Anda di halaman 1dari 3

Pada teks ulasan yang berjudul Teater Gandrik Ubah Kisah Pahlawan Super Jadi Kritik Sosial

Silahkan Bacalah teks ulasan yang berjudul “Teater Gandrik Ubah Kisah Pahlawan Super Jadi
Kritik Sosial” berikut ini. Sambil membaca, identifikasilah siapa yang menjadi pahlawan
supernya dan apa yang telah dilakukannya.

No. Struktur Kalimat


Teks

1. Orientasi Teater Gandrik di Yogyakarta mementaskan “Gundala Gawat” karya


budayawan Goenawan Mohamad, parodi kisah pahlawan super yang
dijadikan kritik sosial. Setelah sukses dipentaskan di Yogyakarta,
pertunjukan drama komedi itu dipentaskan di Jakarta dan Surabaya
serta kota-kota lain di Indonesia.

2. Orientasi 2 “Gundala Gawat” mengangkat kisah pahlawan super lokal bernama


Gundal a Putra Petir yang populer dalam komik karya Hasmi
Suraminata, yang juga bermain dalam pementasan ini. Gundala
dituduh warga bersekongkol dengan ayahnya, Petir, karena setiap
ada serangan petir selalu terjadi perampokan bank.

3. Orientasi 3 Di akhir cerita, Gundala bersama pahlawan super lokal lainnya


diperintahkan oleh komikus Hasmi untuk menyusup ke dalam
kelompok lawan. Namun Gundala terperangkap tidak berdaya
sementara pahlawan lainnya berbalik ikut melakukan perampokan.

4. Tafsiran isi 1 Pementasan drama oleh Teater Gandrik Yogyakarta tersebut penuh
humor dan kritik sosial seperti penyertaan peristiwa penyerangan
lapas Cebongan, kegagalan Ujian Nasional, dan kasus-kasus korupsi.

5. Tafsiran Isi 2 Menurut Goenawan, drama tersebut lebih sebagai gurauan yang
tidak harus ditanggapi secara serius. “Ini bergurau, kalau kita
melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya hilang.
Karena melihat hidup secara arif kan, bahwa..ya, kita harus bisa
ketawa untuk hal-hal yang serius juga,” ujarnya.

6. Tafsiran isi 3 Dalang dan penulis Sudjiwo Tedjo mengaku kaget karya Goenawan
penuh lelucon, meskipun ia menilai karya tersebut masih mirip
dengan kolom “Catatan Pinggir” karya penulis yang sama yang rutin
dimuat majalah Tempo.

7. Tafsiran isi 4 “Ini kelanjutan dari ‘Catatan Pinggir’. ‘Catatan Pinggir’ versi ndeso,
versi kethoprakan. Justru guyonan itu sangat serius menurut saya,
dengan menulis ini responsnya lebih banyak daripada ia menulis
‘Catatan Pinggir’,” ujarnya.

7. Tafsiran isi 5 Sutradara dan penata musik Djaduk Ferianto mengatakan, ia puas
dengan pentas di Taman Budaya Yogyakarta, 16 dan 17 April 2013,
dengan penonton yang berjubel. Tiket untuk pentas di Taman Ismail
Marzuki Jakarta 26 dan 27 April 2013 sudah habis terjual sehingga
ada pementasan tambahan malam berikutnya. Pada Juli 2013, Teater
Gandrik pentas di Surabaya dan di kota-kota lainnya di Indonesia.

7. Tafsiran isi 6 “Moga-moga nanti untuk Jakarta lebih cair, lebih nikmat, dan lebih
terjaga (permainannya). Kalau untuk Jakarta, perubahannya yang
lokal Jawa mungkin sedikit dijadikan bahasa Indonesia atau
mungkin dengan aktualitas yang terjadi di Jakarta,” ujarnya.

7. Evaluasi 4 Salah satu penonton, Ria, yang selama ini aktif dalam pementasan
teater boneka Papermoon merasa bangga pada pementasan drama
“Gundala Gawat”. Alasannya, pementasan seperti ini terbilang
langka, mengingat penyelenggaraannya tidak mudah dan sulit
mencari dukungan sponsor. “Sangat senang karena ini kesempatan
mewah menurutku, karena makin ke sini makin jarang orang yang
konsentrasi dan terus mau untuk berteater dan dengan pilihan-
pilihan cerita naskah yang sehari-hari,” ujarnya.

