php/naval
Abstrak
Perkembangan teknologi material semakin berkembang seiring dengan perkembangan industri teknologi yang tidak
berhenti untuk selalu melakukan inovasi dalam bidang riset. Salah satunya adalah penggunaan material Sandwich
Plate System yang merupakan material inovatif dalam bentuk komposit lapisan.. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai penggunaan sandwich pada konstruksi alas dalam sehingga dapat diketahui
perbandingan berat dan tegangan maksimum dapat memenuhi standar dari rules ada. Permodelan dan analisa
menggunakan software berbasis finite element analysis untuk mengetahui besaran respons struktur berupa nilai
tegangan. Dari hasil penelitian didapatkan konfigurasi ketebalan sandwich face plate atas 6 mm dan bawah 7 mm
sedangkan tebal core material 15 mm (6-15-7). Hasil analisa pada penelitian ini memenuhi batas maksimum tegangan
rules LR (tegangan max < 175 Mpa), Tegangan maksimum terbesar terjadi pada konstruksi alas dalam saat kondisi
sagging pada loading condition I sebesar 98,4 MPa pada kosntruksi baja dan 99,6 MPa pada konstruksi sandwich
serta deformasi terbesar terjadi pada saat kondisi hogging pada loading condition I sebesar 4,00 cm untuk konstruksi
menggunakan baja dan 4,15 cm untuk konstruksi menggunakan sandwich. Serta konstruksi akibat penggunaan
sandwich plate system pada konstruksi alas dalam dapat menurunkan berat konstruksi sebesar 2,8% untuk keseluruhan
konstruksi dan 5,7% untuk konstruksi alas dalam.
Kata Kunci : Sandwich Plate System, Alas Dalam, Berat Konstruksi, Kontainer, Tegangan
80
faceplate bawah 7 mm dan terjadi pengurangan
60
konstruksi di bagian bracket floor.
40
3.7 Rangkuman Hasil Analisis Tegangan
20
1. Rangkuman hasil analisis pada keseluruhan
0 struktur
Air Tenang Sagging Hogging a) Loading condition I
Baja Sandwich Tabel 4. Perhitungan Hasil Analisis pada
Keseluruhan Struktur LC I
Tegangan Deformasi
Gambar 13. Diagram Tegangan Maksimal pada Kondisi
(MPa) (cm)
Setiap Kondisi Gelombang untuk Loading
Konstruksi Alas Dalam Baja
Condition II
Air Tenang 73,3 1,64
Sagging 98,4 2,81
Tegangan maksimal yang terjadi saat kondisi
Hogging 96,8 4,00
air tenang loading coandition II pada konstruksi
Konstruksi Alas Dalam Sandwich
yang menggunakan baja adalah sebesar 53,0 MPa
Air Tenang 74,3 1,55
dan deformasi 1,08 cm, sedangkan tegangan
Sagging 99,6 2,62
maksimal pada konstruksi yang menggunakan
Hogging 99,5 4,15
sandwich adalah sebesar 51,8 MPa dan deformasi
1,10 cm. Tegangan maksimal terjadi pada plat alas
b) Loading condition II
kapal bagian tengah yang ditumpu oleh center
Tabel 5. Perhitungan Hasil Analisis pada
girder yang mendapat tekanan tekanan air laut
Keseluruhan Struktur LC II
yang besar sehingga memberi tegangan yang besar
pada bagian tersebut. Pada konstruksi Tegangan Deformasi
Kondisi
menggunakan sandwich dengan konfigurasi (MPa) (cm)
dengan tebal faceplate atas 6 mm, core 15 mm dan Konstruksi Alas Dalam Baja
faceplate bawah 7 mm dan terjadi pengurangan Air Tenang 53,0 1,08
konstruksi di bagian bracket floor. Sagging 74,1 1,92
Tegangan maksimal yang terjadi saat kondisi Hogging 75,8 2,87
sagging pada konstruksi yang menggunakan baja
Jurnal Teknik Perkapalan, Vol. 7, No. 4 Oktober 2019 436
Konstruksi Alas Dalam Sandwich dibandinkan dengan menggunakan baja
Air Tenang 51,8 1,10 konvensional karena ada pengurangan beberapa
Sagging 74,8 1,75 profil di bagian konstruksi bagian alas dalam dan
Hogging 78,3 3,05 ada perubahan konfigurasi ketebalan setelah
memakai sandwich. Dari data diatas juga kita dapat
2. Rangkuman hasil analisis pada konstruksi presentasi pengurangan berat konstruksi akibat
Alas Dalam penggunaan sandwich untuk keseluruhan
a) Loading condition I konstruksi sebesar 2,8 % dan konstruksi alas dalam
Tabel 6. Perhitungan Hasil Analisis pada sebesar 5,7%.
Keseluruhan Struktur LC I
Tegangan Deformasi 3.9 Safety factor
Kondisi Faktor keamanan (Safety factor) adalah faktor
(MPa) (cm)
Konstruksi Alas Dalam Baja yang menunjukkan standar keamanan dari suatu
Air Tenang 56,5 1,64 konstruksi dari beban luar, yaitu beban tekan
Sagging 58,7 2,75 maupun tarik yang didapatkan sesuai dengan
Hogging 68,5 1,89 ketentuan LR Part 3,Capter 4, Section 5.6.1
Konstruksi Alas Dalam Sandwich 1. Safety Factor pada keseluruhan konstruksi
Air Tenang 57,3 1,49 a) Loading condition I
Sagging 62,6 2,62 Tabel 8. Safety Factor pada Keseluruhan
Hogging 71,6 2,04 Konstruksi
Tegangan Tegangan
b) Loading condition II Kondisi Maks Izin Keterangan
Tabel 7. Perhitungan Hasil Analisis pada (MPa) (MPa)
Keseluruhan Struktur LC II Konstruksi Alas Dalam Baja
Tegangan Deformasi Air
Kondisi 73,3 175 memenuhi
(MPa) (cm) Tenang
Konstruksi Alas Dalam Baja Sagging 98,4 175 memenuhi
Air Tenang 31,0 0,98 Hogging 96,8 175 memenuhi
Sagging 32,1 1,92 Konstruksi Alas Dalam Sandwich
Air
Hogging 40,8 1,23 74,3 175 memenuhi
Tenang
Konstruksi Alas Dalam Sandwich Sagging 99,6 175 memenuhi
Air Tenang 29,6 0,81 Hogging 99,5 175 memenuhi
Sagging 36,4 1,75
Hogging 41,3 1,42
b) Loading condition II
Tabel 9. Safety Factor pada Keseluruhan
Dari hasil rangkuman tersebut dapat diketahui
Konstruksi
tegangan maksimal pada setiap kondisi dan
Tegangan Tegangan
loading condition. Untuk kondisi sagging dan Kondisi Maks Izin Keterangan
hogging ketinggian gelombang memakai (MPa) (MPa)
ketinggian gelombang yang ada di perairan Konstruksi Alas Dalam Baja
indonesia. untuk konstruksi dari hasil analisa telah Air
mamakai konstruksi yang telah dibuat oleh Tenang
53,0 175 memenuhi
galangan dan telah memenuhi standar oleh klas Sagging 74,1 175 memenuhi
yang ada. Hogging 75,8 175 memenuhi
Konstruksi Alas Dalam Sandwich
3.8 Perhitungan Berat Konstruksi Air
51,8 175 memenuhi
Perhitungan berat konstruksi dilakukan untuk Tenang
mengetahui perbedaan berat antara konstruksi las Sagging 74,8 175 memenuhi
alam menggunakan baja dan setelah menggunakan Hogging 78,3 175 memenuhi
sandwich. Sehigga didapat berat konstruksi yang
menggunakan berat baja sebesar 412,712 ton dan
berat konstruksi yang menggunakan sandwich
sebesar 401,294 ton.
Dari hasil yang ada maka dapat disimpulkan
bahwa berat konstruksi berkurang sebesar 11,418
ton saat menggunakan sandwich. Sehingga berat
konstrusi menggunakan sandwich lebih ringan