Ratu Elizabeth I, atau dikenal sebagai The Virgin Queen lahir tanggal 7 September 1533 di istana Greenwich dan meninggal pada 24 Maret 1603 di istana Richmond, Inggris. Elizabeth merupakan putri dari Raja Henry VIII dan istri keduanya, Anne Boleyn. Ia terlahir sebagai seorang putri, namun dinyatakan tidak sah karena intrik politik. Kelahiran Elizabeth menjadi kabar gembira bagi seluruh rakyat Inggris, tetapi merupakan kekecewaan bagi Raja Henry. Ayahnya sangat menginginkan seorang anak laki-laki untuk mewarisi takhta Dinasti Tudor. Walaupun Elizabeth ditempatkan sebagai pewaris, Raja Henry berharap bahwa anak selanjutnya adalah laki-laki, untuk menggantikan Elizabeth.
Ketika usianya menginjak 2 tahun, ibunya, Anne Boleyn, dituduh berzina
dan dipenggal atas perintah suaminya sendiri. Ayahnya menikahi Jane Seymour, pembantu Anne, seminggu kemudian. Elizabeth dinyatakan tidak sah dan dikeluarkan dari calon pewaris takhta. Gelarnya diturunkan dari 'Princess' ke 'Lady'. Elizabeth berusia 13 tahun ketika Henry VIII meninggal. Edward, adik tirinya yang berusia sembilan tahun menjadi Raja. Setelah kematian awal Edward karena tuberkulosis pada 1553, kakak tiri Elizabeth, Mary, menjadi ratu.
Mary mengembalikan Inggris menjadi Katolik dan memulai serangkaian
pembersihan terhadap orang-orang Protestan. 287 orang dieksekusi pada masa pemerintahan tragisnya yang singkat. Rencana Mary untuk menikahi Pangeran Phillip dari Spanyol memicu pemberontakan yang gagal, dan Elizabeth diduga terlibat di dalamnya. Akhirnya, Elizabeth sempat dipenjara di Menara London pada tanggal 18 Maret 1554. Meskipun Elizabeth disebut sebagai salah satu penguasa Inggris yang paling hebat, Elizabeth seharusnya tidak menjadi pewaris takhta. Pada zaman itu, anak laki-laki lebih diinginkan menjadi pewaris ketimbang perempuan. Elizabeth juga dicopot dari calon pewaris takhta saat pernikahan orangtuanya dinyatakan tidak sah sebelum eksekusi ibunya, Anne Boleyn. Tetapi, Elizabeth kembali menjadi calon pewaris berkat campur tangan ibu tirinya yang terakhir, Katherine Parr. Setelah kematian saudara tirinya Mary, Elizabeth berhasil naik takhta pada umur 25 tahun.
Elizabeth telah mewarisi negara yang dilanda perselisihan agama.
Sementara, ia membutuhkan dukungan publik untuk tetap menjadi ratu. Perayaan penobatan tahun berikutnya sangat spektakuler. Ketika prosesi berjalan melalui London menuju Westminster, Elizabeth berhenti untuk mendengarkan ucapan selamat dan menerima bunga dari orang-orang biasa di jalan. Ratu bukanlah ancaman bagi stabilitas dan kejayaan bangsa. Dan Elizabeth berhasil membuktikan gagasan itu, di mana pada saat itu orang-orang lebih mempercayai seorang pemimpin laki-laki daripada perempuan. Zaman itu, laki-laki dilatih dalam kefasihan berperang, sementara perempuan didesak untuk tetap diam dan menjahit di rumah.
Elizabeth kemudian berkata di hadapan seluruh rakyatnya bahwa ia memiliki
dua bentuk tubuh; tubuh fisik yang terdiri dari tulang, daging dan darah serta tubuh spritual yang merepresentasikan kesatuan dirinya dengan keseluruhan Inggris. Ia akan mendarmabaktikan keduanya bagi kejayaan Inggris. Elizabeth memilih untuk tidak menikah. Bahkan ia bersumpah menutup jendela hatinya bagi semua laki-laki karena ia telah menikah dengan Inggris. Ia juga mengecam anggota parlemen dan mengatakan bahwa kesejahteraan Inggris adalah prioritasnya, bukan pernikahan. Elizabeth menambahkan, parlemen harus menjauhkan diri dari masalah pribadinya. Parlemen dan rakyat respect terhadap peryataan Elizabeth itu.
Reformasi Protestan menjadi lebih dapat diterima oleh orang-orang,
tentunya setelah Armada Spanyol berhasil dipukul mundur oleh pasukan Inggris. Setelah berhasil mengembalikan Inggris pada Protestan, Elizabeth melihat peluang di luar Eropa untuk memperluas perdagangan dan meningkatkan kekayaan negara. Masa pemerintahan Elizabeth menghasilkan banyak penemuan, eksplorasi, dan ekspansi. Pada 1580, Francis Drake menjadi orang Inggris pertama yang mengelilingi dunia. Disusul oleh Sir Walter Raleigh pada tahun 1585 yang membentuk koloni dari sekitar 100 orang di pantai timur Amerika Utara, yang ia beri nama Virginia yang merujuk kepada Elizabeth, sang 'Ratu Perawan'. Pemerintahan Elizabeth juga terkenal dengan revolusi seninya, terutama teater. Ketertarikan sang ratu terhadap seni menjadi pendukung penciptaan karya-karya hebat seperti William Shakespeare dan Christopher Marlowe. Sementara, potret adalah bentuk lukisan pada masa itu, dan para seniman menghormati Elizabeth dengan melukis potretnya.