Anda di halaman 1dari 2

MENCURI

Raden Saleh
T e k s U l a s a n
Karya : Via, Dina, Jihan, Shyra

Angga Dwimas Sasongko telah menghasilkan beberapa film bagus yaitu


Nanti Kita Cerita Tentang Hari, Nussa The Movie, Filosofi Kopi, Ben &
Judul : Mencuri Raden Saleh
Jody, Mencuri Raden Saleh, dan masih banyak kagi. Film Mencuri Raden
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko Saleh merupakan film yang di sutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko.
Penulis Naskah : Angga Dwimas Ia selaku sutradara mengungkapkan bahwa proyek film ini berawal dari
obrolan bersama Haye saat berada di Yogyakarta pada tahun 2018
Sasongko, Husein M. Atmodjo
silam. Dari obrolan tersebut, terciptalah ide untuk membuat film
Produser : Cristian Imanuell Mencuri Raden Saleh. “Bermula dari ngalor ngidul sama @_haye_ pas
Produksi : Visinema Pictures, Astro pulang dari Jogja di tahun 2018, tercetuslah ide bikin film tentang
Shaw, Jagartha, Blibli, Afterlab nyolong lukisan Raden Saleh. Tapi ternyata proses membuat cerita jadi
skenario sampai production design, gak segampang ngalor ngidul.
Anggaran : 20 Milliar Butuh 3 tahun lebih project ini digodok. Berpindah dari satu penulis ke
Durasi : 2 jam 34 menit penulis lain. Dari satu produser ke produser lain. Dan butuh 1 tahun
Judul : Mencuri Raden Saleh untuk mengumpulkan 6 anak muda keren di belakang saya”
tulis Angga seperti dilansir dari salah satu utas dalam akun Twitter-nya.
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Penulis Naskah : Angga Dwimas Film Mencuri Raden Saleh mengisahkan pertemuan enam orang anak
muda dengan tujuan yang sama yaitu uang dan kebebasan. Piko (Iqbaal
Sasongko, Husein M. Atmodjo
Ramadhan), Ucup (Angga Yunanda), dan Sarah (Aghniny Haque)
Produser : Cristian Imanuell terjebak dalam kondisi yang mengharuskan mereka mencuri lukisan
Produksi : Visinema Pictures, Astro Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. Membentuk tim
yang kuat berisikan anak muda amatiran, mereka bertiga mengajak
Shaw, Jagartha, Blibli, Afterlab
Gofar (Umay Shahab), Tuktuk (Ari Irham), dan Fella (Rachel Amanda).
Anggaran : 20 Milliar Mereka berencana untuk mencuri lukisan bersejarah yaitu lukisan
Durasi : 2 jam 34 menit Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, yang berada di
Istana Presiden dan tak ternilai harganya. Masing-masing memiliki
peran dan tugas yang berbeda dalam menjalankan rencana pencurian
Aksi pencurian ini tentunya tidak akan berjalan mudah. Apalagi,
lukisan itu disimpan di Istana Presiden yang tentunya memiliki
sistem keamanan superketat. Pencurian terbesar abad ini
melibatkan pemalsuan, peretasan, pertarungan, dan manipulasi
cerdas dari anak-anak muda yang diremehkan.
Mencuri Raden Saleh menjadi film heist pertama yang ditayangkan Visinema
Pictures pada 2022. Film ini berjalan dengan tempo lambat. Separoh awal film berisi
pengenalan tokoh dan latar belakang konflik untuk membangun karakter dan
setting yang kuat. Film ini merupakan film heist pertama yang ada di Indonesia.
Setelah paruh pertama, tempo film meningkat secara perlahan. Ke-enam anak
muda tersebut mulai menjalankan aksi yang di tugaskan Permadi tersebut sesuai
dengan rencana yang mereka buat. Adegan perkelahian yang disajikan pun
membuat penonton bisa ikut merasakan ketegangannya.

Aktor yang di ambilpun merupakan aktor yang


sedang naik daun sehingga membuat
masyarakat menjadi tertarik untuk menonton
film tersebut. Pemilihan peran aktor pun juga
cocok dan tidak menghilangkan karakter dari
aktor tersebut. Contohnya seperti Iqbal
Ramadhan yang sukses besar memerankan
‘Dilan’ ada pula Angga Yunanda yang tampan
juga seringkali menghiasi film-film romansa
karya anak bangsa dan banyak juga jajaran
aktris maupun aktor yang turut membintangi
film ini. Aktor lain yang lebih senior
memberikan akting yang tak perlu diragukan
kualitasnya. Tio Pakisadewo yang menjadi
Permadi pada film ini, dapat membangun
suasana film menjadi lebih menegangkan dan
menakjubkan.

Alur dari film yang lambat membuat film menjadi kurang kompleks. Bagi orang
awam yang tidak meminati film, mungkin film ini akan membuat mereka bosan.
Namun sutradara yang menggarap film ini pun tidak kehabisan akal, mereka
mencari cara dan alur cerita yang membuat para Gen Z tertarik untuk melihat film
berbasis seni rupa tersebut. Film garapan Angga Sasongko ini pun
dinilai realistis karena mengangkat konflik atau masalah yang
sering terjadi di kalangan umum. Terlebih juga latar belakang
cerita film ini kuat dan logis, namun mereka juga menampilkan
twist atau kejutan agar penonton merasa penasaran akan akhir
ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai