DALAM diskusi kecil di kantor sebuah law firm di Jalan Jenderal Sudirman,
Jakarta, akhir pekan lalu, ahli hukum Aidir Amin Daud menyebutkan, pada
tahun-tahun mendatang masyarakat Indonesia sudah mesti menerima
tuntutan zaman, yang sangat menekankan kendaraan ramah lingkungan.
Menurut Aidir, sepeda motor, mobil sedan, mobil niaga, truk, bus, dan
pelbagai jenis kendaraan lainnya dituntut untuk seminimal mungkin
menyemburkan polutan ke udara, misalnya, timah hitam (Pb), nitrogen oksida
(NOx), dan karbon monooksida (CO). "Ini sejalan dengan kesepakatan
Protokol Kyoto 1997," sebut Aidir Amin Daud.
Seruan ini, tambahnya, pelan tetapi pasti akan menjadi regulasi, yang mesti
ditaati semua pengguna kendaraan. Produsen kendaraan pun, pada
gilirannya mesti memproduksi jenis-jenis kendaraan yang jauh lebih ramah
kepada lingkungan dan paru-paru manusia. Rasanya, mulai tahun 2004,
mobil-mobil ramah lingkungan, tetapi dengan harga sedikit lebih mahal, akan
mulai banyak berseliweran di kota-kota dunia. Ini sebuah kenyataan yang
mesti diterima.
ESENSI dari mobil ramah lingkungan bukan hanya hemat bahan bakar, dan
sedikit menghasilkan gas buang. Penilaian soal ini, pertama, bisa dimulai dari
bahan bakar. Maksudnya, bahan bakar apa yang digunakan, bagaimana
tingkat efisiensinya, dan apakah bahan bakar itu tergolong yang akan habis
pakai-sebut saja minyak bakar-atau yang bisa diperbarui.
Berbagai cara digunakan oleh pabrikan otomotif untuk membuat mesin yang
lebih efisien alias hemat bahan bakar minyak (BBM). Dalam beberapa tahun
terakhir, mobil bermesin diesel banyak dikeluarkan pihak pabrik, terutama
Eropa. Konsumsi BBM mobil bermesin diesel lebih irit. Harga solar pun lebih
murah dibanding bensin. Sayang, tren diesel belum banyak diserap oleh
pabrikan Jepang dan industri otomotif Asia Tenggara.
***
BEBERAPA media massa cetak Jepang, belakangan ini juga rajin mengulas
tentang mobil hybrid. Standar mobil ramah lingkungan tersebut, tidak
menggunakan muffler (saringan) karena tidak memproduksi karbon dioksida
atau emisi, kecuali air bersih.
Saatnya kita menikmati kendaraan ramah lingkungan dan udara yang jauh
lebih bersih.
Mesin Pembakaran Internal Ramah Lingkungan
Kinerja itu ditentukan berapa besar kapasitas mesin, lalu besarnya kompresi,
kemudian dari angka-angka itu berapa daya kuda yang dihasilkan, serta
terakhir konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang "diminum" si mobil setiap
100 km-nya. Tidak jarang angka-angka kinerja mesin ini dibanding-
bandingkan dengan merek lain dan menjadi faktor utama dalam menentukan
jadi tidaknya sebuah mobil dibeli.
Pertimbangan itu berlatar belakang tuntutan konsumen mobil yang tetap ingin
bersuka ria dengan mobil alias ngebut, sementara kemampuan ramah
lingkungan adalah tuntutan kebijakan negara-negara besar yang berdimensi
penyelamatan lingkungan hidup (faktor ini sebenarnya juga telah menjadi
tuntutan dari konsumen skala luas yang menginginkan udara bersih tetapi
ingin tetap bermobil,
sementara mobil juga dikenal sebagai sumber polutan terbesar).
Hal demikian ini dipahami betul oleh para pabrik mobil. Mereka mengerahkan
kemampuan litbangnya untuk menciptakan mesin yang kinerjanya yahud, irit
BBM, sekaligus ramah lingkungan.
Mesin Seri I dari Honda terdiri atas dua kategori yakni I-VTEC DOHC, dan I-
DSI. Di penghujung tahun 2001 ini Honda memang meluncurkan mesin
generasi I yang menggabungkan faktor irit BBM, emisi gas buang yang
semakin ramah lingkungan, dan kinerja mesin yang optimal. "I adalah
singkatan dari intelligent. Ini berarti mesin akan bersifat lebih cyber," kata
Ichida.
Mesin ini juga menghasilkan emisi gas buang yang rendah berkat
pemasangan catalytic converter penyerap NOx. Mesin I VTEC emisi
hidrokarbon dan NOx-nya 50 persen di bawah ketentuan Kementerian
Transportasi Jepang, sedangkan emisi CO-nya 25 persen di bawah
ketentuan. Ini membuat kendaraan yang menggotong
I-VTEC seperti CR-V dan Stream di Jepang layak memperoleh insentif pajak
di bawah program Green Tax.
Selain ramah lingkungan mesin ini juga berkarakter tenang, lebih ringan, dan
lebih ringkas, dengan konstruksi blok yang rendah dan penggunaan rantai
camshaft yang tidak berisik.
Mesin I-DSI ini memiliki sudut di antara intake dan exhaust yang lebih sempit
yakni 30 derajat dibandingkan dengan mesin 1.300 cc lama juga bikinan
Honda (terpasang pada Honda Logo) yang sudutnya mencapai 46 derajat.
Semakin kecilnya sudut ini juga memperkecil ruang pembakaran, sehingga
mesin pun jadi lebih ringkas.
Akan tetapi, kinerja mesin I DSI 1.300 cc ini jelas lebih yahud dibandingkan
pendahulunya. Dipasang pada Fit, mesin ini menghasilkan 86 daya kuda,
nyaris sama dengan daya kuda mesin OHV Toyota 1.800 cc yang mencapai
88 daya kuda. Sementara konsumsi BBM untuk satu liternya mampu
menempuh 23 km dengan transmisi otomatik.
Akan tetapi, dengan semakin ramainya jalan raya, pelan dan waspada saja
tidak cukup. Karena selalu ada saja orang yang entah terpaksa atau tidak,
membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Mengapa kendaraan kencang
berisiko tinggi? Karena ia membawa energi kinetik yang besar sehingga
dampaknya pun besar. Ingat rumus bahwa besaran energi kinetik adalah
hasil kali antara massa benda yang bergerak dengan kuadrat dari
kecepatannya. Artinya di sini, kecepatan sangat menentukan.
Kecepatan tinggi di jalan raya berpotensi besar menjadi biang keladi tabrakan
antarkendaraan. Kalau sudah terjadi tabrakan, perlindungan terhadap
penumpang selain ditentukan oleh Yang Maha Kuasa, juga ditentukan oleh
kerangka mobil yang dikendarai.
***
Apabila mobil dirancang berdasarkan riset TF, kerangka mobil dibuat tidak
keras, agar mampu menyerap energi benturan. Di sini memang berpeluang
besar mengurangi tingkat cedera penumpang, tetapi dengan cost rusak
parahnya kabin sehingga memperlama proses evakuasi korban.
Sedangkan pada mobil yang dirancang berdasarkan riset TO, kerangka mobil
dibuat keras, tujuannya untuk melindungi kabin penumpang. Namun,
konsekuensinya penumpang terancam oleh gaya-gaya fisika yang bekerja di
dalam kabin, saat terjadi benturan. Gaya yang keras bisa membuat
penumpang gegar otak.
Catatan lain dalam riset TF, energi dari tabrakan itu diserap oleh baja
kerangka di sisi kiri dan kanan mobil. Pada saat mobil mengalami proses
deselerasi (perlambatan) yang ekstrem, energi tabrakan harus diserap secara
efisien oleh bodi yang meremuk.
Catatan lain dalam riset TO, energi tabrakan diserap oleh hanya satu sisi saja
yakni kiri atau kanan mobil. Dampaknya pada kabin juga menjadi sangat
besar. Membuatnya lebih sulit untuk mencegah tonjokan pada kabin.
Salah satu wujud dari konsep ruang aman, adalah konstruksi kerangka mobil
yang mampu menyerap energi dari tabrakan. Konstruksi itu berintikan
kerangka moncong berbentuk busur panah jika dilihat dari samping.
Dari depan hingga belakang, kerangka ini terdiri atas materi keras di depan,
lalu baja melekuk halus di bagian tengah, hingga ke suatu posisi di bawah
dashboard, terus menyambung ke kerangka lantai depan yang keras.
Kerangka seperti ini di sisi kiri dan kanan memungkinkan dialirkannya
tekanan secara terpisah jika terjadi tabrakan.
Kerangka G-COn tidak hanya di bagian depan mobil saja, melainkan juga di
bagian samping dan belakang. Kerangka di bagian samping, untuk
melindungi penumpang dari tabrakan samping, terdiri dari materi baja tebal,
lantai dengan pilar utama yang keras, serta bagian penyerap energi. Untuk
proteksi dari tabrakan samping, juga digunakan kerangka penyerap energi
tabrakan.
Apabila dikaitkan dengan pola mengemudi, teknologi G-CON ini adalah satu
solusi untuk mengurangi dampak tabrakan. Solusi lainnya adalah, seperti di
atas berhati-hati agar terhindar dari tabrakan. (hcb dharmawan) JUD
UL ARTIKEL :
Soal Emisi Gas Buang Pemerintah Tak Pernah Konsisten
Seperti diberitakan Kompas, Jumat (1/8), Jakarta merupakan salah satu kota
besar di Asia yang terburuk kondisi udaranya. Jakarta juga dianggap
tertinggal dari kota-kota besar lainnya di Asia yang menerapkan standar emisi
gas buang berdasarkan Euro 2. Bahkan, standar emisi gas buang
berdasarkan Euro 1 pun belum diterapkan di Jakarta.
Salah satu ketentuan dalam Euro 1 adalah menggunakan bahan bakar bebas
timbal untuk bahan bakar bensin. Sementara untuk bahan bakar solar,
kandungan sulfurnya harus di bawah 1.500 part per million (ppm). Malah,
dalam Euro 2, persyaratannya lebih ketat lagi. Selain bebas timbal untuk
bahan bakar bensin, kandungan sulfur dalam bahan bakar solar harus di
bawah 500 ppm.
Kata Soeseno, mobil-mobil baru sekarang sudah banyak yang tidak memakai
karburator yang biasa digunakan pada mobil berbahan bakar bensin
bertimbal. Selain itu, banyak mobil yang juga sudah memasang catalic
converter agar gas buang berupa CO, HC, NOx, SOx berkadar rendah.
ABSTRAK :
In recent years, there has been a gradual reduction lead levels in gasoline in many part of
the world. 15th year ago, the USA has initiated to limit lead blend due to serious air
pollution problem affected human life. Several countries in the world have succeeded to
achieve the lowest lead contain of ASTM D4814 standard, 0.013 gram/liter. A similar trend
away from free lead gasoline has been introduced and applied in Singapore and South
Korea. The main advantages of using low or free lead gasoline are to reduce lead emission
and a good prospect to cut CO, HC and Nox off until 80% by equipping catalytic converter.
This strategy could be immediately adopted to omit a named by the term of Jakarta as the
third polluted city in the world. This paper discusses any difficulties of Jakarta condition to
reduce lead emission, which ancluded a local culture and technical aspect.
PENDAHULUAN :
Hasil penelitian yang mengejutkan kembali diuraikan oleh Swisscontact pada program
Jakarta Clear Air project, Februari tahun 2000, yang memperlihatkan adanya hubungan
emisi timah hitam (Pb) dengan rusaknya organ manusia; seperti rendahnya tingkat
kemampuan intelejensia anak-anak serta menurunnya kuantitas dan kualitas sperma
manusia.
Kajian tersebut membandingkan antara petugas kepolisian di jalan raya dengan petugas
kepolisian yang dinas di dalam kantor, yang menunjukkan jumlah spermatozoa berkurang
hingga 0,5 juta permili liter dari standar normalnya 20 juta permili liter. Meskipun sudah
ada dan banyak data penelitian yang mengingatkan, serta terbukti berakibat fatal
rusaknya organ manusia, tetapi nampaknya tidak juga membuat m
nusia Indonesia khususnya warga Jakarta cemas dan bergegas untuk membenahi masalah
polusi timah hitamnyasesan.
Diskusi dan studi tentang emisi Pb di Jakarta sudah banyak dilakukan oleh berbagai
KEWAJIBAN BARU PEMILIK MOBIL PENUMPANG PRIBADI
DI PROPINSI DKI JAKARTA
Setiap kendaran penumpang pribadi di DKI Jakarta mulai tahun 2001 akan
diwajibkan melaksanakan “Sistem Pemeriksaan Emisi dan perawatan Mobil
Penumpang Pribadi “, kewajiban ini nantinya akan dikaitkan dengan syarat
pembayaran Pajak Kendaraan bermotor tahunan. Ir. Aboejoewono, Kepala
Bapedalda I Jakarta mengatakan, “Sistem Pemeriksaan Emisi dan Perawatan
Mobil Penumpang Pribadi adalah upaya konkret Pemerintah Propinsi DKI
Jakarta untuk mengendalikan sumber pencemaran udara yang 70 %
diakibatkan oleh asap kendaraan bermotor. Saat ini kegiatan legalitas
hukumnya sedang diundangkan dan sarana berikut prasaranya sedang
dimatangkan. Paling lambat akan diberlakukan efektif tahun 2001”.
Melalui sistem ini diharapkan tingkat pencemaran udara dari sumber bergerak
dapat di tekan. Sumber pencemar utama yang di antaranya berbentuk gas
(co, HC, Nox, Sox) dan dan partikulat (debu sisa pembakaran) memang
hanya dapat diturunkan melalui perawatan mesin kendaraan secara rutin.
Untuk itulah “Perawatan Kendaraan” yang dimaksud dalam sistem ini adalah
agar setiap kendaraan dapat memenuhi ketentuan Baku Mutu Emisi dan
dirawat paling tidak sekali dalam setahun.
Memang ini akan menambah kewajiban baru bagi pemilik mobil penumpang
pribadi, tapi siapa lagi yang akan menjaga kualitas udara Jakarta kalau bukan
kita sendiri? Bukankah kita juga yang akan menghirupnya?
Jika kita berpikir jauh kedepan dan menimbang dampak keksehatan dan
kualitas generasi mendantang, maka investasi yang harus dikeluarkan akan
sangat berarti, mengingat dampak timbal terhadap kecerdasan anak dan
kesehatan sudah tidak diragukan lagi. Menurut studi yang dilakukan sebuah
organisasi lingkungan hidup, sebagian sayur dan buah-buahan yang
dikonsumsikan warga Jakarta juga telah tercemar timbal, karena timbal dari
emisi gas buang kendaraan bermotor tidak hanya terhirup oleh manusia tetapi
juga dapat meresap dan menempel dimana-mana.
Pengubah katalis atau yang banyak disebut degnan catalic converter adalah
alat tambahan yang dipasan pada saluran gas buang kendaraan untuk
mengurangi kadar CO,JHC, dn Nox dari emisi kendaraan bermotor, dengan
cara mengubah zaat-zat tersebut menjadi CO2, H2O dan N2 yang ramah
lingkungan. Dengan alat tersebuat emisis CO, HC dan Nox bisa dikurangi
hingga 90 %. Pengubah katalis terbuat dari bahan dasar keramik atau metal
yang dilapisi dengan platinum, rhodium atau vanadium. Pada umumnya
pengubah katalis dikobinasikan pemasangannya bersama denga Sensor
Lambda yang mengatur komposisi bahan bakar bakar dan udara di dalam
ruang bakar. Secara elektonis suplai bhan bakar dan udara akan diatur agar
kualitas pembakaran dapat mendekati sempurna. Jika ini terjadi maka
pemilik kendaraan akan menikmati penghematan bahan bakar sebesar rata-
rata 10%.
erguruan t
s
SISTIM INJEKSI BAHAN BAKAR
Sistem bahan bakar terdiri dari sistem suplai bahan bakar dan sistem penakar
bahan bakar. Sistem suplai bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar
dari tangki ke sistem penakar bahan bakar. Selanjutnya sistem penakar
bahan bakar baik yang menggunakan karburator atau sistem injeksi bahan
bakar berfungsi sebagai berikut:
· Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara-
bahan bakar yang dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam
silinder
· Atomisasi dan penyebar bahan bakar di dalam aliran udara
· Penentu perubahan putaran mesin (percepatan dan perlambatan)
Dalam hal ini dikenal parameter yang disebut dengan Air-Fuel Ratio (AFR)
yaitu perbandingan jumlah udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai
perbandingan teoritis untuk proses pembakaran sempurna atau disebut juga
dengan AFR stoichiometri untuk motor bensin sekitar 14,7. Sistem bahan
bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara-bahan bakar yang
dibutuhkan di silinder sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai contoh
pada waktu start dingin, dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar. Dalam
kondisi mesin masih dingin otomatis bahan bakar yang menguap hanya
sebagian sehingga diperlukan extra bahan bakar untuk memperoleh
campuran yang siap dibakar di dalam silinder.
Ada dua jenis sistem injeksi bahan bakar untuk motor bensin berdasarkan
posisi injektornya, yaitu:
1. Multipoint fuel-injection atau Port fuel injection (PFI), dimana injektor
terletak di atas lubang isap (intake port) pada setiap silinder.
2. Single-point fuel-injection atau disebut juga Throttle-body fuel injection
(TBI), dimana injektor dipasang sebelum saluran isap yaitu di atas katup
throttle.
