Anda di halaman 1dari 16

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015
Provided by Institut Seni Indonesia Yogyakarta: Jurnal Online ISI Yogyakarta / Indonesia Institute of The Arts Yogyakarta

Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer


Sebagai Dasar Penciptaan Skenario

Philipus Nugroho Hari Wibowo


Jurusan Teater, Fakultas Seni Pertunjukan,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jl. Parangtritis KM 6,5 Sewon, Bantul, Yogyakarta.
HP: 08562886994, e-mail: maliobowo_yk@yahoo.com

Abstrak

Penciptaan ini mengadaptasi novel Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer (Pram) menjadi
skenario. Kepiawaian Pram dalam menulis novel tidak diragukan lagi. Banyak karya Pram
yang menjadi best seller, dari tangannya lahir karya-karya yang hebat, berbagai penghargaan
pernah ia dapatkan, hingga nominasi nobel. Karya Pram sampai saat ini belum ada yang
berhasil difilmkan, mungkin masa lalu Pram yang dekat dengan Lekra yang membuat seperti
ini. Ide menjadi hal yang paling penting dalam sebuah skenario (film), Ide mengadaptasi
novel menjadi pilihan yang jitu. Mengingat banyak film yang memenangkan penghargaan
merupakan film adaptasi dari novel-novel best seler.

Kata kunci: novel, adaptasi, skenario film, Pramoedya Ananta Toer

Abstract

Gadis Pantai Pramoedya Ananta Toer’s Novel as a Basic Scenario Creation. The creation
is adapting the novel Gadis Pantai by Pramoedya Ananta Toer into a scenario. There is no
doubt about Pram expertise in writing novels, many works of Pram considered as best seller,
many great works were born from his hands, he has received the various awards, moreover,
he was nominated as a nobel nominee. To this moment, there is no such works of Pram which
is successfully filmed,it is probably because in his past time, Pram has been considered as
a person who is “near” to LEKRA. An idea becomes the most important thing in making a
screenplay (movie), The idea of adapting
​​ the novel becomes a workable option. As there have
been many films that are also adaptated from the best seller novels.

Keywords: adaptation, film scenario, Pramoedya Ananta Toer

PENDAHULUAN Les Misérables, Anna Karenina, Thes Sessions,


Film-film adaptasi dari novel (cerita Silver Linings Playbook, Snow White and The
rekaan) masih mendapatkan tempat di hati para Huntsman, Mirror Mirror, Skyfall, dan The
pemirsa (penonton). Selain menjadi box office, Hobbit: An Unexpected Journey). Pada akhir
film yang diadaptasi dari novel banyak yang tahun 2012 dan awal tahun 2013 tercatat empat
menjadi nominasi di berbagai ajang festival buah film adaptasi novel menjadi box office
film, baik nasional maupun internasional. di Indonesia, yaitu Negeri 5 Negara, Perahu
Dalam penghargaan Academy Award (Piala Kertas, 5 CM, dan Habibie & Ainun Rilis.
Oscar) 24 Febuari 2013, ada 12 judul film Film adaptasi novel sudah memiliki
adaptasi dari novel (Life of Pi2, Argo3, Lincoln, sejarah yang bagus untuk memenangkan

53
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

penghargaan dan masuk dalam box office, tetapi Lebih lanjut Wibowo (2010:1) menjelaskan
tidak dapat dipungkiri juga bahwa film adaptasi skenario yang sempurna, visualisasi dari
juga banyak yang biasa-biasa saja, bahkan bisa gagasan sebuah film sudah tergambar dengan
dikatakan kurang berhasil, tetapi persentasenya jelas, baik itu dari dramaturgi, konsep visual,
menunjukkan kecenderungan banyak yang karakterisasi, pengadeganan, dialog, dan tata
berhasil. Fenomena film dari adapatasi novel suara. Menurut Kurosawa dalam Ajidarma
menjadi menarik, mengingat kemunculannya (2000:59), skenario yang baik adalah mutlak.
mendapatkan respons yang sangat baik, baik Dengan skenario yang bagus, sutradara yang
menjadi box office maupun mendapatkan baik akan melahirkan mahakarya. Dengan
penghargaan dalam berbagai festival film baik skenario yang bagus sutradara yang ‘nanggung’
di dalam maupun luar negeri. Novel, menurut bisa membuat film yang lumayan. Namun,
Wibowo (2010:3), menjadi pilihan utama dengan skenario yang buruk, bahkan seorang
setelah drama dan cerpen yang ceritanya jauh sutradara yang hebat tidak mungkin membuat
lebih singkat, minim tema, dialog, deskripsi, sebuah film yang bagus.
dan karakterisasinya. Sineas-sineas di Indonesia belum
Krevolin (2003:14) mengatakan banyak yang memilih adaptasi khususnya
adaptasi yang baik tidak pernah mencakup novel sebagai ide dalam pembuatan film.
semua unsur dari bahan sumber sehingga seni Kalaupun ada, sejauh ini belum ada yang
adaptasi menjadi seni menyuling dan hasilnya disertai suatu pertanggungjawaban (mungkin
haruslah bening dan segar. Adaptasi bukan beberapa) khususnya oleh pelakunya sendiri,
melulu soal pemotongan dan memindah tulisan misalnya mengenai konsep, proses, dan
novel menjadi sebuah skenario, melainkan kendala yang dihadapi. Akibatnya proses yang
penambahan, penggabungan dan penciptaan, dilakukan hanya menghasilkan bentuk akhir
ada pembacaan dan penafisiran penulis skenario sebuah karya, sedangkan konsepsi dan wacana
dalam membaca novel tesebut. terlupakan. Padahal proses, konsepsi, dan
Salah satu variabel terpenting dalam wacana tersebut dapat berguna sebagai bahan
kesuksesan sebuah film adalah skenario. studi, kajian perbandingan, atau apresiasi baik
Skenario merupakan bagian paling awal dan bagi akademikus, kreator lain, maupun publik
rancangan atau kerangka untuk membuat sebuah secara luas. Oleh karena itu, upaya adaptasi
film. Sering dijumpai film dikatakan gagal/tidak yang disertai pertanggungjawaban konsep,
berhasil. Hal tersebut bukan semata-mata karena proses, dan lain-lain perlu dilakukan supaya
sutradara tidak bisa mengeksekusi dengan baik, proses kreatif lebih bernilai dokumentatif,
tetapi dikarenakan skenario yang kurang baik. analitik, dan dapat menjadi bahan studi pada
Sebagai fungsi, skenario adalah rancangan kemudian hari. Sebagai bahan baku cerita
dalam membuat film sehingga bisa dikatakan novel best seller sudah tidak diragukan lagi
skenario merupakan diagram kerja tertulis kualitasnya, terutama dalam segi plot, karakter,
bagi sutradara. Skenario, menurut Wibowo dan terutama cerita.
(2006:46), adalah naskah cerita lengkap dengan Salah satu novelis yang legendaris dan
deskripsi dan dialog yang menjadi patokan/ terkemuka di Indonesia adalah Pramodeya
kerangka awal dalam pembuatan sebuah film. Ananta Toer. Lebih dari 50 karyanya tercipta dan

