HA H + A : Sifat Larutan Asam Dan Basa
HA H + A : Sifat Larutan Asam Dan Basa
Larutan asam dan basa merupakan senyawa penting yang berperan besar dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam
tubuh makhluk hidup, makanan, dan obat-obatan, produk rumah tangga, pertanian, maupun bahan baku industri.
Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila menganung zat tertentu, air dapat terasa asam, pahit, asin, dan lain
sebaginya. Air yang mengandung zat lain dapat pula menjadi berwarna. Cairan yang berasa asam disebut sebagai larutan asam,
larutan yang berasa asin disebut sebagai larutan garam, dan larutan yang berasa licin dan pahit disebut larutan basa.
3. Bila dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+ dan menghasilkan ion OH- dan
anion sisa asam kation sisa basa
HA H +
+A
-
BOH
B+ + OH-
4. Bila diuji dengan indikator kertas tersebut berubah kertas tersebut tidak berubah
kertas lakmus biru menjadi merah warna
5. Jika diuji dengan indikator kertas tersebut tidak berubah kertas tersebut berubah
kertas lakmus merah warna menjadi biru
Kekuatan asam dipengaruhi oleh banyaknya ion H+ yang dihasilkan oleh senyawa asam dalam larutannya. Semakin
banyak ion H+ yang dihasilkan maka tingkat keasaman larutan tersebut semakin kuat atau disebut sebagai asam kuat,
dan sebaliknya semakin sedikit ion H+ yang dihasilkan maka tingkat keasamannya semakin lemah atau disebut sebagai
asam lemah.
Demikian pula dengan basa, kekuatan basa suatu senyawa dipengaruhi oleh banyaknya ion OH - yang dihasilkan.
Suatu senyawa dikatakan sebagai basa kuat apabila di dalam larutan menghasilkan ion OH - banyak, dan semakin
banyak ion OH- yang dihasilkan maka semakin kuat basa tersebut, dan semakin sedikit ion OH - yang dihasilkan, maka
semakin lemah pula kekuatan basa dalam senyawa tersebut.
Untuk menyatakan tingkat atau derajat keasaman suatu larutan, pada tahun 1910 seorang ahli dari Denmark, Soren
Lautiz Sorensen memperkenalkan suatu bilangan sederhana. Bilangan ini diperoleh dari hasil logaritma konsentrasi H+.
Bilangan ini dikenal dengan istilah skala pH. Harga pH berkisar antara 1-14, dan ditulis :
pH = - log [H+]
atau untuk basa :
pOH = -log [OH-]
pKw = pH + pOH
o
Pada suhu 25 C, pKw = pH + pOH = 14
Pengukuran pH
Untuk mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa, tidak semua zat dapat/ boleh dicicipi rasanya, sebab
berbahaya, namun kita bisa mengukur nilai pH nya.
Untuk menentukan pH suatu larutan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
1. Menggunakan beberapa indikator
Indikator adalah asam organik lemah atau basa organik lemah yang dapat berubah warna pada rentang harga
pH tertentu (James E. Bray, 1990).
Harga pH suatu larutan dapat diperkirakan dengan menggunakan trayek pH indikator.
Indikator memiliki trayek perubahan warna yang bebeda-beda. dengan demikian dari uji larutan dengan
beberapa indikator akan dipeoleh daerah irisan pH larutan.
Contoh :
Suatu larutan dengan brom timol blue (6,0 – 7,6) berwarna biru dan dengan fenolftalein (8,3 – 10,0) tidak
berwarna, maka pH larutan tersebut adalah 7,6 – 8,3. Hal ini disebabkan jika brom timol blue berwarna biru,
berarti pH larutan lebih besar dari 7,6 dan jika dengan fenolftalein tidak berwarna, berarti pH larutan kurang dari
8,3.
3. Mernggunakan pH-meter
pH-meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Indikator Asam - Basa
Kelas :
Kelompok :
Anggota kelompok :
A. Tujuan Percobaan
1. Peserta didik dapat menganalisis sifat larutan berdasar pH larutan menggunakan indikator.
2. Peserta didik dapat memilih bahan alam di sekitar yang bisa digunakan sebagai indikator
larutan asam dan basa.
3. Peserta didik dapat membandingkan efektivitas penggunaan indikator alami, kertas lakmus, dan indikator universal.
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan penumbuk dan membuat ekstrak bahan berikut :
- kunyit
- bunga sepatu
- wortel
2. Memasukkan ekstrak bahan-bahan tesebut ke dalam wadah (gelas bening) dan diberi label nama.
3. Menyiapkan beberapa bahan yaitu : air jeruk, cairan karbol, pasta gigi, obat maag cair dan dilarutkan ke dalam
air hingga volumenya menjadi 100 mL dan diberi label nama.
4. Menyiapkan dalam gelas berbeda larutan air jeruk, cairan karbol, pasta gigi, obat maag cair masing-masing 10 mL, dan
memasukkan 5 tetes ekstrak kunyit ke dalam larutan-larutan tersebut, dan mengamati perubahan yang terjadi.
5. Mengulangi langkah no 4, namun ekstrak kunyit diganti ekstrak bunga sepatu.
6. Mengulangi langkah no. 5 namun ekstrak bunga sepatu diganti ekstrak wortel.
7. Menyiapkan palet porselen kemudian meneteskan 5 tetes larutan pada nomor 3, kemudian memasukkan
potongan kertas lakmus merah, kemudian mengamati perubahan warna kertas lakmus tersebut.
8. Melakukan langkah seperti nomor 7, namun kertas lakmus diganti lakmus biru.
9. Menyiapkan palet porselen kembali dan menyiapkan indikator universal, kemudian menggunakan
pipet tetes, meneteskan larutan pada nomor 3 , dan mengamati perubahan warna yang terjadi.
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan hasil pengamatan!
1. Bagaimanakah kecenderungan warna indikator alami jika ditetesi larutan yang bersifat asam?
2. Bagaimanakah kecenderungan warna indikator alami jika ditetesi larutan yang bersifat basa?
3. Bandingkanlah hasil efektivitas penggunaan indikator alami, kertas lakmus, dan indikator universal!
F. Simpulan
Berdasarkan data pengamatan dan analisis data, maka simpulan dari kegiatan ini adalah … .
Lampiran 2 : Instrumen Penilaian Sikap
1.1 Observasi pada kegiatan praktikum
Kriteria penilaian :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
Jumlah skor X 10
Nilai = 5
Indikator :
1. Menjelaskan sifat larutan asam dan basa dengan tepat.
2. Mengidentifikasi larutan asam dan basa menggunakan indikator bahan alam dengan benar.
3. Menyebutkan contoh larutan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
Butir Soal :
1. Suatu indikator memberi warna merah dengan larutan kapur sirih. Indikator ini akan berwarna merah juga dalam … .
A. larutan cuka
B. air jeruk
C. larutan garam dapur
D. larutan gula
E. air sabun
2. Untuk mengukur derajat keasaman larutan asam atau basa., paling tepat digunakan indikator … .
A. fenoftalein
B. metil jingga
C. metil merah
D. bromtimol blue
E. universal
3. Suatu indikator kertas lakmus warna merah diuji dengan suatu larutan sehingga kertas lakmus berwarna merah.
Kemudian kertas lakmus warna biru diuji dengan larutan yang sama sehingga kertas lakmus berwarna biru. Hal
tersebut menunjukkan bahwa larutan tersebut adalah larutan … .
A. acar
B. air sabun
C. air jeruk
D. air mineral
E. obat maag sirup
4. Beberapa larutan diuji dengan kertas lakmus didapat hasil sebagai berikut :
Larutan Lakmus merah Lakmus biru
1 Merah Merah
2 Biru Biru
3 Merah Biru
4 Biru Merah
Berdasarkan data di atas, Larutan yang bersifat asam dan basa secara berturut-turut adalah … .
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 3 dan 4
E. 1 dan 4
5. Seorang siswa melakukan pengujian air sungai dengan indikator asam dan basa secara berturut-turut sebagai berikut :
Indikator A B
Lakmus merah Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan
Lakmus biru Tidak ada perubahan Merah
Kunyit Tidak ada perubahan Merah bata
Perubahan indikator dari air sungai yang diuji menunjukkan bahwa sifat air sungai tersebut secara berturut-turut … .
A. basa dan asam
B. asam dan basa
C. asam dan netral
D. netral dan asam
E. netral dan basa
Analisis :
Setelah melakukan percobaan siswa dapat membedakan sifat asam, basa, dan netral suatu larutan yang
dibuktikan melalui percobaan menggunakan indikator. Minimal 90% benar.
Lampiran 5 : Remidial