Kelebihan PFI dibandingkan dengan TBI adalah distribusi campuran udara-
bahan bakar yang lebih seragam untuk masing-masing silinder, respon
terhadap perubahan posisi throttle lebih cepat, dan lebih akurat dalam
mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan kondisi
operasi. Dengan demikian prestasi mesin menjadi lebih baik, emisi berkurang,
dan pemakaian bahan bakar lebih irit. Sebaliknya TBI hanya memerlukan
lebih sedikit injektor dan sistemnya lebih sederhana. Dalam sistem ini,
distribusi campuran udara-bahan bakar sangat dipengaruhi oleh desain
saluran isap.
Selain itu berdasarkan metoda penyaluran bahan bakar, dikenal juga sistem
sebagai berikut:
· Injeksi kontinu atau Continuous Injection System (CIS), dimana bahan bakar
diinjeksikan secara kontinu dengan laju aliran massa yang terkontrol.
· Injeksi tak kontinu, dimana bahan bakar diinjeksikan selama selang waktu
tertentu pada saat diperlukan.
Pada umumnya sistem injeksi bahan bakar dikontrol secara elektronik atau
yang kita kenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI). Sistem ini dikontrol
oleh Electronic Control Module (ECM) atau disebut juga Electronic Control
Unit (ECU), yaitu berupa chips yang terdiri dari microprosessor dan memory
yang dipasang “on board” pada mobil. ECU ini menerima input berupa sinyal-
sinyal elektronik dari semua sensor dan memprosesnya untuk menentukan
jumlah bahan bakar yang diperlukan dengan mengatur bukaan katup pada
injektor. Tujuan penggunaan dan pengembangan EFI sampai saat ini adalah
untuk memperbaiki prestasi motor bakar dan mengurangi emisi gas buang.
uBntuk pemakaian kendaraan bermotor di Jakarta masih selalu diprogram ulang,
K3-VET
K3-VE
Seri Mesin
1297
1297
Volume Silinder (cc)
72x79.7
72x79.7
BorexStroke (mm)
I-4
I-4
LayOut Silinder
PentRoof
PentRoof
CombChamber Shape
DOHC
DOHC
Valve Syetem
I=2, E=2
I=2, E=2
Juml. Valve / Silinder
EFI
EFI
Mixture Supplay
Turbo
Natural
Aspiration Type
8.5
10.0
Compression Rasio
66/6000 103/6400
MaxOutput (kW/rpm)
177/3200
123/3200
MaxTorque (Nm/rpm)
30 to -12
30 to -12
Int.Valve Open (CA BTDC)
10 to 52
10 to 52
Int.Valve Close (CA BTDC)
30
30
Exh.Valve Open (CA BTDC)
2
2
Exh.Valve Close (CA BTDC)
650 700
Sehingga Jakarta sebagai ibukota Indonesia yang pernah diteliti menduduki peringkat
ketiga di dunia dalam hal pencemar
an udara sesedah Mexicocity dan Bangkok masih tetap b
Untuk mobil dengan bahan bakar bensin, nilai oktane memegang mutu bahan
bakar tersebut. Semakin besar nilai oktane semakin
tahan bahan bakar tersebut dari knocking atau suara ngelitik mesin anda.
Apabila anda tahu cara mengatur dan meng-adjust nilai
oktan bahan bakar anda bisa melakukan setting untuk bahan bakar, sehingga
mendapatkan spesifikasi bahan bakar yang cocok untuk
mobil anda, khusus untuk mobil anda.
Untuk meningkatkan nilai oktan atau menset nilai oktan, blending atau
pencampuran material, dalam hal ini bahan kimia bisa dilakukan dengan
menggunakan rumus perbandingan proporsional.
Artinya nilai oktane hasil campuran tsb, bisa dihitung dengan mencari nilai
rata-rata dengan memperhatikan masing-masing perbandingan blending dari
setiap material yang dipakai.
Bahan kimia atau material untuk bensin secara umum bisa digolongkan
dalam daftar tabel di bawah. Untuk mencari bahan material tsb, silahkan
mencari di toko kimia di dekat tempat
tinggal anda. Untuk melakukan pencampuran, bisa dilakukan dengan volume
based, atau mass-based dengan mengkonversi lewat nilai
berat jenis atau density masing-masing material. Thema lain yang perlu anda
ketahui adalah nilai oktan dari bensin dasar atau base gasoline yang anda
dapatkan, mungkin dari SPBU dimana anda
membeli bensin tsb.
<font
color="#0000A
0"
size="4">Dens
<font <font <font ity (kg/lt)<font
<font color="#0000 color="#000 color="#000 color="#0000A
color="#000 A0" 0A0" 0A0" 0"
0A0" size="4">Mat size="4">R size="4">M size="1">;@2
size="4">Je erials ON ON 0<font
nis color="#0000A
0"
size="2">C
0.62624
Penthan 61.7 61.9
Normal
Parafin
0.68376
Heptan 0.0 0.0
@
0.70252
Octan -18 -16
@
2-Methyl 0.61967
92.3 90.3
Buthan
Iso Parafin
2-Methyl 0.67859
42.4 46.4
Hexan
(CnH1n+1)
2,4-DiMethyl 0.70036
65.2 69.6
Hexan
@
2,2,4-
0.69192
TriMethyl 100.0 100.0
Penthan
@
0.74538
Cyclo Penthan 101.3 85.0
Napthene
0.77855
Cyclo Hexan 83.0 77.2
@
0.64050
1-Phentene 90.9 77.1
Olefin
4-Nethyl-1- 0.66420
95.7 80.9
Phentan
(CnHn)
2,2,4-
0.71500
TriMethyl-1- 106.0 86.5
Penthene
@
0.87901
Benzen - 115.0
Aromatics
0.86694
Toluen 120.0 103.5
(CnH2n-6)
0.88020
0-Xycilene - 100.0
@
0.86417
m-Xycilene 117.4 115.0
@
0.86105
p-Xycilene 116.4 109.6
@
0.86702
Ethyl Benzen 107.4 97.9
@
IsoPropil 0.86179
113.1 99.3
Benzen
@
hasil studi dan pantauan yang dilakukan oleh United Nation for Environmental Program
(UNDP) empat tahun yang lalu.
Secara u
Antilock-Braking System (ABS)
NILAI OCTAN
Nilai Octan adalah indikator dari bahan bakar untuk mesin pembakaran jenis
cetus api ( mesin bensin ), yang menunjukkan seberapa kuat bahan bakar tsb
tidak terbakar dengan sendirinya. Hal ini sangat penting untuk sistem
pembakaran pada mesin bensin yang memanfaatkan pembakaran terkontrol
yang menuntut terjadinya pembakaran dimulai dari satu titik, yaitu ujung busi.
Apabila bahan bakar tersebut terbakar dengan sendirinya ketika api
pembakaran yang berasal dari busi belum sampai di titik tsb, maka akan
terjadi phenomena knocking, yang mengakibatkan turunnya efisiensi
terpakainya energi hasil pembakaran dan menimbulkan getaran atau
sentakan yang kuat pada bagian mesin dengan tidak terkontrol.
Semakin tinggi nilai octane, semakin mampu bahan bakar tsb mengalami
tekanan tinggi, dengan kata lain bisa diterapkan pada mesin yang memiliki
tekanan rasio yang tinggi, mesin yang memiliki tekanan ratio yang tinggi ini
biasanya memiliki effisiensi bahan bakar yang tinggi pula.
gaimana yang sudah dikerjakan oleh beberapa negara Asia yang dimotori USA sejak
tahun 1985 dengan menyediakan bahan bakar Pb rendah (unleadaded gasoline) dan
bahan bakar bebas Pb (free lead gasoline). Kecenderungan pengurangan Pb ini, sudah
pula diikuti oleh Indonesia, dengan memperkenalkan bahan bakar bertimbal rendah
(Super TT), dalam jumlah yang terbatas pada pertengahan tahun 1995.
NILAI CETANE
Nilai Cetane ini adalah indikator kemampuan terbakar sendiri dari bahan
bakar untuk mesin kompresi ( mesin diesel ). Pada mesin diesel proses
pembakaran tidak dimulai dengan bunga api dari sebuah busi tetapi dimulai
dengan self-ignition dari gas campuran bahan bakar dan udara dalam
ruangan bakar. Titik permulaan pembakaran juga tidak tertentu, artinya
dimana disitu mencapai kondisi yang siap terjadi pembakaran maka di titik
itulah pembakaran mulai. Pada mesin diesel, bahan bakar dispray-kan
langsung ke dalam ruangan bakar, jarak waktu antara spray mulai sampai
dengan bahan bakar tsb terbakar dinamankan ignition-delay, semakin baik
bahan bakar semakin kecil nilai ignition-delay ini.
Apabila ignition delay dari bahan bakar yang dipakai terlalu lama, maka
jumlah gas yang siap terbakar menjadi cukup banyak ketika titik awal
pembakaran dimulai. Hal ini akan menyebabkan penaikan tekanan yang
drastis dan cepat serta suhu pembakaran yang tinggi, efeknya kemungkinan
terjadi knocking menjadi besar.
sehingga emisi CO, HC, Nox dapat ditekan mencapai 80%. Kajian ini akan melihat sejauh
mana keseriusan Indonesia untuk mengurangi emisi Pb yang nyata sudah sangat merusak
lingkungan hid
<CAPTION>Persentase
leaded-gasoline di
pasaran </CAPTION> JPN
Phili Malay INA Thai Twn KR Au USA
Negara
0%
57% 15% 95% 0% 2% 0% 23% 0%
Leaded-gasoline
Salah satu teknologi penting dalam pembersihan gas buang ini adalah
dengan
dengan kandungan belerang dalam bahan bakar solar masih 500 ppm,
dibawah 50 ppm.
<CAPTION>Kandungan
belerang pada bahan
bakar solar di pasaran
JPN
</CAPTION>
Phili Malay INA Thai Twn KR Au USA
Negara
50
500 500 500 500 50 50 140 50
Belerang [ppm]
Sebagai contoh
polusi adalah perbandingan konsentrasi Particulate Matters (PM)
<CAPTION>Perbandingan
Kandungan Particulate
New
Matter </CAPTION>
Jakarta Bankok Manila Hanoi Tokyo Paris Berlin London York
Kota
50
500 320 490 525 50 50 120 20
[microg/m3]
Untuk mengurangi
1. Pemakaian
2. Penurunan
kandungan belerang.
3. Peningkatan
nilai cetane.
4. Peningkatan
hanya terpusat di ibu kota saja, serta pembuatan terminal diluar kota atau
jalan
khusus untuk angkutan barang akan mengurangi tingkat polusi udara yang
masyarakat.
4. Regulasi yang memadai
polusi suara.
6. Pemeriksaan kondisi, uji
laik kendaraan.
7. Membuat kerjasama dengan
dalam pengendalian problem lalu lintas dan polusi udara dari kendaraan
yang bersih dan nyaman bebas dari kemacetan lalu lintas dan polusi
lingkungan.
ASEAN mengadopsi regulasi ini, mulai Ero II, yang akan effectif pada 2003. Usaha
mereduksi kadar gas buang ini dapat dilakukan oleh engine manufacturer, dengan
meningkatkan engine teknologinya seperti, memodifikasi intake air dsb. Usaha lain
disebut after treatment system. Yaitu mengolah gas buang dalam saluran gas buang
dengan katalis, untuk reduksi gas, dan particulate filter berkatalis untuk reduksi
jelaga.
Saat ini saya sedang mengembangkan katalis untuk mereduksi particulate dari mesin
diesel, sebagai bagian dari proyek di uni eropa "EURO-Brite". Projek ini dikerjakan
sejalan dengan study PhD saya. Saya ingin ber komunikasi dengan rekan-rekan yang
bekerja pada bidang terkait, untuk kemungkinan implementasi di ASEAN/Indonesia.
negara ASIA, USA, Kanada, Eropa melalui penurunan dan penghapusan campuran
Pb pada bensinPenetapan peraturan dan per undangan untuk emisi kendaraan bermotor
di Indonesia masih bersifat umum, meskipun perangkat penegakkan hukumnya sudah
ada, tetapi pelaksanaan dilapangan ma
hususnya Jakarta yang lingkungan udaranya sangat tercemar, perlu segera diberlakukan
Salah satu problem bagi mesin diesel adalah jelaga atau asap yang
terkandung dalam gas buang. Berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi
particle ini terbang ke udara bebas, salah satu caranya adalah dengan
pemasangan DPF.
