Anda di halaman 1dari 10

Revitalisasi Curug Ponggang

1
Ahmad Zabar Zain Shidiq, 2Neng Yanti Kurnia, 3M. Dimas Ramadhan
Universitas Subang, Jln. Arief Rachman Hakim No. 8, telp 082118023147

Abstract

Tourism is one of the biggest potentials in Indonesia, thousands of tourist sites are untouched
and do not have a capable infrastructure to develop. Areas that have tourism potential are assets
for countries that have an important role for economic growth and development in the area.
Curug Ponggang is a tourist attraction that has great tourism potential. Various kinds of
cultural treasures that are still hidden behind Curug Ponggang deserve to be explored, with the
method of empowering residents to participate in the revitalization of Curug Ponggang, it is
hoped that a sense of belonging to the Curug Ponggang tourist attraction will arise.

Keywords: Tourism, Curug Ponggang..

Abstrak

Pariwisata merupakan salah satu potensi terbesar di Indonesia, ribuan lokasi wisata belum
terjamah dan tidak memiliki infrastruktur yang mumpuni untuk berkembang. Daerah yang
memiliki potensi pariwisata adalah aset bagi negara yang memiliki peranan penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Curug Ponggang adalah salah satu
objek wisata yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Berbagai macam kekayaan budaya
yang masih tersembunyi di balik Curug Ponggang layak dieksplorasi, dengan metode
memberdayakan warga untuk berpartisipasi dalam revitalisasi Curug Ponggang diharapkan
timbul rasa memiliki kepada objek wisata Curug Ponggang.

1. PENDAHULUAN

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM) Pembelajaran
Pemberdayaan Masyarakat di Desa Ponggang, KabupatenSubang, Propinsi Jawa Barat, bertujuan
untuk meningkatkan laju geraknya pembangunan masyarakat dengan menumbuh kembangkan
motivasi pada masyarakat setempat. KKN ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Katholik
Atmajaya, dan Universitas Subang.
Desa Ponggang yang terletak di Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat
mempunyai 4 Dusun yaitu Dusun Cigadog, Dusun Cibitung, Dusun Cibereum dan Dusun
Ponggang. Salah satu dusun pada Desa Ponggang adalah Dusun Ponggang yang merupakan
sebuah dusun yang letaknya dapat dikatakan cukup terpencil. Dusun ini terletak 6 kilometer dari
jalan raya Babakan. Untuk mengakses dusun ini, harus melalui perumahan warga sepanjang
kurang lebih 5 kilometer dari jalan raya, lalu masuk ke jalan sempit yang lebarnya kurang lebih 2
meter. Aktifitas sebagian besar masyarakat pekerja di Dusun Ponggang adalah bertani. Dusun
Ponggang memiliki suatu tempat wisata alam yaitu Curug Ponggang.
Desa Ponggang merupakan Desa yang cukup luas, Desa Ponggang terletak di Kecamatan
Serangpanjang, Kabupaten Subang Jawa Barat. Desa ini dulu merupakan tempat persembunyian
para pejuang pascakemerdekaan pada 24 Juli 1947 yang dipimpin oleh Moh Mu’Min. Moh
Mu’Min merupakan tokoh yang berperan penting dalam pembangunan Desa Ponggang ini
karena Beliau membantu membukakan lahan pertanian untuk warga Desa Ponggang.
Sampai saat ini mayoritas warga di Desa Ponggang lebih memilih untuk bertani sebagai
pekerjaan utamanya. Rata-rata warga di Desa ini memiliki Ras Sunda dan memeluk Agama
Islam. Desa Ponggang merupakan Desa yang memiliki nilai-nilai budaya yang sangat kental.
Beberapa kebudayaan yang dimiliki oleh Desa Ponggang seperti Sedekah Bumi, yaitu ritual
warga Desa untuk berterimakasih kepada Yang-Mahakusa atas berkat panen yang telah
diberikan. Ritual Mandi Pancuran Tujuh, ritual yang dilakukan oleh warga untuk membersihkan
diri atau memurnikan hati warga di Desa Ponggang dan ritual ini juga dilakukan untuk
pengunjung dari luar Desa Ponggang jika ingin menetap di Desa Ponggang lebih dari 3 hari
dimana kita harus mandi di Pancuran 7 dan akan ditemani oleh tokoh-tokoh adat di Desa
Ponggang.
Namun, saat ini Curug Ponggang seperti kurang terawat sehingga seringkali sepi pengunjung
atau wisatawan. Oleh karena itu, terciptanya suatu rencana revitalisasi Curug Ponggang untuk
mendukung wisata alam tersebut. Curug Ponggang juga merupakan tempat wisata yang juga
sebagai sebuah sektor yang telah memegang peranan penting dalam membangun perekonomian
masyarakat dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi yang dapat semakin baik dan maju
karena sektor pariwisatanya.

Gambar 1. Pemandangan area sekitar Curug Ponggang


Sumber : Analisa Primer

2. METODE PELAKSANAAN
2.1. Persiapan
2.1.1. Sosialisasi kepada masyarakat
Sebelum mahasiswa diterjunkan ke lokasi, tim DPL dan perwakilan mahasiswa
terlebih dahulu ke lokasi untuk berdialog dengan aparat desa dan tokoh masyarakat,
dengan harapan agar kelompok sasaran yang akan menerima program KKN sudah
dapat ditentukan sebelum penerjunan mahasiswa, sehingga saat mahasiswa
diterjunkan ke lokasi, masyarakat telah siap untuk bekerja bersama mahasiswa.
Untuk mensukseskan kegiatan ini, masyarakat kemudian diberikan penyuluhan,
percontohan dan pendampingan, kemudian bersama Masyarakat dan Aparat Desa
melakukan evaluasi dan diskusi pembahasan masalah dan penetapan kegiatan
bersama Mahasiswa.
2.1.2. Pemerian pembekalan dan materi
Mahasiswa diberikan materi kesosialan kepada masyarakat agar lebih mengetahui
bagaimana cara berperilaku di lingkungan masyarakat baru, dan beradaptasi dengan
ligkungan baru.
2.1.3. Ritual adat
Dusun Ponggang mempunyai adat ritual yang biasa dilakukan dengan dipimpin oleh
sesepuh di Dusun Ponggang. Ritual adat yang dilakukan adalah mandi kembang di
Pancuran Tujuh Dusun Ponggang. Ritual adat ini harus dilakukan oleh pendatang
baru yang mengunjungi Dusun Ponggang dan akan menetap selama lebih dari 24
jam.
1.
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4. Desain
2.1.4.1. Saung

Gambar 2. Desain saung


Sumber : data primer
2.1.4.2. MCK

Gambar 3. Denah MCK


Sumber : data primer

Gambar 4. Tampak A MCK


Sumber : data primer

Gambar 5. Tampak B MCK


Sumber : data primer
2.1.4.3. Jalan

Gambar 6. Gambar kerja jalan


Sumber : data primer

2.1.4.4. Landscape

Gambar 7. Desain landscape


Sumber : data primer
2.2. Pelaksanaan
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, program KKN di Ponggang, dilakukan dengan
pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat mengenai bimbingan belajar
masyarakat, sosialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta praktek langsung dilapangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
2.
3.
3.1. Hasil
Hasil pelaksanaan kegiatan revitalisasi Curug Ponggang melalui program KKN di Desa
Ponggang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Realisasi kegiatan KKN

No Kegiatan Realisasi Luaran


Rencana membuat 2 saung, berhasil
1 Pembangunan saung 30% membuat 1 saung, akan tetapi tanpa
tempat duduk
Hanya pondasi, tembok, dinding dan atap
2 Pembangunan MCK 30% yang telah dibangun.
150 m jalan berhasil di perbaiki,
3 Perbaikan akses jalan 30% menysakan 300 m lainya yang hanya
berhasil dibersihkan.
Sumur pancuran 7 berhasil di renovasi,
4 Perbaikan lansekap 60% namun 1 lokasi lainya belum terealsasi.

Tiang lampu sudah dirakit, tetapi hanya 7


5 Pemasangan lampu jalan 20%
titik yang berhasil dipasan.

Sumber : Analisa Primer

3.2. Pembahasan
3.2.1. Pembangunan Saung
Hasil dari program pembangunan saung di Curug Ponggang ini dibangun
dua buah saung dengan ukuran saung 1 yang berada di bawah dekat curug adalah
3 m x 4,5 m sedangkan untuk ukuran saung 2 yang berada di atas adalah 2 m x 3
m. Material yang diperlukan untuk pembangunan saung sudah selesai
dipindahkan ke lokasi rencana pembangunan saung.

Gambar 8. Perataan Tempat Pembangunan Saung


Sumber : Data Primer

Gambar 9. Pembuatan Pondasi Saung


Sumber : Data Primer
Karena pengerjaan saung terutama tahap awal seperti pembangunan pondasi
saung memerlukan tenaga ahli atau pekerja yang paham agar saung dapat berdiri
dengan baik dan aman sehingga para peserta MBKM KKN harus menunggu
adanya tenaga ahli atau pekerja, sedangkan untuk saat ini pekerja yang
sebelumnya membantu pembangunan pondasi sedang fokus mengerjakan
pembangunan MCK dan Mushola serta pekerja lainnya yang paham atau mengerti
mengenai pembangunan saung sedang terdapat kesibukkan lain yakni panen dan
projek lainnya sehingga kelanjutan pembangunan saung untuk saat ini tertunda
atau terhambat.
Pembangunan saung dibangun pada tanah yang cukup labil, sehingga tidak
meemungkinkan untuk dibangun saung melayang. Sehingga hasil saung yang
dibangun dengan pertimbangan dan diskusi bersama adalah sebagai berikut :

Gambar 10. Hasil Akhir Saung


Sumber : Data Primer

3.2.2. Pembangunan MCK


Hasil yang dicapai dari pembangunan fasilitas MCK di Curug Ponggang
sangat disayangkan, MCK belum 100% rampung. Kendala pengangkutan material
ke lokasi, dan jadwal warga yang bentrok sangat menghambat laju proyek.

Gambar 11. Proses Pembangunan MCK


Sumber : Data Primer

Gambar 12. Hasil Akhir MCK


Sumber : Data Primer

3.2.3. Perbaikan Lansekap


Hasil yang dicapai dalam pembuatan lansekap ini adalah titik yang berada di
sekitar Curug Ponggang menjadi memperindah lokasi sehingga dapat menambah
daya tarik dari masyarakat luar daerah untuk datang berwisata ke daerah ini.

Gambar 13. Tampak Awal Lansekap


Sumber : Data Primer

Gambar 14. Hasil Akhir Lansekap


Sumber : Data Primer
3.2.4. Perbaikan Askes Jalan
Hasil dan luaran yang dicapai dengan dilakukannya pengabdian masyarakat
mengenai perbaikan akses jalan menuju Curug Ponggang yaitu, perbaikan yang
dilakukan pada beberapa titik akses jalan yang sudah rusak dapat membantu
warga untuk mempermudah pada saat warga menggunakan akses jalan tersebut
dan lebih aman untuk dilalui oleh warga atau pengunjung Curug Ponggang.

Gambar 15. Tampak Awal Askes Jalan


Sumber : Data Primer

Gambar 16. Tampak Awal Askes Jalan


Sumber : Data Primer
3.2.5. Pemasangan Lampu PJU
Hasil yang dicapai dari pemasangan lampu penerangan pada askes jalan
menuju Curug Ponggang adalah untuk mempermudah dan menurunkan risiko
kecelakaan saat kondisi gelap maupun berkabut tebal.

Gambar 17. Pemasangan Lampu Penerangan Jalan


Sumber : Data Primer
DAFTAR PUSTAKA

[Dirjen Cipta Karya]. 2000. Pedoman Revitalisasi Kawasan Sungai. Kementerian Pekerjaan
Umum : Jakarta.

Jayadinata, J,T. 1992. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan
Wilayah. Penerbit ITB Bandung. Bandung. Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 Tahun 2001
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Jakarta.
Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Hutan Lindung, Jakarta.
Notodihardjo, Mardjono. 1989. “Pengembangan Wilayah Sungai di Indonesia”.
Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum: Jakarta.
Nugroho. Setyo. 2013. Revitalisasi Kawasan Cindewalang di Wilayah Pusat Kota Palembang.
Jurusan Arsitektur. Universitas Sriwijaya.
Peraturan Daerah No 2 Tahun 2007 Tentang Pengolahan Sungai. Peraturan Daerah Provinsi
DKI Jakarta No 1 Tahun 2014 Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi.
Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 35 tahun 1991 Tentang Sungai.
Jakarta.
Peraturan Direktur Jenderal Kehutanan tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi Daerah aliran
sungai (DAS) Tahun 2009. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai