Tetapi karena mobil adalah benda yang bergerak, maka ada saja efek yang
ditimbulkan selain dari masalah usia komponen yang mempengaruhi efisiensi
kerja. Takaran bisa saja berubah tanpa kita sadari. Bila pembakaran tidak
sempurna, maka gas buang yang dihasilkan adalah karbon monoksida,
hidrokarbon, dan nitrogen oksida. Semuanya punya efek negatif seperti CO
yang bersifat racun tetapi tidak terdeteksi keberadaannya karena tidak
berwarna dan berbau. Sementara HC bila bereaksi dengan NOx bisa
menyebabkan terganggunya lapisan ozon. NOx pun bisa menyebabkan hujan
asam yang menyebabkan iritasi bagi makhluk hidup.
Reduksi emisi
Peraturan pembatasan emisi gas buang sudah dilakukan sejak lama,
sayangnya Indonesia regulasinya tak seketat yang dilakukan negara maju.
Kepentingan dagang masih menjadi wilayah abu-abu yang selalu membuat
tarik ulur regulasi tersebut. Ambil contoh bila regulasi mengikuti standar
Euro 1, misalnya, tentu mesin berkaburator sudah tidak diproduksi lagi di
sini. Masalah bensin tanpa timbal pun belum menjadi standar di Tanah Air.
Kesadaran akan arti kelestarian lingkungan sudah dimulai dari dulu. Contoh
di Amerika, penggunaan katalitik konverter sudah digunakan pada kendaraan
sejak pertengahan dekade ‘70-an. Bila alat ini digunakan, berarti bensin yang
dipakai haruslah bensin tanpa timbal. Sebaliknya bila menggunaan bensin
bertimbal maka katalitik konverter akan tersumbat sehingga aliran gas
buang berbalik ke arah ruang bakar yang justru bisa menyebabkan mesin
tidak dapat beroperasi.
Mobil modern kini sudah memakai three way katalitik konverter. Arti dari
three ways sendiri tak lain adalah kemampuannya mengubah gas NOx, CO,
dan HC menjadi lebih sempurna sehingga kadar yang keluar dari mesin
berada di bawah ambang batas yang ditentukan. Konverter ini sendiri
menggunakan dua katalis berbeda, pertama reduction catalyst dan
oxidization catalyst. Keduanya berisi struktur keramik yang melapisi metal
katalis, biasanya platinum, rhodium, dan atau palladium. Gunanya adalah
untuk menciptakan struktur yang dapat memaksimalkan permukaan katalis
terhadap arus gas buang selain meminimalkan jumlah katalis yang dipakai
(karena mahal). Struktur permukaan yang terbentuk terdiri dari dua tipe,
honeycomb dan ceramic beads. Paling banyak dipakai adalah struktur sarang
lebah.
Katalis
Tahap awal dari proses yang dilakukan pada katalitik konverter adalah
reduction catalyst. Tahap ini menggunakan platinum dan rhodium untuk
membantu mengurangi emisi NOx. Ketika molekul NO atau NO2
bersinggungan dengan katalis, sirip katalis mengeluarkan atom nitrogen dari
molekul dan menahannya. Sementara oksigen yang ada diubah ke bentuk
O2. Atom nitrogen yang terperangkap dalam katalis tersebut diikat dengan
atom nitrogen lainnya sehingga terbentuk format N2. Rumus kimianya
sebagai berikut: 2NO=> N2 + O2 atau 2NO2=>N2+2O2
Tahap kedua dari proses di dalam katalitik konverter adalah oxidization
catalyst. Proses ini mengurangi hidrokarbon yang tidak terbakar di ruang
bakar dan CO dengan membakarnya (oxidizing) melalui katalis platinum dan
palladium. Katalis ini membantu reaksi CO dan HC dengan oksigen yang ada
di dalam gas buang. Reaksinya sebagai berikut; 2CO+O2=>2CO2. Tetapi
sebenarnya dari mana asal oksigen itu?
Tahap ketiga adalah pengendalian sistem yang memonitor arus gas buang.
Informasi yang diperoleh dipakai lagi sebagai kendali sistem injeksi bahan
bakar. Ada sensor oksigen yang diletakkan sebelum katalitik konverter dan
cenderung lebih dekat ke mesin ketimbang konverter itu sendiri. Sensor ini
memberi informasi ke komputer mesin seberapa banyak oksigen yang ada di
saluran gas buang. Komputer akan mengurangi atau menambah jumlah
oksigen sesuai rasio udara bahan bakar. Skema pengendalian membuat
komputer mesin memastikan kondisi mesin mendekati rasio stoikiometri dan
memastikan ketersediaan oksigen di dalam saluran buang untuk proses
oxidization HC dan CO yang belum terbakar.
Piranti CC hanya dapat digunakan dan bisa berfungsi maksimal hanya bila
mesin mobil bersangkutan menggunakan bahan bakar minyak tanpa timbal
(unleaded fuel). Karena terletak dalam saluran buang, maka penerapan CC
juga akan menyebabkan berkurangnya tenaga mesin.Catalityc converter
merupakan komponen yang terdiri dari tabung -serupa dengan saringan
knalpot-- berbahan stainless steel.
Dalamnya berisi bahan keramik monolit dan butiran pelet bahan kimia
dengan elemen sarang tawon yang biasa disebut sel. Elemen sarang tawon
itu dilapisi dengan washcoat aluminium oksida kasar. Dan di luar washcoat
terbungkus lapisan platina dan radium seberat 2-3 gram. Terakhir
pembungkus baja yang berfungsi melindungi keramik monolit dari panas dan
getaran.
Dari segi penggunaannya, alat ini termasuk komponen bebas perawatan dan
tak memerlukan penggantian dalam jangka waktu tertentu. Namun bila suhu
gas buang terlalu tinggi dan bensin yang digunakan mengandung timah
hitam (leaded fuel), justru akan menjadikan CC tak berfungsi atau malah
bakal mengeluarkan gas lebih beracun.
Karena itu banyak mobil keluaran baru yang oleh pabrikannya telah
dilengkapi CC, tetapi saat diperdagangkan di Indonesia komponen ini dilepas
oleh ATPM (agen tunggal pemegang merk). Pertimbangannya jelas, selain
bisa mengurangi harga jual, juga menghindari ancaman polusi yang lebih
parah.
Mesin mobil dengan emisi yang baik tidak akan mengeluarkan gas buang
yang berwarna. Karena salah satu fungsi system emisi adalah untuk
membersihkan gas buang dari mesin dan membuangnya ke udara terbuka.
Dari gas buang yang keluar dari knalpot mobil Anda, Anda bisa mendeteksi
apakah system emisi mobil Anda masih perlu dirawat kembali.
A. Gas buang berwarna putih kebiru - biruan
Cek kembali system pelumasan mobil Anda. Penyebabnya konsumsi oli
terlalu banyak sehingga oli terbakar dalam ruang bakar. Bisa juga terjadi
kebocoran oli di dalam sehingga oli ikut terbakar dalam ruang bakar.