Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI (PBAK)

“NILAI-NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI”

OLEH
KELOMPOK 2 :
1. Hana Azzahra Aldi (223310975) 11. Sabina Fandama Lizanda
2. Nadiyya Zahara (223310982) (223310992)
3. Najwa Shofia Sabrina Qudri 12. Salwa Haura Hanifa (223310993)
(223310984) 13. Selvi Yuliani (223310994)
4. Nesty Chantika (223310985) 14. Shazlia Rizqy Ananta (223310995)
5. Nur Rahima Zhulia (223310986) 15. Siti Naila Aqilah (223310996)
6. Pahlevy Fadhil Bayaqu 16. Sovia Hardianti (223310997)
(92233310987) 17. Sukma Wiyuri Tiffani (223310998)
7. Rahmatia Putri Z (9223310988) 18. Tasya Aulia Napitupulu
8. Rani Farras Salsabila (223310989) (223310999)
9. Rezki Dwi Saputra (223310990) 19. Yelmira (2233111000)
10. Ririn Rahmi Fitria (223310991) 20. Zahra Nanda Priska (223311001)

Dosen Pembimbing : Herwati, S.Kep., M. Biomed

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “Nilai-Nilai dan Prinsip Anti
Korupsi” Ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah yang sedang dipelajari. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai “Nilai-Nilai dan Prinsip Anti Korupsi.”

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Herwati, S.Kep., M. Biomed selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang ditekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 14 September 2022

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

2.1 NILAI-NILAI DAN PRINSIP ANTI KORUPSI ............................................................ 2


2.2 CONTOH KODE ETIK PROFESI ATAU ORGANISASI............................................. 13
2.3 INTEGRITAS DAN INDIKATORNYA........................................................................ 20

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 27

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 27


3.2 SARAN ......................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Korupsi disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi dari faktor individu, sedangkan faktor eksternal
berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan
untuk mengurangi atau menghilangkan faktor penyebab korupsi. Nilai-nilai anti korupsi yang
meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana,
keberanian, dan keadilan, harus dimiliki oleh tiap-tiap individu untuk menghindari munculnya
faktor internal sehingga korupsi tidak terjadi.

Sementara itu, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi, selain harus memiliki
nilai-nilai anti korupsi, setiap individu juga harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip
anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol
kebijakan dalam organisasi/individu/masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai dan prinsip-
prinsip anti korupsi harus tertanam dalam diri setiap individu, agar terhindar dari perbuatan
korupsi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja nilai-nilai dan prinsip anti korupsi?
2. Apa saja contoh kode etik profesi atau organisasi?
3. Apa saja integritas dan indikatornya?

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Untuk mengetahui nilai-nilai dan prinsip anti korupsi.
2. Untuk mengetahui contoh kode etik profesi atau organisasi.
3. Untuk mengetahui integritas dan indikatornya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nilai-Nilai dan Prinsip Anti Korupsi


2.1.1 Nilai- Nilai Anti Korupsi
Menurut Romi, dkk. (2011 dalam Batennie, 2012) pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya
faktor internal (niat) dan faktor eksternal (kesempatan). Niat lebih terkait dengan faktor individu yang
meliputi perilaku dan nilainilai yang dianut, seperti kebiasaan dan kebutuhan, sedangkan kesempatan
terkait dengan sistem yang berlaku.

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilainilai antikorupsi pada
semua individu. Setidaknya ada sembilan nilai-nilai antikorupsi yang penting untuk ditanamkan pada
semua individu, kesembilan nilai antikorupsi tersebut terdiri dari :

a. inti, yang meliputi kejujuran, kedisiplinan, dan tanggung jawab,


b. sikap, yang meliputi keadilan, keberanian, dan kepedulian, serta
c. etos kerja, yang meliputi kerja keras, kesederhanaan, dan kemandirian
1. Jujur
Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah
salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur
mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya (Sugono, 2008). Kejujuran
merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi i pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak
berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa
dalam bekerja sehingga akan membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang
atau berbohong.

Contohnya :

1) Tidak mencontek, tidak melakukan plagiatrisme, dan tidak memalsukan nilai


2) Selalu berkata jujur, jujur dalam menunaikan tugas dan kewajiban. Sebagai
seorang aparat penegak hukum ataupun sebagai masyarakt umum dengan
membayar pajak
3) Melakukan pekerjaan yang seharusnya diselesaikan
4) Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan
5) Bersikap arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan

2
2. Disiplin
Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (Sugono, 2008). Disiplin
adalah kunci keberhasilan semua orang, ketekunan, dan konsisten untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan
dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja.Seseorang yang mempunyai pegangan kuat
terhadap nilai kedisiplinan tidakkan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara mudah

Contohnya :

1. Dapat mengatur dan mengelola waktu untuk menyelesaikan tugas baik dalam
lingkup akademik maupun sosial kampus.
2. Patuh terhadap seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku dimanapun kita
berada.
3. Mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu.
4. Fokus terhadap pekerjaan
5. Selalu tepat waktu dalam setiap kegiatan

Manfaat dari hidup yang disiplin adalah :

1. Dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu yang lebih efsien.


2. Disiplin juga membuat orang lain percaya. Misalnya orangtua akan lebih percaya
pada anaknya yang hidup disiplin untuk belajar di kota lain dibandingkan dengan
anak yangtidak disiplin.
3. Selain itu disiplin dalam belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa agar diperoleh
hasil belajar yang maksimal.

3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau
kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan (Sugono, 2008).
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan
dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukan akan
dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat,

3
negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan
menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa
tanggung jawab.
Contoh penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa:
1. Menyelesaikan tugas pembelajaran dan Praktik secara individu dan kelompok
yang diberikan oleh Dosen dengan baik dan tepat waktu.
2. Mengikuti semua kegitan yang telah dijadwalkan oleh kampus yaitu ikut
Praktikum laboratorium di kampus, Praktik Klinik di Rumah Sakit, Puskesmas
dan Komunitas; ujian, dan mengerjakan semua tugas in dan out.
3. Selalu belajar untuk menjadi generasi muda yang berguna, tidak hanya dengan
belajar akan tetapi mempunyai sikap dan kepribadian baik
4. Mempunyai prinsip dan memikirkan kemana arah masa depan yang akan dituju.
5. Mempunyai atitude atau sikap yang menonjolkan generasi penerus tenaga
kesehatan yang berguna dikemudian hari dalam mengembangan profesinya.
4. Adil
Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Keadilan adalah
penilaian degan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya,
yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum. pribadi dengan
karakter yang baik akan menyadari bah'a apa yang dia terima sesuai dengan jerih
payahnya. tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. jika ia seorang pimpinan, ia akan memberikan kompensasi yang adil kepada
bahannya sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin meujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya

Contohnya bagi mahasiswa:

1. Selalu memberikan pujian tulus kepada kawan yang berprestasi,


2. Memberikan Memberikan saran perbaikan perbaikan dan semangat semangat
pada kawan yang tidak berprestasi
3. tidak memilih kawan berdasarkan latar belatar belakang sosial, dan lain"
4. Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan solusi
serta tidak memojokkan salah satu pihak, memihak yang benar secara
proporsional

4
5. Tidak mengurangi dosis atau takaran obat yang diberikan kepada klien
6. Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah keadilan
terhadap potensi dan bakat yang diberikan oleh Allah untuk ditumbuhkembangkan
secara optimal dan menghargai bakat yang diberikan oleh Allah
7. Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup seimbang.
Belajar dan bekerja, berolah raga, beristirahat atau menunaikan hak tubuh lainnya.

5. Berani
Menurut KBBI berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya
diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya. Sedangkan
menurut Irons (2003 : 5) keberanian adalah suatu tindakan memperjuangkan sesuatu
yang dianggap penting dan mampu menghadapi segala sesuatu yang dapat
menghalanginya meskipun terdapat halangan karena percaya kebenarannya.
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran, berani akan kebenaran, berani mengakui kesalahan,
berani bertanggung jawab, dan berani menolak kebatilan. ia tidak akan menoleransi
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak
takut dimusuhi dan tidak takut tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang. Keberanian sangat diperlukan untuk
mencapai kesuksesan, serta keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat. Untuk
mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan
mahasiswa, mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-
baiknya.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di
dalam kampus dan di luar kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk :
a. Bertanya kepada dosen jika tidak mengerti.
b. Berani mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab ketika berdiskusi
atau berani maju ke depan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Melaporkan temannya yang membuat tugas atau makalah dengan cara copy
paste dari sumber lain, tanpa memperhatikan kaidah penulisan ilmiah atau

5
meyadur dari makalah yang sudah jadi (yang dibuat sendiri maupun dibuat orang
lain).
d. Melaporkan teman yang berbuat curang ketika ujian seperti mencontek,
membuat ringkasan untuk mencontek, diskusi pada saat ujian.
e. Melaporkan diri sendiri atau teman jika mengalami intimidasi atau kekerasan
dari teman atau orang lain.
f. Mengakui kesalahan yang diperbuat dan bertanggung jawab untuk memperbaiki
kesalahan serta berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama.
g. Mengajukan saran atau usul untuk perbaikan proses belajar mengajar dengan
cara yang santun.
h. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding, jurnal, atau publikasi ilmiah
lainnya.
i. Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran mahasiswa serta
perbuatan tercela.

6. Peduli
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan (Sugono,
2008). Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jika sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar, tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilnya untuk membantu sesama. Nilai kepedulian
mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak berada berada di kampus. Oleh karena itu,
upaya untuk mengembangkan sikap peduli dikalangan mahasiswa sebagai subjek didik
sangat penting. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan :
a. Berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem
pengelolaan sumber daya di kampus.
b. Memantau kondisi infra struktur lingungan kampus.
c. Jika ada teman atau orang lain yang tertimpa musibah, mahasiwa dengan sukarela
mengumpulkan bantuan dana dan barang, atau mungkin membantu dengan tenaga
langsung sesuai kebutuhan yang terkena musibah.
d. Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan BEM, HIMA, BLM.

6
e. Tidak merokok, karena dengan merokok, udara yang ditimbulkan akibat asap
rokok bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
f. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol atau NAPZA karena bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti menimbulkan perilaku adiktif,
pertengkaran, pelecehan, dan mengganggu keamanan dan ketertiban kampus.
g. Membuang sampah pada tempatnya, jika melihat sampah berserakan sebaiknya
mahasiswa memungutnya agar tercipta lingkungan kampus yang bersih.
h. Menghargai dan menghormati teman, dosen dan karyawan.

Nilai kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh


peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam kampus dan di luar kampus. Upaya
lain dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
menggalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa
membutuhkan.
Selain itu, secara umum sebagai masyarakat dapat diwujudkan dengan peduli
terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi bencana alam, serta turut
membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di lingkungan
tempat bekerja baik dari sisi lingkungan alam maupun sosial terhadap individu dan
kelompok lain.

7. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kemauan menimbulkan asosiasi
dengan keteladan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur. Perbedaan nyata akan jelas
terlihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja dengan yang tidak memilikinya.
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir
dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaikbaiknya. Ia
tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
Contoh Penerapan nilai kerja keras pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam
bentuk:
a. Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita
b. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar

7
c. Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen tentang materi
yang akan dipahami
d. Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen
e. Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas-tugas kampus
Rajin mengikuti kegiatan ekstarkurikuler untuk meningkatkan prestasi diri
f. Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri - Bersikap ramah tamah, peduli,
dan suka menolong terhadap masyarakat sekitar
g. Bersikap rendah hati dan tidak angkuh dalam setiap kesempatan.
h. Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna

8. Keserderhanaan
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya
dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak
sesuai dengan kemampuannya. Selain itu seseorang yang bergaya hidup sederhana juga
akan memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya dan tidak tergoda untuk hidup
dengan gelimang kemewahan.
Ilmu pengetahuan adalah kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya. Ia
menyadari bahwa mengejar harta tidak akan ada habisnya karena nafsu, keserakahan
akan selalu menimbulkan keinginan untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
Mahasiswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari,
baik di kampus maupun di luar kampus, misalnya: dengan hidup sesuai dengan
kebutuhan, tidak suka pamer kekayaan, dan sebagainya. Gaya hidup mahasiswa
merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat disekitarnya. Dengan
gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup
sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerap kali
kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahal tidak selalu kebutuhan
sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Contoh Penerapan nilai kesederhanaan pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam
bentuk :
a. Tawadhu’ (rendah hati). Tidak membeda-bedakan golongan, status sosial,
ataupun berbagai bentuk atribut lainnya. Orang yang rendah hati menyadari
bahwa betapapun besarnya dia, masih terdapat kekurangannya, sehingga ia

8
mau mengakui kelebihan orang lain, jauh dari sifat gila hormat, ambisi
pangkat atau jabatan serta sifat-sifat rendah lainnya.
b. Berpakain yang sopan dan sesuai aturan yang ditetapkan.
c. Merasa cukup dengan apa yang ada, bukan lantaran pasrah, melainkan telah
berusaha menyempurnakan usaha.
d. Tidak sombong atau menonjolkan diri dalam pergaulan (dalam arti negatif),
sekalipun ia mempunyai kelebihan atau kemampuan.
e. Menyelaraskan antara kebutuhan atau keinginan dengan kemampuan secara
realistis dan proposional.
f. Bersabar serta berprasangka baik. Kejengkelan atau prasangka buruk tidak
akan mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah, bahkan menambah
masalah.
g. Selalu bersyukur dengan apa yg ia miliki, tetapi tetap selulu mengusahakan
yang terbaik yg bisa ia lakukan.
h. Tidak sombong ketika dipuji, dan tidak rendah diri ketika dikritik atau
diberikan saran oleh orang lain.
9. Mandiri
Mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung
kepada orang lain dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang
penting dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tanpa kemandirian seseorang
tidak akan mampu memimpin orang lain.
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang untuk menjadi
tidak tergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang dapat mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Jejaring
sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya
tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya.
Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat. Kondisi mandiri bagi
mahasiswa dapat diartikan sebagi proses mendewasakan diri yaitu dengan tidak
bergantung pada orang lain untuk dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal ini penting untuk masa depannya di mana mahasiswa tersebut harus mengatur
kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya sebab tidak
mungkin orang yang tidak dapat mengatur dirinya sendiri akan mampu mengatur hidup
orang lain.

9
Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan
semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi, 2004).
Menjadi mahasiswa mandiri dan dewasa membutuhakan proses pendewasaaan yang
matang serta dibutuhkan analitical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa
memiliki banyak kelebihan daripada seoarang yang masih labil dari jati dirinya sendiri.
Seoarang yang dewasa biasanya memiliki sikap 3 R (Realible, responsble, dan
reasonable). Realible artinya dapat diandalkan, responsible yaitu oarang yang selalu
bertanggung jawab apa yang dia perbuat serta siap menanggung resiko apapun yang
dihadapi, dan reasonable artinya beralasan karena setiap apaun yang dilakukaknya
harus dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas.
Selain memiliki sikap 3 R, mahasiswa mandiri dan dewasa juga harus memiliki
sifat-sifat positif seperti :
a. Sense of Reality and emotional stability
b. Mampu menghadapi tantang dengan baik, meskipun gagal tetapi tidak pernah
menyerah dan menganggap semua rintangan sebagai sebuah tantangan yang
harus ditempuh sebagai sebuah proses dalam mencapai kesuksesan.
c. Mampu bersyukur dimasa-masa sulit, biasanya orang yang masih labil, akan sulit
bersyukur dimasa-masa sulit yang ada malah memberontak dan tidak mampu
mensykuri apa yang mereka miliki.
d. Dapat menentukan keputusan dan berfikir bijak dalam keadaan terdesak.
e. Dapat mengontrol amarah saat ada sesuatu yang menyakitkan hati serta memiliki
toleransi dan optomisme tinggi.
f. Berpikir seribu kali sebelum melakukan satu kegiatan serta tidak gegabah dan
selalu berpikir matang sebelum bertindak.
g. Memiliki prinsip hidup yang kuat dan mampu menutupi kekurangan dengan
kelebihan yang ia miliki.
h. Memilki solidaritas yang tinggi terhadap teman-teman dan orang yang
membutuhkan.

Penerapan nilai mandiri pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk :


a. Seoarng mahasiswa dengaan kesadaran sendiri mau belajar sesuai dengan jadwal
yang ia tetapkan sendiri
b. Seoarang mahasiswa dengan kemauan sendiri berlatih suatu keterampilan tertentu
seperti perasat Personal Higiene, Pasang Infus,dan lain-lain.

10
c. Seoarang mahasiswa yang tidak mau terlalu banyak bergantung kepada bantuan
orang lain. Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
mengerjakan soal ujian secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas akademik secara
mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana.

2.1.2 Prinsip – Prinsip Anti Korupsi


Untuk mencegah terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap
individu perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam suatu
organisasi/institusi/masyarakat. Oleh karena itu hubungan antara prinsip-prinsip dan nilai-nilai
anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua lembaga
mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam bentuk konvensi (de
facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya (individu dengan individu)
maupun pada level lembaga (Bappenas : 2002). Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam
sektor bisnis, masyarakat, publik, maupun interaksi antara ketiga sektor.
Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain
adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan, akuntabilitas
outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik (Puslitbang, 2001). Dalam
pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan melalui
mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan.
Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang diperoleh
masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka panjang dari sebuah kegiatan.
Contoh penerapan : Menyerahkan laporan kegiatan oleh ketua panitia kepada para
mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mengetahui kegiatan yang dilaksanakan sudah
sesuai atau belum.

2. Transparansi
Salah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah transparansi. Prinsip transparansi
ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan mengharuskan
semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan
dapat diketahui oleh publik (Prasojo : 2007).

11
Dalam prosesnya, transparansi dibagi menjadi lima yaitu proses penganggaran, proses
penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi. Proses
penganggaran bersifat bottom up, mulai dari perencanaan, implementasi, laporan
pertanggungjawaban dan penilaian (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Di dalam proses
penyusunan kegiatan atau proyek pembangunan terkait dengan proses pembahasan tentang
sumber-sumber pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran
belanja). Proses pembahasan membahas tentang pembuatan rancangan peraturan yang
berkaitan dengan strategi penggalangan (pemungutan) dana, mekanisme pengelolaan
proyek mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan
pertanggungjawaban secara teknis.
Contoh penerapannya: Pemberian surat pemberitahuan yang berisi rincian biaya jika
ada kegiatan membeli barang/iuran.
3. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau kewajaran
ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam
penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat
prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu komprehensif dan disiplin,
fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
Komprehensif dan disiplin berarti mempertimbangkan keseluruhan aspek, berkesinam-
bungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak melampaui batas (off
budget), sedangkan fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan tertentu untuk mencapai
efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya ketetapan dalam perencanaan atas dasar
asas value for money untuk menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran
yang terprediksi merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses
perencanaan pembangunan.
Contoh penerapan : Seperti dalam pembelian baju IKM, panitia seharusnya mencari
keuntungan yang wajar dari penjualan baju, misal harga baju dari penjahit Rp 80.000
setidaknya pihak IKM mencari keuntungan 15% dari harga baju agar tidak terlalu banyak
mengambil keuntungan. Contoh Penerapan prinsip anti korups
4. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan mengenai
prinsip ini ditujukan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan anti
korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

12
Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana
kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di dalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas dari isi
kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya. Kebijakan yang telah dibuat
dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor penegak kebijakan yaitu kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, pengacara, dan lembaga pemasyarakatan.
Contoh penerapannya : Menerapkan hukuman untuk mahasiswa yang terlambat
datang ke kampus.

5. Kontrol kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan merupakan
upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk
korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai lembaga-lembaga pengawasan di
Indonesia, self-evaluating organization, reformasi sistem pengawasan di Indonesia,
problematika pengawasan di Indonesia. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi,
evolusi dan reformasi.
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan
dengan ikut serta dalam penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa
oposisi yaitu mengontrol dengan menawarkan alternatif kebijakan baru yang dianggap
lebih layak. Sedangkan kontrol kebijakan berupa revolusi yaitu mengontrol dengan
mengganti kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Setelah memahami prinsip yang terakhir
ini, mahasiswa kemudian diarahkan agar dapat berperan aktif dalam melakukan tindakan
kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi maupun reformasi pada kebijakan-
kebijakan kehidupan mahasiswa dimana peran mahasiswa adalah sebagai individu dan juga
sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, maupun institusi (Kurniadi et al., 2017).
Contoh penerapan : Misalnya, dalam kegiatan kemahasiswaan di kampus dengan
melakukan kontrol terhadap kegiatan kemahasiswaan, mulai dari penyusunan program
kegiatan, pelaksanaan kegiatan, serta pelaporan.

2.2 Contoh Kode Etik Profesi Atau Organisasi


2.2.1 Pengertian etika
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti adat istiadat/
kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang

13
hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai yang
berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut
masyarakat.

2.2.2 Pengertian Profesi


Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu
janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian
tertentu dan sekaligus dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan
baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan
dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan
dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan
lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan
oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

2.2.3 Pengertian Profesionalisme


Profesionalisme adalah suatu kemampuan yang dianggap berbeda dalam menjalankan
suatu pekerjaan . Profesionalisme dapat diartikan juga dengan suatu keahlian dalam
penanganan suatu masalah atau pekerjaan dengan hasil yang maksimal dikarenakan
telah menguasai bidang yang dijalankan tersebut.

2.2.4 Pengertian Kode Etik Profesi


Etika profesional atau kode etik profesi adalah acuan perilaku perseorangan atau
korporasi yang dianggap harus diikuti pelaku aktivitas profesional. Para profesional
memiliki pengetahuan dan keahlian yang khusus, dan untuk kode etika profesional
dibuat untuk mengatur bagaimana pengetahuan dan keahlian tersebut digunakan,
terutama dalam situasi-situasi terkait masalah moral. Biasanya hal ini terkait dengan
kemampuan para profesional untuk membuat penilaian dan keputusan yang tidak bisa
dibuat orang awam yang tidak memiliki pengetahuan dan keahlian khusus
tersebut. Salah satu contoh awal etika profesional adalah Sumpah Hippokrates yang
sampai sekarang masih diikuti para dokter.

14
2.2.5 Prinsip-Prinsip Etika Profesi
1. Prinsip otonomi
Prinsip pertama yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
otonomi. Prinsip otonomi ini mewajibkan setiap pelaku profesi memiliki
wewenang dan kebebasan bekerja dan berpendapat sesuai dengan profesi yang
dijalankan. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan
diberikan kebebasan dalam menjalankan profesinya. Dengan demikian,
seseorang memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
berdasarkan etika profesi yang berlaku dalam profesi tersebut.
2. Prinsip integritas moral
Prinsip kedua yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
integritas moral. Etika profesi adalah prinsip ini mewajibkan setiap pelaku
profesinya untuk secara konsisten memiliki moral dan kejujuran dalam
menjalankan pekerjaannya. Pelaku profesi harus selalu bersikap adil,
mementingkan profesi, dan memikirkan kepentingan masyarakat.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ketiga yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
keadilan. Etika profesi adalah harus menjunjung tinggi prinsip keadilan kepada
para anggota profesinya dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Prinsip ini
menuntut anggota profesinya untuk memberikan pelayanan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya. Terutama jika profesi tersebut di bidang pelayanan
masyarakat.
4. Prinsip tanggung jawab.
Prinsip keempat yang merupakan prinsip-prinsip etika profesi adalah prinsip
tanggung jawab. Dalam prinsip etika ekonomi adalah setiap pelaku profesi harus
memiliki kesadaran bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan hasil
pekerjaannya. Selain itu, kesadaran bertanggung jawab ini juga terhadap dampak
dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia melalui Musyawarah Nasional PPNI VIII di
Balikpapan pada tahun 2010. Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan

15
tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang
perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik
dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan
Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI
di Jakarta pada tangal 29 November 1989.
Dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan tugas
pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah Air, persatuan perawat
Indonesia menyadari bahwa Perawat Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berlandaskan
pada UUD 1945 merasa terpanggil untuk menunaikan kewajiban dalam bidang
keperawatan dengan penuh tanggung jawab, berpedoman kepada dasar-dasar seperti
tertera di bawah ini :

1. Perawat dan Klien


a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
beragama dan klien.
c. Tanggung jawab adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Perawatan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
2. Perawat dan Praktek
a. belajar terus menerus.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputuasan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional.

16
3 Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggungjawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4 Perawat dan Teman Sejawat
a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun
dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
5 Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan.
b. Perawat berperan aktif dalam kegiatan pengembangan profesi keperawatan.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu
tinggi.

Kode etik keperawatan Indonesia : Terdiri dari 5 Bab, dan 17 pasal, yaitu:

1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat

a. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada


tanggungjawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
b. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur
keperawatan.Tanggungjawab terhadap tugas.
d. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama dengan individu keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan khususnya

17
serta upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2. Tanggungjawab terhadap tugas
a. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
c. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan untuk
tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan sosial.
e. Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan tanggungjawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.

3. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya


a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara kerahasiaan suasana lingkungan
kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
b. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan danpengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi
lain dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

4. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan


a. Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
b. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.

18
c. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan dan pendidikan
keperawatan.
d. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

5. Tanggungjawab terhadap pemerintah, bangsa dan negara


a. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
diharuskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
b. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat

2.2.6 Contoh Pelanggaran Kode Etik Keperawatan


1. Lalai Menjalankan Kewajiban Terhadap Pasien
Pelanggaran kode etik keperawatan yang pertama adalah bentuk kelalaian yang
dilakukan oleh perawat kepada pasien. Kelalaian ini dapat berupa kesalahan pemberian
obat, penanganan yang lambat, tidak sesuai dengan diagnosa hingga bahkan kesalahan
dalam menangani pasien. Sebut saja sebuah kasus yang pernah terjadi di wilayah
Amerika Serikat. Diaman seorang perawat memotong jari tangan bayi yang barus
berusia tiga bulan. Bukannya nelapor kepada dokter ia justru membuang jari tangan
bayi tersebut.
2. Tidak Memberikan Perawatan Sesuai SOP
Dalam menangani dan memberikan perawatan kepada pasien tentunya perawat
memiliki SOP. Misalnya saja harua melakukan pemeriksaan tekanan darah terlebih
dahulu sebelum memeberi perawatan. Atau juga misalnya penanganan untuk pasien
luka bakar harus menggunakan cairan yang tidak menimbulkan efek panas. Dalam
beberapa kasus justru terjadi kesalahan penanganan dimana perawat memberikan
cairan yang terlalu panas, sehingga malah membuat pasien merasa lebih terbakar.
3. Tidak Memberikan Informasi Secara Jelas
Bagi pasien informasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya amatlah
penting. Namun dalam beberapa kasus banyak perawat yang tidak memberikan
informasi secara gamblang. Bahkan perawat terkesan cuek dengan pasien. Padalah hal

19
yang demikian ini sama sekali tidak dibenarkan, seharusnya perawat dan bersikao
informatif dengan memberikan semua informasi terkait dengan pasien.
4. Tidak Menjaga Kerahasiaan Informasi Pasien
Dalam dunia medis, kerahasiaan informasi mengenai pasien adalah merupakan
prioritas utama. Kerahasiaan informasi ini merupakan hak pasien mutlak dan sebagai
perawat anda tidak boleh mengutarakannya kepada orang lain. Bahkan juga pihak
keluarga, namun jika kemudian pasien mempercayai pihak keluarga maka sebagai
petigas kesehatan anda boleh memberikan informasi dengan seizin pasien yang
bersangkutan.
5. Tidak Berlaku Adil Kepada Pasien
Beberapa perawat kerap memberikan perlakuan yang berbeda kepada pasien
berdasarkan status sosialnya. Misalnya saja kepada pasien bpjs , mereka bersikap lebih
galak dan garang. Berbeda dengan pasien umum dimana mereka akan bersikap
cenderung lebih ramah dan hati hati.

2.3 Integritas dan Indikatornya


Integritas adalah hal yang mulai sangat jarang untuk di dapatkan saat ini. Beberapa
orang tidak begitu mementingkan integritas karena beranggapan tak perlu untuk memilki
integritas asalkan tujuan bisa didapatkan dengan mudah dan cepat. Tapi percayalah jika
orang yang memilki integritas akan selalu tampak berbeda bila dibandingkan dengan orang
lain yang tidak memilki integritas. Integritas merupakan suatu konsep yang berkaitan
dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran,
prinsip-prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan. Orang
berintegritas berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat. Integritas
adalah suatu kepribadian seseorang yang bertindak secara konsisten dan utuh, baik dalam
perkataan maupun perbuatan, sesuai dengan nilai-nilai dan kode etik.Dengan keadaan ini
seseorang dapat melakukan aktivitas dan pekerjaannya seharihari. integritas dapat
mengoptimalkan kinerja otak seseorang. integritas dapat membuat diri seseorang penuh
motivasi, empati, serta rasa solidaritas yang tinggi dalam interaksi bekerja.

Definisi Integritas Menurut Para Ahli


 Menurut Jacobs (2004), Integritas menekankan konsisten moral, keutuhan pribadi, atau
kejujuran. Menurut Butler dan Cantrell (1984, di dalam Hosmer, 1995) mengartikan

20
integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur dari seseorang untuk menjelaskan
istilah “kepercayaan” di dalam konteks organisasi.(Prawani SR, 2013)
 Menurut (Cloud, 2007), ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak akan terlepas
dari upaya untuk menjadi orang yang utuh, yang bekerja dengan baik dan menjalankan
fungsinya sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait
dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia (Cloud, 2007)
 Plato, Aristoteles dan Aquinas ( dalam Olson, 1998) mengemukakan bahwa integritas
berasal dari bahasa latin yaitu integrity yang bermakna “as whole and represents
completeness”, artinya, integritas menunjukan keseluruhan dan kelengkapan. Mereka
juga menerangkan bahwa integritas merupakan keseluruhan dari bagianbagian tertentu.
Integritas merupakan karakter yang telah menyatu dalam kehidupan seseorang yang
digunakan untuk mencapai seluruh kebajikan dan kebahagiaan.(Wulandari, 2017)
 Adrian Gostick & Dana Telford (2006, dalam Gea 2016) menyebutkan bahwa dalam
Kamus Merriam-Webster yang paling mutakhir mendefinisikan integritas sebagai
ketaatan yang kuat pada sebuah kode, khususnya nilai moral atau nilai artistik tertentu.
(Aliman et al., 2018)
 Millard Fuller (Habitat for Humanity) menggambarkan integritas sebagai ”konsistensi
terhadap apa yang dianggap benar dan salah dalam hidup Anda”; Shelly Lazarus
(pimpinan dan CEO Ogilvy Mather Worldwide) menjelaskan orang yang berintegritas
sebagai “mengedepankan serangkaian kepercayaan dan kemudian bertindak berdasarkan
prinsip”; Wayne Sales (presiden dan CEO Canadian Tyre) memberikan definisi yang
sederhana, yaitu “Integritas berarti melakukan hal yang benar”; Diane Peck (Safeway)
percaya bahwa “setiap individu harus mendefinisikan sendiri arti integritas” (Fuller,
1999)
 Miller (2001: 2-8 dalam Harisa 2011) mengutip beberapa penjelasan ahli mengenai
makna integritas, diantaranya adalah:
a. Integritas sebagai koherensi.
Integritas adalah koherensi atau menghubungkan beragam komponen yang ada dalam
diri seseorang, sehingga orang yang memiliki integritas dapat dikatakan harmonis,
tidak terpecah, sepenuh hati dan dapat bertindak dengan berbagai cara (memiliki
banyak alternatif tindakan yang tidak melanggar norma di setiap saat (Frankufr dan
Dworkin).
b. Integritas sebagai identitas praktis.

21
Identitas merupakan komitmen mendasar yang berguna untuk mencari makna dan
tujuan hidup, berkompromi dengan prinsip orang lain, keluarga dan lembaga
masyaraka Integritas sebagai identitas praktis. Identitas merupakan komitmen
mendasar yang berguna untuk mencari makna dan tujuan hidup, berkompromi dengan
prinsip orang lain, keluarga dan lembaga masyarakat atau agama. Orang yang memiliki
identitas/integritas akan senantiasa memertahankan komitmen dalam dirinya,
meskipun banyak pertentangan atau situasi yang memaksa mereka untuk melanggar
komitmennya sendiri (Calhoun).
c. Integritas sebagai kebijakan sosial.
Calhoun berpendapat bahwa meskipun integritas melibatkan hubungan dengan orang
lain (sosial), namun diri sendiri tetap menjadi sentralnya.Seseorang yang memiliki
integritas harus berdiri di atas komitmennya sendiri dan melakukan tindakan yang
layak atau sesuai dengan prinsip pribadi dan kebijakan sosial. Ketika apa yang
seseorang lakukan dianggap tidak layak oleh masyarakat, maka orang tersebut tidak
memiliki integritas.
d. Integritas sebagai rasionalitas.
Integritas menerima konsep rasionalitas atau sesuatu yang dianggap wajar dan masuk
akal. (Harisa, 2011).

