Anda di halaman 1dari 7

SENI BUDAYA

LAPORAN KEGIATAN SENI RUPA

Andhika Gapura R
Muamar A

XI IPS 3
Pameran Seni Rupa “ArsTropika” yang diselenggarakan pada 12–16
September 2018
dalam rangka TKTB, Museum, dan Galeri Tahun 2018 di UPT. Taman Budaya
Provinsi Kalimantan Tengah sebagai implementasi tugas dan fungsi Galeri
Nasional Indonesia (GNI), beberapa diantaranya adalah menjalin kemitraan,
menyelenggarakan pameran, dan memberikan pelayanan edukasi di bidang seni
rupa kepada masyarakat luas, Galeri Nasional Indonesia—Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan— acapkali menjalankan program dukungan/sinergi
antarlembaga budaya. Program ini dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia,
dan ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik pelajar, mahasiswa,
pendidik/pengajar seni budaya, komunitas seni, maupun masyarakat umum.

Program dukungan/sinergi antarlembaga budaya telah dilaksanakan GNI setiap


tahun. Dalam tiga tahun terakhir, program ini telah direalisasikan dalam
berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh masyarakat/komunitas seni rupa, antara
lain Pameran Seni Rupa Internasional Biennale Terracotta 1st di Yogyakarta
(2015); Workshop Melukis Mural dalam rangka Temu Karya Taman Budaya
(TKTB) se-Indonesia di Kupang (2015); Workshop Seni Lukis dalam rangka
mendukung ajang Pra–Biennale 2015 di Makassar (2015); Workshop Seni
Lukis “Tips & Trik Melukis Model” dalam rangka mendukung Pekan Budaya
Indonesia (PBI) #2 di Malang, Jawa Timur (2016); dan Workshop Melukis di
Atas T-Shirt di Palu, Sulawesi Tengah dalam rangka mendukung Pekan Budaya
Indonesia (PBI) #3 (2017).

Pada 2018 ini, GNI telah menyelenggarakan program serupa yang diwujudkan
dalam Pameran Seni Rupa Kontemporer “Serupa Bunyi” dalam rangka
International Gamelan Festival (IGF) 2018 sebagai rangkaian kegiatan
Indonesiana di Taman Budaya Jawa Tengah. Kali ini, GNI kembali menggelar
program dukungan/sinergi antarlembaga budaya dalam bentuk Pameran Seni
Rupa “ArsTropika” pada 12–16 September 2018 di Gedung Pameran Seni UPT.
Taman Budaya Provinsi Kalimantan Tengah. Pameran ini merupakan hasil kerja
sama Galeri Nasional Indonesia dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan–
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, UPT. Taman Budaya Provinsi
Kalimantan Tengah, Taman Budaya Jawa Timur, UPTD Pengelolaan
Kebudayaan Daerah Jawa Barat, Taman Budaya Riau, serta Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah.
Pameran ArsTropika diungkap Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto
menjadi salah satu program utama yang diselenggarakan oleh GNI pada tahun
2018 sebagai platform kebudayaan yang mengintegrasikan kegiatan GNI
dengan daerah di luar Jakarta, dalam hal ini Palangkaraya. “Pameran ini sebagai
bentuk peran GNI dalam mendukung acara Temu Karya Taman Budaya,
Museum, dan Galeri Tahun 2018 yang diselenggarakan di Palangkaraya,
Provinsi Kalimantan Tengah sebagai Tuan Rumah,” ujar Pustanto.

Pameran ArsTropika menampilkan 45 karya seni rupa berupa lukisan dan


patung/instalasi hasil olah artistik 30 perupa dari 11 Provinsi di Indonesia
meliputi Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau,
Kepulauan Riau, Lampung, dan Gorontalo, serta tujuh perupa Indonesia yang
karyanya telah menjadi koleksi Galeri Nasional Indonesia/koleksi negara.
Karya-karya tersebut dibalut dengan tema ArsTropika, yang menurut
Kurator pameran Sudjud Dartanto sengaja dihadirkan dengan tujuan untuk,
pertama, memperlihatkan wacana naturalisme yang ditandai dengan kekuatan,
keindahan, jiwa alam dan isinya, kedua, menghadirkan lagi seni yang lahir dari
daerah tropis dan wacana seni tropis yang belakangan ini kurang mendapat
perhatian dalam dunia seni rupa, ketiga sebagai momentum simbolik ketika
pameran ini diselenggarakan tepat diparu-paru Indonesia dan dengan situasi
geo-kulturalnya, pameran ini dapat menjadi kontekstual dalam memamerkan
wacana seni tropis.

Selain pameran, ada juga Diskusi Seni Rupa Pameran “ArsTropika” pada 13
September 2018 di UPT. Taman Budaya Provinsi Kalimantan Tengah.
Menghadirkan narasumber Sudjud Dartanto (Kurator Pameran Seni Rupa
“ArsTropika”), Stefan Buana (Perupa/Founder Barak Seni Stefan), Hajriansyah
(Kurator/ Dosen Seni Rupa STKIP PGRI Banjarmasin), dan Zamrud Setya
Negara (Kepala Seksi Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia).
Diskusi ini akan diikuti oleh para guru seni budaya, pelajar, komunitas seni,
seniman, dan masyarakat umum yang berada di Kalimantan Tengah.

Pustanto berharap, semoga pameran ini mampu memberikan suguhan yang


inspiratif, edukatif, dan rekreatif bagi publik luas, khususnya masyarakat yang
berada di Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, peserta Temu Karya
Taman Budaya, Museum, dan Galeri Tahun 2018. Selain itu juga diharapkan
pameran ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman dengan
menyaksikan secara langsung karya-karya asli koleksi Galeri Nasional
Indonesia/negara yang memiliki nilai historis dalam sejarah seni rupa Indonesia.
Semoga pameran ini mampu memberikan motivasi untuk menumbuhkan
kecintaan dan penghargaan kepada para seniman daerah.
selanjutnya adalah mempersiapkan (pelaksanaan) pameran. Kegiatan utama
dalam persiapan pelaksaaan pameran ini adalah menyiapkan dan memilih karya
serta menyiapkan perlengkapan pameran.

1. Menyiapkan dan memilih Karya

Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya mutlak


diperlukan. Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kalian perlu
mempersiapkan karya yang akan dipamerkan. Kalian dapat membuat karya seni
rupa yang secara khusus diperuntukan bagi pameran yang direncanakan tersebut
atau memilih dari karya tugas yang pernah kalian buat dalam pembelajaran seni
rupa pada semester yang lalu.

Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul.


Proses pemilihan karya dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Teknik pemilihan
karya dapat dilakukan berdasarkan kualitas kaya (yang layak untuk
dipamerkan), jenis karya (karya dua dimensi atau tiga dimensi), ukuran, dan
kriteria lain sesuai ketentuan panitia pameran. Bahkan dalam pameran seni rupa
di sekolah, guru bisa melakukan seleksi karya ini dengan mempertimbangkan
proporsi perwakilan tiap kelas.

Jenis karya yang dipamerkan ini dapat ditentukan satu jenis karya saja atau
campuran dari berbagai jenis. Penentuan jenis karya ini akan mempengaruhi
perlengkapan pameran yang harus di sediakan. Sebagai contoh jika kebanyakan
yang dipamerkan adalah karya seni rupa dua dimensi maka kemungkinan besar
panitia pameran harus menyediakan tempat untuk menggantung karyakarya
tersebut. Sebaliknya jika karya yang dipamerkan kebanyakan karya seni rupa
tiga dimensi, maka tempat untuk meletakkan karya tersebut harus mendapat
perhatian lebih besar.

2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran


Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana)
seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat
ruangan). lampu sorot, sound system, dan poster,

Ruang Pameran

Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi.

Meja

Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan dapat pula digunakan
sebagai dasar penyimpanan karya tiga dimensional seperti patung atau barang
kerajinan lainnya.

Buku tamu

Bukti tamu (berisi: no, nama, alamat, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk
mengetahui berapa orang yang mengunjungi pameran.
Buku tamu akan sangat beguna kedepannya untuk menargetkan pameran
berikutnya. Buku tamu ini akan berpungsi sebagai data base penggemar
pameran kita.

Buku kesan dan pesan

Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan pribadi pengunjung, identitas
seperlunya) berguna sebagai masukan terhadap penyelenggan pameran. Hal ini
berguna untuk evaluasi kedepannya.
Panil

Berfungsi untuk menempelkan karya dua dimensi seperti: lukisan, gambar, dan
sebagainya. Panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.

Poster atau brosur

Media ini digunakan untuk menginformasikan kegiatan pameran yang akan


dilaksanakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan,
poster dan brosur sudah digunakan sebagai media informasi.

Contohnya seperti ini

Katalog

Berisi identitas seniman dan karya serta kuratorial penyelenggara pameran)


berfungsi sebagai penjelasan mengenai hal ilhwal seniman dan karya seni yang
dipamerkannya.

Folder

Berisi judul lukisan dan harga lukisan jika dijual membantu guide untuk
menjelaskan kepada pengunjung pameran.

Contoh

Lampu penerangan

Lampu ini digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan. Lampu ini
dipasang di setiap papan pamer (panil) atau di plafon. Pemasangan lampu dan
pemilihan jenis lampu untuk memperjelas karya sehingga lampu
dan penempatannya harus diatur dan dipilih sedemikian rupa agar tidak
menyilaukan.

Sound system

Sound system digunakan dalam acara pembukaan, dan untuk memperdengarkan


musik instrumentalia berirama lembutselama pameran berlangsung yang
berfungsi untuk mendukung suasana pameran sehingga pengunjung merasa
lebih nyaman ketika mengapresiasi karya yang dipamerkan.
Demikian Hal - Hal Yang Harus Dipersiapkan Dalam Pelaksanaan Pameran,
semoga bermanfaat dan silahkan berkresi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai