Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ILMU BIOMEDIK DASAR

TENTANG :

“ PRINSIP-PRINSIP FISIKA DALAM KEPERAWATAN BESERTA

CONTOH – CONTOH PENERAPANNYA DALAM KEPERAWATAN,BIO LISTRIK”

Dosen Pengampu :

Hj. Metri Lidya,S.Kp. M.Biomed

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1) Jerry Buhpeldin ( 223310977 )


2) Nadiyya Zahara ( 223310982 )
3) Rezki Dwi Saputra ( 223310990 )
4) Sovia Hardianti ( 223310997 )
5) Sukma Wiyuri Tiffani ( 223310998 )

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TK 1B

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
ucapkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah kepada
kami, serta limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun pikiran, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “ prinsip fisika keperawatan beserta contoh – contoh
penerapannya dalam keperawatan bio listrik “ untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
diomedik dasar.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal, terlepas dari itu kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca, untuk dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi
lebih baik, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 02 Oktober 2022

Tim penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 1
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................... 1
a. TUJUAN UMUM .................................................................................................. 1
b. TUJUAN KHUSUS ............................................................................................... 1
D. MANFAAT PENULISAN ................................................................................................ 2
a. MANFAAT TEORITIS ......................................................................................... 2
b. MANFAAT PRAKTIS .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 3

A. BIOMEKANIKA .............................................................................................................. 3
B. BIOAKUSTIK .................................................................................................................. 6
C. THERMOFISIKA ............................................................................................................. 10
D. BIOLISTRIK..................................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 20

A. KESIMPULAN ................................................................................................................. 20
B. SARAN ............................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat ruang, gerakan, waktu, energi, dan bagaimana
benda-benda tersebut berinteraksi. Fisika secara signifikan sangat berpengaruh dalam bidang
apapun. Bukan hanya karena kemajuan dalam pemahaman sering diterjemahkan ke dalam
teknologi baru tetapi juga untuk ide-ide baru dan hubungan antara fisika dengan ilmu-ilmu lain.
Serta fisika bukan hanya ilmu teoritis tetapi juga ilmu eksperimental.

Di dalam fisika terdapat banyak sekali alat-alat. Masing-masing alat mempunyai mekanisme
kerja dan kegunaan yang berbeda-beda. Penerapan fisika pun juga terdapat dalam bidang
kesehatan. Oleh karena itu, penulis akan membahas penerapan fisika dalam mekanika, bioakusti,
termofisika dan biolistrik keperawatan.

Fisika keperawatan merupakan dasar ilmu untuk mempertimbangkan dan memprediksi


fenomena yang terjadi untuk menyelesaikan masalah keperawatan klien. Fisika dalam
keperawatan juga merupakan ilmu dasar dalam memberikan asuhan keperawatan, misalnya
untuk pemenuhan kebutuhan suhu tubuh, latihan aktif dan pasif dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan mekanika ?
2. Apa saja prinsip dasar mekanika ?
3. Apa yang dimaksud dengan bioakustik ?
4. Apa itu thermofisika ?
5. Apa yang dimaksud dengan biolistrik ?

C. TUJUAN PENULISAN
 Tujuan umum :
Untuk mengetahui prinsip fisika dalam keperawatan terhadap minat masuk program strudi
pendidikan profesi ners mahasiswa angkatan 2022 poltekkes kemenkes ri padang

 Tujuan khusus :
1. Dapat mengetahui apa itu mekanika.
2. Dapat mengetahui apa saja prinsip dasar mekanika.
3. Dapat mengetahui apa itu bioakustik.
4. Dapat mengetahui apa itu thermofisika.

1
5. Dapat mengetahui apa itu biolistrik.

D. MANFAAT PENULISAN
a. Manfaat Teoritis
 Makalah ini diharapkan bisa memberikan gambaran rinci mengenai prinsip fisika
dalam keperawatan.
 Bagi penulis, makalah ini diharapkan bisa jadi referensi yang baik dan diperbaiki
agar lebih sempurna.
 Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah literatur dibidang
prinsip fisika dalam keperawatan.

b. Manfaat Praktis
 Bagi mahasiswa, mahasiswa lebih mengetahui tentang prinsip fisika dalam
keperawatan.
 Dapat memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai prinsip fisika dalam
keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOMEKANIKA

a. Definisi Biomekanika

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang di
sebut gaya.
Mekanika teknik atau disebut juga dengan mekanika terapan adalah ilmu yang mempelajari
penerapan dari prinsip-prinsip mekanika. Mekanika terapan mempelajari analisis dan disain dari
sistem mekanik. Biomekanika di definisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem
biologi. Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-
ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh
makhluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan
konsep, analisis, disain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.

b. Mekanika pada Tubuh

1. Pengertian Mekanika Tubuh


Mekanika tubuh (body Mechanic) adalah usaha untuk mengkoordinasi sistem
musculoskeletal dan saraf, sehingga individu dapat bergerak, mengangkat, membungkuk, berdiri,
duduk, berbaring dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan sempurna.
Penggunaan mekanika tubuh yang tepat dapat mengurangi resiko cedera sistem
musculoskeletal. Mekanika tubuh juga tepat memfasilitasi pergerakan tubuh yang
memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang
berlebihan. Hal-hal tersebut mencakup kesegarisan tubuh (Body Alignment), keseimbangan
tubuh dan koordinasi gerakan.

2. Prinsip Mekanika Tubuh


Mekanika tubuh penting bagi perawat dan kliennya. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung tingkat kesehatan
dan mencegah kecacatan serta untuk menjaga keselamatan klien. Disamping itu, mekanika tubuh
juga bertujuan untuk menghibur pasien yaitu dengan meningkatkan kenyamanan dan kerjasama.
Dalam hal ini, perawat menggunakan berbagai kelompok otot untuk setiap aktivitas
keperawatan, memberikan obat, mengangkat, dan memindahkan klien dan menggerakkan objek.

3
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.
2. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of support.
3. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

c. Prinsip-prinsip body mekanik

1. Gravitasi
Merupakan prinsip utama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika tubuh dengan
benar,yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Ada 3 faktor yang
perlu diperhatikan dalam gravitasi yaitu:
Ø Pusat gravitasi(center of gravitasi),titik yang berada di pertengahan tubuh
Ø Garis gravitasi(line of gravitasi),merupakan garis imaginer ventrikel melalui pusat
gravitasi
Ø Dasar tumpuan(base of suport)merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan istirahat
untuk menopang atau menahan tubuh.

2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan posisi
garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
Beberapa gerakan dasar yang harus di pertahankan :
a. Gerakan (ambulating)
yaitu gerakan yang benar-benar dapat membantu dalam mempertahankan keseimbangan
tubuh. Contoh : orang berdiri dan berjalan.
b. Menahan (sqating)
yaitu mempertahankan posisi dalam posisi tertentu. Contoh : orang duduk dan orang jongkok.
c. Menarik (pulling)
yaitu menarik yang benar-benar akan memudahkan dalam meindahkan benda. Contoh : posisi
kaki dan tubuh saat menarik.
e. Mengangkat (lifting)
menggunakan otot besar dan kulit. Contoh : mengangkat benda berat.
f. Memutar (pivotiing)
yaitu memutar posisi tubuh. Contoh : dari posisi kanan/kiri ataupun sebaliknya.

4
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :

1. Status kesehatan. Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang tidak
optimal terdapat organ atau bagian tubuh yang mengalami kelelahan atau kelemahan
sehingga data mempengaruhi pembentukan postur tubuh.
2. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan tubuh sehingga
aktivitasnya menjadi terganggu.
3. Nutrisi, merupakan bahan untuk menghasilkan yang digunakan dalam membantu proses
pengaturan organ, otot, tendon, ligamnen dan persendian.
4. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena mempengaruhi produksi
energi yang digunakan untuk mobilisasi.
5. Emosi.
6. Situasi dan kebiasaan.
7. Gaya hidup. Prilaku gaya hidup dapat membuat seseorang jadi lebih baik atau bahkan
sebaliknya menjadi buruk,
8. Pengetahuan

e. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik

1.Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
2.Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika seseorang mengangkat
obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
3.Pulling / menarik
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya ketinggian, letak
benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti condong ke depan dari panggul),
sodorkan telapak tangan dan lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan lalu
lakukan penarikan.
4.Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka menghindari terjadinya
resiko keseleo tulang

f. Aplikasi di dunia kesehatan


Seorang perawat harus memahami dan menerapkan biomekanik ini untuk melindungi dirinya
saat bekerja (posisi yang ergonosmis) serta dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Penerapan
biomekanik dalam keperawatan dapat kita lihat pada pemenuhan kebutuhan mobilisasi pasien,
ergonomi, posisi yang seimbang, analisis gaya, traksi pada tulang, sistem pengumpil dan lain-
lain.
5
Contoh :

1. Membantu pasien berdiri, yaitu Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan berdiri.
2. Membantu pasien duduk, yaitu Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat tidur.
Tujuannya yaitu untuk Mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua orang yang
terlibat.

B. BIOAKUSTIK

Bioakustik sangat penting dalam memahami fungsi pendengaran manusia, bagaimana mengatasi
gangguan pendengaran, serta alat bantu yang bekerja berdasarkan frekuensi suara atau bunyi.

1. GELOMBANG BUNYI

a. Gelombang adalah suatu fenomena perambatan gangguan (energi).

b. Gelombang adalah gangguan sifat fisis suatu medium yang merambat menurut tempat dan
waktu, dimana medium tidak bergerak.

c. Pada penjalarannya memerlukan suatu materi yang disebut medium.

d. Berdasarkan arah rambat, gelombang dibedakan menjadi Gelombang Longitudinal


Gelombang yang arah getar sejajar arah rambatnya. Contoh : gel bunyi, gel pegas Gelombang
Transversal Gelombang yang arah getar tegak lurus arah rambatnya. Contoh : gel tali , gel
permukaan air.

e. Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibagi menjadi:

1) Gelombang mekanis yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran
mekanik.

2) Gelombang elastik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran-besaran
elastisitas.

3) Gelombang permukaan dalam zat cair yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada
besaran permukaan cairan.

4) Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran
listrik dan magnetik.

f. Hubungan antara frekuensi (f), panjang gelombang (λ) dan kecepatan rambat (v) adalah : v = λ
. f  Biomedik Dasar  97

6
g. Pembahasan mengenai bioakustika erat kaitannya dengan bunyi. Bunyi merupakan salah satu
fenomena dari gelombang mekanik. Bunyi adalah sejenis gelombang yang berasal dari sumber
getaran mekanik yang dapat menjalar pada medium padat cair atau gas.

h. Gelombang dapat mengalami interferensi, interaksi saling mempengaruhi antara 2 atau lebih
gelombang. Apabila interferensi yang terjadi saling menguatkan disebut interferensi konstruktif,
sedangkan interferensi saling melemahkan disebut interferensi destruktif. Gelombang mekanik,
khususnya bunyi, dapat mengalami difraksi. Gelombang dapat membelok dalam penjalarannya
apabila mengalami hambatan pada lintasannya. Contoh : kita dapat mendengar suara seseorang,
padahal kita tidak dapat melihat orang tersebut yang berada di ruangan lain yang hanya dibatasi
oleh sekat. Gelombang dapat mengalami refleksi atau pemantulan apabila dalam penjalarannya
mengalami hambatan.

i. Sebuah gelombang dengan frekuensi tertentu, apabila didekatnya terdapat sebuah objek
memiliki frekuensi alami yang sama dengan gelombang tersebut, maka objek tersebut akan ikut
bergetar. Peristiwa ini disebut resonansi

j. Hal-hal yang berkaitan dengan gelombang bunyi:

1) Berdasarkan pengamatan ternyata di udara gelombang bunyi merambat secara rapatan dan
renggangan, sehingga dapat dikatakan bahwa gelombang bunyi termasuk gelombang
longitudinal.

2) Suara seorang wanita umumnya tinggi sedangkan pria parau, karena frekuensi suara yang
dihasilkan wanita lebih tinggi daripada pria.

3) Tinggi tidaknya bunyi ditentukan oleh frekuensinya, semakin tinggi frekuensi sumber bunyi
semakin tinggi bunyinya.

4) Kuat atau lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudonya. Bila amplitudo gelombang besar
maka bunyi terdengar kuat, sedangkan bila amplitudo kecil bunyi terdengar lemah.

5) Pelayangan (layangan bunyi) adalah gejala mengeras dan melunaknya bunyi yang terjadi
secara teratur karena interferensi dua nada yang frekuensinya berbeda sedikit. Satu layangan
adalah gejala terjadinya dua pengerasan bunyi yang berurutan, keras – lemah – keras.

 Frekuensi, intensitas bunyi.


 Gelombang bunyi atau suara di bagi atas tiga daerah yaitu:
a. Infrasonik, memiliki frekuensi di bawah 20 Hz. (getaran tanah, gempa bumi)

b. Sonik, suara yang dapat didengar oleh manusia normal, memiliki frekuensi antara 20 Hz
sampai 20 kHz.

7
c. Ultrasonik, frekuensi di atas 20 kHz. Gelombang ultrasonic merupakan gelombang bunyi yang
dipancarkan oleh kelelawar sebagai radar.

 Intensitas gelombang besarnya energi yang dibawa gelombang per satuan waktu per
satuan luas.  Biomedik Dasar  98
 Intensitas bunyi
Intensitas bunyi merupakan jumlah energi bunyi yang menembus tegak lurus bidang seluas satu
satuan luas tiap detik. I = P/A I= intensitas bunyi (watt/m2 atau watt/cm2 ) A = luas bidang (m2
atau cm2 ) P = daya bunyi (watt) . Efek doppler Salah satu fenomena unik dalam akustika adalah
efek Doppler. Frekuensi yang diterima pendengar lebih besar daripada frekuensi sumber jika
pendengar dan sumber saling mendekat, demikian juga sebaliknya akan lebih kecil jika
pendengar dan sumber saling menjauh. Jika suatu sumber bunyi mempunyai frekuensi fs
bergerak dengan kecepatan vs maka frekuensi (fp) yang didengar oleh seseorang yang bergerak
dengan kecepatan vp: Efek Doppler ini dapat digunakan untuk menghitung kecepatan sebuah
objek yang bergerak dengan mengukur pergeseran frekuensi antara frekuensi yang dipancarkan
dengan frekuensi hasil pemantulan pada obyek yang akan diukur.

2. PENDENGARAN DAN SUARA MANUSIA

2.1 Pendengaran Alat untuk mengukur daya pendengaran disebut audiometer. Hasil pengukuran
daya pendengaran disebut audiogram. Audiometer menghasilkan suara dengan frekuensi dan
intensitas tertentu yang akan diberikan kepada masing-masing telinga pasien untuk menentukan
batas pendengarannya. Sedangkan alat ukur bunyi disebut sound level meter. Bunyi dapat
didengar oleh telinga kita karena gelombang suara ditangkap oleh daun telinga yang berfungsi
sebagai antena, kemudian setelah ditangkap telinga akhirnya akan menggetarkan gendang
telinga. Kehilangan fungsi pendengaran dibagi dalam 2 jenis, yaitu:

a. Kehilangan yang bersifat konduktif, kerusakan fisik pada struktur yang mengirimkan bunyi ke
telinga bagian dalam.

b. Kehilangan pendengaran yang bersifat karena neural atau biasa disebut sensorineural,
kerusakan pada cochlea atau saraf yang mengirimkan informasi ke otak. Ketika masuk ke dalam
telinga, gelombang bunyi menekan gendang telinga sehingga dapat gendang telinga diibaratkan
mendapat beban. Dengan bekal pengetahuan prinsip dasar tekanan dan momen gaya selanjutnya
dapat dibayangkan bahwa tekanan ini diteruskan dengan bertumpu pada satu titik tumpu agar
sampai ke oval window. Getaran suara merambat dari dari oval window ke vestibular canal dan
kembali ke tympanic canal. p s f f v v v v s p     Biomedik Dasar  99 Akibat adanya
kekentalan cairan maka akan terjadi pelemahan. Di antara dua kanal ini terdapat kanal yang
disebut sebagai cochlear duct. Pada membran yang memisahkan cochlear duct dari tympanic
canal (membran basilar), disebut organ of Corti, terdapat sekitar 30.000 ujung saraf. Saat
gelombang tekanan merambat melewati tympanic canal, akan terjadi riak gelombang pada

8
membran basilar dan organ of Corti, terjadi transfer energi dalam bentuk pulsa listrik kemudian
dikirim ke otak melalui saraf.

2.2 Suara Suara manusia normal ketika berbicara merupakan hasil modulasi udara, mulai dari
paru-paru udara didorong menggetarkan pita suara, udara akhirnya keluar melalui mulut dan
sedikit melalui hidung. Frekuensi suara wanita lebih tinggi daripada suara laki-laki karena pita
suara laki-laki lebih berat dan lebih panjang dari pada wanita. Suara adalah suatu metode utama
komunikasi dan memberikan kita kesenangan dalam bentuk musik. Polusi suara atau bising yang
tingkatannya mengganggu merupakan masalah yang nyata dalam dunia modern. Tingkat
kebisingan di tempat kerja dipantau oleh Occupational Safety and Health Adminitration
(OSHA). Batasnya ditetapkan sebesar 85 desibel (dB) untuk 8 jam penggunaan.

3. ALAT KESEHATAN

Pemanfaatan gelombang bunyi dalam bidang kesehatan berupa pemanfaatan untuk diagnosa dan
terapi.

3.1 Metoda perkusi, pada metoda ini tubuh dianggap sebagai gendang penghasil bunyi. Metoda
ini merupakan metoda yang paling sederhana dan paling konvensional. Contoh : menepuk perut
ketika perut kembung atau masuk angin.

3.2 Stetoskop Bagian mangkuk terbuka stetoskop ditempelkan pada tubuh untuk mengumpulkan
dan mengambil gelombang suara. Gelombang suara dilewatkan oleh saluran udara hingga
sampai pada telinga. Mangkuk tertutup ditutup oleh membran tipis yang memiliki frekuensi
resonansi. Makin tegang membran semakin tinggi frekuensi resonansinya sehingga jangkauan
suara yang ditangkap akan semakin tinggi. Frekuensinya biasanya agak tinggi hingga dapat
mendengarkan suara paru-paru. Suara jantung frekuensinya lebih rendah dari pada suara paru-
paru dan masih dapat didengarkan oleh stateskop. Kulit yang dikurung berfungsi sebagai
membran bagi mangkuk terbuka.

3.3 Ultrasosnografi Peralatan ultrasonik memiliki transduser yang dapat mengirimkan


gelombang suara sekaligus menerima hasil pantulan gelombang suara tersebut. Efek Dopler
merupakan dasar penggunaan ultrasonik yaitu terjadi perubahan frekuensi akibat adanya
pergerakkan pendengar atau sebaliknya. Transduser dilekatkan rapat-rapat pada kulit dengan
melapiskan pasta di antara transduser dengan kulit tubuh. Getaran bunyi yang dikirim ke tempat
tertentu (objek) akan direfleksi ke objek itu sendiri. Hasil pengukuran kemudian diteruskan ke
penguat listrik dan ditangkap oleh osiloskop. Hampir semua bagian tubuh dapat diperiksa dengan
menggunakan USG dan tidak ada  Biomedik Dasar  100 efek samping yang berbahaya bagi
tubuh manusia, sehingga USG merupakan metode pemeriksaan yang paling aman jika
dibandingkan dengan rontgen.

9
C. THERMOFISIKA

A. Pengertian Termofisika
Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan menjelaskan sikap zat di bawah pengaruh kalor dan perubahan-
perubahan yang menyertainya. Di dalamnya tercakup kalorimetri, termometri, perpindahan
kalor, termodinamika, teori kinetik gas, dan fisika statistik.

B. Penerapan Fisika pada Termofisika Keperawatan


1. Termometer
Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo galilei (1564-1642)
pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu kosong yang
dilengkapi dengan pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula dipanaskan
sehingga udara di dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka kemudian
dicelupkan kedalam cairan berwarna. Ketika udara di dalam labu menyusut, zat cair
masuk kedalam pipa tetapi tidak sampe labu. Beginilah cara kerja termoskop. Untuk suhu
yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa juga berbeda. Tinggi kolom ini
digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip kerja termometer buatan Galileo berdasarkan
pada perubahan volume gas dalam labu. Tetapi dimasa ini termometer yang sering
digunakan terbuat dari bahan cair misalnya, raksa dan alkohol. Prinsip yang digunakan
adalah pemuaian zat cair ketika terjadi peningkatan suhu benda.
Zat cair yang sering digunakan sebagai pengisi termometer, yaitu raksa atau
alkohol. Keduanya dipilih karena masing-masing mempunyai kelebihan. Kelebihan raksa,
yaitu membeku pada suhu -390C dan mendidih pada suhu yang cukup tinggi yaitu 3570C.
Kelebihan alkohol, yaitu membeku pada suhu -114,90C dan mendidih pada suhu 780C.
Berdasarkan data ini, termometer raksa paling tepat untuk mengukur suhu-suhu tinggi,
sedangkan termometer alkohol paling tepat untuk mengukur suhu-suhu rendah.
Prinsip kerja termometer keping bimetal, yaitu apabila suhu berubah menjadi
tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih
rendah. Sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah
logam yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar
(tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok
(melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Pada termometer,
keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika kepingan menerima
rangsang berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena pemuaian
panjang pada logam. Berikut adalah jenis-jenis termometer.

1) Termometer laboratorium
Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkohol. Jika cairan bertambah
panas maka raksa atau alcohol akan memuai sehingga skalanya bertambah. Agar
termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler)

10
dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat
setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan konduktor. Tujuannya agar
air raksa setelah memuai, tidak mudah kembali ke keadaan semula. Bagian atas kapiler
dihampakan udara kemudian ujung kapiler tersebut ditutup. Untuk mengukur tinggi
permukaan air raksa dibuat skala yang digoreskan pada dinding pipa tersebut. Pada
dinding belakang yang berlawanan dengan skala, di sebelah luarnya ruangan
terdapat/diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran skala lebih tajam.
2) Termometer klinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiagnosa penyakit dan biasanya diisi
dengan raksa atau alcohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas
wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan kedalam
pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien.
3) Termometer ruangan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalnya yang
berbeda.
4) Termometer digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang
prinsip kerja nya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada
termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian
memuai dan pemuaian nya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang bisa dibaca.

D. BIOLISTRIK

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP
(Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energi yang bernama
Mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu
menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar
dan lapisan tipis muatan negatif pada permukaan dalam bidang batas /membran.
Tegangan (voltage) listrik atau sering disebut potensial listrik dapat dihasilkan oleh sel-
sel tubuh. Tegangan yang dihasilkan disebut sebagai tegangan bio atau biopotensial . tegangan
yang paling besar dihasilkan oleh sel-sel saraf ( nerve) dan sel-sel otot (muscle). Tegangan yang
terjadi pada sel (selanjutnya disebut tegangan sel (cell potentials)), terus menerus terjaga
keberadaanya, dan untuk menjaganya, sejumlah besar energi dibutuhkan. Jadi, energi yang
disuplai kedalam tubuh sebanyak paling tidak 25% digunakan untuk menjaga kehadiran
tegangan pada sel.

11
A. Kelistrikan dan Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia

a. Sistem Syaraf dan Neuron


Sisten syaraf dibagi menjadi 2 bagian yaitu, syaraf pusat dan otonom. Sistem syaraf pusat
terdiri dari otak, medulla spinalis dan prifer. Saraf prifer ini adalah saraf yang mengirim
informasi sensoris ke otak atau ke medulla spinalis yang disebut saraf efferen sedangkan
serat saraf yang menghantarkan informasi ke otak atau medulla spinalis ke otot serta
kelenjar yang disebut sistem saraf efferen.
Saraf otonom mengatur organ dalam tubuh seperti jantung, usus dan kelenjar-kelenjar
sehingga pengontrolan sistem ini dilakukan dengan tidak sadar yakni bekerja sendiri-
sendiri.
b. Konsentrasi ion didalam dan diluar sel
merupakan suatu model potensial istirahat pada waktu = 0 dimana ion K akan melakukan
difusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sehingga pada saat tertentu akan
menjadi membran dipole dimana larutan dengan konsentrasi yang tadinya rendah akan
kelebihan ion positif, kebalikan dengan larutan yang konsentrasi tinggi akan mengalamu
kekurangan ion sehingga menjadi lebih negatif.
c. Kelistrikan saraf
dalam bidang neuroatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf, serat saraf yang
berdiameter besar mempunyai kemampuan mengantarkan impuls lebih cepat dari pada
serat saraf yang mempunyai deiameter yang kecil.
d. Perambatan potensial aksi
potensial aksi dapat terjadi apabila suatu daerah membran saraf atau otot mendapat
rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial ini mempunyai kemampuan untuk
merangsang daerah sekitar sel membran untuk mencapai nilai ambang. Dengan demikian
dapat terjadi perambatan potensial aksi kesegala jurusan sel membran.
e. Kelistrikan pada sinapsis dan Neuroyal juction
hubungan antara dua buah syaraf disebut sinapsis yaitu berakhirnya syaraf pada sel otot,
hubungan syaraf otot disebut Neuroyal juction. Keduanya mempunyai kemampuan
meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel berikutnya.
f. Kelistrikan Otot Jantung
sel membran otot jantung sangat berbeda dengan saraf dan otot bergaris, karena pada sel-
sel otot jantung ion Na+ perlahan-lahan masuk kembali kedalam sel dengan akibat terjadi
gejala depoliarisasi secara spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial
aksi tanpa memerlukan rangsangan dari luar.
g. Elektroda
untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan dari
elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron.
Macam-macam bentuk elektroda :
1) elektroda jarum (mikro elektroda)
2) Berbentuk konsentrik (cosentrik elektoda). Elektroda berbentuk jarum ini
dipergunakan untuk mengukur aktivitas motor unit tunggal.
3) elektroda mikro pipet

12
4) elektroda ini dibuat dari pada gelas
5) elektroda permukaan kulit
6) elektroda permukaan kulit terbuat dari metal/logam yang tahan karat, misalnya perak,
nikel, atau alloy.
1. bentuk plat
2. bentuk suction cup
3. bentuk floating
4. eartclip
5. bentuk batang
h. Isyarat Listrik Tubuh
Isyarat listrik (electrical signal) tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-tipe sel
tertentu. Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk
memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
1. EMG (Elektromiogram)
2. ENG (Elektroneurogrfam)
3. ERG (Elektroretionogrfam)
4. EOG (Elektrookulogram)
5. EGG (Elektrogastrogram)
6. EEG (Elektroensefalogram)
7. EKG (Elektrokardiogram)

B. Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung

Sel membran otot jantung serupa dengan sel membran otot bergaris, yaitu mempunyai
kemampuan menuntun suatu perambatan potensial aksi/gelombang depolarisasi. Depolarisasi
membran otot jantung (miokardium) oleh perambatan potensial aksi dengan mengyhasilkan
kontraksi otot. Hanya saja ada hal penting perbedaan antara sel otot jantung dengan sel otot
bergaris.

C. Penerapan Fisika pada Biolistrik Keperawatan

1. Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik
otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan
memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk
menentukan kondisi jantung dari pasien. Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas
jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-
turunnya suatu kontraktilitas.
Elektrokardiograf adalah salah satu alat kesehatan yang berfungsi untuk mendeteksi
sinyal potensial listrik pada jantung manusia.
Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector yang

13
berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah memilih lead,
sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier berkali-kali sehingga bisa
menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan sebuah stylus. Stylus merupakan hasil
outputan akhir.
Rekaman EKG biasanya dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standard
25 mm/detik dan defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV.
Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk dasar sebagai berikut :
1. Gelombang P : Gelombang ini pada umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil
depolarisasi atrium kanan dan kiri.
2. Segmen PR : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan antara
gelombang P dengan Kompleks QRS
3. Kompleks QRS : Kompleks QRS merupakan suatu kelompok gelombang yang
merupakan hasil depolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Kompleks QRS pada umumnya
terdiri dari gelombagn Q yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama,
gelombang R yang merupakan gelombang defleksi positif pertama, dan gelombang S
yang merupakan gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
4. Segmen ST : Segmen ini merupakan garis iso-elektrik yang menghubungkan
kompleks QRS dengan gelombang T.
5. Gelombang T : Gelombang T merupakan pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan
kanan.
6. Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak ada. Asal gelombang
ini masih belum jelas.
Fungsi EKG:

1. Merupakan standar terbaik untuk mendiagnosis aritmia jantung.


2. Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung.
3. Membantu menemukan gangguan elektrolit seperti hiperkalemia dan hipokalemia.
4. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi seperti blok cabang berkas kanan dan
kiri.
5. Sebagai alat untuk mencegah penyakit jantung sistemik selama uji stres jantung.
6. Mendeteksi penyakit bukan jantung seperti emboli paru dan hipotermia.

2. Defibirillator
Defibrillator merupakan stimulator detak jantung yang menggunakan aliran listrk
bertegangan tinggi untuk memulihkan pasien yang terkena serangan jantung. Fungsi
utama dari defibrillator adalah untuk restart jantung dari seseorang yang menderita
serangan jantung.
Pada prinsipnya semua yang ada dalam alat ini terdapat banyak konsep fisika mulai
dari elektroda paddle hingga gelombang yang ada dalam layar monitornya. Energi listrik

14
yang diberikan untuk memberikan shock kepada pasien merupakan gelombang kotak yang
dalam ilmu fisika disebut juga dengan shock gelombang artinya energi diberikan secara
keseluruhan dalam waktu yang sangat singkat.

3. Short Wave Diathermy (SWD)


Short Wave Diathermy (SWD) adalah suatu alat terapi yang menggunakan
pemanasan yang pada jaringan dengan merubah energi elektromagnet menjadi energi
panas. Short Wave Diathermy biasa disebut dengan Diathermy gelombang pendek.
Berfungsi untuk memanaskan jaringan dan pembuluh darah dengan gelombang pendek,
sehingga peredaran darah menjadi lancar.
Gelombang radio dilemahkan saat melewati jaringan, tetapi sesungguhnya dapat
menembus jaringan sampai dalam tergantung dari jaringan yang dilewati, frekuensi dan
karakteristik dari aplikator. Aplikator induktif meningkatkan pusaran medan magnet di
jaringan, dan sebagai pengatur dan penghasil temperature tinggi di jaringan yang kaya
akan cairan, menginduksi dengan tinggi jaringan seperti otot. Kapasitator melengkapi
aplikator yang meningkatkan panas dari medan listrik. Temperatur maksimal cenderung
muncul pada jaringan yang kurang kandungan cairan seperti lemak, dan dapat
memungkinkan untuk membakarnya. SWD dapat meningkatkan suhu lemak subkutan
sampai 15oC dan pada kedalaman kedalaman 4-5 cm dengan panas 4oC- 6oC. Mesin
SWD dapat menghasilkan pulsa sama baiknya dengan Continous Wave output. CW SWD
digunakan apabila tujuan dari terapi adalah untuk memanaskan. Mesin SWD pada
dasarnya adalah sebuah radio transmitter yang dioperasikan seperti radio transmiter
lainya. Pasien diletakan mesin dan dilindungi dari luka dengan mengoperasikan sirkuit
dengan rangsangan maksimum, seperti mesin automatis pada mesin SWD yang modern.
Sekali rangkaian maksimal dikerjakan, pergerakan mesin dapat mengurangi panas.
Ada beberapa jenis aplikator inductive. Drum aplikator terdapat pada container
yang kaku, yang mana beberapa diantaranya terhubung dengan penggantung untuk dilalui
mengelilingi region seperti bahu. Pada aplikator umumnya sudah tersedia, keset kaki
semi fleksibel mengandung coil yang terhubung dengan sebuah mesin swd. Pad dapat
berdimensi 0.5x0.75 m dan sering digunakan pada low back pain. Kabel aplikator
mengandung kabel yang terbungkus karet yang digunakan dengan mengelilingi sekitar
ekstremitas dan mengelilingi seluruh tubuh. Untuk keamanan dari kabel dapat diganti
dengan drums dan pads.
Pada kebanyakan pengaturan kapasitas, pasien diletakan diantara dua elektroda.
Aplikator rectal dan vagina digunakan sebagai probe untuk pemanasan pelvis. Probe
diletakan dengan hati-hati, vaginal probe diletakan dibelakang servix pada fornix
posterior dan eksternal pad digunakan untuk melengkapi sirkuit. Probe yang di tahan oleh
pasien dan sekarang jarang digunakan meskipun dulu digunakan untuk penyakit pelvic
inflamatori disease, cronic prostatitis, dan mialgia dinding pelvis.

15
4. Microwave Diathermy
Micro Wave Diathermy merupakan suatu pengobatan menggunakan stressor fisis
berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolak-balik frekuensi 2450 MHz
dengan panjang gelombang 12,25 cm. Prinsip produksi gelombang mikro pada dasarnya
sama dengan arus listrik bolak-balik frekuensi tinggi yang lain, hanya untuk memperoleh
frekuensi yang lebih tinggi lagi diperlukan suatu tabung khusus yang disebut magnetron.
Magnetron ini memerlukan waktu untuk pemanasan, sehingga output belum diperoleh
segera setelah mesin dioperasikan. Untuk itu mesin dilengkapi dengan tombol pemanasan
agar mesin tetap dalam posisi dosis nol antara pengobatan satu dengan yang berikutnya.
Pada posisi tersebut tabung tetap mendapatkan arus listrik, tetapi dosis ke pasien nol,
sehingga terhindar dari seringnya perubahan panas.
Arus dari mesin mengalir ke elektroda melalui co-axial cable, yaitu suatu kabel yang
terdiri dari serangkaian kawat di tengah yang diselubungi oleh selubung logam yang
dikelilingi suatu benda isolator. Kawat dan selubung logam tadi berjalan sejajar dan
membentuk sebagai kabel output dan kabel bolak-balik dari mesin. Konstruksi kabel
semacam ini diperlukan untuk arus frekuensi yang sangat tinggi dan panjangnya tertentu
untuk suatu pengobatan.

5. EEG (Electroencephalography)
Electroencephalography (EEG) merupakan suatu kegiatan perekaman dan
interpretasi terhadap aktifitas listrik otak melalui penempatan electrode di kepala.
Sebelum melakukan suatu perekaman atau interpretasi sebaiknya kita sedikit memahami
tentang mesin EEG serta persiapan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil rekaman
yang dibutuhkan.
Electroencephalography merupakan suatu instrumen yang digunakan merekam
aktifitas listrik otak. Secara garis besar mesin ini melakukan dua hal pokok, yaitu :
a. Menguatkan signal listrik otak yang bertegangan sangat rendah.
b. Menghasilkan sebuah grafik yang tertulis atau terdisplai dari aktifitas potensial listrik
otak.

Mesin EEG telah digunakan sejak tahun 1920 dan telah mengalami banyak
pengembangan. Meski elemen-elemen dasar memiliki kemiripan, namun perbaikan telah
demikian pesat. Mesin yang dimulai dari satu channel telah berekspansi menjadi mesin
dengan 8, 16, 20, 24, 32, 64, 128 channel dan mungkin lebih. Teknologi EEG digunakan
untuk merepresentasikan secara tepat signal listrik yang berasal dari aktifitas sinaptik
spontan di kortek serebri.

Elektrode menyalurkan potensial listrik dari pasien ke mesin EEG melalui kotak
yang disebut jackbox. Biasanya untuk penempelan elektrode ini dengan bantuan pasta
sebagai penghubung dengan kulit. Pasta ini memiliki dua fungsi yaitu melakukan
transmisi potensial listrik, dan meredam terjadinya artefak gerakan. Elektrode skalp yang

16
digunakan pada rekaman rutin EEG, mempunyai disain yang simpel dengan permukaan
metal, kabel yang fleksibel serta berwarna agar memudahkan pemasangan. Sepatutnya
elektrode yang digunakan mempunyai resistensi yang rendah. Berdasar pada standar
internasional untuk EEG maka resistensi elektrode skalp yang dianjurkan adalah dibawah
5.000 ohm dan di atas 100 ohm.

6. Electrokauter
Listrik berfrekuensi tinggi dipergunakan untuk mengontrol perdarahan pada waktu
operasi. Searing (=cauterisasi=pembakaran) telah digunakan 2000 tahun yang lalu untuk
menghentikan perdarahan pada luka menganga yaitu dengan menggunakan gulungan
kawat panas diletakkan pada luka tanpa anasthesi/pembiusan. Kauterisasi yaitu suatu
pembakaran dengan menggunakan frekuensi listrik 2 Mhz, tegangan kurang atau sama
dengan 15Kv. Ini menunjukan dasar elektrokauter dan eletrosurgery.
Elektrocauter dan elektrosurgery keduanya berbeda dalam peralatan tetapi
menggunakan probe serta buttplate electrode yang sama. Sebelum melakukan kauterisasai,
mula-mula diolesi dengan pasta dipunggung penderita kemudian buttplate electrode
ditempatkan pada punggung penderita yang sedang berbaring dan diusahakan agar kontak
yang baik dengan badan agar dapat terhindar dari bahaya syok. Apabila probe dimasukan
kedalam jaringan maka akan dilewati arus dengan frekuensi tinggi sehingga diperoleh
daya sekitar probe tersebut.
Power density pada probe = 3,3 x103 W/cm3
Frekuensi kawat pada probe = 5 Mhz.
Jaringan dengan 0,25 mm diameter terdapat 15W.
Power density dapat meningkatkan temperatur sekitar 800C
pada probe ; pada jarak 1,25cm dari probe terdapat 0,1C.
Arus listrik yang digunakan hanya bersifat lokal sehingga tidak menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Hal ini tidak akan mengganggu pasien pasien dengan alat alat listrik yang
tertanam di tubuhnya seperti pacemaker dan defiblilator jantung. Yang perlu diperhatikan
adalah apabila terdapat infeksi pada daerah yang akan di cauter, sebaiknya infeksi diatasi
terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya penyebaran.
Pada dasarnya electrocauter tidak akan menimbulkan bekas permanen. Hanya saja
proses penyembuhan luka setiap orang bervariasi sehingga dokter tidak bisa menjanjikan
sampai kapan bekas luka tersebut akan hilang. Biasanya berkisar antara dua minggu
sampai tiga bulan. Variasi ini tergantung banyak hal seperti usia dan kondisi kulit pasien.
Untuk mempercepat hilangnya bekas tersebut anda dapat meminta dokter memberikan
krim khusus untuk mempercepat proses penyembuhan luka.

7. Elektro Surgery Unit (ESU)


Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik
frekwensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus

17
listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaan Elektrosurgery Unit, digunakan arus
listrik yang besar dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas
(termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu
dipergunakan frekwensi diatas 300 KHz. Penggunaan arus listrik di dalam pembedahan
untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka
bakar, dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang
dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch
ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir dari elektroda aktif kejaringan
tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.
Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada saat tindakan pembedahan
dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar luka dapat langsung
menutup. Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan
memanaskan jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi
tinggi pada jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya.
Adapun jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan
2,5 MHz.
Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar.
Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan).
Sebuah elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak
diinginkan, kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati
jaringan tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar
digunakan dua elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif/ netral dengan
permukaan yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah.
Arus listrik akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk
mendistribusikan arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode
monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan/cutting.
Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan
minor.

8. Cardiotocography
Cardiotocography adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur DJJ (Denyut
Jantung Janin) pada saat kontraksi maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan
DJJ maka pada CTG kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan DJJ pada
saat kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan
adanya gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik. Pemeriksaan CTG
penting dilakukan pada setiap ibu hamil untuk pemantauan kondisi janin terutama dalam
keadaan:
a. Kehamilan dengan komplikasi (darah tinggi, kencing manis, tiroid, penyakit infeksi
kronis, dll).

18
b. Kehamilan dengan berat badan janin rendah (Intra Uterine Growth Retriction).
c. Oligohidramnion (air ketuban sedikit sekali).
d. Polihidramnion (air ketuban berlebih).

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari gerakan
dan pperubahan bentuk suatau materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik yang di sebut
gaya.
Prinsip-prinsip body mekanik
1. Gravitasi
2. Keseimbangan
3. Berat
Kelistrikan dan Kemagnetan yang timbul pada tubuh manusia: Sistem Syaraf dan Neuron,
Konsentrasi inon didalam dan diluar selistrikan, Kelistrikan saraf, Perambatan potensial aksi,
Kelistrikan pada sinapsis dan Neuroyal juction, Kelistrikan Otot Jantung, Elektroda.

Bioakustik sangat penting dalam memahami fungsi pendengaran manusia, bagaimana mengatasi
gangguan pendengaran, serta alat bantu yang bekerja berdasarkan frekuensi suara atau bunyi.

Bioakustik terdiri dari gelombang bunyi, pendengaran dan suara manusia, dan alat kesehatan.

Termofisika adalah ilmu pengetahuan yang mencakup semua cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari dan menjelaskan sikap zat di bawah pengaruh kalor dan perubahan-perubahan yang
menyertainya.

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiapa manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri
Posphate) dimana ATP ini dihasilkan oleh salah satu energi yang bernama Mitchondria melalui
proses respirasi sel.

Penerapan Fisika pada Biolistrik Keperawatan misalnya pada Elektrokardiogram, Defibirillator,


Short Wave Diathermy (SWD), Microwave Diathermy, EEG (Electroencephalography),
Electrokauter, Elektro Surgery Unit (ESU), Cardiotocography.

B. SARAN
Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak sehingga cukup sulit
untuk memahami materi. Dan dengan mempelajari makalah yang singkat ini diharapkan kita
dapat mengetahui bagaimana kerja hormon dan sistem.

20
DAFTAR PUSTAKA

N. Ozkaya and M Nordin, “Fundamentals of Biomechanics, Equilbrium,


Motion, andDeformation,” Second Edition, ISBN 0
-387-98283-3, Springer-Verlag, NY, 1999.2.

R. M. Enoka, “Neuromechanics of Human Movements,” Third Edition, ISBN 0


-7360-0251-0, Human Kinetics, IL, 2002.3.

C. C. Norkin and D. J. White, “Measurement of Joint Motion: A Guide toGoniometry,” Third


Sprial Edition, ISBN:0
-8036-0972-8, F. A. Davis Company,2003

Brown BH, Smallwood RH, Barber DC, Lawford PV, Hose DR. (1999). Medical Physics and
Biomedical Engineering. Bristol and Philadelphia. Institute of Physics Publishing Ltd.

Faller A., Schuenke M., Schuenke G. (2004). The Human Body An Introduction to Structure and
Function. Stuttgart. Thieme

21

Anda mungkin juga menyukai