Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


Gedung Prijadi Praptosuhardjo I Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta Pusat 10710; Telepon (021)
3865130, 3814411; Faksimile (021) 3846402; Laman www.djpb.kemenkeu.go.id

Nomor : S-56/PB/PB.5/2022 28 November 2022


Sifat : Biasa
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Penyampaian Petunjuk Teknis Akuntansi 01: Akuntansi Penyediaan Aset pada
BLU dengan Mekanisme Pembelian Melalui Fasilitator

Yth. 1. Para Pembina Teknis BLU (terlampir)


2. Para Aparat Pemeriksaan Internal Pemerintah (terlampir)
3. Para Pemimpin BLU (terlampir)
4. Pimpinan Lembaga Perbankan/Nonperbankan (terlampir)

Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor


29/PMK.05/2022 tentang Penyediaan Aset pada Badan Layanan Umum dengan Mekanisme
Pembelian Melalui Fasilitator, kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam rangka mendukung implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor
29/PMK.05/2022 tentang Penyediaan Aset pada Badan Layanan Umum dengan Mekanisme
Pembelian Melalui Fasilitator, kami telah menyusun Petunjuk Teknis Akuntansi 01: Akuntansi
Penyediaan Aset pada BLU dengan Mekanisme Pembelian Melalui Fasilitator;
2. Petunjuk Teknis Akuntansi 01 sebagaimana dimaksud pada angka 1 bersifat regulatory-
based accounting dan penegasan kebijakan akuntansi yang sudah ada, dan memberikan
panduan pengaturan terkait:
a. Pengakuan, pengukuran dan penyajian awal perolehan aset pada BLU;
b. Pengakuan, pengukuran dan penyajian kewajiban keuangan atas pengakuan awal
perolehan aset pada BLU;
c. Perlakuan akuntansi aset pada BLU setelah awal perolehan;
d. Perlakuan akuntansi kewajiban keuangan setelah awal perolehan aset pada BLU; dan
e. Teknik perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset pada BLU dengan Aplikasi
SAKTI.
3. Berkenaan dengan hal tersebut, diharapkan agar Saudara dapat memedomani Petunjuk
Teknis Akuntansi 01 sebagaimana dimaksud pada angka 2 guna mewujudkan transparansi
dan akuntabilitas dalam penyediaan aset BLU dengan mekanisme pembelian melalui
fasilitator.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima kasih.

a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan


Direktur Pembinaan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum

Ditandatangani secara elektronik


Agung Yulianta
Tembusan:
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertfikat Elektronik (BSrE), BSSN. Untuk memastikan keaslian tanda tangan
elektronik, silakan pindai QR Code pada laman https://office.kemenkeu.go.id atau unggah dokumen pada laman https://tte.kominfo.go.id/verifyPDF
Lampiran I
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor: S-56/PB/PB.5/2022
Tanggal: 28 November 2022

Yth. Pejabat Pembina Teknis BLU:


1. Sekretaris Jenderal, Kementerian Keuangan;
2. Sekretaris Jenderal, Kementerian Kesehatan;
3. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perindustrian;
5. Sekretaris Jenderal, Kementerian Perhubungan;
6. Sekretaris Jenderal, Kementerian Agama;
7. Sekretaris Jenderal, Kementerian Riset dan Teknologi;
8. Sekretaris Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
9. Sekretaris Jenderal, Kementerian Komunikasi dan Infromatika;
10. Sekretaris Jenderal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
11. Sekretaris Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
12. Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian;
13. Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Sistem Manajemen Investasi;
14. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko c.q. Direktur Pinjaman dan Hibah;
15. Direktur Jenderal Kekayaan Negara c.q. Direktur Barang Milik Negara;
16. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan;
17. Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama;
18. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
19. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud;
20. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud;
21. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
22. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian;
23. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan;
24. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, Kementerian
25. Perhubungan;
26. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Kementerian Kesehatan;
27. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri, Kementerian
28. Perindustrian;
29. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM, Kementerian Energi dan
30. Sumber Daya Mineral;
31. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral;
32. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian;
33. Sekretaris, Kementerian Sekretariat Negara;
34. Sekretaris, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
35. Sekretaris, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
36. Sekretaris Utama, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
37. Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
38. Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah;
39. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga;
40. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Bekraf;
41. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI;
42. Sekretaris Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kemenkes;
43. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Kepolisian RI;
44. Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan, Kementerian Pertahanan;
45. Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan, Kementerian Pertahanan;
46. Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat;
47. Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Laut;
48. Kepala Dinas Kesehatan Angkatan Udara;
49. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Darat;
50. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Laut; dan
51. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf TNI Angkatan Udara.

Yth. Aparat Pemeriksa Internal Pemerintah:


1. Inspektur Jenderal, Kementerian Keuangan;
2. Inspektur Jenderal, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
3. Inspektur Jenderal, Kementerian Perindustrian;
4. Inspektur Jenderal, Kementerian Perhubungan;
5. Inspektur Jenderal, Kementerian Agama;
6. Inspektur Jenderal, Kementerian Riset dan Teknologi;
7. Inspektur Jenderal, Kementerian Kelautan dan Perikanan;
8. Inspektur Jenderal, Kementerian Komunikasi dan Infromatika;
9. Inspektur Jenderal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
10. Inspektur Jenderal, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
11. Inspektur Jenderal, Kementerian Pertanian;
12. Inspektur Jenderal, Kementerian PUPR;
13. Inspektur, Kementerian Sekretariat Negara;
14. Inspektur, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
15. Inspektur, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
16. Inspektur, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi;
17. Inspektur, Kementerian Pemuda dan Olahraga;
18. Inspektur, Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
19. Inspektur Utama, Kementerian Pariwisata dan Bekraf;
20. Inspektur Pengawasan Umum, Kepolisian RI;
21. Inspektur Jenderal, Kementerian Pertahanan;
22. Inspektur Jenderal TNI;
23. Inspektur Jenderal TNI-AD;
24. Inspektur Jenderal TNI-AL; dan
25. Inspektur Jenderal TNI-AU.

