DALAM UU HKPD
22 November 2022
1 OVERVIEW PDRD
Penyerahan kewenangan ke daerah diikuti dengan revenue assignment dan expenditure assignment sebagai
instrumen dasar desentralisasi fiskal.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
3
PRINSIP DAN FUNGSI PAJAK
Pajak Daerah Selaras dengan Pajak Pusat Baik dari Prinsip maupun Fungsi
• UU PPh, UU PPN & PPnBM, UU Bea Meterai, UU PBB,
Pasal 18A dan Pasal 23A UUD 1945
UU Cukai (Pusat)
Tax Equivalence: Distribusi kewenangan pemajakan antara Pusat dan Daerah.
• UU PDRD (Daerah)
K
daerah dan dinikmati oleh orang
O
S IS
N
langsung dari pemerintah daerah
T R SI
atau badan, sesuai dengan objek A
RB AN
A
yang diatur dalam UU atau PP BE
LA
AY
PR
A SUN
L
ES
PE
G
AN
T
G
AN OR
Hasil penerimaan Retribusi
Wajib Retribusi yang tidak memenuhi
ET
daerah disetor secara bruto ke
EKO
SAN
A
kewajiban pembayarannya tidak
NY
SD
kas daerah sesuai pengaturan
memperoleh jasa yang diselenggarakan
KSI
NOM
KA
IS
PE
pengelolaan keuangan daerah
oleh pemerintah daerah
KE
EARMARKI
Digunakan untuk mendanai peningkatan
NG layanan publik yang berkaitan langsung
dengan jenis retribusinya (misal: Retribusi
Pelayanan Kesehatan untuk pendanaan
belanja kesehatan dalam APBD).
RETRIBUSI DAERAH
Jasa Jasa Usaha Perizinan
Umum 1. Tempat kegiatan usaha, grosir, Tertentu
1. Pelayanan Kesehatan 6. Jasa Kepelabuhanan 1. Persetujuan Bangunan
perotokan 7. Rekreasi, pariwisata, olahraga
2. Pelayanan Kebersihan 2. Pelelangan ikan, ternak, hasil Gedung (PBG)
3. Pelayanan Parkir Tepi 8. Penyeberangan orang dan 2. Penggunaan Tenaga
bumi, dan hasil hutan barang di air
Jalan Umum 3. Tempat khusus parkir Kerja Asing (PTKA)
4. Pelayanan Pasar 9. Penjualan hasil produksi usaha 3. Pengelolaan
4. Tempat 10. Pemanfaatan (optimalisasi) aset
5. Pengendalian Lalu penginapan/pesanggrahan/ vila Pertambangan
Lintas daerah Rakyat
5. Rumah potong hewan ternak
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
8
HIGHLIGHT PENGATURAN PAJAK DAERAH
Pengaturan Opsen dimaksudkan untuk tidak menambah beban WP melainkan percepatan penerimaan bagian PKB dan BBNKB bagi
kab/kota dan sinergi pemungutan pajak antara provinsi dan kab/kota
01 02 03 04
RASIONALIS PENERIMAAN PENAMBAHA
PENGATURAN
ASI PAD N
DETIL
JENIS TETAP RETRIBUSI
DALAM PP
RETRIBUSI TERJAGA ✔ BARU
Penambahan jenis retribusi
✔ Retribusi Cetak KTP dan Akta ✔ RUU HKPD hanya ✔ Rasionalisasi beberapa
mengatur mengenai jenis jenis Retribusi Daerah baru dimungkinkan melalui PP
Capil sesuai amanat UU
retribusi dan objek secara dikompensasi dengan (bukan dimaksudkan untuk
24/2013 tentang Adminduk
umum kebijakan Pajak Daerah mengatur kembali dalam PP
✔ Penyederhanaan Retribusi
yang berpotensi atas retribusi yang sudah
Perizinan Tertentu melanjutkan ✔ Detil objek, tingkat
meningkatkan dihapus dalam UU HKPD)
semangat UU Cipta Kerja penggunaan jasa, prinsip
dan sasaran penetapan penerimaan khususnya ✔ PP tentang Retribusi baru
✔ Rasionalisasi jenis retribusi
tarif diatur dengan PP untuk kab/kota. mengatur minimal: objek
lainnya didasari pertimbangan
✔ Sehingga overall retribusi, subjek dan wajib
bahwa layanan dimaksud wajib
penerimaan PAD tetap retribusi, prinsip dan sasaran
disediakan Pemda tanpa
terjaga penetapan tarif, dan tata cara
Dihapuskannya beberapa jenis retribusi bukan berarti Pemda tidak melakukan layanan
pungutan dimaksud. Layanan publik tersebut tetap dilakukan Pemda namun tanpa
pungutan kepada masyarakat. penghitungan retribusi.