8. Rangkuman Dayat, penggemar Teater Gandrik, menyukai kritik tajam terhadap


apa yang
sedang terjadi di sekitar masyarakat, tetapi disampaikan dengan
gaya humor. “Berbobot, meskipun ini sebenarnya ringan, mengambil
dari cerita komik, tetapi memberikan kritik yang cukup dalam,”
ujarnya.
(Sumber: www.voaindonesia.com/html)

Masalah apa yang dikritik dalam pementasan drama tersebut? Masalah yang dikritik dalam
pementasan drama tersebut adalah kritik sosial yang terdapat dalam drama seperti penyertaan
peristiwa penyerangan lapas Cebongan, kegagalan Ujian Nasional, dan kasus-kasus korupsi.

Mengapa Goenawan Mohamad mengatakakan drama tersebut hanya guyonan belaka? Karena
menurut beliau drama tersebut tidak harus ditanggapi secara serius, jika melihat lelucon lalu
dicari maknanya maka leluconnya hilang. Karena melihat hidup secara arif, kita harus bisa
ketawa untuk hal-hal yang serius juga,

Tulis ulanglah teks ulasan mengenai drama “Gundala Gawat” ini dengan menggunakan kalimat
sendiri tanpa mengutip satu kalimat pun dari kedua teks ulasan yang telah disajikan tentang
drama tersebut. Pada teks ulasan yang kalian buat itu, pikirkan agar semua tahapan tidak
terlewatkan. Untuk itu, kalian bisa menggali informasi dari berbagai media, seperti buku,
majalah, koran, dan/atau internet.

Orientasi
Teater Gandrik Yogyakarta, sukses menampilkan drama berjudul "Gundala Gawat", yang penuh
dengan kritik sosial. Gundala Gawat merupakan drama karya Goenawan Mohamad yang
menceritakan tentang tokoh bernama Gundala Putra Petir. Gundala Putra Petir tersebut
diadaptasi dari komik karya M Hasmi.

Tafsiran Isi
Semua super hero lokal harus bersatu-padu untuk memulihkan negeri yang rusak oleh
kejahatan. Cerita diawali dengan Gundala yang dituduh bersekongkol dengan ayahnya yaitu
Petir. Warga beralasan gundala bersekongkol karena setiap ada petir selalu terjadi perampokan
bank. Pak Petir menjelaskan bahwa kejadian itu adalah ulah dari kelompok penjahat yang
bernama Harimau Lapar.

Mereka berhasil memasuki sarang Harimau Lapar, namun penyusupan ini diketahui oleh
pimpinan kelompok. Pada bagian kita bisa melihat bahwa super hero pun bisa berkhianat dan
ikut terlibat dalam perampokan yang dilakukan oleh Harimau Lapar kecuali Gundala. Tidak lupa
Teater Gandrik menyisipkan banyak sindiran-sindiran sosial kepada pemerintah. Dimulai dari
kasus Cebongan, Ujian Nasional yang berantakan hingga kasus korupsi yang masih merajalela di
negeri ini.

Evaluasi
Goenawan menganggap drama tersebut lebih sebagai gurauan dan tidak harus ditanggapi secara
serius karena jika melihat lelucon lalu dicari maknanya maka leluconnya menjadi hilang.
Sudjiwo Tedjo juga merasa kaget karena karya Goenawan tersebut penuh lelucon. Menurut
beliau guyonan itu sangat serius. Sutradara dan penata musik Djaduk Ferianto sangat puas
dengan pentas tersebut terbukti dengan penonton yang berjubel dan ada pementasan tambahan
malam berikutnya.

Teater Gandrik juga akan pentas di Surabaya dan ke kota-kota lainnya di Indonesia pada bulan
Juli. Salah satu penonton, Ria merasa bangga pada pementasan drama Gundala Gawat. Sebab,
pementasan seperti ini terbilang langka, mengingat penyelenggaraannya tidak mudah dan sulit
mencari dukungan sponsor. Dayat, penggemar Teater Gandrik, menyukai kritik tajam terhadap
apa yang sedang terjadi di sekitar masyarakat namun disampaikan dengan gaya humor.

Rangkuman
Pementasan drama Gundala gawat cukup berbobot meskipun ini sebenarnya ringan, mengambil
dari cerita komik tapi memberikan kritik yang cukup dalam.

Anda mungkin juga menyukai