54
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa berupa martabat kemanusiaan, kemerdekaan,


asing. Berbagai penghargaan internasional dan keadilan. Ia melawan segala apa dan siapa
telah ia peroleh, beberapa di antaranya adalah pun yang menggerogoti nilai-nilai itu, yang
The Fund for Free Ekspression Award (1990), mengancam perkembangan manusia individual
The PEN Freedom for Write Award (1998), dan bangsa atau umat manusia. Hal inilah yang
Ramon Magsaysay Award (1995, Fukuoka kemudian membuat novel-novel Pram identik
Culture Grand Price Jepang (2000), The dengan sebuah pemberontakan (perlawanan).
Norwegian Authours Union dan Pablo Nuruda Butuh sebuah keberanian untuk mengangkat
dari presiden Republik Chile (2004). Empat novel Pram sebagai ide dalam skenario.
masterpiece yang merupakan tetralogi karya Novel Gadis Pantai (GP) sengaja dipilih
Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, karena temanya menarik untuk difilmkan. Unsur
Jejak Langkah, Rumah Kaca) mendapat dramatiknya mengandung suspens-suspens
nominasi nobel tahun 1980. dan ada perjalanan karakter yang menarik
Umar Kayam dalam Kurniawan dari tokohnya. Gaya penyampaian Pram yang
(1999:8) mengatakan latar belakang budaya khas dapat menggiring imajinasi pembaca ke
Jawa Pram sangat kuat, cerita-cerita yang ia tulis suasana filmis. Hal ini terlihat dari kutipan
tidak menampakkan tradisi jenaka dan sarkastik paragraf awal dalam novel GP (Toer, 2009:11).
sebagaimana Idrus, Balfas, dan Asrul Sani yang
Empat belas tahun umurnya waktu
seumuran dengannya. Pram justru lurus serius, itu. Kulit langsat. Tubuh kecil
dengan gaya naratif dramatis. Bahasanya mungil. Mata agak sipit. Hidung
pendek-pendek dan penuh sugesti, seperti ala kadarnya. Dan jadilah ia bunga
kampung nelayan sepenggal pantai
narasi yang biasa dibawakan seseorang dalang
keresidenan Jepara Rembang.
dalam pertunjukan wayang. Hal lain yang khas Hari demi hari batinnya diisi
dan selalu menjadi identitas kepengarangannya, derai ombak dan pandangnya oleh
perahu-perahu yang berangkat di
ia sering melatarbelakangi ceritanya dengan
subuh hari pulang di siang atau
realitas sejarah. Tulisan-tulisan awalnya banyak sore hari, berlabuh di muara,
mengambil latar belakang masa sebelum menurunkan ikan tangkapan dan
Perang Dunia II, terutama kehidupan di sekitar menunggu besok sampai kantor
lelang buka.
Blora tempat tinggal pada masa kecilnya. Ia tinggalkan abad sembilan belas,
Pram banyak melahirkan karya besar (novel), memasuki abad dua puluh. Angin
tetapi sampai hari ini belum ada novel Pram yang bersuling di puncak pohon-
pohon cemara tidak membuat
yang difilmkan. Novel Bumi Manusia yang pertumbuhannya lebih baik. Ia
rencananya akan diproduksi sejak tahun 2004, tetap kecil mungil bermata jeli.
hingga saat ini tidak kunjung diproduksi dan Dan tiak diketahuinya- di antara
derai ombak abadi suling angin dan
dikabarkan gagal, padahal skenarionya sudah
datang- perginya perahu, seorang
selesai ditulis oleh Jujur Prananto. Apakah hal telah mencatatnya dalam hatinya.
ini dikarenakan Pram identik dengan Lekra
(Komunis-Marxis). Teuw dalam Kurniawan Dalam novel ini Pram berhasil
(1999:16) mengatakan bahwa bagi Pramoedya, membawa pembaca masuk dalam kehidupan
yang menjadi esensi kepengarangannya selalu yang sangat bertentangan, yaitu kehidupan

55
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

priyayi (bendoro) yang identik dengan tantangan tersendiri dalam mempertahankan


kekuasaan dan kemewahan, serta kehidupan dan mengembangkan teks asli dengan segala
masyarakat pinggiran, terutama desa nelayan, unsur dramatiknya. Oleh karena itu, perubahan
yang miskin dan terbelakang (Gadis Pantai). menjadi skenario film sangat relevan dan
Novel ini menentang tradisi feodalisme priyayi akan memperkaya khazanah perskenarioan
Jawa yang sudah begitu ditanamkan secara Indonesia, sekaligus memberi alternatif proses
mendasar ke alam bawah sadar masyarakat desa, kreatif dengan metode adaptasi.
melalui kekayaan dan agama. Priyayi menjadi
sosok yang harus dihormati, dan menjadi rakyat TEORI ADAPTASI
kecil adalah sebuah kutukan dan bahkan rela Kamus Kecil Istilah Film (Badan
untuk disebut sahaya atau budak. Novel GP Pengembangan SDM Citra, 2005:3)
merupakan pencerminan sosok nenek Pram menjelaskan bahwa adaptasi adalah suatu usaha
yang merupakan anak selir seorang penghulu untuk membuat sebuah hasil karya seni dari
dari Rembang. Setelah melahirkan anak sumber atau bahan kesenian yang lainnya. Sejak
perempuan, ia kemudian diceraikan dan diusir lahirnya film telah meminjam berbagai ide dan
dari kediaman sang penghulu. GP sebenarnya plot cerita yang bersumber dari karangan naratif
merupakan buku pertama dari sebuah trilogi, lain, terutama naskah sandiwara dan novel.
tetapi pada saat huru-hara 1965 buku lanjutan Sementara itu, Zaidan (1996:22) menyatakan
GP dirampas dan dibakar. ada dua pengertian tentang adaptasi. Pertama,
adalah pengolahan kembali karya sastra ke
dalam bahasa lain dengan menyesuaikan
unsur-unsurnya dengan lingkungan budaya
bahasa sasaran, misalnya Si Bachil (Nur Sutan
Iskandar) dari I’Avare (Moliere). Kedua,
pengolahan kembali karya jenis yang lain atau
dari satu media ke media yang lain dengan
mempertahankan lakuan, tokoh serta gaya, dan
nada aslinya, misalnya novel Salah Asuhan
Gambar 1. Sampul Novel Gadis Pantai karya Pramoedya
karya Abdul Muis dan Roro Mendut karya Y.B.
Ananta Toer. Mangunwijaya yang digubah kembali menjadi
(Foto Repro: Philipus, 2013)
film. Menurut Rihcard Krevolin (2003:78),
adaptasi adalah proses menangkap esensi
Adaptasi merupakan sebuah langkah
sebuah karya asli untuk dituangkan ke dalam
yang bisa dikatakan mudah, tetapi bisa
media lain. Memang tidak bisa dihindari,
juga sebaliknya. Hal ini disebabkan proses
beberapa elemen akan tetap digunakan dan
adaptasi haruslah memiliki nilai yang lebih
beberapa lainnya akan ditinggalkan, tetapi jiwa
dari sumbernya. Mengadaptasi novel menjadi
cerita itu haruslah tetap sama. Keberhasilan
skenario film sudah barang tentu menjadi
adaptasi bukan terletak pada transkripsi secara
film menjadi sebuah pilihan yang realistis
harfiah dan setia terhadap materi sumber,
dan logis, proses ini memiliki peluang dan
yang dalam banyak hal mustahil dilakukan.

56
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

Teks asli hanya untuk memulai dan memberi untuk menghasilkan skenario sebaik mungkin.
inspirasi. Hutcheon (2006:20) mengatakan Inti dari adaptasi adalah perubahan bentuk yang
ketidaksuksesan sebuah film adaptasi bukan tidak hanya terbatas pada setting, penokohan,
terletak pada ketidaksamaan dengan teks dan alur, tetapi bisa dalam bentuk apa pun
yang diadaptasi, tetapi lebih pada miskinnya termasuk gaya, media juga yang lainnya.
kreativitas dan keterampilan untuk menangkap Berkaitan dengan perubahan bentuk dari novel
keutuhan teks tersebut. Dalam melakukan ke film, Eneste (1989:60) memberikan istilah
adaptasi kita memiliki kebebasan dan memiliki ekranisasi. Ekranisasi adalah pelayarputihan
beban untuk membuat cerita menjadi lebih atau pemindahan/pengangkatan sebuah novel
menarik. Cerita yang ditulis harus lebih ke dalam film (ecran dalam bahasa Perancis
gamblang, mengalir dengan cepat, dan lebih berarti layar). Pemindahan novel ke layar putih
lucu daripada bahan sumber. Cerita harus mau tidak mau mengakibatkan timbulnya
lebih sarat adegan, lebih mendebarkan hati, dan berbagai perubahan sehingga dapat dikatakan
lebih seksi daripada cerita aslinya (Krevolin, ekranisasi adalah sebuah perubahan. Ekranisasi
2003:14). Transformasi bisa juga dikatakan dijadikan teori pembanding dalam melakukan
perubahan rupa, bentuk, atau sifat suatu karya/ adaptasi dari novel ke film (skenario).
benda. Istilah lain yang berdekatan dengan Menurut Bogs, ada empat faktor yang
transformasi adalah adaptasi dan saduran. Pada mesti dipertimbangkan dalam melakukan
hakikatnya transformasi lebih menekankan adaptasi dari novel ke film (khsususnya
pada proses atau metode dalam mengadaptasi/ skenario), yaitu perubahan media, pergantian
menyadur sebuah karya seni. Maka perubahan seniman kreatif, potensi sinematik karya asli,
bentuk, rupa, dan sifat suatu karya sangat dan masalah yang diciptakan oleh penonton.
ditentukan oleh metode transformasi yang Bogs (1992:219-224) mengatakan bahwa kita
diterapkan, termasuk transformasi nilai mesti menyadari perubahan-perubahan apa
sehingga perubahan maupun penyesuaian saja yang akan terjadi dan kita harus paham
tidak hanya sebatas fisik, tetapi menyangkut kekuatan dan kelemahan yang sudah menjadi
perubahan/penyesuaian nilai (spirit). Oleh bagian dari media tersebut.
karena itu, istilah transformasi lebih tepat
dipakai sebagai metode dalam mengadaptasi PERUBAHAN MEDIA
atau menyadur suatu karya. Setiap media pastinya memiliki
Berdasarkan pengertian tersebut, kelebihan dan keterbatasan. Dalam melakukan
adaptasi adalah suatu usaha untuk membuat adaptasi novel ke film sudah jelas akan ada
sebuah hasil karya baru dari sumber lain atau perubahan secara media, dari teks menjadi
dari satu media ke media yang lain dengan audiovisual, meskipun skenario secara bentuk
mempertahankan atau melakukan variasi juga merupakan teks, skenario merupakan
pada lakuan, tokoh serta gaya, dan nada panduan dalam membuat film. Dalam sebuah
aslinya. Tujuan adaptasi bukanlah untuk skenario biasanya sudah tergambar seperti
mempertahankan sebanyak mungkin kemiripan apa dan bagaimana filmnya nanti. Setiap
dengan cerita aslinya, melainkan untuk adaptasi dari sebuah media ke media lain harus
membuat pilihan terbaik dari materi yang ada memperhitungkan perihal perubahan media ini

57
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

dan menyesuaikan subjek cerita pada kekuatan dilihat dan dibedakan novel yang sinematik
media baru ini. Jadi, jika ingin memberikan (filmis) dan novel mana yang tidak sinematik
penilaian yang adil terhadap sebuah film, kita (filmis). Karya novel yang sinematik (filmis)
harus mengakui bahwa sebuah film atau sebuah lebih mudah dan inspiratif untuk difilmkan.
novel mungkin mengungkapkan cerita yang
sama, namun setiap media tersebut adalah sebuah MASALAH YANG DICIPTAKAN OLEH
karya seni tersendiri yang menampilkan diri PENONTON
dalam media yang berbeda, dan media tersebut Jika menyaksikan sebuah film yang
masing-masing memiliki teknik, kebiasaan, merupakan adaptasi dari sebuah novel yang
kesadaran, dan sudut pandang sendiri-sendiri. disenangi, penonton akan menciptakan cukup
Kreator tidak boleh memaksakan bahwa hasil banyak masalah yang menghalangi untuk
film harus sama dengan novelnya. menikmati film itu sepenuhnya. Hal tersebut
adalah penghayatan tentang novel tersebut.
PERGANTIAN SENIMAN KREATIF Dalam ingatan telah tersimpan citra-citra
Hakikat setiap manusia adalah unik dan visual, bahkan potongan-potongan adegan dan
berbeda. Tidak ada dua seniman kreatif yang dialog yang mengesankan. Hal ini menjadi
sama. Jika sebuah teks diserahkan dari satu semacam standar untuk mengukur hasil film
tangan kreatif ke tangan kreatif lainnya, hasil yang telah dibuat. Secara subjektif penonton
terakhirnya akan berbeda pula. Dalam setiap akan menuntut untuk memunculkan hal-hal
adaptasi boleh dikatakan selalu mengalami yang menurut mereka penting dan mengesankan
pergantian tokoh kreatif. Bahkan biarpun dari novelnya. Padahal penonton sendiri tidak
pengarang novel yang mengadaptasi novelnya sadar akan tingkat kemampuan mereka dalam
menjadi cerita layar putih (film), perubahan, memilih. Oleh karena itu, dalam melakukan
bahkan perubahan besar akan terjadi. Sebagian adaptasi dengan memilih bagian-bagian yang
dari perubahan tersebut merupakan tuntutan pantas dan tidak pantas yang sesuai dengan
dari media baru yang dihasilkan. Oleh karena ukuran, akan berhadapan dengan penonton
itu, seorang penulis skenario harus bertindak yang akan merasa tidak puas ketika adegan
selektif dalam memilih apa yang akan ia yang ia senangi tiba-tiba dihilangkan. Belum
masukkan ke dalam filmnya dan apa yang lagi jika ada perbedaan (pergeseran) penafsiran
harus ditinggalkan. Sebuah novel tidak dapat mengenai alur, tokoh, setting, sudut pandang,
diterjemahkan secara lengkap ke dalam sebuah dan lain-lain. Akan tetapi, hal tersebut tidak
film. Biarpun si penulis skenario adalah penulis boleh membuat berhenti dan takut berkreasi.
novel tersebut.
STRUKTUR TIGA BABAK
POTENSI SINEMATIK KARYA ASLI Struktur tiga babak adalah cara
Potensi sinematik karya asli sudah menulis skenario yang mementingkan
sempat disinggung di bagian sebelumnya. Hal ketertarikan penonton pada jalannya cerita
tersebut berkaitan dengan filmis atau tidaknya tanpa membebaninya. Struktur tiga babak
karya asli (novel) yang dipilih untuk diadaptasi. menekankan pentingnya cara bertutur yang
Dari contoh karya James dan Hemingway bisa dramatik, demi keterkaitan penonton pada