Yth. Pemimpin BLU:


1. Akademi Penerbangan Indonesia Banyuwangi
2. Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Dan Informasi (BAKTI)
3. Badan Pelaksana Otorita Borobudur
4. Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
5. Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)
6. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
7. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam
8. Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Sabang
9. Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
10. Balai Besar Bahan Dan Barang Teknik
11. Balai Besar Industri Agro
12. Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari
13. Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan
14. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
15. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Sulawesi Selatan
16. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
17. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
18. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
19. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
20. Balai Besar Pendidikan Penyegaran Dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP)
21. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang
22. Balai Diklat Transportasi Laut
23. Balai Inseminasi Buatan Lembang
24. Balai Kesehatan Kerja Pelayaran
25. Balai Kesehatan Penerbangan
26. Balai Pelatihan Dan Penyuluhan Perikanan Tegal
27. Balai Pendidikan Dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug
28. Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
29. Balai Pengujian Laik Jalan Dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor
30. Balai Pengujian Perkeretaapian
31. Baristand Industri Lampung
32. Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi
33. Institut Agama Islam Negeri Syeh Nurjati Cirebon
34. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
35. Institut Seni Indonesia Padang Panjang
36. Kantor UPBU Jalaluddin
37. Kantor UPBU Juwata
38. Kantor UPBU Kalimarau
39. Kantor UPBU Mutiara Sis-Al Jufri
40. Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
41. Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah (LLP-
KUKM)
42. Lembaga Manajemen Aset Negara
43. Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah
(LPDB-KUMKM)
44. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
45. Lembaga Pengelola Dana Dan Usaha Keolahragaan
46. Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan Dan Perikanan
47. Museum Nasional
48. Politeknik AKA Bogor
49. Politeknik Energi Dan Mineral Akamigas
50. Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
51. Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
52. Politeknik Kelautan Dan Perikanan Sidoarjo
53. Politeknik Kesehatan Bandung
54. Politeknik Kesehatan Bengkulu
55. Politeknik Kesehatan Denpasar
56. Politeknik Kesehatan Jakarta II
57. Politeknik Kesehatan Jakarta III
58. Politeknik Kesehatan Jogyakarta
59. Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur
60. Politeknik Kesehatan Kupang
61. Politeknik Kesehatan Makassar
62. Politeknik Kesehatan Malang
63. Politeknik Kesehatan Manado
64. Politeknik Kesehatan Medan
65. Politeknik Kesehatan Pontianak
66. Politeknik Kesehatan Semarang
67. Politeknik Kesehatan Surabaya
68. Politeknik Kesehatan Surakarta
69. Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
70. Politeknik Kesehatan Tasikmalaya
71. Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan
72. Politeknik Keuangan Negara STAN
73. Politeknik Manufaktur Negeri Bandung
74. Politeknik Negeri Bali
75. Politeknik Negeri Bandung
76. Politeknik Negeri Jakarta
77. Politeknik Negeri Malang
78. Politeknik Negeri Medan
79. Politeknik Negeri Semarang
80. Politeknik Negeri Ujung Pandang
81. Politeknik Pelayaran Banten
82. Politeknik Pelayaran Barombong
83. Politeknik Pelayaran Malahayati
84. Politeknik Pelayaran Sorong
85. Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara
86. Politeknik Pelayaran Sumatera Barat
87. Politeknik Pelayaran Surabaya
88. Politeknik Penerbangan Indonesia Curug
89. Politeknik Penerbangan Jayapura
90. Politeknik Penerbangan Makassar
91. Politeknik Penerbangan Medan
92. Politeknik Penerbangan Palembang
93. Politeknik Penerbangan Surabaya
94. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
95. Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun
96. Politeknik Transportasi Darat Bali
97. Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD
98. Politeknik Transportasi Sungai, Danau Dan Penyeberangan Palembang
99. Pusat Investasi Pemerintah
100. Pusat Pelayanan Teknologi
101. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan
102. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru,
Terbarukan, Dan Konservasi Energi
103. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Mineral Dan Batubara
104. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Minyak Dan Gas Bumi "LEMIGAS"
Jakarta
105. Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olah Raga Bung Karno
106. Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran
107. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Geologi, Mineral Dan Batubara
108. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru,
Terbarukan Dan Konservasi Energi
109. Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas Bumi
110. Pusat Veteriner Farma Surabaya
111. RS Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang
112. RS Orthopaedi Prof. Dr.R. Soeharso Surakarta
113. RS Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga
114. RSAU Dr. Esnawan Antariksa
115. RSAU Dr. Moh. Salamun
116. RSPAD Gatot Subroto
117. RSPAU Dr. S. Hardjolukito
118. RSU Dr Kariadi Semarang
119. RSU Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro
120. Rumah Sakit Anak Dan Bunda Harapan Kita
121. Rumah Sakit Dr. Marzuki Mahdi Bogor
122. Rumah Sakit Fatmawati Jakarta
123. Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta
124. Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
125. Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
126. Rumah Sakit Kanker "Dharmais" Jakarta
127. Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta
128. Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung
129. Rumah Sakit Mata Makassar
130. Rumah Sakit Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittingi
131. Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung
132. Rumah Sakit Paru Dr.M.Goenawan Partowidigdo Cisarua
133. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta
134. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. Dr. Mahar Mardjono Jakarta
135. Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta
136. Rumah Sakit Umum Dr Hasan Sadikin Bandung
137. Rumah Sakit Umum Dr M Jamil Padang
138. Rumah Sakit Umum Dr Sardjito Yogyakarta
139. Rumah Sakit Umum Dr Wahidin Sudiro-Husodo Makassar
140. Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan
141. Rumah Sakit Umum Persahabatan
142. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang
143. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Rivai Abdullah Palembang
144. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sitanala Tangerang
145. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Tadjudin Chalid Makassar
146. Rumah Sakit Umum Pusat Prof.Dr.R.D. Kandou Manado
147. Rumah Sakit Umum Pusat Surakarta
148. Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar
149. RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto
150. RS Bhayangkara Tk. II Surabaya
151. RS Bhayangkara Tk. II Bandung
152. RS Bhayangkara Tk. II Semarang
153. RS Bhayangkara Tk. II Makassar
154. RS Bhayangkara Tk. II Kediri
155. RS Bhayangkara Tk. II Medan
156. RS Bhayangkara Tk. II Palembang
157. RS Bhayangkara Tk. II Jambi
158. RS Bhayangkara Tk. III Banjarmasin
159. RS Bhayangkara Tk. III Trijata Polda Bali
160. RS Bhayangkara Tk. III Palangkaraya
161. RS Bhayangkara Tk. III Pekanbaru
162. RS Bhayangkara Tk. III Yogyakarta
163. RS Bhayangkara Tk. III Sespimma Lemdiklat Polri
164. RS Bhayangkara Tk. III Padang
165. RS Bhayangkara Tk. III Bandar Lampung
166. RS Bhayangkara Tk. III Jayapura
167. RS Bhayangkara Tk. III Lumajang
168. RS Bhayangkara Tk. III Kupang
169. RS Bhayangkara Tk. III Pusdik Brimob Watukosek
170. RS Bhayangkara Tk. III Kendari
171. RS Bhayangkara Tk. III Balikpapan
172. RS Bhayangkara Tk. III Manado
173. RS Bhayangkara Tk. III Hasta Brata Batu
174. RS Bhayangkara Tk. III Bojonegoro
175. RS Bhayangkara Tk. III Brimob Kelapa Dua
176. RS Bhayangkara Tk. III Pusdiksabhara Porong
177. RS Bhayangkara Tk. III Bengkulu
178. RS Bhayangkara Tk. III Indramayu
179. RS Bhayangkara Tk. III Tulungagung
180. RS Bhayangkara Tk. III Pontianak
181. RS Bhayangkara Tk. III Bondowoso
182. RS Bhayangkara Tk. III Tebing Tinggi
183. RS Bhayangkara Tk. III Mataram
184. RS Bhayangkara Tk. III Palu
185. RS Bhayangkara Tk. III Nganjuk
186. RS Bhayangkara Tk. III Setukpa Sukabumi
187. RS Bhayangkara Tk. III Ambon
188. RS Bhayangkara Tk. IV Aceh
189. Rumkit Tk.II Banda Aceh Kesdam Im
190. Rumkit Tk.II Dr. Hardjanto Kesdam VI/Mlw
191. Rumkit Tk.II Dr.Ak Gani Kesdam II/Swj
192. Rumkit Tk.II Dustira Kesdam III/Slw
193. Rumkit Tk.II Ja Latumenten Kesdam XVI/Ptm
194. Rumkit Tk.II Kartika Husada Kesdam XII/Tpr
195. Rumkit Tk.II M. Ridwan Meuraksa Kesdam Jaya
196. Rumkit Tk.II Marthen Indey Kesdam XVII/Cen
197. Rumkit Tk.II Pelamonia Dam XIV/Hasanuddin
198. Rumkit Tk.II Putri Hijau Kesdam I/Bb
199. Rumkit Tk.II Soedjono Kesdam IV/Dip
200. Rumkit Tk.II Soepraoen Kesdam V/Brw
201. Rumkit Tk.II Udayana Kesdam IX/Udy
202. Rumkit Tk.III Ciremai Kesdam III/Slw
203. Rumkit Tk.III R.W. Monginsidi Dam XIII/Merdeka
204. Rumkit Tk.III Wijaya Kusuma Kesdam IV/Dip
205. Rumkit Tk.IV Dr. Bratanata Unang Kesdam II/Swj
206. Rumkit Tk.IV Guntur Kesdam III/Slw
207. Rumkit Tk.IV Salak Kesdam III/Slw
208. Rumkit AL Dr Ramelan
209. Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
210. UIN Alauddin Makassar
211. UIN Imam Bonjol Padang
212. UIN Mataram
213. UIN Raden Intan Bandar Lampung
214. UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten
215. UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
216. UIN Sulthan Syarif Kasim Riau
217. UIN Sumatera Utara Medan
218. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
219. Universitas Bengkulu
220. Universitas Halu Oleo
221. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
222. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
223. Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
224. Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
225. Universitas Islam Negeri Salatiga
226. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
227. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung
228. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
229. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
230. Universitas Jambi
231. Universitas Jember
232. Universitas Jenderal Sudirman
233. Universitas Khairun
234. Universitas Lambung Mangkurat
235. Universitas Lampung
236. Universitas Mataram
237. Universitas Mulawarman
238. Universitas Negeri Gorontalo
239. Universitas Negeri Jakarta
240. Universitas Negeri Makassar
241. Universitas Negeri Manado
242. Universitas Negeri Medan
243. Universitas Negeri Semarang
244. Universitas Negeri Surabaya
245. Universitas Negeri Yogyakarta
246. Universitas Nusa Cendana
247. Universitas Pattimura
248. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
249. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
250. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
251. Universitas Pendidikan Ganesha
252. Universitas Riau
253. Universitas Sam Ratulangi
254. Universitas Singaperbangsa
255. Universitas Sriwijaya
256. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
257. Universitas Syiah Kuala
258. Universitas Tadulako
259. Universitas Tanjungpura
260. Universitas Terbuka
261. Universitas Udayana

Yth.Pimpinan Lembaga Perbankan/Nonperbankan:


1. Direktur Utama PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
2. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia
3. Direktur Utama Bank Negara Indonesia
4. Direktur Utama Bank Tabungan Negara
5. Direktur Utama Bank Mandiri
6. Direktur Utama Bank Syariah Indonesia
Daftar Isi

I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
II. KEBIJAKAN TEKNIS AKUNTANSI PEMERINTAHAN ................................................... 2
III. PENATAUSAHAAN DAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYEDIAAN ASET PADA BLU
DENGAN MEKANISME PEMBELIAN MELALUI FASILITATOR MENGGUNAKAN APLIKASI
SAKTI ................................................................................................................ 5

Halm. 1 dari 12
PETUNJUK TEKNIS AKUNTANSI 01:
AKUNTANSI PENYEDIAAN ASET PADA BLU
DENGAN MEKANISME PEMBELIAN MELALUI FASILITATOR

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.05/2022 tentang
Penyediaan Aset pada Badan Layanan Umum dengan Mekanisme Pembelian
Melalui Fasilitator (PMK Nomor 29/PMK.05/2022), bahwa:
a. Pasal 1 angka 2: Fasilitator adalah pihak yang menyandang dana untuk
penyediaan aset BLU melalui skema beli cicil.
b. Pasal 1 angka 3: Penyedia adalah pihak yang melakukan penyediaan aset untuk
dibeli oleh Satker BLU.
c. Pasal 4, Pasal 7 dan Pasal 8: Salah satu tujuan penyediaan aset BLU dengan
mekanisme pembelian melalui fasilitator yaitu ketersediaan aset BLU yang cukup
dan memadai, dengan karakteristik berkualitas dan berdaya guna, untuk
memenuhi kebutuhan operasional pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
Satuan Kerja (Satker) BLU itu sendiri.
d. Pasal 3 dan Pasal 4: Penyediaan aset BLU dengan mekanisme pembelian melalui
fasilitator dapat berupa pengadaan baru dan/atau penambahan pembangunan
atau pengembangan aset BLU yang sudah ada (fasilitas teknis, fasilitas fisik,
sistem perangkat keras, dan/atau sistem perangkat lunak) dalam rangka
memenuhi karakteristik pengadaan aset tetap dan/atau aset tak berwujud Barang
Milik Negara (BMN).
e. Pasal 3, Pasal 5, Pasal 13 dan Pasal 14: BLU menyediakan kompensasi kepada
Fasilitator sesuai kontrak BLU dengan Fasilitator sehubungan penyelesaian
tagihan atas ketersediaan aset BLU yang diselenggarakan oleh Penyedia sesuai
kontrak BLU dengan Penyedia.
f. Pasal 4, Pasal 5, Pasal 9: Secara umum dan normatif, pembayaran kompensasi
kepada Fasilitator sesuai kontrak BLU dengan Fasilitator berasal dari Kas BLU.
2. Dengan memperhatikan ketentuan proses bisnis yang diatur dalam PMK Nomor
29/PMK.05/2022 tersebut diperlukan kebijakan teknis akuntansi yang bersifat
regulatory-based accounting dan penegasan terhadap kebijakan akuntansi yang
sudah ada, serta petunjuk teknis perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset
pada BLU dari mekanisme pembelian melalui fasilitator pada aplikasi SAKTI.
B. Struktur Pembahasan Kebijakan Teknis Akuntansi
Petunjuk Teknis 01 ini terbagi dalam 2 (dua) pembahasan, yaitu:
1. Kebijakan teknis akuntansi pemerintahan atas transaksi penyediaan aset pada BLU
dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator; dan
2. Penatausahaan dan pencatatan transaksi penyediaan aset pada BLU dengan
mekanisme pembelian melalui fasilitator menggunakan Aplikasi SAKTI.

II. KEBIJAKAN TEKNIS AKUNTANSI PEMERINTAHAN


A. Kebijakan teknis akuntansi transaksi penyediaan aset pada BLU dengan mekanisme
pembelian melalui fasilitator ini bersifat regulatory-based accounting dan penegasan

Halm. 2 dari 12
kebijakan akuntansi yang sudah ada. Kebijakan teknis akuntansi dimaksud antara lain
memberikan panduan pengaturan terkait:
1. Pengakuan, pengukuran dan penyajian awal perolehan aset pada BLU;
2. Pengakuan, pengukuran dan penyajian kewajiban keuangan atas pengakuan awal
perolehan aset pada BLU;
3. Perlakuan akuntansi aset pada BLU setelah awal perolehan;
4. Perlakuan akuntansi kewajiban keuangan setelah awal perolehan aset pada BLU;
dan
5. Teknik perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset pada BLU.
B. Kebijakan teknis akuntansi untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian awal perolehan
aset pada BLU dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator, sebagai berikut:
1. Aset pada BLU yang disediakan dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator
diakui pada saat:
a. pembangunan dan/atau pengembangan konstruksi aset berdasarkan dokumen
progres penyelesaian konstruksi atau dokumen yang dipersamakan; dan/atau
b. pendefinitifan sebagai aset BMN siap dioperasikan dalam memberikan layanan
operasional BLU berdasarkan dokumen berita acara serah terima BMN atau
penyelesaian konstruksi aset atau dokumen yang dipersamakan.
2. Nilai perolehan awal aset pada BLU yang disediakan dengan mekanisme pembelian
melalui fasilitator diukur sebesar nilai wajar aset yaitu nilai transaksi pertukaran yang
timbul dari perjanjian penyediaan aset antara pihak penyedia aset dan Satker BLU.
3. Terhadap aset yang sampai dengan tanggal pelaporan keuangan masih dalam
progres penyelesaian konstruksi, perolehan awal aset dimaksud disajikan di Neraca
sebagai aset tetap dalam konstruksi sebesar nilai berdasarkan dokumen progres
penyelesaian konstruksi atau dokumen yang dipersamakan yang disampaikan oleh
pihak penyedia. Jika dokumen progres penyelesaian konstruksi atau dokumen yang
dipersamakan dimaksud tidak menyertakan nilai, maka agar dijelaskan secara
memadai di Catatan atas Laporan Keuangan paling sedikit mengenai deskripsi
perjanjian penyediaan aset dengan penyedia, nilai kontrak, tanggal penyelesaian
pekerjaan dan klasifikasi jenis BMN.
4. Terhadap aset definitif awal perolehan di tahun berjalan disajikan di Neraca sesuai
dengan klasifikasi aset tetap BMN dan dijelaskan secara memadai di Catatan atas
Laporan Keuangan paling sedikit mengenai mutasi dan/atau kapitalisasi nilai wajar
biaya perolehan asetnya.
5. Nilai aset yang disediakan oleh pihak penyedia sesuai perjanjian penyediaan aset
antara pihak penyedia aset dan Satker BLU dapat diperlakukan sebagai karakteristik
perolehan nilai aset BMN secara gabungan, yaitu biaya perolehan dari masing-
masing aset BMN yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan transaksi pertukaran yang
disepakati sesuai berita acara serah terima atau perbandingan nilai wajar masing-
masing aset yang bersangkutan.
C. Kebijakan teknis akuntansi untuk pengakuan, pengukuran dan penyajian kewajiban
keuangan atas pengakuan awal perolehan aset pada BLU dengan mekanisme pembelian
melalui fasilitator, sebagai berikut:
1. Satker BLU mengakui kewajiban keuangan pada saat yang sama mengakui aset atas
perolehan awal aset pada BLU yang dilaporkan nilai progres penyelesaian asetnya
dan/atau nilai serah terima aset definitif yang disediakan oleh penyedia sesuai