Dalam realita angkutan keperluan sehari-hari baik itu berupa bis, truk atau
alat angkut berat lainnya, mesin diesel memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat. Namun dengan semakin ketatnya problem
lingkungan, berbagai point penting masalah lingkungan dihadapi oleh sistem
mesin diesel ini. Contoh nyata adalah persoalan gas buang NOx serta
Particulate Matters. Khusus mengenai Particulate Matters ini salah satu cara
pemecahan yang paling effektive adalah dengan memasang DPF atau Diesel
Particulate Filter di belakang exhaust manifold yang berfungsi untuk
menjaring particle PM sebelum teremissi dari mesin tsb.. Dalam DPF ini
particle PM yang terdiri dari senyawa karbon tidak hanya dijaring tetapi harus
dibakar atau dioksidasi menjadi gas CO2, yang kemudian dibuang keluar.
Pemakain DPF pada sistem mesin diesel ini menunjukkan trend semacam
keharusan, terutama di negara maju serta di daerah padat misalnya Tokyo.
Salah satu jenis DPF yang paling terpopuler adalah menggunakan filter dari
keramik yang pori-porinya mengembang ketika terpanasi. Susunan DPF ini
terdiri dari saluran-saluran yang bagian salah satu ujung saluran tsb tertutup
rapat oleh keramik jenis lain yang tidak memiliki pori-pori yang bisa
berkembang. Susunan ini memungkinkan untuk mentrap particle PM dengan
tetap mengalirkan bagian zat-gas dari gas buang tsb. Filter dengan susunan
semacam ini dikenal dengan nama Wall-Flow type filter. Filter jenis ini sangat
tinggi effisiensi trapping nya sehingga mampu menahan particle dengan
ukuran dibawah 2.5 micro meter. Particle dengan ukuran di bawah 2.5 micro
meter atau lebih kecil dikhawatirkan mampu terhisap sampai ke bagian yang
dalam dari paru-paru sehingga menimbulkan problem yang lebih besar dari
pada particle yang memiliki ukuran lebih besar.
Komponent DPF yang dipakai di pasaran, biasanya tidak hanya terdiri dari
filter saja tetapi juga dilengkapi dengan katalis oksidasi yang diletakkan
sebelum bagian filter, untuk mengurangi pollutan yang lain seperti gas CO
dsb. Katalis ini memiliki kelemahan yaitu tidak tahan terhadap senyawa sulfat,
sehingga pemakaian sistem DPF ini memerlukan spesifikasi bahan bakar
yang rendah kandungan belerangnya atau Low Sulfur fuel. Sistem DPF yang
saat ini ada di pasaran rata-rata didesign untuk pemakaian bahan bakar
dengan kandungan sulfur dibawah 500 ppm.
Pemanfaatan CNG untuk bahan bakar mobil menjadi alternative dari bahan
bakar minyak, karena keungulan tingkat kebersihan kandungan emissi dari
jelaga. Penggunaan bahan bakar CNG ini dalam aplikasi motor bakarnya
memiliki dua pendekatan yaitu dengan pembakaran cetus api atau dengan
pembakaran kompresi ( diesel ). CNG memiliki nilai oktan yang tinggi sekitar
120 sehingga cocok untuk mesin dengan sistem pembakaran cetus api
karena akan cukup aman dari knocking.
Pada pembakaran sistem diesel, dikarenakan CNG memiliki nilai cetane yang
rendah sehingga sulit untuk terjadi pembakaran dengan self-ignition. Akan
tetapi pembakaran cetus api ini menuntut terbentuknya gas mixture disekitar
busi dalam keadaaan flamability limit ( Air Fuel Ratio ). Lebih ketatnya lagi
dalam kondisi stoichiometri, kondisi semacam ini akan menghasilkan suhu
gas buang yang tinggi yang berpengaruh besar terhadap daya tahan
komponen mesin. Pada pembakaran sistem diesel yang mengandung udara
cukup banyak, suhu gas buang pembakaran biasanya lebih rendah dari pada
sistem cetus api.
Aplikasi CNG pada mesin diesel menuntut perlakuan khusus karena properti
dari CNG yang nilai cetane nya rendah. Dalam hal ini untuk memacu
terjadinya reaksi pembakaran CNG pada sistem diesel digunakan combustion
assistance, salah satu caranya memakai dual-fueled, atau sering dikenal
dengan istilah DDF ( Diesel Dual Fueled ). Pada sistem DDF ini dipakai
bahan bakar solar dan CNG secara bersamaan, persentase dari bahan bakar
tersebut bervariasi menurut target pembakaran yang diinginkan. Salah satu
contoh dari sistem ini adalah sistem pembakaran yang dikembangkan oleh
Isuzu. Dalam sistem ini, CNG maupun bahan bakar solar diinjeksikan melalui
dua injektor yang berbeda. Injeksi CNG dilakukan selama katub intake
terbuka, dengan injektor tsb diletakkan di intake manifold. Injeksi dengan
timing seperti ini akan membuat mixture gas yang tidak rata dalam silinder,
tetapi mixture gas tersebut akan menjadi rata ketika piston berada dalam
proses kompresi. Adapun bahan bakar solar diinjeksikan langsung ke dalam
silinder untuk memulai terjadinya self-ignition. Api yang dihasilkan oleh bahan
bakar solar tersebut menjadi energi aktivasi untuk mixture gas dari CNG.
Energi dari bahan bakar solar tersebut cukup kuat untuk mendorong
terjadinya pembakaran sekalipun mixture gas dari CNG cukup tipis. Bagan
sistem dari DDF ini, seperti terlihat di gambar.
Menurut informasi teknologi dari Isuzu, penggunaan CNG dan bahan bakar
solar tersebut bisa mengurangi emissi jelaga karena partikel jelaga berasal
dari spray bahan bakar solar yang tidak terbakar dengan sempurna.
Persentase antara bahan bakar solat dengan CNG cukup tinggi bisa
mencapai 20:80. Penurunan kandungan jelaga atau PM dalam gas buang
mencapai 70% bila dibandingkan dengan base mesin yang sama yang
menggunakan bahan bakar solar saja. Dari perbandingan effisiensi bahan
bakar, konsumsi DDF mesin CNG ini lebih boros 7.9% dibandingkan base
mesin. Angka ini cukup baik bila dibandingkan nilai efisiensi bahan bakar
CNG yang menggunakan pembakaran cetus api dari hasil penelitian road-test
yang dilakukan . Pengembangan sistem ini ditujukan untuk mengantisipasi
peraturan yang semakin ketat khususnya mengenai kandungan gas buang
dari pollutant yang berbahaya, seperti NOx, CO, THC ( Total HydroCarbon ),
dan PM ( Particulate Matters ).
Tidak relevan m
enaikkan super TT hingga harganya menjadi lebih mahal 60% dari bensin reguler
(premium), yang nantinya super TT akan semakin tidak popular. Ini M
Upaya sistematis dari pemerintah belum nampak, ini terlihat belum adanya koordinasi
yang baik berupam berkesinambungan antara Pemerintah dan industri, kecuali
Honda dengan teknologi kontrol valve timing dan lift atau VTEC nya pernah
membuat gebrakan teknologi mesin sekian yang tahun lalu dengan Natural
Aspirated engine yang mampu menghasilkan power 100HP. Bahkan hingga
sekarang nuansa VTEC masih sangat lekat dengan mesin Honda.
Teknologi VTEC sendiri bukan teknologi baru lagi, namun hingga saat ini
Honda melakukan pengembangan terus. Prinsip VTEC tersebut dibagi dua
secara garis besarnya, yaitu untuk penggunaan city driving, menggunakan
low profile cam, sedangkan untuk high speed dipakai high profile cam.
Mekanisme control nya bisa dilihat pada gambar, yaitu mesin VTEC
dilengkapi oleh dua set cam yang memiliki profile berbeda. Pada saat mesin
berputar tinggi, karena efek gerakan udara intake terjadi inert maka apabila
katub dibuka lebar dan pada waktu yang lama, akan memudahkan supplay
udara ke ruang bakar. Hal ini akan mempertinggi power yang dihasilkan.
Sedangkan apabila pada putaran rendah tetapi katup dibuka lama, maka
udara segar yang sudah masuk ke ruang bakar akan terdorong keluar lagi
ketika piston bergerak naik. Hal ini akanmengakibatkan torsi yang kecil.
Untuk mengcover keperluan torsi pada putaran rendah dan power pada
putaran tinggi itulah honda bisa memecahkan persoalan tsb dengan
mekanisme VTEC ini. Dengan mengatur penggunaan cam profile yang
disesuaikan dgn kebutuhan.
Mekanisme gerak dari VTEC tadi sebenarnya rocker arm yang menekan
katup selalu terhubung profile cam baik yang low maupun high speed. Akan
tetapi pada putaran mesin yang rendah, rocker arm untuk low speed dan high
speed tidak terhubung, sehingga yang bekerja menekan katup adalah efek
dari low profile cam, sedangkan pada mesin yang berputar tinggi, rocker arm
untuk low speed dan high speed akan terhubung. Karena cam untuk high
speed lebih besar dari pada cam untuk low speed, maka akhirnya yang
memiliki efek menekan rocker arm adalah high speed cam.
Jadi mekanisme VTEC ini bisa dirangkum, bahwa sistem mesin memilih dua
profile cam yang cocok untuk keperluan pada kondisi masing-masing operasi
putaran mesin.
Pada gambar terlihat dua jenis rocker-arm, low speed rocker arm yang
terletak pada dua sisi kanan dan kiri, sedangkan high speed rocker arm yang
terletak di tengah.
Performa rating
Berikut adalah kategori pelumas berdasarkan rating dengan
rekomendasi bagi keperluan mobil berdasarkan tahun pembuatan
(berkait langsung dengan teknologi mesin yang diterapkan). Mobil
buatan tahun tertentu perlu memperhatikan kode rating pelumas
seperti berikut ini:
- SL: dapat dipakai untuk semua mesin mobil berteknologi baru.
- SJ: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 2001 dan lebih tua.
- SH: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1996 dan lebih tua.
- SG: dapat dipakai pada mesin mobil buatan 1993 dan lebih tua.
- SF: untuk mesin buatan 1988 dan lebih tua.
- SE: untuk mesin buatan 1979 dan lebih tua.
- SD: untuk mesin buatan 1971 dan lebih tua.
- SC: untuk mesin buatan 1967 dan lebih tua.
- SB: untuk mesin mobil tua.
- SA: untuk mesin mobil tua.
Sekarang, bagi dua kategori terakhir nyaris tak ada lagi di pasaran.
Maka bila pun memiliki simpanan mobil amat tua, disarankan tetap
menggunakan spesifikasi pelumas baru dengan catatan harus
mendapat perhatian secara detail dan teliti.
Dengan begitu kebijakan yang perlu mendapatkan pertimbangan untuk kendaraan yang
beroperasi di Jakarta antara lain:
Komponen lokal
Upaya peningkatan efisiensi selalu jadi isu utama dalam perkembangan teknologi. I-VTEC menjadi salah satu di
antara teknologi yang menjawab tantangan tersebut.
i-DSI
Selain VTEC dan i-VTEC, Honda juga mengembangkan sistem mesin lain.
Contohnya bisa dilihat pada mesin Honda New City. Mobil itu
menggunakan mesin berteknologi i-DSI (intelligent dual sequential
ignition).
Sesungguhnya teknologi ini tidaklah baru, lantaran sudah dikembangkan
Honda sejak dekade 1980-an. Teknologi serupa juga lama diterapkan oleh
pabrikan lain, seperti Mercedes-Benz. Proyeksi dari penggunaan sistem ini
cenderung pada penghematan bahan bakar bukan untuk peningkatan
tenaga. Ketika bahan bakar masuk ke ruang bakar, pembakaran tak
berlangsung sekali. Sepersekian detik dari pembakaran pertama, busi
kembali melentikkan api sehingga terjadi pembakaran kedua. Dalam
waktu yang sangat singkat ini (sebelum katup keluar terbuka) pembakaran
relatif sempurna dalam sebuah siklus. Sisa bahan bakar yang sekiranya
tidak terbakar di pembakaran pertama akan terbakar pada sesi kedua.
Kondisi inilah yang membuat efisiensi meningkat. (sTs)
EFI vs KARBURATOR
Menurut Takwa SS, pakar EFI dari Garden Speed yang juga tuner
mobil kompetisi, sistem pasokan bensin model injeksi (elektronik fuel
injection/EFI) mempunyai keunggulan sebagai berikut :
KARBURATOR
Bagaimana dengan karburator ?
Kelebihannya:
a. Perawatannya relatif mudah dan murah.
b. Biaya perbaikan dan utak-atik relatif murah
c. Relatif tahan (tidak begitu rentan) terhadap beberapa jenis
gangguan.
Kelemahannya :
a. Efisiensi rendah.
b. Rentan terhadap perubahan kondisi cuaca dingin atau panas.
Tekanan udara yang dikompresi bisa meningkat hingga 8 psi (pounds per square
inch) dibandingkan tekanan normal. Bila tekanan normal di permukaan laut
sebesar 14.7 psi, maka udara yang dikompresi mempunyai tekanan hingga 50%
lebih tinggi. Namun tidak berarti power yang dihasilkan meningkat 50%. Karena
ada sebagian daya yang hilang/inefisiensi. Peningkatan daya optimal turbo bisa
30 – 40 persen lebih banyak.
Untuk melakukan kompresi, turbo memanfaatkan aliran gas buang dari mesin
untuk memutar turbin, yang meneruskan putaran ke kompresor udara. Turbin ini
bisa berputar hingga 150,000 putaran tiap menit (rpm) atau 30 kali putaran
mesin mobil pada umumnya. Temperatur perangkat ini juga bisa melesat naik,
ketika bersentuhan dengan gas buang. Dengan kondisi kerja seperti itu, turbo
membutuhkan material berkualitas tinggi dengan pengerjaan super presisi.
Selain itu gejala knocking/nglitik juga sering ditemui. Ini disebabkan karena
udara kompresi yang bersuhu tinggi ketika masuk ke ruang bakar yang
bertekanan tinggi, bisa memicu pembakaran sebelum busi memercikkan api. Oleh
karena itu, mobil dengan perangkat turbo seringkali membutuhkan BBM dengan
oktan tinggi, guna menghindari gejala knocking. Kini mesin-mesin modern yang
dilengkapi turbo, sudah dilengkapi semacam adjuster yang bisa menyesuaikan
kompresi udara secara presisi sesuai kebutuhan mesin.
Problem lain yang sering ditemui mobil dengan perangkat turbo adalah turbo lag.
Kondisi ini terjadi karena turbo tidak bisa seketika menghadirkan tambahan daya
saat gas ditekan (turbo baru bekerja pada putaran tertentu). Baru beberapa detik
kemudian tambahan daya bekerja, ditandai dengan melonjaknya mobil ke depan.
Cara untuk meminimalkan efek ini adalah memangkas bobot komponen yang
berputar. Ini membuat turbin dan kompresor lebih mudah berakselerasi untuk
melakukan kompresi. Cara lainnya, dengan menggunakan material baru seperti
ceramic turbine blades. Material baru ini lebih ringan dari baja, hingga lebih
mudah berputar Efek ini nyaris tidak terasa pada mesin dengan teknologi turbo
modern.
Karena turbo bekerja pada kondisi temperatur, kecepatan dan tekanan tinggi,
maka peforma optimum bisa didapat jika alat ini dioperasikan dan dirawat
dengan benar. Kerusakan yang sering terjadi biasanya akibat buruknya lubrikasi,
atau masuknya partikel abrasif pada oli. Sebab lain adalah lolosnya partikel
berukuran besar pada aliran udara yang tersedot masuk. Juga benda-benda yang
tersembur keluar dari exhaust, seperti kerak karbon, serpihan komponen mesin,
dll berperan menimbulkan kerusakan.
</< P>
HYBRID : Inovasi
Teknologi Tak
Sebatas Mimpi
Halaman 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7
Semua ini masih dalam tahap awal, dan teknologi hybrid akan terus
dikembangkan di masa mendatang …
Dari hasil pengujian THS, diperoleh efisiensi bahan bakar dua kali lipat
bila dibandingkan dengan kendaraan bensin konvensional, sedangkan
emisi gas buang yang dihasilkannya juga lebih ramah lingkungan.
POWER UNIT
Perpaduan motor listrik, generator dan
mesin VVT-i (Variable Valve Timing-
intelligent) menghasilkan tenaga yang
responsif, efisien bahan bakar dan
ramah lingkungan.
BATERAI
Terbuat dari bahan nikel-metal hydride
(Ni-MH) yang lebih ringan
dibandingkan baterai mobil tenaga
listrik pada umumnya, namun mampu
menghasilkan tenaga tiga kali lebih
besar.
u
EFISIENSI
BAHAN
BAKAR
Dibandingka
n dengan
kendaraan
bermesin
konvensional
yang
menggunaka
n transmisi
otomatis,
kendaraan
berteknologi
THS ini dapat
menghasilka
n efisiensi
bahan bakar, [Efisiensi bahan bakar]
sekitar 28
km/liter
(berdasarkan
hasil test uji
coba di
Jepang)
v EMISI
GAS BUANG
Dibandingka
n dengan
kendaraan
penumpang
dengan
tenaga
bensin
konvensional
, THS
mampu
mengurangi
separuh dari
gas CO2 dan
sekitar 1/10
gas CO, HC
dan NOx
yang cukup
berbahaya
bagi
lingkungan.