Disusun oleh:
alyandraaiko@gmail.com
SMAN 4 BANDUNG
A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak sekali novel-novel terkenal karangan
penulis terbaik sepanjang masa yang pada akhirnya tidak hanya bisa
dinikmati sebagai bacaan, tapi juga dituangkan ke bentuk visual yaitu film
layar lebar. Tak terhitung lagi banyaknya film-film sukses di Indonesia
yang ternyata diangkat dari karya sastra, contohnya “Bumi Manusia”,
“Tenggelamnya Kapal Van der Wijck”, “Dilan 1990”, “Nanti Kita Cerita
Tentang Hari Ini”, “Sewu Dino”, dan lain-lain lagi. Pertanyaan yang sering
terlontar adalah, kenapa novel-novel ini perlu diubah bentuknya menjadi
film? Rupa-rupanya, berdasarkan hasil penelitian Program for
International Student Assessment (PISA), Indonesia berada diperingkat ke
62 dari 72 negara dalam hal minat baca. Tercatat pula 91,58% masyarakat
Indonesia dengan usia 10 tahun ke atas lebih suka menonton film. Hal ini
sebanding dengan data UNESCO bahwa rasio gemar membaca masyarakat
hanya 0,001%.
Dari data di atas maka kita bisa menarik kesimpulan juga bahwa
informasi yang diperoleh masyarakat Indonesia dominan berasal dari apa
yang ia tonton, bukan dari apa yang ia baca. Dan bila diingat-ingat
kembali, kita sebagai pelajar juga termasuk ke dalam data penelitian
tersebut. Artinya tingkat literasi kita selama ini juga tergolong begitu
lemah, padahal siswa/i selalu bertemu dengan buku pada hari-harinya.
Bayangkan sebanyak apa informasi yang hendak disampaikan seorang
guru tapi kita tidak tertarik membaca dan informasi tersebut akhirnya tidak
tersampaikan dengan baik. Dari sinilah diperlukan solusi agar informasi
dari dalam buku yang jarang kita sentuh, bisa tercerna dengan baik oleh
semua orang.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan tiga teknik pengumpulan data studi
kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengkaji berbagai
artikel hasil penelitian dan buku yang terkait dengan angklung tradisonal,
sejarah lokal, dan pembelajaran sejarah. Studi dokumen, dilakukan dengan
kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan
masalah penelitian, baik sumber dari dokumen maupun buku-buku, koran,
majalah, dan lain-lain (Hadari Nawawi, 2015:101).Setelah data penelitian
didapat kemudian dianalisis menggunakan analisis interaktif mengadopsi
Miles dan Hubberman yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2010:91).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekranisasi Pra-Reformasi
Pada era ini publikasi film juga banyak dibatasi dan berkembang
dengan lambat, kreativitas cenderung dibatasi dan alat-alat produksi yang
tidak mendukung. Tapi ada salah satu karya novel yang akhirnya diangkat
menjadi film, yaitu pada tahun 1927, karya G. Kruger yang berjudul Eulis
Atjih. Film ini dikabarkan mendapat respon baik dan sukses di pasaran,
terutama di kalangan Etnis China. Selanjutnya film ini ditayangkan juga
diluar negeri, namun sayangnya tidak sesukses saat penayangan di
Indonesia.
Fauzi, W. (2019).
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2298/8/UNIKOM_Wildan%20F
auzi_12.%20BAB%20II.pdf diakses 27 Oktober 2023.
Khair, M dan Nurjannah. (2021). Masyarakat Lebih Suka Nonton daripada
Baca Buku, Apa Sebabnya? Tersedia [Online]
http://jurnalkampus.ulm.ac.id/2021/11/01/masyarakat-lebih-suka-
nonton-daripada-baca-buku-apa-sebabnya/ diakses 26 Oktober 2023.
Larasati, Hardita, N. (2020). Pengertian Film dan Jenisnya Menurut Para Ahli.
Tersedia [Online] https://www.diadona.id/d- stories/pengertian-film-
dan-jenisnya-menurut-para-ahli--200626s.html diakses 26 Oktober
2023.
Praharwati, Dyan, W dan Sahrul Romadhon. (2017). Ekranisasi Sastra:
Apresiasi Penikmat Sastra Alih Wahana. Tersedia [Online]
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-
turats/article/download/5756/3915 diakses 26 Oktober 2023.