Halm. 3 dari 12
dengan perjanjian pihak penyedia dengan Satker BLU dan terverifikasi oleh pihak
fasilitator sesuai dengan proses binis yang diatur dalam PMK Nomor
29/PMK.05/2022.
2. Nilai kewajiban keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disajikan di Neraca pada
pos kewajiban jangka panjang, dan dijelaskan secara memadai di Catatan atas
Laporan Keuangan, paling sedikit memuat deskripsi perjanjian penyediaan aset
dengan fasilitator, nilai wajar aset atas perolehan awal aset pada BLU, besaran
angsuran dan nilai saldo kewajiban keuangan.
D. Kebijakan teknis akuntansi setelah awal perolehan untuk perlakuan akuntansi aset pada
BLU dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator, sebagai berikut:
1. Perolehan awal aset yang disediakan oleh penyedia sesuai perjanjian yang
memenuhi karakteristik untuk disusutkan dilakukan penyusutan aset secara garis
lurus selama masa manfaat aset sesuai tabel masa manfaat BMN dan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai penyusutan BMN.
2. Tanah dan konstruksi dalam pengerjaan tidak dilakukan penyusutan aset BMN.
3. Biaya-biaya yang dikeluarkan setelah perolehan awal, baik dari penyedia, fasilitator,
maupun Satker BLU, dikapitalisasi pada nilai awal perolehannya sepanjang
memenuhi karakteristik kapitalisasi aset BMN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai kapitalisasi BMN.
E. Kebijakan teknis akuntansi setelah awal perolehan untuk perlakuan akuntansi kewajiban
keuangan atas transaksi penyediaan aset pada BLU dengan mekanisme pembelian
melalui fasilitator, sebagai berikut:
1. Nilai kewajiban keuangan yang timbul dari perolehan aset pada BLU sesuai PMK
Nomor 29/PMK.05/2022, dilakukan amortisasi sebesar pembayaran kepada pihak
fasilitator untuk komponen cicilan pembayaran aset tetap BMN yang diperoleh dari
pihak penyedia sesuai dengan perjanjian pihak penyedia dengan Satker BLU dan
terverifikasi oleh pihak fasilitator.
2. Satker BLU mengalokasikan anggaran belanja untuk pembayaran kepada pihak
fasilitator dan mengakui pembayaran dimaksud berdasarkan substansi masing-
masing komponen pembayaran sebagai:
a. Pengurang nilai kewajiban keuangan atas komponen cicilan pembayaran aset
tetap BMN yang diperoleh dari pihak penyedia sesuai dengan perjanjian pihak
penyedia dengan Satker BLU dan terverifikasi oleh pihak fasilitator, dan
dialokasikan pembayarannya dalam jenis anggaran belanja modal; dan
b. Biaya keuangan atas komponen jasa pembayaran imbalan yang dialihkan dari
transaksi pertukaran aset dari pihak penyedia, dan dialokasikan pembayarannya
dalam jenis anggaran belanja barang/jasa.
3. Jika Satker BLU melakukan pembayaran di awal kepada pihak fasilitator sebelum
aset yang disediakan oleh pihak penyedia diakui, maka Satker BLU mencatat
pembayaran dimaksud sebagai transaksi pembayaran di muka atas awal perolehan
aset pada BLU dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator, dengan dialokasikan
dalam anggaran belanja modal, serta asetnya disajikan di Neraca sebagai aset tetap
dalam konstruksi/pengerjaan.
4. Satker BLU mengakui beban denda dan kewajiban atas denda keterlambatan
pembayaran jika sampai dengan periode pelaporan keuangan terdapat denda
keterlambatan yang belum diselesaikan pembayarannya sesuai dengan ketentuan

Halm. 4 dari 12
dalam perjanjian penyediaan pembiayaan aset antara pihak fasilitator dan Satker
BLU.
5. Nilai kewajiban denda keterlambatan pembayaran sebagaimana dimaksud angka 4
disajikan di Neraca secara terpisah dengan nilai kewajiban keuangan yang timbul dari
transaksi pertukaran dengan pihak penyedia.
6. Satker BLU mengalokasikan anggaran untuk pembayaran kewajiban denda
keterlambatan pembayaran ke dalam jenis anggaran belanja barang/jasa, dan
realisasi anggaran belanja barang/jasa dimaksud diakui sebagai beban – LO atau
akun terkait pengakuan kewajiban denda keterlambatan pembayaran.
7. Pada penyusunan laporan keuangan semesteran dan tahunan, Satker BLU
melakukan reklasifikasi pos kewajiban keuangan jangka panjang menjadi pos
kewajiban jangka pendek, untuk bagian estimasi perhitungan nilai bagian lancar
kewajiban keuangan, yaitu nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo pembayaran
dan akan diselesaikan dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Dan pada
awal periode laporan keuangan berikutnya dilakukan jurnal balik.

III. PENATAUSAHAAN DAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYEDIAAN ASET PADA


BLU DENGAN MEKANISME PEMBELIAN MELALUI FASILITATOR MENGGUNAKAN
APLIKASI SAKTI
A. Aplikasi yang digunakan dan teknik perekaman/penatausahaan awal perolehan aset pada
BLU dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator, sebagai berikut:
1. Perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset pada BLU yang disediakan
dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator menggunakan aplikasi SAKTI.
2. Teknik perekaman nilai perolehan awal aset pada BLU yang disediakan dengan
mekanisme pembelian melalui fasilitator dapat dibedakan cara perekamannya
melalui aplikasi SAKTI dengan memperhatikan masing-masing karakteristik
perolehan aset BMN sebagai berikut:
a. Perolehan aset BMN baru melalui tahapan konstruksi dalam pengerjaan;
b. Perolehan aset BMN baru tanpa melalui tahapan konstruksi dalam pengerjaan;
c. Pengembangan dan/atau penambahan aset BMN yang sudah ada melalui
tahapan konstruksi dalam pengerjaan; dan
d. Pengembangan dan/atau penambahan aset BMN yang sudah ada tanpa melalui
tahapan konstruksi dalam pengerjaan.
3. Teknik perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset pada BLU yang
disediakan dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator menggunakan aplikasi
SAKTI, dijelaskan selanjutnya sebagaimana pada huruf B.
B. Teknik perekaman dan penatausahaan awal perolehan aset pada BLU dari mekanisme
pembelian melalui fasilitator pada aplikasi SAKTI yang tersedia saat ini, sebagai berikut:
1. Aset yang diperoleh dari mekanisme pembelian melalui fasilitator direkam pada
menu-menu yang sudah ada pada Modul Aset Tetap, Modul yang terkait dengan
proses pengesahan belanja BLU, dan perekaman jurnal manual yang diperlukan
pada Modul GLP agar dapat dicatat dan disajikan sesuai dengan kebijakan
akuntansinya sebagaimana dimaksud pada romawi II.
2. Panduan teknik perekaman pada modul dan menu-menu di aplikasi SAKTI
memperhatikan masing-masing karakteristik transkasi perolehan aset BMN:

Halm. 5 dari 12
Modul Modul
No Transaksi Modul Aset Tetap Modul GLP
Komitem Pembayaran
1 Perolehan aset BMN • Perekaman perolehan awal Jurnal manual - -
baru melalui tahapan menggunakan 1 NUP KDP pada untuk
konstruksi dalam menu Perolehan Lainnya KDP pengakuan
pengerjaan, misalnya • Perekaman penambahan kewajiban
pengadaan gedung progress atas 1 NUP KDP yang keuangan
parkir baru. telah direkam pada menu
Perubahan Nilai Bertambah
KDP
• Perekaman reklasifikasi 1 NUP
KDP menjadi aset definitif
berupa 1 NUP Bangunan
Tempat Parkir pada menu
Penyelesaian Pembanguanan
dengan KDP
2 Perolehan aset BMN Dilakukan perekaman Jurnal manual - -
baru tanpa melalui perolehan peralatan dan mesin untuk
tahapan konstruksi berupa 1 unit alat hemodialisis pengakuan
dalam pengerjaan, dan 1 unit perangkat kewajiban
misalnya pengadaan komputer, dengan masing- keuangan
fasilitas hemodialisis masing menggunakan NUP
pada BLU Rumah yang terpisah pada menu
Sakit yang terdiri dari Perolehan Lainnya
1 unit peralatan
hemodialisis dan 1
unit perangkat
komputer
3 Pengembangan • Perekaman pereolehan awal 1 Jurnal manual - -
dan/atau NUP KDP pada menu untuk
penambahan aset Perolehan Lainnya KDP pengakuan
BMN yang sudah ada • Perekaman penambahan kewajiban
melalui tahapan progress atas 1 NUP KDP yang keuangan
konstruksi dalam telah direkam pada menu
pengerjaan, misalnya Perubahan Nilai Bertambah
pengadaan perluasan KDP
ruang rawat inap • Perekaman reklasifikasi KDP
yang sudah ada menjadi pengembangan/
dengan penambahan penambahan nilai atas NUP
lantai 3 dan lantai 4 gedung rawat inap yang sudah
pada gedung rawat ada pada menu
inap yang sudah ada. Pengembangan dengan KDP
4 Pengembangan dan/ Perekaman perolehan Jurnal manual - -
atau penambahan pengembangan/ penambahan untuk
aset BMN yang sudah nilai atas masing-masing NUP pengakuan
ada tanpa melalui PC Unit yang sudah ada pada kewajiban
tahapan konstruksi menu Penerimaan Aset dari keuangan
dalam pengerjaan, Pengembangan Aset Renovasi
misalnya peningkatan
processor PC untuk
para para karyawan.
5 Pengesahan atas • Perekaman perolehan aset Jurnal manual Perekaman Perekaman
pembayaran atas pengesahan belanja untuk BAST Nomor SP2B-
kompensasi modal BLU pada menu pengakuan pengesahan BLU untuk
kewajiban keuangan Perolehan pengurangan belanja pencatatan
kepada fasilitator • Perekaman koreksi untuk kewajiban modal BLU realisasi
menggunakan akun menghapus aset pada menu keuangan belanja modal
belanja modal BLU koreksi pencatatan aset BLU

Halm. 6 dari 12
Modul Modul
No Transaksi Modul Aset Tetap Modul GLP
Komitem Pembayaran
6 Pencatatan atas - Jurnal manual - -
pengakuan kewajiban pengakuan
yang timbul dari beban atas
keterlambatan biaya
pembayaran keuangan,
komponen biaya sanksi/denda
keuangan dan/atau keterlambatan
sanksi/denda serta
keterlambatan pengakuan
kewajiban
7 Pengesahan atas - Jurnal manual Perekaman Perekaman
pembayaran untuk BAST Nomor SP2B-
kompensasi pengakuan pengesahan BLU untuk
komponen biaya pengurangan belanja pencatatan
keuangan dan/atau kewajiban barang BLU realisasi
sanksi/denda keterlambatan belanja
keterlambatan barang BLU
8 Penyusutan/ Dilakukan penutupan periode - - -
amortisasi aset yang bulan 6 dan bulan 12 yang
memenuhi secara otomasi akan
karakteristik untuk menghasilkan jurnal
disusutkan/ penyusutan aset
diamortisasi
9 Reklasifikasi - Jurnal manual - -
kewajiban keuangan reklasifikasi
jangka panjang kewajiban
menjadi keuangan
bagian lancar jangka panjang
kewajiban keuangan menjadi
jangka panjang bagian lancar
kewajiban
keuangan
jangka panjang
dan perekaman
jurnal baliknya
pada awal
periode
keuangan
berikutnya

3. Jurnal transaksi atas teknik perekaman transaksi di aplikasi SAKTI sebagaimana


dimaksud angka 2 sebagai berikut:
a. Perekaman perolehan aset BMN baru melalui tahapan konstruksi dalam
pengerjaan (KDP)
1) Perekaman atas perolehan awal KDP dilakukan melalui menu Perolehan
Lainnya KDP pada Modul Tetap SAKTI yang secara otomasi menghasilkan
jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
Cr 491429 Pendapatan Perolehan Aset LO
Lainnya
Selanjutnya untuk mencatat pengakuan kewajiban keuangan yang timbul
akibat penyediaan aset dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator
dilakukan dengan perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI untuk

Halm. 7 dari 12
mereklasifikasi Pendapatan Perolehan Aset Lainnya menjadi kewajiban
jangka panjang sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 491429 Pendapatan Perolehan Aset Lainnya LO
Cr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
2) Progres KDP dicatat sebagai penambahan nilai awal KDP yang telah dicatat
dengan melakukan perekaman di menu Koreksi Perubahan Nilai
Bertambah pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara otomasi
menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
Cr 391116 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi NRC

Selanjutnya untuk mencatat pengakuan penambahan nilai kewajiban


keuangan seiring dengan penambahan progres penyediaan aset dengan
mekanisme pembelian melalui fasilitator dilakukan dengan perekaman
jurnal manual pada Modul GLP SAKTI untuk mereklas akun Koreksi Aset
Tetap Non Revaluasi menjadi kewajiban jangka panjang sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 391116 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi LPE
Cr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
3) Pada saat tahapan konstruksi (KDP) telah diselesaikan 100% dan aset BLU
siap untuk dioperasikan, dilakukan reklasifikasi KDP menjadi aset definitif
melalui menu Penyelesaian Pembangunan dengan KDP pada Modul Aset
Tetap SAKTI sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
Cr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC

b. Perekaman perolehan aset BMN baru tanpa melalui tahapan konstruksi dalam
pengerjaan (KDP)
Perekaman atas perolehan aset tanpa tahapan KDP tersebut dilakukan melalui
menu Perolehan Lainnya pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara otomasi
menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
Cr 491429 Pendapatan Perolehan Aset LO
Lainnya
Selanjutnya untuk mencatat pengakuan kewajiban keuangan yang timbul akibat
penyediaan aset dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator dilakukan
dengan perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI untuk mereklas
Pendapatan Perolehan Aset Lainnya menjadi kewajiban jangka panjang sebagai
berikut:

Halm. 8 dari 12
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 491429 Pendapatan Perolehan Aset Lainnya LO
Cr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
c. Perekaman pengembangan dan/atau penambahan aset BMN yang sudah ada
melalui tahapan konstruksi dalam pengerjaan
1) Perekaman pengembangan dan/atau penambahan aset dengan KDP
dilakukan melalui menu Perolehan Lainnya KDP pada Modul Aset Tetap
SAKTI yang secara otomasi menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
Cr 491429 Pendapatan Perolehan Aset LO
Lainnya
Selanjutnya untuk mencatat pengakuan kewajiban keuangan yang timbul
akibat pengembangan aset dengan mekanisme pembelian melalui
Fasilitator dilakukan dengan perekaman jurnal manual pada Modul GLP
SAKTI untuk mereklas Pendapatan Perolehan Aset Lainnya menjadi
kewajiban jangka panjang sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 491429 Pendapatan Perolehan Aset Lainnya LO
Cr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
2) Progres KDP pengembangan aset dicatat sebagai penambahan nilai awal
KDP yang telah direkam, dengan melakukan perekaman di menu Koreksi
Perubahan Nilai Bertambah pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara
otomasi menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
Cr 391116 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi LPE
Selanjutnya untuk mencatat pengakuan penambahan nilai kewajiban
keuangan seiring dengan penambahan progres pengembangan aset
dengan mekanisme pembelian melalui Fasilitator dilakukan dengan
perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI untuk mereklas akun
Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi menjadi kewajiban jangka panjang
sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 391116 Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi LPE
Cr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan Aset NRC
Melalui Fasilitator pada Satker BLU
3) Pada saat tahapan konstruksi (KDP) pengembangan dan/atau penambahan
aset telah diselesaikan 100% dan siap untuk dioperasikan, dilakukan
reklasifikasi KDP menjadi pengembangan dan/atau penambahan aset
definitif melalui menu Pengembangan dengan KDP pada Modul Aset
Tetap SAKTI sebagai berikut:

Halm. 9 dari 12
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
Cr 136111 Konstruksi Dalam pengerjaan NRC
d. Pengembangan dan/atau penambahan aset BMN yang sudah ada tanpa melalui
tahapan konstruksi dalam pengerjaan
Perekaman atas Pengembangan dan/atau penambahan aset tanpa tahapan KDP
tersebut dilakukan melalui menu Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset
Renovasi Modul Aset Tetap SAKTI yang secara otomasi menghasilkan jurnal
sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
Cr 313221 Transfer Masuk LPE

Selanjutnya untuk mencatat pengakuan kewajiban keuangan yang timbul akibat


pengembangan aset dengan mekanisme pembelian melalui fasilitator dilakukan
dengan perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI untuk mereklas
akun Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi menjadi kewajiban jangka panjang
sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 313221 Transfer Masuk LPE
Cr 221921* Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
4. Jurnal transaksi atas teknik pengesahan pembayaran komponen kompensasi
kewajiban keuangan kepada fasilitator menggunakan belanja modal BLU dilakukan
dengan perekaman dokumen SP3B/SP2B-BLU sesuai dengan proses bisnis
perekaman pada Aplikasi SAKTI sebagai berikut:
a. Pengesahan realisasi belanja modal BLU dilakukan dengan perekaman BAST
perolehan aset pada Modul Komitmen SAKTI yang secara otomasi
menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Belum Diregister NRC
Cr 111914 Kas dan Bank BLU Belum Disahkan NRC

b. Atas perekaman BAST perolehan aset pada Modul Komitmen tersebut dilakukan
perekaman perolehan aset pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara otomasi
menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
Cr 1xxxxx Aset Belum Diregister NRC
c. Perolehan aset pada BLU dengan mekanisme pembelian melalui Fasilitator telah
dicatat sebagaimana pada angka 3, oleh karena itu perekaman perolehan aset
sebagai rangkaian proses pengesahan belanja modal BLU perlu dilakukan
koreksi pencatatan aset pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara otomasi
menghasilkan jurnal sebagai berikut:

Halm. 10 dari 12
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non LPE
Revaluasi
Cr 1xxxxx Aset Tetap/Aset Lainnya NRC
d. Untuk pencatatan pengurangan kewajiban keuangan kepada Fasilitator dilakukan
perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 221921* Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
Cr 391116 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi LPE

e. Setelah SP3B-BLU diajukan ke KPPN Mitra dan telah diterbitkan SP2B-BLU,


dilakukan pencatatan SP2B-BLU pada Modul Pembayaran SAKTI yang secara
otomasi menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 111914 Kas dan Bank BLU Belum Disahkan NRC 537xxx Belanja Modal BLU LRA/LAK
Cr 111911 Kas dan Bank BLU NRC 111911 Kas dan Bank BLU

5. Pencatatan atas pengakuan kewajiban yang timbul dari keterlambatan pembayaran


komponen biaya keuangan jasa pembayaran imbalan yang dialihkan dari transaksi
pertukaran dari pihak penyedia dan/atau kewajiban yang timbul dari keterlambatan
pembayaran denda/sanksi dilakukan dengan perekaman jurnal manual pada Modul
GLP SAKTI sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 525119 Beban Penyediaan Barang dan Jasa NRC
BLU Lainnya
Cr 212121 Utang kepada Pihak Ketiga BLU NRC

6. Jurnal akhir transaksi atas teknik pengesahan atas pembayaran komponen biaya
keuangan jasa pembayaran imbalan yang dialihkan dari transaksi pertukaran dari
pihak penyedia dan/atau pembayaran denda/sanksi keterlambatan pembayaran,
menggunakan belanja barang/jasa dilakukan dengan perekaman dokumen
SP3B/SP2B-BLU sesuai dengan proses bisnis perekaman pada Aplikasi SAKTI
dengan jurnal otamasi sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 525119 Beban Penyediaan Barang dan Jasa LO 525119 Belanja Penyediaan Barang LRA/LAK
BLU Lainnya dan Jasa BLU Lainnya
Cr 111911 Kas dan Bank BLU NRC 111911 Kas dan Bank BLU

Jika pengesahan belanja barang/jasa BLU tersebut atas pelunasan pengakuan


kewajiban keterlambatan sebagaimana angka 5, maka perlu dilakukan perekaman
jurnal manual pada Modul GLP SAKTI sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 212121 Utang kepada Pihak Ketiga BLU NRC
Cr 525119 Beban Penyediaan Barang dan Jasa LO
BLU Lainnya

Halm. 11 dari 12
7. Penyusutan/amortisasi atas aset pada BLU dengan mekanisme pembelian melalui
Fasilitator yang memenuhi karakteristik untuk disusutkan dilakukan secara garis lurus
selama masa manfaat aset sesuai tabel masa manfaat BMN dilakukan pada saat
penutupan periode bulan 6 dan bulan 12 pada Modul Aset Tetap SAKTI yang secara
otomasi menghasilkan jurnal sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 59xxxx Beban Penyusutan/Amortisasi Aset LO
Cr 1xxxxx Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset NRC

8. Jurnal penyesuaian untuk reklasifikasi kewajiban keuangan jangka panjang menjadi


kewajiban jangka pendek terkait estimasi perhitungan nilai bagian lancar kewajiban
keuangan dilakukan dengan perekaman jurnal manual pada Modul GLP SAKTI
sebagai berikut:
Buku Besar Akrual Buku Besar Kas
Akun Uraian Ket Akun Uraian Ket
Dr 221921 Kewajiban Keuangan atas Penyediaan NRC
Aset Melalui Fasilitator pada Satker BLU
Cr 216112 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang NRC
Dalam Negeri
pada awal periode laporan keuangan berikutnya dilakukan jurnal balik pada Modul
GLP SAKTI.

Halm. 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai