0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
Pidato mengenai peringatan Hari Pahlawan Nasional mengajak untuk meneladani para pahlawan masa kini seperti guru, petani, dokter, dan atlet yang berjuang demi bangsa. Pelajar didorong untuk menjadi pahlawan dengan belajar giat, berkarya, dan menjauhi plagiarisme. Pahlawan sejati adalah mereka yang rela berkorban untuk negara tanpa mengharap pujian.
Pidato mengenai peringatan Hari Pahlawan Nasional mengajak untuk meneladani para pahlawan masa kini seperti guru, petani, dokter, dan atlet yang berjuang demi bangsa. Pelajar didorong untuk menjadi pahlawan dengan belajar giat, berkarya, dan menjauhi plagiarisme. Pahlawan sejati adalah mereka yang rela berkorban untuk negara tanpa mengharap pujian.
Pidato mengenai peringatan Hari Pahlawan Nasional mengajak untuk meneladani para pahlawan masa kini seperti guru, petani, dokter, dan atlet yang berjuang demi bangsa. Pelajar didorong untuk menjadi pahlawan dengan belajar giat, berkarya, dan menjauhi plagiarisme. Pahlawan sejati adalah mereka yang rela berkorban untuk negara tanpa mengharap pujian.
Alhamdulillahirobbil’alamin. Assalatu wassalamu ala asyrofil anbiya iwal
mursalin, wa ala alihi wasohbihi ajmain. Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala Sekolah…. Yang terhormat, Bapak/Ibu Dewan Guru Serta Teman-teman seperjuangan yang saya banggakan; Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita banyak nikmat terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga bisa sama- sama hadir dan menyemarakkan kegiatan peringatan Hari Pahlawan Nasional Tahun 2022. Shalawat berbingkai salam mari sama-sama kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan seringnya bershalawat, kita semakin didekatkan dengan surganya Allah. Bapak, Ibu, serta teman-teman yang saya sayangi; Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mengajak kita semua untuk berkisah tentang Para Pahlawan Masa Kini. Apakah yang disebut dengan pahlawan masa kini itu ialah mereka yang berjuang di medan perang menggunakan bambu runcing dan bergerilya? Jika itu dulu, maka bisa jadi. Tapi sekarang, kisahnya sudah beda lagi. Perang sudah nyaris tidak ada, yang ada ialah kita berperang terhadap diri sendiri. Tanpa mengabaikan perjuangan para pahlawan nasional di masa kemerdekaan, sejatinya di dekat kita juga banyak pahlawan masa kini. Mereka adalah para pahlawan yang rela mengabdi, berkorban waktu dan tenaga untuk menjaga kedamaian negeri, keamanan negeri, serta mencerdaskan para generasi penerus bangsa. Para pahlawan itu bisa jadi seorang guru, bisa pula seorang petani, dokter, dan bisa pula para atlet yang terus berusaha agar bisa mengibarkan bendera merah putih di negeri orang. Kiranya, mereka semua pantas untuk disebut sebagai pahlawan masa kini. Lalu, apakah kita yang sedang hadir di sini juga bisa menjadi pahlawan? Tentu bisa, terutama dalam meneladan nilai-nilai dan memetik inspirasi dari para pahlawan bangsa. Sebagai seorang pelajar misalnya, maka kita bisa berusaha untuk menjadi pahlawan dengan cara giat belajar, terus berkarya, serta menjauhkan diri dari perbuatan curang seperti mencontek dan melakukan tindakan plagiarisme. Teman-teman seperjuangan yang saya banggakan; Di hari ini, kita perlu waspada dan wajib untuk senantiasa rendah diri karena menjadi pahlawan dan mengaku sebagai pahlawan itu adalah kata-kata yang mirip namun berbeda artinya. Pahlawan sejati ialah mereka yang memang benar-benar mau, tulus, dan rela untuk mengabdi dan berkorban untuk diri, umat, negara, dan bangsa. Jadi, gelar pahlawan itu bukan diakui melainkan diberikan dari orang lain. Maka dari itulah, sebagai seorang generasi penerus bangsa, kita jangan cepat merasa puas atas gigihnya pengorbanan, tingginya prestasi, atau banyaknya keringat pengabdian. Karena pahlawan masa kini adalah mereka yang tidak pernah putus asa dalam berusaha, tidak terbang saat dipuji, serta tidak tumbang ketika dihina dan dicaci. Bapak, Ibu, serta Teman-teman yang berbahagia; Kiranya demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan pada momentum Hari Pahlawan Nasional Tahun 2022 ini. Semoga bermanfaat terutama bagi diri saya sendiri. Banyak maaf atas kesalahan, dan saya akhiri dengan pantun: Lihatlah langit biru di atas awan Cantiknya menyaingi mawar berduri Teladanlah akhlak para pahlawan Lalu jadilah kita kebanggaan negeri Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh