Anda di halaman 1dari 6

Bekasi, 30 Maret 2022

No : 025/srt.konfirmasi/DPH-KOMBESKIP151/III/2022/Kab.Bks
Lam :-
Sifat : Penting

Kepada Yth :
Bapak. Kepala Desa Telajung Kecamatan
Cikarang Barat Kabupaten Bekasi

Di,
Kantor Desa Telajung

Perihal, Konfirmasi tentang:


1. Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Telajung tentang Pengangkatan Perangkat Desa
Telajung tahun 2021.
2. Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Telajung tentang pemberhentian Perangkat
Desa Telajung tahun 2021.

Bismillahhirrahmannirrahim,
Bersama ini Kami sampaikan salam sejahtera mudah-mudahan kita semua berada dalam
ridho dan lindungan Allah S.W.T. Serta sukses selalu didalam menjalankan aktifitasnya
sehari-hari, Amin Yarobal’alamin.
Dipermaklum dengan hormat,
Kami adalah Perkumpulan Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi Publik Satu
Lima Satu (KOMBESKIP-151), bertindak dan atas nama Perkumpulan baik secara bersama-
sama atau sendiri-sendiri, untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia demi
kepentingan keterbukaan informasi Publik, yang Dilindungi oleh Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 28 F: yaitu hak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta hak mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.

Berdasarkan :
1. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28F; Setiap orang
berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan
pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala
jenis saluran yang tersedia.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008; Tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009; Tentang Pelayanan
Publik.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014; Tentang Pemerintahan
Daerah BAB XIV Partisipasi Masyarakat Pasal 354.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014; Tentang Desa.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2018; Tentang Tata
Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dan Pemberian Penghargaan Dalam
Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2017; Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015 Tentang
Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa.
Mengingat :
1. Anggaran Dasar Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi Publik
Satu Lima Satu (KOMBESKIP-151).
2. Anggaran Rumah Tangga Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan
Informasi Publik Satu Lima Satu (KOMBESKIP-151).

3. Akta Notaris Nomor 63 Tanggal 22 Oktober 2021 tentang Pembentukan


Perkumpulan Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi Publik
Satu Lima Satu (KOMBESKIP-151), Notaris RETNO YUNIATI, SH.MK.

4. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0012929.AH.01.07.Tahun 2021 tentang Pengesahaan Pendirian Perkumpulan
Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi Publik Satu Lima Satu
(KOMBESKIP-151).
Menimbang :
1. Bahwa Perkumpulan Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi
Publik Satu Lima Satu (KOMBESKIP-151), adalah Organisasi masyarakat yang
bersifat terbuka, majemuk dan mandiri untuk semua warga Negara Republik
Indonesia tanpa membedakan latar belakang sosial, agama, suku, ras. Pendidikan,
gender serta memperjuangkan Hak Asasi rakyat dalam mendapatkan Informasi,
yang berkeadilan sosial Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.

2. Bahwa Perkumpulan Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan Informasi


Publik Satu Lima Satu (KOMBESKIP-151), Adalah perkumpulan Masyarakat sebagai
“sosial kontrol” dalam mewujudkan keterbukaan informasi Publik dilingkungan
pemerintah dan terbukanya informasi Publik dalam pengelolaan keuangan yang baik,
benefan, akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
3. Bahwa untuk mencapai visi, misi sebagaimana termaktub dalam maksud dan tujuan
serta usaha Perkumpulan maka diperlukan adanya koordinasi antara Perkumpulan
Masyarakat dengan lembaga penyelenggara Pemerintah Baik Exsekutif, Legislatif
dan Yudikatif guna terciptanya penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas
dari KKN serta terciptanya pemerintah yang transparan, partisipatif dan akuntabel.

Keperluan Konfirmasi Tentang :


1. Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Telajung tentang Pengangkatan Perangkat Desa
Telajung tahun 2021.
2. Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Telajung tentang pemberhentian Perangkat
Desa Telajung tahun 2021.
Pokok Permasalahan dalam surat Konfirmasi ini adalah:
Berdasarkan hasil investigasi dan pengumpulan informasi baik audio dan visual LSM
KOMBESKIP151 terhadap Surat Keputusan Kepala Desa Telajung tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Perangkat Desa Telajung Tahun 2021 diduga Surat Keputusan
Pengangkatan dan Pemberhetian Perangkat Desa Telajung diduga Cacat Administrasi
dan Cacat Hukum dikarenakan terhadap :
Mekanisme Pengangkatan Perangkat Desa;
1. Tidak dilaksanakannya proses penjaringan dan penyaringan calon Perangkat Desa
Telajung oleh tim yang dibentuk Kepala Desa pada tahun 2021, Pengaturan
mengenai tugas dan fungsi Tim diatur dalam Peraturan Kepala Desa.
2. Tidak ada Rekomendasi tertulis dari Camat Cikarang Barat terhadap calon
Perangkat Desa Telajung tahun 2021.
Mekanisme Pemberhentian Perangkat Desa;
1. Tidak adanya rekomendasi tertulis dari Camat Cikarang Barat terhadap
Pemberhentian Perangkat Desa Telajung pada tahun 2021.
2. Tidak ditemukannya alasan yang cukup untuk memberhentikan Perangkat Desa
Telajung tahun 2021.

Maklumat Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa


Desa Adat memiliki fungsi pemerintahan, keuangan Desa, pembangunan Desa,
serta mendapat fasilitasi dan pembinaan dari pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam posisi
seperti ini, Desa dan Desa Adat mendapat perlakuan yang sama dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu, di masa depan Desa dan Desa Adat dapat melakukan
perubahan wajah Desa dan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,
pelaksanaan pembangunan yang berdaya guna, serta pembinaan masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat di wilayahnya. Dalam status yang sama seperti itu, Desa dan
Desa Adat diatur secara tersendiri dalam Undang-Undang Desa.
Menteri yang menangani Desa saat ini adalah Menteri Dalam Negeri Dalam
kedududukan ini Menteri Dalam Negeri menetapkan pengaturan umum, petunjuk teknis, dan
fasilitasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa merupakan kerangka hukum dan kebijakan dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Pembangunan Desa. Penetapan Peraturan Desa
merupakan penjabaran atas berbagai kewenangan yang dimiliki Desa mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai sebuah produk hukum,
Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi dan tidak
boleh merugikan kepentingan umum, yaitu:
a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;
b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;
d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Desa; dan
e. diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antargolongan, serta
gender.

Sebagai sebuah produk politik, Peraturan Desa diproses secara demokratis dan
partisipatif, yakni proses penyusunannya mengikutsertakan partisipasi masyarakat Desa.
Masyarakat Desa mempunyai hak untuk mengusulkan atau memberikan masukan kepada
Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam proses penyusunan Peraturan
Desa. Peraturan Desa yang mengatur kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan berskala lokal Desa pelaksanaannya diawasi oleh masyarakat Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa. Hal itu dimaksudkan agar pelaksanaan Peraturan Desa
senantiasa dapat diawasi secara berkelanjutan oleh warga masyarakat Desa setempat
mengingat Peraturan Desa ditetapkan untuk kepentingan masyarakat Desa.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap pelaksanaan Peraturan Desa yang telah
ditetapkan, Badan Permusyawaratan Desa berkewajiban mengingatkan dan menindaklanjuti
pelanggaran dimaksud sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Itulah salah satu fungsi
pengawasan yang dimiliki oleh Badan Permusyawaratan Desa. Selain Badan
Permusyawaratan Desa, masyarakat Desa juga mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan dan evaluasi secara partisipatif terhadap pelaksanaan Peraturan Desa.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa


Bagian Kelima Perangkat Desa Pasal 48 Perangkat Desa terdiri atas:
a. sekretariat Desa;
b. pelaksana kewilayahan; dan
c. pelaksana teknis.
Pasal 49
1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 bertugas membantu Kepala
Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.
2) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Kepala Desa
setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama Bupati/Walikota.
3) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Pasal 50
1) Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 diangkat dari warga Desa
yang memenuhi persyaratan:
a. berpendidikan paling rendah sekolah menengah umum atau yang sederajat;
b. berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 42 (empat puluh dua) tahun;
c. terdaftar sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal di Desa paling
kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; dan
d. syarat lain yang ditentukan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 ayat (1) diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
Perangkat Desa dilarang:
a. merugikan kepentingan umum;
b. membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota keluarga, pihak lain,
dan/atau golongan tertentu;
c. menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya;
d. melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan masyarakat
tertentu;
e. melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat Desa;
f. melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan/atau jasa
dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
g. menjadi pengurus partai politik;
h. menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
i. merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota Badan Permusyawaratan Desa,
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam
peraturan perundangan-undangan;
j. ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau pemilihan
kepala daerah;
k. melanggar sumpah/janji jabatan; dan
l. meninggalkan tugas selama 60 (enam puluh) hari kerja berturut-turut tanpa alasan
yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 52
1) Perangkat Desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau teguran tertulis.
2) Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilaksanakan, dilakukan tindakan pemberhentian sementara dan dapat dilanjutkan
dengan pemberhentian.
Pasal 53
1) Perangkat Desa berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
2) Perangkat Desa yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
karena:
a. usia telah genap 60 (enam puluh) tahun;
b. berhalangan tetap;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat Desa; atau
d. melanggar larangan sebagai perangkat Desa.
3) Pemberhentian perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan dengan Camat atas nama
Bupati/Walikota.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberhentian perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka pertanyaan kami adalah:


1) Apakah Kepala Desa Telajung telah membentuk tim terlebih dahulu, sebelum
ditetapkannya SK Pengangkatan Perangkat Desa di tahun 2021,….……….…..….?
2) Apakah Kepala Desa Telajung telah mendapatkan Rekomendasi tertulis dari Camat
Cikarang Barat, sebelum ditetapkannya SK Pengangkatan Perangkat Desa di tahun
2021,……………………………………………………………………………………….?
3) Apa landasan Kepala Desa Telajung Memberhetikan Perangkat Desa di tahun 2021,
………………………….……………………………………………………………?
4) Apakah Kepala Desa Telajung telah mendapatkan Rekomendasi tertulis dari Camat
Cikarang Barat, perihal Pemberhentian Perangkat Desa di tahun 2021,………......?

Oleh karena pentingnya jawaban konfirmasi terhadap surat ini, maka kami tunggu jawaban
dari Bapak. Kepala Desa Telajung Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi selambat-
lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak surat ini efektif diterima.
Apabila tidak ada jawaban sampai batas waktu yang sudah kami tentukan, maka kami akan
melaporkan hal tersebut diatas kepada Camat Cikarang Barat dan Bupati Bekasi tentang
dugaan Pelanggaran Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa, terkait cacatnya administrasi SK Pemberhentian dan Pengangkatan Perangkat Desa
Telajung tahun 2021.
Demikian surat konfirmasi ini disampaikan, untuk segera ditindak lanjuti. Atas Perhatiannya
kami sampaikan terima kasih.

Dewan Pengurus Harian


Komunitas Masyarakat Bekasi Sadar Keterbukaan
Informasi Publik Satu Lima Satu (KOMBESKIP151)
Hormat Kami

(A.NIRWANTO)
KETUA

Temusan disampaikan Kepada yth :


1. Bapak. Plt Bupati Bekasi.
2. Bapak. Camat Cikarang Barat.
3. Pratinggal.

Anda mungkin juga menyukai