Integritas Moral
Menurut Jimmy Effan (2001) dalam bukunya yang berjudul “ A Mind Set Free”
mengemukakan bahwa ada empat pilar Integritas Moral yaitu :
a. Accountability (Bertanggung jawab), setiap orang membutuhkan pertanggungjawaban
atas tindakannya dan masukan dari orang lain. Karena, bertanggung jawab akan
melindungi diri seseorang dari godaan dan berbuat buruk,
b. Righteous Fellowship ( Berkawan dengan orang yang membawa kita ke jalan yang
benar), hal tersebut agar kita tidak terjerumus atau dijerumuskan ke jalan kejahatan.
Karena tidak jarang seseorang yang mengikuti kelompok yang salah, mereka menjadi
menghilangkan dan merusak kebiasaan baik,
c. Honesty ( Kejujuran), kejujuran akan membuat kita bebas. Maksud bebas disini kita
tidak 14 perlu membenarkan hal yang pada dasarnya salah dan jujur pada diri kita
sendiri agar ketika melakukan sesuatu sesuai dengan norma yang berlaku. Jimmy Effan
sering menemukan banyak orang yang tetap membenarkan perzinahan padahal sudah
jelas hal tersebut adalah dosa. Mereka seringkali membawa tuhan dalam

22
mengemukakan alasan palsunya. Disini, Jimmy Effan merasa miris dan semakin yakin
bahwa kejujuran adalah kunci agar kita terbebas dari kemudharatan,
d. Humility (rendah hati). Kerendahan hati dilakukan oleh Jimmy Effan ketika dia tetap
menjalin hubungan baik dengan kawannya yang telah berbuat dosa. (Effan,
2001)(Herwan, 2021)

Dimensi Integritas Moral


Berdasarkan pengertian konsep integritas dari Carter, dimensi integritas terdiri dari dua
komponen yaitu filosofis dan psikologis, komponen filosofis terdiri dari:
a. Moral integrity is moral discernment and conviction Moral discernment (penegasan)
Berarti bahwa individu yang memiliki integritas moral harus mampu menilai dirinya
sendiri dalam bermoral, sedangkan moral conviction (keyakinan) berarti bahwa seseorang
harus memiliki keyakinan akan moral itu sendiri. Menilai dan berkeyakinan akan memotivasi
individu untuk bertingkah laku sesuai dengan keyakinan. Hal ini memerlukan pencerminan
mengenai makna moral yang berlaku untuk diri sendiri dan orang lain. (Olson, 1998).
Dalam hal ini Carter (1996 dalam Olson) menyamakan kata integritas dengan fidelity
(ketaatan atau kesetiaan), commitment (komitmen atau janji) dan forthrightness
(keterusterangan). Istilah-istilah tersebut menunjukan bahwa integritas moral berdasa pada
keyakinan murni dan kegigihan yang meliputi usaha untuk mengembangkan, memertahankan
dan membenarkan moral seseorang. Halfon (1989 dalam Olson, 1998) juga menjelaskan
bahwa orang yang memiliki integritas moral berarti individu bertanggung jawab terhadap
dirinya dan hidup sesuai dengan keyakinannya. Individu harus dapat mengidentifikasi moral,
menelitinya dan bertindak secara sadar berdasarkan keyakinannya. (Olson, 1998).
b. Moral integrity is consistency Moral ini adalah kemampuan untuk bertindak secara konsisten

Indikator Integritas
Menurut Zahra (2011:123) menjelaskan bahwa ada empat indikator integritas, yaitu:
1. Kejujuran Menurut Ma’mur (2011:36-37) Kejujuran didasarkan pada upaya menjadikan
diri sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan pada perkataan,
tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pada pihak lain. Kejujuran juga
merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Sesuai pendapat ahli diatas
penulis menyimpulkan bahwa pembentukan kejujuran adalah proses atau perbuatan untuk
membentuk seseorang bertindak secara benar sehingga menjadi pribadi yang dapat

23
dipercaya. Dengan membentuk diri sebagai manusia yang jujur bisa diterapkan kapanpun,
dimanapun, dan dari berbagai aspek.

2. Amanah Menurut Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2008:48) kata yang menunjuk makna
kepercayaan menggunakan dua kata, yaitu amanah atau amanat. Amanah memiliki arti,
“pesan yang dititipkan kepada orang lain untuk disampaikan, keamanan, ketenteraman,
atau kepercayaan”. Sedangkan amanat diartikan sebagai “sesuatu yang dipercayakan atau
dititipkan kepada orang lain, pesan, nasihat yang baik dan berguna dari orang tua-tua,
petuah, perintah (dari atas), atau wejangan (dari seorang pemimpin). Amanah merupakan
salah satu indikator dari integritas pegawai yang memiliki sikap amanah akan senantiasa
menjaga dan menjalankan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Selain itu orang yang
memiliki sifat amanah akan selalu menerima saran dan perintah dengan ikhlas.

3. Komitmen Mowday (2012) mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan relatif dari


identifikasi individu dan keterlibatannya sebagai kekuatan relative dari identifikasi
individu dengan organisasi kerja. Komitmen merupakan suatu orientasi nilai terhadap kerja
yang menunjukkan bahwa individu sangat memikirkan pekerjaannya. Oleh karena itu
sudah sepatutnya seorang karyawan memiliki Komitmen dalam bekerja. Sehingga
perusahaan bisa tumbuh karena karyawan memiliki ikatan emosional terhadap perusahaan
dan pada akhirnya karyawan tersebut lebih memenitingkan kepentingan perusahaan
daripada kepentingan pribadi.

4. Konsisten Menurut pendapat Dachlan (2009:47) konsisten merupakan sebuah sikap atau
usaha yang diambil untuk mempertahankan sebuah cara pandang atau opini terhadap suatu
hal sehingga terbentuk sebuah perilaku yang stabil sesuai dengan prinsip yang telah
dipegang.

5. Bertanggung jawab Bertanggung jawab adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh
setiap individu yang berdasarkan atas kewajiban maupun pangilan hati seseorang. Yaitu
sikap yang menunjukan bahwa seseorang tersebut memiliki sifatkepedulian dan kejujuran
yang sangat tinggi. Dari uraian di atas dapat dilihat pentingnya integritas sabagai karakter
yang harus dimiliki oleh seorang karyawan karena integritas mengandung pengertian apa
yang dikatakan itu juga yang harus diperbuatnya.

24
Integritas dan Nilai Antikorupsi
Secara harfiah ,integritas adalah resistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.DefInisi lain integritas bisa diartikan suatu
konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip- prinsip dalam
etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Integritas
berkaitan dengan konsistensi dalam bersikap dengan nilai-nilai, prinsip dan tujuan yang
bersifat holistic Integritas juga bersumber dari nilai nilai Agama, Falsafah, Ideologi dan
Budaya. Integritas seseorang sering dikaitkan dengan kualitas rasa kejujuran dan kebenaran
sebagai motivasi dalam bertindak .Secara etimologi, “integritas” berasal dari bahasa latin
“integer” yang berarti keutuhan atau kelengkapan. Berpikir, berkata, berperilaku bertindak
dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dengan prinsip prinsip moral .

Gambar Cermin Integritas (Sumber: ACLC KPK)


Nilai-Nilai Integritas
Upaya pencegahan korupsi dimulai dengan menanamkan nilainilai antikorupsi pada semua
individu. Setidaknya ada sembilan nilai-nilai antikorupsi yang penting untuk ditanamkan pada
semua individu, kesembilan nilai antikorupsi tersebut terdiri dari:
(a) inti, yang meliputi jujur, disiplin, dan tanggung jawab,
(b) sikap, yang meliputi adil, berani, dan peduli, serta
(c) etos kerja, yang meliputi kerja keras, sederhana, dan mandiri (Lestyowati, 2020)

Nilai nilai Integritas dibagi menjadi 3 bagaian besar yaitu:

25
1. Nilai Inti Nilai inti meliputi; jujur, disiplin, dan tanggung jawab
2. Nilai Sikap Nilai sikap meliputi; adil, berani, dan peduli,
3. Nilai Etos Kerja Nilai etos kerja meliputi : kerja keras, mandiri dan sederhana

Gambar Nilai-nilai Integritas (Sumber: ACLC KPK)

26
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti adat istiadat atau
kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat. Profesi
berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan
pekerjaan. Profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus
dituntut dari padanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
Etika profesional atau kode etik profesi adalah acuan perilaku perseorangan atau korporasi
yang dianggap harus diikuti pelaku aktivitas profesional. Para profesional memiliki
pengetahuan dan keahlian yang khusus, dan untuk kode etika profesional dibuat untuk
mengatur bagaimana pengetahuan dan keahlian tersebut digunakan, terutama dalam situasi-
situasi terkait masalah moral.

3.2 Saran

Pendidikan Anti Korupsi sebagai kelanjutan dari masa pendidikan dasar, menengah sampai
perguruan tinggi untuk membangun kesadaran etik dan moral. Kesadaran ini yang
membimbing tindakan dan perilaku anti korupsi dan tentunya anti suap.
Upaya persuasif dan tindakan nyata dapat dibangun secaratidak eksplisit dalam proses
belajar di kampus dengan pemberian ganjaran bagi yang jujur dan pemberian sangsi yang tegas
bagi yang tidak jujur. Pandangan ini tidak daja langkah utopia, tetapi memang secara sadar
dibangun.

27
DAFTAR PUSTAKA

Royal Institute of British Architects - Code of professional conduct Diarsipkan 2013-06-18


di Wayback Machine.
Ruth Chadwick (1998). Professional Ethics. In E. Craig (Ed.), Routledge Encyclopedia of
Philosophy. London: Routledge. Retrieved October 20, 2006,
from https://www.rep.routledge.com/articles/thematic/professional-ethics/v-1
Caroline Whitbeck, "Ethics in Engineering Practice and Research" Cambridge University
Press, 1998 page 40
Novita Dessy Angelina, kode etik professional, 2013, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Jakarta,
PDF View https://id.scribd.com/document/485710279/Makalah-Nilai-dan-Prinsip-Anti-
Korupsi-docx
Kadir, Y. (2018). Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi. Gorontalo Law
Review, 1(1), 25. https://doi.org/10.32662/golrev.v1i1.95
Kristiono, N. (2018). Penanaman Nilai Antikoroupsi Bagi Mahasiswa Fis Unnes Melalui Mata
Kuliah Pendidikan Anti Korupsi. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 9(1).
https://doi.org/10.24176/re.v9i1.2807
Pelealu Ralda. 2017. Makalah Kode Etik Keperawatan. Makalah dari Scribd.
https://www.scribd.com/document/359910401/makalah-kode-etik-keperawatan-docx
https://hukamnas.com/contoh-pelanggaran-kode-etik-keperawatan
Korupsi, T. P. (2017). Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pranoto, M. (2019). PENGARUH INTEGRITAS DAN LOYALITAS TERHADAP KINERJA
KARYAWAN PADA PT. LATEXINDO TOBA PERKASA BINJAI.
Zeni Zaenal Mutaqin, S. M. (2022). Pengetahuan Dasar Antikorupsi dan Integritas. Bandung: CV.
MEDIA SAINS INDONESIA.

28

Anda mungkin juga menyukai