58
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

jalannya cerita. Setiap perkembangan cerita Plot struktur tiga babak terdiri dari:
selalu dihubungkan dengan reaksi psikologi (1) Babak I (awal permulaan konflik dan
yang akan terjadi pada penonton (Ajidarma, pengenalan tokoh). Misbach (2006:124)
2000:21). Root dalam Ajidarma (2000:19-20) mementingkan adanya tiga poin penting pada
menggambarkan sebuah cerita identik seperti babak I, yaitu membuat penonton secepatnya
sungai yang mengalir, sungai digambarkan memfokuskan perhatian pada film, membuat
sebagai tempat protagonis mengarungi liku- penonton bersimpati kepada protagonis, dan
liku cerita. Lebih lanjut, Root menambahkan membuat penonton mengetahui problema utama
sebuah cerita yang baik ibarat sungai yang protagonis. Cerita berawal dengan pengenalan
menyeret perahu sang protagonis ke sebuah tokoh utama dan dunianya. Berbagai masalah
air terjun. William Miller dalam Ajidarma muncul sehubungan dengan usaha tokoh
(2000:21) menambahkan dalam sebuah utama dalam mencapai tujuan. Pada saat yang
pertunjukan penting adanya point of attack, bersamaan tokoh lain yang berhubungan dengan
yaitu penonton sudah harus mulai terseret oleh tokoh utama juga mempunyai konflik yang
cerita tanpa bisa melepaskan diri lagi. Titik ini tidak terpecahkan. Pada akhir babak pertama
harus ditembakkan secepat mungkin, sebelum tokoh utama telah memutuskan untuk mengejar
penonton keburu bosan. apa yang diinginkannya (Set, 2003:30); (2)
Struktur tiga babak, menurut Ajidarma Babak II (tengah komplikasi masalah, resolusi
(2000:22) mengandung enam faktor, yaitu sementara konflik utama, resolusi konflik
memperkenalkan tokoh dengan jelas, segera minor). Pada babak II ini berlangsung cerita
menghadirkan konflik, tokoh dilanda krisis, yang sesungguhnya. Pada babak inilah cerita
cerita mengalir dengan suspense, jenjang cerita betul-betul dimulai dan berjalan hingga akhir
menuju klimaks, dan diakhiri dengan tuntas. (Misbach, 2006:130). Poin penting yang
Pola struktur tiga babak dapat dilihat pada terdapat pada babak II adalah point off attack,
diagram dalam gambar 2. jalan cerita, protagonis terseok-seok, klimaks,
hidup atau mati. Pada babak ini konflik tokoh
Babak I Babak II Babak III utama menjadi lebih rumit karena benturan
(pembukaan) (tengah) (penutup)
dengan dunianya lebih keras daripada yang
1. Perkenalkan - Intensifkan - Pecahkan ia duga (point off attack). Masalah-masalah
karakter tokoh problem masalah yang ada lebih susah daripada yang ia kira. Ia
2. Hadapkan pada sang tokoh seperti
problem atau dengan dikehendaki memutuskan untuk meninggalkan dunianya
krisis sejumlah penonton, dan memasuki dunia yang lain. Keputusan
3. Perkenalkan komplikasi yakni selamat,
antagonisnya sukses, atau memberikan solusi sementara yang berakibat
4. Bangunlah sebaliknya dunia lamanya berantakan. Sementara itu,
alternatif yang berakhir
mengerikan tragis. konflik minor yang dihadapi tokoh pembantu
menemukan solusinya, meskipun mungkin
tidak sepenuhnya terselesaikan. Tokoh utama
Gambar 2. Diagram struktur tiga babak versi Seno
Gumiro (hal 20) mendapat dunia lamanya tidak menarik lagi,
tetapi ada konflik baru yang menghadangnya
sehingga ia berada di persimpangan jalan atau

59
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

titik point of return dan ia harus memutuskan bisa dilihat dalam scene 121. Dalam scene
melalui deux et machine (kejutan atau tangan ini diperlihatkan begitu berkuasanya priyayi
Tuhan) atau solusi natural. Apakah ia akan (Bendoro) terhadap wong cilik (Gadis Pantai).
berusaha mendapatkan dunia barunya atau tetap Setelah bayi Gadis Pantai berumur tiga
di dunia lamanya (Set, 2003:32); dan (3) Babak bulan, Bendoro mengusir dan menceraikan Gadis
III (akhir resolusi masalah utama, resolusi Pantai tanpa diperbolehkan membawa bayinya.
masalah lainnya). Pada babak III ini cerita Gadis Pantai berusaha melawan dan menuntut
sudah ada kepastian berakhir sebagai happy haknya, tetapi apa daya, ia tidak mempunyai
end atau unhappy end, dan di sini penonton kuasa untuk melawan perintah Bendoro. Gadis
diberi kesempatan meresapi kegembiraan Pantai akhirnya harus menerima kembali takdir
yang ditimbulkan oleh happy end, atau rasa dirinya sebagai wong cilik yang harus kalah
sedih yang ditimbulkan oleh unhappy end, dengan kekuasaan (Bendoro). Ia mencoba
juga memantapkan kesimpulan mereka atas berontak, tetapi tetap tidak berdaya melawan
isi cerita (Misbach, 2006:139). Pada babak ini kekuasaan. Bagi Bendoro, Gadis Pantai sudah
tokoh utama menyadari untuk menyelesaikan tidak ada gunanya lagi, memberikan seorang
konflik, dunianya tidak akan bisa sama lagi. bayi sudah cukup baginya, ia tidak peduli dengan
Tokoh utama memasuki dunia baru baik itu perasaan Gadis Pantai. Apalah arti perasaan
berupa suatu keberhasilan maupun kegagalan wong cilik di mata Bendoro. Meskipun telah
(Set, 2003:33). beberapa kali menikah dan mempunyai anak
dengan perempuan-perempuan biasa (wong
HASIL DAN PEMBAHASAN cilik) Bendoro tetap dianggap perjaka, karena
Proses penciptaan skenario diawali baginya menikah yang sah adalah menikah
dengan menganalisis novel, kemudian dengan orang yang satu kelas/level dengannya,
melakukan proses adaptasi dan mengaplikasikan sama-sama priyayi, sederajat dengannya.
struktur tiga babak dalam pembabakan skenario.
121.EXT/INT. RUMAH BENDORO – SIANG
Setelah melalui tahap demi tahap proses Cast :Bendoro, Gadis Pantai,
Bayi, Bujang, figuran
penciptaan, maka didapatkan hasil penciptaan
berupa Skenario Final Draft GP sebanyak 164 Bendoro mengejar Gadis Pantai hingga ke
pintu, bujang-bujang nampak ketakutan
halaman dengan scene sejumlah 123.
BENDORO :
Proses Penciptaan Skenario Tahan dia.. (sambil mengayunkan
tongkatnya)

Seperti serdadau, para bujang segera


mengepung Gadis Pantai

Gambar 3. Diagram alir penciptaan skenario GP GADIS PANTAI :
Aku bukan pencuri..
Semua kutinggalkan dikamar. Aku
Seperti novelnya yang bertema sosial cuma bawa anakku.
(mengangkat nasib orang kecil yang harus Kakinya menyepak, tapi bujang-bujang
menderita karena kebijakan penguasa (buruh keburu mendekat dan memepet Gadis
Pantai, memegangi tubuh Gadis Pantai.
dan majikan- priyayi dan wong cilik). Skenario
film (GP) ini juga bertema sosial. Hal tersebut

60
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

BENDORO :
Maling..!! Ayo lepaskan bayi Seorang bujang menolongnya berdiri.
itu dari gendonganmu, kau mau Gadis pantai tak melawan, ia sandarkan
kupanggil polisi, marsose? tubuhnya kepada orang-rorang yang
selama ini melayaninya, mereka
GADIS PANTAI : membimbing ke pelataran hingga ke depan
Aku cuma bawa bayiku sendiri, alun-alun. Bapak segera menghampiri,
dia anakku, bapaknya seorang kemudian memapahnya masuk ke dokar.
setan, iblis. Lepaskan..!! Dokar perlahan bergerak.

Bendoro memukul mulutnya hingga


berdarah, entah kapan, tahu-tahu Pada skenario GP alur yang digunakan
secepat kilat bayi itu sudah lepas dari
tubuhnya dan selendang itu tergantung
adalah alur maju, meskipun dalam beberapa
kosong di depan perutnya. scene merupakan scene flashback atau kilas
GADIS PANTAI : balik, tetapi alurnya tetaplah maju. Merujuk
Dia anakku sendiri..!! pada struktur tiga babak, pembabakan (alur
BENDORO : dalam skenario GP dapat dilihat pada gambar 4).
Lempar dia keluar..!!

Bujang dengan terpaksa mendorong Gadis


Pantai keluar, Gadis Pantai tak kuasa
menahan tenaga sekian banyak bujang. Di
samping rumah Bendoro, seorang wanita
melemparkan pandangan kosong. Gadis
Pantai mengadui padanya.
Gambar 4 diagram pembabakan Skenario Gadis Pantai
GADIS PANTAI :
Dia bayiku sendiri, biar
bapaknya setan, iblis, neraka, Pada babak pertama diceritakan latar
dia bayiku sendiri.
belakang kehidupan Gadis Pantai yang tinggal
Wanita itu menghapus air matanya, di kampung nelayan di pesisir pantai utara
membalikkan diri dan menutup jendela.
Pulau Jawa, keresidenan Jepara Rembang.
GADIS PANTAI : Usianya empat belas tahun. Ia bunga desa
Buat apa dia rampas anakku..
Sini, mana bayiku.. kampung nelayan. Seorang Bendoro jatuh
Bujang kemudian mendorongnya hingga
hati dan menyuruh utusannya untuk melamar
pelataran tengah, ia berusaha sekuat Gadis Pantai. Maka dinikahkanlah Gadis
tenaga untuk bangun dan berjalan kembali.
Tapi Bendoro mendorongnya dengan kasar Pantai dengan sebilah keris sebagai simbol
dan menutup pintu rapat-rapat.Beberapa kehadiran Bendoro. Perkawinan ini merupakan
bujang mendekat, dan berbisik
awal dari tercabutnya ia dari akar hidupnya. Ia
BUJANG : kemudian tinggal di rumah Bendoro. Kenaikan
Maafkan kami Mas Nganten, beribu
maaf kami telah berbuat kasar. derajat tidak lebih merupakan pembelengguan
Putri Mas Nganten akan kami rawat
sebaik-baiknya percayalah, akan
terhadap dirinya.
sahaya gendong, ajak jalan-jalan Seorang bujang wanita tua ditugasi
kalau sore. Sahaya akan tunggui
kalau malam. untuk membimbingnya, ia mulai beradaptasi
dengan banyak hal, semua yang serba baru

GADIS PANTAI :
Terima kasih dan asing baginya. Ia belajar banyak hal,
membaca, menulis, membatik, memasak, dan
BUJANG :
Mari sahaya antar ke dokar Mas juga melayani Bendoro. Pada bagian ini konflik
Nganten

61
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

batin Gadis Pantai mulai muncul, terutama Ajeng Kartini dilukiskan sebagai seorang
yang berkaitan dengan asal-usulnya. wanita golongan priyayi yang terpelajar,
Pada babak kedua dikisahkan Gadis berani menunjukkan sikap dan pendapatnya,
Pantai berkunjung ke kampung halamannya, ia tidak takut menghadapi Belanda. Semua
kampung nelayan. Dia melepaskan kerinduannya orang kagum kepadanya, sampai-sampai pada
pada kampung halamannya, juga merasakan acara pernikahannya semua ikut berbahagia
kembali kebebasan dirinya. Mardinah yang dan menghormatinya, tidak terkecuali warga
ditugasi untuk menemaninya justru berusaha kampung nelayan datang ke kota untuk sekadar
menyingkirkan dirinya. Pada bagian ini pikiran memberi dan menyampaikan hormat kepada
Gadis Pantai makin berkembang, ia tahu Kartini yang berasal dari Jepara. Ia berhasil
kehidupannya telah dirampas. Ia kemudian menunjukkan dirinya sebagai teladan bagi
mulai melakukan perlawanan. wanita-wanita yang sezaman dengannya agar
Babak ketiga merupakan tahun kedua berani berjuang bagi kemajuan mereka sebagai
kehidupan pernikahan Gadis Pantai. Ia wanita.
mengandung anak pertamanya. Akan tetapi,
33.MONTAGE
di luar dugaan, Bendoro justru semakin
sering menjauh dan tidak peduli. Gadis Pantai Scene ini merupakan rangkaian stok shot
yang menjelaskan aktivitas Bujang yang
melahirkan seorang bayi perempuan, Bendoro selalu membimbing Gadis Pantai.
tidak suka terhadap bayi perempuan, anak
Stok shot
perempuan dianggap tidak dapat meneruskan - Bujang mendongengi Gadis
kepemimpinan keluarga. Bendoro kemudian Pantai
- Bujang membimbing makan
menceraikan dan mengusir Gadis Pantai - Bujang membimbing memasak
- Bujang menemani mandi
tanpa diperbolehkan membawa serta sang - Bujang membantu berpakaian
bayi. Bahkan menengok pun tidak diizinkan. - Bujang membantu merias di
depan cermin
Bapaknya yang disuruh menjemputnya, - Bujang mendongengi Gadis
meskipun secara fisik penampilannya lebih Pantai tentang R.A. Kartini.

kuat dan lebih besar daripada Bendoro ternyata VO BUJANG :


ia pun tidak kuasa menolong. Akhirnya Gadis Ya, begitulah, hal ini juga yang
aku lakukan pada wanita utama
Pantai meninggalkan rumah Bendoro dengan sebelumnya. Mendongengi mereka
tentang gadis kampung yang
hati hancur. Tujuan semula akan pulang ke masuk ke dalam gedung. Tentang
kampung nelayan tanah kelahirannya, ia kehidupan mewah yang penuh sahaya.
Tentang putra yang dilahirkan,
urungkan. Gadis Pantai tak ingin pulang, ia tak tentang Allah dengan segala
kuasa menanggung malu, ia memilih pergi ke kemurahan-Nya dan kepelitan-Nya
bagi orang-orang yang jahat.
Blora untuk meneruskan hidupnya. Tidak ada Tentang tuan besar Guntur dengan
yang bisa mencegahnya, bapaknya sekalipun. tiang gantungannya. Tentang
kuburan-kuburan besar sepanjang
Latar waktu yang digunakan pada akhir pantai. Tentang pemberontakan
Diponegoro. Tentang pembesar-
abad ke-19 dan awal abad ke-20p ada skenario
pembesar kota. Tentang perayaan
ini dapat dillihat pada scene 33. Pada scene perkawinan Raden Ajeng Kartini
beberapa tahun yang lalu dan
ini secara tersirat diperlihatkan bahwa Raden tentang upacara pemakamannya
Ajeng Kartini hidup pada zaman itu. Raden yang juga beberapa tahun yang

62
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

lalu. sebelahnya berdiri mesjid Raya.


Sekarang saatnya mulai belajar
banyak hal. Di seberang alun-alun terlihat gedung
kabupaten, kemudian di sampingnya
nampak sekolah rendah Belanda dan rumah
Penggambaran latar tempat yang begitu bertingkat.
kontras antara desa dan kota dapat dilihat pada
Tepat di depan rumah bertingkat, dokar
scene 05 dan scene 25. Gambaran sebuah desa berhenti.
pada zaman itu diwakili oleh kampung nelayan
tempat tinggal Gadis Pantai, sedangkan Sementara itu penggambarkan desa
kota diwakili tempat tinggal Bendoro. Kota berkebalikan dengan suasana kota. Desa di sini
digambarkan sebagai tempat yang indah dan adalah kampung nelayan. Kampung yang kotor,
menjadi impian banyak orang, tempat yang miskin, orangnya tidak pernah beribadah. Di
selalu diterangi lampu terang benderang dengan mana-mana terdapat banyak kotoran, orang-
bangunan yang serba mewah dan megah. Begitu orang di situ dianggap kena murka Tuhan
banyak toko yang berjejeran menyediakan sehingga rezeki mereka tidak lancar, hal itulah
berbagai macam kebutuhan, termasuk juga toko yang mengakibatkan mereka miskin.
milik orang Tionghoa. Kota merupakan tujuan
25.EXT.HALAMAN BELAKANG RUMAH BENDORO
orang yang memiliki emas dan kekayaan. – PAGI
Cast :Bendoro, Gadis Pantai
05.JALANAN KOTA – SIANG
Cast : Gadis Pantai, Bapak, Emak, Terlihat Bendoro dan Gadis Pantai
figuran keluar dari sebuah pintu. Kini mereka
berjalan melintasi belakang, di kebun
Dokar mulai memasuki jalanan kota, tersebut terlihat pohon sawo, juga
kesibukan kota kini mulai terlihat. pohon mangga yang berderet, dan pohon-
Orang-orang tampak berlalu lalang. pohon pisang di pinggir pagar.
Terlihat deretan toko-toko milik orang Bendoro mengusap bahu Gadis Pantai.
Tionghoa. Nampak seekor buaya dipajang
di atas toko sepatu. BENDORO :
Pada deretan yang lain terlihat pabrik Kau suka jalan-jalan begini
tegel yang berhiaskan dengan bunga- Menghirup udara pagi
bunga yang berwarna-warni, kemudian
terlihat pula gedung-gedung besar GADIS PANTAI:
dengan tiang-tiang yang tinggi putih, Sahaya Bendoro
besar dan bulat.
Gadis Pantai takjub dengan apa yang BENDORO :
dilihatnya. Di sebelahnya, Emak nampak Apa yang kau makan di kampung
gelisah, ada ketakutan terpancar dari sana.
raut wajahnya.
Wajah bapak tak jauh beda dengan Emak, Gadis Pantai diam saja, ia
ia terlihat tegang. Keangkeran wajahnya takut untuk menjawab.
seperti hilang.
Derit roda dokar makin mengecilkan BENDORO :
hatinya. Jagung?

Dokar kini memasuki alun-alun. Terlihat GADIS PANTAI :


alun-alun yang luas dengan rumput hijau Sahaya Bendoro
memenuhi setiap sudutnya.
Bapak memperbaiki letak bajunya. Ia BENDORO :
mendeham dan menggaruk-garuk lehernya Jarang makan nasi?
yang tidak gatal.
GADIS PANTAI :
Dokar berbelok ke kanan, kini terlihat Sahaya bendoro
sekolah rakyat negeri,kemudian di

63
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

BENDORO : Latar sosial pada skenario GP adalah


Bersyukurlah di sini kau
selalu akan makan nasi tentang kehidupan priyayi dan wong cilik
Insya Allah Tuhan akan selalu serta bagaimana masing-masing golongan
memberkati.
ini menjalin suatu relasi sosial. Latar sosial
Mereka kemudian terus berjalan-jalan terbagi menjadi dua kelas/golongan: golongan
perlahan.
priyayi dan golongan orang kebanyakan/wong
BENDORO :
Itu pohon mangga, dua tahun
cilik. Golongan priyayi digambarkan sebagai
umurnya. Ditanam waktu orang orang yang berpendidikan tinggi, berkuasa atas
memasang listrik. Tak ada orang
menanam untuk dirinya sendiri. segalanya, termasuk nasib manusia (wanita-
Betapa murahnya Allah, Dia pun istrinya). Golongan priyayi adalah golongan
tak ciptakan alam semesta dan
manusia buat diri-Nya sendiri. yang mapan, elite, kaya, berkuasa. Seperti yang
Kau masih ngantuk? telah dipaparkan sebelumnya, status priyayi
GADIS PANTAI : menjadi momok yang menakutkan bagi orang
Tidak Bendoro.
kebanyakan sehingga berhadapan pun membuat
BENDORO : mereka takut, apalagi saling bertatapan, mereka
Berceritalah..
tidak kuasa menolak perintah apa pun yang
Gadis Pantai kembali diam. Ia tidak diinginkan para priyayi.
berani berbicara.
Hal ini terlihat jelas pada scene 02.
BENDORO : Bapak Gadis Pantai belum menyadari kalau
Tak perlulah kalau kau tak
suka. anaknya sudah naik status sosialnya ketika
Aku tahu kampung-kampung
dinikahi Bendoro, pada saat perjalanan
sepanjang pantai di sini.
Sama saja. Sepuluh tahun yang mengantarkannya ke rumah Bendoro. Bapak
lalu, aku juga pernah datang
ke kampungmu, kotor, orangnya masih berani untuk membentak Gadis Pantai
miskin, orangnya tak pernah yang menangis sepanjang jalan. Hampir saja
beribadah. Kotor, itu tercela.
Tidak dibenarkan oleh orang yang ia mau memukul Gadis Pantai kalau tidak
tahu agama. Di mana terdapat dibesarkah hatinya oleh Emak. Keperkasaaan
banyak kotoran, orang-orang di
situ kena murka Tuhan, Rezeki dan keliaran bapak muncul sangat dominan.
mereka tidak tidak lancar, mereka
miskin. 02.JALAN POS DEANDLES – PAGI
Cast :Gadis Pantai, Bapak,Emak, Figuran
GADIS PANTAI :
Sahaya bendoro Suara isak tangis lamat-lamat makin
keras terdengar.
BENDORO : Bapak menepuk pundak kusir, memberi
Apa yang ingin kau buat hari kode supaya ia menghentikan laju kuda.
ini. Dengan sigap ia segera menghampiri
Gadis Pantai yang masih menangis dalam
Gadis Pantai lagi-lagi diam, Bendoro pelukan Emak.
kemudian membimbingnya duduk di sebuah Matanya tajam memandang Gadis Pantai.
kursi di bawah sebuah pohon. Gadis Pantai beringsut ketakutan, tapi
Bendoro mengeluarkan sebuah cincin dan ia masih kukuh dengan tangisnya.
memasangkannya di jemari Gadis Pantai
dan gelang di tangannya. Gadis pantai BAPAK :
tertegun. Kau mau diam, tidak?
Dissolve to
Gadis pantai takut, badannya
meringkuk. Mata bapak terlihat liar,

64
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

keperkasaannya muncul, otot-ototnya


terlihat mengembang. Gadis Pantai GADIS PANTAI :
bersembunyi di balik pangkuan emaknya. Aku tak suka di sini Mak.

EMAK : EMAK :
Biarkan dia pak, biarkan.. Segala sesuatu harus dipelajari
nak, lama kelamaan kau akan
Bapak menahan kesal, tangannya yang suka. Jangan anggap ini semua
mengepal, kemudian mengendur. Dengan mengekang dirimu.
perasaan menahan kesal ia kembali
berjalan menuju dokarnya. GADIS PANTAI :
Tak lama dokar kembali berjalan. Mak, bawa aku pulang.

Wajah Gadis Pantai tampak sayu, tak BAPAK :


henti-hentinya Emak merapikan dandanan Apa dia bilang..!
Gadis Pantai.
Bapak menyahut, memotong. Kini suaranya
EMAK : terkesan membentak.
Stttss. Jangan nangis, jangan
nangis, hari ini kau jadi BAPAK :
istri pembesar. Apa kau bilang..!

Pandangan Gadis Pantai kosong, ia sadar Gadis Pantai ketakutan. Bujang segera
bahwa ia kehilangan seluruh hidupnya. memotong dan memperingatkan bapak.
Dissolve To
BUJANG :
Tak ada yang berani berlaku
Sikap bapak menjadi berubah drastis kasar terhadap wanita utama.
ketika tahu bahwa status dirinya dan anaknya
Bapak kaget dan tersadar. Ia duduk
kini sudah berbeda. Status ini yang kemudian terkulai di atas kursi, wajahnya yang
membuat bapak begitu takut dengan Gadis garang kini terlihat kecut. Tak ada
lagi kegagahan dan keperkasaan bapak.
Pantai. Hal ini bisa dilihat pada scene 27.
BUJANG
27.INT. KAMAR GADIS PANTAI – PAGI Kalau wanita utama suka, Mas
Cast : Gadis Pantai, Emak, Bapak, Nganten bisa usir bapak dari
Bujang kamar.

Terlihat Gadis Pantai menangis dalam Bapak menghela nafasnya panjang, ia


pelukan Emak, Bujang terlihat mengawasi menjadi sangat takut. Gadis Pantai
di dekatnya. Sementara Bapak terlihat meronta melepaskan dirinya dari pelukan
berdiri dekat pintu juga mengawasi. Emak, ia kemudian berlutut merangkul
kaki Bapak.
GADIS PANTAI :
Mak, mari kita pulang GADIS PANTAI :
Ampuni aku bapak, pukullah
BUJANG : anakmu.
Mas Nganten wajib tetap ingat,
Mak. Bapak tak bisa berbuat apa-apa, hatinya
Wanita utama harus belajar sangat tertusuk. Hanya air mata yang
berhati teguh, kendalikan keluar dari sepasang matanya yang
segala perasaan dengan bibir kini nampak sayu dan layu. Diusapnya
tetap tersenyum. lembut rambut Gadis Pantai. Perlahan-
lahan diangkatnya Gadis Pantai, dan
Bujang kemudian memberi kode pada dibimbingnya duduk kembali pada
Emak dengan gerakan kepalanya, supaya tempatnya semula.
menjelaskan yang baru saja ia katakan
kepada Gadis Pantai. BAPAK :
Selamat untukmu nak..
EMAK :
Diamlah nak, ketakutan ini kurang EMAK :
patut. Bilang pangestu…

65
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

Gadis Pantai tak menduga hal ini GADIS PANTAI :


akan terjadi, hatinya begitu remuk, Bapak… Bapak… Hik… hik… Emak..
tapi ia segera berucap. Setelah Emak mana Emak..?
memadanginya penuh harap. Ia berucap
sambil sesenggukan, begitu berat BUJANG :
rasanya. Tenang Mas Nganten. Wanita utama
harus bisa menghadapi semua
GADIS PANTAI : dengan tenang.
Pangestu Bapak.
GADIS PANTAI :
Tanpa menengok lagi Bapak keluar dari Tolong aku, panggilkan dia.
kamar. Hatinya remuk redam. Tak kuasa
dia melawan. Bujang kemudian berjalan menuju pintu,
CUT TO dari situ ia memanggil Emak. Tak lama
Emak masuk. Gadis Pantai langsung
memburu Emak.
Status priyayi yang menjadi momok
GADIS PANTAI :
yang menakutkan bagi orang kebanyakan Mana Bapak, Mak?
sehingga berhadapan pun membuat mereka
Emak tidak menjawab, ia segera
takut, apalagi saling bertatapan, digambarkan membimbing Gadis Pantai ke kursi dan
pada scene 30. Padahal secara fisik Bendoro membantu Bujang merapikan Gadis Pantai,
celak arab itu kembali memperbawakan
(priyayi) digambarkan lemah, tetapi justru wajahnya. Dan rouge buatan Prancis
Bapak yang begitu perkasa begitu takut kepada menyalakan wajahnya. Gadis Pantai
masih nampak tegang.
dirinya.
BUJANG :
30.INT. KAMAR TIDUR GADIS PANTAI – Lihat di kaca.
PAGI
Cast : Gadis Pantai, Bujang, Bendoro Gadis Pantai perlahan memandang dirinya
dalam cermin. Tiba-tiba ia tutupi
Dari gambar yang gelap, lamat-lamat wajahnya dengan kedua tangannya.
terdengar suara Bujang memanggil Gadis
Pantai. Gadis Pantai membuka matanya GADIS PANTAI:
perlahan, kini terlihat Bujang sudah Ini bukan aku, ini bukan aku..
ada di depannya. Iblis..!
Maafkan aku Bapak.. aku memang
GADIS PANTAI : iblis..!!
Bapak… Bapak…
Gadis Pantai menangis, matanya nampak
BUJANG : berkaca-kaca, ia kembali teringat
Ada apa Mas Nganten.. dengan Bapaknya.

GADIS PANTAI : VO GADIS PANTAI:


Bapak… Bapak… Aku mau bertemu Tak pernah aku menyayangi Bapak
Bapak seperti ini, Bapak…
Mungkin sekarang sedang memeriksa
BUJANG : layar buat nanti malam atau subuh
Sejak tadi siang tidak ada. pergi menantang badai, menantang
Tak ada yang tahu ke mana Bendoro gelombang menangkap ikan buat
akan marah kalau ia tahu. Marah keselamatan seluruh keluarga.
pada kami semua, tidak bisa urus
tamu. BUJANG :
Biar nanti Mas Nganten saja yang
Gadis Pantai terpaku, pikirannya masih memohonkan ampun akan kepergian
mencekam tentang mimpi yang baru saja Bapak.
ia alami. Bujang kemudian merapikan
pakaiannya. Mata Emak menatap lekat pada Gadis
Pantai, ada sejuta harap lewat
tatapnya. Gadis Pantai yang ragu,
kemudian mengangguk, meski ada sedikit

66
Jurnal Rekam, Vol. 11 No. 1 - April 2015

keraguan dalam anggukannya. berganti lagi dengan wajahnya yang


sudah dirias, kemudian kembali ke wajah
VO GADSI PANTAI : bocah lagi, dan kembali ke wajahnya
Siapakah Bendoro ini. Apakah ia sekarang.
lebih berkuasa daripada laut.
Sampai Bapak melarikan diri. GADIS PANTAI :
Kedua abangku tewas ditelan oleh Ini bukan diriku.
laut, mereka tidak pernah lari.
Bapak pun tak pernah takut pada BUJANG :
laut. Mengapa sekarang lari dari Bendoro mana pun akan hasratkan
Bendoro, apakah Bendoro lebih wanita berwajah seperti ini.
menakutkan daripada laut. Bapak Lihat (pada Emak) tubuh yang
lebih kuat, fisiknya berotot, kecil mungil seenteng kapas,
Bendoro hanya kurus, pucat kulit langsat selicin tapak
ototnya tak berkembang. Mengapa setrika.
Bapak takut. Mengapa semua orang Cuma tangannya yang harus direndam
juga takut dan takluk, termasuk air asam, biar cepat jadi tipis.
aku sendiri. Siapa yang tak memuji kecantikan
putri cina.
BUJANG : Mas Nganten, nanti malam akan
Mengapa Mas Nganten melamun? saya ceritakan kisah peperangan
Bapak pasti selamat sampai antara putri cina melawan Amir
rumah Hamzah.
(jeda)
Dengarkan, saya ajari, katakan Perlahan-lahan Bujang kemudian
begini pada Bendoro nanti. menembangkan Megatruh.
Bapak saya terpaksa… CUT TO

Kamera perlahan-lahan bergerak perlahan


ke samping, kini terlihat Bendoro sudah SIMPULAN
duduk di pinggir dipan, sedang Gadis
Pantai duduk tertunduk di depannya
Adaptasi novel GP menjadi skenario
merupakan salah satu alternatif dalam pencarian
GADIS PANTAI :
…. … terpaksa pergi Bendoro. ide untuk membuat skenario/film dengan
Ampuni sahaya, Bapak dan Emak metode adaptasi. Selain temanya yang menarik,
sahaya. Mereka lupa memohon diri.
novel GP merupakan novel best seller. Film
Bendoro terlihat tertawa senang hasil adaptasi novel best seller biasanya selalu
BENDORO : mendapatkan penghargaan. Hal inilah yang
Tak apa.. apa.. hahahahahah..
membuat novel GP ini menjadi pilihan, apalagi
Gadis Pantai mengangkat wajahnya, kini sejauh ini novel karya Pram belum ada yang
terlihat jelas dari pandangan matanya,
Bendoro tertawa senang, kemudian ia berhasil difilmkan.
palingkan wajahnya ke arah cermin, Selama proses penciptaan, penulis
terlihat Bujang sedang tersenyum.
Bujang kemudian pandangi cermin. mencoba mengklasifikasikan proses adaptasi
Kini di dalam cermin terlihat wajah menjadi tiga: (1) Tekstual. Proses adaptasi
Gadis Pantai yang sedang dirias oleh
Emak. Bendoro sudah tak nampak lagi di secara tekstual, yaitu proses adaptasi dengan
ruangan.
mempertahankan keutuhan cerita, tokoh, setting,
Bujang segera menarik wajah Gadis
Pantai ke depan cermin. dan plot dalam novel, meskipun tidak dipungkiri
BUJANG : ada bagian yang mesti dihilangkan. Penulis setia
Lihatlah, ini bukan iblis. pada isi cerita; (2) Inspiring (terilhami). Proses
Bidadari dari surga.
adaptasi inspiring (terilhami), pada proses
Gadis Pantai pandangi wajahnya adaptasi ini, penulis bebas menafsirkan novel
dalam cermin. Sekilas nampak wajah
kebocahannya yang masih polos, kemudian ini sesuai penafsiran penulis. Hal ini sejalan

67
Philipus Nugroho Hari Wibowo, Novel Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer

dengan pemahaman bahwa pengarang sudah Jabrohim, Chairul Anwar, Suminto A. Sayuti.
mati; dan (3) Campuran (mix). Proses adaptasi 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
campuran (mix), yaitu proses adaptasi dengan
Krevolin, Richars. 2003. Rahasia Sukses
tetap mempertahankan beberapa unsur cerita Skenario Film-Film Box Offiice, 5
(setting, tokoh, plot) dan mengkombinasikan Langkah Jitu Mengadaptasi Apa pun
dengan imajinasi penulis sendiri. Menjadi Skenario Jempolan. Bandung:
Mizan Media Utama.
Proses adaptasi yang dilakukan oleh
Kurniawan, Eka. 1999. Pramoedya Ananta
penulis merupakan proses adaptasi secara Toer dan Sastra Realisme Sosialis.
tekstual. Perlu kejelian seorang adaptor Yogyakarta: Yayasan Aksara Indonesia.
untuk memilah-milah bagian mana saja yang Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian
Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
sekiranya harus tetap dihadirkan ataupun
University Press.
dihilangkan dalam melakukan proses adaptasi Rozak, Abdul, Anita K, Rustapa, dan Hani’ah.
novel menjadi sebuah skenario, mengingat 1996. Kamus Istilah Sastra. Jakarta:
halaman novel yang begitu tebal, harus Balai Pustaka.
Set, Sony dan Sita Sidartha. 2003. Menjadi
diringkas menjadi film yang hanya berdurasi
Penulis Skenario yang Profesional.
dua jam. Faktor durasi novel yang panjang Jakarta: Grasindo.
membuat seorang pencipta membutuhkan Toer, Pramoedya Ananta. 2003. Gadis Pantai.
kejelian dan waktu yang lebih panjang dalam Jakarta: Lentera Dipantara.
Wibowo, Philipus Nugroho Hari. 2006.
memahami dan melakukan penafsiran terhadap
“Penciptaan Skenario “Sekar” yang
novel. Seiring berkembangnya zaman, ternyata Diambil dari Kisah-Kisah Penderita
perkembangan kampung nelayan Jepara HIV/AIDS”. Skripsi.Yogyakarta:
Rembang begitu signifikan, tidak dapat lagi Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
______. 2010. Adaptasi Cerita Pendek “Mata
ditemui gambar-gambar khas yang tertuang
yang Enak Dipandang” Menjadi
dalam novel, mengingat perkampungan nelayan Skenario Film “Mata yang Enak
kini menjadi perkampungan yang modern Dipandang”. Laporan Penelitian.
dengan rumah yang sebagian terbuat dari bata. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut
Seni Indonesia Yogyakarta.
______. 2012. “Ande-Ande Lumut Adaptasi
Folklore ke Pertunjukan Teater Epik”.
KEPUSTAKAAN Tesis. Yogyakarta: Institut Seni
Ajidarma, Seno Gumiro. 2000. Layar Kata: Indonesia Yogyakarta.
Menengok 20 Skenario Indonesia
Pemenang Citra Festival Film
Indonesia 1973- 1992. Yogyakarta:
Yayasan Bentang Budaya.
Badan Pengembangan SDM Citra. 2005. Kamus
Kecil Istilah Film. Jakarta: Yayasan
Pusat Perfilman Usmar Ismail.
Boggs, Joseph M. 1992. Cara Menilai Sebuah
Film. Terjemahan Asrul Sani. Jakarta:
Yayasan Citra.
Hutcheon, Linda. 2006. Theory of Adaptation.
New York: Routledge.

68

Anda mungkin juga menyukai