UU 28 Tahun 2009 mengatur 32 jenis retribusi daerah, beberapa di antaranya merupakan pungutan atas layanan publik, antara lain:
a. Retribusi Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil;
b. Retribusi Pengujian Alat Pemadam Kebakaran;
c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; dan
d. retribusi lain yang dikenakan atas pelayanan wajib Pemerintah daerah.
Pungutan atas layanan publik yang pada dasarnya wajib disediakan Pemerintah daerah kepada masyarakat, apabila tetap
dipungut dapat menimbulkan ekonomi biaya tinggi (high cost economy) bagi masyarakat
Dalam UU No. 1/2022 tentang HKPD pungutan atas beberapa layanan publik dimaksud tidak lagi dibebankan kepada wajib
retribusi, melainkan menjadi kewajiban atau tanggung jawab pemerintah daerah. Salah satu fokus pengurangan pungutan
retribusi adalah untuk jenis Retribusi Jasa Umum yang secara filosofis merupakan pelayanan yang harus disediakan oleh
Pemerintah Daerah untuk mengendalikan, mengawasi, dan melindungi kepentingan masyarakat luas
Selaras dengan UU Cipta Kerja, rasionalisasi Retribusi Daerah dilakukan dalam rangka efisiensi pelayanan publik di daerah,
mendukung iklim investasi dan kemudahan berusaha, namun dengan tetap menjaga penerimaan PAD daerah
JENIS KETERANGAN
NO PERUBAHAN DALAM UU 1/2022
RETRIBUSI
1 Jenis Retribusi
A. Retribusi Jasa
Umum
Jenis Pelayanan 14 jenis menjadi 5: • Objek layanan retribusi yang dihapus tersebut merupakan kewajiban layanan
a. pelayanan kesehatan; publik yang memang harus diberikan oleh Pemda sehingga meskipun
b. pelayanan kebersihan; beberapa retribusi dimaksud tidak lagi dipungut Pemda, namun Jenis
c. pelayanan parkir di tepi jalan umum; Pelayanannya tetap wajib disediakan pemda kepada masyarakat
d. pelayanan pasar; dan • Retribusi Penyediaan/Penyedotan Kakus dan Pengolahan Limbah cair
e. pengendalian lalu lintas. digabungkan sebagai bagian objek Retribusi Pelayanan Kebersihan
B. Retribusi Jasa 11 menjadi 10, mengeluarkan retribusi terminal: • Retribusi Terminal dihapus dengan mempertimbangkan mengingat dalam
Usaha a. penyediaan tempat kegiatan usaha berupa pasar implementasinya selama ini telah banyak terdapat pungutan pada area terminal
grosir, pertokoan, dan tempat kegiatan usaha lainnya; yang berpotensi menimbulkan biaya ekonomi tinggi. Sebagai contoh, apabila
b. penyediaan tempat pelelangan ikan, ternak, hasil terdapat parkir khusus di dalam terminal, maka pada prinsipnya telah terdapat
bumi, dan hasil hutan termasuk fasilitas lainnya dalam jenis retribusi lain yaitu Retribusi Penyediaan Tempat Parkir Khusus. Apabila
lingkungan tempat pelelangan; terdapat pelayanan persampahan dalam terminal telah dikenakan Retribusi
c. penyediaan tempat khusus parkir di luar badan jalan; Kebersihan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan
d. penyediaan tempat penginapan/pesanggrahan/villa; terminal dan menghindari pungutan berlapis atas aktivitas yang sama, retribusi
e. pelayanan rumah pemotongan hewan ternak; ini dihapuskan.
f. pelayanan jasa kepelabuhanan;
g. pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga;
h. pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan
menggunakan kendaraan di air;
i. penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah;
j. pemanfaatan aset daerah yang tidak mengganggu
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi
perangkat daerah dan/atau optimalisasi aset daerah
dengan tidak mengubah status kepemilikan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
12
PERUBAHAN PENGATURAN RETRIBUSI DAERAH DALAM UU 1/2022 (2)
13
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
3 RETRIBUSI DAERAH
1 2 3 4
JENIS OBJEK WAJIB KONTRAPREST
RETRIBUSI RETRIBUSI RETRIBUSI ASI LANGSUNG
• Jasa Umum penyediaan/ pelayanan orang pribadi atau Wajib Retribusi wajib
• Jasa Usaha barang dan /atau jasa Badan yang membayar atas
• Perizinan Tertentu dan pemberian izin menggunakan/ layanan yang
tertentu kepada orang menikmati pelayanan digunakan/dinikmati.
pribadi atau Badan oleh barang, jasa, dan/ atau
Pemerintah Daerah. perizinan
Retribusi dapat tidak dipungut apabila potensinya kecil dan/atau Retribusi pengelolaan pertambangan rakyat merupakan pungutan
1 dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional/daerah untuk 4 Daerah berupa iuran pertambangan rakyat kepada pemegang izin
memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma pertambangan rakyat oleh Pemda dalam rangka menjalankan
delegasi Pemerintah di bidang minerba
0 0
Retribusi. besarnya Retribusi yang
terutang
0
1 3 5
0 0
2 4
Tingkat penggunaan jasa Tarif Retribusi dapat ditentukan
merupakan jumlah penggunaan jasa seragam atau bervariasi menurut
yang dijadikan dasar alokasi beban golongan sesuai dengan prinsip
biaya yang dipikul Pemerintah dan sasaran penetapan tarif
Daerah untuk penyelenggaraan jasa Retribusi
yang bersangkutan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA
17
PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI
01 02 03
Cakupan pengaturan dalam PP:
• Pada prinsipnya UU HKPD fokus Pemungutan Pajak dan Retribusi • pendaftaran dan pendataan
pada substansi pengaturan dilaksanakan sesuai dengan • penetapan besaran Pajak dan
materiil PDRD (pengaturan ketentuan umum dan tata cara Retribusi terutang
materiil = pengaturan yang pemungutan Pajak Daerah dan • pembayaran dan penyetoran
dibutuhkan untuk menghitung Retribusi Daerah (KUPDRD). • pelaporan
besaran pajak dan retribusi • pengurangan, pembetulan, dan
terutang) pembatalan
• Adapun pengaturan formil diatur • ketetapan
dalam PP aturan pelaksanaan UU • pemeriksaan Pajak
HKPD (pengaturan formil = • penagihan Pajak dan Retribusi
TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Kementerian Keuangan RI
Perimbangan Keuangan
• Dalam UU No 28 Tahun 2009, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor termasuk dalam jenis
Retribusi Jasa Umum.
• Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian kendaraan
bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. .
• Jenis Retribusi Jasa Umum, untuk Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota disesuaikan
dengan kewenangan Daerah masing-masing sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
• Sesuai UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, salah satu wewenang Pemerintah
daerah Kab/kota di bidang Perhubungan adalah Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.
Jumlah Daerah
Kategori Penerimaan
2019 2020 2021
> 10 M 2 2 2
> 1 M s.d. 10 M 77 65 69
> 500 juta s.d. 1 M 65 53 61
> 100 s.d. 500 juta 154 141 107
> 10 juta s.d. 100 juta 85 100 62
s.d. 10 juta 25 21 17
Jumlah Daerah Yang Memungut 408 382 318
1 Provinsi DKI Jakarta 46,083 0,11% 1 Provinsi DKI Jakarta 35,090 0,11% 1 Provinsi DKI Jakarta 26,474 0,08%
2 Kota Surabaya 13,277 0,30% 2 Kota Surabaya 16,093 0,45% 2 Kota Surabaya 15,725 0,40%
3 Kota Semarang 8,989 0,54% 3 Kota Semarang 7,105 0,47% 3 Kab. Bekasi 7,478 0,35%
4 Kab. Bekasi 5,906 0,28% 4 Kab. Bekasi 5,279 0,25% 4 Kab. Tangerang 7,351 0,34%
5 Kota Medan 5,719 0,37% 5 Kota Medan 4,923 0,38% 5 Kota Semarang 6,233 0,40%
6 Kota Bandung 4,745 0,21% 6 Kota Tangerang 4,364 0,31% 6 Kab. Gresik 5,724 0,36%
7 Kota Tangerang 4,176 0,23% 7 Kab. Sidoarjo 4,356 0,44% 7 Kota Medan 5,571 0,34%
8 Kab. Bandung 3,841 0,69% 8 Kota Bekasi 4,173 0,26% 8 Kota Depok 5,565 0,47%
9 Kab. Karawang 3,840 0,36% 9 Kota Bandung 4,153 0,25% 9 Kota Bekasi 5,327 0,30%
10 Kota Bekasi 3,801 0,20% 10 Kab. Bandung 3,982 0,77% 10 Kota Palembang 4,445 0,51%
Sumber: Data SIKD, DJPK
28
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA