Anda di halaman 1dari 35

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENGGUNAAN OBAT TERLARANG

PADA REMAJA DI KABUPATEN BATANG BERBASIS WEB

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Pada Program Sarjana I (S1)
Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh :
IRA NOMIANTI 20.230.0052
M. SYAMSUL MA’ARIF 20.230.0068

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK) WIDYA PRATAMA PEKALONGAN
2022
PENGESAHAN PROPOSAL
JUDUL PROPOSAL : SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENGGUNAAN OBAT
TERLARANG PADA REMAJA DI KABUPATEN
BATANG BERBASIS WEB
NAMA : IRA NOMIANTI – M. SYAMSUL MA’ARIF
NIM : 20.230.0052 – 20.230.0068
PROGRAM STUDI : SISTEM INFORMASI
Proposal ini telah disetujui untuk dilanjutkan sebagai Materi Tugas Akhir.

Disetujui Oleh :

Penguji I Penguji II

VICTORIANUS ARIES S ., M.Si ....


NPPY : 970925.7203325.017

Ketua Program Studi KomputerisasiAkuntansi

(PRASTUTI)
NPPY : XXXX
A. JUDUL
Sistem Pakar Pendeteksi Penggunaan Obat Terlarang Pada Remaja Di
Kabupaten Batang Berbasis Web.

B. LATAR BELAKANG
Komputer merupakan sebuah alat bantu yang hampir digunakan oleh
semua manusia pada saat ini untuk melakukan pengolahan data dengan
sebuah program yang sudah dirancang. Perkembangannya pada zaman
sekarang ini sudah sangat pesat dengan terus bertambahnya fungsi dari
komputer itu sendiri. Hampir semua sendi kehidupan sudah dibantu dengan
sebuah sistem yang sudah terancang pada komputer atau alat bantu yang
sejenis dengan komputer. Semua informasi dapat dengan mudah diperoleh
hanya dengan melakukan klik dan cari, hal tersebut sangat dibutuhkan bagi
masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang tinggal masih di area yang
sulit dijangkau untuk sebuah pemberian informasi terkini. Oleh karena itu
dengan adanya komputer dan dapat membantu masyarakat mendapat
informasi dengan lebih mudah.
Salah satu informasi yang mungkin sebenarnya sangat penting bagi
masyarakat Indonesia adalah informasi mengenai sebuah pendeteksian
terhadap keadaan sesuatu yang ada disekitarnya, mulai dari lingkungan
keluarga, sekitar rumah, sekolah, lingkungan kerja, dan lain – lain. Dalam
mendeteksi hal tertentu tersebut sudah ada sistem yang dibuat khusus yaitu
sebuah sistem pakar. Menurut Turban yang namanya sering disebut-sebut
sebagai ahli sistem pakar dunia di dalam bukunya, turban mengatakan bahwa:

“Sistem pakar (Expert System) adalah salah satu cabang dari AI (Artificial
Intelligence) khusus untuk penyelesaian masalah tingkat manusia yang pakar.
Sitem pakar adalah sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang
terekam dalam komputer untuk memecahkan persoalan yang biasanya
memerlukan keahlian manusia. Sedangkan AI itu sendiri atau yang disebut
juga kecerdasan buatan adalah tingkah laku mesin yang jika dilakukan oleh
manusia, akan disebut cerdas.”
Sistem pakar sendiri mempunyai beberapa jenis yaitu interpretasi, Prediksi,
Diagnosis, Disain, Planning, Monitoring, Debugging, Reparasi, Instruction,
dan Control.
Pada tahun 2017 ada 26 kasus narkoba yang berhasil diamankan oleh
BNN kabupaten Batang, dan yang terbaru ada 6 kasus narkotika di tahun
2022 dengan jumlah 9 tersangka yang terlibat. Dilihat dari jumlah yang ada
dapat diartikan kabupaten Batang masih belum mampu membersihkan diri
dari kasus narkotika, padahal itu hanya jumlah yang sudah diamankan dan
direhabilitasi, kita belum tau ada berapa jumlah orang lagi yang masih
tergantung dengan obat – obatan terlarang itu. Minimumnya penyebaran
informasi mengenai narkotika yang ada membuat warga yang yang ada di
kabupaten Batang masih belum paham mengenai ciri – ciri dan akibat bagi
seseorang yang bergantung terhadap obat – obatan terlarang tersebut. Apalagi
sekarang banyak pecipta dan pengedar obat – obatan terlarang sudah semakin
kreatif dan inovatif yaitu bisa membuat obat – obatan dengan bentuk yang
berbeda dan tidak diketahui juga apabila benda tersebut sudah termasuk
kedalam obat – obatan terlarang oleh para penggunanya dan sangat
disayangkan sebagian besar pengguna adalah usia remaja. Para orang tua
terlanjur sibuk dengan pekerjaan dan mempunyai waktu yang sedikit dalam
mengawasi para anak remajanya, selain itu banyak orang tua yang tidak
begitu paham mengenai ciri – ciri dasar pada fisik anaknya yang menandakan
bahwa mereka mulai menggunakan obat – obatan terlarang. Dengan demikian
para masyarakat khususnya orang tua di kabupaten Batang membutuhkan
sebuah alat yang dapat membantu mereka dalam mendeteksi para anak
remajanya apakah sudah terjerumus ke hal tersebut atau tidak, apabila sudah
terlanjur minimal orang tua mampu menyadarkan anaknya dan memberikan
sebuah rehabilitasi dan penanganan yang tepat bagi para pengguna obat –
obatan terlarang tersebut. Alat yang dibutuhkan adalah alat yang sederhana,
mudah digunakan dimanapun dan kapanpun, mudah dipahami dan mampu
memberikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan, atau dalam artian lain
mampu membantu memecahkan pertanyaan dari masyarakat kabupaten
Batang terhadap para anak – anak remaja dan penggunaan obat terlarang.
Dengan masalah yang ada diatas maka munculah sebuah ide dengan
dasar dan harapan ingin membantu para masyarakat khususnya kabupaten
Batang dalam mengenali apa saja bentuk dasar atau bentuk fisik yang paling
terlihat dan mampu dikenali dengan mudah dengan sumber yang dapat
dipercaya. Dengan alat tersebut besar harapan mampu membantu dan
mengurangi para korban dari obat terlarang tersebut. Alat tersebut adalah
sistem pakar Pendeteksi Penggunaan Obat Terlarang Pada Remaja di
kabupaten Batang Berbasis Web, dimana nanti sistem ini akan berbentuk
aplikasi berbasis website dan didalamnya terdapat seperti kuesioner yang
mampu diisi atau dipilih para masyarakat kabupaten Batang. Untuk inputan
nanti akan disesuaikan dengan keadaan dari calon orang atau remaja yang
akan dideteksi mengenai dirinya sudah terjangkit dalam penggunaan obat
terlarang atau belum. Nantinya alat ini akan memproses dengan
mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi berdasarkan data yang sudah
ada, kemudian akan memunculkan sebuah diagnosa atau hipotesis terhadap
subjek (seseorang) yang sedang dicek atau dideteksi. Web ini dapat diakses
melalui sebuah website dimana hanya membutuhkan waktu sebentar dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta tidak akan membuat
pusing para penggunanya dengan urutan sistem yang tidak sistematis. Dengan
seperti itu para orang tua khususnya sedikit berkurang rasa cemasnya karena
mampu mendeteksi sejak dini mengenai anak – anaknya terhadap penggunaan
obat terlarang yang ada.

C. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana merancang sistem pakar Pendeteksi Penggunaan Obat
Terlarang Pada Remaja di kabupaten Batang Berbasis Web yang dapat
diakses oleh semua orang dengan sistem yang sangat sederhana (user
friendly) dan efisien.

D. TUJUAN DAN MANFAAT


Dari sistem pakar pendeteksi penggunaan obat terlarang pada remaja di
kabupaten Batang ini diharapkan akan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Tujuan
Terwujudnya sebuah sistem pakar yang mampu membantu
masyarakat menjawab dan mendeteksi para anaknya terhadap penggunaan
obat – obatan terlarang dengan alat yang sederhana, user friendly dan efisien
bagi masyarakat kabupaten Batang.
2. Manfaat
a. Membantu masyarakat yang penasaran terhadap anak – anaknya
dalam pergaulan dan penggunaan obat terlarang di kabupaten Batang.
b. Mewujudkan sebuah alat pendeteksi berbentuk aplikasi berbasis web
yang sederhana atau ringkas bagi masyarakat Batang.
c. Mewujudkan sebuah alat pendeteksi berbentuk aplikasi web yang
mudah digunakan semua user atau user friendly bagi masyarakat
Batang.
d. Mewujudkan sebuah alat atau aplikasi yang dapat digunakan pada
tempat dan waktu tertentu bagi masyarakat Batang khususnya para
orang tua yang sibuk.
E. LANDASAN TEORI
1. Kajian teori
a. Sistem pakar
“Sistem pakar adalah sistem komputer yang ditujukan untuk meniru
semua aspek (emulates) kemampuan pengambilan keputusan
(decision making) seorang pakar . Sistem pakar memanfaatkan secara
maksimal pengetahuan khusus selayaknya seorang pakar memecahkan
masalah” (Rosnelly, 2016). Sistem pakar pertama kali dikembangkan
oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang
muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS)
yang dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban, 1995). Secara
umum sistem pakar adalah sistem yang berusaha menerapkan
pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat
menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli.
Sistem pakar sendiri sering digunakan dalam sebuah diagnosis
kesehatan, dengan harapan seseorang yang awam dapat
menyelesaikan masalah atau pertanyaan tertentu yang dihadapinya
yang susah untuk terjawabkan tanpa adanya sebuah bantuan dari para
ahli yang ada pada bidangnya tersebut. Namun bagi seorang ahli
sistem pakar dijadikan menjadi sebuah asisten yang berpengalaman.
Atau dengan kata lain sebagai pengganti asisten. Aplikasi yang
dikembangkan merupakan sistem sebuah penyakit yang digunakan
untuk mendiagnosa pakar dengan menggunakan metode Faktor
Kepastian. Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung
aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah
yang dimaksud seperti (Lestari, 2012):
1) Interpretasi. Membuat kesimpulan atau deskripsi dari
sekumpulan data mentah. Pengambilan keputusan dari hasil
observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis citra,
interpretasi sinyal, dll. 
2) Prediksi. Memproyeksikan akibat-akibat yang dimungkinkan
dari situasi-situasi tertentu. Contoh: prediksi demografi,
prediksi ekonomi, dll. 
3) Diagnosis. Menentukan sebab malfungsi dalam situasi
kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati
diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll. 
4) Perancangan (desain). Menentukan konfigurasi komponen-
komponen sistem yang cocok dengan tujuan-tujuan kinerja
tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu. Contoh:
perancangan layout sirkuit, bangunan.
5) Perencanaan. Merencanakan serangkaian tindakan yang akan
dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu.
Contoh: perencanaan keuangan, militer, dll. 
6) Monitoring. Membandingkan hasil pengamatan dengan
kondisi yang diharapkan. Contoh: computer aided monitoring
system. 
7) Debugging. Menentukan dan menginterpretasikan cara-cara
untuk mengatasi malfungsi. Contoh: memberikan resep obat
terhadap kegagalan. 
8) Instruksi. Mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam
pemahaman domain subjek. Contoh: melakukan instruksi untuk
diagnosis dan debugging.
9) Kontrol. Mengatur tingkah laku suatu environment yang
kompleks. Contoh: melakukan kontrol terhadap interpretasi,
prediksi, perbaikan dan monitoring kelakukan sistem.

Sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu: lingkungan


pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi
(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan
sebagai pembangun sistem pakar baik dari segi pembangunan
komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi
digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi
(Kusumadewi, 2003:113-115). Adapun komponen yang ada didalam
sistem pakar, komponen tersebut yaitu :
1) Antarmuka pengguna (User Interface)
2) Basis pengetahuan
3) Akuisisi pengetahuan (Knowledge Acquisition)
4) Mesin / motor inferensi (Inference Engine)
5) Workplace / Blackboard
6) Fasilitas penjelasan
7) Perbaikan pengetahuan

b. Pendeteksi
Deteksi adalah suatu proses untuk memeriksa atau melakukan
pemeriksaan terhadap sesuatu dengan menggunakan cara dan teknik
tertentu. Tujuan dari deteksi adalah memecahkan suatu masalah
dengan berbagai cara tergantung metode yang diterapkan sehingga
menghasilkan sebuah solusi. Sistem deteksi dapat digunakan dalam
semua permasalahan yang ada di kehidupan manusia, mulai kesehatan
makhluk hidup, keadaan lingkungan dan sebuah masalah sosial yang
ada. Dimana sistem mengidentifikasi masalah-masalah yang dinilai
kurang efektif dan efisien yang berhubungan dengan permasalahan
yang sedang terjadi.
Dalam sebuah pendeteksian dibutuhkan :
1) alat pendukung saat sedang mendeteksi.
2) seorang ahli yang ada dalam bidangnya.
3) Hal objek yang dijadikan target atau diteliti.

c. Obat terlarang
Menurut jackobus, narkoba adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, perbaikan
rasa, mengurangi bahkan sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Penggunaan obat terlarang atau
narkotika merupakan sebuah tindak kejahatan. Penjualan,
pengedaran, dan penggunaan obat terlarang sudah termasuk kedalam
kejahatan internasional (international crime), dan kejahtan yang
terkoorganisir (Organizer Crime), mempunyai jaringan yang luas,
mempunyai dukungan dana yang besar dan didukung oleh teknologi
yang canggih.
Adapun beberapa jenis – jenis obat terlarang yang mungkin
sering didengar oleh masyarakat umum namun belum mengerti
bentuk, efek dan cara penggunaannya yang bisa saja menimbulkan
rasa ketergantungan dan terus ingin meningkatkan dosis dari obat
yang dikonsumsi tersebut sehingga banyak sekali para remaja
khususnya yang mudah sekali terjerumus kedalam lingkaran setan
obat – obatan terlarang. Berdasarkan jenisnya obat – obatan terlarang
dibagi menjadi 10 macam, yaitu :
1) Opium
Berbentuk getah berwarna putih yang berasal dari biji tanaman
papaper sammi vervum yang kemudian membeku dan
mengering bewarna hitam kecoklatan yang kemudian diolah
lagi menjadi candu mentah atau candu kasar.
2) Morpin
Morpin sendiri dalam dunia medis dikenal sebagai bahan untuk
obat penenang dan obat untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan rasa sakit dan nyeri yang bahannya diambil dari
candu atau morphin.
3) Ganja
Ganja atau lebih sering dikenal sebagai Marihuana (Marijuana),
yang berarti memabukkan. Tumbuhan ganja merupakan salah
satu tumbuhan liar yang tumbuh subur di daerah tropis seperti
Indonesia, maupun didaerah subtropis disesuaikan musim dan
iklim daerah sekitar.
4) Cocaine
Merupakan tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan obat
perangsang, kebanyakan cocaine tumbuh di Amerika selatan,
Ceylon, India, dan Jawa.
5) Heroin
Tidak seperti Morphine yang masih mempunyai nilai medis,
heroin yang masih berasal dari candu, setelah melalui proses
kimia yang sangat cermat dan mempunyai kemampuan yang
jauh lebih keras dari morphine.
6) Shabu – shabu
Berbentuk seperti bumbu masak, yakni kristal kecil-kecil
berwarna putih, tidak berbau, serta mudah larut dalam air
alkohol (mirip garam). Pemakaiannya segera akan aktif, banyak
ide, tidak merasa lelah meski sudah bekerja lama, tidak merasa
lapar, dan memiliki rasa percaya diri yang besar.
7) Ekstasi
Zat atau bahan yang tidak termasuk kategori narkotika atau
alcohol, dan merupakan jenis zat adiktif yang tergolong
simultansia (perangsang)
8) Putaw
Merupakan minumam khas Cina yang mengandung alkohol dan
sejenis heroin yang serumpun dengan Ganja, pemakaiannya
dengan menghisap melalui hidung atau mulut, dan
menyuntikkan ke pembuluh darah.
9) Alkohol
Termasuk dalam zat adiktif, yang menyebabkan ketagihan dan
ketergantungan, sehingga dapat menyebabkan keracunan atau
mabuk
10) Sedativa / Hipnotika
Di dunia kedokteran terdapat jenis obat yang berkhasiat sebagai
obat penenang, dan golongan ini termasuk psikotropika
golongan IV.

d. Berbasis web
Menurut Abdulloh (2018:2) “ Pemograman web dapat
diartikan sebagai kegiatan pembuatan program atau aplikasi berbasis
web menggunakan bahasa pemograman tertentu sehingga dapat
memproses data dan menghasilkan informasi yang sesuai dengan
keinginan pemilik situs web ”. Secara umum pemrograman berbasis
web adalah proses pembuatan sebuah sistem pada program komputer
berdasarkan pada sebuah situs yang nantinya mempunyai hasil output
berbentuk teks, gambar, audio, video dan animasi melalui protokol
transfer hypertext. Adapun jenis bahasa pemrograman yang digunakan
dalam pemrograman berbasis website, bahasa tersebut yaitu :
1) Bahasa Pemrograman HTML (HyperText Markup Language)
2) Bahasa pemrograman JavaScript
3) Bahasa Pemrograman PHP (Hypertext Preprocessor)
4) Bahasa Pemrograman ASP (Active Server Pages)
5) Bahasa Pemrograman XML (Extensible Markup Language)
6) Bahasa Pemrograman WML (Wireless Markup Language)
7) Bahasa Pemrograman CSS (Cascading Style Sheet)
8)  Bahasa Pemrograman AJAX (Asynchronous JavaScript And
XML)
e. Pengembangan sistem
Menurut Jogiyanto (1999: 35), pengembangan sistem (sistem
development) dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menerapkan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem yang telah ada . Sistem lama perlu diperbaiki atau diganti
karena beberapa hal. Sedangkan pengertian dari proses
pengembangan sistem sendiri adalah gabungan dari aktivitas, metode,
dan praktik serta alat – alat yang sudah otomatis yang fungsinya
untuk meningkatkan pengembangan sistem dan perangkat lunak.
Adapun macam – macam metodologi pengembangan sistem yaitu :
1) Metode System Development Life Cycle (SLDC), metode
ini sering dikenal dengan metode tradisional karena
metode ini merupakan metode pengembangan sistem
informasi yang pertama kali digunakan. Sistem ini
mempunyai kelebihan mudah diaplikasikan memberikan
metode analisis, desain, pengkodean, pengujian dan
pemeliharaan terhadap sistem. Untuk kekurangannya
adalah jika terjadi sebuah kesalahan diawal maka menjadi
masalah besar di akhir karena harus mengulangi dari awal
dengan kata lain tidak sistematis.
2) Metode Waterfall, sering disebut dengan model Sequential
Linier. Metode ini merupakan metode yang paling tua dan
paling sederhana atau mudah digunakan. Sangat sesuai jika
digunakan dalam pengembangan perangkat lunak dengan
spesifikasi yang tidak berubah. Mempunyai kelebihan
sistem yang dihasilkan akan bagus karena bertahap dan
tidak fokus hanya pada satu hal saja. Mempunyai
kekurangan memperlukan sebuah majemen yang baik,
karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara
berulang sebelum terjadinya suatu produk.
3) Model Prototyping merupakan sebuah proses iterative
dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah
ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang
secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara
user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui
beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan
proses. Pada metode ini mempunyai kelebihan mampu
menangkap requirement secara konkret, melibatkan user
dalam analisa dan desainnya. Dan yang terakhir dapat
digunakan untuk memperluas SLDC. Namun ada juga
kekurangan dari sistem ini yaitu proses analisis dan
perancangan yang singkat, menyepelekan cara lain dalam
pemecahan masalah yang ada, kurang fleksibel dan tidak
mudah diupdate serta tidak mudah selesai.
4) Model RAD (Rapid Application Development) merupakan
sebuah penggabungan dari beberapa metode atau teknik
yang terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping
dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan
kebutuhan user dan perancangan sistem informasiselain itu
RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang
singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi
berbasis komponen. Metode ini mempunyai kelebihan
mengikuti perubahan sistem yang ada pada umumnya,
mampu menggunakan komponen yang ada (reusable
object). Untuk kekurangannya adalah Tidak cocok untuk
proyek skala besar, Proyek bisa gagal karena waktu yang
disepakati tidak dipenuhi, sistem yang tidak bisa
dimodularisasi tidak cocok untuk model ini dan Resiko
teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
5) Model spiral, model ini dikenalkan oleh Boehm dimana
model ini merupakan model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype
dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial
linier. Model iteratif atau spiral ditandai dengan tingkah
laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan
versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Mempunyai kelebihan berupa dapat menyesuaikan agar
software bisa digunakan selama hardware masih hidup,
sesuai bagi pengembang software dalam skala besar,
bersifat user friendly, dan masih banyak lagi. Adapun
kekurangannya adalah Memerlukan penaksiran resiko yang
masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika
resiko mayor tidak ditemukan dan diatur, Butuh waktu
lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian
yang absolute, dan kurang sedikit meyakinkan bagi client
bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
6) Object Oriented Technology merupakan pengembangan
software berdasarkan abstraksi objek yang ada didunia
nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan
kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu
entitas. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa
sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak
(perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi)
sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara
umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan
system secara keseluruhan. Kelebihannya model ini adalah
mampu merancang user interface secara terintegrasi
bersama dengan perancangan software sekaligus,
Understandability, Stability, Reusability. Untuk
kelemahannya sendiri adalah Metode berorientasi objek
merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada
standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool
apa yang digunakan sebagai dasar analisi serat
perancangan perangkat lunak.
7) Metode End-user Development, dalam pengembangan ini
dilakukan langsung oleh end-user. Dengan langsung ke
end-user tentu bermanfaat sehingga user dapat memahami
berjalannya sistem dengan sangat baik. Artinya tahap
analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan
adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan
tumbuhnya “private”sistem informasi. Integrasi dengan
sistem yang lain menjadi sulit. Untuk kelebihan dari model
ini adalah Dapat menghindari permasalahan kemacetan di
departemen sistem informasi, kebutuhan pemakai sistem
dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri
oleh pemakai, menambah atau meningkatkan partisipasi
aktif pemakai dalam proses pengembangan sistemnya
sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem
dan yang terakhir menambah kualitas pemahaman user
terhadap aplikasi yang dikembangkan serta teknologi apa
yang digunakan didalam aplikasi yang dikembangkan
tersebut. Untuk kekurangannya dari model ini adalah
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk
memiliki pemahaman mengenai teknologi
informasi(computer literacy) serta pemahaman tentang
pengembangan sistem infomasi, End user computing
memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak system
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem,
dan yang terakhir End user computing pasti akan
berhadapan dengan maslah kemampuan teknis pemakai
sekaligus pengembang sistem.
Dalam merancang sebuah pengembangan sistem tentunya
membutuhkan sebuah cara atau langkah – langkah agar
pengembangan sebuah sistem dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan. Berikut ini merupakan langkah – langkah siklus
pengembanga sistem :
1) Sistem perencanaan
Dalam sebuah sistem perencanaan juga terdapat fase –
fase, fase tersebut yaitu :
a) Dibuat sebuah struktur kerja dengan strategi yang luas
dan pandangan sistem informasi yang update dimana
hal tersebut nantinya akan memenuhi kebutuhan para
user atau pemakai informasi.
b) Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
sesuai kepentingan atau prioritasnya. Proyek dengan
tingkat prioritas yang paling tinggi maka dipilih untuk
dijadikan pengembangan sistem.
c) Sumber daya terbarukan dan dana disiapkan untuk
mendampingi pengembangan sistem yang dilakukan.
2) Analisis sistem
Dalam analisis sistem juga terdapat beberapa fase yaitu :
a) Proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen
dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam
pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan,
kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala sistem,
ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi
jadwal untuk solusi yang berpotensi.
b) Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem
disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan
rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek
sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem
secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek
sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai
semua peserta setuju.
3) Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Dalam fase perancangan sistem:
a) Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
b) Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
c) Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan
mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh
manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang
tidak dilakukan oleh komputer.
d) Harus dapat mempersiapkan rancangan sistem yang
terinci untuk masing-masing komponen dari sistem
informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan
data, metode-metode, prosedur-prosedur, pihak-pihak
yang terkait, perangkat keras, perangkat lunak dan
pengendalian internal.
4) Evaluasi dan Seleksi Sistem
Pada akhir fase perancangan sistem secara umum
menyediakan point utama untuk memutuskan sebuah
investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi
sistem ini nilai kualitas sistem dan pertimbangan cost-
benefit dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara
hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi
sistem. Jika tak satupun alternatif perancangan konseptual
yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara
umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua alternatif
akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti
dapat dibenarkan. Bila satu alternatif perancangan sudah
dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini
dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
5) Fase Perancangan Sistem secara Detail dan Review
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan
spesifikasi untuk perancangan secara konseptual. Pada fase
ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara
detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua
layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang
dicetak. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan
personel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang
sedang dikembangkan
6)  Implementasi dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase implementasi dan pemeliharaan sistem:
a) Sistem siap untuk dibuat dan diimplementasi.
b) Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan
untuk implementasi sistem baru.
c) Laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada
dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam
bentuk Gant Chart atau Program and Evaluation
Review Technique (PERT) Chart. Setiap system yang
telah diimplementasi akan dilakukan evaluasi dan
review untuk keberlangsungan jangka panjang.

f. Alat pengembangan sistem


Dalam sebuah kegiatan pasti membutuhkan banyak komponen
mulai dari SDM, alat dan teknik untuk membantu dalam melakukan
suatu kegiatan tersebut. Begitupun dalam kegiatan pengembangan
sistem dibutuhkan alat sebagai pendukung atau media bantu dalam
jalannya suatu kegiatan dari pengembangan sistem itu sendiri. Alat
pengembangan sistem yang digunakan pada umumnya berupa sebuah
gambar, diagram, atau grafik. Digunakan sebuah gambar, diagram,
atau grafik untuk memudahkan bagi pengembang sistem dalam
membaca dan memahami keadaan sistem yang sebelumnya atau yang
akan dibuat.
Adapun beberapa alat yang digunakan dalam mengembangkan
sebuah sistem, berikut ini jenisnya :
1) HIPO diagram
Menurut Amansyah (2008:284), “bagan HIPO dibuat oleh
IBM sebagai alat untuk mendokumentasikan program,
secara jelas memperagakan apa yang dikerjakan suatu
program, data apa yang digunakan, dan keluaran yang
dihasilkan ”. Diagram HIPO digunakan di metodologi
HIPO dan metodologi lainnya. Berikut contoh bentuk dari
diagram :
2) Data flow diagram atau yang sering disingkat DFD adalah
perangkat - perangkat analisis dan perancangan yang
terstruktur sehingga memungkinkan peng-analis sistem
memahami sistem dan subsistem secara visual sebagai
suatu rangkaian sebuah aliran data yang saling
berkaitan. Entitas biasanya diberi nama dengan kata
benda. Data flow digram dapat digambarkan secara
manual maupun dengan bantuan mesin sesuai dengan
yang dipilih oleh user (pengguna) atau sistem profesional.
Tujuan dari digunakannya DFD ini adalah untuk
membuat model fungsi yang harus dilakukan oleh suatu
sistem dan interaksi antar fungsi yang ada.
Berikut adalah daftar simbol yang digunakan didalam DFD
:
Adapun penerapan DFD pada sebuah kasus aplikasi
belanja :

3) Structured chart, atau yang biasa disebut dengan struktur


bagan merupakan bagan yang digunakan dalam bidang
rekayasa perangkat lunak yang menunjukkan keseluruhan
komponen yang harus diikutsertakan dalam sebuah
program pada tingkat atas, dimana komponen-komponen
ini diatur atau disusun menggunakan format yang
menyiratkan urutan, pilihan, dan perulangan. Struktur
bagan mempunyai fungsi untuk mendefinisikan dan
mengilustrasikan organisasi dari sistem informasi yang
sedang dijalankan secara urut per bagian dalam bentuk
modul dan submodul. Selain fungsi diatas struktur chart
ini juga membantu menggambarkan hubungan elemen
data dan elemen kontrol serta hubungan antar modulnya.
Adapun elemen – elemen dasar yang sering muncul
didalam structur chart, berikut ini elemen tersebut :
Kemudian dibawah ini model struktur bagan:
a) Transformend Cantered
Transformed centered menggambarkan system
dalam 3 cabang utama yaitu :
Cabang input, merupakan cabang yang akan
menerima input dan menentukan status input
untuk siap diproses, cabang proses merupakan
cabang yang akan melakukan proses input yang
dikirim dari cabang input, cabang output
merupakan cabang yang memformatkan data
output.
Contoh struktur Transformed centered
b) Lexical Inclusion
Lexical Inclusion merupakan bentuk
penggambaran secara logika suatu modul berada
didalam modul yang lannya. Pada contoh berikut
ini, modul tersebut berisi keputusan kemana
proses akan diarahkan

Contoh struktur Lexical Inclusion


4) SADT diagram, digunakan di metodologi SADT.
SADT merupakan teknik disain dan analisis terstruktur
yang dikembangkan oada tahun 1969 sampai 1973,
sekarang SADT dijual oleh sofTech, Inc. sebagai alat
yang di pakai pada semua tahap perkembangan sistem.
Ross dan teman-temannya menyatakan bahwa SADT
merupakan bahasa grafik yang untuk menjelaskan sistem
dan metodologi dalam dalam menghasilkan deskripsi
seperti itu. Sistem ini terdiri dari unsur benda objek,
dokumen, atau data serta kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, mesin, atau perangkat lunak. Serta hubungan
antara keduanya dalam aplikasi SADT.
Terdapat dua jenis digram yang dipakai dalam paket
SADT, yaitu : Diagram kegiatan (yang dinamakan
aktigram), Diagram data ( yang dinamakan datagram)

Contoh Aktigram
5) WarnierOrr, digunakan di metodologi WarnierOrr.
Sebuah diagram WarnieOrr (juga dikenal sebagai
konstruksi logis dari sistem program) adalah sejenis
hirarkis flowchart yang memungkinkan deskripsi
organisasi data dan prosedur. Mereka awalnya
dikembangkan di Perancis oleh Jean-Dominique Warnier
dan di Amerika Serikat oleh Kenneth Orr. Metode ini
membantu rancangan struktur program dengan
mengidentifikasi hasil output dan pengolahan dan
kemudian bekerja mundur untuk menentukan langkah-
langkah dan kombinasi dari masukan yang diperlukan
untuk menghasilkan mereka. Metode grafis sederhana
yang digunakan dalam WarnierOrr diagram membuat
tingkat dalam sistem jelas dan pergerakan data yang di
antara mereka hidup. Ada empat konstruksi dasar yang
digunakan pada WarnierOrr diagram: hirarki, urutan,
pengulangan, dan pergantian. Ada juga dua konsep yang
sedikit lebih maju yang kadang-kadang diperlukan:
concurrency dan rekursi.

6) Jakson’s diagram, digunakan di metodologi Jakson


System Development.
JSD adalah suatu metode yang dinyatakan dalam bentuk
nyata (real world) yang subjek permasalahannya diambil
dari sistem.

Alat yang menggunakan bagan:


a. Activity charting: menggambarkan aktivitas, contoh:
Gant chart, flowchart, dll.
b. Layout charting: menggambarkan tataletak
c. Personal relationship charting: menggambarkan
hubungan personil, contoh: organization chart, working
distribution chart.
g. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari, mencatat, dan
mengumpulkan semua secara objektif dan apa adanya sesuai dengan
hasil observasi dan wawancara di lapangan yaitu pencatatan data dan
berbagai bentuk data yang ada di lapangan. Menurut Sugiyono
(2010:338).
2. Kajian pustaka
a. Menurut Mukminin (2015) dalam tugas akhir yang berjudul “Sistem
Pakar Diagnosa Hama Penyakit Tanaman Nanas Madu Dengan
Metode Certainy Factor” terdapat rumusan masalah yang membahas
mengenai sistem budidaya tanaman nanas yang ditanam di pekarangan
rumah dan ketika terdapat penyakit atau hama pada salah satu
tanaman nanas mereka maka akan menulari tanaman yang lain yaitu
tanaman nanas yang masih sehat. Dan mereka para masyarakatnya
yang menanam nanasm di pekarangan menggunakan media pot belum
mengetahui bagaimanan cara mencegah agar penyakit atau hama
tersebut tidak menyebar ke tanaman nanas yang lain.
Metodologi yang diterapkan dalam mengembangkan sistem pakar
tersebut adalah pengembangan Waterfall, dengan tahapannya sebagai
berikut :
1) Perencanaan sistem
2) Analisa sistem
3) Perancangan sistem (desain sistem)
4) Implementasi
5) Operasi dan perawatan sistem.

Untuk pengembangan sistem yang diterapkan dalam sistem


pakar tersebut adalah Unified Modelling Language (UML),
Perancangan Basis Data (Database Design), dan Lembar Kerja
Tampilan (LKT). Berdasarkan hasil analisa mengenai tugas akhir
yang berjudul Sistem Pakar Pendeteksi Penggunaan Obat Terlarang
Pada Remaja Di Kabupaten Batang Berbasis Web maka dapat
disimpulkan bahwa terwujudnya sebuah sistem pakar yang membantu
masyarakat yang menanam nanas dengan metode pot dapat mencegah
penyakit atau hama yang dapat merusak tanaman nanas dan dapat
menulari tanaman nanas yang sehat lainnya.
Sistem pakar mengenai pendeteksian pada tanaman nanas ini
mempunyai kelemahan jika dilihat dalam tahun sekarang terutama
pada tampilan. Untuk kelas sebuah sistem pakar masih termasuk
dalam bentuk yang sederhana, dan masih dalam skala yang kurang
menarik. Untuk sistem keamanannya masih sangat rentan.

b. Menurut Iswanto (2015) dalam tugas akhirnya yang berjudul “Sistem


Pakar Diagnosa Penyakit Burung Lovebird Menggunakan Metode
Forward Chaining” merumuskan sebuah masalah yaitu terdapat
kurangnya pengetahuan para pecinta atau peternak lovebird akan
gejala – gejala awal yang menyerang pada lovebird mereka. Dimana
70% pecinta sudah dapat mengetahui mengenai jenis penyakit apa
yang menyerang namun belum dapat mengetahui bagaimana cara
menangani penyakit tersebut dan sisanya yang 30% sudah dapat
mengidentifikasi penyakit apa dan bagaimana cara mengatasi
penyakit tersebut, dengan demikian jumlah yang mampu
mengidentifikasi dan mengatasi masalah hanya sedikit saja. Selain itu
pada saat tugas akhir tersebut disusun jumlah dokter hewan yang ada
di daerah pekalongan masih sedikit. Ditambah dengan belum adanya
media bantu peternak yang membantu mendiagnosa penyakit pada
burung lovebird. Untuk mendapatkan hasil diagnosa dari dokter
hewan pun membutuhkan jarak yang jauh untuk menempuh ke
tempat praktik dokter dan membutuhkan waktu yang lama dalam
menunggu hasil diagnosa dari dokter, sehingga terjadi keterlambatan
pada penanganan penyakit pada burung lovebird yang ada.
Dalam pengembangan sistem metode yang digunakan adalah
metode waterfall, dimana terdapat tahapan perencanaan, tahap
analisis sistem yang berjalan, tahap perancangan sistem yang akan
dibuat, kemudian tahap implementasi atau tahap pembuatan, dan
yang terakhir adalah tahap pengujian terhadap sistem yang sudah
dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna atau user. Untuk
alat yang digunakan dalam mendukung pembuatan atau
pengembangan sistem pakar itu sendiri adalah UML dengan urutan
mendesain sistem terlebih dahulu yang memanfaatkan Rational Rose
2000, dengan hasil outputnya adalah diagram use case, diagram class,
diagram activity, dan diagram sequence. Selain UML sodara Iswanto
juga menggunakan LKT dan Jaring Semantik Tampilan dalam
pengembangan sistem pakar yang dibuat.
Dilihat dari penjelasan diatas kami dapat menarik kesimpulan
berupa bahwa sodara Iswanto berhasil mewujudkan sebuah sistem
pakar yang user friendly atau mudah diaplikasikan oleh siapapun,
mampu mengeluarkan sebuah laporan hasil diagnosa yang jelas dan
mudah dipahami oleh pengguna, dengan begitu dapat dikatakan
sudah berhasil membantu masyarakat dalam mengetahui penyakit
yang menjangkit pada burung lovebird dengan lebih sederhana, cepat,
dan mudah dijangkau.
Sistem yang berhasil dikembangkan oleh sodara Iswanto ini
memang sudah berjalan dengan baik tetapi masih terdapat beberapa
kekurangan yang mengurangi kinerja dari sistem yang dikembangkan
tersebut, adapun 3 kelemahan yang kami temukan pada sistem pakar
yang disusun dalam laporan tugas akhir sodara Iswanto yaitu :
1) Tampilan website kurang menarik jika dibandingkan
dengan tampilan website yang ada pada saat ini, karena
warna yang digunakan sangat dasar.
2) Fitur atau menu yang disediakan dalam sistem tersebut
masih sangat sederhan (belum menggunakan ikon).
3) Untuk keamanan masih sangat rentan karena dikatakan
user diberikan kemudahan login kedalam sistem, dengan
kata lain sistem memudahkan siapapun untuk mengakses
sistem tersebut.

F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode pengumpulan data
a. Data primer
b. Data sekunder
2. Metode pengembangan sistem
a. waterfall
3. Pengujian
a. Black box
b. White box
c. UAT
G. JADWAL KEGIATAN
DAFTAR ISI

Broto, Adhi Sadewo and Santoso, Imam and Zahra, Ajub Ajulian, PERANCANGAN


DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA PENYAKIT
DALAM, Skripsi, Universitas Diponegoro, 2011.

Eleanora, Fransiska Novita, BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA SERTA


USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA, FH Universitas MPU
Tantular Jakarta, 2011.

Jateng prov. 40 ORANG KASUS NARKOBA DI REHABILITASI DI BNN BATANG.


jatengprov.go.id. https://jatengprov.go.id/beritadaerah/40-orang-kasus-narkoba-di-
rehabilitasi-di-bnn-batang/ (diakses 19 Oktober 2022)

Putri, Raissa Amanda, M.Ti, Sistem Pakar MODUL KULIAH, Program Studi Ilmu
Komputer | Fakultas Sains Dan Teknologi Uinsu Medan, https://bit.ly/3s80HuA,
2020. (diakses 18 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai