JENIS-JENIS LEASING

Leasing atau sewa guna usaha dapat dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu :
1. Leasing Finansial, yaitu dalam perusahaan pada leasing finansial berlaku suatu lembaga
keuangan. Dalam leasing finansial biasanya lessee atau pihak yang membutuhkan suatu
barang modal dapat menentukan sendiri jenis dari barang yang dibutuhkannya. Dalam
hal syarat, harga, dan hal lain yang berhubungan dengan barang dapat dinegosiasikan
langsung antara pihak lessee dengan supplier. Lessor dalam leasing finansial ini hanya
memiliki kepentingan dalam hal kepemilikan barang secara hukum. Kemudian, ketika
pada akhir perjanjian, lessee memiliki hak pilih yaitu dapat membeli barang dengan nilai
sisa (residual value) atau jika tidak membeli barang, maka barang tersebut harus
dikembalikan kepada pemilik yang sebenarnya atau lessor. Dalam finansial leasing ini
dapat dikatakan bahwa lessor hanya merupakan pemilik barang saja dan lessee
merupakan pihak yang menikmati keuntungan ekonomis atas barang lessor. Bentuk
leasing finansial ini juga tertera jelas pada Surat Keputusan Bersama Menteri Tahun
1974. Leasing finansial ini juga menggambarkan arti dari leasing yang sebenarnya.
2. Leasing Operative, yaitu dalam leasing ini lessor biasanya membeli barang yang
kemudian menyewakan barang tersebut kepada lessee untuk jangka waktu tertentu.
Disini biasanya lessee membayar rental yang dimana besarnya secara keseluruhan tidak
meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor. Dalam menentukan
besarnya rental, biasanya lessor tidak memperhitungkan biaya tersebut karena setelah
masa leasing berakhir diharapkan harga barang tersebut masih tinggi. Dalam leasing
operative tidak ditentukan adanya nilai sisa (residual value) serta hak opsi bagi lessee.
Kemudian setelah berakhirnya perjanjian pihak lessor dan lessee akan merundingkan
kemungkinan dilakukannya kontrak leasing yang baru.

Daftar Pustaka :
Effendy, Taufik. (2015). Mekanisme Pemanfaatan Leasing dalam Praktiknya, 1979-4940.