Naskah Publikasi
Naskah Publikasi
Oleh:
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
Dosen
Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
YUSUF ROBY DWI YANTO PUTRO
Dewan Penguji:
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini, tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
D200160037
iii
ANALISA KERUSAKAN KOMPONEN UNDERCARRIAGE
EXCAVATOR PC – 200-7 KOMATSU
Abstrak
Peranan unit Excavator PC-200-7 Komatsu di lingkungan industri sangat
bergantung pada komponen undercarriage. Hal tersebut dikarenakan
mempengaruhi kinerja dari excavator. Jika komponen undercarriage mengalami
kerusakan maka produktifitas dari excavator akan menurun saat beroperasi. Maka
diperlukan perawatan yang intensif dan terjadwal. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui presentase keausan pada komponen Undercarriage Excavator
PC-200-7 Komatsu, mengetahui prediksi sisa usia pakai pada komponen
Undercarriage Excavator PC-200-7 Komatsu, dan mengetahui nilai RPN
komponen Undercarriage pada Excavator PC-200-7 Komatsu. Pada penelitian ini
metode yang digunakan untuk menganalisis presentase keausan dan prediksi sisa
usia pakai pada komponen idler, sprocket, dan track link adalah metode FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis). Dengan menetapkan nilai severity,
occurence, dan detection untuk mendapatkan nilai RPN ( Risk Priority Number).
Nilai RPN didapatkan dari hasil pengkalian ketiga nilai tersebut. Hasil dari
penelitian ini didapatkan presentase keausan komponen sprocket memiliki tingkat
keausan yaitu 60%, komponen idler 50%, dan komponen track link 37.5% untuk
jam kerja 750 jam. Hasil yang diperoleh prediksi sisa usia pakai komponen
sprocket 480 jam, komponen track link 456 jam, dan komponen idler 340 jam.
Kemudian didapakan nilai RPN dari masing-masing komponen adalah 512 untuk
komponen idler, 343 komponen track link, dan 216 untuk komponen sprocket.
Kata Kunci : Excavator PC-200-7 Komatsu , Undercarriage, FMEA
Abstract
The role of the Komatsu PC-200-7 Excavator unit in an industrial environment
relies heavily on undercarriage components. That is because it affects the
performance of the excavator. If the undercarriage component is damaged, the
productivity of the excavator will decrease during operation. Then intensive and
scheduled maintenance is needed. The purpose of this study was to determine the
percentage of wear on the Komatsu PC-200-7 Excavator Undercarriage
component, determine the prediction of remaining life in the Komatsu PC-200-7
Undercarriage Excavator component, and determine the RPN value of the
Undercarriage component in the Komatsu PC-200-7 Excavator. In this study the
method used to analyze the percentage of wear and prediction of remaining life on
the idler, sprocket, and track link components is the FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis) method. By setting the value of severity, occurrence, and
detection to get the value of RPN (Risk Priority Number). The RPN value is
obtained from the multiplication results of the three values. The results of this
study obtained the percentage of wear of the sprocket component has a wear rate
of 60%, 50% idler component, and 37.5% track link component for 750 hours of
work hours. The results obatained predictions the remaining life of the 480 hour
sprocket component, 456 hour track link component, and 340 hour idler
component. Then get the RPN value of each component is 512 for idler
components, 343 track link components, and 216 for sprocket components.
Keywords: Komatsu PC-200-7 Excavator, Undercarriage, FMEA
1
1. PENDAHULUAN
Excavator merupakan salah satu alat yang digunakan untuk membantu pekerja
melakukan pekerjaan yang berat sehingga dapat menghemat waktu, excavator
digunakan untuk mengangkat material, meratakan permukaan tanah,
mengeruk sungai, penghancuran gedung, pertambangan, menggali parit,
lubang dan pondasi. Beberapa bidang industri yang menggunakan excavator
antara lain konstruksi, pertambangan, infrastructure, pembuatan aspal. Dilihat
dari strukturnya, excavator terdiri dari tiga bagian, yaitu : upperstructure, front
attachment, dan undercarriage.
Undercarriage adalah bagian bawah dari sebuah excavator yang
berfungsi untuk menahan beban, mengarahkan, sebagai pendukung unit dan
sebagai penggerak dari alat berat.
Industri di Indonesia, misalnya industri pembuatan aspal yang ada Di
CV. Kartika Traktor menggunakan alat berat. Alat berat yang digunakan ialah
excavator untuk operasi produksinya (loading, hauling, dan dumping). Alat
yang digunakan berupa Excavator PC 200-7 komatsu. Hal ini
mengindikasikan bahwa peran dari excavator tersebut sangat penting bagi
keberlangsungan operasi suatu industri.
Pada industri pembuatan aspal. pengaruh dari panas dan medan jalan
yang umumnya adalah tanah keras dan berpasir yang dapat membuat
kerusakan pada komponen excavator terutama komponen dari undercarriage
yang bersentuan langsung dengan tanah, untuk mengatasi indikasi kerusakan
yang terjadi, setiap industri memiliki strategi untuk mengatasi kerusakan
yaitu, maintenance atau perawatan unit, jenis perawatan yang biasa di lakukan
antara lain, preventive maintenance, reactive maintenance, predictive testing
and inspection, dan proactive maintenance.
Tujuan dari maintenance adalah agar unit atau alat berat tetap terawat
dan baik digunakan agar tidak terjadi kerusakan pada saat pengoprasiannya.
Oleh sebab itu perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui kerusakan pada
komponen undercarriage. Penelitian ini akan menggunakan metode Failure
Mode and Effect Analiysis (FMEA).
2. METODE
2
2.1 Obyek Penelitian
1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain produk, dan proses
selama siklus hidupnya.
2. Efek dari kegagalan tersebut.
3. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem, desain produk
dan proses.
3
2.4 Variabel Penelitian
4
Data yang di dapat dari sampel unit Excavator Komatsu PC-200-7 di
CV. KARTIKA TRAKTOR , dimana dilakukan wawancara terhadap kepala
mekanik dan dilakukan pengukuran awal terhadap komponen idler sebelah
kanan dan sebelah kiri. Hasil dari wawancara ditampilkan pada tabel 1 dan 2 .
perhitungan jam kerja sehari adalah 8 jam atau dalam satu bulan 240 jam
kerja di CV, KARTIKA TRAKTOR. Dan pengukuran keausan idler adalah
diukur pada Flang Side Wear dengan kausan Tread Wear yang dapat dilihat
pada gambar 2.18. Pengaruh dari kerusakan atau keausan pada idler di
sebabkan oleh tipe tanah yang berpasir (sand), krikil (Gravel) pada
lingkungan industri di CV.KARTIKA TRAKTOR.
Tabel 1. Pengukuran Idler (R/H)
IDLER (R/H)
IDLER (L/H)
5
Wr = x 100...............................................................(2,1)
Dapat dilihat dari perhitungan di atas tingkat kausan (wear rate) pada idler
adalah 0% dari pengukuran awal.
Wl = 26 mm
Wr = x 100 = 8.3 %
Dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear rate) pada idler
adalah 8.3% pada jam kerja 240 jam.
Presentase keausan pada data ketiga :
Diketahui :
Sv = 20 mm
Wl = 26 mm
Wr = x 100 = 25%
Diketahui :
Sv = 20 mm
6
Mw = 23 mm (R/H dan L/H)
Wl = 26 mm
Wr = x 100 = 50%
Wr = . k .......................................................................(2.2)
Diketahui :
Untuk menghitung prediksi sisa usia pakai idler kita telah
mengetahui presentase keausan idler dengan Wr = 50%, 2= 720 jam,
nilai k = dimana nilai idler adalah 1.8 sehingga :
k
Wr= 1. 1
1.8
50= 1 . 720
7
1= =
1= 0.0003595
0.0003595
1.8
2= √278164.1168
2= 1058.307
Jika dibulatkan menjadi 1060 jam, maka sisa usia pakai dari
komponen idler adalah 1060 – 720 adalah 340 jam.
3.2 Pengukuran Sprocket
8
SPROCKET (L/H)
Unit Life (Hrs) Tinggi Tooth
KOMATSU PC-200-7 0 50 mm
KOMATSU PC-200-7 240 51 mm
KOMATSU PC-200-7 480 53 mm
KOMATSU PC-200-7 720 56 mm
Wr = x 100 .......................................................(2.1
Diketahui :
Sv = 50 mm
Wl = 60 mm
Wr = x 100 = 0%
Sv = 50 mm
Wl = 60 mm
Wr = x 100 = 10 %
9
Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear
rate) pada sproket adalah 10% pada jam kerja 240 jam.
Diketahui :
Sv = 50 mm
Wl = 60 mm
Wr = x 100 = 30%
Diketahui :
Sv = 50 mm
Wl = 60 mm
Wr = x 100 = 60%
Wr= . k..........................................................................(2.2)
Diketahui :
Untuk menghitung prediksi sisa usia pakai sprocket kita telah mengetahui
presentase keausan sprocket dengan Wr = 60%, = 720 jam, nilai k =
dimana nilai sprocket pada table 3 adalah 1.0 sehingga :
Wr1 = 1. 1k
60 = 1 . 7201.0
10
1 = =
1= 0.0833
Wr 2= 2. X2K
Dimana X1 = X2
100 = 0.0833 .
X21.0=
X2 = 1200
Jadi sisa usia pakai dari komponen sprocket adalah 1200-720 adalah 480
jam
11
TRACK LINK (L/H)
Diketahui :
Presentase keausan Track Link didapat dari perhitungan yang dilakukan
dengan persamaan 2.1, dengan standar velue adalah 35 mm dan wear limit
adalah 27mm
Wr= x 100................................................................(2.1)
Diketahui :
Presentase keausan data pertama:
Sv = 35 mm
Mw = 35 mm (R/H dan L/H)
Wl = 27 mm
Wr = x 100 = 0%
Wr = x 100 = 6.25%
12
Dapat dilihat dari perhitungan diatas di dapatkan tingkat keausan (wear
rate) pada track link adalah 6.25% pada jam kerja 240 jam.
Presentase keausan pada data ketiga:
Diketahui :
Sv = 35 mm
Mw = 33.5 mm (R/H dan L/H)
Wl = 27 mm
Wr = x 100 = 18.75%
Wr = x 100 = 37.5%
Wr =Xk..............................................................................(2.2)
Diketahui :
Wr1 = 1 . X1k
37.5 = 1. 7202.0
1 = =
1= 0.00007233
Wr2= 2 . X2k
13
100 = 0.00007233 . X22.0
X2= 1175.819
Jika dibulatkan menjadi 1176 jam, maka sisa usia pakai dari komponen
track link adalah 1176 – 720 adalah 456 jam.
KOMATSU
1 Idler 0 0 -
PC-200-7
KOMATSU
2 Idler 240 8.3 1028
PC-200-7
KOMATSU
3 Idler 480 25 551
PC-200-7
KOMATSU
4 Idler 720 50 340
PC-200-7
KOMATSU
5 Sprocket 0 0 -
PC-200-7
KOMATSU
6 Sprocket 240 10 2160
PC-200-7
KOMATSU
7 Sprocket 480 30 1120
PC-200-7
14
KOMATSU
8 Sprocket 720 60 480
PC-200-7
KOMATSU
9 Track Link 0 0 -
PC-200-7
KOMATSU
10 Track Link 240 6.25 701
PC-200-7
KOMATSU
11 Track Link 480 18.75 628
PC-200-7
KOMATSU
12 PC-200-7 Track Link 720 37.5 456
Idler
Pada table 9 kolom sebelah kanan merupakan prediksi sisa usia pakai
dari setiap komponen undercarriage, pada kolom presentase keausan
merupakan data dari hasil wawancara untuk setiap komponen undercarriage.
Mulai dari komponen idler presentase 0% s.d 50% merupakan nilai keausan
yang dihitung, komponen sprocket presentase 0% s.d 60% dan komponen
tack link presentase 0% s.d 37.5%. Dari data diatas dapat dilihat pada
(%)
60
50
40
30
20 mm 20.5 mm 21 mm 21.5 mm
Diameter Idler
15
Dari data pengukuran dan tabel diatas didapatkan perbandingan
keausan idler yang terus meningkat dan umur dari idler itu sendiri adalah
340 jam dari pengukuran dimana lebih cepat dibandingkan sprocket dan
track link . Untuk keausan idler diukur dari tinggi flange dan untuk
gesekannya terjadi pada tread wear. Selanjutnya adalah table grafik
presentase keausan dari sprocket dapat dilihat pada Gambar 3.
70 (%
60
Gambar 4.2 Grafik Keausan Sprocket
50
Diamater sprocket
40
Gambar 4.2 Grafik Keausan Sprocket
50 mm 51 mm 53 mm 56 mm
Gambar 3. Grafik keausan sprocket
(%
40
35
30
25
16
Dari Gambar 4. dapat dilihat kenaikan dari keausan pada track link dari 0
s.d 38 mm di CV. KARTIKA TRAKTOR , keausan ini disebabkan track
link bersinggungan dengan idler, sprocket, dan komponen undercarriage
lainnya, pengukuran track link diambil dari tinggi pin dan bushing.
Umur pakai dari track link adalah 456 jam dari pengukuran.
17
sudah melebihi nilai dari presentase usia pakai sehingga komponen idler
sudah harus diganti, kemudian dengan track link memliki nilai RPN (343)
dan masih dibawah nilai presentase usia pakai dan komponen track link
juga harus diganti, dan nilai dari sprocket memiliki nilai RPN yang paling
kecil yaitu (216) dan dibawah dari nilai presentase usia pakai dan untuk
komponen sprocket juga harus diganti. Ketiga komponen harus diganti
agar tidak terjadi perbedaan ukuran dari setiap komponen.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari analisa kerusakan komponen Undercarriage Excavator
KOMATSU PC-200-7 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
18
keadaan bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Qualityengineering.(2020,7maret).darihttps://qualityengineering.wordpress.
com/2 008/06/29/failure-mode-and-effect-analysis-fmea/yang.
Komatsu construction machinery co.,ltd. “Shop Manual PC 200 - 7”.
19