.

2. Adanya proses seleksi yang lebih ketat bagi para pemuda yang berkeinginan

untuk mengajukan permohonan program pemberian fasilitasi pengembang

kewirausahaan pada tahun-tahun berikutnya guna menghindari opini bagi-bagi

duit yang terlanjur merebak di tengah masyarakat.

3. Adanya partisipasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengangkat tema

penelitian yang sama, agar mencari literatur yang sesuai dan menggunakan

nara sumber terpercaya sebagai informan penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Abidin, zainal said. Kebijakan Publik Edisi 2. Salemba Humanika. Jakarta.

2012.

Agustino, Leo. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Alfabeta. Bandung, 2006.

Hudayana, Bambang. Pendekatan Antropologi Ekonomi. Kepel Press.

Yogyakarta. 2018.

Iskandar. Metode Penelitian Kualitatif. Gaung Persada. Jakarta. 2009.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Remaja Roesdakarya. Bandung. 2003.

Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.

Gramedia. Jakarta. 2007.

S, Mulyadi. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

2014.

Subarsosno, Ag. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi).

Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2006.

Syamsudin, M. Operasional Penelitian Hukum. PT. Raja Grafindo. Jakarta.

2007.

B. Skripsi / Jurnal

Achmad Hafidz Rifai. Evaluasi Implementasi Peraturan Daerah Kota

Tangerang Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Pembinaan Anak Jalanan,


Gelandangan, Pengemis Dan Pengamen. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Tangerang. 2018.

Arif Wijayanto dan Iis Prasetyo. Evaluasi Program Pendidikan

Kewirausahaan Masyarakat. 2018

Dodi Setiawan . Evaluasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 Tentang

Alih Fungsi Lahan Irigasi Di Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak

Banten. 2018.

Musta’in Ramli. Evaluasi Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor

13/2006 Tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan. 2013.

Palesangi, Muliadi. Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial. Universitas

Pasundan. Bandung. 2009.

Vinidia Pertiwi, Tri Joko, Hanan Lanang Dangiran. Evaluasi Pengelolaan

Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang. Universitas Muhammadiyah. Semarang. 2017.

C. Landasan Hukum

Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang

Tata Cara Pemberian Fasilitasi Pengembang Kewirausahaan Pemuda.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang

Kepemudaan.
Berita Negara Republik Indonesia Peraturan Kementrian Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia Nomor 0944 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Pemberian Fasilitasi Pengembangan Kewirausahaan Pemuda.

Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

D. Lainnya

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengumpulan_Data_Dalam_Penelitian

https://jambi.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/387/keadaan-

ketenagakerjaan-provinsi-jambi-agustus-2019.html

https://lpkp.kemenpora.go.id/statis-63.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Rencana Strategis Dinas Kepemudaan Dan Olahraga Provinsi Jambi Tahun

2016-2021.

Tim Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Republik Indonesia, Petunjuk

Teknis Pelatihan Kewirausahaan Pemuda di Daerah Tahun 2016, Jakarta,

2016.
*lampiran-lampiran

Anda mungkin juga menyukai